Perbandingan Tingkat Penggunaan suntik Katalog

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Penggunaan katalog sangatlah banyak manfaatnya bagi pengguna. Katalog
merupakan wakil dari bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan, maka katalog
dapat memberikan informasi mengenai bahan pustaka tersebut. Katalog juga dapat
mempercepat dan mempermudah kegiatan penelusuran informasi terhadap bahan
pustaka. Selain katalog manual (kartu), katalog juga terdapat dalam bentuk on line
(elektronik). Kedua jenis katalog ini mempunyai keunggulan dan kelemahannya
masing-masing. Hal inilah yang menarik kami untuk mengetahui lebih jauh
mengenai katalog tersebut dengan membuat makalah yang berjudul ”Perbandingan
Tingkat Penggunaan Katalog Manual dengan Katalog On Line dalam Proses
Temu Balik Informasi Pemustaka di BPAD Provinsi Jambi”. Semoga makalah
ini dapat menambah ilmu dan bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.

1.2. Masalah
Adapun permasalahan yang ditemukan dan yang diangkat dalam penulisan
ini, antara lain :
1. Apa definisi katalog manual dan katalog on line?
2. Apakah ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing katalog tersebut?

3. Mana yang lebih mudah cara penggunaan katalog manual dengan katalog
elektronik menurut pemustaka?

1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah :
1) Mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing katalog tersebut
dalam membantu proses temu balik informasi.
2) Mengetahui sejauh mana efektifitas masing-masing katalog tersebut
dalam membantu proses temu balik informasi .

1

1.4. Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah :
1) Sebagai masukan bagi pemustaka guna meningkatkan kemampuan dalam
hal penelusuran informasi dan sumbangan pemikiran kepada pustakawan
guna menigkatkan pelayanan terhadap pengguna.
2) Untuk menambah pengetahuan penulis secara teoritis maupun praktis.
3) Bagi pembaca, memberikan informasi dan dapat juga dijadikan sebagai
acuan penulisan.


2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI
2.1. Pengertian Katalog Manual dan Katalog On Line
1) Katalog Manual
Gates menyatakan bahwa, katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang
sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan
informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik,
subjek, ciri khas bahan dan tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang menjadi
entri dari suatu katalog. Katalog memuat informasi deskriptif mengenai berbagai hal,
seperti pengarang, judul, penerbit dan sebagainya. Dengan perkataan lain, pada suatu
katalog dicacat sejumlah informasi bibliografis dari suatu dokumen atau bahan
pustaka.
Menurut Sulistyo Basuki, katalog manual terdiri dari tiga jenis yaitu katalog
kartu, katalog buku, dan katalog berkas. Berikut adalah pengertian dari masingmasing katalog manual tersebut.
Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi

bibliografinya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Katalog kartu disusun
secara sistematis pada laci katalog. Katalog kartu masih banyak digunakan pada
berbagai jenis perpustakaan di Indonesia hingga saat ini.
Katalog buku adalah katalog tercetak atau katalog buku berbasis cetakan
komputer. Pada katalog buku terdapat sejumlah entri yang tercetak pada setiap
halaman. Dengan demikian katalog bentuk buku dapat dicetak sesuai dengan
kebutuhan.
Katalog berkas adalah kumpulan kertas atau kartu dalam bentuk selembar
kertas berukuran 7.5 x 12.5 cm atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi data
katalog. Pada bagian kiri diberi lubang, kemudian diikat atau dijilid. Pada bagian
depan dan belakang diberi karton tebal berfungsi sebagai pelindung. Setiap berkas

3

dapat membuat antara 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah terjilid kemudian
disusun menurut nomor berkas.1
2) Katalog On Line
Katalog komputer terpasang (online computer catalog) sering disebut dengan
online public access catalogue (OPAC), adalah bentuk katalog terbaru yang telah


digunakan pada sejumlah perpustakaan tertentu. OPAC cepat menjadi pilihan katalog
yang digunakan di berbagai jenis perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog
yang telah digunakan di perpustakaan, ternyata OPAC dianggap paling luwes
(flexible) dan paling mutakhir.2
Istilah baku untuk online public access catalogue (OPAC) dalam bahasa
Indonesia, hingga saat ini belum terumuskan dengan pasti. Ada perpustakaan yang
menyebutnya dengan istilah katalog online atau katalog terpasang, dan ada juga yang
tetap menyebutnya dengan OPAC. Selain itu, ada juga perpustakaan yang
menyebutnya dengan Katalog Akses Umum Talian, disingkat KAUT.
OPAC juga bisa diartikan sebagai suatu pangkalan data koleksi perpustakaan
tertentu. OPAC menyediakan akses secara on line tentang koleksi perpustakaan
melalui terminal komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui
pengarang, judul, subjek, kata kunci sebagaimana biasa dilakukan pada katalog
normal. Melalui OPAC, pengguna dapat mengetahui judul, subjek, eksemplar, dan
sebagainya dari koleksi suatu perpustakaan.3

2.1.1

Pengatalogan


Untuk perpustakaan, idealnya katalog diketik dalam kertas khusus katalog. Tata
pengetikan kartu katalog tersebut diatur sebagai berikut.

a. Call number atau nomor panggil
Call number diketik di sudut kiri atas, dengan mengetik nomor kelas yang

kira-kiraberjarak ½ cm dari tepi kiri dan ½ cm dari atas. Kemudian
1

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan,(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1993),hlm.319
Jurnal Elektronik Jonner Hasugian hlm.1 www.google.com/pengertian katalog perpustakaan
3
Jurnal Perpustakaan Pertanian, vol. 18, Nomor 1, 2009, hlm. 17
2

4

dibawahnya diketikkan 3 (tiga) huruf kependekan nama pengarang, dan
kemudian di ketikkan pula 1 (satu) huruf kecil yang diambil dari huruf paling
depan judul yang dicantumkan. Seperti:

375
NAS
k
b. Nama Pengarang
Nama pengarang diketik mulai dari indensi pertama sejajar dengan 3 huruf
kependekannya pada Call number . Pengetikan nama pengarang diutamakan
lebih dahulu nama keluarganya, kemudian nama kecilnya (nama depan), dan
ditulis dengan huruf kapital untuk kata pertama nama yang dicantumkan.
Seperti:
Nama sebenarnya

= Syarifudin Amir

Nama dikatalog

= AMIR, Syarifudin

c. Judul
Judul diketik pada indensi kedua baris berikutnya di bawah huruf ke-4
cantuman nama pengarang. Jika ada judul tambahan atau anak judul, diberi

tanda titik dua (:) setelah judul utama dicantumkan. Kemudian diketik pula
nama pengarang tanpa dibalik dengan dibatasi tanda garis miring ( / )
kemudian diteruskan dengan mengetik keterangan edisi yang dibatasi dengan
tanda titik dan strip panjang atau dua strip (.--). Contoh:
Jalan Menuju Surga/Jalaludin Saktinaga..—Edisi ke-2.-Hukum Perkawinan: Aspek dan proses penetapan/Romly Kartika.—
Edisi ke-1.—

d. Impresum atau Imprint
Impresum atau Imprint diketik setelah pengetikan judul, pengarang dan
keterangan edisi (bila ada) yang dibatasi dengan tanda ”.—” sebelum imprint
ini dicantumkan. Contoh :

5

Hukum Perkawinan: Aspek dan proses penetapan/Romly Kartika.—
Edisi ke-1.—Jakarta: Gramedia, 2006.

e. Kolasi
Kolasi diketik mulai indensi kedua nbaris berikutnya (dibawah huruf ke-4).
Jika tidak cukup diketik pada 1 baris, lanjutannya diketik pada baris

berikutnya mulai indensi pertama. Contoh : ix, 241hlm.: Ilus; 21cm.

f. Anotasi atau catatan
Anotasi diketik di bawah kolasi dan diberi jarak satu spasi. Anotasi ini tidak
selalu digunakan di setiap katalog, karena hanya sebagai catatan khusus bagi
buku yang memiliki ciri khusus dan perlu diberikan catatan.4
Contoh:
Catatan: Buku ini berdasarkan KBK

g. Tracing atau Jejakan
Tracing adalah keterangan lebih lanjut mengenai buku yang bersangkutan.
Diketik lurus dengan indensi pertama pada deskripsi bibliografi di atasnya.
Ditulis dengan angka untuk menuliskan subjek atau kata kunci temu baliknya,
dan angka romawi untuk keterangan judul, dan pengarang setelah pengarang
utama.5
Contoh:
1. Ekonomi 2. Akuntansi I. Judul
II. Aris, Yudi III. Rambe, Arifin

4

5

Suwarno, Wiji. Ibid. hlm. 139
Suwarno, Wiji. Ibid. hlm. 140

6

2.1.2

Kelebihan dan Kekurangan Katalog Manual dan Katalog On Line
1) Kelebihan dan Kekurangan Katalog Manual
a. Kelebihan


Praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di
perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena



entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada.




listrik.



perpustakaan terbakar.



dapat diletakkan pada berbagai tempat.

Tidak dipengaruhi faktor luar, misalnya terputusnya aliran

Kemungkinan

rusak

sangat


kecil

terkecuali



dapat dicetak sesuai dengan kebutuhan.



mudah disebarluaskan ke perpustakaan lain.



dengan cepat.



mudah menanganinya.



jika

Entri pada katalog berbentuk buku dapat ditemukan

Mudah menyimpannya.

bentuknya ringkas dan rapi.

b. Kekurangan


Satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja,
sehingga pengguna sering harus antri menggunakannya,
terutama bila melakukan penelusuran melalui entri yang



sama.
Sulit menggunakannya jika berada pada jumlah yang
besar, karena harus memilah-milah jajaran kartu sesuai
urutan indeksnya.6

6

Horgan, Gerald Patrick. Staff Use of Online Public Access Catalogues (OPAC) in an University
Library, (University of Wales, 1994),hlm.2


7

2) Kelebihan dan Kekurangan Katalog On Line
a. Kelebihan


Cantuman bibliografi pada OPAC dapat ditelusur dalam
berbagai cara dan dapat ditampilkan pada berbagai bentuk
format tampilan, sedangkan pada katalog kartu hal itu



tidak mungkin.



dalam suatu cara yang cerdas.



OPAC dapat memberi reaksi dan merespon pengguna

Menghemat waktu.
Dapat diakses melalui terminal pada tempat yang berbeda
dari dalam atau dari luar gedung perpustakaan, melalui



local area networks (LAN) dan wide area networks (WAN).



Bantuan bahasa (linguistic aids).



Bantuan temu balik (retrieval aids).



Bantuan menjelajah (navigational aids).
Bantuan arti kata (semantic aids).

b. Kekurangan


Dipengaruhi faktor luar seperti terputusnya aliran listrik.

2.2 METODOLOGI
2.2.1

Pendekatan Penelitian
Dalam upaya mencari dan mengumpulkan data yang akurat, penelitian
yang penulis lakukan bersifat penelitian kualitatif deskriptif dengan fokus
penelitian yaitu, ”Perbandingan Katalog Manual dengan Katalog On Line
dalam Proses Temu Balik Informasi di Perpustakaan Pasca Sarjana IAIN STS
Jambi”.

8

2.2.2

Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data primer adalah data berupa teks hasil wawancara dan diperoleh
melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sample
dalam penelitian.7 Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data
yang berkenaan dan langsung berkaitan dengan pokok permasalahan
dalam penelitian.
b. Data Sekunder
Data Sekuder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen lain.8
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini akan didapat langsung dari pengamatan
dilapangan dan literatur yang sesuai. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis
dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini
disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan
data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan.

2.2.3

Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini di fokuskan kepada kepala Perpustakaan Pasca
Sarjana IAIN STS Jambi, pustakawan atau staf bagian sirkulasi yang
mengetahui bagaimana jalannya kegiatan pengolahan dan temu balik
informasi, serta pengguna yang merasakan langsung manfaat dari katalog
perpustakaan tersebut. Serta Pemustaka.

7

Iskandar, metodologi Penelitian Kualitatif:: aplikasi untuk penelitian pendidikan, hukum, ekonomi,
& manajemen, sosial, humaniora, politik, agama dan filsafat,(Jakarta: Gaung Persada Press,
2009)hlm.118
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta,2010)hlm.225

9

Cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu,
misalnya orang tersebut ahli di bidangnya ataupun memilki otoritas atau
kewenangan sehingga akan memudahkan peneliti dalam mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.9

2.2.4

Metode Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Metode Observasi adalah pengamatan lansung terhadap objek untuk
mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya
mengumpulkan data penelitian.10 Metode ini digunakan untuk mengamati
aktivitas pengunjung Perpustakaan Pasca Sarjana IAIN STS Jambi.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, dan sebagainya.11 Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang jumlah pengunjung Perpustakaan Pasca Sarjana IAIN STS Jambi.
c. Wawancara
Suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan
memperoleh informasi. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan
secara verbal. Hubungan antara pewawancara dan yang diwawancarai bersifat
sementara yaitu berlansung dalam jangka waktu tertentu dan kemudian
diakhiri.12

9

Sugiyono, Op.cit. hlm.53
Sugiyono, Op.cit. hlm.253.
11
Arikunto, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002),hlm.158
12
Nasution, Metode Research,(Jakarta: Bumi Aksara,2004),hlm.113
10

10

2.2.5

Metode Analisis Data
Metode

analisis

data

adalah

proses

kategori

urutan

data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.13
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa, analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, dan memilih yang penting dan
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri dan orang lain.14

2.3 PEMBAHASAN
2.3.1 Ketersediaan Katalog Manual dan Katalog On Line
Dari observasi lapangan yang kami lakukan di perpustakaan pasca
sarjana IAIN STS Jambi kami menemukan catalog manual dalam bentuk
kartu dan catalog on line dengan software senayan.
Bila melihat kembali pada teori yang ada mengenai katalog kartu,
katalog kartu yang disediakan di perpustakaan ini bentuk fisiknya sesuai
dengan aturan yang ada.
Kedua jenis katalog ini memang disediakan sebagai pilihan alat
bantu untuk memudahkan pengguna dalam temu kembali informasi dan
sebagai bentuk layanan prima dari perpustakaan ini.
Sedangkan catalog On Line yang tersedia pada saat kami
melakukan observasi sedang dalam keadaan tidak aktif. Menurut staff
bagian sirkulasi Athiatul Husna, S.Pd catalog on line tersebut tidak aktif
karena masih ada masalah jaringan. Namun katalog on line di ruang
pustakawan bisa digunakan.

13
14

Iskandar, op.cit,hlm.136
Sugiyono, op.cit. hlm.244

11

2.3.2 Penggunaan Katalog menurut Persepsi Pemustaka dan Pustakawan
Dari beberapa pemustaka yang kami wawancarai, kebanyakan dari
mereka mengaku tidak pernah menggunakan catalog, baik catalog manual
maupun catalog online.
Ada yang menyatakan tidak mengetahui keberadaan katalog
tersebut dan kegunaannya. Ada juga yang menyatakan bahwa mereka
lebih cepat menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan dengan cara
langsung menuju ke rak, dari pada harus melihat catalog terlebih dahulu.
Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan dari staff sirkulasi, bahwa
pemustaka memang langsung menuju ke rak, karena mereka sudah
terbiasa dan sudah ingat dimana letak buku-buku tersebut di rak. Alasan
lainnya adalah karena rak lebih terlihat menonjol saat kita memasuki
ruang perpustakaan meskipun kita terlebih dahulu melewati perangkat
katalog on line.

2.3.3 Perbandingan Katalog Manual dan Katalog on line menurut Pemustaka
dan pustakawan
Katalog Manual (kartu)

Katalog On Line

1) Memerlukan ruang atau tempat
penyimpanan yang luas.
2)
3)

4)
5)
6)

1) Membutuhkan sedikit ruang untuk
menempatkan PC (perangkat
komputer).
Sulit membaca informasi karena
2) Tulisan terlihat dengan jelas dan
tulisan terlalu kecil.
terang.
Membutuhkan waktu yang cukup
3) Hanya memerlukan sedikit waktu
lama untuk mencari, bila bahan
dan bisa melalui jaringan di luar
pustaka terlalu banyak (harus berada
perpustakaan (tidak langsung
di tempat).
berada di tempat).
Tetap bisa digunakan meskipun
4) Tergantung pada ketersediaan
listrik padam.
aliran listrik.
Layanan pasif
5) Layanan interaktif
Biaya sedikit
6) Biaya banyak

12

2.3.3 Kendala dalam penggunaan
Beberapa kendala yang di tuturkan oleh pemustaka maupun pustakawan
yaitu :
1. Kurangnya sosialisasi tentang katalog perpustakaan.
2. Masih terkendala pada jaringan.
3. Jarak antara bahan pustaka dengan katalog terlalu dekat, malah lebih
dekat ke rak dari pada ke katalog, khususnya katalog manual.
4. Bentuk fisik daripada katalog manual dan katalog on line kurang
menarik. Hal ini dikarenakan katalog manual yang disediakan kurang
terawat, ini terlihat dari banyaknya debu pada katalog kartu tersebut.
Begitu pula dengan katalog on line, menjadi tidak menarik karena PC
yang digunakan bentuknya bisa dikatakan “kuno” tidak mengikuti
perkembangan kemajuan T.I yang semakin pesat.
5. Masih banyak pemustaka yang “gaptek” sehingga tidak berani untuk
mencoba katalog on line yang disediakan perpustakaan.

13

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian mengenai Perbandingan Katalog Manual dengan
Katalog On Line dalam Proses Temu Balik Informasi di Perpustakaan Pasca Sarjana
IAIN STS Jambi maka hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemustaka, pustakawan dan staff di
perpustakaan tersebut mengenai ketersediaan katalog, memang sama, yaitu
perpustakaan menyediakan katalog manual bentuk kartu dan katalog on line
meskipun belum bekerja maksimal.
b. Dari tanggapan pengguna tersebut di atas, ternyata memang lebih banyak
pengguna yang tidak mengetahui cara penggunaan kedua jenis katalog tersebut
karena kurang sosialisasi.
c. Mengenai kekurangan dan kelebihannya masing-masing, kedua jenis katalog
perpustakaan ini memiliki skor satu sama, maksudnya, kedua katalog ini memang
harus saling melengkapi.
Berdasarakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif, dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan kedua jenis katalog ini
memiliki perbandingan yang seimbang ditinjau dari beberapa sisi.

3.2. Rekomendasi
Dari hasil penelitian terhadap perbandingan katalog manual dan katalog on
line di Perpustakaan Pasca Sarjana IAIN STS Jambi. Layanan temu kembali

informasi di perpustakaan ini harus ditingkatkan dari segi promosi dan juga harus
meningkatkan kemampuan literasi informasi pengguna melalui katalog yang
disediakan. Sehingga katalog bukan hanya sebagai pelengkap atau syarat agar
perpustakaan tersebut sama tau melaksanakan kegiatan seperti perpustakaan pada
umumnya.

14

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2002 Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
F. Rahayuningsih. 2007. Pengelolaan Perpustakaan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gates, Jean Key. 1989. Guide to the Use of Libraries and Information Sources, Sixth
Edition, McGraw-Hill Book Company, New York.
Horgan, Gerald Patrick. 1994. Staff Use of Online Public Access Catalogues (OPAC)
in an University Library, University of Wales.
http://www.iol.ie/~parkbeg/opac.htm tangggal 4 Desember 2011 pkl. 15.00
Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif:: aplikasi untuk penelitian
pendidikan, hukum, ekonomi, & manajemen, sosial, humaniora, politik,
agama dan filsafat,Jakarta: Gaung Persada Press.
Jurnal Elektronik Jonner Hasugian
www.google.com/pengertian katalog perpustakaan.
download tgl. 4 Desember 2011 pkl. 15.00
Jurnal Perpustakaan Pertanian, vol. 18, Nomor 1, 2009
Lasa HS., 2005. Manajemen Perpustakaan, Yogyakarta: Gama Media.
Nasution, 2004. Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara.
Pawit M. Yusup, 1991. Mengenal Dunia Perpustakaan dan Informasi, Bandung:
Bina Cipta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D , Bandung:
Alfabeta.
Sulistyo Basuki, 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama.
Yaya Suhendar, 2010. Pedoman Katalogisasi, Jakarta: Kencana Predana Media
Group.

15

LAMPIRAN

Ruang Sirkulasi

Laci Katalog

Wawancara dengan petugas sirkulasi

Katalog On line

16