Dinamika Kependudukan Indonesia dan Pemb

Dinamika Kependudukan Indonesia dan
Pembangunan Berkelanjutan
Perhatian terhadap keterkaitan antara kependudukan, pembangunan dan
lingkungan, mulai meningkat pada dekade tahun 1960-an. Sejalan dengan
kekhawatiran akan pertambahan jumlah penduduk yang cepat, perhatian para
perencana pembangunan dipusatkan pada usaha untuk memahami keterkaitan
antara variabel kependudukan dan lingkungan, serta dalam kaitannya dengan
pembangunan yang berkelanjutan. Dengan demikian usaha awal untuk mengatasi
penyusutan sumberdaya alam, pada saat tingkat kelahiran masih tingi, adalah
dengan upaya penurunan angka kelahiran, sebagai upaya untuk menyelaraskan
keseimbangan jumlah penduduk dan lingkungan.
Banyak isu kependudukan masa depan menjelang tahun 2030 yang
berkembang di Indonesia. Salah satunya adalah lonjakan pertambahan penduduk
pada tahun 2015 hingga 2030 yang disebabkan oleh faktor-faktor demograf
dengan persebaran tidak merata di setiap daerahnya. Lonjakan penduduk tersebut
mengakibatkan akan terjadinya urbanisasi dan perubahan pola migrasi menuju
mobilitas non permanen. Prediksi lonjakan penduduk ini dilihat dari pertambahan
jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota,
bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland

Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa
Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran
lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan
sosial.
Penduduk seharusnya menjadi pusat dalam semua tindakan perencanaan
pembangunan. Pembangunan berkelanjutan yang melupakan aspek manusianya,
bagaikan sebuah mobil yang lupa memperhatikan komponen mesin. Penduduk
adalah penggerak dari pembangunan. Pembangunan yang dilakukan oleh, untuk,
bagi kesejahteraan masyarakat yang merupakan penduduk.

Permasalahan pertambahan penduduk telah pula menjadi prioritas kebijakan
dalam pembangunan di Indonesia. Diawali dengan perhatian pada pembangunan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan yang dibarengi dengan pengaturan
pertumbuhan jumlah penduduk, serta usaha penyebaran penduduk yang lebih
serasi di seluruh kepulauan Indonesia pada awal Pola Pembangunan Jangka Panjang
Tahap I (PJPT I). Kemudian dilanjutkan pada Repelita VI GBHN 1993, yang
merupakan

awal


PJP

II,

menyatakan

bahwa

pembangunan

kependudukan

dilaksanakan dengan mempertimbangkan keterkeitannya dengan upaya pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta penciptaan keserasian antar
generasi. Dengan demikian, dalam PJPT II (GBHN 1993), cakupan prioritas
pembangunan kependudukan bertambah meluas tidak hanya mencakup masalah
pertumbuhan penduduk dan penyebarannya, namun meliputi pula peningkatan
kualitas penduduk serta perwujudan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Demikian

internasional,

pula

di

keterkaitan

dalam
antara

pembahasan-pembahasan
dinamika

kependudukan,

kesepakatan
pembangunan

berkelanjutan dan lingkungan hidup telah banyak dibahas. Awalnya dimulai dengan

pertemuan United Nations Conference on the Human Environment di Stockholm
pada tahun 1972, Population Conference tahun 1974, 1984, dan 1994, serta United
Nations Conference on Environment and Development di Rio de Jenairo, yang
intinya penekanan pentingnya keterkaitan antara kependudukan, sumberdaya dan
lingkungan serta perlunya memperhatikan keberlangsungan keterkaitan antara
jumlah manusia, sumber daya dan pembangunan.
Di samping itu, sebagai akibat perubahan yang terjadi di dunia internasional
akan mempengaruhi pula keadaan kependudukan di Indonesia. Salah satu
pengaruh yang perlu diantisipasi adalah akan dimulainya perdagangan bebas (free
market economy). Peningkatan persaingan dalam bidang ekonomi, membuat
investasi asing diramalkan akan meningkat dan akan menyebar ke berbagai wilayah
di

Indonesia

sejalan

dengan

kebijaksanaan


desentralisasi.

Sebagai

akibat

perkembangan tersebut, salah satu spekulasi dari segi kependudukan di masa
datang adalah semakin meningkatnya mobilitas penduduk dari satu wilayah ke
wilayah lainnya di Indonesia.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24