Tugas kelompok PERKEMBANGAN MORAL MANUSI

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulilah segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kita mampu menyelesaikan makalah ini. Salawat serta
salam senantiasa kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan
keluarganya.
Sebagai penyusun kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan, oleh karnanya penyusun berharap dari para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pemerhati
pendidikan pada umatnya, serta makalah ini merupakan sebuah pengabdian kepada Allah
SWT dan dapat menambah ketundukan kepada-Nya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palopo, 21 Desember 2016

Penyusun

1

DAFTAR ISI


KATA
PENGANTAR
................................................................................................................................................
i
DAFTAR
ISI
................................................................................................................................................
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
................................................................................................................................................
1
A. Latar
belakang
...................................................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah

...................................................................................................................................
1
C. Tujuan
Penulisan
...................................................................................................................................
1
BAB
II
PEMBAHASAN
................................................................................................................................................
2
A. Perkembangan
moral
manusia
...................................................................................................................................
2
B. Moral
dan
kesadaran
moral

manusia
...................................................................................................................................
2
C. Teori
perkembangan
moral
...................................................................................................................................
4
1. Teori
psikoanalisa
.............................................................................................................................
4
2. Teori
belajar-sosial
.............................................................................................................................
4
3. Teori
piaget
.............................................................................................................................
4

4. Teori
kohlberg
.............................................................................................................................
5
D. Faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan
moral
manusia
...................................................................................................................................
7
2

BAB
III
PENUTUP
................................................................................................................................................
10
A. KESIMPULAN

...................................................................................................................................
10
B. SARAN
...................................................................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA
................................................................................................................................................
11

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dua dasawarsa terakhir, studi psikologi mengenal perkembangan moral telah
dipacu oleh teori-teori yang didasarkan atas hasil-hasil penelitian sehubungan dengan
pola perkembangan moral pada masa kanak-kanak dapat diramalkan. Teori terbaik
dan yang paling berpengaruh adalah teori Piaget dan teori Kohlberg.
Manusia sulit bersikap netral terhadap perkembangan moral. Banyak orang tua kuatir

bahwa anak-anak mereka bertumbuh tanpa nilai-nilai tradisional. Para guru mengeluh
bahwa murid-murid mereka tidak sopan. Didalam makalah ini kita akan membahas
tentang perkembangan moral, pandangan Piaget tentang pertimbangan moral anakanak berkembang, hakikat perilaku moral anak-anak, dan perasaan anak-anak
menyubang bagi perkembangan moral mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan moral manusia?
2. Bagaimana teori perkembangan manusia?
3. Apa yang mempengaruhi faktor perkembangan moral?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan moral manusia
2. Untuk mengetahui teori perkembangan manusia
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan moral

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN MORAL MANUSIA

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan

konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain (Santrock, 1995). Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki
moral (imoral).

Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk

dikembangkan. Karena itu, dalam pengalamannya berinteraksi dengan orang lain
(dengan orang tua, saudara, teman sebaya, atau guru), anak belajar memahami tentang
perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku yang buruk, yang
tidak boleh dikerjakan.

B. MORAL DAN KESADARAN MORAL MANUSIA
1. Moral berasal dari kata latin morela yang berarti costum, kebiasaan, dan adat istiadat.
Tahu adat di sebut bermoral, dan sebaliknya disebut immoral. Kelakuan yang tidak
baik disebut amoral. Orang yang tahu adat , mengerti tertib seperti inilah yang biasa
disebut moralis.Dalam kamus yang dijelaskan: moral is pertaining to character and
beravior from the point of view of right and wrong and abligation of duty. dari
keterangan ini, maka istilah moral itu disamakan dengan etika, susila, atau kesusilaan.
2. Kesadaran moral itu sifatnya individual; ukuran kesadaran seseorang tidak sama. Dari
promoral ke bermoral dengan sendirinya sudah melalui suatu jalur proses perjalanan

hidup; salah satu dari jalur itu, seperti telah dijelaskan tadi, ialah pengalaman sendiri,
dan kedua adalah pendidikan. Itu berarti, menjadi bermoral itu dapat dicapai dengan
jalan belajar atau mempelajarinya.Pengertian kesadaran moral (moral conscioushess)
dalam filsafat, mempunyai interpretasi dalam arti yang utuh, bulat, tidak terpecah
kedalam intrest-intrest pribadi. Keasadran moral mengandung nilai tertinggi
seharusnya dimiliki oleh setiap pribadi = jadi manusia bermoral.

2

3. Konsekuensi psikologis dari adanya kesadaran moral itu, ialah: bahwa kesadaran
moral itu menggugah timbulnya rasa wajib yaitu:
a.

Wajib berbuat baik

b.

Menggugah rasa kemanusiaan

c.


Membangkitkan rasa introspeksi

Kita selajutnya meneropong 3 jenis interpretasi ini
a. Pengertian wajib disini, timbulnya dari dalam jiwa yang sadar, jadi bukan karena
adanya faktor paksaan dari luar. Suatu wajib, atau kewajiban, adalah suatu
keharusan yang di bebankan pada diri untuk memenuhi atau memikulnya dengan
penuh tanggung jawab. Wajib yang tidak dilaksanakan, akan menimbulkan sanksi
dalam jiwa sendiri berupa suatu pemisalan, dan menghukum kelalaian
perbuatannya itu sebagai suatu dosa. Dari sini dapat kita lihat, bahwa kesadaran
moral menyebabkan timbulnya kewajiban moral. Suatu kewajiban yang
mengharuskan berbuat baik dan menjauhi kejahatan.
b.

Adapun landasan dari rasa kemanusian itu adalah pada kesadaran moral. Ini
berarti, bahwa orang yang tidak memiliki rasa kesadaran moral, sulit untuk di
bangkitkan jiwanya untuk memilki rasa kemanusian. Disini rasa kemanusian
identik dengan rasa persaudaraan suatu sikap yang menganggap bahwa semua
manusia itu bersaudara.


c. Rasa introspeksi artinya kesadaran memeriksa diri sendiri. Sebenarnya jarang
orang masih punya waktu untuk merenungkan “ kejadian dirinya sendiri”. Apalagi
yang berupa kekurangan-kekurangan berupa cacad kesalahan-kesalahan atau
kejelekan diri sendiri. Tak ada orng yang mau mebasahi garamnya sendiri kata
pribahasa. Introspeksi, sebenarnya berarti melihat kedalam, maksudnya tentu
kedalam jiwa sendiri, meneliti, mengoreksi bagaimana gerakgeriknya selama ini.
Kesadaran moral itulah yang biasanya membisiki:


Hari ini dustamu masih banyak dari pada kebaikanmu



Hari ini kata-katamu masih lebih banyak dari amalmu



Janjimu terlalu muluk mungkin nanti kamu tak dapat menepatinya




Kata-katamu tadi mungkin terlalu keras, dapat menyakitkan orang yang
mendengarnya, dan sebagainya
3

Kesadaran mengadakan instrospeksi ini menjadikan seseorang itu bersikap rendah
hati. Introspeksi meningkatkan nilai jiwa, sadar akan kekurangan dan kelemahan diri
sebagai manusia.
C. TEORI PERKEMBANGAN MORAL
1. Teori Psikoanalisa tentang Perkembangan Moral
Dalam menggambarkan perkembangan moral, teori psikoanalisa dengan pembagiaan
struktur kepribadian manusia atas tiga, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah struktur
kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak disadari. Ego adalah
struktur kepribadian yang terdiri dari aspek psikologis, yaitu sub sistem ego yang rasional dan
disadari, namun tidak memiliki moralitas. Sedangkan superego adalah struktur kepribadian
yang terdiri atas aspek sosial yang berisikan sistem nilai dan moral, yang benar-benar
memperhitungkan benar dan salahya sesuatu.
2. Teori Belajar- Sosial tentang Perkembangan Moral
Teori belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respons atas stimulus. Dalam
hal ini, proses-proses penguatan, penghukuman dan peniruan digunakan untuk menjelaskan
perilaku moral anak-anak.
3. Teori piaget.
Menurut Piaget (dalam Slavin, 2008:69) Sebagaimana kemampuan kognitif, Piaget
berpendapat bahwa perkembangan moral berlangsung dalam tahap-tahap yang dapat diprediksi, yakni
dari tipe penalaran moral yang sangat egosentris ke tipe penalaran moral yang didasarkan pada sistem
keadilan berdasarkan kerjasama dan ketimbalbalikan. Piaget menamai tahap pertama perkembangan
moral sebagai moralitas heteronom; hal ini juga disebut tahap “realisme moral” atau “moralitas
paksaan”. Heteronom berarti tunduk pada aturan yang diberlakukan oleh orang-orang lain. Selama
periode ini, anak-anak yang masih muda terus menerus diberitahu tentang apa yang harus dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pelanggaran aturan diyakini membawa hukuman otomatis.
Keadilan dilihat sebagai sesuatu yang otomatis, dan orang-orang yang jahat pada akhirnya akan
dihukum. Piaget juga menggambarkan anak-anak pada tahap ini menilai moralitas perilaku
berdasarkan konsekuensi-konsekuensi berikutnya. Mereka menilai perilaku sebagai sesuatu yang jahat
kalau hal itu menghasilkan konsekuensi negatif sekalipun maksud semula pelakunya adalah baik.
Piaget menemukan bahwa anak-anak usia 10 atau 12 tahun cenderung mendasarkan penilaian moral
pada maksud pelakunya alih-alih konsekuensi tindakan tersebut. Tahap kedua ini dinamakan aturan
4

moralitas otonomi atau “moralitas kerja sama”. Moralitas tersebut muncul ketika dunia sosial anak itu
berkembang hingga meliputi makin banyak teman. Dengan terus-menerus berinteraksi dan bekerja
sama dengan anak-anak lain, gagasan anak tersebut tentang aturan dan kerena itu juga moralitas mulai
berubah. Kini aturan adalah apa yang kita buat sebagai aturan. Hukuman atas pelanggaran tidak lagi
otomatis tetapi harus diberikan dengan pertimbangan maksud pelanggar dan lingkungan yang
meringankan. Anak mengalami kemajuan dari tahap moralitas heteronom ke tahap moralitas otonom
dengan perkembangan struktur kognitif tetapi juga karena interaksi dengan teman-teman yang
mempunyai status yang sama. Dia percaya bahwa menyelesaikan konflik dengan teman-teman
memperlemah sikap anak-anak mengandalkan otoritas orang dewasa dan meningkatkan kesadaran
mereka bahwa aturan padat diubah dan seharusnya ada hanya sebagai hasil persetujuan bersama.

4. Teori Kohlberg
Hasil penyelidikan peaget tersebut menarik perhatian kohlberg ketika ia
mempersiapkan

doktoratnya.

Dalam

tesis

doktoratnya

(1958),

kholberg

mengidentifikasikan adanya 6 tahap dalam moral reasonim, di bagi menjadi 3 taraf
(level);
a. Preconventional level (taraf pra-Konvensional)
Tahap 1: punishment and obedience orientation. Akibat akibat fisik dari tindakan
menetukan baik – buruk tindakan tersebut. Menghindari hukuman dan taat secara buta
pada yang berkuasa di anggap bernilai pada dirinya sendiri.
Tahap 2 : instrumental – relativist orientation . akibat dalam tahap ini beranggapan
bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang dapat menjadi alat untuk
memuaskan kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain.
b. Conventional level (taraf konvensional)
Tahap 3 : interpersonal concordarke atau “ good boy – nice girl” orientation.
Tingkah laku yang baik adalah tingkah laku yang membuat senang orang lain atau
yang menolong orang lain dan mendapat persetujuan orang mereka.
Tahap 4 : “law and orther “ orientation. Otoritas, peraturan-peraturan yang sudah di
tetapkan dan pemeliharan ketertiban social di junjung tinggi dalam tahap ini. Tingkah
laku disebut benar, bila orang melakukan kewajibannya, menghormati otoritas dan
memelihara ketertiban sosial.
c. Postconventional level (taraf sesudah konvensional)

5

Pada tahap ini seorang individu berusaha mendapatkan perumusan nilai-nilai moral
dan berusaha merumuskan prinsip-prinsip yang sah (valid) dan dapat di terapkan,
entah prinsip itu berasal dari otoritas orang atau kelompok yang mana. Dua tahapnya
adalah:
Tahap 5: social contract legalistic orientation. Dalam tahap ini orang mngartikan
benar-salahnya suatu tindakan berdasarkan atas hak-hak individu dan norma-norma
yang sudah teruji dalam suatu masyarakat didasari bahwa nilai-nilai yang bersifat
individual dan opini pribadi harus diperhitungkan,tetapi bersifat relatif, disamping apa
yang sudah di setujui secara konstitusional dan demokratis. Disadari bahwa
perjanjian, kontrak, persetujuan mengandung unsur yang mengikat .
Tahap 6 : the universal ethical principle orientation. Benar-salahnya tindakan di
tentukan oleh keputusan suara hati (budi nurani, conscience). Sesuai dengan prinsipprinsip etis itu bersifat abstrak. Pada intinya prinsip etis itu adalah prinsip keadilan,
kesamaan hak, hak-hak asasi, hormat pada harkat (nilai) manusia sebagai person
(pribadi).
Dalam proses perkembangan moral reasoning dengan 6 tahapannya seperti tersebut itu
berlaku dalil berikut:
1). Perkembangan moral terjadi secara berurutan dari satu tahap (stage)ke tahap
berikutnya.
2). Dalam perkembangan moral orang tidak akan memahami cara berfikir dari tahap
yang lebih dari dua tahap di atasnya.
3). Dalam perkembangan moral, seseorang secara kognitif tertarik pada cara berfikir
dari satu tahap di atas tahapnya sendiri.
4). Dalam perkembangan moral, perkembangan hanya akan terjadi, apabila diciptakan
suatu disequilibrium kognitif pada diri si anak didik.
Kritik Terhadap Kohlber
a.

Pemikiran Moral dan Perilaku Moral
Teori Kohlber dikritik karena memberi terlalu banyak penekanan pada penalaran
moral dan kurang member penekanan perilaku moral. Penalaran moral kadang-kadang
dapat menjadi tempat perlindungan bagi perilaku immoral. Para penipu, koruptor, dan
pencuri mungkin mengetahui apa yang benar tetapi maih melakuka apa yang salah.

b. Kebudayaan dan Perkembangan Moral
6

Kritik terhadap pandangan Kohlber adalah bahwa pandangan ini secara pandangan
bias. Suatu tinjauan penelitian terhadap perkembangan moral di 27 negara
menyimpulkan bahwa penalaran moral lebih bersifat spesifik kebudayaan daripada
yang dibayangkan oleh Kohlber dan bahwa sistem skor Kohlber tidak
memperhitungkan pealaran moral tingkat tinggi pada kelompok kebudayaan tertentu.
Ringkasnya, penalaran moral lebih dibentuk oleh nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan
suatu kebudayaan dari pada yang dinyatakan oleh Kohlber.
c.

Gender dan Perspektif Kepedulian
Carol

Gilligan

percaya

bahwa

teori

perkembangan

moral

Kohlber

tidak

mencerminkan secara memadai relasi dan kepedulian terhadap manusia lain.
Perspektif keadilan ialah suatu perspektif moral yang berfokus pada hak-hak individu,
individu berdiri sendiri dan bebas mengambil keputusan moral (Teori Kohlber).
Perspektif kepedulian ialah suatu perspektif moral yang memandang manusia dari
sudut keterkaitanya dnegan manusia lain dan menekankan komunikasi interpersonal,
relasi dengan manusia lain, dan kepedulian terhadap orang lain. (Teori Gilligan).
Menurut Gilligan, Kohlber kurang memperhatikan perspektif kepedulian dalam
perkembangan moral. Ia percaya bahwa hal ini mungkin terjadi karena Kohlberg
seorang laki-laki, karena kebanyakan penelitiannya dengan laki-laki dari pada
perempuan dan karena ia menggunakan respons laki-laki sebagai suatu model bagi
teorinya.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MORAL MANUSIA
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian, perkembangan internalisasi nilai-nilai terjadi
melalui identifikasi dengan orang-orang yang dianggapnya sebagai model. Bagi para ahli
psikoanalisis, perkembangan moral dipandang sebagai proses internalisasi norma-norma
masyarakat dan dipandang sebagai kematangan dari sudut organik biologis. Menurut
psikoanalisis, moral dan nilai menyatu dalam konsep superego yang dibentuk melalui
jalan internalisasi larangan-larangan atau perintah-perintah yang datang dari luar
(khususnya orang tua) sedemikian rupa, sehingga akhirnya terpencar dari dalam diri
sendiri.karena itu,orang-orang yang tidak mempunyai hubungan yang harmonis dengan
orang tuanya di masa kecil, kemungkinan besar tidak mampu mengembangkan super-ego
yang cukup kuat, sehingga mereka bisa menjadi orang yang sering melanggar norma
masyarakat. Beberapa sikap orangtua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
perkembangan moral anak, di antaranya sebagai berikut.
7

a. Konsisten dalam mendidik anak dilarang
Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dan melarang
atau membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu tingkah laku anak
yang dilarang oleh orangtua pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila
dilakukan kembali pada waktu lain.
b. Sikap orangtua dalam keluarga
Secara tidak langsung, sikap orangtua terhadap anak, sikap ayah terhadap ibu,
atau sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral anak, yaitu melalui
proses peniruan (imitasi). Sikap yang sebaiknya dimiliki oleh orangtua adalah
sikap kasih sayang, keterbukaan, musyawarah (dialogis), dan konsisten.
c.

Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
Orangtua merupakan panutan (teladan) bagi anak, termasuk di sini panutan
dalam mengamalkan ajaran agama. Orangtua yang menciptakan iklim religius
(agamis), dengan cara membersihkan ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai
agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik.

d. Sikap konsisten orangtua dalam menerapkan norma
Orangtua sebaiknya menjadi contoh positif bagi anak – anaknya, bukan hanya
sekedar member contoh. Karena itu, orang-orang yang tak mempunyai hubungan
yang harmonis dengan orang taunya dimasa kecil, kemungkinan besar tidak mampu
mengembangkan superego yang cukup kuat, sehingga mereka bisa menjadi orang
yang sering melanggar norma masyarakat..
Teori-teori lain yang non psikoanalisi beranggapan bahwa hubungan anak-orang tua
bukan satu-satunya sarana pembentukan moral. Para sosiolog beranggapan bahwa
masyarakat sendiri mempunyai peran penting dalam pembentukan moral.tingkah laku
yang terkendali disebabkan oleh adanya kontrol dari masyarakat itu sendiri yang
mempunyai sanksi-sanksi tersendiri buat pelanggar-pelanggarnya.
Didalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup
tertentu ternyata faktor lingkungan memegang pean penting. Diantara segala unsur
lingkungan sosial yang berpengaruh, yang tampaknya sangat penting adalah unsur
lingkungan berbentuk manusia yng langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang
sebagai perwujudan dari nila-nilai tertentu. Dalam hal ini lingkungan sosial berfundsi
sebagai pendidik dan pembina. Makin jelas sikap dan sifat lingkungan terhadap nilai
hidup tertentu dan moral makin kuat pula pengaruhnya untuk membentuk atau
meniadakan tingkah laku yang sesuai.
8

Dalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup
terterntu, banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan moral, diantaranya yaitu:
1)
2)

Faktor tingkat harmonisasi hubungan antara orang tua dan anak.
Faktor seberapa banyak model (orang-orang dewasa yang simpatik, teman-teman,
orang-orang yang terkenal dan hal-hal lain) yang diidentifikasi oleh anak sebagai

gambaran- gambaran ideal.
3)
Faktor lingkungan memegang peranan penting. Diantara segala segala unsur
lingkungan social yang berpengaruh, yang tampaknya sangat penting adalah unsur
lingkungan berbentuk manusia yang langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang
sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu.
4)
Faktor selanjutnya yang memengaruhi perkembangan moral adalah tingkat
penalaran. Perkembangan moral yang sifatnya penalaran menurut Kohlberg,
dipengaruhi oleh perkembangan nalar sebagaimana dikemukakan oleh piaget. Makin
tinggi tingkat penalaran seseorang menrut tahap-tahap perkembangan piaget, makin
5)

tinggi pula tingkat moral seseorang.
Faktor Interaksi sosial dalam memberik kesepakatan pada anak untuk mempelajari
dan menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan
dalam pergaulan dengan orang lain.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

9

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan
konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain (Santrock, 1995). Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki
moral (imoral). Beberapa teori perkembangan yaitu Teori Psikoanalisa tentang
Perkembangan Moral, Teori Belajar- Sosial tentang Perkembangan Moral, Teori
Kohlberg dan Teori piaget. Perkembangan moral di pengaruhi oleh beberapa faktor.
B. SARAN
Semoga adanya makalah ini dapat membuat kita mengerti tentang perkembangan
moral pada manusia. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
oleh karena itu saran dan kritik kami harapkan.

DAFTAR PUSTAKA
https://jumatunnikmah.wordpress.com/2012/06/02/perkembangan-nilai-moral-dan-sikap/
http://dvldmk.blogspot.co.id/2013/11/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan.html
http://materipelajaranterbaruips.blogspot.com/2016/02/tahapan-perkembangan-moral-manusia.html

10