Fenomena Kriminalitas di Indonesia. docx

Fenomena Kriminalitas di Indonesia
Oleh:
Nurul Amanah
Kriminalitas di suatu negara merupakan fenomena yang masih dianggap
menakutkan. Tak terkecuali di Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang
mengalami tindakan kriminal. Saat ini kriminal bukan lagi menjadi hal yang tabu
bagi masyarakat Indonesia. Setiap harinya, melalui media massa baik elektronik
maupun cetak, di berbagai daerah ada saja berita yang menyampaikan informasi
bertemakan kriminal.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peristiwa kriminalitas di negara maju
maupun berkembang cenderung masih merajalela di setiap tempatnya. Fenomena
kriminalitas tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya kejahatan tersebut. Faktor seperti kesenjangan sosial, kekerasan, dan
kurangnya rasa toleran terhadap sesama yang menyebabkan timbulnya perpecahan
antar individu maupun kelompok.
Adanya kalangan menengah keatas dengan persentasi yang lebih kecil
dibanding kalangan menengah kebawah memunculkan kesenjangan sosial yang
terjadi dalam kehidupan sosialnya. Hal tersebut menyebabkan individu yang tidak
cukup memenuhi kebutuhan hidupnya, melakukan suatu tindakan yang melanggar
hukum. Tindakan yang dilakukan oleh para pelaku kriminal jenis ini, biasanya
berupa tindakan pencurian.

Selain itu, faktor lainnya seperti kekerasan yang terjadi hampir di
berbagai wilayah, tak ubahnya menjadi suatu permasalahan yang sulit
diselesaikan. Tindakan kriminal seperti kekerasan ini, bisa terjadi karena
permasalahan tidak diselesaikan secara musyawarah. Si pelaku biasanya
menyalurkan amarahnya melalui kekerasan secara fisik maupun non fisik. Kondisi
tersebut mengakibatkan korban mengalami traumatik di kehidupannya. Di
berbagai wilayah Indonesia, kekerasan seperti ini banyak dialami oleh kalangan
anak-anak yang kurang berdaya melawannya. Tidak sedikit anak yang kehilangan
masa bahagianya pada masa kanak-kanak.

Tidak hanya itu, kalangan perempuan juga sering kali menjadi objek
kekerasan. Para pelaku yang memanfaatkan ketidakberdayaan ini, menjadikan
perempuan dan anak-anak rentan menjadi korban tindak kriminal seperti ini. Hal
tersebut perlu adanya upaya pencegahan serta penyelesaian dari pihak yang
bersangkutan. Supaya setiap permasalahan yang terjadi, tidak dieksekusi melalui
kekerasan.
Untuk mencegah tindakan kekerasan tersebut, perlu adanya toleransi
antar individu. Rasa toleran terhadap sesama ini, dapat mengurangi tindakan
kriminal yang terjadi. Jika tidak adanya sikap seperti ini, penyebab tindak
kriminal akan semakin muncul ke permukaan.

Tindakan kriminal seperti yang telah dipaparkan diatas, masih menjadi
tugas besar bagi pihak terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu,
orang terdekat pula mempunyai andil dalam membentuk perilaku anti kriminal.
Oleh karena itu, sikap dan nilai dasar religius serta moral perlu ditanamkan sejak
dini. Dengan demikian, akan tercipta kehidupan yang hamonis antar masyarakat.

Paragraf Eksposisi
Pada dasarnya, aktivitas kriminal merupakan suatu tindakan yang
merugikan bagi diri-sendiri maupun orang lain. Istilah kriminal dianggap sebagai
suatu sikap yang negatif. Berdasarkan sanksi yang diberikan kepala pelakunya,
kriminal terbagi menjadi dua kategori, yaitu tindakan kriminal yang direncanakan
serta tidak direncanakan. Tindakan kriminal yang direncanakan biasanya terjadi
akibat dendam pelakunya, sedangkan tindakan yang tidak direncanakan terjadi
karena adanya kesempatan pelaku untuk melakukan tindakan tersebut.
Sanksi yang diberikan kepada kejahatan yang direncanakan tentunya
lebih berat dibandingkan dengan tindak kejahatan yang tidak direncanakan. Hal
tersebut disebabkan karena tindak kriminal yang direncanakan biasanya masalah
yang dihadapi lebih besar, serta pelakunya lebih dari satu orang.