Masalah Masalah Sosial Masalah Masalah Sosial

Pembahasan
a. Persfektif Jurnal
Facebook atau yang sering disingkat dengan FB merupakan situs
pertemenan melalui internet, yang penggunanya berjuta-juta orang dipenjuru bumi
ini. Mudah dan murahnya akses internet menjadikan facebook menjadi bagian dari
akivitas sehari-hari masyarakat. Facebook memiliki daya tarik bagi penggunanya
melalui aplikasi-aplikasi yang ditawarkan sehingga membuat kesenangan bagi
pengguna walaupun sifatnya cenderung maya tetapi terkadang bisa juga menjadi
kenyataan. Misalnya dalam pertemanan yang awalnya hanya mengobrol tanpa
tatap muka bisa berlanjut bertemu didunia nyata.
Pada tahun 2008 facebook baru tenar dikalangan masyarakat Indonesia
dengan pengguna berjumlah 831.000 orang (64.5%). Pada umumnya yang
menjadi pengguna akun facebook ini adalah para remaja di bawah 18 tahun. Hasil
survey telah membuktikan pada tahun 2010 indonesia menjadi peringkat ketiga
pengguna facebook dengan jumlah pengguna sebesar 27.800.160.
Banyak dampak-dampak positif dan negatif dari facebook ini khususnya
bagi para penggunanya. Untuk para pekerja baik diperkantoran dan lain
sebagainya, penggunaan akun facebook ini berdampak pada kinerja para pekerja
yang menurun. Hal ini dibuktikkan melalui survey yang hasilnya bahwa ketika
pekerja yang pekerjaannya menggunakan fasilitas komputer disela- sela
pekerjaannya membuka situs facebbok dan akibatnya pekerjaannya tidak selesai.

Sedangkan dikalangan remaja dari hasil survei Ohio University, penggunaan
facebook juga berdampak buruk yaitu pelajar yang sering menggunakan akun ini
menjadi pribadi yang malas, minat belanjar kurang dan menjadi bodoh.
Facebook ini juga bisa diibaratkan candu bagi para penggunanya.
Maksudnya seorang individu yang sudah hapal atau sudah menjadikan facebook
sebagai rutinitas dalam kehidupannya dan tidak bisa lepas tidak menggunakannya.
Pola komunikasi Internet melalui situs pertemanan FB ini, pada tahap tertentu

bisa menimbulkan adiksi yang mungkin berpengaruh terhadap kehidupan nyata.
Beberapa ciri‐ciri orang Yang te radiksi terhadap internet, yaitu penggunaan yang
berlebihan, kegelisahan ketika tidak mengakses internet dalam interval waktu
tertentu, peningkatan toleransi terhadap adiksi internet itu sendiri dan dampak
negatif ( termasuk isolasi sosial ).
Di Indonesia sendiri , saat akun facebook ini sedang familiar, kasus-kasus
baru muncul seperti maraknya anak hilang, penculikan dibawah umur, serta
perilaku para siswa yang tidak sopan yaitu menghina gurunya dengan kata-kata
kasar di jejaring sosial tersebut. Seperti siswi SMAN 22 Surabaya meninggalkan
rumah dan sejumlah remaja hilang akibat pertemanan diFB. Dan hingga tahun
2010, Komnas Perlindungan Anak telah menerima lebih dari 100 laporan remaja
hilang. Terdapat juga empat siswa SMAN 4 Tanjung Pinang yang dipecat sekolah

mereka karena menghina guru melalui FB, bahkan seorang remaja18 tahun
divonis Pengadilan Negeri Bogor karena menghina teman melalui FB serta 21
Kasus seks komersial dan 6 kasus pelampiasan seks melalui FB.
Remaja yang masih berjiwa labil dan emosional sering salah menafsirkan
apa yang mereka dapatkan baik dari media massa maupun dari situs pertemanan.
Keadaan yang seperti demikian menjadikan remaja sering terpancing rasa
keingintahuannya untuk mencoba apa yang ditawarkan kepada mereka melalui
media‐media tersebut yang kemudian memunculkan perubahan perilaku baik itu
yang positif maupun negatif pada diri remaja.
Penulis tertarik untuk menulis judul mengenai hubungan facebook dengan
prilaku remaja khususnya di Makassar dikarenakan maraknya pengguna facebook
yang menimbulkan dampak-dampak. Adapun tujuan dari penulis adalah secara
teoritik berguna untuk perkembangan konsep-konsep ilmu yang bersangkutan
yaitu, psikologi, sosiologi, serta komunikasi. Sedangkan secara praktisnya untuk
pemerintahan untuk pengembangan kebijakan tentang adanya situs jejaring sosial.
Berikut ini adalah hasil dari penelitian penulis yang membahas hubungan
penggunaan situs jejaring sosial FB dengan perilaku remaja. Ada beberapa
indikator perilaku remaja yang dimunculkan dalam kuesioner yaitu penggunaan
FB yang dapat dilihat dari perkataan dan perbuatan remaja saat mereka


memanfaatkan FB. Dalam hal ini yang akan diukur adalah FB dapat
memperburuk cara berkomunikasi dan merusak tata bahasa pengguna/remaja.
Perilaku remaja juga dapat diukur dari frekuensi, durasi,dan intensitas
remaja saat memanfaatkan FB. Perilaku remaja ini juga dapat dipengaruhi dan
mempengaruhi lingkungan, dimana saat semua teman‐teman disekitar mereka
memanfaatkan situs jejaring sosial maka mereka juga akan melakukan hal yang
sama. Hal ini akan sangat berguna bagi remaja dalam mencari teman baru
mempererat hubungan dengan teman yang sudah ada juga percaya atau sebaliknya
kepada orang yang baru dikenal melalui FB, mendapatkan banyak informasi,
pengetahuan dan pengalaman baru sekaligus terhibur dan menghibur orang lain
melalui FB atau sebaliknya mendapatkan masalah/musuh akibat FB. Penggunaan
FB juga akan membentuk sikap remaja yang dapat dilihat secara langsung
misalnya kecanduan penggunaan situs jejaring sosial ini, dan jarang bertemu
dengan orang secara langsung/tatap muka.

b. Analisa Kelompok

Hadirnya internet dalam kehidupan manusia merupakan suatu kemajuan
teknologi yang akan semakin mempermudah manusia untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Namun hal tersebut pastinya akan berdampak pada seseorang

misalnya pola prilaku. Memang ada keterkaitan ketika suatu produk sepertinya
teknologi terhadap prilaku seseorang, yang tadinya seorang individu tersebut rajin
dalam bekerja, setelah tahu dan menggunakan produk tersebut dan merasakan
suatu kesenangan maka pola hidupnya yang lama perlahan-lahan akan hilang.
Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses
belajar. Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh
perilaku terdahulu. Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling
berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output) (Notoatmojo:
1993). Individu atau masyarakat dapat merubah perilakunya bila dipahami faktorfaktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku
tersebut.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian
terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak
di luar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.
Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat
bawaan misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan
sebagainya. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik,
ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor
yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Adapun teori yang digunakana
adalah Teori Perubahan Perilaku S-O-R dan “Dissonance” : Festinger dan lain
sebagainya.


1.Teori Perubahan Prilaku S-O-R

Dalam teori ini perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus-OrganismeRespon.

Perubahan

perilaku

terjadi

dengan

cara

meningkatkan

atau

memperbanyak rangsangan (stimulus). Perubahan perilaku terjadi melalui proses

pembelajaran

(learning

process).

Materi

pembelajaran

adalah

stimulus.

Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R:

1. Adanya stimulus (rangsangan): diterima atau ditolak
2. Apabila diterima (adanya perhatian) dan mengerti (memahami)
stimulus.
3. Subyek (organisme) mengolah stimulus dan hasilnya berupa kesediaan

untuk bertindak terhadap stimulus serta bertindak (berperilaku) apabila ada
dukungan fasilitas.

2. Teori “Dissonance” : Festinger
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan
antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil.
Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang
tersebut

akan

terjadi

ketidakseimbangan

(dissonance).

Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan
melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru, dan akhirnya kembali
terjadi keseimbangan.


3. Teori Fungsi: Katz
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab
itu, stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang
(subyek). Prinsip teori fungsi:

1) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)
2) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan

3) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons
terhadap gejala sosial)
4) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi
(marah, senang).

4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
Perilaku merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong
(driving

forces)


dan

kekuatan

penahan

(restraining

forces).

Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara kedua
kekuatan

tersebut.

Kemungkinan

terjadinya

perubahan-perubahan


perilaku:
1)

Kekuatan

pendorong

meningkat,

2)

Kekuatan

pendorong

3)

Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.


tetap,

kekuatan

kekuatan

penahan

penahan

tetap.

menurun.

Seperti halnya seorang remaja dengan pysical dan hormon yang lagi
berkembang. Adanya stimulus (S) yang ditawarkan oleh aplikasi jejaring social
yang menarik , membuat para remaja yang sedang mencari jati diri tergiur, serta
paham dengan rangsangan tersebut( O )

akhirnya bersedia untuk menerima

stimulan tadi dengan adanya fasilitas yang sangat mudah didapat ( R ).
Saat mengenal suatu aplikasi yaitu seperti Facebook, jika tidak dibarengi
dengan pengawasan dari orang terdekat terutama bagi orang tua hal tersebut akan
berdampak negatif kepada remaja tersebut. Dimana para remaja akan
menyalahgunakan aplikasi tersebut dan akhirnya jatuh kearah yang salah dan akan
membuat perilakunya buruk atau perilaku menyimpang.
Sudah banyak survey yang membuktikkan bahwa penggunaan internet
bagi remaja berdampak bagi psikologisnya. Dimana remaja akan merasakan
kecanduan terhadap internet. Ia akan merasa gelisah , kurang percaya diri dan lain
sebagainya jika tidak menggunakan internet dalam sehari. Dan akhirnya hal ini

berdampak pada prestasi si remaja yang akan malas belajar dikarenakan selalu
bermain dengan aplikasi-aplikasi menarik yang ditawarkan oleh akun tersebut.
Untuk itu perlu adanya kerjasama yang terjalin antara pihak pemerintah
dengan orang tua dalam mengatasi permasalahan ini. Dimana pemerintah bertugas
untuk menentukan kebijakan mengenai situs jejaring social yang masuk ke
Indonesia. Sedangkan dari pihak orang tua sendiri diharapkan lebih cermat dan
intensif dalam mengawasi para anak dalam menggunakan internet. Seperti
memberi batasan waktu untuk bermain internet yang tidak ada hubungannya
dengan pelajarannya serta memberikan pemahaman dan saran atau nasihat untuk
menggunakan aplikasi jejaring social.

Sumber :


Bedande(2012). Teori Perubahan Prilaku. From:
http://bedande.blogspot.com/2012/01/teori-perubahan-perilaku.html