PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA riset
PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA
MAKALAH
DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Dosen :
Emma Tampubolon,SE,MM
Di Susun Oleh :
1.
Tri Martha Kurnia
13. 311. 500. 58
2.
Teguh Wira Mandiri
14. 311. 508. 03
3.
Yosephin Intan Magani
15. 311. 57 . 004
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Negara ini merupakan salah satu negara industri yang sudah mulai berkembang. Dengan
sumber daya alam yang melimpah. Tidak sedikit perusahaan didirikan untuk memanfaatkan
sumber daya alam yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan. Semua perusahaan yang
berproses produksi akan selalu mengutamakan produktifitasnya hasil produksinya. Proses
produksi yang baik adalah proses yang memperhatikan semua elemen-elemen dalam proses
produksi tersebut, yakni manusia sebagai operator, tata letak dan kondiisi dari mesin dan
equipment serta unsure lingkungan. Pengelolaan elemen-elemen pada proses produksi secara
efektif dan efisien akan mempengaruhi terhadap tingkat produktifitas di perusahaan tersebut.
Tingkat efisien dan efektifitas dalam system kerja harus memiliki perancangan system kerja itu
sendiri. Semakin baik perancangan system kerja yang dibuat maka akan semakin baik pula
tingkat produktifitas kerja.
Perancangan system kerja yang perlu dilakukan adalah penggambaran kegiatan kerja
yang disusun secara sistematis dan jelas sehingga didapat informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki system kerja, seperti jumalh operator, jumlah mesin yang diperlukan dan waktu
kerja. Dalam hal ini diiperlukan juga metode pengukuran waktu kerja untuk menemukan suatu
system kerja yang terbaik seperti metode time study yang dikembangkkan oleh F.W.Taylor.
Perancangan manusia sebagai orang yang melakukan proses produksi atau sebagai operator
mesin juga harus diperhatikan. Perhatian dari sisi ergonomi yakni dalam hal kemampuan dan
keterbatasan manusia dalam berkerja sehingga dapat sasuai dengan sistem tersebut. Ukuran dan
bentuk manusia dapat dijadikan pertimbangan ergonomic dalam perancangan areal kerja,
kursi/meja dan peralatan kerja. Perancangan display juga tidak kalah pentingnya terhadap
pengaruh performa kerja karena menyangkut semua rangsangan yang dapat diterima oleh semua
indera manusia terhadap lingkungan, seperti kondisi pencahayaan, suhu, dan suara.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Rencana Kerja
Arthur W. Steller,
Pengertian Perencanaan ialah hubungan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana yang
seharusnya, dimana bertalian dengan kebutuhan, prioritas, penentuan tujuan, program dan
alokasi sumber. Bagaimana seharusnya yaitu mengacu pada masa yang akan datang.
Perencanaan dalam hal ini menekankan kepada usaha datang disesuaikan dengan apa yang
dicita-citakan, menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang
diinginkan.
Stephen P. Robbins
Pengertian Perencanaan yaitu suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.
Dalam pengertian perencanaan ini ada pendapat bahwa perubahan selalu saja terjadi. Perubahan
dalam lingkungan ini selalu diantisipasi dan hasil antisipasi ini dipakai agar perubahan itu dapat
berimbang. Artinya bahwa perubahan yang terjadi di luar organisasi pengajaran tidak jauh
berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organisasi tersebut, dengan harapan agar suatu
organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi, makna perencanaan di sini ialah usaha mengubah
organisasi agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.
Dari ketiga pengertian perencanaan di atas, memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda.
Yang ertama mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang kedua
menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang dan yang
ketiga mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah.
Namun pada dasarnya ketiganya bermakna sama, yaitu ingin mencari dan mencapai wujud yang
akan datang, akan tetapi yang pertama dan kedua tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa wujud
yang dicari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk juga perubahan dalam cita-cita.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PERANCANGAN KERJA
Apa itu perancangan sistem kerja? Sebelum membahas pengertian dan ruang lingkup
perancangan sistem kerja, ada dua tokoh yang sangat berpengaruh dalam bidang teknik industri
dan tidak lepas dari topik ini. Pertama adalah F.W. Taylor yang berhasil mengembangkan
pengukuran waktu menggunakan jam henti (stopwatch) serta pemikiran dan usaha mencari cara
terbaik yang penelitiannya membuahkan hasil pada grafik hubungan antara beban kerja dengan
hasil kerja total.
Tokoh kedua adalah Frank B. Gilbreth. Dia, yang pada mulanya merupakan seorang
kontraktor bangunan yang berhasil di Amerika Serikat, menemukan suatu prosedur membagi
gerakan-gerakan kerja mejadi elemen-elemen gerakan dasar yang kemudian prosedur ini disebut
studi gerakan. Studi ini akan dibahas lebih dalam di bagian Studi Gerakan.
Kiri: F.W. Taylor ---- Kanan: Frank B. Gilbreth
Pengertian Perancangan Sistem Kerja
Perancangan Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsipprinsip untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang lebih baik. Prinsip-prinsip ini
memiliki tujuan mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan serta,
aman, sehat, dan nyaman bagi pekerja. Tujuan-tujuan tersebut dikemas menjadi EASNE.
Apa yang dimaksud dengan sistem kerja? Sebenarnya sistem kerja itu terdiri dari manusia,
bahan, perlengkapan, dan peralatan (mesin, perkakas, pembantu, lingkungan kerja, dan keadaan
pekerjaan-pekerjaan lainnya), empat komponen ini memiliki peran besar dalam mencapai
efisiensi dan produktivitas kerja. Ketika kita berbicara tentang efisiensi, maka yang muncul di
pikiran orang awam adalah perbandingan hasil kerja yang dicapai dengan ongkos yang
dikeluarkan. Tetapi dalam ilmu Perancangan Sistem Kerja, “ongkos” di sini meliputi waktu yang
dihabiskan, tenaga yang dikeluarkan dan/atau akibat-akibat psikologis dan sosiologis dari
pekerjaan yang bersangkutan. Semakin sedikit ongkos, maka semakin efisien pula sistem
kerjanya. Nah, ketika kita berbicara tentang produktivitas, apa yang muncul di pikiran? Pada
dasarnya, efisiensi merupakan prasyarat produktivitas yang tinggi. Mengapa bisa begitu? Kita
ambil contoh sederhana;
Seorang operator pabrik baju menjahit produk tanpa mesin. Memang, produk bisa dihasilkan,
tetapi akan memakan waktu yang lama serta tenaga yang harus dikeluarkan lebih banyak
ketimbang dia menjahit memakai mesin penjahit. Dia pun akan cenderung cepat bosan dan
jenuh.
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem dapat memberi hasil yang
sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan efisiensi, tetapi ini berarti hasil tersebut diperoleh
dengan “ongkos” mahal. Sehingga, dengan efisiensi rendah, produktvitas maksimum tidak dapat
dicapai.
Karena perancangan sistem merupakan hasil perpaduan antara pengukuran waktu dan studi
gerakan, maka pengukuran kebaikan rancangan sistem kerja tergantung pada waktu yang
dihabiskan untuk bekerja, beban-beban fisik yang dialami, serta akibat-akibat psikologis dan
sosiologis yang ditimbulkannya.
Ruang Lingkup Perancangan Sistem Kerja
Ruang lingkup perancangan sistem kerja meliputi penataan sistem kerja dan pengukuran
sistem kerja.
Penataan sistem kerja berisi prinsip-prinsip yang mengatur komponen-komponen sistem kerja
(manusia, alat, bahan, dan lingkungan) untuk menghasilkan alternatif-alternatif sistem kerja
terbaik. Karena begitu banyaknya alternatif sistem yang akan ditemui, maka di sinilah penataan
sistem kerja akan berperan. Prinsip-prinsip penataan sistem kerja mengarahkan kita untuk
memusatkan perhatian hanya kepada beberapa alternatif terbaik sehingga usaha mencari satu
sistem terbaik dapat lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.
Nah, timbul pertanyaan, bagaimana cara menentukan alternatif yang terbaik?
Jawabannya adalah dengan melakukan pengukuran sistem kerja! Ada empat kriteria yang
dipandang sebagai pengukur yang baik dari suatu sistem kerja; waktu serta beban-beban fisik,
psikologis, dan sosiologis. Suatu sistem kerja dkatakan baik ketika waktu penyelesaian sangat
singkat, beban-beban fisik tidak melampaui batas (misalnya alat yang diapakai dalam bekerja),
serta akibat-akibat psikologis dan sosiologis harus minimum (misalnya kondisi lingkungan kerja
yang dapat mengurangi performance pekerja.)
Diagram
ruang
lingkup
perancangan
sistem
kerja
Para pemakai Perancangan Sistem Kerja mengenal motto “TIDAK ADA CARA
TERBAIK, TETAPI SELALU ADA CARA YANG LEBIH BAIK”.
Apa maksudnya?
Perbaikan suatu sitem kerja bersifat dinamis. Artinya, terjadi perubahan-perubahan
bersamaan dengan didapatnya sistem yang lebih baik. Selama gagasan dan kreativitas yang
terukur lebih baik muncul, maka sistem yang lama harus ditinggalkan dan yang baru segera
dijalankan.
1.
Pendekatan Mekanistik :
Pendekatan ini dikemukakan oleh F.W Taylor yang mana dalam pemikirannya, pekerjaan para
pekerja telah diatur oleh manajemen sedetail-detailnya seperti detail tugas yang akan pekerja
selesaikan. Cara menyelesaikan tugas juga akan tercantum didalamnya sehingga pekerja akan
terbantu dalam penyelesaian tugas yang diberikan. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan
juga tercantum di dalamnya guna untuk memaksimalkan waktu yang ada. Pekerjaan yang ada
harus diatur agar dapat efisien dalam pengerjaannya, pekerja harus disesuaikan dengan
kebutuhan, pekerja harus dilatih, dan jika berhasil dalam tugas akan diberikan imbalan yang
sesuai merupakan prinsip-prinsip dalam pendekatan ini.
Keuntungan :
-
Meningkatkan produktivitas organisasi
-
Pekerja menjadi ahli dalam suatu bidang dalam waktu yang cepat karena bimbingan dari
manajemen
-
Peningkatan penghasilan
Kelemahan :
-
Pekerja menjadi cepat bosan
-
Adanya jurang pemisah antara manajemen dengan pekerja yang dapat memicu konflik
-
Pengulangan pekerjaan
-
Interaksi sosial yang kurang
-
Tidak bisa berkreasi terhadap pekerjaannya, karena semua telah diatur manajemen.
2.
Pendekatan Kemanusiaan :
Pendekatan kemanusiaan menyadari bahwa perlu adanya desain pekerjaan yang menarik dan
memiliki kegunaan untuk dirinya nantinya. Hersberg pun melakukan riset untuk menemukan apa
yang diperlukan, hingga akhirnya dia menemukan Job Enrichment atau penambahan kualitas
pekerja dengan meningkatkan kompleksitas pekerjaannya.
Keuntungan :
-
Adanya motivasi berupa penghargaan, tanggung jawab dan peningkatan dalam diri
-
Kondisi tempat kerja yang aman, bersih, sehat
-
Adanya interaksi sosial
Kelemahan :
-
Memotivasi para pekerja membutuhkan waktu yang cukup lama
-
Tidak terlalu efisien karena juga harus memikirkan aspek kemanusiaan
-
Mengesampingkan produktivitas, yang mana produktivitas tidak dipentingkan pada awal
dilakukannya pendekatan.
3.
Pendekatan Karakteristik Pekerjaan / Motivasi
Pendekatan ini digagas oleh Hackman dan Oldham yang berpendapat bahwa pekerja akan
bekerja keras bila didukung dengan penghargaan terhadap apa yang mereka kerjakan, ataupun
pekerjaan dapat membuat mereka puas. Jadi mereka mengusulkan mengintegrasikan motivasi,
kepuasan dan produktivitas. Sesuai dengan pendekatan ini, ada 5 dimensi yang terdapat
didalamnya, yaitu :
1. Kemampuan yang bervariasi
2. Identifikasi pekerjaan
3. Dampak pekerjaan
4. Otonomi
5. Umpan balik
Keuntungan :
-
Meningkatkan semangat dan motivasi para pekerja
-
Produktivitas meningkat
Kelemahan :
-
Desain ini tidak bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama atau sampai masalah yang ada
telah menjadi normal hingga ada masalah baru.
-
Kepuasan dan komitmen meningkat dengan tajam, tapi akan turun dengan cepat kembali ke
arah normal.
4. Pendekatan Informasi Analisa Jabatan
Berdasarkan data yang dikumpulkan akan didapat dua output besar yaitu deskripsi/ uraian
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Dari hasil uraian pekerjaan kemudian dapat dibangun
formulir penilaian prestasi kinerja dan sistem klasifikasi pekerjaan. Sistem klasifikasi ini
kemudian secara mantap digunakan untuk mengevaluasi dan sasaran kompensasi. Berdasarkan
spesifikasi pekerjaan, maka rekrutmen dan seleksi dapat direncanakan serta dapat pula digunakan
untuk merancang pelatihan pengembangan pegawai.
Sejumlah informasi yang akan didapat dari hasil analisis jabatan dapat meliputi beberapa
hal, seperti :
1. Orientasi pekerjaan (kapan, mengapa dan bagaimana kinerja karyawan), seperti :
a.
Proses aktivitas kerja
b.
Penggunaan prosedur
c.
Catatan aktivitas (dokumentasi)
d.
Tanggung jawab perorangan
2. Orientasi aktivitas kerja, seperti :
a.
Kinerja perilaku menusia dalam bekerja (komunikasi, pengambilan keputusan, perasaan).
b.
Gerakan dasar.
c.
Permintaan pekerjaan perorangan.
3. Mesin, peralatan, perlengkapan dan berbagai alat bantu kerja yang digunakan.
4. Relasi pekerjaan yang bisa diukur dan yang tidak bisa diukur :
a.
Proses material,
b.
Pembuatan produk,
c.
Pengetahuan yang dimiliki,
d.
Jasa yang diberikan.
5. Kinerja, seperti :
a.
Ukuran pekerjaan,
b.
Standar kerja,
c.
Tingkat kesalahan,
d.
Aspek lainnya.
6. Isi pekerjaan, seperti :
a.
Kondisi fisik kerja,
b.
Skedul kerja,
c.
Konteks organisasi,
d.
Konteks sosial,
e.
Insentif (Uang dan nonuang).
7. Persyaratan Perorangan :
a.
Pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan.
b.
Atribut diri (karakteristik, fisik, personalitas).
8. Beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja.
5. Perbandingan Pendekatan Perancangan Kerja
Metode Perbandingan adalah metode yang menuntut manajer secara langsung membandingkan kinerja
karyawan satu sama lain.
BAB IV
PENUTUP
Pengadaan tenaga kerja yang sesuai dengan prosedur akan menghasilkan tenaga kerja
yang berkualitas baik. Karena persaingan dilakukan dengan benar, sehingga setiap pribadi akan
berusaha semampunya untuk mendapatkan posisi kerja yang diinginkan dan sesuai dengan
keahliannya
MAKALAH
DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Dosen :
Emma Tampubolon,SE,MM
Di Susun Oleh :
1.
Tri Martha Kurnia
13. 311. 500. 58
2.
Teguh Wira Mandiri
14. 311. 508. 03
3.
Yosephin Intan Magani
15. 311. 57 . 004
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Negara ini merupakan salah satu negara industri yang sudah mulai berkembang. Dengan
sumber daya alam yang melimpah. Tidak sedikit perusahaan didirikan untuk memanfaatkan
sumber daya alam yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan. Semua perusahaan yang
berproses produksi akan selalu mengutamakan produktifitasnya hasil produksinya. Proses
produksi yang baik adalah proses yang memperhatikan semua elemen-elemen dalam proses
produksi tersebut, yakni manusia sebagai operator, tata letak dan kondiisi dari mesin dan
equipment serta unsure lingkungan. Pengelolaan elemen-elemen pada proses produksi secara
efektif dan efisien akan mempengaruhi terhadap tingkat produktifitas di perusahaan tersebut.
Tingkat efisien dan efektifitas dalam system kerja harus memiliki perancangan system kerja itu
sendiri. Semakin baik perancangan system kerja yang dibuat maka akan semakin baik pula
tingkat produktifitas kerja.
Perancangan system kerja yang perlu dilakukan adalah penggambaran kegiatan kerja
yang disusun secara sistematis dan jelas sehingga didapat informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki system kerja, seperti jumalh operator, jumlah mesin yang diperlukan dan waktu
kerja. Dalam hal ini diiperlukan juga metode pengukuran waktu kerja untuk menemukan suatu
system kerja yang terbaik seperti metode time study yang dikembangkkan oleh F.W.Taylor.
Perancangan manusia sebagai orang yang melakukan proses produksi atau sebagai operator
mesin juga harus diperhatikan. Perhatian dari sisi ergonomi yakni dalam hal kemampuan dan
keterbatasan manusia dalam berkerja sehingga dapat sasuai dengan sistem tersebut. Ukuran dan
bentuk manusia dapat dijadikan pertimbangan ergonomic dalam perancangan areal kerja,
kursi/meja dan peralatan kerja. Perancangan display juga tidak kalah pentingnya terhadap
pengaruh performa kerja karena menyangkut semua rangsangan yang dapat diterima oleh semua
indera manusia terhadap lingkungan, seperti kondisi pencahayaan, suhu, dan suara.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Rencana Kerja
Arthur W. Steller,
Pengertian Perencanaan ialah hubungan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana yang
seharusnya, dimana bertalian dengan kebutuhan, prioritas, penentuan tujuan, program dan
alokasi sumber. Bagaimana seharusnya yaitu mengacu pada masa yang akan datang.
Perencanaan dalam hal ini menekankan kepada usaha datang disesuaikan dengan apa yang
dicita-citakan, menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang
diinginkan.
Stephen P. Robbins
Pengertian Perencanaan yaitu suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.
Dalam pengertian perencanaan ini ada pendapat bahwa perubahan selalu saja terjadi. Perubahan
dalam lingkungan ini selalu diantisipasi dan hasil antisipasi ini dipakai agar perubahan itu dapat
berimbang. Artinya bahwa perubahan yang terjadi di luar organisasi pengajaran tidak jauh
berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organisasi tersebut, dengan harapan agar suatu
organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi, makna perencanaan di sini ialah usaha mengubah
organisasi agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.
Dari ketiga pengertian perencanaan di atas, memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda.
Yang ertama mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang kedua
menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang dan yang
ketiga mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah.
Namun pada dasarnya ketiganya bermakna sama, yaitu ingin mencari dan mencapai wujud yang
akan datang, akan tetapi yang pertama dan kedua tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa wujud
yang dicari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk juga perubahan dalam cita-cita.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PERANCANGAN KERJA
Apa itu perancangan sistem kerja? Sebelum membahas pengertian dan ruang lingkup
perancangan sistem kerja, ada dua tokoh yang sangat berpengaruh dalam bidang teknik industri
dan tidak lepas dari topik ini. Pertama adalah F.W. Taylor yang berhasil mengembangkan
pengukuran waktu menggunakan jam henti (stopwatch) serta pemikiran dan usaha mencari cara
terbaik yang penelitiannya membuahkan hasil pada grafik hubungan antara beban kerja dengan
hasil kerja total.
Tokoh kedua adalah Frank B. Gilbreth. Dia, yang pada mulanya merupakan seorang
kontraktor bangunan yang berhasil di Amerika Serikat, menemukan suatu prosedur membagi
gerakan-gerakan kerja mejadi elemen-elemen gerakan dasar yang kemudian prosedur ini disebut
studi gerakan. Studi ini akan dibahas lebih dalam di bagian Studi Gerakan.
Kiri: F.W. Taylor ---- Kanan: Frank B. Gilbreth
Pengertian Perancangan Sistem Kerja
Perancangan Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsipprinsip untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang lebih baik. Prinsip-prinsip ini
memiliki tujuan mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan serta,
aman, sehat, dan nyaman bagi pekerja. Tujuan-tujuan tersebut dikemas menjadi EASNE.
Apa yang dimaksud dengan sistem kerja? Sebenarnya sistem kerja itu terdiri dari manusia,
bahan, perlengkapan, dan peralatan (mesin, perkakas, pembantu, lingkungan kerja, dan keadaan
pekerjaan-pekerjaan lainnya), empat komponen ini memiliki peran besar dalam mencapai
efisiensi dan produktivitas kerja. Ketika kita berbicara tentang efisiensi, maka yang muncul di
pikiran orang awam adalah perbandingan hasil kerja yang dicapai dengan ongkos yang
dikeluarkan. Tetapi dalam ilmu Perancangan Sistem Kerja, “ongkos” di sini meliputi waktu yang
dihabiskan, tenaga yang dikeluarkan dan/atau akibat-akibat psikologis dan sosiologis dari
pekerjaan yang bersangkutan. Semakin sedikit ongkos, maka semakin efisien pula sistem
kerjanya. Nah, ketika kita berbicara tentang produktivitas, apa yang muncul di pikiran? Pada
dasarnya, efisiensi merupakan prasyarat produktivitas yang tinggi. Mengapa bisa begitu? Kita
ambil contoh sederhana;
Seorang operator pabrik baju menjahit produk tanpa mesin. Memang, produk bisa dihasilkan,
tetapi akan memakan waktu yang lama serta tenaga yang harus dikeluarkan lebih banyak
ketimbang dia menjahit memakai mesin penjahit. Dia pun akan cenderung cepat bosan dan
jenuh.
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem dapat memberi hasil yang
sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan efisiensi, tetapi ini berarti hasil tersebut diperoleh
dengan “ongkos” mahal. Sehingga, dengan efisiensi rendah, produktvitas maksimum tidak dapat
dicapai.
Karena perancangan sistem merupakan hasil perpaduan antara pengukuran waktu dan studi
gerakan, maka pengukuran kebaikan rancangan sistem kerja tergantung pada waktu yang
dihabiskan untuk bekerja, beban-beban fisik yang dialami, serta akibat-akibat psikologis dan
sosiologis yang ditimbulkannya.
Ruang Lingkup Perancangan Sistem Kerja
Ruang lingkup perancangan sistem kerja meliputi penataan sistem kerja dan pengukuran
sistem kerja.
Penataan sistem kerja berisi prinsip-prinsip yang mengatur komponen-komponen sistem kerja
(manusia, alat, bahan, dan lingkungan) untuk menghasilkan alternatif-alternatif sistem kerja
terbaik. Karena begitu banyaknya alternatif sistem yang akan ditemui, maka di sinilah penataan
sistem kerja akan berperan. Prinsip-prinsip penataan sistem kerja mengarahkan kita untuk
memusatkan perhatian hanya kepada beberapa alternatif terbaik sehingga usaha mencari satu
sistem terbaik dapat lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.
Nah, timbul pertanyaan, bagaimana cara menentukan alternatif yang terbaik?
Jawabannya adalah dengan melakukan pengukuran sistem kerja! Ada empat kriteria yang
dipandang sebagai pengukur yang baik dari suatu sistem kerja; waktu serta beban-beban fisik,
psikologis, dan sosiologis. Suatu sistem kerja dkatakan baik ketika waktu penyelesaian sangat
singkat, beban-beban fisik tidak melampaui batas (misalnya alat yang diapakai dalam bekerja),
serta akibat-akibat psikologis dan sosiologis harus minimum (misalnya kondisi lingkungan kerja
yang dapat mengurangi performance pekerja.)
Diagram
ruang
lingkup
perancangan
sistem
kerja
Para pemakai Perancangan Sistem Kerja mengenal motto “TIDAK ADA CARA
TERBAIK, TETAPI SELALU ADA CARA YANG LEBIH BAIK”.
Apa maksudnya?
Perbaikan suatu sitem kerja bersifat dinamis. Artinya, terjadi perubahan-perubahan
bersamaan dengan didapatnya sistem yang lebih baik. Selama gagasan dan kreativitas yang
terukur lebih baik muncul, maka sistem yang lama harus ditinggalkan dan yang baru segera
dijalankan.
1.
Pendekatan Mekanistik :
Pendekatan ini dikemukakan oleh F.W Taylor yang mana dalam pemikirannya, pekerjaan para
pekerja telah diatur oleh manajemen sedetail-detailnya seperti detail tugas yang akan pekerja
selesaikan. Cara menyelesaikan tugas juga akan tercantum didalamnya sehingga pekerja akan
terbantu dalam penyelesaian tugas yang diberikan. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan
juga tercantum di dalamnya guna untuk memaksimalkan waktu yang ada. Pekerjaan yang ada
harus diatur agar dapat efisien dalam pengerjaannya, pekerja harus disesuaikan dengan
kebutuhan, pekerja harus dilatih, dan jika berhasil dalam tugas akan diberikan imbalan yang
sesuai merupakan prinsip-prinsip dalam pendekatan ini.
Keuntungan :
-
Meningkatkan produktivitas organisasi
-
Pekerja menjadi ahli dalam suatu bidang dalam waktu yang cepat karena bimbingan dari
manajemen
-
Peningkatan penghasilan
Kelemahan :
-
Pekerja menjadi cepat bosan
-
Adanya jurang pemisah antara manajemen dengan pekerja yang dapat memicu konflik
-
Pengulangan pekerjaan
-
Interaksi sosial yang kurang
-
Tidak bisa berkreasi terhadap pekerjaannya, karena semua telah diatur manajemen.
2.
Pendekatan Kemanusiaan :
Pendekatan kemanusiaan menyadari bahwa perlu adanya desain pekerjaan yang menarik dan
memiliki kegunaan untuk dirinya nantinya. Hersberg pun melakukan riset untuk menemukan apa
yang diperlukan, hingga akhirnya dia menemukan Job Enrichment atau penambahan kualitas
pekerja dengan meningkatkan kompleksitas pekerjaannya.
Keuntungan :
-
Adanya motivasi berupa penghargaan, tanggung jawab dan peningkatan dalam diri
-
Kondisi tempat kerja yang aman, bersih, sehat
-
Adanya interaksi sosial
Kelemahan :
-
Memotivasi para pekerja membutuhkan waktu yang cukup lama
-
Tidak terlalu efisien karena juga harus memikirkan aspek kemanusiaan
-
Mengesampingkan produktivitas, yang mana produktivitas tidak dipentingkan pada awal
dilakukannya pendekatan.
3.
Pendekatan Karakteristik Pekerjaan / Motivasi
Pendekatan ini digagas oleh Hackman dan Oldham yang berpendapat bahwa pekerja akan
bekerja keras bila didukung dengan penghargaan terhadap apa yang mereka kerjakan, ataupun
pekerjaan dapat membuat mereka puas. Jadi mereka mengusulkan mengintegrasikan motivasi,
kepuasan dan produktivitas. Sesuai dengan pendekatan ini, ada 5 dimensi yang terdapat
didalamnya, yaitu :
1. Kemampuan yang bervariasi
2. Identifikasi pekerjaan
3. Dampak pekerjaan
4. Otonomi
5. Umpan balik
Keuntungan :
-
Meningkatkan semangat dan motivasi para pekerja
-
Produktivitas meningkat
Kelemahan :
-
Desain ini tidak bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama atau sampai masalah yang ada
telah menjadi normal hingga ada masalah baru.
-
Kepuasan dan komitmen meningkat dengan tajam, tapi akan turun dengan cepat kembali ke
arah normal.
4. Pendekatan Informasi Analisa Jabatan
Berdasarkan data yang dikumpulkan akan didapat dua output besar yaitu deskripsi/ uraian
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Dari hasil uraian pekerjaan kemudian dapat dibangun
formulir penilaian prestasi kinerja dan sistem klasifikasi pekerjaan. Sistem klasifikasi ini
kemudian secara mantap digunakan untuk mengevaluasi dan sasaran kompensasi. Berdasarkan
spesifikasi pekerjaan, maka rekrutmen dan seleksi dapat direncanakan serta dapat pula digunakan
untuk merancang pelatihan pengembangan pegawai.
Sejumlah informasi yang akan didapat dari hasil analisis jabatan dapat meliputi beberapa
hal, seperti :
1. Orientasi pekerjaan (kapan, mengapa dan bagaimana kinerja karyawan), seperti :
a.
Proses aktivitas kerja
b.
Penggunaan prosedur
c.
Catatan aktivitas (dokumentasi)
d.
Tanggung jawab perorangan
2. Orientasi aktivitas kerja, seperti :
a.
Kinerja perilaku menusia dalam bekerja (komunikasi, pengambilan keputusan, perasaan).
b.
Gerakan dasar.
c.
Permintaan pekerjaan perorangan.
3. Mesin, peralatan, perlengkapan dan berbagai alat bantu kerja yang digunakan.
4. Relasi pekerjaan yang bisa diukur dan yang tidak bisa diukur :
a.
Proses material,
b.
Pembuatan produk,
c.
Pengetahuan yang dimiliki,
d.
Jasa yang diberikan.
5. Kinerja, seperti :
a.
Ukuran pekerjaan,
b.
Standar kerja,
c.
Tingkat kesalahan,
d.
Aspek lainnya.
6. Isi pekerjaan, seperti :
a.
Kondisi fisik kerja,
b.
Skedul kerja,
c.
Konteks organisasi,
d.
Konteks sosial,
e.
Insentif (Uang dan nonuang).
7. Persyaratan Perorangan :
a.
Pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan.
b.
Atribut diri (karakteristik, fisik, personalitas).
8. Beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja.
5. Perbandingan Pendekatan Perancangan Kerja
Metode Perbandingan adalah metode yang menuntut manajer secara langsung membandingkan kinerja
karyawan satu sama lain.
BAB IV
PENUTUP
Pengadaan tenaga kerja yang sesuai dengan prosedur akan menghasilkan tenaga kerja
yang berkualitas baik. Karena persaingan dilakukan dengan benar, sehingga setiap pribadi akan
berusaha semampunya untuk mendapatkan posisi kerja yang diinginkan dan sesuai dengan
keahliannya