LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK BOGOR

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK
SURYA EKA TABARA
A.1510652

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR

SUSUNAN SARAF PUSAT
1. Fungsi Bagian-Bagian dari Otak Katak
2. Aksi Integratif dari Susunan Saraf

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seluruh sistem saraf dapat dibagi menjadi Dua bagian besar, yaitu sistem saraf pusat
( Central Nervous System/CNS ), yang mencakup otak dan corda spinalis dan sistem saraf
perifer ( Peripheral Nervous System/PNS ) yang mencakup saraf kranial, saraf spinal, dan
saraf otonom.
Tiap bagian susunan saraf pusat mempunyai saraf tertentu. Dengan merangsang
( fasilitasi ) atau menghambat ( inhibisi ) bagian-bagian tertentu dari otak dan kemudian

mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang tepat mengenai fungsi
bagian-bagian tersebut.
Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian tubuh itu saja yang bereaksi
terhadap rangsangan tersebut, tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh yang lain. Hal ini terjadi
karena suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka rangsangan tersebut diteruskan melalui
saraf afferen berpusat. Dipusat rangsangan diteruskan kebeberapa saraf asesori menuju
kebeberapa saraf afferen dan lebih dari satu afektor. Jadi, bila saraf afferen
terangsang,efektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi.

1.2 Tujuan
Ø Mempelajari fungsi bagian-bagian otak katak dengan menghilangkan bagian-bagian
otak tersebut dan mengamati reaksi yang timbul. Pengamatan dilakukan pada katak
normal, katak deserebrasi, dan katak spinal.
Ø Mempelajari reaksi-reaksi integratif beberapa bagian tubuh pada perangsang suatu
bagian tubuh lainnya.

BAB II TINJAUNAN PUSTAKA

Sel saraf bekerja dengan cara menimbulkan dan menjalarkan implus ( potensial aksi ).
Inplus dapat menjalar pada sebuah sel saraf, tetapi juga dapat menjalar ke sel lain dengan

melintasi sinaps dapat terjadi dengan cara transmisi elektrik atau transmisi kimiawi ( dengan
bantuan neurotransmitter ).

BAB III METODE PRAKTEK
3.1 Alat dan Bahan
Ø katak normal
Ø alat diseksi
Ø skalpel
Ø gunting
Ø pinset
Ø baskom berisi air
Ø stopwatch/arloji tangan
Ø sonde, klem arteri
Ø induk torium
Ø gunting kertas ± 1 cm2
Ø asam cuka 10%
Ø papan gabus
Ø tali
Ø kawat kuning
Ø beker glass

Ø asam sulfat 0.2% & 0,4%

3.2 Metode
1.Fungsi bagian-bagian dari otak katak :
a. katak normal,
l sikap badan ( posture )
l gerakan-gerakan spontan
l keseimbangan badan ( reflek bangkit )
l kemampuan berenang
l frekuensi nafas (amati gerakan bagian dasar mulut )
l frekuensi denyut jantung ( amati gerakan lembut pada bagian sentral disebelah
posterior garis yang menghubungkan kedua kaki depan jika direnggangkan )
b. katak deserebrasi,
Dengan skalpelruncing yang tajam,potong dengan cepat otak melintang sepanjang suatu
garis yang menghubungkan tepi-tepi interior dari kedua gendang telinga ( membrana
timpani ) yang terletak dibelakang dan dibawah kedua mata. Tunggu 10-15 menit agar katak
bebas dari keadaan shock. Kemudian dicatat reaksi-reaksi seperti pada katak normal.
c. katak spinal,
serebelum dan medula oblongata dirusak dengan menusukkan jarum penusuk otak kirakira 1-1¼ cm kebelakang dari tempat pemotongan terakhir, putar kawatnya untuk merusak
tenunan sarafnya. Berikan waktu untuk kembali dari shock.


2. Aksi integratif dari susunan saraf :
a. katak normal,
l keseimbangan ( diletakkan pada punggungnya )
l reaksi pada pengangkatan tiba-tiba ( katak diletakkan diatas papan dan papan
diangkat beserta kataknya dengan gerakan tiba-tiba )
l reaksi terhadap putaran papan dengan katak
l kondisi kelopak mata ( sinar mata )
l sikap badan ( posisi tubuh nrmal )
l gerakan-gerakan spontan
l frekuensi nafas
l cara mengambang dan berenang diair

b. Hambatan terhadap reflek pada katak normal, kedua kaki depan katak diikat dengan
tali erat-erat, ulangi prosedur pada A.
Hasil-hasilnya dicatat, dan diterangkan. Tali-talinya dilepas, katak dibiarkan kembali
kekeadaan normal, lalu diulangi lagi prosedur A.
c. Rusakkan otak katak yang dipakai untuk B. Catat reaksi-reaksi seperti pada A
d. Reflek-reflek sederhana,
l gantung katak yang dipakai untuk C, melalui rahang bawahnya. Berikan cubitan

sedang pada salah satu jari kakinya dengan penjepit. Catat reaksinya.
l jika sudah kembali tenang, ulangi dengan lebih kuat, catat hasilnya. Jika reaksinya
terjadi sebelah badan yaxng sama,disebut homolateral,jika sebelah yang berlawanan
disebut heterolateral atau kontralateral

3.3 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum pada pukul 16.00 s/d, 18 April
2016. Dilaboratorium biologi, Universitas Djuanda Bogor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Hasil fungsi bagian-bagian dari otak katak
PERCOB
AAN

SIKAP
BADAN

GERAKAN
SPONTAN


KESEIMB
ANGAN

KATAK
NORMAL

6555

SPONTAN

KATAK
YANG
DISEREB
RASI

455

KATAK
SPINAL


105

FREKUEN
SI NAFAS

FREKUENSI
DENYUT
JANTUNG

SEIMBAN NORMAL
G

70/1
MENIT

50/1 MENIT

SPONTAN


SEIMBAN NORMAL
G

25/1
MENIT

22/1 MENIT

TIDAK
SPONTAN

TIDAK
TENGGELAM
SEIMBAN
G

15/1
MENIT

10/1 MENIT


PERCOBAA
N

KESEIM
BANGA
N

MENGANG
KAT PAPAN

A. KATAK
NORMAL

SEIMBA
NG

B. INHIBISI
DENGAN
IKATAN

TALI

KEMAMPUAN
BERENANG

SIKAP
BADAN

GERAK
SPONTAN

FREKUENSI
NAFAS

MENG
ANG
NA

MELOMPAT SEGAR


605

SPONTAN

95/ 1 MENIT

BERE

KURAN
G
SEIMBA
NG

SULIT
SEGAR
MELOMPAT

455

SPONTAN

60/1 MENIT

MENG
ANG

TANPA TALI SEIMBA
NG

MELOMPAT SEGAR

305

SPONTAN

85/1 MENIT

BERE

KATAK
SPINAL

MELOMPAT SAYU

155

SPONTAN

16/1 MENIT

BERE

KURAN
G
SEIMBA
NG

KELOPAK
MATA

2. Hasil aksi integratif dari susunan saraf
PERCOBAAN
D. REFLEK-REFLEK SEDERHANA
1. CUBITAN SEDANG,
2. CUBITAN KUAT.

SUMSUM PUNGGUNG UTUH

SUMSUM PUNGGUN
DIRUSAK

-

4.2 Pembahasan
Ø Pada percobaan ini telah diukur dan diamati menggunkan katak normal yaitu, seperti
tabel diatas. Katak yang diserebrasi mengurangi tingkat ketegakannya, menurunnya
frekuensi nafas dan menurunnya frekuensi jantung. Pada katak spinal, ketegakan
katak lebih normal dan juga tidak memiliki keseimbangan, gerak spontan pun hilang
dan hilangnya kemampuan berenang yang dimiliki katak normal pada umumnya.
Ø Pada percoban kedua, telah diamati menggunakan katak normal yaitu seperti pada
tabel. katak yang diinhibisi dengan ikatan tali, mengurangi keseimbangan pada
katak, menurunkan sikap badan, menghilangnya respon dan kemampuan
berenangnya/menjadi mengambang. Pada saat tanpa tali,katak kembali seperti katak
normal,namun sikap badan menjadi tambahmunurun dan frekuensi nafas semakin
meningkat. Dan pada saat spinal, keseimbangan katak menjadi tidak ada, kelopak
mata menjadi sayu, sikap badan menurun drastis, frekuensi nafas menurun lebih
bnyak dari pada saat katak diinhibisi dengan ikatan tali. Namun kemampuan
berenangnya masih ada.
Pada percobaan reflek-reflek sederhana, saat sumsum punggung utuh. Pada cubitan
sedang katak tidak merespon, dan pada cubitan kuat pun tidak merespon sedikit pun.
Begitu juga pada saat sumsum punggung katak dirusak.

-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
ü Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada katak normal. Katak yg diserebrasi
menurunkan sikap dadan hingga 205 pada katak normal, frekuensi nafas menurunn,
begitu pula pada frekuensi denyut jantung. Kemudian pada katak spinal sikap badan
menurun drastis, gerak spontan tidak ada, menjadi tidak seimbang, menghilangnya
kemampuan berenang seperti katak normal yg lainnya, frekuensi nafas dan denyut
jantung mengurang drastis.
ü Pada tabel kedua, dapat disimpulkan pada tabel katak normal. Katak yang diinhibisi
dengan tali, mengurangi keseimbangan, sulit melompat, sikap badan dan frekuensi
nafas menurun, katak menjadi mengambang, namun kelopak mata masih segar dan
masih spontan. Ketika tanpa tali, katak seperti katak normal, namun sikap badan
menurun. Pada saat katak spinal, keseimbangan badan berkurang, kelopak mata sayu,
sikap badan dan frekuensi nafas menurun drastis, namun kemampuan berenang
masih normal, dan gerakan masih spontan.