seminar pembelajaran sastra sosiologi sosiologi

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BUMI
CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO
PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK

Disusun untuk Tugas Mata Kuliah Seminar Pembelajaran Sastra
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sukirno, M.Pd.

Oleh :
Giwangkara
112110033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belakangan ini sastra dianggap kurang penting dan kurang berperan
dalam masyarakat Indonesia hari ini. Hal ini terjadi karena masyarakat kita
saat ini sedang mengarah ke masyarakat industri sehingga konsep-konsep

yang berkaitan dengan sains, teknologi, dan kebutuhan fisik dianggap
lebih penting dan mendesak untuk digapai. Ulasan ini diharapkan dapat
menggugah kembali kesadaran kita untuk menempatkan pengajaran sastra
Indonesia pada tempat yang layak dan sejajar dengan mata pelajaran yang
lainnya.
Berdasarkan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran di sekolah
saat ini menerapkan pendidikan karakter. Karakter merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Bagi Indonesia sekarang ini, pendidikan karakter juga berarti
melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk
membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang
Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa
membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata lain,
tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa
kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa
semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab,
tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangat
berkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa rasa percaya diri dan

optimisme. Inilah tantangan kita bagi pengajar bangsa Indonesia
Pembelajaran sastra sangat penting diajarkan kepada
siswa karena pembelajaran sastra itu tidak terlepas dari
pendidikan dan dapat memberikan potensi tercapainya
keberhasilan dalam bidang pendidikan. Saat ini sudah
mulai

diberlakukan

progam

pendidikan

baru

dari

pemerintah yaitu pendidikan yang berbasis karakter yang
diterapkan dalam kurikulum 2013. Adanya nilai pendidikan
karakter tersebut akan mampu mengantar peserta didik

menjadi pribadi yang lebih baik dan berakhlak baik. Lebih
lanjut harus di ingat bahwa secara eksplisit pendidikan
karakter (watak) adalah amanat Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang pada
pasal 3 menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan

kemampuan

dan

membentuk

watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
berkembangnya

kehidupan

potensi

bangsa,
peserta

bertujuan

didik

agar

untuk
menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Masa Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokratis
serta

bertanggung


jawab.”

Pengembangan

potensi

tersebut harus menjadi landasan implementasi pendidikan
karakter di Indonesia (Hariyanto, 2011:26). Karya Sastra
yang akan di angkat adalah Novel.
Melihat pentingnya suatu nilai pendidikan karakter
dalam sebuah karya sastra (novel), penulis berupaya
menggali nilai-nilai pendidikan karakter yang ada di dalam
novel

Bumi

Cinta

karya


Habiburrahman

El Shirazy

untuk

pembelajaran di sekolah. Novel juga banyak digunakan
sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra.

Namun,

tidak semua peserta didik mampu memahami cerita yang
ada dalam novel, maka dalam penelitian novel Bumi Cinta
karya Habiburrahman El Shirazy akan dikaitkan dengan skenario
pembelajaran sastra di SMK, khususnya kelas XII dengan
kompetensi dasar yaitu menganalisis unsur-unsur instrinsik
dan ekstrinsik novel yang bertujuan untuk mempermudah

siswa dalam proses belajar. Dari penjelasan latar belakang

tersebut, secara lengkap penelitian ini diberi judul “Analisis
Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Bumi Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy dan Skenario Pembelajarannya di
Kelas XII SMK.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan,

penulis

dapat

masalah sebagai berikut.
1. Minimnya
kemampuan

mengidentifikasi
peserta

beberapa


didik

saat

menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2. Kurangnya penyampaian pendidikan yang berhubungan
dengan aspek karakter dalam karya sastra.
3. Pentingnya pembelajaran novel untuk membentuk
kepribadian yang baik.
C.Batasan Masalah
Agar penelitian

tidak

terlalu

meluas,

peneliti


membatasi masalah pada aspek pendidikan karakter dalam
novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Skenario
Pembelajarannya di Kelas XII SMK.
D. Penegasan Istilah
Proposal ini berjudul

“Analisis

Nilai

Pendidikan

Karakter dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy
dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XII SMK”,

agar

pengkajian ini mudah dipahami oleh pembaca, istilahistilah yang digunakan akan penulis uraikan sebagai
berikut:

1. Pengertian
pemberian

pendidikan
tuntunan

karakter

kepada

adalah

peserta

didik

proses
untuk

menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam

dimensi hati, piker, raga, serta rasa dan karsa.

2. Novel

adalah

karangan

prosa

yang

panjang,

mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan
watak dan sifat setiap pelaku (Dekdikbud, 2008: 968).
3. Bumi cinta adalah salah satu novel karya Habiburrahman
El Shirazy yang dijadikan objek penelitian dalam skripsi ini.
Diterbitkan oleh kang abik, Jawa Barat, cetakan 1April 2013 edisi
revisi, tebal 546 halaman.
4. Pembelajaran adalah proses perbuatan, cara mengajar
atau

mengajarkan,

perintah,

mengajarkan,

segala

sesuatu mengenai mengajar (Depdikbud, 1998:13)
5. SMK adalah jenjang pendidikan sekolah menengah
kejuruan setelah SMP.
Berdasarkan
penegasan

istilah

diatas

dapat

disimpulkan bahwa maksud judul “Analisis Nilai Pendidikan
Karakter dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XII SMK” adalah
untuk menelaah karya sastra yang menekankan aspek
pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Bumi Cinta
Karya Habiburrahman El Shirazy dan kesesuaiannya sebagai
bahan materi yang dipilih untuk diajarkan kepada peserta
didik berupa karya sastra, melalui kegiatan bersastra di
kelas XII SMK.
E.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah unsur intrinsik novel Bumi Cinta Karya
Habiburrahman El Shirazy?
2. Bagaimanakah nilai pendidikan karakter Bumi Cinta Karya
Habiburrahman El Shirazy?
3. Bagaimanakah skenario pembelajaran novel Bumi Cinta
Karya

Habiburrahman

El Shirazy

Pembelajarannya di Kelas XII SMK?
F. Tujuan Penelitian

dan

Skenario

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Unsur intrinsik novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman
El Shirazy.
2. Nilai pendidikan karakter dalam novel Bumi Cinta Karya
Habiburrahman El Shirazy.
3. Skenario
pembelajaran

novel

Bumi

Cinta

Karya

Habiburrahman El Shirazy dan Skenario Pembelajarannya di
Kelas XII SMK.
G. Manfaat Penelitian
1. Segi Teoretis
Dari segi teoritis

penelitian

ini

diharapkan

dapat

wawasan

dan

bermanfaat

untuk

menambah

pengetahuan

kepada

pembaca

serta

memperkaya

khasanah kajian sastra khususnya tentang pendidikan
karakter dalam novel serta sebagai langkah awal
penelitian selanjutnya.
2. Segi Praktis
Secara praktis penelitian

ini

diharapkan

dapat

bermanfaat bagi siswa, peneliti lain, dan pembaca.
a. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa
dan guru terutama dalam pembelajaran sastra. Bagi
siswa diharapkan dapat untuk menambah wawasan
untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologi tokoh
utama yang diambil dari sebuah karya sastra.
b. Bagi peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat member
kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian yang
lebih mendalam.
c. Bagi pembaca
Penelitian

diharapkan

bermanfaat

bagi

pembaca agar lebih memahami isi novel Bumi Cinta
dan mengambil manfaat dari novel tersebut.

H. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis
terhadap

kajian

yang

terdahulu

hingga

diketahui

perbedaan yang khas antara kajian yang terdahulu dengan
kajian yang akan dilakukan. Untuk mengetahui perbedaan
yang khas antara kajian terdahulu dengan kajian yang
dilakukan penulis, penulis akan memaparkan tinjauan
pustaka sebagai kajian secara kritis. Pemaparan ini dapat
digunakan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan
antara penelitian terdahulu dan yang sedang dilakukan
oleh penulis.
Kajian mengenai nilai pendidikan karakter dalam
karya sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya,
antara lain:
1. Ahmad Ridlowi (2010), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga yang berjudul, “Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel
Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, yang teknik pengumpulan datanya menggunakan
konsep penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian
tersebut, nilai-nilai Pendidikan Islam yang diurai secara panjang lebar
adalah nilai-nilai Pendidikan Islam dalam novel Sang Pemimpin karya
Andrea

Hirata

berupa:

Pendidikan

Keimanan,

Pendidikan

Syari’ah/Ibadah, Pendidikan Akhlak yang meliputi Akhlak Kepada
Allah, Akhlak Kepada Diri Sendiri, dan Akhlak Kepada Sesama
Manusia, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Pendidikan Sejarah.
2. Agus Firmansyah (2011) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga yang berjudul, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Islami

Dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy”. Peneliti
menggunakan

pendekatan

pendekatannya,

yaitu

hermeneutik

pendekatan

yang

sebagai
menitikberatkan

metode
pada

penafsiran terhadap obyek-obyek tertentu seperti teks, simbol-simbol
seni (lukisan, novel, puisi, serta jenis karya sastra lainnya) dan perilaku
manusia. (Sahiron Syamsuddin, 2009: 7, dalam skripsi Agus
Firmansyah, 2011: 25). Dalam menganalisis, peneliti menggunakan
metode analisis isi (content analysis). Dalam penelitiannya, penulis
secara gamblang mengurai tentang pendidikan karakter berupa Akhlak
kepada Allah, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap sesama
masyarakat, dan lingkungan.
I. Kajian Teoretis
Kajian teoretis dalam penelitian ini membahas mengenai nilai
pendidikan karakter, struktur karya sastra, dan pembelajaran sastra di kelas
XII SMK. Struktur karya sastra meliputi: tema, tokoh, dan penokohan,
alur, latar, amanat, dan sudut pandang. Nilai pendidikan karakter meliputi:
(i) hubungan manusia dengan diri sendiri, (ii) hubungan manusia dengan
manusia lain termasuk dengan lingkungan, dan (i) hubungan manusia dengan
Tuhan.
1. Struktur Karya Sastra
Pada stuktur karya sastra dalam penelitian ini membahas tema,
tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Menurut Abrams (Nurgiyantoro,
2010: 36) struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan,
penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi
komponenya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah.

Unsur-unsur intrinsik karya sastra meliputi: tema, alur, tokoh dan
penokohan, latar, dan sudut pandang.
a. Tema
Menurut Stanton (2007: 147) tema adalah makna yang
dikandung dalam sebuah cerita (novel). Dari pendapat di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa tema adalah gagasan, idea tau pikiran
utama mendasari karya sastra, tema dibangun dari masalahmasalah yang terdapat dalam novel.
Menurut Waluyo (2008: 142) tema adalah masalah hakiki
manusia, seperti cinta kasih, ketakutan, kebahagiaan, kesengsaraan,
keterbatasan, dan sebagainya.
b. Alur atau Plot
Alur atau plot adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk
cerita yang menunjukan adanya hubungan kausalitas. Menurut
waluyo (2008: 21) alur atau plot sering juga disebut kerangka
cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang
menunjukkan

hubungan

sebab

dan

akibat

dan

memiliki

kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan
datang.
Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2010: 113) alur atau plot adalah
cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan
atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain.
Berdasarkan kriteria urutan waktu, Nurgiyantoro (2002 : 153155) membedakan alur menjadi tiga, yaitu alur maju, alur mundur,
dan alur campuran.
c. Plot maju atau progresif
Alur maju atau progresif dalam sebuah novel terjadi jika cerita
dimulai dari awal, tengah, dan akhir terjadinya peristiwa.
d. Plot Mundur atau regresif

terjadi jika dalam cerita tersebut dimulai dari akhir cerita atau
tengah cerita kemudian menuju awal cerita.
e. Plot Campuran
Peristiwa gabungan dari plot progresif dan plot sorot balik.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alur atau plot
merupakan rangkaian cerita yang dihadirkan oleh para pelaku
dalam cerita, dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin suatu cerita.
f. Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu cerita
yang mengalami peristiwa dan mempunyai sifat, sikap, emosi,
prinsip dan sebagainya. Di dalam sebuah novel, tokoh-tokoh cerita
dapat dibedakan dalam beberapa macam sudut pandang dan
tinjauan itu adalah beberapa jenis tokoh, jenis watak, dan teknik
pelukisan.
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010: 165) tokoh cerita
adalah orang-orang yang ditampilkan suatu karya naratif atau
drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan apa
yang dilakukan dalam tindakan, berdasarkan peranannya dibedakan
menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama
adalah tokoh yang penting dalam cerita ditampilkan terus menerus
sehingga terasa mendominasi sebagian cerita, dan tokoh tambahan
adalah tokoh-tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa
kali dalam cerita dan dalam porsi yang relative pendek.
Dapat disimpulkan bahwa tokoh dan penokohan merupakan
pelaku cerita yang hadir untuk menampilkan suatu karakter
tertentu.
g. Latar

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010: 216), latar
disebut juga landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat
hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa
yang diceritakan.
h. Sudut pandang
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010: 248) Sudut
pandang merupakan cara yang dipergunakan oleh pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya
fiksi kepada pembaca.
Menurut Booth ( dalam Nurgiyantoro, 2002: 249) sudut
pandang adalah tekhnik yang dipergunakan pengarang untuk
menemukan dan menyampaikan makna karya artistiknya untuk
dapat sampai dan berhubungan dengan pembaca.
2. Nilai Pendidikan Karakter dalam Karya Sastra
Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari
seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya
(Winton:2010).Seseorang dikatakan berkarakter apabila dia mampu
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam dirinya secara suka rela karena
itu unsur penting dalam karakter adalah hati nurani.
Nilai-nilai pendidikan karakter merupakan salah satu manfaat yang
dapat dipetik dari membaca karya sastra. Nilai-nilai tersebut sangat
berkaitan dengan persoalan hidup dan kehidupan yang dialami oleh para
tokoh dalam karya sastra tersebut. Menurut Nurgiyantoro (1998: 323),
secara umum, persoalan hidup dan kehidupan manusia dapat dibedakan
ke dalam persoalan: (i) hubungan manusia dengan diri sendiri, (ii)
hubungan manusia dengan manusia lain termasuk dengan lingkungan,
dan (i) hubungan manusia dengan Tuhan. Nilai-nilai pendidikan karakter
yang akan dibahas

dalam penelitian ini berangkat dari ketiga

permasalahan manusia di atas.

Berikut diuraikan lebih lanjut nilai-nilai pendidikan yang didasarkan
pada ketiga hal tersebut.
a. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri
Dari hubungan pribadi ini, nilai yang dapat diambil adalah
nilai moral yang terpancar dari kepribadian atau karakter tokoh
tersebut, seperti jujur, kerja keras, disiplin, menghargai dan lain
sebagainya, dalam novel bumi cinta hubungan manusia dengan
dirinya sendiri ditunjukan dari tokoh yang bernama Muhammad
Ayyas. Muhammad Ayyas adalah seorang yang sangat bertanggung
jawab, disiplin, setia dan mempunyai keimanan yang kuat. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut :
“Maaf Yelena, aku sangat letih, aku harus istirahat.”
“Duduklah, lima belas menit saja.”
“Maaf Yelena, aku tidak bisa. Sebaiknya kau istirahat
saja.” Kata Ayyas dengan tetap menahan untuk tidak
memandang kearah Yelena. Ia sebenarnya ingin sedikit
mengarahkan

mukanya

ke

wajah

Yelena

untuk

menghormati lawan bicaranya. Tapi ia tidak berani, karena
takut imannya goyang. Begitu selesai mengucapkan katakatanya Ayyas

langsung masuk ke kamarnya dan

menguncinya dari dalam.” (Bumi Cinta, 2013:91).
Dapat dilihat bahwa kutipan tersebut menggambarkan
bahwa Ayyas ingin sekali menghormati lawan bicaranya. Namun,
dengan keadaan Yelena yang memakai pakaian seadanya tidak
menutupi auratnya maka Ayyas pun tidak memandang lawan
bicaranya. Yang menandakan bahwa Ayyas takut sekali dengan
ancaman Tuhan jikalau ia melihat aurat yang bukan muhrimnya.
Ayyas pun sangat takut dengan imannya yang akan goyang.

b. Hubungan Manusia dengan Manusia
Dari hubungan ini, nilai-nilai yang dapat diambil adalah nilai sosial
yang antara lain kekerabatan, nilai saling tolong menolong (ta’awun),
nilai toleransi (tasamuh), nilai saling menyayangi, dan lainnya, dalam
novel Bumi Cinta hubungan manusia dengan manusia atau yang disebut
hablumminnannas di tunjukan dari tokoh yang bernama Muhammad
ayyas. Muhammad Ayyas mempunyai jiwa toleransi yang sangat tinggi.
Salah satunya adalah bentuk menghargai pendapat orang lain. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut :
“Maaf Yelena, aku tidak bisa. Sebaiknya kau istirahat saja.”
Kata Ayyas dengan tetap menahan untuk tidak memandang
kearah Yelena. Ia sebenarnya ingin sedikit mengarahkan
mukanya ke wajah Yelena untuk menghormati lawan
bicaranya. Tapi ia tidak berani, karena takut imannya
goyang. Begitu selesai mengucapkan kata-katanya Ayyas
langsung masuk ke kamarnya dan menguncinya dari
dalam.” (Bumi Cinta, 2013:91)
c. Hubungan manusia dengan Tuhan
Dalam

ajaran

agama

Islam,

hubungan

ini

disebut

juga

hablumminallah, yakni hubungan hamba dengan penciptanya. Nilai yang
dapat diambil dari hubungan ini berupa nilai religius yang antara lain
berupa ketaatan dalam beribadah, sikap pasrah kepada Allah (tawakkal),
dan lainnya, dalam novel Bumi Cinta contoh perilaku yang menunjukan
hubungan manusia dengan Tuhan di tujukan pada sosok Muhammad
Ayyas. Muhammad Ayyas seorang laki-laki yang sholeh, dia Sosok lakilaki yang sangat kuat dalam menjaga keimanan. Sehingga dia tidak
pernah melalaikan kewajiban untuk menjalankan perintah Allah Swt. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut :
“Ayyas meneteskan air mata. Ia teringat firman Allah yang
menegaskan, lelaki buruk untuk perempuan yang buruk dan
lelaki yang baik untuk perempuan yang baik. Ia beristighfar

berkali-kali. Ia lalu bangkit, mengambil wudlu, dan shalat.
Dalam sujudnya ia menangis sejadi-jadinya kepada Allah.
Ia diberi kekuatan untuk terus Istiqamah mengamalkan
ajaran Islam yang mulia”(Bumi Cinta, 2013: 319).
J. Skenario Pembelajaran di SMK
Skenario pembelajaran novel Bumi Cinta di SMK kelas XI diawali
dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai
berikut.
1. Kompetensi Inti
Dalam Kurikulum 2013 Kompetensi Inti berpedoman pada
silabus yang disusun oleh pemerintah. Kompetensi Inti merupakan
dasar pengembangan program pembelajaran yang terstruktur.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan perincian dari kompetensi inti.
Kompetensi dasar adalah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
minimal harus dikuasai siswa untuk menunjukkan penguasaan
kompetensi yang diterapkan. Kompetensi dasar yang dipakai untuk
pembelajaran sastra ini adalah Menentukan unsur ekstrinsik dalam
novel (nilai pendidikan karakter tokoh dalam novel Bumi Cinta)
3. Indikator
Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat
dijadikan ukuran mengetahui ketercapaian pembelajaran. Indikator
berfungsi

sebagai

tanda-tanda

yang

menunjukkan

terjadinya

perubahan perilaku siswa. dalam makalah ini Indikator yang akan
dicapai adalah siswa mampu untuk menganalisis nilai ekstrinsik
dalam karya sastra (novel Bumi Cinta) dan Siswa mampu untuk
menentukan karakter tokoh yang ada di dalam novel Bumi Cinta.
4. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan
sastra

agar siswa memiliki kesanggupan

untuk memahami,

menikmati, dan menghargai karya sastra. Tujuan pembelajaran sastra
disekolah adalah meningkatkan keterampilan berbahasa, pengetahuan
pengembangan cipta rasa, serta menunjang pembentukan watak.

Tujuan pokok pembelajaran sastra ini bertujuan agar Siswa dapat
mencari dan sekaligus mengetahui tokoh dan karakter tokoh yang ada
dalam novel Bumi Cinta, Siswa dapat menanamkan rasa cinta
terhadap pembelajaran Sastra.
5. Materi Pembelajaran
Guru di dalam proses belajar mengajar hendaknya dapat memilih
materi dan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Guru harus memperhatikan pedoman dalam menentukan
materi pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra harus sesuai dengan
materi yang sudah disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan siswa agar lebih tertarik dan mudah menerima materi.
Materi dalam pembelajaran sastra penelitian ini mencakup unsur
instrinsik dan nilai moral. Materi pembelajaran yang dipakai adalah
guru menggunakan novel (novel Bumi Cinta) materi yang di ajarkan
yaitu mencari unsur ekstrinsik tentang pendidikan karakter.
6. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah tersusun dalam bentuk
kegiatan nyata praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan Metode
saintifik,

sehingga

siswa

dibebaskan

untuk

berkreasi

dan

menuangkan idenya dalam menganalisis dan mencari nilai unsur
ekstrinsik dalam novel Bumi Cinta.
7. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan informasi yang disajikan dan disimpan
dalam berbagai bentuk, yang dapat membantu siswa mengalami
perubahan sikap, keterampilan, dan kecerdasan kea rah yang lebih
baik. Sumber belajar dapat berupa: (1) buku pelajaran, (2) media
cetak, (3) media elektronik, (4) lingkungan, dan (5) hasil karya siswa.
Sumber belajar yang digunakan adalah
Habiburrahman El Shirazy.
8. Langkah-langkah Pembelajaran

Bumi Cinta karya

Kegiatan pembelajaran sastra pada siswa harus menggunakan
langkah-langkah pembelajaran agar pembelajaran lebih terarah dan
diharapkan mengena pada siswa. Langkah-langkah pembelajaran
sastra

dapat

dibagi

menjadi

pendahuluan,

inti

(mengamati,

mengasosiasi, mempertanyakan, mengeksplorasi, mengomunikasikan
), dan penutup.
9. Penilaian
Penilaian merupakan

suatu

komponen

penting

dalam

pembelajaran. Penilaian dilaksanakan setiap kompetensi dasar telah
selesai

diajarkan.

Penilaian

pembelajaran

sastra

merupakan

pengukuran ketercapaian hasil pembelajaran. Penilaian dalam kelas
berfungsi untuk menentukan hasil-hasil urutan dalam pembelajaran.
K. Metode Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah sumber data dari mana datadata tersebut diperoleh. Penelitian ini, penulis menggunakan sumber
data dari novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy cetakan 1
edisi revisi dan diterbitkan oleh Kang Abik, Tangerang dengan tebal
546 halaman. Data-data berupa kutipan, baik kutipan langsung maupun
tidak langsung dari novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy.
2. Objek Penelitian
Menurut Arikunto (2010:99) objek adalah hal yang menjadi pusat
perhatian penelitian. Objek penelitian ini adalah nilai pendidikan
karakter yang terdapat di novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy dan scenario pembelajarannya di kelas XII SMK.
3. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan suatu titik pusat dari objek penelitian.
Penelitian ini difokuskan pada nilai pendidikan karakter dalam novel
Bumi

Cinta

karya

Habiburrahman El Shirazy

pembelajarannya di kelas XII SMK.
4. Teknik Pengumpulan Data

dan scenario

Sugiyino (2013:224) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka.
Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam mengumpulkan data
adalah sebagai berikut:
a. Membaca keseluruhan novel secara intensif.
b. Mengetahui nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel
Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
c. Mencatat data-data yang diperoleh dalam kartu pencatat.
5. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah fasilitas yang digunakan oleh penulis
dalam mengumpulkan data agar pekerja lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, sehingga penelitian lebih lengkap, sistematis dan mudah
diolah. Instrument yang digunakan dalam penelitian penulis sebagai
peneliti, kartu pencatat data, dan alat tulis. Kartu pencatat data tersebut
digunakan penulis untuk mencatat data-data tentang struktur
pembangun novel dan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel
Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode content
analysis (analisis isi). Metode analisis isi adalah metode yang
dilakukan dengan cara mengkaji dan membahas seluruh isi teks secara
kritis dan teliti (Arikunto, 2010:53). Data yang digunakan dalam
penelitian berupa bentuk-bentuk bahasa, yakni teks dalam novel Bumi
Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Langkah-langkah yang
ditempuh penulis dalam melakukan metode analisis isi adalah sebagai
berikut:
a. Membaca novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
b. Mencari data dan menandai data penelitian
c. Mengelompokkan data penelitian
d. Mengidentifikasi data penelitian

e. Menganalisis unsur intrinsic yang memfokuskan pada nilai
pendidikan karakter dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman
El Shirazy
f. Menyusun hasil laporan analisis
7. Teknik Penyajian Hasil Analisis
Dalam penyajian analisis data, penulis menggunakan metode
informal, yakni penyajian hasil analisis data dengan menggunakan
kata-kata biasa. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Hasil
penelitian berupa nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel
Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ridlowi . 2010. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Sang Pemimpi
Karya Andrea Hirata. Skripsi: Yogyakarta.
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.

Agus Firmansyah. 2011. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Islami Dalam Novel
Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy. Skripsi: Yogyakarta. UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Habiburrahman, El, Shirazy. 2013. “Bumi Cinta”. Tangerang: Penerbit Santri.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nurhayati. 2012. Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik. Surakarta: Cakrawala
Media.
Nurhayati. 2012. Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: Cakrawala Media.
Pribadi, Benny A.2009. “Model Desain Sistem Pembelajaran”. Jakarta: Dian
Rakyat.
Samani, Muchlas. Hariyanto. 2012. “Pendidikan Karakter”. Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya.
Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman Yang Efektif. Purworejo: UMP
Press.
Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Keempat. Jakata: Gramedia Pustaka Utama.
Umar, Tirtarahardja, Sulo. 2003. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Waluyo, Herman J. 2011. “Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi”. Surakarta:
UNS Press.