Permasalahan yang Dihadapi oleh Anak Panti Asuhan di Kota Padang dan Implikasinya terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Online: http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 43-48 Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 43-48 Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 43-48 dan dan dan

  ISSN Online:

  ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 08/01/2014 Direvisi 12/01/2014 Dipublikasikan 28/02/2014

  Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Permasalahan han yang Dihadapi oleh Anak Panti Asuhan di Kota Pada adang

dan Implik likasinya terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling ling

  Venny Nilam Sari, Mudjiran & Yu Yusri Universitas Negeri Padang

  Abstract Ideally, orphans that live live in orphanage don’t have any trouble with the environ ironment. In fact,

orphans frequently coped d with troubles in orphanage environment. This research ch is purposed to

find out troubles that rela related to social live, learning activity, and daily needs ds in orphanage

environment. This research rch is descriptive research. Sample of this research is 40 o 0 orphans whose enter junior and senior hig high school. Instrument in this research is questionnaire. ire. Results of this

research reveal that orp orphans frequently faced unbalanced communication n in orphanage

environment, and also they they get trouble with learning activity which is studying pr previous lesson. Orphans also have a trouble uble to fulfill their daily needs in orphanage environment. t.

  Keyword: trouble, social relation tion, learning activity, daily needs

  Copyright © 2014 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN

  Manusia dalam menjalani ni kehidupannya memiliki kebutuhan dan cita-cita yang ha harus dipenuhi. Manusia juga memiliki keterbatasan dan n hambatan dalam memenuhi kebutuhannya. Karena tun tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat, sementara dia dia tidak mampu memenuhinya dan dia dapat meminta bantu antuan kepada orang lain.

  Manusia dalam menjalan lankan kehidupannya, tidak bisa berjalan secara sendir diri-sendiri, mempunyai keterikatan yang erat dan saling g mengisi dengan manusia lainnya. Menurut Bimo Walgi lgito (1990: 25) manusia adalah makhluk sosial yang dala alam kehidupan sehari-hari saling berinteraksi antara indiv dividu yang satu dengan individu yang lainnya. Manusia ia melakukan interaksi dalam rangka untuk memenuhi hi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.

  Keluarga adalah tempat y t yang penting di mana anak memperoleh dasar dalam lam membentuk perilaku, kepribadian serta moral, sehingg gga dapat diterima di lingkungan masyarakat. Dalam kelu keluarga seseorang dapat merasakan dirinya dicintai, diingin ginkan, diterima, dan dihargai, yang pada akhirnya memba bantu dirinya untuk lebih menghargai dirinya sendiri. Namu mun Beberapa anak dihadapkan pada pilihan yang sulit, an it, anak harus berpisah dari keluarganya karena sesuatu ala alasan, seperti menjadi yatim piatu, tidak mampu da dan terlantar, sehingga kebutuhannya tidak terpenuhi sec secara wajar. Anak-anak terlantar menjadi tanggung jawa wab dan dipelihara oleh pemerintah maupun swasta dalam m suatu lembaga yang disebut panti asuhan.

  Dalam kehidupan sehari-h i-hari, setiap individu mengalami masalah. Begitu juga hal halnya dengan anak asuh yang berada dipanti asuhan. Masa asalah kecil atau ringan sampai masalah besar atau berat, ya t, yang mencakup masalah hubungan sosial, kegiatan belajar, jar, kebutuhan hidup, dan permasalahan lain dalam menjala alani aktifitas sehari-hari, sehingga dapat menghambat aktif tifitas individu tersebut dan tidak mungkin dibiarkan terus rus sampai berlarut-larut. Yandianto (dalam Kamus Besar B r Bahasa Indonesia, 1996: 346) menjelaskan bahwa “Masa asalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan, dipecahk ahkan dan dicari jalan keluarnya”. Dari pendapat tersebut ut dapat dikatakan bahwa seorang individu yang mengalami mi masalah hendaknya ada penyelesaiannya. efektif hal itu akan menimbulkan n permasalahan bagi dirinya. Ana Alisyahbana (dalam Moh oh. Ali dan Moh. Asrori, 2004: 85) mengemukakan hubung ngan sosial adalah cara-cara individu bereaksi terhadap ora orang-orang di sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubunga gan itu terhadap dirinya. Hubungan sosial juga berarti adan danya kegiatan sosialisasi seseorang dengan lingkungannya.

  a. Pada hakekatnya untuk m membina kesejahteraan hidup, manusia termasuk anak ak asuh di panti asuhan memerlukan lima macam kebutuh tuhan, yaitu: pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kese esehatan. Di samping itu, kondisi keamanan lingkungan ya yang baik merupakan kebutuhan untuk mendukung kehid ehidupan dan keberadaan manusia. Upaya pemenuhan kebu ebutuhan hidup manusia pada dasarnya tidak pernah bera erakhir. Selama manusia hidup selalu mempunyai kebutuha tuhan untuk mempertahankan kehidupannya dan untuk men engangkat derajat dalam hidup bermasyarakat.

  Kebutuhan untuk melakuka ukan kegiatan belajar juga merupakan suatu kebutuhan hidu idup yang sangat penting. Kegiatan belajar dapat dilakukan d n di mana saja baik di sekolah, di lingkungan masyarakat, t, maupun di rumah serta di panti asuhan. Menurut Abu Ahm hmadi (2004: 279) “Belajar merupakan suatu usaha atau k kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperoleh sejum umlah pengetahuan dan keterampilan yang dapat dipergun unakan dalam kehidupan individu”. Sejalan dengan itu, m menurut Slameto (2010: 2) bahwa belajar merupakan s suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaks aksi antara individu dengan lingkungannya.

  Konselor tidak hanya dapa apat berperan di lingkungan pendidikan sekolah saja, tap tapi konselor juga sangat berperan di lingkungan luar seko ekolah salah satunya panti asuhan. Dalam hal ini, konse nselor dapat memberikan berbagai macam layanan yang ada da dalam bimbingan dan konseling kepada anak panti asuha uhan.

  Sedangkan berdasarkan ha hasil wawancara dengan 10 orang anak asuh pada waktu tu melaksanakan praktek lapangan pada tanggal 2-3 Maret ret 2013, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya anak k asuh yang mengatakan bahwa ketika berada di lingkunga gan panti mereka sibuk dengan urusan masing-masing, ada ada yang sedang memiliki masalah tapi lebih suka memenda dam sendiri, dan mereka juga mengatakan bahwa mereka ka berkomunikasi dengan pembimbing panti apabila dipang nggil saja. Dalam hal belajar, mereka juga mengaku sang ngat malas sekali belajar ketika berada di panti, mereka leb lebih suka menghabiskan waktu dengan menonton televisi b isi bahkan ada yang sering keluar panti untuk pergi bermain ain di warnet. Begitu juga dengan hal kebutuhan hidup, m , mereka masih ada yang mengeluh kekurangan biaya untu ntuk ke sekolah, sehingga hal tersebut membuat mereka m a malas untuk datang ke sekolah. Untuk kebutuhan sehari ari-hari, berdasarkan wawancara dengan pembimbing pa panti didapat keterangan bahwa untuk masalah makanan tid tidak terlalu bermasalah tapi dalam hal keuangan sangat be t bermasalah, anak asuh di pantipun juga merasakan hal yan ang sama sehingga karena masalah ini mereka menjadi m i malas untuk datang ke sekolah.

  Berdasarkan hasil observa vasi di dua panti asuhan yang ada di kota Padang pada a bulan Maret-Mei 2013 peneliti melihat masih ada anak k asuh di panti asuhan yang hubungan sosialnya masih b h belum berjalan dengan lancar. Masih belum terlihat ke keakraban, baik antara sesama anak asuh maupun anta ntara anak asuh dengan pembimbing mereka di panti asuh suhan. Masih ada anak asuh yang suka menyendiri dan tida tidak mau bergaul dengan temannya yang lain. Ketika berbic rbicarapun anak asuh banyak yang mengucapkan kata-kata ata kasar. Dalam kegiatan belajar di panti asuhanpun mereka eka masih ada yang mengalami masalah, seperti masih ada da anak asuh yang malas belajar ketika berada di panti asu asuhan. Mereka lebih suka bermain atau sibuk dengan ke kegiatan masing-masing. Masalah kebutuhan hidup sehari ari-hari terlihat bahwa anak di panti asuhan kebutuhan n hidupnya belum dapat terpenuhi dengan baik, terutama a dalam hal makanan, pakaian, dan biaya untuk kebutu utuhan sehari-hari seperti kurang terkontrolnya makan anak ak di panti asuhan, kurang lengkapnya pakaian anak asuh un untuk ke sekolah.

  Berdasarkan fenomena di di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian n tentang Permasalahan

  

yang dihadapi oleh Anak Panti A nti Asuhan di Kota Padang dan Implikasinya terhadap Pela elayanan Bimbingan dan

Konseling.

  METODOLOGI PENELITIAN N

  Penelitian ini merupakan p n penelitian deskriptif yaitu menggambarkan apa adanya te tentang masalah-masalah yang dihadapi anak panti asuhan an dalam hubungan sosial, kegiatan belajar, dan kebutuha han hidup di lingkungan panti. Sampel penelitian dalam lam penelitian ini sebanyak 40 orang anak asuh pan panti asuhan Al Falah, Muhammadiyah Limau Manis, da dan Al Hidayah pada tingkat pendidikan SMP dan SMA. D . Data mengenai masalah yang dihadapi anak asuh di lingku kungan panti diperoleh melalui angket yang diadministrasik asikan kepada responden. Penilaian dari indikator mengguna unakan skala model Guttman yang terdiri dari 2 kategori j ri jawaban yaitu “ya” dan

  “tidak”. Adapun analisis statistik d tik deskriptif yang digunakan adalah dengan menggunakan p persentase yang berguna untuk melihat kecenderungan peny enyebaran data pada masing-masing subvariabel dengan rum rumus yang dikemukakan oleh A. Muri Yusuf (1997: 349) ya ) yaitu:

  P = x 100 Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi jawaban N= Jumlah keseluruhan r n responden

  HASIL

  Hasil penelitian ini akan an menggambarkan masalah apa saja yang dihadapi ana nak panti asuhan dalam hubungan sosial, kegiatan belajar, jar, dan kebutuhan hidup di lingkungan panti. Berdasarkan n hasil analisis deskriptif tentang masalah-masalah yang dih dihadapi anak panti asuhan, diperoleh hasil penelitian sebag agai berikut:

  

Tabel 1

Masalah-masa asalah yang dihadapi anak panti asuhan di lingkungan pa n panti

Jawaban No Sub Variabel Ya Tidak

  f % f % Hubungan sosial di H 1 lingkungan panti lin

  21

  54

  19

  46 K Kegiatan belajar di 2 lin lingkungan panti

  17

  43

  23

  57 Kebutuhan hidup di K 3 lin lingkungan panti

  12

  29

  28

  71 Rata-Rata

  17

  42

  23

  58 Dari rekapitulasi sub variab iabel di atas dapat terungkap masalah-masalah yang dihada dapi anak panti asuhan di lingkungan panti sebagai berikut: ut: (1) masalah hubungan sosial yaitu 54% (2) masalah lah kegiatan belajar yaitu 43% (3) masalah kebutuhan hid hidup yaitu 29%. Jadi, persentase rata-rata keseluruhan n masalah-masalah yang dialami panti asuhan di lingkungan gan panti adalah 42%.

  PEMBAHASAN

  Pembahasan ini dilakukan an berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu masalah apa sa saja yang dihadapi anak panti asuhan dalam hubungan sosia osial, kegiatan belajar, dan kebutuhan hidupnya.

1. Masalah Hubungan Sosial l

  Berdasarkan hasil pene enelitian menunjukkan bahwa masalah hubungan sosial a l anak panti asuhan pada aspek komunikasi di lingkunga ngan panti adalah 63.75%. Masalah hubungan sosial anak p k panti asuhan pada aspek solidaritas di lingkungan pan anti adalah 43.75%. Masalah hubungan sosial anak pan panti asuhan pada aspek keakraban di lingkungan pant nti adalah 56.25%. Sedangkan masalah hubungan sosial a l anak panti asuhan pada aspek penerimaan di lingkunga ngan panti adalah 50.5%.

  Hubungan sosial di ling lingkungan panti merupakan kegiatan sosialisasi anak panti anti asuhan di lingkungan panti. Sosialisasi adalah proses ses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh peng engetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan norma-norma a a agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok dala dalam masyarakat (Goslin dalam Ihromi T. O, 1999: 30). 0).

  Untuk berlangsungnya ya proses sosialisasi dibutuhkan adanya interaksi sosial, ial, karena tanpa interaksi sosial proses sosialisasi tidak ak mungkin berlangsung. Interaksi sosial merupakan hub ubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangk gkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelomp pok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorang ngan dengan kelompok manusia (Soejono Soekanto, 2009: 9: 67).

  2. Masalah Kegiatan Belajar

  Hasil penelitian menu enunjukkan bahwa masalah kegiatan belajar anak panti anti asuhan pada aspek mempelajari catatan yang lalu lalu di panti adalah 54%. Masalah kegiatan belajar anak pa panti asuhan pada aspek mempersiapkan fisik untuk b belajar adalah 51%. Masalah kegiatan belajar anak pa panti asuhan pada aspek membaca bahan pelajaran di p i panti adalah 44%. Sedangkan masalah kegiatan belajar a r anak panti asuhan pada aspek mempersiapkan alat bela elajar adalah 22.5%.

  Masalah yang paling ba banyak dihadapi anak asuh yaitu pada aspek mempelajari c ri catatan yang lalu. Anak asuh umumnya tidak mempela elajari catatan yang lalu di panti. Selanjutnya anak asuh ju juga mengalami masalah dalam mempersiapkan fisik k untuk belajar. Padahal mempersiapkan fisik sangat t penting untuk belajar. Sebagaimana disampaikan Pra rayitno (2002) dengan kesehatan dan kesegaran fisik anak a k akan dapat memusatkan perhatian dengan penuh terh terhadap apa yang menjadi topik bahasan belajar dan m n membantu anak untuk mengemukakan ide-ide yang b g bagus berkenaan dengan topik yang dibahas.

  Anak asuh juga menga ngalami masalah dalam membaca bahan pelajaran di panti. anti. Menurut Hapisuddin (2010: 15) membaca materi y i yang akan dipelajari merupakan kegiatan yang paling ba banyak dilakukan selama menuntut ilmu, dengan mem embaca anak dapat memperoleh informasi, fakta, atau tau pengetahuan, dengan membaca buku pelajaran dan c n catatan yang telah dibuatnya maka anak akan memahami mi dan menguasai materi pelajaran.

  Selanjutnya anak asuh j h juga mengalami masalah dalam mempersiapkan alat belaj lajar. Hasbullah Thabrany (1995) mengungkapkan sebelu elum berangkat ke sekolah periksalah terlebih dahulu apak akah segala perlengkapan belajar yang dibutuhkan suda dah dibawa. Senada dengan itu Saiful Bahri Djamarah h (2008) mengemukakan bahwa fasilitas yang dimaksud ud berhubungan dengan masalah materil berupa kertas, buk uku, pensil, buku catatan, meja, kursi, dan lain-lain.

  3. Masalah Kebutuhan Hidup idup

  Temuan penelitian me menunjukkan bahwa masalah kebutuhan hidup anak pan panti asuhan pada aspek kebutuhan pangan di lingkung ngan panti adalah 23%. Masalah kebutuhan hidup anak p panti asuhan pada aspek kebutuhan sandang di lingkun ungan panti adalah 22%. Masalah kebutuhan hidup anak p panti asuhan pada aspek kebutuhan papan di lingkunga ngan panti adalah 37%. Masalah kebutuhan hidup anak pa panti asuhan pada aspek kebutuhan kesehatan di lingku kungan panti adalah 44%. Sedangkan masalah kebutuhan h n hidup anak panti asuhan pada aspek kebutuhan pendidik idikan di lingkungan panti adalah 18%.

  Kebutuhan pangan ini ini merupakan salah satu kebutuhan utama yang harus rus dipenuhi agar dapat menjalani hidup dengan baik aik. Tejasari (2003) menyebutkan bahwa makanan merup rupakan kebutuhan yang esensial dari manusia untuk ke kelangsungan hidupnya.

  Anak asuh juga ada yan yang mengalami masalah dalam kebutuhan hidup dalam as aspek kebutuhan sandang di lingkungan panti. Rustini ni (1984) menjelaskan bahwa di mana keluarga yang ma mampu setiap saat dapat berganti pakaian sesuai denga gan kegiatan mereka, bagi yang kurang mampu hanya me memiliki beberapa lembar saja pakaian dan dipakai setia setiap kegiatan. Semakin baik taraf hidup seseorang ma maka semakin cenderung memakai pakaian yang banyak ak dan berjenis atau bermodel.

  Salah satu masalah ke kebutuhan hidup yang banyak dihadapi anak asuh panti nti asuhan yaitu masalah kebutuhan papan di lingkung ngan panti. Padahal Otman (1988) menyatakan bahwa ru rumah merupakan suatu struktur fisikal yang memberi r ri ruang dalam perlindungan kepada keluarga.

  Masalah kebutuhan hid hidup yang paling banyak dihadapi oleh anak asuh yait yaitu masalah kebutuhan kesehatan di lingkungan panti. anti. Sukarni (1989) menyatakan bahwa sehat itu menca cakup keadaan pada diri seseorang secara menyeluruh h untuk tetap mempunyai kemampuan melakukan tugas fi fisiologis dan psikologis penuh, serta melakukan upaya aya kesehatan seperti upaya peningkatan, pencegahan, dan an upaya penunjang yang diperlukan.

  Sedangkan masalah ke kebutuhan hidup pada aspek kebutuhan pendidikan di i lingkungan panti, juga dihadapi oleh anak panti asuh uhan. Mangun Wijaya (2007: 11) mengungkapkan pendidi idikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga ga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbing ingan, pengajaran, latihan yang berlangsung dalam bentu tuk pendidikan formal, non formal, dan informal.

  Implikasi Layanan Bimbingan da n dan Konseling

  Sebagai implikasi dari ha hasil penelitian ini, dapat dilakukan layanan konseling g untuk membantu anak mengentaskan permasalahannya.

  a. Layanan yang mungkin bisa diterapkan yaitu: layan anan informasi, layanan penguasaan konten, layanan ko konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, d , dan layanan konseling kelompok.

SIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan hasil pengola olahan data dan pembahasan hasil penelitian dapat ditar itarik kesimpulan tentang masalah yang dihadapi oleh anak ak panti asuhan sebagai berikut: masalah hubungan sosia sial meliputi komunikasi, keakraban, penerimaan dan solida lidaritas di lingkungan panti. Masalah kegiatan belajar di lin lingkungan panti meliputi mempelajari catatan yang lalu, me mempersiapkan fisik untuk belajar, membaca bahan pelajara jaran, dan mempersiapkan alat belajar. Selanjutnya masalah lah kebutuhan hidup di lingkungan panti meliputi kebutu utuhan kesehatan, papan, pangan, sandang, dan pendidikan. n.

  Berdasarkan hasil penelitia itian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan kan saran sebagai berikut: Diharapkan pengurus maupun pe pembimbing anak panti asuhan dapat lebih membimbing ing anak asuh agar dapat mengentaskan masalah hubungan an sosial, kegiatan belajar, dan pemenuhan kebutuhan hid hidup yang dihadapinya, serta diharapkan pihak panti dap apat bekerja sama dengan pemerintah, lembaga sosial, d l, dan masayarakat untuk membantu mengentaskan masalah lah-masalah yang dihadapi anak panti asuhan. Diharapkan a n anak panti asuhan, dapat mengatasi dan mengentaskan perm ermasalahan yang dihadapi dalam menjalani kehidupannya ya. Diharapkan konselor, dapat membantu pengurus panti nti asuhan mengentaskan permasalahan yang dihadapi an i anak-anak panti dengan memberikan perhatian dan bimbin bingan lebih kepada anak asuh serta dengan memberikan la n layanan yang berkenaan dengan hubungan sosial, kegiata iatan belajar dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-har hari. Diharapkan peneliti selanjutnya agar dapat mengungka kapkan permasalahan lain yang mungkin juga dihadapi oleh leh anak panti asuhan.

DAFTAR RUJUKAN

  Abu Ahmadi. 2004. Pengelolaan P n Pengajaran . Jakarta: Rineka Cipta A.Muri Yusuf. 1997. Metodologi P gi Penelitian . Padang: FIP UNP Bimo Walgito. 1990. Psikologi So i Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: ANDI Offset Hapisuddin. 2010. Perbedaan Per ersiapan Belajar antara Siswa IPA dan IPS di SMA N 1 Ra RaoKabupaten Pasaman .

  Skripsi. Padang: BK FIP U UNP Hasbullah Thabrany. 1995. Rahas asia Sukses Belajar . Jakarta: Raja Grafindo Persada Ihromi, T. O. 1999. Bunga Rampa pai Sosiologi Keluarga . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia ia Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1 . 1996. Jakarta: Balai Pustaka Mangun Wijaya. 2007. Pengantar tar Pendidikan . Jakarta: Grafindo Persada Moh. Ali dan Moh. Asrori. 2004. P

  4. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara Otman Mumtazah. 1988. Pengu gurus Sumber Keluarga . Malaysia Kuala Lumpur: Dew ewan Bahasa dan Pusat

  Kementrian Pendidikan Prayitno. 2002. Seri Keterampilan ilan Belajar (Program Semi Que IV). Padang: Depdiknas Rustini. 1984. Pendidikan Kesejah jahteraan Keluarga . Jakarta: Direktorat Pendidikan Guru da dan Tenaga Teknis Slameto. 2010. Belajar dan Fakto ktor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka Cipta ta Soerjono Soekanto. 2009. Sosiolog logi Suatu Pengantar . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada a Sukarni Mariyati. 1989. Kesehatan tan Keluarga Lingkungan . Bogor: Kanisus Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Ra Rahasia Sukses Belajar . Jakarta: Rineka Cipta Tejasari. 2003. Nilai Gizi Pangan. an . Jakarta: Graha Ilmu