BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Determinan Minat Individu dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Aktual Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Teknologi Pada Bank Syariah di Kota Binjai Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1 Sistem Informasi
Hall (2011, 6) Sistem adalah dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Menurut Hartono (2007) dalam Fathinah dan Baridwan (2013) informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Pada dasarnya data merupakan sumber dari informasi. Dengan kata lain data merupakan bentuk mentah yang belum menunjukkan banyak informasi, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data dapat diartikan sebagai segala fakta yang dikumpulkan, disimpulkan, disimpan dan diproses melalui sistem informasi. Sedangkan informasi merupakan data yang telah dikelola dan diproses sehingga memiliki manfaat yang maksimal dan dapat dipergunakan. Selanjutnya Hartono (2007) dalam Fathinah dan Baridwan (2013) mengemukakan bahwa informasi yang beredar tidak semuanya berkualitas. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan kualitas informasi itu sendiri, yaitu antara lain:
1. Akurat, berarti informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan dan tidak bias serta jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tepat waktu, berarti informasi yang usang tidak akan bernilai karena informasi tersebut dijadikan landasan dalam mengambil keputusan.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.
Dari beberapa pengertian informasi yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Dan suatu informasi dikatakan berkualitas ketika informasi tersebut dianggap akurat, tepat waktu dan relevan bagi penerimanya.
Sistem informasi (SI) merupakan sarana yang menyediakan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pengambilan keputusan bagi para pemakai informasi sehingga dapat mengurangi keraguan atau ketidakpastian (Handayani, 2005). Selain itu Hall (2011) dalam Fathinah dan Baridwan (2013) mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu rangkaian prosedur yang terdiri dari proses pengumpulan data, pemrosesan data hingga menjadi keluaran atau output berupa informasi, yang kemudian informasi tersebut didistribusikan kepada pengguna informasi. Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan satu kesatuan dari subsistem yang berinteraksi dan saling bekerjasama dalam suatu rangkaian proses mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data menjadi sebuah informasi dan pendistribusian informasi sehingga informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi
Romney (2006,.473) mengatakan sistem informasi akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab Romney (2006,.473) mengatakan sistem informasi akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab
Menurut Wilkinson (2000:22) dalam Fatinah dan Baridwan (2013) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkoordinasian sumber data untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa SIA merupakan suatu sistem informasi yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan dalam penyediaan informasi bagi para penggunanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi
Pada dasarnya, penggunaan Sistem Informasi (SI) tidak akan lepas dari teknologi informasi, artinya keberhasilan atau kesuksesan penerapan suatu sistem informasi akan selalu didukung oleh adanya teknologi informasi. Kata teknologi dapat digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik. Teknologi, terutama komputer dan sistem informasi, memainkan peranan yang penting dalam proses pekerjaan. Di dalam banyak pekerjaan, perilaku perilaku kerja individu, dan juga kinerja sangat berkaitan dengan sistem berdasarkan atas teknologi (Amijaya, 2010).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi pada dasarnya merupakan suatu alat yang diciptakan dan digunakan oleh individu sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya (Maharsi dalam Fathinah dan Baridwan (2013).
Dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan perpaduan antara teknologi komputer, telekomunikasi, komunisasi dan otomatisasi kantor yang bercampur menjadi satu dan sulit untuk dipisahkan. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada penggunaan komputer saja, namun segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik untuk mencapai tujuan organisasi.
2.1.3.1 Lingkup Teknologi Informasi
Teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat keras menyangkut peralatan-peralatan yang bersifat fisik, seperti memory, printer dan keyboard. Adapun perangkat lunak meliputi: instruksi-instruksi untuk mengatur perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan instruksi tersebut (Kadir, 2003).
2.1.3.2 Perkembangan dan Peranan Teknologi Informasi
Menurut O’Brian (2005) teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang dalam proses bisnis.
Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi para bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerjasama. Sehingga dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa peranan teknologi informasi akan menjadi sangat penting dalam kelangsungan hidup organisasi. Hal ini dikarenakan kemudahan yang diberikan oleh teknologi informasi dan fungsi dari teknologi informasi tersebut dalam memajukan perusahaan. Selain itu pada lingkungan bisnis yang memiliki tingkat kompetitif begitu tinggi, teknologi informasi menjadi sumber mendasar dalam mendukung kesempatan kompetitif dan menjadi sebuah senjata strategis pada organisasi (Lam et al., 2007).
Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan mendasar pada struktur, operasi dan manajemen organisasi. Menurut Kadir dalam Fathinah dan Baridwan (2013), peranan teknologi informasi meliputi :
1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam tugas ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi informasi memperkuat peran manusia, yakni dengan
menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
2.2 Sikap
2.2.1 Pengertian Sikap
Schiffman dan Kanuk (2007) dalam Tatik Suryani (2008), menyatakan bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Sikap merupakan evaluasi positif atau negatif dalam melakukan perilaku (Nazar dan Syahran, 2008).
Menurut Nazar dan Syahran (2008), sikap terhadap perilaku menunjukkan tingkatan seseorang mempunyai evaluasi yang baik atau yang kurang baik tentang perilaku tertentu. sikap terdiri dari dua elemen yaitu ide yang sangat baik dan sesuatu yang diinginkan. Ide yang sangat baik menunjukkan bahwa seberapa jauh seseorang berpikir bahwa melakukan perilaku di masa yang akan datang merupakan ide yang sangat baik. Sesuatu yang diingikan menunjukkan seberapa jauh seseorang berpikir bahwa melakukan perilaku di masa yang akan datang merupakan sesuatu yang sangat diinginkan.
Menurut EagledanChaiken (1993)dalam buku A. WawandanDewi M.(2010,20) mengemukakanbahwa sikapdapatdiposisikansebagai hasilevaluasi
terhadapobyeksikapyang diekspresikankedalamproses- proseskognitif,afektif (emosi) danperilaku.Sikap setiap individu mengenai tujuan, tindakan, atau peristiwa mungkin positif ataupun yang merupakan evaluasi subyektif dari bentuk setiap individu (Gurung, 2006).Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu perbuatan dari diri seseorang menanggapi suatu hal yang ingin dlakukan diaman menurutnya baik atau tidak baik dan atau suka tidak suka yang diperlihatkan dalam sebuah perilaku dan emosi.
2.2.2. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku
Notoadmodjo (2003, 34) adalah:
a. Sikapbukandibawasejaklahirmelainkandibentukataudipelajari sepanjangperkembanganitu dalam hubungannyadengan obyeknya.
b. Sikapdapatberubah-ubahkarenaitusikapdapatdipelajaridansikap dapatberubah padaorang-orang bilaterdapatkeadaan-keadaan dan syarat- syarat tertentuyangmempermudah sikap padaorangitu.
c. Sikaptidakberdirisendiri,tetapisenantiasamempunyaihubungan tertentuterhadapsuatuobyek.Dengankata lainsikapituterbentuk, dipelajari, atau berubahsenantiasaberkenaan dengan suatu obyek tertentuyangdapat dirumuskan dengan jelas.
d. Obyek sikapitumerupakansuatuhal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikapmempunyaisegi-segimotivasidansegi-segiperasaan,sifat alamiahyangmembedakansikapdankecakapan-
kecakapanatau pengetahuan-pengetahuanyangdimiliki orang.
Sikap memiliki ciri-ciri yang mudah terbawa suasana dan situasi yang bisa berubah-ubah tergantung dari apa yang ada di sekilingnya. Sikap juga mempunyai suatu hubungan terhadap suatu objek yang membuat sikap seseorang berubah dalam beberapa saat. Sikap dapat di pelajari dan dibentuk sendiri. Sehingga tidak heran jika seseorang dapat berubah dalam satu waktu karna tergantung suasana dan situasi terhadap suatu obyek.
2.2.3.Fungsi Sikap
MenurutKatz(1964)dalambukuWawandanDewi(2010,23) sikap mempunyai beberapa fungsi,yaitu:
a. Fungsiinstrumental ataufungsipenyesuaianatau fungsimanfaat.
Fungsiiniberkaitandengansarana dantujuan.Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai saranaataualatdalamrangka mencapaitujuan.Bila obyeksikap dapatmembantuseseorang dalammencapaitujuannya,makaorang
akanbersifatpositif terhadapobyektersebut.Demikiansebaliknya bilaobyeksikapmenghambatpencapaian tujuan,makaorang akan bersikap negatifterhadapobyek sikapyangbersangkutan.
b. Fungsipertahanan ego. Inimerupakansikapyang diambilolehseseorangdemiuntuk mempertahankan egoatau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktuorangyangbersangkutanterancam keadaandirinyaatau egonya.
c. Fungsiekspresinilai Sikapyangadapadadiriseseorang
merupakanjalanbagi individuuntuk mengekspresikannilaiyang ada padadirinya.Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkankepada dirinya.Denganindividumengambilsikap tertentuakanmenggambarkankeadaansistemnilaiyang
adapada individuyangbersangkutan.
d. Fungsipengetahuan Individu mempunyaidorongan untuk ingin mengertidengan pengalaman- pengalamannya.Iniberartibilaseseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orangterhadap obyek sikapyangbersangkutan.
2.2.4. Komponen Sikap
MenurutAzwarS(2011,23)sikapterdiridari3komponenyang salingmenunjangyaitu:
a. Komponen kognitif Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisikepercayaan stereotipeyang dimilikiindividu mengenaisesuatudapatdisamakan penanganan (opini) terutamaapabila menyangkutmasalahisuatauyang kontroversial.
b. Komponen afektif Merupakanperasaanyang menyangkutaspekemosional.Aspek emosionalinilahyangbiasanyaberakarpaling dalamsebagai komponensikapdanmerupakanaspekyang paling bertahanterhadap pengaruh-pengaruhyang mungkinadalahmengubah sikap seseorang b. Komponen afektif Merupakanperasaanyang menyangkutaspekemosional.Aspek emosionalinilahyangbiasanyaberakarpaling dalamsebagai komponensikapdanmerupakanaspekyang paling bertahanterhadap pengaruh-pengaruhyang mungkinadalahmengubah sikap seseorang
c. Komponen konatif Merupakanaspek kecenderunganberperilaku tertentu sesuai sikap yang dimilikioleh seseorang. Aspek iniberisitendensiatau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksiterhadap sesuatu dengan cara-caratertentu.
2.2.5Faktor-faktoryang Mempengaruhi Sikap
MenurutAzwar(2011,30) faktoryang mempengaruhi sikapyaitu:
a. Pengalaman pribadi. Pengalaman pribadidapat menjadi dasarpembentukan sikap apabilapengalamantersebutmeninggalkankesanyang kuat.Sikap akanlebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasiyangmelibatkanfaktoremosional.
b. Pengaruh oranglainyangdianggap penting. Individupadaumumnyacenderung untukmemilikisikapyang konformisatausearah dengansikapseseorangyang dianggappenting. Kecenderunganiniantara laindimotivasiolehkeinginanuntuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap pentingtersebut.
c. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpadisadari kebudayaan telah menanamkangaris pengaruh sikapkitaterhadapberbagai masalah.
d. Mediamassa. Dalampemberitaansuratkabar maupunradioataumedia komunikasi lainnya, berita yang seharusnya
faktual disampaikan secaraobyektifberpengaruh terhadap sikap konsumennya.
e. Lembagapendidikan danlembagaagama Konsepmoraldanajarandarilembaga pendidikandanlembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankanapabila padagilirannyakonseptersebutmempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional Kadang kala,suatubentuksikapmerupakanpernyataanyang didasariemosiyang berfungsisebagaisebagaisemacampenyaluran frustasiatau pengalihanbentuk mekanismepertahanan ego.
2.3 Perilaku
2.3.1 PengertianPerilaku
Seorang ahli psikologi Skinner (1938) dalam buku Notoadmodjo (2003,114) menyatakanbahwaperilakumerupakanresponataureaksi seseorang terhadapstimulus(rangsangandariluar).Sedangkanmenurut Blumdalambuku Notoadmodjo
(2003, p.12) perilaku merupakan faktor terbesarkeduasetelahfaktorlingkunganyang mempengaruhikesehatan individu, kelompok atau masyarakat.
Perilaku seseorang dapat berubah atas reaksi dari suatu situasi dan kondisi tertentu. Jika dalam situasi yang nyaman dan santai, maka perilaku seseorang dalam hal pekerjaan akan dapat bekerja dengan tenang dan focus tetapi sebaliknya jika seseorang dalam situasi yang terdesak satu kesalahan akan membuat perilaku seseorang menjadi tidak stabiil biasa akan mudah emosi. Kesehatan yang baik akan mencerminkan perilaku yang baik pula.
2.3.2 BentukPerilaku
MenurutNotoadmodjo(2003, 115) ditinjaudaribentukresponsdari stimulus, perilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Perilaku tertutup(covertbehavior)
Respons atau reaksi yang bersifat tertutup atau terselubung. Responsataureaksiterhadapstimulusmasihterbataspada
perhatian,
persepsi,pengetahuan/kesadaran,dansikapyangterjadipada orang yang menerimastimulustersebutdanbelumbisadiamatisecarajelas oleh oranglain.
b. Perilaku terbuka(overtbehavior) Responsseseorang terhadapstimulusdalambentuktindakannyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus pada perilaku ini sudah dalam bentuk tindakan atau praktek(practice).
2.3.3 DeterminanPerilaku
Determinan perilakuadalah faktor-faktoryang membedakanrespons terhadap stimulusyang berbeda. Determinan perilaku dapatdibedakan menjadi 2 (Notoadmodjo, 2003, 120),yaitu:
a. Determinan atau faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan,yang bersifatgivenataubawaan,misalnyatingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Determinanatau faktoreksternal,yaitulingkungan baiklingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktorlingkunganiniseringmerupakanfaktoryangdominanyangmewarnai perilaku seseorang.
2.3.4 Bentuk-bentukPerubahanPerilaku
MenurutWHOdalambukuNotoadmodjo(2003,176),perubahan perilaku dikelompokkanmenjadi:
a. Perubahan Alamiah(Natural Change) Sebagian perubahan perilaku disebabkan karenakejadian alamiah. Apabila dalammasyarakatsekitarterjadikarena suatuperubahan lingkunganfisikatausosialbudaya
danekonomi,maka anggota- anggotamasyarakat di dalamnyajuga akan mengalami perubahan.
b. Perubahan Terencana(Planned Change) Perubahanperilakuiniterjadikarenamemang direncanakansendiri oleh subyek.
c. Kesediaan untuk berubah(Readdiness to Change) Apabila terjadisuatuinovasiatauprogram-programpembangunan masyarakat,makayang sering terjadiadalahsebagianorang sangat cepatuntuk menerimainovasiatau perubahan tersebut(berubah perilakunya)dansebagianorang lagisangatlambatuntukmenerima inovasiatau perubahantersebut.
Halinidisebabkan setiap orang Halinidisebabkan setiap orang
2.3.5Faktoryang Mempengaruhi PerubahanPerilaku
MenurutLawrenceGreen(1980)dalambuku Notoadmodjo(2003, 164)perilakumanusiadaritingkatkesehatanterbentukdari3faktor yaitu:
a. Faktor-faktopredisposisi (predisposingfactor) yang terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terdiridari lingkungan fisik, tersediaatau tidak tersedianyafasilitas dan sarana.
c. Faktor-faktorpendorong(reinforcingfactor)yangterdiridarisikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agamasertatokoh masyarakat. Menurut WHO (World Health Organisation) (1984) dalambuku
Notoadmodjo(2003,167)perilaku tertentu seseorangdipengaruhi oleh 4 alasan pokokyaitu :
a. Pengetahuan Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman oranglain.
b. Kepercayaan Kepercayaansering diperolehdariorang tua,kakekataunenek. Seseorang menerimakepercayaan berdasarkankeyakinandantanpa adanyapembuktian terlebih dahulu.
c. Sikap Sikapmenggambarkansuka dantidaksuka terhadapobyek. Sikap sering diperolehdaripengalamansendirimaupunorang lainyang palingdekat.Sikappositifterhadapnilai- nilaikesehatantidakselaluterwujuddalamtindakannyata.Teoritindakanberal asan(theory of reasoned action) oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein (Azwar S,2011, p.11) mengemukakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu pengambilan keputusan yangteliti dan beralasan serta dampaknya terbatashanyapadatiga hal. Pertama,perilakutidak banyakditentukanolehsikapumumtetapisikap
yang positifterhadap
sesuatu.Kedua,perilakudipengaruhitidakhanyaolehsikaptetapi juga olehnorma-normasubyektif(subjektive
norms ).Ketiga,sikap
sterhadapsuatuperilakubersama norma-norma subyektif membentuk suatu intensiatau niat untuk berperilaku tertentu.
d. Orangpentingsebagai referensi
Perilakuorang lebihbanyakdipengaruhiolehorang-orangyang dianggappenting.Apabilaseseorang itupentinguntuknya, makaapa yang iakatakanatauperbuatcenderung untukdicontoh.Orang-orang
yang
dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi (referencegroup)
antaralainguru,alimulama,kepalaadat(suku), kepaladesadan sebagainya.
2.4 Minat
2.4.1. Pengertian Minat
Muhibbin Syah (2011:152) mendefinisikan bahwa, Minat berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu. Didalam suatu inventori minat akan mengidentifikasikan proferensi anda terhadap orang, benda atau aktivitas lainnya. Minat adalah penting dalam mengambil pilihan terhadap suatu jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa puas dengan suatu pekerjaan jika aktivitas kerja anda menarik hati anda (Krisnadi, 2000 : 16).
Widyastuti, dkk (dalam Benny dan Yuskar, 2006) menjelaskan bahwa minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Benny, dan Yuskar (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat yaitu :
a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.
b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu.
c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Minat mempegaruhi rasa keinginan seseorang akan melakukan sesuatu yang di gemari dan disukainya. Hobi adalah salah satu contoh dari rasa ingin melakukan sesuatu yang lakukan secara terus menerus. Jika minat sudah tercipta didalam diri seseorang maka pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan rasa puas terhadap suatu pekerjaan tersebut.
2.4.2. Macam-macam Minat
Minat merupakan perasaan atau sikap, maka keberadaan kekuatannya dapat diduga. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Krisnadi, 2006 : 16), ada tiga cara yang digunakan untuk menemukan minat :
a. Minat yang diekspresikan (expressed interest), yakni seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu, misalnya seseorang mengatakan bahwa dia tertarik dengan merancang suatu bangunan, mengumpulkan perangko dan lain sebagainya.
b. Minat yang diwujudkan (manifested interest) yakni seseorang dapat mengekspresikan minatnya bukan melalui kata-kata tetapi melalui perbuatan atau tindakan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu, misalnya seorang mahasiswa yang ikut serta aktif dalam suatu lembaga organisasi kemahasiswaan yang ada dikampus, ikut serta dalam klub seni, drama, dan sebagainya.
c. Minat yang diinventariskan (inventoried interst), yakni seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktifitas tertentu.
2.4.3.Faktor Penyebab Munculnya Minat
Faktor penyebab munculnya minat ada dua factor yaitu factor individu dan factor sosial seperti yang dikemukakan Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi (2006;17) yaitu : Faktor penyebab munculnya minat ada dua factor yaitu factor individu dan factor sosial seperti yang dikemukakan Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi (2006;17) yaitu :
b. Faktor Sosial. Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalknya
diakibatkan karena kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan, kondisi sosial dan ekonomi. Minat yang dipengaruhi oleh factor sosial misalnya; ketika seseorang hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka seseorang itu cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya.
Crow and Crow dalam (Dimyati Mahmud, 2001:56) yang menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang yaitu :
a. Faktor dorongan yang berasal dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan
jasmani dan kejiwaan.
b. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dan lingkungan dimana mereka berada.
c. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.
2.4.4. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan dan Pengembangan Minat
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengambangan minat dijelaskan oleh Enco Sukarsa dalam Krisnadi, 2006: 15) yaitu :
a. Cita-Cita. Minat timbul karena adanya cita-cita, dengan demikianlah maka minat seseorang terhadap suatu jenis pekerjaan dapat diamati melalui apa yang dicita-citakan. Minat akan terus berkembang bila kegiatan tersebut a. Cita-Cita. Minat timbul karena adanya cita-cita, dengan demikianlah maka minat seseorang terhadap suatu jenis pekerjaan dapat diamati melalui apa yang dicita-citakan. Minat akan terus berkembang bila kegiatan tersebut
b. Kebutuhan.
Setiap individu memiliki beragam kebutuhan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan, individu cenderung untuk tertarik pada obyek yang disukai, kebutuhan untuk menjadi tenaga pendidik dapat mempengaruhi minatnya untuk menjadi tenaga pendidik.
c. Lingkungan.
Lingkungan adalah setap benda, keadaan atau kegiatan yang ada dilingkungan individu. Lingkungan terdiri dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Adanya dukungan dari lingkungan akan memberikan dorongan bagi mahasiswa untuk menajadi tenaga pendidik. Minat menjadi tenaga pendidik akan menurun atau berkurang apabila lingkungan tidak mendukung dalam kegiatan belajar.
d. Kesempatan.
Kesempatan turut mendukung minat individu. Individu yang memiliki banyak kesempatan dapat mendukung timbulnya minat dalam dirinya. Demikian pula mahasiswa yang memperoleh banyak kesempatan, misalnya banyak waktu untuk mengikuti diskusi-diskusi ayau seminar dunia kependididkan di kampus dan mengikuti mata kuliah PLP dengan baik akan turut menumbuhkan minat mahasiswa untuk menjadi tenaga pendidik.
2.4.5. Pengukuran Minat.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur minat individu sebagaimana yang dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi (2006:16) tentang cara pengukuran minat adalah sebagai berikut:
a. Observasi. Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu keuntnungan, yaitu dapat mengamati minat individu dalam kondisi wajar.
b. Wawancara.
Wawancara baik digunakan mengukur minat anak-anak sebab biasanya anak-anak gemar mamberikan hobi dan aktifitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan wawancara biasanya dilakukan dalam situasi yang tdak formal sehingga percakapan akan berlangsung lebih bebas.
c. Angket.
Dengan menggunakan angket, peneliti dapat melakukan pengukuran minat terhadap sejumlah responden dalam waktu yang sama. Dengan demikian bila dibandingkan dengan wawancara dan observasi, angket lebih efisien dalam menggunakan waktu, perbedaan dengan wawancara dilakukan secara lisan, sedangkan angket dilakukan secara tertulis.
d. Invetori. Inventori adalah suatu teknik untuk menggandakan pengukuran minat yang sejenis dengan angket, yaitu sama-sama merupakan daftar pertanyaan secara tertulis adapun perbedaaan terletak pada nilai lebih standarisasinya, yaitu invenntori bernilai stadnar atau baku, sedangkan angket masih memerlukan pengujian terlebih dahulu.
2.4.6. Kriteria Minat.
Menurut Nursalam dalam Feter, A. H (2006: 34), minat seseorang dapat digolongkan manjadi :
a. Rendah. Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat.
b. Sedang. Jika seseorang obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.
c. Tinggi Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
2.5. Norma subjektif
Sedangkan norma subyektif merupakan persepsi seseorang terhadap pendapat orang lain yang mempengaruhi niat untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan perilaku (Mada, 2005). Menurut Fishbein dan Ajzen dalam Theory of Reasoned Action perilaku seseorang merupakan realisasi dari kemauan atau niat seseorang untuk berperilaku. Faktor-faktor yang membentuk niat seperti sikap pada atribut produk dan norma subyektif menyangkut pendapat seseorang, apakah referen akan mempengaruhi perilakunya (Dharmmesta, 1998 dalam Sigit, 2006).
Marhaini (2008) mengatakan, dalam teori ini perilaku seseorang tergantung niat, kemudian niat dalam berperilaku tergantung dari sikap (attitude) dan norma Marhaini (2008) mengatakan, dalam teori ini perilaku seseorang tergantung niat, kemudian niat dalam berperilaku tergantung dari sikap (attitude) dan norma
Menurut Ajzen dan Fishbein (2012), Norma subjektif adalah persepsi individu berhubungan dengan kebanyakan orang-orang yang penting bagi dirinya mengharapkan individu untuk melakukan tingkah laku tertentu, orang-orang yang penting bagi dirinya itu kemudian dijadikan acuan untuk mengarahkan tingkah laku. Rose dan Fogarty (2006) mengatakan bahwa meskipun teknologi digunakan dengan sukarela, norma subjektif tetap mempengaruhi persepsi kegunaan tetapi tidak berpengaruh langsung terhadap niat perilaku. Norma subjektif memasukkan pengaruh-pengaruh yang kuat dari kelompok yang dianggap penting ke dalam perumusan perilaku. norma subjektif mengacu pada pengaruh keluarga, rekanrekan dan lingkungan sosial.
Menurut Ajzen dan Fishbein (2012) norma subjektif secara umum memiliki dua komponen, yaitu normative beliefs dan motivation to comply:
a. Normative beliefs ( Keyakinan Norma) Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu.
b. Motivation to comply (motivasi untukmemenuhi) Merupakan motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut.Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan-dorongan yang dipersepsikan individu dari orang-orang disekitarnya dengan motivasi untuk mengikuti pandangan dalam melakukan tingkah laku tersebut.
c. Hartono (2007:26), norma subyektif (subjective norm) merupakan persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat (intention) seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.
2.6 Theory Reasoned Action (TRA)
2.6.1 Pengertian TRA
Theory of Reason Action (TRA) diciptakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980) karena kurang berhasilnya penelitian-penelitian yang menguji teori sikap antara lain banyak ditemukannya hasil pengaruh yang lemah antara pengukuran-pengukuran sikap dengan kinerja dari perilaku sukarela yang dikehendaki (Hartono, 2007).
Menurut Hartono (2007:25), TRA menjelaskan tahapan manusia melakukan perilaku. Tahapan tersebut dimulai dari minat. Pada tahapan minat, diasumsikan bahwa perilaku manusia didasarkan pada minat untuk melakukan suatu perilaku. Kemudian pada tahap berikutnya, minat dijelaskan dalam bentuk sikap dan norma subjektif. Pada tahap ini, sikap dan norma subjektif diasumsikan dapat mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Tahapan ini mempertimbangkan sikap dan norma subjektif dalam bentuk kepercayaan-kepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang ekspektasi normatif dari orang yang direferensi yang relevan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan kepercayaan-kepercayaan karena kepercayaan-kepercayaan seseorang mewakili informasi yang mereka peroleh Menurut Hartono (2007:25), TRA menjelaskan tahapan manusia melakukan perilaku. Tahapan tersebut dimulai dari minat. Pada tahapan minat, diasumsikan bahwa perilaku manusia didasarkan pada minat untuk melakukan suatu perilaku. Kemudian pada tahap berikutnya, minat dijelaskan dalam bentuk sikap dan norma subjektif. Pada tahap ini, sikap dan norma subjektif diasumsikan dapat mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Tahapan ini mempertimbangkan sikap dan norma subjektif dalam bentuk kepercayaan-kepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang ekspektasi normatif dari orang yang direferensi yang relevan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan kepercayaan-kepercayaan karena kepercayaan-kepercayaan seseorang mewakili informasi yang mereka peroleh
2.6.2 Model TRA
Di dalam TRA (Theory of Reason Action) terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat untuk melakukan sebuah perilaku yaitu sikap dan norma subjektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa minat seseorang untuk melakukan perilaku diprediksi oleh sikap dan bagaimana seseorang berfikir tentang penilaian orang lain jika perilaku tersebut dilakukan.
Pada dasarnya, sikap dan norma subjektif merupakan dua hal yang berbeda, walaupun kedua hal tersebut merupakan faktor penentu dari minat seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Sikap merupakan suatu evaluasi menyeluruh dari seorang individu dalam melakukan suatu perilaku. Norma subyektif berhubungan dengan persepsi normatif, yaitu persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan memengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Hartono, 2007:26).
Pada tabel 2.1 akan dijelaskan secara lebih sederhana mengenai perbedaan antara sikap dan norma subjektif.
Tabel 2.1
Perbedaan Sikap Terhadap Perilaku dan Norma Subyektif
Sikap terhadap perilaku
Norma subyektif
- Evaluasi posotif atau - Tekanan sosial untuk negatif individual untuk
melakukan atau tidak melakukan atau tidak
- Pengaruh sosial - Pertimbangan sikap
- Pertimbangan normatif Sumber : Hartono (2007:32)
Pada dasarnya sikap yang dikombinasikan dengan norma-norma subjektif akan membentuk minat perilaku. Jika digambarkan, hubungan antara sikap, norma subjektif, minat dan perilaku akan tampak sebagai berikut :
Sikap Terhadap Perilaku (Attitude
Toward Behaviour )
Minat Perilaku
Norma Subjektif (Subjective Norms)
Sumber : Hartono (2007:33)
Gambar 2.1. Model TRA
Dari gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa sikap dan norma-norma subjektif akan memengaruhi minat perilaku. Sedangkan minat itu sendiri, akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu dintentukan oleh minat, sikap dan norma subjektif.
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak pada definisi operasional penelitian dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.
Fathinah dan Baridwan (2013)
Pada penelitian Fathinah dan Baridwan (2013) ini meneliti Analisis Determinat Minat Individu dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Teknologi di Bank Syariah yang ada di Malang, sampel penelitian adalah banking staff yang menggunakan teknologi informasi dalam penyelesaian tugas. Penelitian ini adalah penelitian analisis faktor yang menguji apakah sikap berpengaruh terhadap minat, apakah norma subjektif berpengaruh terhadap minat, dan apakah minat berpengaruh terhadap perilaku aktual penggunaan sistem informasi berbasis teknologi. Hasil penelitian adalah Sikap (attitude) tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap minat (intention) seseorang untuk melakukan suatu perilaku, minat (intention) dipengaruhi oleh norma subjektif (subjective norms). Semakin tinggi norma subjektif maka semakin tinggi minat seseorang menggunakan sistem informasi berbasis teknologi, sehingga semakin tinggi pula perilaku aktual penggunaan sistem tersebut.
Kartika (2009)
Kartika meneliti apakah Perceived usefullness, Perceived ease of use, Attitude, Behavioral intention to use, Comitment to system use, Self efficacy dan Actual Use memiliki pengaruh. Karyawan PT Bank Negara Indonesia (Persero)
TBK. Di Kota Semarang menjadi sampel pada penelitian ini dengan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai model acuan penelitian. Pada penelitian kartika ditemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi. Teknologi informasi pada penelitian tersebut berupa Sistem Informasi iCons (Integrated Centralized on Line System ) yang digunakan oleh karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Semarang.
Handayani dan Kawedar (2004)
Penelitian ini meneliti Pengaruh Komputer Mikro terhadap Kinerja dan Kepuasan Kinerja Auditor dengan menggunakan Perceived usefulness, Computer anxiety, Attitude toward using micro computer, Extend micro computer usage, kepuasan kerja, kinerja sebagai variabel. Pada penelitian Handayani dan Kawedar terdapat salah satu hipotesis yang menguji pengaruh minat yakni perceived usefulness terhadap perilaku aktual dalam hal ini ialah attitude toward using computer , hasil penelitian ini disebutkan bahwa perceived usefulness mempunyai pengaruh signifikan terhadap attitude toward using computer auditor dalam penggunaan teknologi komputer.
Limayem et al. (2001)
Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh antara minat (intention) dengan perilaku aktual (actualbehavior) penggunaan teknologi informasi. Dengan Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh antara minat (intention) dengan perilaku aktual (actualbehavior) penggunaan teknologi informasi. Dengan
Yilmaz dan Ozer (2010)
Penelitian Yilmaz dan Ozer menguji apakah sikap berpengaruh terhadap minat, apakah norma subjektif berpengaruh terhadap minat, dan apakah minat berpengaruh terhadap perilaku aktual. Penelitian ini menunjukkan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh yang positif antara sikap (attitude) Akuntan pengguna teknologi informasi terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi. Norma subjektif memiliki pengaruh positif terhadap minat Akuntan pengguna teknologi informasi dalam menggunakan informasi teknologi. Ada pengaruh antara minat (intention) terhadap perilaku aktual (actual behavior).
Taylor dan Todd (2001)
Pada penelitian Taylor dan Todd ditemukan bahwa sikap (attitude) pengguna teknologi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi. Norma subjektif (subjective norms) memiliki pengaruh yang besar terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi.
Wibowo (2007)
Wibowo meneliti Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), dari penelitian ini ditemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh yang besar terhadap minat (intention) dan ditemukan bahwa minat (intention) memberikan pengaruh yang besar terhadap perilaku aktual (actual behavior) penggunaan teknologi informasi berbasis internet di Universitas Budi Luhur Jakarta.
Zahra (2009)
Penelitian ini meneliti Pengaruh Kualitas Informasi, Kemampuan Individual dan Norma Subyektif terhadap Minat Mahasiswa dalam Menggunakan Internet Sebagai Sumber Pustaka, ditemukan hasil bahwa norma subjektif (subjective norms ) memiliki pengaruh yang positif terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi berbasis internet.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No. Nama
Hasil Penelitian Peneliti/Judul Penelitian
1. Fathinah dan Sikap, Norma Partial Least Sikap (attitude) tidak Baridwan
mempengaruhi secara (2013)
subjektif,
Square
Minat dan (PLS)
signifikan terhadap
minat (intention) “Determinat
Perilaku
aktual.
seseorang untuk Minat Individu melakukan suatu
dan perilaku. Hasil ini Pengaruhnya
konstan dengan hasil Terhadap
studi beberapa peneliti Perilaku
lain yaitu Taylor dan Penggunaan
Todd (2001) dan Sistem
Limayem et al (2001). Informasi
Hasil pada studi Berbasis
menyimpulkan
Teknologi Di mendukung model Bank Syariah”.
Theory of Reasoned Action (TRA) yang menunjukkan bahwa minat (intention) dipengaruhi oleh norma subjektif (subjective norms). Semakin tinggi norma subjektif maka semakin
Lanjutan Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu tinggi minat seseorang
menggunakan sistem informasi berbasis teknologi, sehingga semakin tinggi pula perilaku aktual penggunaan sistem tersebut.
2. Kartika (2009) Perceived Uji Asumsi Penelitian ini usefullness,
menemukan bahwa “Analisis
Klasik,
sikap (attitude) Proses
Perceived
Structural
ease of use, Equation memberikan pengaruh Penerimaan
Attitude, Modelling yang signifikan Sistem
Behavioral (SEM), Uji terhadap minat Informasi
intention to Kesesuaian (intention) penggunaan iCons dengan use,
teknologi informasi. Menggunakan Comitment to of Fit ), Teknologi informasi Technology
(Goodness
system use, Analisis pada penelitian tersebut Acceptance
Self efficacy Deskriptif. berupa Sistem Model pada dan Actual
iCons Karyawan PT Use.
Informasi
(Integrated Centralized
Bank Negara on Line System ) yang Indonesia
digunakan oleh (Persero) TBK.
karyawan PT. Bank Di Kota
Negara Indonesia Semarang”.
(persero) Tbk. Semarang.
3. Handayani dan Perceived
Terdapat salah satu Kawedar
SEM,
hipotesis yang menguji (2004)
usefulness,
AMOS
Computer pengaruh minat yakni
Lanjutan Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu
anxiety,
perceived
“Pengaruh Attitude usefulness terhadap Komputer
toward using perilaku aktual dalam Mikro terhadap micro
hal ini adalah attitude Kinerja dan computer,
toward using computer , Kepuasan
Extend micro hasil penelitian ini Kinerja
computer disebutkan bahwa Auditor”.
usage, perceived usefulness Kepuasan
mempunyai pengaruh kerja, Kinerja.
signifikan terhadap attitude toward using
computer auditor dalam penggunaan teknologi komputer.
4. Limayem et al. Attitude, Partial Least Dalam penelitian ini (2001)
Intentions,
ditemukan adanya Actual usage, (PLS)
Square
pengaruh antara minat “Intention
Habit, (intention) dengan Does Not Perceived
perilaku aktual Always Matter: consequences,
(actualbehavior) The Contingent Facilitating
penggunaan teknologi
Role of Habit conditions. informasi.
on It Usage Behaviour ”.
5. Yilmaz dan Attitude,
Pada penelitian ini Ozer
Factor
menunjukkan bukti (2010)
Subjective
analysis,
norms, correlation, empiris bahwa terdapat
Lanjutan Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu
pengaruh yang positif “Information
Intention,
reliability
antara sikap (attitude) Technology
Actual
tests,
Akuntan pengguna Usage of
behaviour. regression
analysis. teknologi informasi Accountants ”.
terhadap minat (intention) penggunaan teknologi
informasi. Norma subjektif memiliki pengaruh positif terhadap minat Akuntan pengguna teknologi informasi dalam menggunakan informasi teknologi. Ada pengaruh antara minat (intention) terhadap perilaku aktual (actual behavior ).
6. Taylor dan Behavioral Confirmator Hasil dari penelitian Todd
intention, y Factor menyebutkan bahwa (2001)
Attitude,
sikap (attitude) Subjective
Analysis
pengguna teknologi “Understandin norms,
(CFA)
tidak memiliki tidak memiliki
behavioral signifikan terhadap Usage: A Test control. minat (intention)
of Competing penggunaan teknologi Models ”.
informasi. Norma subjektif (subjective norms ) memiliki pengaruh yang besar terhadap minat (intention) penggunaan
Lanjutan Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu teknologi informasi
7. Wibowo Perceived
Dari penelitian ini (2007)
Structural
Ease of Use, Equation ditemukan bahwa sikap Perceived
(attitude) memberikan “Kajian
Model
Usefulness, (SEM), Uji pengaruh yang besar Tentang
Attitude asumsi, Uji terhadap minat Perilaku
dan Pengguna
Toward
Model Fit, (intention)
ditemukan bahwa Sistem
Using,
Uji
minat (intention) Informasi
Behavioral
Deskriptif.
Intention To memberikan pengaruh dengan
Use, Actual yang besar terhadap Pendekatan
System perilaku aktual (actual Technology
Usage. behavior ) penggunaan Acceptance
teknologi informasi Model berbasis internet di
(TAM)”. Universitas Budi Luhur Jakarta.
8. Zahra Kualitas Uji Asumsi, Penelitian ini (2009)
hasil “Pengaruh
Informasi,
Confirmator menemukan
Kemampuan y Factor bahwa norma subjektif
Lanjutan Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu
Kualitas
(subjective norms) Informasi,
Individual,
Analysis
(CFA), Full memiliki pengaruh Kemampuan
Norma
yang positif terhadap Individual dan Perceived
Subyektif,
Structural
minat (intention) Norma
Equation
penggunaan teknologi Subyektif
Usefulness,
Model
informasi berbasis terhadap Minat Ease of Use, SEM,
Menggunakan Internet Sebagai Sumber Pustaka
Sumber: diolah peneliti, 2016.
2.8 Kerangka Konseptual
Menurut Syam (1999), pertimbangan perilaku ini perlu mendapat perhatian khusus dalam konteks penerapan teknologi informasi. Dengan kata lain faktor- faktor teknis, perilaku, situasi dan personil pengguna teknologi informasi perlu dipertimbangkan sebelum teknologi informasi diimplementasikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi individu-individu yang terlibat dalam implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem, apakah sistem itu berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak, bermanfaat atau tidak jika diterapkan.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan teknologi informasi yang berkaitan dengan aspek Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan teknologi informasi yang berkaitan dengan aspek
Sikap Banking Staff
(attitude) X 1
Minat Penggunaan
H 3 Perilaku Aktual
Teknologi
Penggunaan TI
(actual behavior) Y 2 Norma Subyektif
Informasi
H 2 (intention) Y 1
Banking Staff
(subjective norms) X 2
Sumber: Fathinah dan Baridwan (2013)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen merupakan hubungan kausatif (sebab akibat). Dimana variabel independen yang telah ditentukan yaitu Sikap
( X 1 ) dan norma subjektif ( X 2 ) akan mempengaruhi Minat ( Y 1 )Sedangkan Minat ( X 1 ) dan norma subjektif ( X 2 ) akan mempengaruhi Minat ( Y 1 )Sedangkan Minat
2.9Hipotesis Penelitian
2.9.1 Hipotesis Sikap ( Attitude)
Menurut Davis et al. (1989) attitude merupakan cermin perasaan suka atau tidak suka tentang kinerja dari target perilaku yang telah dilakukan. Wibowo (2007) meneliti tentang perilaku pengguna sistem informasi pada pengguna teknologi informasi (user) di sebuah perguruan tinggi. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh yang besar terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi berbasis internet di Universitas Budi Luhur Jakarta. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009), menemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi. Teknologi informasi pada penelitian tersebut berupa Sistem Informasi iCons (Integrated Centralized on Line System) yang digunakan oleh karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Semarang. Selain itu pada penelitian yang dilakukan Yilmaz dan Ozer (2010) menunjukkan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh yang positif antara sikap (attitude) Akuntan pengguna teknologi informasi terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi terebut. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Todd (2001) ditemukan hasil yang berbeda. Penelitian tersebut meneliti penggunaan teknologi informasi dengan sampel Menurut Davis et al. (1989) attitude merupakan cermin perasaan suka atau tidak suka tentang kinerja dari target perilaku yang telah dilakukan. Wibowo (2007) meneliti tentang perilaku pengguna sistem informasi pada pengguna teknologi informasi (user) di sebuah perguruan tinggi. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh yang besar terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi berbasis internet di Universitas Budi Luhur Jakarta. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009), menemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi. Teknologi informasi pada penelitian tersebut berupa Sistem Informasi iCons (Integrated Centralized on Line System) yang digunakan oleh karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Semarang. Selain itu pada penelitian yang dilakukan Yilmaz dan Ozer (2010) menunjukkan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh yang positif antara sikap (attitude) Akuntan pengguna teknologi informasi terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi terebut. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Todd (2001) ditemukan hasil yang berbeda. Penelitian tersebut meneliti penggunaan teknologi informasi dengan sampel
Dari beberapa hasil penelitian tersebut terdapat ketidak konsistenan antara pengaruh sikap (attitude) terhadap minat (intention). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menguji pengaruh sikap (attitude) terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi di Bank Syariah Kota Binjai. Adapun hipotesis pertama adalah sebagai berikut:
𝐇𝐇 𝟏𝟏 : Sikap (attitude) berpengaruh terhadap minat (intention) Banking Staff dalam penggunaan teknologiinformasi.
2.9.2 Hipotesis Norma Subjektif ( Subjective Norms)
Menurut Hartono (2007), norma subyektif (subjective norm) merupakan persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan memengaruhi minat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan. Pada lingkungan bisnis yang memiliki tingkat kompetitif begitu tinggi, teknologi informasi menjadi sumber mendasar dalam mendukung kesempatan kompetitif dan menjadi sebuah senjata strategis pada organisasi (Lam et al., 2007).
Begitu pula dalam dunia perbankan. Dalam dunia perbankan, tingkat kompetitif yang begitu tinggi menuntut organisasi untuk selalu menampilkan yang terbaik dan teknologi informasi merupakan salah satu senjata yang Begitu pula dalam dunia perbankan. Dalam dunia perbankan, tingkat kompetitif yang begitu tinggi menuntut organisasi untuk selalu menampilkan yang terbaik dan teknologi informasi merupakan salah satu senjata yang
Oleh karena itu penggunaan teknologi informasi dalam dunia perbankan juga mungkin akan terpengaruh oleh tekanan sosial yang dapat berasal dari kelompok seperti orang tua, rekan dan bahkan teman-teman. Meskipun akan sulit untuk memprediksi bagaimana kelompok tertentu dapat memengaruhi individu dalam penggunaan teknologi informasi itu. Bahkan ditemukan kemungkinan besar untuk menyatakan bahwa ada pengaruh oleh orang lain pada minat individu untuk menggunakan teknologi informasi.