WARIA DITINJAU DARI SEGI SOSIAL

WARIA DITINJAU DARI SEGI SOSIAL
Posted by Rizka Fajriah ,
Waria adalah sebuah kata yang ditujukan untuk menggambarkan sosok pria dewasa yang berprilaku
layaknya seorang perempuan, mereka masih berjenis kelamin laki-laki, meskipun mereka telah
memiliki payudara layaknya seorang perempuan dewasa.Waria bukan mahluk baru lagi di negeri ini,
mereka sudah lama ada. Waria adalah suatu fenomena yang semakin menjamur di Indonesia.

Kehidupan mereka cenderung hidup bergelamor dan eksklusif/membatasi diri pada komunitasnya
saja. Mereka sering terjerumus pada dunia pelacuran dan hal-hal lain yang menurut agama, aturan
dan nilai masayarakat menyimpang. Secara fisik memang menggambarkan mereka adalah laki tetapi
sifat dan perilaku menggambarkan wanita. Waria terbagi atas dua macam, ada memang yang di
perbolehkan, dan ada yang tidak boleh. Yang di perbolehkan adalah yang benar-benar secara kodrat
alamiah ia mempunyai dua kelamin (kelamin ganda). Sedangkan waria yang menjamur saat ini adalah
waria jejadian. Artinya waria-waria yang kodratnya laki-laki tetapi ia mengobahnya menjadi wanita.

Waria merupakan Kata yang seakan dikenal penuh dengan nilai – nilai yang negatif dalam pribadi
seseorang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupannya. Tak jarang kita mendengar,
bahkan melihat, bagaimana kehidupan mereka dipenuhi dengan kekerasan, baik fisik maupun psikis.
Contohnya, penolakan yang dilakukan oleh para tokoh masyarakat dan tokoh agama, maupun
pandangan negatif yang tak berujung dan tak beralasan dari masyarakat pada umumnya.
Pembahasan tentang pro – kontra keberadaan kaum waria di tengah kehidupan masyarakat

Indonesia tak ada habisnya. Perdebatan akan penerimaan kaum waria di dalam masyarakat selalu
menimbulkan protes dari berbagai kalangan, mulai dari segi agama hingga dari segi budaya. Tak
banyak yang benar – benar membuka mata dan mau melihat tentang siapa waria itu dan bagaimana
kepribadian mereka sesungguhnya.

Permasalahan sosial yang dihadapi kaum waria di Indonesia termasuk sangat rumit dan kompleks
karena berbagai faktor yang kurang mendukung dalam menjalani kehidupannya secara wajar baik
yang diakibatkan oleh faktor intern sendiri seperti hidup menyendiri/hanya terbatas pada
komunitasnya juga karena faktor ekstern seperti pendidikan terbatas, kemiskinan, ketidaktrampilan,
diskriminasi baik dikalangan masyarakat umum maupun oleh keluarganya sendiri. Dengan kondisi
dan situasi yang dihadapi oleh kaum waria tersebut membuat mereka cenderung terjerumus pada
hal-hal yang menyimpang seperti jadi pelacur, pengemis, pengangguran dan lainnya. Akibat dari
perilakunya tersebut berdampak pada masalah kesehatan/penyakit fisik, dan kehidupan sosial,
seperti penyakit kelamin, kulit, HIV/AIDS, narkoba dan penyakit menular lainnya. Sedangkan secara
sosial mereka terkucikan/didiskriminasi dari masyarakat maupun keluarganya sendiri, mengganggu
ketertiban umum, pemalas dan lain-lainnya .

Media tak jarang memberitakan tentang waria. Sayangnya, pemberitaan tersebut tak pernah lepas
dari hal-hal yang berhubungan dengan kekerasan, pelecehan, dan seksualitas. Seolah – olah tak ada
sedikit pun hal yang bisa dibanggakan oleh seorang waria berkaitan dengan faktor-faktor di luar jenis

kelaminnya, seperti intelektualitas, potensi, bakat, prestasi, dan lain sebagainya. Pada sisi lain
keberadaan Waria bagi sebagian masyarakat Indonesia masih dipandang sebagai bentuk
penyimpangan perilaku (deviant behavior) menurut kacamata masyarakat yang menggunakan
ukuran normal dan tidak normal serta lazim dan tidak lazim dan ukuran-ukuran sejenis lainnya.
Menurut Faiz (2004) teori tentang waria yang ada dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu teori
bawaan, hasil didikan lingkungan, konsumsi beberapa zat kimia dan terdapat bukti tentang sejumlah
polutan yang memberikan efek sama. Teori yang semakin sering dibicarakan dan diyakini
kebenarannya saat ini adalah teori bawaan, yakni sehubungan dengan kondisi hormonal dan otak
janin dalam kandungan.

Disamping teori bawaan juga ada teori hasil didikan lingkungan. Dalam hal ini peneliti akan mencoba
mengungkap proses seorang pria menjadi waria yang merupakan hasil didikan lingkungan
berdasarkan teori pembelajaran sosial menurut
Bandura (1977). Social Learning Theory menjelaskan bahwa perilaku manusia melalui pendekatan
dalam arti sebuah interaksi yang berkelanjutan dan seimbang antara kognitif, behavioural, dan
faktor-faktor utama lingkungan.

Ada tiga faktor penyebab seseorang menjadi waria yaitu :

1. Biogenik

Seseorang menjadi waria disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor biologis atau jasmaniah, dimana
yang bersangkutan menjadi waria dipengaruhi oleh lebih dominannya hormon seksual perempuan
dan merupakan faktor genetik seseorang. Selain itu, neuron yang ada di waria sama dengan neuron
yang dimiliki perempuan. Dominannya neuron dan hormon seksual perempuan mempengaruhi pola
perilaku seseorang menjadi feminim dan berperilaku perempuan.

2. Psikogenik
Seseorang menjadi waria juga ada yang disebabkan oleh faktor psikologis, dimana pada masa
kecilnya, anak laki-laki menghadapi permasalahan psikologis yang tidak menyenangkan baik dengan
orang tua, jenis kelamin yang lain, frustasi hetereseksual, adanya iklim keluarga yang tidak harmonis
yang mempengaruhi perkembangan psikologis anak maupun keinginan orang tua memiliki anak
perempuan namun kenyataannya anaknya adalah seorang laki-laki.
Kondisi tersebut, telah menyebabkan perlakuan atau pengalaman psikologis yang tidak
menyenangkan dan telah membentuk perilaku laki-laki menjadi feminim bahkan kewanitaan.

3. Sosiogenik
a. Keadaan lingkungan sosial yang kurang kondusif akan mendorong adanya penyimpangan perilaku
seksual. Berbagai stigma dan pengasingan masyarakat terhadap komunitas waria memposisikan diri
waria membentuk atau berkelompok dengan komunitasnya. Kondisi tersebut ikut mendorong para
waria untuk bergabung dalam komunitasnya dan semakin matang menjadi seorang waria baik dalam

perilaku maupun orientasi sexualnya.

b. Dalam beberapa kasus, sulitnya mencari pekerjaan bagi para lelaki tertentu di kota besar
menyebabkan mereka mengubah penampilan menjadi waria hanya untuk mencari nafkah dan atau
yang lama kelamaan menjadi permanen.

c. Pada keluarga tertentu, kesalahan pola asuh yang diterapkan oleh keluarga terhadap anggota
keluarganya terutama yang dialami oleh anak laki-lakinya dimasa kecil. Seperti keinginan orang tua
memiliki anak perempuan, sehingga ada sikap dan perilaku orang tua yang mempersepsikan anak
lelakinya sebagai anak perempuan dengan memberikan pakaian anak perempuan, maupun
mendandani anak laki-lakinya layaknya seperti anak perempuan.

Dari berbagai gambaran penyebab seseorang menjadi waria. Ada dua besaran permasalahan
pelayanan sosial terhadap waria yaitu permasalahan yang bersifat internal dan eksternal.

1. Permasalahan Internal.
a. Merasa tidak jelas identitas dan kepribadiannya mengakibatkan waria berada dalam posisi
kebingungan, canggung, tingkah laku berlebihan, dampak lainnya adalah semakin sulitnya mencari
pekerjaan, menjadi depresi bahkan bunuh diri.


b. Merasa terasing, dan merasa ditolak mengakibatkan para waria meninggalkan rumah, frustasi,
kesepian, mencari pelarian yang seringkali makin merugikan dirinya.

c. Merasa ditolak dan didiskriminasi mengakibatkan permasalahan terutama dalam kehidupan sosial,
pendidikan, akses pekerjaan baik formal maupun informal. Implikasinya adalah banyak waria merasa
kesulitan memperoleh pekerjaan, pendidikan, maupun terhambat dalam proses interaksi sosial.

2. Permasalahan eksternal

a. Permasalahan keluarga.
Dalam konteks integrasi dengan keluarga, para waria seringkali dianggap sebagai aib dan
mendatangkan kesialan dalam keluarga sehingga banyak diantara mereka tidak mengakui,
mengucilkan, membuang, menolak, mencemooh dan bahkan mengasingkan. Selain itu, juga keluarga
menutup/ menarik diri dari masyarakat.

b. Permasalahan masyarakat.
Para waria dan komunitasnya dianggap sebagai sosok yang melakukan penyimpangan yang banyak
menimbulkan masalah di lingkungan masyarakat. Terutama dari segi permasalahan seksual yang
dapat mempercepat penyebaran IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV/AIDS.


Subjek menjadi waria karena proses pembelajaran sosial dan bukan merupakan proses bawaan.
Sehingga keinginan untuk kembali normal sangat
mungkin, asalkan subjek harus meningkatkan rasa percaya diri, tidak ragu-ragu dan
konsisten untuk terus berusaha mengatasi hambatan-hambatan yang dialami untuk
kembali normal dan berdoa serta berserah diri kepada Tuhan agar mengabulkan harapannya.

Berbicara masalah waria, sesungguhnya tidak berasalan kalau dikatakan karena mereka lebih banyak
memiliki hormon kewanitaan meskipun ada beberapa orang diantara mereka yang lebih banyak
memiliki hormon kewanitaan memilih untuk ganti kelamin menjadi perempuan, dan ini jauh lebih
baik daripada bertahan hidup sebagai waria.
Jadi sesungguhnya hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah melibatkan kelompok
masyarakat, tokoh agama untuk membina mereka supaya kembali ke asalnya dan menciptakan
peluang kerja dan bukan justru sebaliknya memfasilitasi mereka untuk semakin berkembang sebagai
mahluk waria.

Kalaupun seandainya mereka sulit untuk dibina dan kembali ke kodratnya, berikan mereka
kesempatan untuk mengganti jenis kelamin, karena itu yang lebih baik meski itu pilihan yang juga
sulit diterima orang banyak, tapi itu jauh lebih baik daripa hidup separoh lelaki dan separoh
wanita.Masyarakat hendaknya mengetahui bahwa waria dibedakan menjadi dua, yaitu proses
terjadinya seorang waria karena faktor jenetis atau bawaan sejak lahir dan proses terjadinya seorang

waria karena faktor pengaruh dari lingkungan atau pembelajaran sosial. Dengan demikian diharapkan
agar masyarakat tidak lagi memandang waria sebagai sampah masyarakat, tetapi sebaliknya dapat
menempatkan waria sebagai manusia yang mempunyai hak asasi yang sama seperti masyarakat.
Kehidupan mereka sudah cukup berat dengan adanya berbagai tindak diskriminasi yang mereka
terima setiap hari sehingga tak perlu lah kita tambahi dengan pernyataan tak benar yang akan

semakin membebani mereka. Seperti manusia pada umumnya, mereka pun memiliki keinginan,
harapan, dan kebutuhan akan kehidupan yang merdeka dan tentram.
categories Kuliahku
Receba as novidades do blog em seu e-mail

Cadastre-se e receba direto no seu e-mail. É grátis! Digite o seu e-mail e depois confirme para
começar a receber novidades exclusivas do Blog!