Proposal Penelitian Tentang Pelajaran MAHFUDZOD

HUBUNGAN ANTARA PELAJARAN MAHFUDZOD DENGAN SIKAP
DISIPLIN DIRI PADA SISWA-I KELAS X MA AL-IMAN BABADAN
PONOROGO

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Kepada
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Persyaratan dalam penyusunan Tugas Akhir

Oleh :
Rizka Eliyana Maslihah
NIM : 210509076

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
JANUARI 2012


KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN PONOROGO)
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Penelitian ini atas nama saudara/i :
Nama

: Rizka Eliyana Maslihah

NIM

: 210509076

Jurusan

: TARBIYAH

Prodi

: PBA


Judul

: Hubungan antara Pelajaran Mahfudzod dengan Sikap Disiplin
Diri pada siswa-i Kelas X MA Al-Iman Babadan Ponorogo.

Telah diajukan dan disetujui untuk dijadikan Proposal Penelitian.

Pembimbing I

Tanggal,

Januari 2012

Tanggal,

Januari 2012

_____________________
NIP.

Pembimbing II

_____________________
NIP.
Mengetahui
Ketua Prodi PBA
STAIN PONOROGO

______________________________
NIP.

I.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa Arab sebagai suatu bahasa yang kompleks, mencakup
beberapa ilmu terapan yang digunakan sebagai perantara pencapaian
kebenaran yang mutlak secara lisan dalam pengucapan dan tulisan
bahasa arab. Adapun ilmu-ilmu terapan bahasa arab yang diajarkan di
MA Al-Iman adalah : Qowa’id (Ilmu Shorof dan Ilmu Nahwu),

Balaghoh (Ma’ani, Bayan dan Badi’), Mahfudzod (Kata Mutiara),
Syi’ir (Puisi), Insya’, Khutbah-khutbah, Sejarah Sastra Arab dan
Nadhom (Bait-bait berbahasa arab).1
Penjelasan tersebut memaparkan secara singkat mengenai berbagai
macam terapan ilmu bahasa arab dan cara pengkajiannya, karena untuk
menjadi seseorang dengan kemampan berbahasa arab yang mumpuni
haruslah mampu menguasai seluruh terapan ilmu tersebut dengan
sempurna, dan hal tersebutlah yang menjadi dasar metode pengajaran
di MA Al-Iman Babadan Ponorogo.
Bahasa arab juga mempunyai beberapa aspek kemahiran yang
saling berkaitan dalam pencapaian kemahiran berbahasa arab. Adapun
aspek-aspek

tersebut

meliputi

:

kemahiran


menyimak

atau

mendengarkan, kemahiran berbicara, kemahiran membaca dan
kemahiran menulis. Yang mana semua aspek ini sangat berkaitan erat
dengan ilmu-ilmu terapan bahasa arab.
Teori tentang tata cara pembelajaran bahasa arab adalah : teori
wihdah dan teori furu’. Pengertian dari teori wihdah adalah : Teori
yang menganggap bahwasanya bahasa arab adalah suatu kesatuan yang
terikat dan tidak dapat dipecah-pecah yang dilakukan dengan
memberikan semua materi cakupan bahasa arab dalam satu pelajaran
dan biasa diberlakukan disekolah-sekolah karena minimnya jam tatap

1

Musthofa Gholayani, Jami’ud Durus Al-‘Arobiyah, (Mesir : Daarul Hadits, 2005), 7.

muka bahasa arab disetiap minggunya karena bahasa arab hanya

sebagai pelajaran muatan lokal. Sedangkan teori furu’ adalah : Teori
yang menganggap bahwasanya bahasa arab terbagi dalam beberapa
cabang ilmu dengan masing-masing kurikulum disetiap cabangnya,
seperti : Rumpun pelajaran bahasa arab adalah : Muthola’ah, insya’,
mahfudzod, nahwu, shorof, tafsir, hadits, balaghoh dsb. Sehingga
pembelajaran dilakukan dengan terpisah-pisah. Seperti yang diajarkan
di MA Al-Iman, karena mengikuti pola pembelajaran KMI Darussalam
Gontor.
Pembahasan dalam penelitian ini hanya akan berkisar pada salah
satu cabang ilmu bahasa arab, yaitu : mahfudzod, yang diajarkan di
kelas X MA Al-Iman. Dimana mahfudzod adalah : salah satu rumpun
mata pelajaran bahasa arab yang mengajarkan tentang hikmah-hikmah
dan peribahasa berbahasa arab, dengan tujuan untuk menancapkan
falsafah-falsafah hidup yang penting untuk masa depan para siswi-i.
Salah satu peribahasa itu adalah :

ِ ‫"اح ُق بِاَ ِنظاا ْ ِ ه الب‬
"‫اط َل بِنِ َظًاا‬
َ ُ َ ًَ
َ

Artinya : “ Suatu hal yang baik namun tanpa disiplin akan dapat
dikalahkan oleh suatu hal yang buruk namun dengan
disiplin”.
Kata mutiara diatas menjadi latar belakang penelitian ini, karena
pelajaran mahfudzot yang berisi tentang kata-kata mutiara, tidak hanya
sekedar pelajaran menghafalkan bait-bait kata mutiara, namun untuk
menancapkan falsafah-falsafah hidup pada diri setiap siswa-i MA AlIman. Sehingga diharapkan setiap siswa-i akan mempunyai pegangan
dalam hidupnya, dan dapat hidup disiplin serta mempunyai sifat-sifat
yang positif sebagai keluhuran budi pekerti para siswa-i.
Bait-bait mahfudzod tidak sebatas dihafalkan para siswa-i MA AlIman, namun ada yang sengaja dituliskan ditempat-tempat yang
strategis untuk dapat menjadi motivasi, dan senantiasa mengingatkan

para siswa-i ketika membacanya, aplikasinya pun akan lebih nyata,
ketika siswa-i sedang dihadapkan pada suatu permasalahan, maka
sering kali kata mutiara itu menjadi inspirasi dan menjadi jawaban dari
permasalahan para siswa-i. Dan pengaruh dari bait-bait tersebut dapat
mempengaruhi

sikap


siswa-i

dalam

berbagai

hal,

termasuk

mempengaruhi sikap disiplin mereka, karena sikap dan disiplin diri
dapat dipengaruhi oleh berbagai hal.
Namun jika kita menyampaikan bahwa pelajaran mahfudzod
mempunyai hubungan dengan dasar hidup mandiri setiap siswa-i MA
Al-Iman, akan ada yang membenarkan dan ada yang menyalahkan.
Hal tersebut disimpulkan dari sikap para siswa-i MA Al-Iman setelah
mempelajari mahfudzod, ada siswa-i yang dapat mengaplikasikan baitbait tersebut dalam kehidupannya, namun ada pula yang belum dapat
mengaplikasikannya bahkan tidak berpengaruh sama sekali terhadap
sikap dan sifat siswa-i tersebut karena beberapa faktor. Dan pengertian
dari sikap adalah suatu hal yang menentukan suatu sifat yang hakiki,

baik dari perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang. 2
Makna disiplin Jika kita tinjau sebagai suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan
atau ketertiban.3 Maka permasalahan akan muncul ketika siswa-i
belum dapat mengaplikasikan hal-hal tersebut dalam kehidupan seharihari setelah mendapatkan pelajaran mahfudzod.
Dari penjabaran diatas ditemukan berbagai permasalahan yang
berkenaan dengan cara penanaman falsafah hidup, keyakinan dan dasar
hidup positif dalam rangka penanaman keluhuran budi pekerti siswa-i
MA Al-Iman, berkaitan dengan peraturan, hukuman dan penghargan
2

Abu Ahmadi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999), 162.
http://faridnyzer169.wordpress.com/2010/04/03/pengertian-disiplin-diri/ diakses : 14
Desember 2011.
3

sebagai bagian dari sikap disiplin. Dan hal tersebut mempunyai kaitan
erat dengan pelajaran mahfudzod, sebagai pelajaran yang mengajarkan
berbagai macam bait-bait dan kata mutiara yang berkenaan dengan

falsafah hidup dan penanaman sikap terpuji pada diri setiap siswa-i.
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan
sikap siswa-i setelah mendapatkan pelajaran mahfudzod, untuk
mengetahui pengaruh dari pelajaran tersebut terhadap sikap siswa-i
kelas X MA Al-Iman.
Berangkat dari hal diatas, maka peneliti mengambil judul :
“HUBUNGAN ANTARA PELAJARAN MAHFUDZOD
DENGAN SIKAP DISIPLIN DIRI PADA SISWA-I KELAS X MA
AL-IMAN BABADAN PONOROGO”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Pelajaran Mahfudzot adalah salah satu rumpun mata pelajaran
bahasa arab yang mengajarkan hikmah-hikmah dan peribahasa dengan
berbahasa

arab.

Tujuan

pelajaran


Mahfudzod

adalah

untuk

menancapkan falsafah-falsafah hidup yang penting untuk masa depan
para siswa-i. Sehingga pelajaran ini diwajibkan untuk dihafalkan para
siswa-i, mengingat diperlukannya falsafah hidup sebagai bekal
kehidupan para siswa-i dimasa mendatang.
Dengan pembelajaran mahfudzod, diharapkan akan tertanam
falsafah hidup pada diri siswa-i sehingga akan tercermin pribadi yang
luhur. Dan akan tercipta sikap disiplin para siswa-i melalui
pemahaman terhadap bait-bait mahfudzod. Namun kenyataan yang
terjadi tidak selalu seperti yang diharapkan, masih ada para siswa-i
yang belum dapat mengetahui tujuan utama menghafalkan bait-bait
mahfudzot tersebut. Serta masih ada siswa-i yang belum dapat
mencerminkan sikap berdasarkan bait-bait mahfudzod yang telah

dipelajari, sehingga seakan-akan pelajaran mahfudzod hanya menjadi
sebuah pelajaran yang wajib dihafalkan saja.
Pembelajaran mahfudzod yang berisikan bait-bait kata mutiara
sangat mendidik para siswa-i kelas X MA Al-Iman, pembelajaran
yang ingin ditancapkan meliputi : Kedisiplinan, sikap lemah lembut,
taat dan patuh pada peraturan, sikap terpuji dan kepribadian yang
luhur. Sehingga para siswa-i akan mematuhi seluruh tata tertib yang
ada dengan penuh kesadaran dan tidak melanggar peraturan. Dan jika
semua aspek pembelajaran mahfudzot benar-benar terpenuhi, maka
akan terlahir para siswa-i yang dapat diandalkan sebagai calon
generasi penerus dengan falsafah hidup yang kuat dan pribadi luhur.

C. BATASAN MASALAH
Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Tempat : MA Al-Iman Babadan, Ponorogo, Jawa Timur.
2. Variabel :
- Dependend (X)

= Pelajaran Mahfudzod.

-

= Dasar Sikap Disiplin Diri.

Independend (Y)

3. Indikator

:

- Pelajaran Mahfudzod :
a. Menanamkan falsafah hidup pada setiap siswa-i.
b. Menanamkan Prinsip hidup pada diri setiap siswa-i.
c. Menanamkan dasar hidup yang positif pada diri siswa-i.
d. Memberikan kekuatan mental pada setiap siswa-i.
e. Menanamkan sifat keluhuran budi pada diri setiap siswa-i.
-

Dasar Sikap Disiplin Diri :
a. Peraturan sebagai pedoman perilaku.
b. Konsisten dalam peraturan.
c. Hukuman untuk pelanggaran peraturan.
d. Penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan
peraturan yang berlaku.

D. RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari Latar Belakang Masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam Penelitian Kuantitatif ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah hubungan antara pelajaran mahfudzod dengan dasar sikap
disiplin diri siswa-i MA Al-Iman ?
2. Bagaimanakah cara menanamkan falsafah hidup pada diri setiap
siswa-i MA AL-Iman?
3. Adakah pengaruh dari peraturan, hukuman dan penghargaan
terhadap sikap disiplin diri siswa-i MA AL-Iman?
4. Seberapa baikkah sikap disiplin diri siswa-i MA Al-Iman yang
mendapat pelajaran mahfudzod ?
Metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah
diatas adalah Metode Penelitian Kuantitatif.4 Adapun penelitian
kuantitatif dilaksanakan dengan cara yang sistematis, terkontrol,
empirik dan kritis mengenai hipotesa hubungan yang diasumsikan
diantara fenomena alam. Dan kebenaran dapat ditemukan dengan
menyingkirkan “campur tangan” manusia, sehingga peneliti harus
mengambil jarak dengan obyek yang diteliti.5

E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menemukan sikap
disiplin diri pada siswa-i MA Al-Iman Babadan Ponorogo khususnya
kelas X, berangkat dari rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian kuantitatif ini adalah :
1. Pemahaman tentang hubungan pelajaran mahfudzod dengan dasar
sikap disiplin diri siswa-i MA Al-Iman.
2. Pengetahuan tentang cara penanaman falsafah hidup pada diri
setiap siswa-i MA Al-Iman.

4
5

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2006), 49-76.

Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitataif Serta Kombinasinya Dalam
Penelitian Psikologi (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2004), 14.

3. Pemahaman

tentang

pengaruh

peraturan,

hukuman

dan

penghargaan terhadap sikap disiplin diri siswa-i MA AL-Iman.
4. Pengetahuan tentang kwalitas sikap disiplin diri siswa-i MA AlIman yang mendapat pelajaran mahfudzod.
F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Dari

penelitian

in,

diharapkan

dapat

digunakan

untuk

mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan
penanaman sikap disiplin diri pada siswa-i Kelas X MA Al-Iman
Babadan, Ponorogo, Jawa Timur.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1. Meningkatkan

pemahaman

siswa-i

terhadap

materi

setelah

proses

pelajaran Mahfudzod.
2. Meningkatkan

hasil

belajar

siswa-i

pembelajaran.
3. Meningkatkan keaktifan belajar siswa-i terhadap materi
pelajaran mahfudzod.
4. Menanamkan sikap disiplin diri pada diri siswa-i .
5. Menanamkan falsafah hidup yang luhur pada diri siswa-i.
6. Menanamkan dasar hidup yang positif pada diri siswa-i.
7. Memberikan kekuatan mental pada setiap siswa-i.
8. Patuh terhadap Peraturan sebagai pedoman perilaku.
9. Konsisten dalam peraturan.
b. Bagi Pendidik
1. Dapat

menambah

wawasan

guru

tentang

metode

pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran.
2. Dapat merencanakan proses pembelajaran yang lebih aktif,
efektif dan efisien.

3. Dapat mengetahui permasalahan yang muncul dalam proses
pembelajaran secara langsung serta untuk mencari solusi
dalam memecahkan masalah.
4. Memperoleh informasi kemajuan dan keberhasilan peserta
didik dalam belajarnya.
5. Sebagai

bahan

pertimbangan

dalam

mengajar,

membimbing, dan mendorong siswa-i untuk lebih aktif
dalam menjalankan pembelajaran.
6. Dapat membuat bahan untuk evaluasi hasil pembelajaran
sesuai dengan kemampuan dan penyerapan pemahaman
para siswa-i.
II.

LANDASAN

TEORI,

KERANGKA

BERFIKIR

DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORI
1. Pelajaran Mahfudzod
Pelajaran Mahfudzot adalah salah satu rumpun mata pelajaran
bahasa arab, yang mengajarkan tentang hikmah-hikmah dan
peribahasa berbahasa arab. Dengan tujuan untuk menancapkan
falsafah-falsafah hidup yang penting untuk masa depan para siswi.
Sehingga pelajaran ini diwajibkan untuk dihafalkan para siswi,
mengingat diperlukannya falsafah hidup sebagai bekal kehidupan para
siswi dimasa mendatang. Adapun indikator dari pelajaran mahfudzod
sendiri adalah :
a. Menanamkan falsafah hidup pada setiap siswa-i
b. Menanamkan keyakinan dalam hidup (Prinsip hidup) pada diri
setiap siswa-i
c. Menanamkan dasar hidup yang positif pada diri siswa-i
d. Memberikan kekuatan mental pada setiap siswa-i
e. Menanamkan sifat keluhuran budi pada diri setiap siswa-i

2. Sikap Disiplin Diri
Pengertian dari sikap menurut herbert spencer adalah berasal
dari istilah dalam bahasa inggris “attitude” yang menunjukkan
suatu status mental seseorang. Dan menurut Lange sikap adalah
suatu konsep yang digunakan oleh ahli psikologi dalam
menentukan alasan perbedaan setiap individu. Sedangkan menurut
ahli sosiologi sikap menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh
terhadap perubahan sosial dan kebudayaan.
Adapun definisi dari sikap adalah suatu hal yang menentukan
sifat yang hakiki, baik dari perbuatan sekarang maupun perbuatan
yang akan datang. Aspek setiap sikap adalah :
1. Aspek kognitif : sikap yang berhubungan dengan gejala
mengenal fikiran, yang berwujud pengolahan, pengalaman dan
keyakinan serta harapan-harapan individu tentang suatu obyek
tertentu.
2. Aspek Afektif : sikap yang berwujud proses yang menyangkut
perasaan-perasaan tertentu, seperti : ketakutan, kedengkian,
simpati, antipati dsb.
3. Aspek Konatif : sikap yang berwujud proses tendensi atau
kecenderungan berbuat suatu obyek, seperti : kecenderungan
memberi pertolongan, menjauhkan diri dari sesuatu dsb.
Sedangkan definisi sikap menurut beberapa ahli adalah :
1. L.L. Thursone : Sikap adalah : tingkatan kecenderungan yang
bersifat positif atau negatif/suka atau tidak suka yang
berhubungan dengan obyek psikologi, yaitu : simbol, kata-kata,
slogan, orang, lembaga, ide dsb.
2. Zimbardo dan Ebbesen : Sikap adalah suatu predisposisi
(keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau
obyek yang berisi komponen-komponen cognitive, affective dan
behaviour.

3. D. Krech and RS. Crutcfield : Sikap adalah organisasi yang
tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi atau pengalaman atas
suatu aspek dari kehidupan individu.
4. John H. Harvey dan william P. Smith : Sikap adalah kesiapan
merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif
terhadap obyek atau situasi.
5. Gerungan : Sikap adalah attitude yang dapat berupa sikap,
pandangan, sikap perasaan yang disertai kecenderungan untuk
bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek tadi.
Sebuah sikap timbul karena adanya stimulus, dan terbentuknya
sikap banyak dipengaruhi oleh rangsangan dari lingkungan sosial
dan kebudayaan, seperti : keluarga, norma, golongan agama dan
adat istiadat. Dan dari sekian rangsangan, keluarga sebagai
kelompok primer yang yang memberikan pengaruh paling
dominan. Dan sikap seseorang tidaklah tetap, ia akan berubah jika
mendapatkan pengaruh dari dalam ataupun dari luar.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap adalah :
1. Faktor intern : Adalah faktor yang terdapat dalam pribadi
manusia itu sendiri, baik berupa selectivity atau daya pilih
seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh
yang dtang dari luar.
2. Faktor ekstern : Adalah faktor yang terdapat diluar pribadi
manusia yang berupa interaksi sosial diluar kelompok. Contoh :
Interaksi antara manusia melalui alat-alat komunikasi seperti :
surat kabar, radio, televisi, majalah dsb.
Ciri-ciri sikap adalah :
1. Sikap itu dipelajari (Learnability)
Sikap sebagai hasil belajar berbeda dengan motif-motif
psikologi lainnya, meskipun beberapa sikap dipelajari tanpa
sengaja. Karena jika manuasia menyadari bahwa suatu sikap akan
membawa kepada yang lebih baik (untuk dirinya sendiri)

membantu kelompok atau memperoleh seseatu nilai yang sifatnya
perseorangan, pastilah seseorang tersebut akan mempelajari sikap
dengan sengaja.
2. Memiliki kestabilan (Stability)
Sikap bermula dari suatu pelajaran yang menjadi lebih kuat
dan stabil karena adanya pengalaman. Contoh : perasaan suka atau
tidak suka terhadap suatu warna karena adanya frekuensi yang
tinggi dalam pengulangan melihatnya.
3. Personal-Sosietal significance
Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain
dan juga antara orang dan barang atau situasi. Contoh : Jika
seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka dan
hangat kepadanya, hal ini akan sangat berarti untuk diri seseorang
dalam merasakan kebebasan atau favorable.
4. Berisi cognisi dan affeksi
Komponen kognisi pada sikap adalah berisi informasi yang
faktual, mislanya : obyek itu dirasakan menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
5. Approach-Avoidance directionality
Bila seseorang mempunyai sikap favorable terhadap suatu
obyek, maka ia akan mendekati dan membantunya, namun jika
sikapnya adalah unfovarable maka ia akan cenderung menghindari.
Fungsi sikap adalah :
1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri, karena
sikap mudah menjalar dan menjadi milik bersama.
2. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.
3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman,
supaya tidak terjadi kekacauan.

4. Sikap

berfungsi

sebagai

pernyataan

mencerminkan pribadi seseorang.

kepribadian,

yang

6

Menurut bahasa, Disiplin berasal dari kata : “Disciple”, yaitu :
seseorang yang belajar secara sukarela untuk mengikuti seorang
pemimpin. Dan orang tua serta guru merupakan pemimpin bagi
seorang anak untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan
sejahtera. Sehingga disiplin dapat diartikan sebagai : cara yang
digunakan masyarakat dalam mengajari seorang anak tentang
perilaku moral yang disetujui suatu kelompok. Sedangkan maksud
dari disiplin dalam konsep populer adalah : hukuman, sehingga
menurut konsep ini disiplin hanya berlaku jika seorng anak
melanggar peraturan dan perintah dari orang tua, guru atau orang
dewasa yang berwenang mengatur kehidupan dirumah tangga
ataupun masyarakat.
Pendapat lain menyatakan : Disiplin diri adalah sikap patuh
kepada waktu dan peraturan yang ada. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa disiplin itu mengandung dua makna yaitu patuh terhadap
waktu dan patuh terhadap peraturan atau tata tertib. Patuh pada
waktu, sering kita dengar pada kata disiplin waktu. Disiplin
memiliki arti demikian ketika kita dihadapkan pada suatu waktu
dalam melakukan sesuatu, sehingga kita memiliki sebuah
tanggungjawab kepada waktu. Contoh nyatanya adalah : sebagai
pelajar kita tentu mengetahui jam masuk sekolah, sehingga kita
sebisa mungkin untuk datang ke sekolah lebih awal agar tidak
terlambat. Dari contoh tersebut kita dapat mengetahui jika seorang
pelajar yang disiplin itu memiliki tanggung jawap pada waktu,
yang berupa jam masuk sekolah. Patuh pada tata tertib atau
peraturan, contohnya : Di sekolah sebagai pelajar tentunya kita
telah mengetahui tata tertib sekolah. Di lingkungan masyarakat kita

6

Abu Ahmadi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999), 161-191.

juga telah mengenal adanya norma. Di dalam keluarga juga dapat
di temui sebuah aturan meskipun tidak tertulis. Disiplin memiliki
arti demikian ketika dihadapkan kepada peraturan peraturan atau
tata tertib disaat kita ingin melakukan sesuatu. Setiap peraturan itu
bersifat mengikat artinya siapapun yang berada pada lingkungan
yang memiliki suatu peraturan tersebut, secara tidak langsung
orang tersebut memiliki tanggung jawab pada peraturan tersebut.
Ketika orang tersebut mematuhi peraturan tersebut maka ia telah
bersikap disiplin dan ketika berbuat sebaliknya dia telah berbuat
tidak disiplin dan akan dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku. 7
Menurut Nursisto Johar Permana, Disiplin adalah suatu kondisi
yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian
perilaku yang menunjukkan

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
Sedangkan tujuan dari disiplin adalah : untuk membentuk
perilaku yang sesuai dengan peran-peran yang diterapkan
kelompok budaya dan tempat individu untuk diidentifikasikan.
Sehingga tujuan akhirnya dapat mengajar anak berperilaku dengan
cara yang sesuai denga standar suatu kelompok sosial, tempat
mereka diidentifikasi.
Tujuan disiplin di sekolah menurut Maman Rachman adalah :
1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang.
2. Mendorong siswa melakukan hal yang baik dan benar.
3. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang
dilarang oleh sekolah.

7

http://faridnyzer169.wordpress.com/2010/04/03/pengertian-disiplin-diri/ diakses : 14
Desember 2011.

4. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Kebutuhan-kebutuhan anak berkaitan dengan disiplin adalah :
1. Disiplin memberikan rasa aman, karena anak mengetahui
perbuatan apa yang boleh dilakukann dan apa yang dilaranng.
2. Disiplin membantu seorang anak terhindar dari rasa bersalah
dan malu akibat dari perilaku yang salah, karena anak hidup
menurut standar yang disetujui kelompk sosial serta telah
mendapatkan persetujuan sosial.
3. Disiplin membuat anak belajar bersikap menurut sebuah cara
yang dapat mendatangkan pujian yang akan ditafsiri anak
sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan terhadapnya, dan
dapat mendatangkan kebahagiaan bagi seorang anak.
4. Disiplin sesuai perkembangan berfungsi sebagai motivasi
pendorong ego anak untuk mencapai sesuatu yang diharapkan.
5. Disiplin membantu seorang anak mengembangkan hati nurani
dari

suara

dalam

dirinya

sebagai

pngembangan dalam

pengembalian keputusan dan pengendalian perilaku.
Unsur-unsur pokok dari disiplin diri adalah :
a. Peraturan sebagai pedoman perilaku.
b. Konsisten dalam peraturan.
c. Hukuman untuk pelanggaran peraturan.
d. Penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan
peraturan yang berlaku.
Peraturan adalah sebuah pola yang ditetapkan untuk tingkah
laku, dan pola tersebut mungkin ditetapkan oleh orang tua, guru
atau teman bermain. Tujuan dari peraturan adalah : untuk
membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam
situasi tertentu. Contoh : Peraturan sekolah menjelaskan hal-hal
yang boleh dilakukan dan dilarang selama berada didalam kelas,
lapangan sekolah dan lingkungan sekolah. Fungsi dari peraturan

adalah : untuk memperkenalkan kepad anak mengenai perilaku
yang disetujui suatu kelompok atau tidak, serta sebagai suatu alat
yang mengekang perilaku yang tidak diinginkan.
Hukuman berasal dari bahasa latin “punire” yang artinya
adalah memberikan hukuman kepada seseorang karena melakukan
suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran
atau balasan. Fungsi hukuman adalah sebagai : penghalang untuk
mengulangi suatu kesalahan, mendidik tentang suatu perbuatan
yang baik dan buruk serta memberikan motivasi untuk menghindari
suatu perilaku yang tidak diterima oleh masyarakat. Bentuk
hukuman yang efektif adalah yang berhubungan langsung dengan
tindakan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal
hukuman

adalah

:

Hendaknya

hukuman

itu

disesuaikan,

hukumanpun bersifat konsisten, hukuman hendaknya bersifat
interpersonal sehingga tidak diinterpretasikan anak sebagai suatu
kejahatan dari yang menghukum, hukumanpun bersifat kontruksif
sehingga memotivasi untuk disetujui kalangan umum, Disertakan
alasan atas pemberian hukuman, hukuman diarahkan untuk
pembentukan perilaku dimasa mendatang dan hukuman tidak boleh
membuat anak merasa terhina sehingga menimbulkan rasa
permusuhan.
Penghargaan adalah suatu pemberian atas sebuah hasil yang
baik, dapat berupa materi, ucapan, pujian, senyuman atau tepukan
pundak. Fungsi dari penghargaan adalah : sebagai tindakan
menyetujui terhadap suatu hal yang baik, sebagai motivasi untuk
menggulang suatu perilaku yang disetujui secara sosial serta
sebagai alat untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara
sosial.
Konsisten adalah suatu tingkat keseragaman atau stabilitas
namun tidak sama dengan ketetapan.

Sehingga artinya adalah

sebagai sebuah kecenderungan menuju kesamaan. Fungsi dari

konsisten adalah : untuk memiliki nilai yang mendidik sebagai
pemacu proses belajar anak, sebagai nilai motivasi yang kuat bagi
seorang anak dan digunakan untuk mempertinggi penghargaan
terhadap peraturan dan orang yang berkuasa.
Macam-macam cara menanamkan disiplin adalah :
1. Cara mendisiplinkan otoriter adalah : cara mendisiplinkan
dengan menggunakan peraturan-peraturan yang keras dan
memaksakan perilaku, sehingga cenderung tidak memberikan
kebebasan seorang anak dalam bertindak selain dari stanadr
yang telah ditentukan.
2. Cara mendisiplinkan yang permisif bermakna sedikit disiplin
atau tidak berdisiplin, terkadang disiplin ini tidak membimbing
anak ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak
menggunakan hukuman. Sebagai contoh seorang anak diberi
kebebasan meraba-raba dalam sebuah situasi yang sulit untuk
mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak diri.
3. Cara mendisiplinkan demokratis adalah cara mendisiplinkan
dengan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membuat anak
mengerti atas suatu sikap yang diharapkan melalui aspek
edukatif.8

B. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan landasan teoritik dan telaah pustaka terdahulu di atas,
maka dapat di ambil kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah :
1. Jika bait-bait Mahfudzod dapat diterapkan dengan baik, maka
akan dapat dijadikan sebagai alat pengukur perilaku siswa-i.
2. Jika pembelajaran falsafah hidup pada pembelajaran Mahfudzod
dapat diterapkan dengan baik, maka dapat mendorong siswa-i
untuk melakukan hal yang baik dan benar.

8

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta : Erlangga, 1999), 82-110.

3. Jika pembelajaran prinsip hidup pada pembelajaran mahfudzod
dapat diterapkan dengan baik, maka dapat dijadikan sebagai alat
pengatur

pengalaman-pengalaman,

supaya

tidak

terjadi

kekacauan.
4. Jika pembelajaran dasar hidup positif pada pembelajaran
mahfudzod dapat diterapkan dengan baik, maka

dapat

mendorong siswa-i untuk melakukan hal yang baik dan benar.
5. Jika pembelajaran keluhuran budi pekerti pada pembelajaran
mahfudzod dapat diterapkan dengan baik, maka dapat dijadikan
sebagai alat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
menjauhi hal-hal yang dilarang serta tidak melakukan perbuatan
yang menyimpang.

C. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan

pada

fakta-fakta

empiris

yang diperoleh

melalui

pengumpulan data.9 Hipotesis juga diartikan sebagai alternatif dugaan
jawaban yang dibuat oleh peneliti untuk problematika yang diajukan
dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut metupakan kebenaran
yang bersifat sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data
yang dikumpulkan melalui penelitian.10
Tujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan
penelitiannya, perhatian peneliti hanya terfokus pada informasi
maupun data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut :
9

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2006), 96.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000), 71.

10

1. Terdapat hubungan yang posistif dan signifikan antara
pelajaran mahfudzod dengan dasar sikap disiplin diri siswa-i
MA Al-Iman.
2. Terdapat beberapa cara penanaman falsafah hidup pada diri
siswa-i MA Al-Iman melalui pelajaran mahfudzod.
3. Terdapat pengaruh yang posistif dan signifikan antara
peraturan, hukuman dan penghargaan terhadap sikap disiplin
diri siswa-i MA AL-Iman.
4. Sikap disiplin diri siswa-i MA Al-Iman yang mendapat
pelajaran mahfudzod baik, dan terjadi peningkatan ketaatan
disiplin hingga 90%.
III.

PROSEDUR PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah
diatas adalah Metode Penelitian Kuantitatif, dengan cara yang sistematis,
terkontrol, empirik dan kritis mengenai hipotesa hubungan yang
diasumsikan diantara fenomena alam. Dan kebenaran pada penelitian ini
dapat ditemukan dengan menyingkirkan “campur tangan” manusia,
sehingga peneliti harus mengambil jarak dengan obyek yang diteliti.
Dan metode kuantitatif yang akan digunakan adalah penelitian
survey, karena penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan di
Laboratorium dengan perlakuan (treatment) dan variabel kontrol.
Sehingga penelitian survey dirasa lebih sesui digunakan dalam penelitian
ini, karena variabel penelitian ini tidak dapat diteliti di laboratorium,
namun memerlukan survey langsung untuk mengetahui kebenaran dan
perkembangan dari masing-masing variabel.

B. POPULASI DAN SAMPEL11
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri atas :
obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Subyek penelitian kuantitatif tentang sikap disiplin para siswa-i
kelas X MA Al-Iman adalah, Guru Mata Pelajaran Mahfudzod :
Sebagai pemberi materi dan peletak falsafah hidup berdasarkan
bait-bait mahfudzod yang disampaikan, untuk menciptakan dasar
sikap disiplin siswa-i.
Obyek penelitian kuantitatif pada penelitian ini tentang sikap
disiplin para siswa-i kelas X MA Al-Iman yang bermuara pada halhal sebagai berikut :
1. Dasar sikap disiplin diri siswa-i MA Al-Iman setelah
pembelajaran bait-bait mahfudzod.
2. Penanaman falsafah hidup pada diri setiap siswa-i MA Al-Iman
melalui pembelajaran bait-bait mahfudzod.
3. Pengaruh peraturan, hukuman dan penghargaan terhadap sikap
disiplin diri siswa-i MA AL-Iman setelah pembelajaran bait-bait
mahfudzod.
4. Kwalitas sikap disiplin diri siswa-i MA Al-Iman setelah
pembelajaran bait-bait mahfudzod.

B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, maka
penelitian dapat menggunakan sampel dari populasi dan dapat

11

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2006), 117-132.

dijadikan kesimpulan. Sehingga sampel harus representatif atau
mewakili seluruh populasi.
Adapun teknik sampling yang digunakan adalah : Teknik Non
Probability Sampling, yaitu : Sampling jenuh. Pengertian dari
sampling

jenuh

adalah

teknik

penentuan

sampel

dengan

menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel. Dengan
alasan diperlukan data dari keseluruhan siswa-i kelas X MA AlIman, untuk mendapatkan data yang menyeluruh. Mengingat obyek
penelitian adalah dasar sikap disiplin siswa-i kelas X MA Al-Iman.

C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen Penelitian adalah pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun alam, karena prinsip meneliti adalah melakukan
pengukuran. Sedangkan skala pengukuran adalah kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur.
Skala

pengukuran

yang

digunakan

sebagai

instrumen

penelitian adalah : Skala Likert. Pengertian dari skala likert adalah
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Alasan

penggunaan

skla

ini

adalah,

untuk

memudahkan

koresponden dalam memberikan jawaban.
Gradasi Skala Likert dari sangat positif hingga sangat negatif
yang dapat berupa kata-kata adalah :
a. Sangat Setuju

a. Selalu

b. Setuju

b. Sering

c. Ragu-ragu

c. Kadang-kadang

d. Tidak setuju

d. Tidak pernah

e. Sangat tidak setuju

a. Sangat positif

a. Sangat baik

b. Positif

b. Baik

c. Negatif

c. Tidak baik

d. Sangat negatif

d. Sangat tidak baik

Dan Instrumen penelitian yang dibuat adalah :
1. Instrumen untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
mahfudzod dalam penaman falsafah hidup dan keluhuran
budi pekerti.
2. Instrumen untuk mengukur dasar sikap disiplin diri para
siswa-i kelas X MA Al-Iman.
Validitas dan reabilitas instrumen berisi tentang hasil
penelitian, baik yang valid (terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya pada obyek yang
diteliti), atau yang reliabel (terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda). Dan Instrumen yang akan digunakan pada
penelitian ni adalah berbentuk test atau Instrumen dengan jawaban
“Ya” atau “Tidak”.
Pengujian validitas instrumen penelitian ini menggunakan :
Pengujian Validitas Isi atau Content Validity, yaitu : Instrumen
berbentuk test yang dilakukan dengan membandingkan antara
instrumen dengan

materi pelajaran yang telah diajarkan. Dan

secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan
instrumen.

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini mengunakan :
Pengujian

reabilitas

instrumen

secara

eksternal

dengan

menggunakan pengujian Internal Consistency, yaitu : dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh
dianalisis dengan tekhnik tertentu, hasil analisis dapat digunakan
untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Sedangkan pengujian

instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman
Brown (Split half) KR.20 KR.21 dan Anova Hoyt.12

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Interview (Wawancara) yang tidak terstruktur.
2. Kuisioner (Angket).
3. Observasi Nonpartisipan yang menggunakan observasi
terstruktur.

E. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknis analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif,
karena penelitian dilakukan pada semua populasi tanpa mengambil
sampel. Pengertian dari statistik deskriptif adalah : statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.

VI. JADWAL PENELITIAN
No

Kegiatan

1.

Penyusunan Proposal

2.

Penyusunan Instrumen

3.

Seminar Proposal dan
Instrumen Penelitian

4.

Pengujian validitas dan
reabilitas instrumen

8.12 Ibid, 133-192.

Minggu Ke :
1



2


3

4






5

6

7

8

9

1

2

3

5.

Penentuan sampel

6.

Pengumpulan data

7.

Analisis data

8.

Pengumpulan draf laporan

9.

Seminar laporan

10

Penyempurnaan laporan

11.

Penggandaan laporan























penelitian

IV.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi , Abu, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999)
Alsa, Asmadi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitataif Serta Kombinasinya
Dalam Penelitian Psikologi (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2004).

Arikunto , Suharsimi, Manajemen Penelitian (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2000).
Gholayani , Musthofa, Jami’ud Durus Al-‘Arobiyah, (Mesir : Daarul
Hadits, 2005).
http://faridnyzer169.wordpress.com/2010/04/03/pengertian-disiplin-diri/
diakses : 14 Desember 2011.
Hurlock , Elizabeth B., Perkembangan Anak, (Jakarta : Erlangga, 1999).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2006).