PENGARUH PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING DALAM BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VI MI MATHOLI’UN NAJAH SINANGGUL MLONGGO JEPARA TAHUN PELAJARAN 20102011

  

PENGARUH PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING DALAM

BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VI MI MATHOLI’UN

NAJAH SINANGGUL MLONGGO JEPARA TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

  

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh:

  

NAYLATUL JAZILAH

NIM: 073511004

FAKULTAS TARBIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Naylatul Jazilah NIM : 073511004 Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

  Semarang, 28 November 2011 Saya yang menyatakan, materai

  Naylatul Jazilah

  NIM. 073511004

  NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar

  Matematika terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011

  Nama : Naylatul Jazilah NIM : 073511004 Jurusan : Tadris Program Studi : Tadris Matematika

  Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Pembimbing I,

  Saminanto, S.Pd, M.Sc

  NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar

  Matematika terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011

  Nama : Naylatul Jazilah NIM : 073511004 Jurusan : Tadris Program Studi :Tadris Matematika

  Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Pembimbing II, Hj Nur Asiyah, S. Ag, M.

  

ABSTRAK

  Judul : Pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika

  terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011

  Penulis : Naylatul Jazilah NIM : 073511004

  Skripsi ini membahas Pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: 1) Apakah perilaku adaptive help-

  

seeking dalam belajar matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika

  peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun

  Pelajaran 2010/2011?; 2) Seberapa besar pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei korelasional dengan teknik analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Populasi adalah peserta didik VI

  MI Matholi’un Najah sejumlah 25 anak. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket untuk mengetahui data variabel X dan menggunakan metode dokumentasi untuk mengetahui data variabel Y. Instrumen angket sebelum digunakan untuk mendapat data yang objektif, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabitas.

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku adaptive help-

  seeking dalam belajar matematika peserta didik kelas VI

  MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011, menunjukkan bahwa nilai distribusi frekuensi perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika peserta didik telah dihitung rata-rata (mean) sebesar 75,18 dalam kategori baik pada interval 68-83. Kemudian data prestasi belajar matematika peserta didik di MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011, telah dihitung rata- rata (mean) sebesar 66,2 yang telah mencapai KKM.

  Setelah diketahui dari perhitungan statistik dengan analisis regresi dan perhitungan koefisien determinansi, dimana perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika (X) berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika peserta didik (Y) kelas VI

  MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran

  r , 738

  2010/2011 sebesar 54,5%. Hal ini diperoleh dari perhitungan = yang xy signifikan karena r > r 5% = 0,396, selanjutnya ditentukan nilai koefisien xy tabel 2 F determinansinya , 738  , 545 . Juga perhitungan = 27,5 yang signifikan reg

  F

  karena = 27,5 > 5% = 4,28 dan 1% = 7,88. Dengan ini hipotesis yang di ajukan reg yaitu perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika peserta didik MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara.

KATA PENGANTAR

  Syukur alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kasih sayangnya tidak pernah terputus terhadap umatnya.

  Dengan berbekal keikhlasan dan niat yang tulus serta tanggung jawab, alhamdulillah penulis telah menyelesaikan penelitian tentang pengaruh perilaku

  

adaptive help-seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika

  peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, serta motivasi dari berbagai pihak.

  Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih yang kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

  2. Drs. Wahyudi, M.Pd, selaku Ketua Prodi Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

  3. Saminanto, S.Pd, M, Sc, selaku Pembimbing I dan Hj Nur Asiyah, S.Ag, M.SI selaku Pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

  4. Yulia Romadiastri, S.Si selaku dosen wali studi yang selalu membimbing penulis.

  5. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan dan pengalaman.

  6. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang beserta seluruh stafnya.

  7. Kepala perpustakaan TKPS Semarang beserta seluruh stafnya.

  8. Misbachul Choir, S.E selaku kepala MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo

  Jepara yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara.

  10. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas do’a, nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dan kasih sayang selama ini dalam mendidik penulis dengan penuh kesabaran.

  11. Adik-adikku (Muhammad Zayyul Baligh dan Nurul Hilmi Azis) yang selalu memberikan keceriaan dalam hidup penulis.

  12. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 dan sahabat-sahabat TM 07 yang senantiasa menjadi penyemangat penulis.

  13. Sahabat-sahabat sejatiku Nana, Nafis, Nia, Dian, yang selalu membantu penulis selama mencari ilmu di IAIN Walisongo Semarang baik suka maupun duka.

  Kepada mereka semua, penulis ucapkan “jazakumullah khairan katsiran“. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

  Semarang, 28 November 2011 Penulis,

  Naylatul Jazilah

  NIM. 073511004

  

DAFTAR ISI

  halaman HALAMAN JUDUL

  ……………………………………………………………………….......i PERNYATAAN KEASLIAN

  ……………………………………………………………..….ii PENGESAHAN

  ……………………………………………………………………………....iii NOTA PEMBIMBING

  ……………………………………………………………………….iv ABSTRAK

  ………………………………………………………………………………….....v KATA PENGANTAR

  ………………………………………………………………………..vi DAFTAR ISI

  ………………………………………………………………………………....vii

  

BAB I : PENDAHULUAN ..........................................................................................1

A. Latar Belakang

  ….………………………………………………………..1 B.

   Rumusan Masalah

  ………………………………………………………..4

  C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  …………………………………………4

  1. Tujuan Penelitian

  ………………………………………………….....4 2.

   Manfaat Penelitian

  …………………………………………………...4

  

BAB II : KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR/

MADRASAH IBTIDAIYAH SERTA PERILAKU ADAPTIVE HELP- SEEKING DALAM BELAJAR MATEMATIKA

  ……………………….6

  A. Kajian Pustak

  …………………………………………………………..6 B.

   Kerangka Teoritik

  ……………………………………………………...7 1.

   Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

  …………………………………………………………...7

  2. Prestasi belajar matematika

  …………………………………….…9 3.

   Perilaku Adaptive Help-Seeking …………………………………19 4. Perilaku Adaptive Help-Seeking sebagai Upaya Peserta Didik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika

  …………….30 C.

   Hipotesis Penelitian

  ……………………………………………….…..32

  BAB III : METODE PENELITIAN

  …………………………………………………33 A.

   Jenis Penelitian

  ………………………………………………………….33 B.

   Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………34

  C. Populasi dan Sampel Penelitian

  ………………………………………..34

  D. Variabel Penelitian

  ……………………………………………………...35 E.

   Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………..35

  F. Teknik Analisis Data

  ……………………………………………………37

  1. Analisis Data Awal

  ………………………………………………….37 2.

   Analisis Uji Hipotesis

  ……………………………………………….40

  BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

  …………………………………46

  A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

  ………………………………………...46 1.

   Profil MI Matholi’un Najah………………………………………..46 2. Data Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar Matematika Kelas VI MI Matholi’un Najah…………………………………….48

  3. Data Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik kelas VI MI Matholi’un Najah…………………………………………………...52

  B. Pengujian Hipotesis

  ……………………………………………………..53

  C. Pembahasan Hasil Penelitian

  …………………………………………..62 D.

   Keterbatasan Penelitian

  ………………………………………………...63

  BAB V : PENUTUP

  ………………………………………………………………….65

  A. Simpulan

  ………………………………………………………………...65

  B. Saran-Saran

  ……………………………………………………………..66 C.

   Penutup

  …………………………………………………………………..66 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya, peserta didik cepat ataupun lambat pasti

  akan mengalami kesenjangan antara tugas dan kemampuannya. Terlebih dalam tugas matematika. Matematika menjadi mata pelajaran yang wajib diajarkan karena permasalahan yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari- hari tidak lepas dengan matematika (perhitungan).

  Dalam Matematika diajarkan mengenai berfikir logis dan sistematis. Hal ini akan sangat berguna dalam memecahkan masalah peserta didik nantinya. Belajar matematika merupakan hal yang sangat unik dan sering dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari, kenyataan di masyarakat umumnya merasa matematika adalah ilmu eksak yang sulit untuk dipahami.

  Kendala yang terjadi dalam pembelajaran matematika berkisar pada karakteristik matematika yang abstrak, masalah media, masalah peserta didik atau guru. Kendala-kendala tersebut melahirkan kegagalan pada peserta didik yang akhirnya akan menghambat dalam proses penyelesaian masalah matematika, karena:

  1 a. Peserta didik tidak dapat menangkap konsep dengan benar.

  b. Peserta didik tidak menangkap arti dari lambang-lambang.

  c. Peserta didik tidak memahami asal-usulnya suatu prinsip.

  d. Peserta didik tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur.

  e. Pengetahuan peserta didik tidak lengkap.

  Selain itu, sesuai dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik SD/MI dan sebagian besar peserta didik SMP/MTs yang berada pada tahap operasional konkrit, tuntutan terhadap pemahaman dan penalaran masih terbatas pada produk dan proses Matematika dalam dunia nyata atau dapat

  2

  diilustrasikan melalui contoh-contoh nyata. Tentu saja membuat peserta didik pada tingkat ini sering kali mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika yang sedikit abstrak. Baik saat di kelas maupun saat mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru. Oleh karena itu diharapkan peserta didik mau menggunakan orang lain sebagai upaya untuk membantu dirinya dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

  Menurut Butler, yang dikutip oleh Yuli Darwati terdapat tiga macam perilaku mencari bantuan yang biasa digunakan siswa ketika mereka

  3

  menghadapi kesulitan belajar matematika yaitu :

  1. Perilaku Adaptive Help-Seeking (perilaku meminta bantuan adaptif) yang merupakan salah satu bentuk regulasi diri yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan memanfaatkan orang lain (dengan

  4

  meminta bantuan belajar secara adaptif). Peserta didik akan meminta bantuan dari teman atau orang lain yang dirasa mampu membantunya untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan soal matematika. Perilaku ini dilakukan ketika dia benar-benar membutuhkan bantuan yaitu ketika mereka tidak dapat lagi memecahkan masalah mereka sendiri.

  2. Perilaku mencari bantuan eksekutif. Perilaku ini terjadi ketika peserta didik sering sekali meminta bantuan, meskipun mereka tidak membutuhkannya. Dan cenderung meminta jawaban daripada petunjuk. Biasanya tujuannya adalah untuk memperoleh kelengkapan tugas dengan segera.

  3. Dan yang terahir adalah perilaku mencari bantuan tertutup. peserta didik yang mengadopsi perilaku mencari bantuan ini menghindari mencari bantuan terbuka seperti dengan menyalin jawaban teman atau menyontek.

  Penelitian Newman yang dikutip oleh Yuli Darwati menjelaskan tentang intensi anak-anak untuk mencari bantuan dalam pekerjaan mereka di 2 3 Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, hlm.144.

  Yuli Darwati, Adaptive Help-Seeking (Panduan bagi Guru untuk Meningkatkan Hasil sekolah. Hasil penelitian menemukan bahwa anak-anak kelas 3 dan 5 mengekspresikan kemungkinan mencari (meminta) bantuan berkaitan dengan pilihan intrinsik terhadap tantangan, ketergantungan ekstrinsik terhadap guru, dan sikap mengenai keuntungan dari mencari bantuan, sedangkan anak-anak kelas VII mengekspresikan mencari bantuan berkaitan dengan sikap mengenai keuntungan dari mencari (meminta) bantuan. Newman dan Goldin dalam Yuli Darwati juga mengemukakan bahwa anak-anak sekolah dasar akan lebih banyak mengekspresikan kebutuhan akan bantuan yang lebih besar

  5 dalam pelajaran matematika daripada membaca.

  Di jelaskan pula dalam wikibooks the practice of learning theories bahwa salah satu ciri pembelajar mandiri adalah mereka tahu bagaimana memanfaatkan orang lain sebagai sumber daya untuk mengatasi ambiguitas dan kesulitan dalam belajar yaitu kemampuan mencari bantuan. Peserta didik tidak terhindar dari saat-saat di mana dia mengalami situasi sulit dalam hidup mereka dan juga saat belajar. Ketika ini terjadi mereka akan mampu untuk memulai memantau kinerja mereka sendiri. Mereka memiliki regulasi diri yang baik yaitu dengan memiliki strategi untuk melibatkan bantuan orang lain

  

6

  untuk dapat membantu kesulitannya. Maka dapat disimpulkan pula bahwa pembelajar mendiri juga ternyata melakukan permintaan bantuan secara adaptif untuk dapat menyelesaikan masalahnya dalam belajar.

  Dari latar belakang di atas, peneliti menginginkan untuk mengadakan penelitian untuk dapat mengetahui adakah pengaruh perilaku adaptive help-

  seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika

  dengan mengambil judul “Pengaruh Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam

  Belajar Matematika terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun

Pelajaran 2010/2011

  ”

  5

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Apakah perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara?

  2. Seberapa besar pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara? C.

   Tujuan Dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan penelitian ini adalah:

  a. Untuk mengetahui apakah perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI

  Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara

  b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perilaku adaptive help-

  seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika

  peserta didik kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah

  Sinanggul Mlonggo Jepara

  2. Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a. Bagi penulis Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan memberikan pengalaman ketrampilan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di akademik

  b. Bagi akademik Diharapkan dapat dijadikan acuan sebagai tolak ukur dalam keberhasilan selama ini dalam mendidik dan membekali ilmu bagi penulis sebelum terjun ke dunia pendidikan. c. Bagi Guru Diharapkan penelitian ini memotivasi guru untuk lebih dapat memberikan bantuan belajar bagi peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas, mengingat pentingnya bimbingan belajar secara individu.

  d. Bagi sekolah Dapat digunakan sebagai masukan bagi M

  I Matholi’un Najah untuk dapat mengembangkan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan kualitas pembelajarannya melalui bimbingan intensif

  e. Bagi peserta didik 1) Diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya dengan motivasi diri untuk lebih giat dalam belajar matematika. 2) Memberikan pengertian untuk tidak malu bertanya terhadap orang lain agar dapat mengembangkan pengetahuannya dengan meminta bantuan adaptif dalam belajar matematika. 3) Memotivasi peserta didik untuk lebih percaya diri, serta menghindari perilaku menyontek.

BAB II KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH SERTA PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING DALAM BELAJAR MATEMATIKA A. Kajian Pustaka Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap

  penelitian atau karya ilmiah yang ada, baik mengenai kekurangan ataupun kelebihan yang ada sebelumnya, yaitu:

  1. Dalam Penelitian Yuli Darwati: ADAPTIVE HELP-SEEKING (PANDUAN BAGI GURU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA). Yang menyimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara orientasi tujuan penguasaan dengan mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika. Penelitian ini telah dibukukan dan diterbitkan oleh Logung Pustaka.

  2. Dalam skripsi Natalia Nur Elfati, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang yang berjudul HUBUNGAN KEMAMPUAN AWAL DAN SIKAP PESERTA DIDIK PADA MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER I MTS NU NURUL HUDA SEMARANG TAHUN PESERTA DIDIKAN 2010/2011. Menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan awal dan sikap peserta didik pada matematika dengan prestasi belajar

  hitung

  matematika kelas VII C hal ini dibuktikan dengan diperoleh r = 0,965

  tabel hitung tabel sedang r = 0,316 pada taraf signifikansi 5% maka r > r .

  Penelitian ini lebih dimaksudkan untuk menguji hubungan antara perilaku adaptive help-seeking dengan prestasi belajar peserta didik MI Matholi’un Najah. Apakah perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika dengan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini dikatakan berbeda dari segi tema maupun variabel yang hendak diuji.

B. Kerangka Teoritik

1. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

  Menurut Nasution masa usia Sekolah Dasar sebagai masa kanak- kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga kira-kira 11 atau 12 tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk Sekolah Dasar, dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai

  1

  masa sekolah. Tahap ini juga disebut sebagai tahap operasi nyata. Tahap operasi nyata (sekitar 7-11 tahun) ini memiliki karakteristik intelektual antara lain mampu memecahkan masalah yang nyata, serta mengerti

  2 hukum dan mampu membedakan baik buruk.

  Menurut Suryobroto yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, masa usia sekolah sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani mengatakan pada umur berapa anak matang untuk masuk Sekolah Dasar disebabkan kematangan itu tidak ditentukan oleh umur semata-mata, namun pada umur antara 6-7 tahun

  3 biasanya anak memang telah matang untuk masuk sekolah dasar.

  Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini menurut Suryobroto dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu: (1) masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun dan (2) masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, kira-kira umur 9 atau

  4 10 tahun sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun.

  1 2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka cipta, 2008), hlm. 123 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembagan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media,

  Karena dalam penelitian ini melibatkan peserta didik kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (setingkat Sekolah Dasar), maka akan dibahas lebih lanjut mengenai karakteristik peserta didik masa kelas tinggi Sekolah Dasar. Yaitu antara umur 9 atau 10 tahun sampai umur 11 atau 12 tahun. Beberapa sifat khas masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah:

  a. Anak tertarik perhatiannya pada kehidupan praktis sehari-hari yang konkret Keadaan ini dapat mendorong anak untuk membantu pekerjaan-pekerjan yang praktis.

b. Amat bersifat realistik, ingin tahu, ingin belajar, ingin bisa. Karena itu Oswald Kroch menyebut masa ini dengan masa “realisme”.

  c. Menjelang akhir masa ini pada anak-anak telah menaruh minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus yang mereka minati, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor

  d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa dalam menyelesaikan tugas-tugas atau dalam memenuhi keinginannya, setelah umur itu anak-anak sudah bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya sendiri.

  e. Pada masa ini anak memandang nilai-nilai yang diperoleh (angka raport) sebagai ukuran yag tepat mengenai prestasi sekolah.

  f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat beramain-main bersama-sama. Di dalam permainan ini anak biasanya tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.

  5 Dalam poin keempat dijelaskan bahwa peserta didik sampai

  sekitar umur 11 tahun memerlukan guru atau orang dewasa lain untuk dapat membantunya dalam menghadapi suatu masalah yang sedang dialami. Kebanyakan anak mulai menyadari kalau dia sedang menghadapi suatu masalah dan harus diselesaikannya.

2. Prestasi Belajar Matematika

  Prestasi belajar matematika tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar matematika itu sendiri, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, sebelum membahas lebih lanjut mengenai prstasi belajar, akan dibahas terlebih dahulu mengenai pembelajaran matematika.

  a. Pembelajaran Matematika Di dalam agama Islam, mencari ilmu pengetahuan sangatlah dianjurkan untuk menjalani kehidupan di dunia ini. Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang paling sempurna, karena manusia diberikan akal untu k berpikir. Dengan akal pikiran’ manusia dapat mempelajari segala ilmu pengetahuan yang ada di alam ini. Oleh karena itu manusia disuruh untuk belajar, bukti yang mendasari perintah untuk belajar yaitu diturunkannya Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5 yang merupakan ayat yang pertama kali diturunkan.

                          

  “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan

  6

  (QS. Al-

pena, Dia mangajarkan manusia apa yang tidak diketahui”.

Alaq/96: 1-5).

  Dari Al- Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1-5 bahwa Allah memerintahkan manusia untuk membaca (mempelajari, meneliti, dan sebagainya) apa yang telah diciptakanNya yaitu Al-

  Qur’an dan alam semesta. Tujuan membaca dan mendalaminya adalah untuk memperoleh hasil yang diridhoi-Nya, yaitu ilmu atau sesuatu yang

  7

  bermanfaat bagi manusia. Begitu pentingnya arti belajar, sehingga setiap anak berhak mengikuti wajib belajar di sekolah sebagai upaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

  Definisi belajar menurut Skinner yang diungkapkan oleh Bimo Walgito adalah

  “Learning is a process of progressive behaviour adaptation

  ” belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adalah adanya sifat progresifitas, adanya tendensi ke arah yang lebih

  8

  sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya. Sedangkan Clifford T Morgan yang dikutip oleh Mustaqim mendefinisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan

  9 hasil pengalaman yang lalu.

  Berbeda dengan pengertian belajar, pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas

  10

  kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah akan tetapi di manapun, termasuk di lingkungan masyarakat maupun di dalam rumah dengan bimbingan orang tua.

  Sedangkan matematika munurut Johnson dan Myklebust dikutip oleh Mulyono Abdurrahman adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Lerner mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal 7 yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

  Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 720. 8 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Edisi V, (Yogyakarta: Andi, 2005), hlm. 184 9 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo

  mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Sedangkan Kline berpendapat, matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak

  11

  melupakan bernalar induktif. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakaan suatu proses pengembangan seluruh potensi peserta didik yang diarahkan untuk mengembangkan bernalar deduktif dan induktif mengenai ilmu tentang kuantitas dan ukuran.

  Karakteristik matematika sendiri antara lain adalah sebagai

  12

  berikut: 1) Memiliki objek kajian abstrak. 2) Bertumpu pada kesepakatan. 3) Berpola pikir deduktif. 4) Memiliki simbol yang kosong dari arti. 5) Memperhatikan semesta pembicaraan.

  Kendala yang terjadi dalam pembelajaran matematika berkisar pada karakteristik matematika yang abstrak, masalah media, masalah peserta didik atau guru. Kendala-kendala tersebut melahirkan

  13

  kegagalan pada peserta didik, karena: 1) Peserta didik tidak dapat menangkap konsep dengan benar. 2) Peserta didik tidak menangkap arti dari lambang-lambang. 3) Peserta didik tidak memahami asal-usulnya suatu prinsip. 4) Peserta didik tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur. 5) Pengetahuan peserta didik tidak lengkap.

  Oleh karena itu ketika belajar matematika harus mengetahui konsep yang mendasarinya. Maka kebanyakan anak (peserta didik) 11 akan mengaplikasikan perilaku adaptive help-seeki ng untuk

  Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:

Pusat Perbukuan Dep. Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan PT Rineka Cipta, 1999),

hlm. 252 12 R. Soedjadi, Departemen Pendidikan Nasional, Kiat Pendidikan Matematika di

  

Indonesia , (Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, mendapatkan informasi yang diperlukan agar ia dapat menyelesaikan permasalahan matematika secara mandiri. Pengalaman memecahkan masalah yang satu mungkin sangat berguna dalam menghadapi langsung masalah lain yang serupa, tetapi mungkin juga berguna tidak secara langsung.

  b. Prestasi belajar matematika Menurut Nana Sujana, prestasi belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima

  14

  pengalaman belajar. Sedangkan menurut Winkel, prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan

  15 bobot yang dicapainya.

  Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 199

  4:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Nurkencana (1986 : 62) juga mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam

  16 diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

  Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar matematika dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan,

14 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja

  Rosdakarya, 1990), hlm. 22 15 pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang selanjutnya diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

  Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan yang diajarkan. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini, hasil prestasi belajar diperoleh dari nilai UAM (Ujian Akhir Madrasah) kelas VI tahun peserta didikan 2010/2011 MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara.

  c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 1) Faktor dari dalam diri siswa (intern).

  Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto dalam Ade Sanjaya yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.

  17

  a) Faktor Jasmani Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.

  18

17 Ade Sanjaya, http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html, Ahad,

  b) Faktor psikologis (1) Intelegensi

  Menurut Noehi Nasution dalam Syaiful Bahri Djamarah, Kecerdasan mempunyai peranan yang sangat besar dalam ikut menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan dan pengajaran. Dan orang yang cerdas biasanya akan lebih mampu belajar daripada orang

  19 yang kurang cerdas.

  (2) Perhatian Menurut Gazali yang dikutip oleh Slameto, perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jiwa itupun bertujuan semata-mata kepada suatu (benda/hal) atau

  20

  sekumpulan obyek. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik, maka semua bahan pembelajaran, baik buku pelajaran, media dibuat semenarik mungkin agar peserta didik terfokus perhatiannya terhadap pelajaran. (3) Bakat

  Menurut Hilgard dalam Slameto menyatakan bahwa bakat adalah capacity to learn. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah

  21 belajar atau terlatih.

  (4) Minat Menurut Slameto minat adalah suatu rada lebih suka 19 dan rasa keterarikan pada sesuatu hal atau aktivitas, tanpa

  22

  ada yang menyuruh. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, karena siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. (5) Motivasi

  Motivasi merupakan proses yang menstimulasi perilaku kita atau menggerakkan kita untuk

  23

  bertindak. Menurut Slameto motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau

  24 pendorongnya.

  (6) Kematangan Menurut Slameto kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru. sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar

  25 mengajar.

  (7) Kesiapan Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh Slameto adalah preparedness to respond or react, artinya kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi. Jadi, dari pendapat di atas diasumsikan bahwa kesiapan 22 siswa dalam proses belajar mengajar sangat 23 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 191

  Richard l. Arends, Learning To Teach Belajar untuk Mengajar, (Yogyakarta: mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik.

  26

Dokumen yang terkait

PENGARUH DISIPLIN DALAM BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAMPOLAWA

0 0 12

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS III DI MI MUHAMMADIYAH 3 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS III DI MI MUHAMMADIYAH 3 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 27

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS III DI MI MUHAMMADIYAH 3 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

PENGARUH PENGGUNAAN METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG

0 1 103

PENGARUH PEMBELAJARAN 5 HARI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 BAE KUDUS

1 2 13

DIAGNOSIS TINGKAT KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP ASKHABUL KAHFI MIJEN SEMARANG BERDASARKAN HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20102011

0 3 92

PENGARUH NILAI MATEMATIKA PADA HASIL UAS-BN SDMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII MTs HASAN KAFRAWI MAYONG JEPARA TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

0 1 86

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI POKOK HIMPUNAN DI MTS NU AL HIDAYAH KUDUS TAHUN PELAJARAN 20102011

0 1 195

PENGARUH KEMAMPUAN SPASIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK DIMENSI TIGA PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 95