Mekanisme Perdagangan Saham di Bursa Efe
MAKALAH ANALISIS INVESTASI DAN MANAJEMEN PORTOFOLIO
“INVESTASI DI PASAR MODAL”
Kelompok 10
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bela Amalia Hartanti
Bioli Nindi Tiara Putri
Dewi Ika Supartriono
Dhea Anggita F
Grittya Kusuma Dewi
Nindya Ristra Dwilasari
(31401405430)
(31401405431)
(31401405453)
(31401405456)
(31401405517)
(31401405627)
FAKULTAS EKONOMI
1
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................1
Daftar Isi ..........................................................................................................2
Bab I Pendahuluan............................................................................................3
Bab II Isi...........................................................................................................5
Daftar Pustaka...................................................................................................17
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin
banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal
ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian membuat
para pengelola dana menciptakan berbagai produk untuk ditawarkan kepada
masyarakat. Pada dasarnya investasi merupakan kegiatan penempatan dana pada aset
tertentu pada periode tertentu dengan harapan memperoleh imbal hasil yang
diinginkan.
Salah satu bidang investasi sangat berkembang saat ini adalah investasi di pasar
modal. Selain menjadi wadah yang mempertemukan pihak-pihak yang membutuhkan
dana (emiten) dan pihak-pihak yang kelebihan dana (investor), berinvestasi di pasar
modal juga dapat memberikan tambahan pendapatan berupa capital gain dan dividen
bagi investor. Investor pada umumnya merupakan pihak yang tidak menyukai risiko
tetapi menginginkan pengembalian yang maksimal. Meskipun investasi di pasar
modal menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, namun perlu diingat
bahwa semakin besar pengembalian, maka risiko-nya akan semakin besar pula.
Sebagai seorang investor yang rasional sebaiknya harus memperhatikan bagaimana
investasi dapat menghasilkan pengembalian yang optimal pada tingkat risiko yang
minimal. Oleh karena itu, investor dapat mengurangi risiko dengan melakukan
diversifikasi dalam portofolio.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme perdagangan saham di BEI?
2. Bagaimana etika di pasar modal?
3. Pihak pihak mana saja yang terlibat di pasar modal?
3. Tujuan
3
1. Untuk mengetahui mekanisme perdagangan saham di BEI
2. Untuk mengetahui etika di pasar modal
3. Untuk mengetahui pihak pihak yang terlibat di pasar modal
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mekanisme Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS.
Perdagangan saham di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi
anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang
dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
a) Proses
Pelaksanaan
Perdagangan
di
Bursa
b) P
r
ose
s Pelaksanaan
Perdagangan
secara
Remote
A. Pelaksanaan Perdagangan
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas
JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga
menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh
transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa
atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam Daftar
Transaksi Bursa (DTB), termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena:
5
Kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka
Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa.
Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan
beli ke JATS.
Kelalaian atau kesalahan IT Officer Remote Trading dalam pengoperasian Peralatan
Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau
aplikasi Anggota Bursa Efek.
B. Penyelesaian Akuntansi
Segmen Pasar
Pasar Reguler
Waktu Penyelesaian Transaksi
Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Buras (T+3)
Pasar Tunai
Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0)
Pasar Negosiasi
Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa jual dengan
Anggota Bursa Beli
C. Pesanan Nasabah
Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah pesanan terbatas
(limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan batas harga
yang ditetapkan oleh nasabahnya. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek
selain HMETD hanya boleh ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali
nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan
belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.
D. Satuan Perdagangan
6
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round
lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak
menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).
Satuan Perubahan Harga (Fraksi) :
Harga
Step Value
Maximum Price Step *
< Rp 200
Rp 1
Rp 10
Rp 200 to < Rp 500
Rp 5
Rp 50
Rp 500 to < Rp 2,000
Rp 10
Rp 100
Rp 2,000 to < Rp 5,000
Rp 25
Rp 250
> Rp 5,000
Rp 50
Rp 500
Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu
HariBursapenuh dan disesuaikan pada Hari Bursa berikutnya jika Harga Penutupan berada pada
rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum perubahan harga dapat dilakukan sepanjang
tidak melampaui batasan persentase auto rejection.
Auto Rejection*
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah
harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa
memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS
(auto rejection).
Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:
·
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham,yakni :
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh lima
perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp
50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah);
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima
perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp
200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah);
7
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh perseratus)
di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,(lima
ribu
rupiah).
Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas untuk perdagangan saham hasil
penawaran umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana),
ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan auto rejection harga sebagaimana
dimaksud dalam butir di atas.Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran
tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke JATS dalam perdagangan saham di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai ditentukan sebagai berikut:
Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi PraPembukaan
Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Reguler pada Hari Bursa
sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk.
Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi maka selama 3 (tiga) Hari
Bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang memuat hak (periode
cum) di Pasar Reguler, Acuan Harga di atas menggunakan Previous Price dari masingmasing Pasar (Reguler atau Tunai).
Pra-pembukaan*
Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-pembukaan. Anggota
Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan
satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection. Harga
Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli
terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode Prapembukaan.Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di Prapembukaan, akan diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau
permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut
melampaui
batasan auto
8
rejection.
Pasar
Reguler
Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS diproses oleh
JATS
i.
dengan
memperhatikan:
Prioritas harga (price priority):
Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada
harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki
prioritas
ii.
terhadap
penawaran
jual
pada
harga
yang
lebih
tinggi.
Prioritas Waktu (time Priority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS memberikan
prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu.
Pengurangan jumlah Efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan beli
untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Transaksi Bursa
di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual dijumpakan
(match) dengan permintaan beli oleh JATS.
Pasar Negosiasi
Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara individual
(negosiasi secara langsung) antara:
Anggota Bursa atau
Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
Nasabah dengan Anggota Bursa atau
Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS.
Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui papan
tampilan informasi (advertising) dan bisa diubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan
9
dilaksanakan di JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara
penawaran jual dan permintaan beli di JATS.
Penyelesaian Transaksi Bursa*
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara Anggota Bursajual dan
Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.
Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-3 (T+3).
Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama (T+0).
Penyelesaiain Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai akan
ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui pemindahbukuan Efek dan
atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak yang berada pada KSEI. Dalam hal
kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
maka Anggota Bursa tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti
(ACS= Alternate Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh
lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:
Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama.
Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh temponya sebagaimana
di atas.
Dalam hal Anggota Bursa tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada KPEI
sebagaimana tercantum dalam Daftar Hasil Kliring (DHK) Netting maka kewajiban Anggota
Bursa tersebut wajib diselesaikan sesuai dengan Peraturan KPEI. Anggota Bursa yang tidak
memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian Transaksi Bursa dilarang melakukan kegiatan
perdagangan Efek di Bursa sampai dengan KPEI melaporkan kepada Bursa bahwa semua
kewajiban Anggota Bursa tersebut telah terpenuhi dan Anggota Bursa dapat dikenakan sanksi
sesuai dengan Peraturan Bursa.
E. Biaya Transaksi
10
Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan KSEI yang dihitung
berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa sebagai berikut :
Jenis Transaksi
Pasar Reguler
Biaya Transaksi
dan 0,03%
Pasar Tunai
Pasar Negosiasi
0,03%
Obligasi
kebijakan Bursa
0,005%
Dana Jaminan
0.01%
Pajak *
PPn dan kewajiban
perpajakan lainnya
atau
* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.
Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) per
bulan termasuk untuk AB dalam keadaan suspensi atau SPAB-nya dibekukan:
Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa setiap bulan selambat-lambatnya pada
hari kalender ke-12 bulan berikutnya. Dalam hal hari kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh
pada hari Sabtu atau hari Minggu atau hari libur, kewajiban dimaksud efektif pada hari kerja
berikutnya. Keterlambatan pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus) setiap
hari kalender keterlambatan. Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambatlambatnya 5 Hari Bursa setelah lampaunya batas waktu pembayaran maka Anggota Bursa
tersebut disamping dikenakan denda juga dikenakan suspensi sampai dengan diselesaikannya
seluruh kewajiban pembayaran biaya transaksi dan dendanya.
1. Etika di Pasar Modal
Bernard Black, profesor hokum Northwestern University Amerika Serikat pernah menulis
bahwa eksistensi pasar modal satu dan lain hal merupakan sebuah keajaiban karena investor
bersedia menyerahkan bagian dalam kurung besar uangnya untuk membeli hak tak berwujud,
dengan nilai atas hak itu sangat ditentukan oleh kualitas informasi yang diberikan oleh penjual
hak tersebut. Dengan kata lain nilai atas hak tersebut ditentukan oleh kejujuran penjual oleh hal
itu.
11
Kita perlu memberikan penekanan pada sebuah kata kunci yang melandasi kegiatan di
pasar modal, yaitu kejujuran. Kejujuran dianggap sama dan sebangun dengan keterbukaan
(Disclosure). Padahal keduanya merupakan sebuah sikap yang berada pada kuadran berbeda.
Keterbukaan hanya menyangkut prosedur, sesuatu yang sifatnya legalitas formal, sementara
kejujuran mencakup sebuah sikap mental dan nilai-nilai etika.
A. Prinsip Keterbukaan dan Pasar Modal
Prinsip keterbukaan dalam pasar modal dibutuhkan karena diharapkan dapat meminimalisir
pelanggaran etika. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pelanggaran etika, antara lain :
a. Kebutuhan individu atau golongan
b. Tidak ada pedoman
c. Perilaku dan kebiasaan individu yang terakumulasi dan tak dikoreksi
d. Lingkungan yang tidak etis
e. Perilaku dari komunitas
Ada 3 fungsi prinsip keterbukaan dalam pasar modal menurut Bismar Nasution yang dituangkan
dalam bukunya Keterbukaan Dalam Pasar Modal :
Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar, keterbukaan pasar memiliki peran
yang penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi
karena ketebukaan bisa terbentuk suatu penilaian terhadap investasi sehingga investor
secara optimal dapat menentukan pilihan terhadap portofolio mereka.
Untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien, dengan demikian keterbukaan dapat
berperan memberikan informasi yang benar agar dapat terciptanya harga pasar yang
akurat.
Untuk mencegah penipuan, dengan semakin beragamnya informasi maka akan lebih
meminimalisir tindak penyalahgunaan.
B. Etika Bagi Emiten
Dalam penanaman modal investor menilai kondisi dan kinerja perusahaan , sebagai pihak
pasif didalam perusahaan investor berpotensi menjadi pihak yang dirugikan dalam kaitannya
dengan keandalan informasi. Hal ini disebabkan karena banyak celah yang belum diatur oleh
12
peraturan dan sifat akuntansi berbagai alternatif dalam menyajikan kondisi atau aktivitas
ekonomi emiten. Dengan adanya upaya Emiten untuk menyajikan informasi yang bersifat
menyesatkan akan diminimalisir dan dikoreksi oleh akuntan publik, sehingga investor dapat
menggunakan informasi Emiten (Perusahaan Publik) yang memiliki informasi orang dalam
dilarang melakukan pembelian atau penjualan efek Emiten atas perusahaan publik yang
dimaksud. Termasuk dalam pengertian “orang dalam” menurut pasal tersebut adalah corporate
insiders. Seacara teknis insiders dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1) Tradisional Insiders
Meruapakan pihak yang dalam fiduciary position
didalam emiten. Seperti komisaris,
direktur, pegawai , dan pemegang saham.
2) Temporary Insiders
Merupakan pihak luar perusahaan yang memiliki hubungan trust dan confidence dengan
perusahaan atau memiliki hubungan jangka pendek yang mengakibatkan fiduciaty position
obligation mereka kepada perusahaan.
Beberapa macam praktik penyimpangan yang terjadi pada pasar modal :
1. Penipuan
Penipuan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90 yaitu membuat
pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapan fakta material
agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat
pernyataan untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri atau pihak
lain dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.
2. Marking the close
Merupakan tindakan merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada saat atau
mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga efek yang tinggi
pada hari perdagangan berikutnya.
3. Painting the tape
Merupakan kegiatan perdagangan antara rekening efek satu dengan rekening efek
lainyang masih berada dalam penguasaan satu pihak.
13
4. Cornering the market
Merupakan pembelian efek dalam jumlah besar sehingga dapat mengusai pasar.
5. Pools
Merupakan penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok investor dimana
dana tersebut dikelola oleh broker yang memahami kondisi pasar tersebut.
C. Etika Bagi Investor
Didalam melakukan investasi pasar modak kebanyak investor akan lebih selektif terhadap
investasi yang akan dilakukan pada perusahaab , suatu investor juga akan melihat dari sisi
etika yang ditujukan kepada produk dan jasa perusahaan tersebut. Bagi investor yang tidak
aktif menjalankan bisnis itu sendiri terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
1) Pendekatan Negatif
Disebut juga teori penghindaran dimana para investor yang beretika akan menghindari
investasi pada perusahaan tidak disukai dan bertentangan dengan prinsip etika bisnis
yang dianutnya.
2) Pendekatan Positif
Didalam penerapannya investor akan menyusun daftar perusahaan yang mampu memiliki
etika bisnis yang sesuai dengan yang dianutnya.
3) Pendekatan Aktif
Dengan pendekatan ini investor akan melakukan investasi dibidang bisnis yang
menurutnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang umum dianutnya.
2. Pihak – Pihak Yang Terkait Di Pasar Modal
Dalam mewujudkan Pasar Modal yang bermanfaat dan dipercaya, maka banyak lembaga
yang terkait di dalamnya. Keterlibatan para pelaku pasar modal bersifat terus menerus
dan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan lembaga itu sendiri.
Lembaga-lembaga tersebut adalah :
1. Pengatur Pasar Modal
14
BAPEPAM
SEC (AS)
2. Instansi Pemerintah Terkait
Departemen Kehakiman
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
3. Lembaga Swasta Terkait
Kelompok ini sering disebut sebagai profesi penunjang, antara lain:
Akuntan Publik
Notaris
Konsultan Hukum
Penilai (appraiser)
Konsultan Efek
4. Pelaku Pasar Modal
-
Emiten
-
Pemodal (investor)
-
Lembaga Penunjang
a. Penjamin Emisi (underwriter)
b. Penanggung (Guarantor)
c. Wali Amanat (Trustee)
d. Perantara Pedagang Efek (Pialang, Broker), mencakup:
1. Sales
2. Dealer
3. Floor Trader
e. Manajer Investasi
f. Perusahaan Surat Berharga/ Efek/ Sekuritas
15
DAFTAR PUSTAKA
Situmorang,M Paulus,2008.Pengantar pasar modal,(jakarta : mitra wacana media)
Anggora Pandji, Piji Pakarti,2001. Pengantar Pasar Modal, Cet. Iii (Jakarta: Rineka Cipta)
Soemitra Andri, 2009. Bank &LembagaKeuanganSyari’ah (Jakarta: KencanaPrenada Media
Group)
www.idx.co.id
16
http://www.scribd.com/doc/43404697/Ringkasan-Etika-Dalam-PraPasar-Modal-Sesi-10
17
“INVESTASI DI PASAR MODAL”
Kelompok 10
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bela Amalia Hartanti
Bioli Nindi Tiara Putri
Dewi Ika Supartriono
Dhea Anggita F
Grittya Kusuma Dewi
Nindya Ristra Dwilasari
(31401405430)
(31401405431)
(31401405453)
(31401405456)
(31401405517)
(31401405627)
FAKULTAS EKONOMI
1
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................1
Daftar Isi ..........................................................................................................2
Bab I Pendahuluan............................................................................................3
Bab II Isi...........................................................................................................5
Daftar Pustaka...................................................................................................17
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin
banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal
ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian membuat
para pengelola dana menciptakan berbagai produk untuk ditawarkan kepada
masyarakat. Pada dasarnya investasi merupakan kegiatan penempatan dana pada aset
tertentu pada periode tertentu dengan harapan memperoleh imbal hasil yang
diinginkan.
Salah satu bidang investasi sangat berkembang saat ini adalah investasi di pasar
modal. Selain menjadi wadah yang mempertemukan pihak-pihak yang membutuhkan
dana (emiten) dan pihak-pihak yang kelebihan dana (investor), berinvestasi di pasar
modal juga dapat memberikan tambahan pendapatan berupa capital gain dan dividen
bagi investor. Investor pada umumnya merupakan pihak yang tidak menyukai risiko
tetapi menginginkan pengembalian yang maksimal. Meskipun investasi di pasar
modal menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, namun perlu diingat
bahwa semakin besar pengembalian, maka risiko-nya akan semakin besar pula.
Sebagai seorang investor yang rasional sebaiknya harus memperhatikan bagaimana
investasi dapat menghasilkan pengembalian yang optimal pada tingkat risiko yang
minimal. Oleh karena itu, investor dapat mengurangi risiko dengan melakukan
diversifikasi dalam portofolio.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme perdagangan saham di BEI?
2. Bagaimana etika di pasar modal?
3. Pihak pihak mana saja yang terlibat di pasar modal?
3. Tujuan
3
1. Untuk mengetahui mekanisme perdagangan saham di BEI
2. Untuk mengetahui etika di pasar modal
3. Untuk mengetahui pihak pihak yang terlibat di pasar modal
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mekanisme Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS.
Perdagangan saham di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi
anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang
dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
a) Proses
Pelaksanaan
Perdagangan
di
Bursa
b) P
r
ose
s Pelaksanaan
Perdagangan
secara
Remote
A. Pelaksanaan Perdagangan
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas
JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga
menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh
transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa
atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam Daftar
Transaksi Bursa (DTB), termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena:
5
Kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka
Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa.
Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan
beli ke JATS.
Kelalaian atau kesalahan IT Officer Remote Trading dalam pengoperasian Peralatan
Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau
aplikasi Anggota Bursa Efek.
B. Penyelesaian Akuntansi
Segmen Pasar
Pasar Reguler
Waktu Penyelesaian Transaksi
Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Buras (T+3)
Pasar Tunai
Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0)
Pasar Negosiasi
Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa jual dengan
Anggota Bursa Beli
C. Pesanan Nasabah
Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah pesanan terbatas
(limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan batas harga
yang ditetapkan oleh nasabahnya. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek
selain HMETD hanya boleh ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali
nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan
belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.
D. Satuan Perdagangan
6
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round
lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak
menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).
Satuan Perubahan Harga (Fraksi) :
Harga
Step Value
Maximum Price Step *
< Rp 200
Rp 1
Rp 10
Rp 200 to < Rp 500
Rp 5
Rp 50
Rp 500 to < Rp 2,000
Rp 10
Rp 100
Rp 2,000 to < Rp 5,000
Rp 25
Rp 250
> Rp 5,000
Rp 50
Rp 500
Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu
HariBursapenuh dan disesuaikan pada Hari Bursa berikutnya jika Harga Penutupan berada pada
rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum perubahan harga dapat dilakukan sepanjang
tidak melampaui batasan persentase auto rejection.
Auto Rejection*
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah
harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa
memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS
(auto rejection).
Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:
·
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham,yakni :
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh lima
perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp
50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah);
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima
perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp
200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah);
7
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh perseratus)
di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,(lima
ribu
rupiah).
Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas untuk perdagangan saham hasil
penawaran umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana),
ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan auto rejection harga sebagaimana
dimaksud dalam butir di atas.Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran
tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke JATS dalam perdagangan saham di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai ditentukan sebagai berikut:
Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi PraPembukaan
Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Reguler pada Hari Bursa
sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk.
Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi maka selama 3 (tiga) Hari
Bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang memuat hak (periode
cum) di Pasar Reguler, Acuan Harga di atas menggunakan Previous Price dari masingmasing Pasar (Reguler atau Tunai).
Pra-pembukaan*
Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-pembukaan. Anggota
Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan
satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection. Harga
Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli
terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode Prapembukaan.Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di Prapembukaan, akan diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau
permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut
melampaui
batasan auto
8
rejection.
Pasar
Reguler
Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS diproses oleh
JATS
i.
dengan
memperhatikan:
Prioritas harga (price priority):
Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada
harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki
prioritas
ii.
terhadap
penawaran
jual
pada
harga
yang
lebih
tinggi.
Prioritas Waktu (time Priority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS memberikan
prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu.
Pengurangan jumlah Efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan beli
untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Transaksi Bursa
di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual dijumpakan
(match) dengan permintaan beli oleh JATS.
Pasar Negosiasi
Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara individual
(negosiasi secara langsung) antara:
Anggota Bursa atau
Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
Nasabah dengan Anggota Bursa atau
Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS.
Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui papan
tampilan informasi (advertising) dan bisa diubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan
9
dilaksanakan di JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara
penawaran jual dan permintaan beli di JATS.
Penyelesaian Transaksi Bursa*
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara Anggota Bursajual dan
Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.
Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-3 (T+3).
Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama (T+0).
Penyelesaiain Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai akan
ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui pemindahbukuan Efek dan
atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak yang berada pada KSEI. Dalam hal
kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
maka Anggota Bursa tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti
(ACS= Alternate Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh
lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:
Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama.
Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh temponya sebagaimana
di atas.
Dalam hal Anggota Bursa tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada KPEI
sebagaimana tercantum dalam Daftar Hasil Kliring (DHK) Netting maka kewajiban Anggota
Bursa tersebut wajib diselesaikan sesuai dengan Peraturan KPEI. Anggota Bursa yang tidak
memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian Transaksi Bursa dilarang melakukan kegiatan
perdagangan Efek di Bursa sampai dengan KPEI melaporkan kepada Bursa bahwa semua
kewajiban Anggota Bursa tersebut telah terpenuhi dan Anggota Bursa dapat dikenakan sanksi
sesuai dengan Peraturan Bursa.
E. Biaya Transaksi
10
Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan KSEI yang dihitung
berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa sebagai berikut :
Jenis Transaksi
Pasar Reguler
Biaya Transaksi
dan 0,03%
Pasar Tunai
Pasar Negosiasi
0,03%
Obligasi
kebijakan Bursa
0,005%
Dana Jaminan
0.01%
Pajak *
PPn dan kewajiban
perpajakan lainnya
atau
* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.
Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) per
bulan termasuk untuk AB dalam keadaan suspensi atau SPAB-nya dibekukan:
Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa setiap bulan selambat-lambatnya pada
hari kalender ke-12 bulan berikutnya. Dalam hal hari kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh
pada hari Sabtu atau hari Minggu atau hari libur, kewajiban dimaksud efektif pada hari kerja
berikutnya. Keterlambatan pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus) setiap
hari kalender keterlambatan. Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambatlambatnya 5 Hari Bursa setelah lampaunya batas waktu pembayaran maka Anggota Bursa
tersebut disamping dikenakan denda juga dikenakan suspensi sampai dengan diselesaikannya
seluruh kewajiban pembayaran biaya transaksi dan dendanya.
1. Etika di Pasar Modal
Bernard Black, profesor hokum Northwestern University Amerika Serikat pernah menulis
bahwa eksistensi pasar modal satu dan lain hal merupakan sebuah keajaiban karena investor
bersedia menyerahkan bagian dalam kurung besar uangnya untuk membeli hak tak berwujud,
dengan nilai atas hak itu sangat ditentukan oleh kualitas informasi yang diberikan oleh penjual
hak tersebut. Dengan kata lain nilai atas hak tersebut ditentukan oleh kejujuran penjual oleh hal
itu.
11
Kita perlu memberikan penekanan pada sebuah kata kunci yang melandasi kegiatan di
pasar modal, yaitu kejujuran. Kejujuran dianggap sama dan sebangun dengan keterbukaan
(Disclosure). Padahal keduanya merupakan sebuah sikap yang berada pada kuadran berbeda.
Keterbukaan hanya menyangkut prosedur, sesuatu yang sifatnya legalitas formal, sementara
kejujuran mencakup sebuah sikap mental dan nilai-nilai etika.
A. Prinsip Keterbukaan dan Pasar Modal
Prinsip keterbukaan dalam pasar modal dibutuhkan karena diharapkan dapat meminimalisir
pelanggaran etika. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pelanggaran etika, antara lain :
a. Kebutuhan individu atau golongan
b. Tidak ada pedoman
c. Perilaku dan kebiasaan individu yang terakumulasi dan tak dikoreksi
d. Lingkungan yang tidak etis
e. Perilaku dari komunitas
Ada 3 fungsi prinsip keterbukaan dalam pasar modal menurut Bismar Nasution yang dituangkan
dalam bukunya Keterbukaan Dalam Pasar Modal :
Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar, keterbukaan pasar memiliki peran
yang penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi
karena ketebukaan bisa terbentuk suatu penilaian terhadap investasi sehingga investor
secara optimal dapat menentukan pilihan terhadap portofolio mereka.
Untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien, dengan demikian keterbukaan dapat
berperan memberikan informasi yang benar agar dapat terciptanya harga pasar yang
akurat.
Untuk mencegah penipuan, dengan semakin beragamnya informasi maka akan lebih
meminimalisir tindak penyalahgunaan.
B. Etika Bagi Emiten
Dalam penanaman modal investor menilai kondisi dan kinerja perusahaan , sebagai pihak
pasif didalam perusahaan investor berpotensi menjadi pihak yang dirugikan dalam kaitannya
dengan keandalan informasi. Hal ini disebabkan karena banyak celah yang belum diatur oleh
12
peraturan dan sifat akuntansi berbagai alternatif dalam menyajikan kondisi atau aktivitas
ekonomi emiten. Dengan adanya upaya Emiten untuk menyajikan informasi yang bersifat
menyesatkan akan diminimalisir dan dikoreksi oleh akuntan publik, sehingga investor dapat
menggunakan informasi Emiten (Perusahaan Publik) yang memiliki informasi orang dalam
dilarang melakukan pembelian atau penjualan efek Emiten atas perusahaan publik yang
dimaksud. Termasuk dalam pengertian “orang dalam” menurut pasal tersebut adalah corporate
insiders. Seacara teknis insiders dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1) Tradisional Insiders
Meruapakan pihak yang dalam fiduciary position
didalam emiten. Seperti komisaris,
direktur, pegawai , dan pemegang saham.
2) Temporary Insiders
Merupakan pihak luar perusahaan yang memiliki hubungan trust dan confidence dengan
perusahaan atau memiliki hubungan jangka pendek yang mengakibatkan fiduciaty position
obligation mereka kepada perusahaan.
Beberapa macam praktik penyimpangan yang terjadi pada pasar modal :
1. Penipuan
Penipuan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90 yaitu membuat
pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapan fakta material
agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat
pernyataan untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri atau pihak
lain dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.
2. Marking the close
Merupakan tindakan merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada saat atau
mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga efek yang tinggi
pada hari perdagangan berikutnya.
3. Painting the tape
Merupakan kegiatan perdagangan antara rekening efek satu dengan rekening efek
lainyang masih berada dalam penguasaan satu pihak.
13
4. Cornering the market
Merupakan pembelian efek dalam jumlah besar sehingga dapat mengusai pasar.
5. Pools
Merupakan penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok investor dimana
dana tersebut dikelola oleh broker yang memahami kondisi pasar tersebut.
C. Etika Bagi Investor
Didalam melakukan investasi pasar modak kebanyak investor akan lebih selektif terhadap
investasi yang akan dilakukan pada perusahaab , suatu investor juga akan melihat dari sisi
etika yang ditujukan kepada produk dan jasa perusahaan tersebut. Bagi investor yang tidak
aktif menjalankan bisnis itu sendiri terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
1) Pendekatan Negatif
Disebut juga teori penghindaran dimana para investor yang beretika akan menghindari
investasi pada perusahaan tidak disukai dan bertentangan dengan prinsip etika bisnis
yang dianutnya.
2) Pendekatan Positif
Didalam penerapannya investor akan menyusun daftar perusahaan yang mampu memiliki
etika bisnis yang sesuai dengan yang dianutnya.
3) Pendekatan Aktif
Dengan pendekatan ini investor akan melakukan investasi dibidang bisnis yang
menurutnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang umum dianutnya.
2. Pihak – Pihak Yang Terkait Di Pasar Modal
Dalam mewujudkan Pasar Modal yang bermanfaat dan dipercaya, maka banyak lembaga
yang terkait di dalamnya. Keterlibatan para pelaku pasar modal bersifat terus menerus
dan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan lembaga itu sendiri.
Lembaga-lembaga tersebut adalah :
1. Pengatur Pasar Modal
14
BAPEPAM
SEC (AS)
2. Instansi Pemerintah Terkait
Departemen Kehakiman
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
3. Lembaga Swasta Terkait
Kelompok ini sering disebut sebagai profesi penunjang, antara lain:
Akuntan Publik
Notaris
Konsultan Hukum
Penilai (appraiser)
Konsultan Efek
4. Pelaku Pasar Modal
-
Emiten
-
Pemodal (investor)
-
Lembaga Penunjang
a. Penjamin Emisi (underwriter)
b. Penanggung (Guarantor)
c. Wali Amanat (Trustee)
d. Perantara Pedagang Efek (Pialang, Broker), mencakup:
1. Sales
2. Dealer
3. Floor Trader
e. Manajer Investasi
f. Perusahaan Surat Berharga/ Efek/ Sekuritas
15
DAFTAR PUSTAKA
Situmorang,M Paulus,2008.Pengantar pasar modal,(jakarta : mitra wacana media)
Anggora Pandji, Piji Pakarti,2001. Pengantar Pasar Modal, Cet. Iii (Jakarta: Rineka Cipta)
Soemitra Andri, 2009. Bank &LembagaKeuanganSyari’ah (Jakarta: KencanaPrenada Media
Group)
www.idx.co.id
16
http://www.scribd.com/doc/43404697/Ringkasan-Etika-Dalam-PraPasar-Modal-Sesi-10
17