Artikel Pasar Budaya Universitas Pendidi

Nama

: Retno Ayu Oktaviani

NIM

: 1400892

Prodi/Departemen

: Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Indonesia

Dosen Pengampu

: Rika Widawati, S.S., M.Pd.

Hari/Tanggal

: Rabu, 13 Mei 2015

Waktu Berkunjung


: 10.00 WIB

Pasar Budaya merupakan sebuah workshop dan interaktif budaya serta kearifan lokal
Indonesia yang dapat emmbangun nilai gotong royong diantara kita. Pasar merupakan tempat
untuk melakukan transaksi, di pasar budaya ini kita bertransaksi budaya dan nilai sosial yang
positif menyadarkan bahwa kita hidup dalam keragaman dan persatuannya itulah yang
disebut dengan Bhineka Tunggal Ika, selain itu kita berinteraksi dengan pelaku budaya asli.
Yang berperan sebagai “Guru Kehidupan”. Mereka akan mentransfer sembilan nilai gotong
royong yang terdapat dalam proses pembuatan karya budaya mereka, sembilan nilai gotong
royong ini meliputi perdamaian, suka cita, disiplin, kerendahan hati ,kasih
sayang,kearifan,kepedulian,kesabaran,dan kesetiaan. Tujuan dari dilaksanakan Pasar Budaya
ini yaitu untuk mendukung implementasi kurikulum berbasis kearifan lokal (etnopedagogik)
di Indonesia, khususnya bagi calon pendidik (guru). Di dalam Pasar Budaya ini terdapat
Aktor Budaya, Aktor budaya ini merupakan orang yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan mengenai kesenian dan kebudayaan yang akan ditunjukan. Aktor Budaya ini
mewakili kebudayaan-kebudayaan seperti Ambon Perdamaian dan Lagu, Tari Ja’l, pelestarian
lingkungan,tari merak,batik,baduy,lukisan batak,wayang golek,rending,pakaian adat
perpaduan,celempung,hiasan melati,pisang ijo,tulisan arab melayu,bali gebongan,upacara
adat turun tanah,panen padi,gudeg jogja,congklak,tari topeng,bilik bambu,janur,anyaman

kalimantan,es cingcau,lagu dan baju adat papua,jamu,teh tarik,seni benjang dan becak. Dalam
kesempatan tersebut penulis berkesempatan untuk mengunjungi dua stand yang pertama
adalah stand congklak dan yang kedua adalah stand Baduy.
Congklak
Congklak merupakan dolanan anak dengan media kayu berlubang, dan biji congklak
(bisa kewuk,biji-bijian,atau kerikil), congklak mulanya dibuat dengan cara melobangi tanah
dan kerikil sebagai biji congklaknya. Permainan coklak ini mengandung nilai-nilai kearifan
lokal seperti disiplin,kesabaran,suka cita, dan perdamaian. Pada zaman dahulu, golongan
istana atau golongan bangsawan bermain congklak dengan menggunakan papan congklak
yang berukir mewah, sementara di kalangan rakyat jelata, ia sekadar dimainkan dengan
mengorek lubang di dalam tanah dan menggunakan kerikil sebagai congklaknya. Namun
seiring dengan berjalannya waktu permainan congklak ini semakin jarang diminati oleh
generasi muda walaupun permainan congklak ini mulai ada dalam permainan berupa aplikasi
dalam gadget, namun tetap saja esensi dari permainan congklak ini akan sedikit hilang karena
tidak ada interaksi sosial antar pemainnya. Papan congklak ini memiliki 7 lubang dan
dimainkan dengan cara memasukan biji congklak dari satu lubang ke lubang lain searah
jarum jam, 7 lubang ini diibaratkan dengan 7 hari dalam seminggu dan memasukan biji
congklak searah jarum jam diibaratkan dengan waktu yang akan terus berjalan dan sebaiknya

diisi dengan kegiatan-kegiatan positif agar tidak ada waktu yang terbuang untuk bersantaisantai. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau

dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatera yang berkebudayaan Melayu, permainan ini
dikenal dengan nama congkak. Di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama
dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa
nama: Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Baduy
Suku Baduy atau Orang Kanekes adalah suku asli masyarakat Banten. Komunitas
suku ini tinggal di Desa Kanekes. Mereka berada di wilayah Kecamatan Leuwidamar.
Perkampungan mereka berada di sekitar aliran sungai Ciujung dan Cikanekes di Pegunungan
Keundeng. Masyarakat suku Baduy sendiri terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok terbesar
disebut dengan Baduy Luar atau Urang Panamping yang tinggal disebelah utara Kanekes.
Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam.
Suku Baduy Luar biasanya sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya. selain
itu mereka juga sudah mengenal kebudayaan luar. Masyarakat Baduy sejak dahulu memang
selalu berpegang teguh kepada seluruh ketentuan maupun aturan-aturan yang telah ditetapkan
oleh Pu’un (Kepala Adat) mereka. Kepatuhan kepada ketentuan-ketentuan tersebut menjadi
pegangan mutlak untuk menjalani kehidupan bersama. Selain itu, didorong oleh keyakinan
yang kuat, hampir keseluruhan masyarakat Baduy Luar maupun Baduy Dalam tidak pernah
ada yang menentang atau menolak aturan yang diterapkan sang Pu’un. Mata pencarian
masyarakat Baduy yang paling utama adalah bercocok tanam padi huma dan berkebun serta
membuat kerajinan koja atau tas dari kulit kayu,mengambil madu, mengolah gula aren, tenun

dan sebagian kecil telah mengenal berdagang. Kain tenun suku baduy ini hanya memiliki 2
warna saja yaitu hitam dan putih, Dalam kepercayaan setempat warna putih bermakna terang,
bersih, atau sebagai Hyang yang tidak memiliki wujud. Hal ini berkaitan dengan makna
kesucian, terletak pada tingkat atas dari sistem nilai kepercayaan yang mereka anut.
Sedangkan Warna hitam pada pakaian Baduy Luar, mengandung makna gelap atau malam.
Gelap atau hitam dalam konteks budaya Baduy akan menjadi pelindung di balik yang putih
atau terang. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku baduy ini selalu memakai ikatan
kain di kepalanya, adapun yang memakai ikatan kain biru yang terdapat motif tapak kerbau.
Tapak kerbau ini digunakan karena mempunyai arti tersendiri, apabila kerbau berjalan di
tanah pasti akan meninggalkan jejak yang dalam di tanah dan akan terus ada dalam waktu
yang cukup lama, bagi masyarakat suku baduy diartikan bahwa suku baduy kemanapun ia
pergi tidak akan meninggalkan adat istiadatnya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY PADA PRODUK KARTU SELULER PRABAYAR SIMPATI, IM3, DAN JEMPOL (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember)

2 69 20

Hubungan Kualitas Tidur dan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

11 91 19

PENGARUH PENILAIAN dan PENGETAHUAN GAYA BUSANA PRESENTER TELEVISI TERHADAP PERILAKU IMITASI BERBUSANA (Studi Tayangan Ceriwis Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Komunikasi Angkatan 2004)

0 51 2

PENGARUH TERPAAN LIRIK LAGU IWAN FALS TERHADAP PENILAIAN MAHASISWA TENTANG KEPEDULIAN PEMERINTAH TERHADAP MASYARAKAT MISKIN(Study Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Pada Lagu Siang Seberang Istana)

2 56 3

RESISTENSI PAGUYUBAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEMBANGUNAN MALL DINOYO CITY (Studi di Paguyuban Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang)

10 89 45

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Ketersediaan koleksi informasi primer pada perpustakaan Universitas Satyagama : analisis sitiran dalam skripsi dan tesis

2 58 95

Analisis Orientasi Pembelajaran Dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Pada IKM Sepatu Di Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung

9 87 167

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1