PERSEPSI SOSIAL dengan semangat kerja
PERSEPSI SOSIAL
Aspek
Persepsi Sosial
PENGERTIAN
Pengertian
Persepsi
Pengertian
Persepsi Sosial
Sensor Sel
Darah
Dimensi
Ruang
Dimensi
Waktu
Konteks
Tujuan
Proses
Persepsi
Faktor Yang
Mempengaruhi
Stimulasi Alat
Indra
Internal
Motif, Minat,
Harapan
Sikap,
Pengetahuan,
Pengalaman Dan
Kepribadian
Eksternal
Objek, Situasi,
Intensitas,
Ukuran
Kontras, Gerakan,
Ulangan,
Keakraban.
Stimulasi
Terhadap ALat
Indra Diatur
Stimulasi
Terhadap Alat
Indra
Ditafsifsirkan.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki
kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di
sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang
dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan
untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan
kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi,kondisi fisik, serta kecepatan sistem
pemrosesan informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu,
maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang
dihadapi. Sejak indidu itu individu itu dilahirkan, sejak itu pula individu itu berhubungan
dengan dunia luarnya. Sejak itu pulla individu menerima langsung stimuli atau rangsang dari
luar dirinya. Dalam rangka individu mengenali stimulus merupakan persoalan yang berkaitan
dengan persepsi.
B.Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Apa definisi dari persepsi
Apa defini dari persepsi sosial ?
Bagaimana aspek - aspek dari persepsi sosial ?
Apa sajakah faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi ?
Bagaimana proses terjadinya sebuah persepsi ?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan.
Pengindraan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat penerima yaitu alat indra. Proses tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak
sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan proses
pengindraan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses
pengindraan terjadi setiap saat,yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang
mengenai dirinya melalui alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara
individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957).
Disamping itu menurut Maskowitz dan Orgel(1969) persepsi itu merupakan
proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan
demikian dapatdikemukakan bahwa persepsi itu merupakanproses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang diterimaoleh organism atau individu
sehingga merupakan sesuatu yang berarti, danmerupakan aktivitas yang intergrated
dalam diri individu. Karena merupakan aktifitas yang integrated, maka seluruh
pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi
itu.
Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan
lingkungan yang ada di sekitarnya,dan juga tentang keadaan diri individu yang
bersangkutan (Davidoff, 1981).Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam
persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari
dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai
objek persepsi,inilah yang disebut persepsi diri (self-perception).Karena dalam
persepsi itu merupakan aktifitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam
diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan
aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi
tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut,dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu
sekalipun stimulusnya sama, tetapi karna pengalaman tidak sama, kemampuan
berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, ada kemungkinan hasil persepsi
antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut
memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individual (Davidoff,
1981)1 .
B. Persepsi Sosial
Persepsi sosial
merupakan
suatu
proses
seseorang
untuk
mengetahui,
menginterprestasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifatsifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang
dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi (Tagiuri
dalam lindzey dan Aronson, 1975). Namun demikian, karena yang dipersepsi manusia
seperti halnya dengan yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat memberikan
pengaruh kepada yang mempersepsi. Dengan demikian dapat dikemukaan dalam
mempersepsi manusia atau orang (person) adanya dua pihak yang masing-masing
mempunyai
kemampuan-kemampuan,
perasaan-perasaan,
harapan-harapan,
pengalamab-pengalaman tertentu yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan
dapat berpengaruh dalam orang mempersepsi manusia atau orang tersebut.
Demikian pula situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person juga akan ikut
berperan dalam hal mempersepsi seseorang. Bila situasi sosial melatarbelakangi
berbeda, hal tersebut akan dapat membawa perbedaan hasil persepsi seseorang. Orang
yang biasa bersikap keras, tetapi karena situasi sosialnya tidak memungkinkan untuk
menunjukkan kekerasannya, hal tersebut akan mempengaruhi dalam seseorang
berperan sebagai stimulus person. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi orang yang
mempersepsinya. Karena itu situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person
mempunyai peran yang penting dalam persepsi, khususnya persepsi sosial.
C. Aspek Persepsi Sosial
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen,
dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport (dalam Mar’at, 1991) ada tiga
yaitu:
1. Komponen Kognitif
►Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang
dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan
terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.
1 Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Penghantar ( Yogyakarta : Andi, 2003 ) h.53 – 54.
2. Komponen Afektif
►Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya.
3. Komponen Konatif
►Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan
dengan obyek sikapnya.
D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi dalam mengadakan persepsi, yaitu
faktor ekternal, yaitu stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu
berlangsung. dan individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu
mengadakan persepsi.
Faktor internal yaitu Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi
hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi
kejasmanian, dan yang berhubungan dengan segi psikiologis. Bila system
fisiologisnya terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsi seseorang.
Sedangkan segi psikologis yaitu antara lain mengenai pengalaman, perasaan,
kemampuan berfikir, kerangka acuan, motivasi akan berpengaruh pada seseorang
dalam mengadakan persepsi.
Sedangkan lingkungan
atau situasi khususnya yang melatar belakangi
stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi, lebih-lebih bila objek persepsi adalah
manusia. Objek dan lingkungan yang melatarbelakangi objek merupakan kebulatan
atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan situasi social yang
berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda2.
E. Proses Persepsi
Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitif
yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu.
2 http://ilmuwae.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-sosial.html, diakses pada tanggal 09 Jan. 14, Pukul
17.17
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang
ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti
terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan
berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku
individu terhadap objek yang ada3.
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau
proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera
manusia.
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan
proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui
saraf-saraf sensoris.
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima
reseptor.
4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa
tanggapan dan perilaku.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap, yaitu:
1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.
2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi
serta
pengorganisasian informasi.
3. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman,
cakrawala, serta pengetahuan individu
PENUTUP
Saat Diskusi
1. Bagaimana persepsi itu bisa terjadi ?
►Proses persepsi itu dimulai saat
stimulus merangsang alat indera → alat indera mengatur rangsangan dari stimulus
→ stimulus tersebut ditafsirkan.
3 http://spasi-spasiasha.blogspot.com/2012/03/makalah-persepsi.html diakses pada tanggal 11 Januari 2014,
Pukul 12.57
2. Apa hubungan antara persepsi dengan streotipe ?
►Streotipe adalah penilaian orang lain atau suatu keyakinan berdasarkan cap atau ciri
– ciri kelompok tertentu.
Contohnya : penilaian orang barat terhadap orang Negro yang berkulit hitam sebagai
kriminalitas.
3. Bagaimana keakuratan penilaian dari sebuah persepsi ?
►Sifat dari persepsi itu adalah TIDAK PERMANEN, artinya persepi bersifat SEMU
akan berubah sewaktu – waktu.
4. Apakah beda atau sama antara persepsi dengan kategori sosial ?
►Kategori sosial merupakan gabungan dari Stereotipe, yang akan membuat
seseorang yakin 100% terhadap Streotipe itu.
Kesimpulan
Pesepsi itu dimiliki oleh setiap individu,artinya setiap dari manusia memiliki
cara pandang dan pemahaman yang pasti berbeda dalam melihat suatu obyek di
lingkungan kita,baik itu manusia,makhluk hidup lain,ataupun benda mati.Jadi
Persepsi merupan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam
memahami informasi tentang lingkungannya.
Persepsi
social
dapat
dilihat
dari
:
Komunikasi
nonverbal,Atribusi,Pembentukan kesan,Sejauh mana ketepatan persepsi social
itu.keterkaitan antara persepsi social dan kognisi social adalah : Kognisi merupakan
implementasi dari persepsi sosial.
Daftar Kepustakaan
● Walgito, Bimo.2003. Psikologi Social Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi.
●
http://ilmuwae.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-sosial.html, diakses
pada
tanggal 09 Jan. 14, Pukul 17.17
●
http://spasi-spasiasha.blogspot.com/2012/03/makalah-persepsi.html
tanggal 11 Januari 2014, Pukul 12.57
diakses
pada
.
Aspek
Persepsi Sosial
PENGERTIAN
Pengertian
Persepsi
Pengertian
Persepsi Sosial
Sensor Sel
Darah
Dimensi
Ruang
Dimensi
Waktu
Konteks
Tujuan
Proses
Persepsi
Faktor Yang
Mempengaruhi
Stimulasi Alat
Indra
Internal
Motif, Minat,
Harapan
Sikap,
Pengetahuan,
Pengalaman Dan
Kepribadian
Eksternal
Objek, Situasi,
Intensitas,
Ukuran
Kontras, Gerakan,
Ulangan,
Keakraban.
Stimulasi
Terhadap ALat
Indra Diatur
Stimulasi
Terhadap Alat
Indra
Ditafsifsirkan.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki
kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di
sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang
dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan
untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan
kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi,kondisi fisik, serta kecepatan sistem
pemrosesan informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu,
maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang
dihadapi. Sejak indidu itu individu itu dilahirkan, sejak itu pula individu itu berhubungan
dengan dunia luarnya. Sejak itu pulla individu menerima langsung stimuli atau rangsang dari
luar dirinya. Dalam rangka individu mengenali stimulus merupakan persoalan yang berkaitan
dengan persepsi.
B.Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Apa definisi dari persepsi
Apa defini dari persepsi sosial ?
Bagaimana aspek - aspek dari persepsi sosial ?
Apa sajakah faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi ?
Bagaimana proses terjadinya sebuah persepsi ?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan.
Pengindraan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat penerima yaitu alat indra. Proses tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak
sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan proses
pengindraan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses
pengindraan terjadi setiap saat,yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang
mengenai dirinya melalui alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara
individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957).
Disamping itu menurut Maskowitz dan Orgel(1969) persepsi itu merupakan
proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan
demikian dapatdikemukakan bahwa persepsi itu merupakanproses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang diterimaoleh organism atau individu
sehingga merupakan sesuatu yang berarti, danmerupakan aktivitas yang intergrated
dalam diri individu. Karena merupakan aktifitas yang integrated, maka seluruh
pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi
itu.
Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan
lingkungan yang ada di sekitarnya,dan juga tentang keadaan diri individu yang
bersangkutan (Davidoff, 1981).Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam
persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari
dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai
objek persepsi,inilah yang disebut persepsi diri (self-perception).Karena dalam
persepsi itu merupakan aktifitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam
diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan
aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi
tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut,dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu
sekalipun stimulusnya sama, tetapi karna pengalaman tidak sama, kemampuan
berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, ada kemungkinan hasil persepsi
antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut
memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individual (Davidoff,
1981)1 .
B. Persepsi Sosial
Persepsi sosial
merupakan
suatu
proses
seseorang
untuk
mengetahui,
menginterprestasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifatsifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang
dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi (Tagiuri
dalam lindzey dan Aronson, 1975). Namun demikian, karena yang dipersepsi manusia
seperti halnya dengan yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat memberikan
pengaruh kepada yang mempersepsi. Dengan demikian dapat dikemukaan dalam
mempersepsi manusia atau orang (person) adanya dua pihak yang masing-masing
mempunyai
kemampuan-kemampuan,
perasaan-perasaan,
harapan-harapan,
pengalamab-pengalaman tertentu yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan
dapat berpengaruh dalam orang mempersepsi manusia atau orang tersebut.
Demikian pula situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person juga akan ikut
berperan dalam hal mempersepsi seseorang. Bila situasi sosial melatarbelakangi
berbeda, hal tersebut akan dapat membawa perbedaan hasil persepsi seseorang. Orang
yang biasa bersikap keras, tetapi karena situasi sosialnya tidak memungkinkan untuk
menunjukkan kekerasannya, hal tersebut akan mempengaruhi dalam seseorang
berperan sebagai stimulus person. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi orang yang
mempersepsinya. Karena itu situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person
mempunyai peran yang penting dalam persepsi, khususnya persepsi sosial.
C. Aspek Persepsi Sosial
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen,
dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport (dalam Mar’at, 1991) ada tiga
yaitu:
1. Komponen Kognitif
►Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang
dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan
terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.
1 Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Penghantar ( Yogyakarta : Andi, 2003 ) h.53 – 54.
2. Komponen Afektif
►Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya.
3. Komponen Konatif
►Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan
dengan obyek sikapnya.
D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi dalam mengadakan persepsi, yaitu
faktor ekternal, yaitu stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu
berlangsung. dan individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu
mengadakan persepsi.
Faktor internal yaitu Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi
hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi
kejasmanian, dan yang berhubungan dengan segi psikiologis. Bila system
fisiologisnya terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsi seseorang.
Sedangkan segi psikologis yaitu antara lain mengenai pengalaman, perasaan,
kemampuan berfikir, kerangka acuan, motivasi akan berpengaruh pada seseorang
dalam mengadakan persepsi.
Sedangkan lingkungan
atau situasi khususnya yang melatar belakangi
stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi, lebih-lebih bila objek persepsi adalah
manusia. Objek dan lingkungan yang melatarbelakangi objek merupakan kebulatan
atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan situasi social yang
berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda2.
E. Proses Persepsi
Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitif
yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu.
2 http://ilmuwae.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-sosial.html, diakses pada tanggal 09 Jan. 14, Pukul
17.17
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang
ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti
terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan
berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku
individu terhadap objek yang ada3.
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau
proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera
manusia.
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan
proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui
saraf-saraf sensoris.
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima
reseptor.
4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa
tanggapan dan perilaku.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap, yaitu:
1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.
2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi
serta
pengorganisasian informasi.
3. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman,
cakrawala, serta pengetahuan individu
PENUTUP
Saat Diskusi
1. Bagaimana persepsi itu bisa terjadi ?
►Proses persepsi itu dimulai saat
stimulus merangsang alat indera → alat indera mengatur rangsangan dari stimulus
→ stimulus tersebut ditafsirkan.
3 http://spasi-spasiasha.blogspot.com/2012/03/makalah-persepsi.html diakses pada tanggal 11 Januari 2014,
Pukul 12.57
2. Apa hubungan antara persepsi dengan streotipe ?
►Streotipe adalah penilaian orang lain atau suatu keyakinan berdasarkan cap atau ciri
– ciri kelompok tertentu.
Contohnya : penilaian orang barat terhadap orang Negro yang berkulit hitam sebagai
kriminalitas.
3. Bagaimana keakuratan penilaian dari sebuah persepsi ?
►Sifat dari persepsi itu adalah TIDAK PERMANEN, artinya persepi bersifat SEMU
akan berubah sewaktu – waktu.
4. Apakah beda atau sama antara persepsi dengan kategori sosial ?
►Kategori sosial merupakan gabungan dari Stereotipe, yang akan membuat
seseorang yakin 100% terhadap Streotipe itu.
Kesimpulan
Pesepsi itu dimiliki oleh setiap individu,artinya setiap dari manusia memiliki
cara pandang dan pemahaman yang pasti berbeda dalam melihat suatu obyek di
lingkungan kita,baik itu manusia,makhluk hidup lain,ataupun benda mati.Jadi
Persepsi merupan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam
memahami informasi tentang lingkungannya.
Persepsi
social
dapat
dilihat
dari
:
Komunikasi
nonverbal,Atribusi,Pembentukan kesan,Sejauh mana ketepatan persepsi social
itu.keterkaitan antara persepsi social dan kognisi social adalah : Kognisi merupakan
implementasi dari persepsi sosial.
Daftar Kepustakaan
● Walgito, Bimo.2003. Psikologi Social Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi.
●
http://ilmuwae.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-sosial.html, diakses
pada
tanggal 09 Jan. 14, Pukul 17.17
●
http://spasi-spasiasha.blogspot.com/2012/03/makalah-persepsi.html
tanggal 11 Januari 2014, Pukul 12.57
diakses
pada
.