View of HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT NYERI PADA PERSALINAN HYPNOBIRTHING DI BPM ONIH SRI HARTATI KOTA BANDUNG TAHUN 2014
Jurnal Kesehatan Kartika Vol.10 No.3, Desember 2015
HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT NYERI PADA
PERSALINAN HYPNOBIRTHING DI BPM ONIH SRI
HARTATI KOTA BANDUNG TAHUN 2014
Flora Honey Darmawan
Adri Tri Wahyuni
Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes A.Yani Cimahi
ABSTRAK
Persalinan umumnya akan mengalami rasa nyeri, namun rasa nyeri dapat diringankan dengan berbagai cara salah satunya menggunakan metode
hypnobirthing untuk menghilangkan sindrom ketakutan, ketegangan, nyeri (fear-
tension-paint-syndrome ). BPM Onih adalah klinik bersalin yang melayani
persalinan dengan metode Hypnobirthing, dengan jumlah persalinan pada tahun 2013 sebanyak 182 orang.Dengan hypnobirthing rasa sakit akan diminimalkan mekanismenya baik secara fisiologis maupun psikologis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan paritas dengan tingkat nyeri pada persalinan
hypnobirthing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi dengan
rancangancrosssectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang.Data yang dikumpulkan
berupa data primer (skor tingkatan nyeri pada primipara dan multipara).Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan sebagian responden (57,6%) adalah multipara, sebagianresponden (48,5%)berada pada tingkat nyeri ringan. Hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan paritas dengan tingkat nyeri pada persalinan hypnobirthing di BPM Onih Hartati Kota Bandung (p<0,05). Diharapkan ibu bersalin dapat lebih memperluas wawasan dan informasi untuk mengurangi tingkatan nyeri khususnya pada primipara yang belum mempunyai pengalaman mengenai proses persalinan yang akan dilewatinya, serta konseling mengenai paritas dan jarak kehamilan selanjutnya.
Kata kunci : Cross sectional, paritas, tingkat nyeri, hypnobirthing.
ABSTRACT
Child birth will normally having pain, but the pain can be alleviated with many
ways, one of it is by using the hypnobirthing method to eliminate the fear
syndrome, tension, pain (fear-tension-paint-syndrome). Onih Independent
practice midwives were maternity clinics serving labor with hypnobirthing
method, with delivery in 2013 as many as 182 people. By hypnobirthing, the
mechanism of pain will be minimized both physiologically and
psychologically.The purpose of this research is to analyze the relationship
betweenparity with the level of pain on in child birth using hypnobirthing method.
The method that used in this research was correlation with cross sectional design.
The sampling technique was using purposive sampling. Total number of samples
are 33 people. The data was based on primary data (scores on the pain level
primiparous and multiparous). The data was analysed by univariat and bivariat.
The results showed partially of respondents (57,6%)was multiparous,partially of
the respondents (48,5%) on hypnobirthing child birth were at the mild level of
pain. There is a significant relationship between parity with the level of pain on
in child birth using hypnobirthing method (p<0,05). Expected for mothers who
will perform child birthcan better expand insight and information to reduce levels
of the pain, especially in primiparous who do not have experience about the child
birth which will be occur, and also counseling regarding parity and the distance
of future pregnancies.Keyword :Cross sectional , parity, level of pain, hypnobirthing,
A. PENDAHULUAN
Persalinan merupakan proses alamiah yang dapat mempengaruhi fisik yaitu dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks dan psikologis yaitu rasa nyeri dan cemas
1
yang dialami oleh ibu. Untuk melewati proses persalinan, banyak hal yang perlu diperhatikan mulai dari kebutuhan fisik hingga kebutuhan mental atau kejiwaan. Kedua kebutuhan ini harus seimbang karena berperan penting bagi setiap ibu saat melewati proses persalinan.
Persalinan umumnya akan mengalami rasa nyeri, namun rasa nyeri dapat diringankan dengan berbagai cara salah satunya dengan metode hypnobirthing untuk menghilangkan sindrom ketakutan, ketegangan, nyeri (fear-tension-paint-syndrome). Dengan hypnobirthing rasa sakit akan diminimalkan mekanismenya baik secara fisiologis maupun psikologis. Secara fisiologis saat wanita masuk relaksasi hypnosis, gelombang pikirannya masuk ke gelombang alfa frekuensinya 7-14 hertz atau lebih dalam ke gelombang theta frekuensi 4-7 hertz. Ketika pikiran masuk kegelombang ini manusia akan menghasilkan zat endorphin alami yang berguna untuk menghilangkan rasa sakit. Dalam hypnosis state ini, sistem metabolisme tubuh menjadi jauh lebih baik dan tubuh bebas dari
2 ketegangan.
Rasa takut menyebabkan pembuluh-pembuluh arteri yang mengarah ke rahim berkontraksi dan menegang, sehingga menimbulkan rasa sakit (nyeri).Kalau tanpa adanya rasa takut, otot-otot melemas dan melentur, serviks (leher rahim) dapat menipis serta membuka secara alami sewaktu tubuh berdenyut secara berirama dan mendorong bayi dengan mudah sehingga membuat persalinan berlangsung secara lancar
3 relatif lebih cepat dengan keluhan nyeri yang sangat minimal.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Try Aftiani pada tahun 2012 tentang pengaruh teknik hypnobirthing terhadap intensitas nyeri pada persalinan pervaginam pada primipara dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh teknik hypnobirthing terhadap penurunan intensitas nyeri pada persalinan pada primipara sebelum dan
4 sesudah dilakukan teknik hypnobirthing.
BPM Onih adalah klinik bersalin di Kota Bandung yang melayani persalinan dengan metode hypnobirthing. Jumlah persalinan normal dengan metode hypnobirthing pada tahun 2013 sebanyak 182 orang, dengan jumlah persalinan perbulan adalah ± 20 orang.Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan paritas dengan tingkat nyeri pada persalinan hypnobirthing.
B. METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analitik korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubunganparitas dengan tingkat nyeri pada persalinan dengan metode
hypnobirthing di BPM Onih Sri Hartati. Rancangan peneltian yang
digunakan adalah croos sectional di mana dalam penelitian ini pengukuran variabel paritas dan tingkat nyeri persalinan dilakukan secara bersamaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah postpartum 24 jam pasca bersalin yang menggunakan metode hypnobirthing pada saat persalinan bulan Juni 2014 sebanyak 35 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik Purposive Sampling.
Hasil penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yaitu untuk mendeskripsikan variabel paritas dan tingkat nyeri pada persalinan
hypnobirthing sehingga diperoleh distribusi dan persentase dari tiap
variabel. Analisis bivariat dilakukan dengan chi-square.C. HASIL PENELITIAN 1.
Gambaran Paritas Ibu Bersalin dengan Metode Hypnobirthing Tabel 1Distribusi Frekuensi Paritas pada Persalinan Hypnobirthing di BPM Onih Sri Hartati Kota Bandung Paritas Jumlah Presentase (%) Primipara 14 42,4 Multipara
19 57,6 Total 33 100 Sumber: Data Primer, 2014
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 33 responden sebagian adalah multipara, yaitu sebanyak 19 orang (57,6%).
2. Gambaran Tingkat Nyeri pada Persalinan dengan Metode Hypnobirthing Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri pada Persalinan Hypnobirthing di BPM Onih Sri Hartati Tingkatan Nyeri Jumlah Presentase (%)
Tidak Nyeri Nyeri Ringan 16 48,5 Nyeri Sedang 15 45,5 Nyeri Berat 2 6,1 Nyeri Yang Tak Tertahankan
Total 33 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 responden sebagian berada pada tingkat nyeri ringan, yaitu sebanyak 16 orang (48,5%).
3. Analisis Hubungan Paritas dengan Tingkat Nyeri pada Persalinan Hypnobirthing Tabel 3. Analisis Hubungan Paritas dengan Tingkat Nyeri pada Persalinan Hypnobirthing di BPM Onih Sri Hartati
Sumber: Data Primer, 2014 Tingkatan Nyeri P Value
Paritas Total % Nyeri Nyeri Nyeri % % Berat
Ringan Sedang % Terkontrol 0,000 Primipara
4 28,6 9 64,3 1 7,1 14 100 Multipara 12 63,2 6 31,6 1 5,3 19 100 Total 16 48,5 15 45,5 2 6,1 33 100 Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 14 ibu primipara sebagian besar responden berada pada tingkatan nyeri sedang, yaitu sebanyak 9 orang (64,3%).
Dari 19 ibu multipara sebagian besar responden berada pada tingkatan nyeri ringan, yaitu sebanyak 12 orang (63,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan tingkat nyeri pada persalinan hypnobirthing.
D. PEMBAHASAN
1. Gambaran Paritas Ibu Bersalin dengan Metode Hypnobirthing
Persalinan pada primipara sering lebih berat daripada multipara karena multipara mengalami effacement (penipisan) bersamaan dengan dilatasi serviks, sedangkan pada primipara proses effeacement biasanyamendahului dilatasi serviks. Multipara mempunyai pengalaman nyeri sehingga multipara mempunyai mekanisme untuk mengatasi nyeri persalinannya, sedangkan pada primipara proses persalinan merupakan pengalaman pertama yang menyebabkan ketegangan emosi, cemas dan takut. Primipara juga mengalami proses persalinan yang lebih lama sehingga primipara mengalami kelelahan yang lebih lama. Ketegangan emosi, cemas, takut dan kelelahan dapat berpengaruh terhadap
5 peningkatan persepsi nyeri, hal itu menyebabkan peningkatan nyeri.
Penelitian Afifah 2011 menunjukkan sebagian besar ibu primigravida mengalami nyeri berat, sebanyak 54% mengalami nyeri sedang dan sebanyak
6
46% mengalami nyeri ringan. Saat diwawancara, ibu mengatakan khawatir dalam menghadapi persalinannya. Primigravida cenderung lebih banyak mengalami kecemasan hingga menimbulkan ketegangan dan ketakutan. Hal ini terbukti pada saat dilakukan penelitian, responden tidak dapat menahan nyerinya, ada yang mengigit kain untuk mengekspresikan nyeri, mencengkeram orang sekitar, ada yang menggenggam benda atau tempat tidur, ada yang merangkak untuk mengurangi nyerinya dan berbagai ekspresi ibu saat nyeri tiba.
2. Gambaran Tingkat Nyeri pada Persalinan dengan Metode
HypnobirthingNyeri persalinan dapat merangsang pelepasan mediator kimiawi seperti prostaglandin, leukotrien, tromboksan, histamin, bradikinin, substansi P, dan serotonin, akan membangkitkan stres yang menimbulkan sekresi hormon seperti katekolamin dan steroid dengan akibat vasokonstriksi pembuluh darah sehingga terjadi penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak. Nyeri persalinan juga dapat menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan darah, dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria. Keadaan ini akan merangsang peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri. Apabila
7 nyeri persalinan tidak diatasi akan menyebabkan terjadinya partus lama.
Faktor psikososial banyak memberi pengaruh pada pengalaman bersalin, kebudayaan dan etnis, tingkat pendidikan, dan kemampuan untuk koping ibu sering dijadikan sebagai variabel yang signifikan berpengaruh terhadap intensitas nyeri persalinan.Lingkungan fisik dan budaya persalinan serta dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga dan bidan mempengaruhi persepsi nyeri. Grandy Dick-Read, menduga bahwa ketakutan dan kecemasan dapat menghasilkan ketegangan pada otot dan meningkatkan persepsi nyeri seseorang.
Faktor fisik terhadap intensitas nyeri yang dirasakan bergantung pada beberapa faktor seperti intensitas dan lamanya kontraksi rahim, besarnya pembukaan mulut rahim, regangan jalan lahir bagian bawah, umur, banyaknya persalinan, besarnya janin, dan keadaan umum pasien. Pasien yang bersalin pertama kali pada usia tua umumnya mengalami persalinan yang lebih lama dan lebih nyeri dibandingkan dengan pasien usia muda. Intensitas kontraksi rahim pada persalinan yang pertama cenderung lebih tinggi pada awal persalinan. Juga pada kemacetan persalinan akibat janin yang besar atau jalan lahir yang sempit pasien mengalami rasa nyeri yang lebih hebat daripada persalinan normal. Kelelahan dan kurang tidur berpengaruh juga terhadap toleransi pasien dalam
8 dalam menghadapi rasa nyeri.
3. Analisis Hubungan Paritas dengan Tingkat Nyeri pada Persalinan
HypnobirthingParitas sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu primigravida belum mempunyai pengalaman melahirkan dibandingkan ibu multigravida. Ibu yang pertama kali melahirkan akan merasa stres atau takut dalam menghadapi persalinan. Ibu multigravida sudah pernah melahirkan sehingga sudah punya pengalaman nyeri saat melahirkan. Ibu yang sudah
5 mempunyai pengalaman melahirkan akan mampu merespon rasa nyeri tersebut.
Menurut penelitian Try tahun 2012 mengenai Pengaruh Teknik Hypnobirthing Terhadap Intensitas Nyeri pada Persalinan Pervaginam pada Primipara di Klinik Bersalin Summiariani Medan, didapatkan bahwa ada pengaruh teknik hypnobirthing terhadap penurunan intensitas nyeri pada
4 persalinan primipara sebelumdan sesudah dilakukan teknik hypnobirthing.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan nyeri, dimana nyeri ringan dan nyeri sedang merupakan intensitas nyeri terbanyak dialami oleh responden sesudah diberikan teknik relaksasi. Hal ini disebabkan karena relaksasi alamiah dapat menyimpan energi dan mengurangi kelelahan, menenangkan pikiran dan mengurangi stres, mengurangi nyeri. Selain itu relaksasi mengurangi stres sehingga nyeri yang dirasakan dapat ditolerir oleh responden dan sesuai fase-fase pembukaan.
Seiring dengan bertambahnya pembukaan serviks dalam persalinan dimana rasa nyeri dari pembukaan 4 sampai dengan pembukaan 10 cm akan bertambah tinggi dan makin sering sebandingdengan kekuatan kontraksi. Selama penelitian di lapangan responden dapat mengikuti perintah untuk mempraktikkan teknik relaksasi pernapasan dengan baik.
Apabila seorang ibu yang bersalin mampu melakukan relaksasi selama kontraksi maka ibu tersebut akan merasakan kenyamanan selama proses persalinannya. Penggunaan teknik relaksasi yang benar akan meningkatkan kemampuan ibu dalam mengontrol rasa nyerinya, menurunkan rasa cemas, menurunkan kadar katekolamin, menstimulasi aliran darah menuju uterus, dan menurunkan ketegangan otot. Teknik relaksasi yang digunakan dapat berupa teknik pernapasan saat kontraksi atau menggunakan teknik relaksasi mendalam
5,10 seperti hynobirthing.
E. SIMPULAN
Sebagian responden berdasarkan paritas adalah multipara dan sebagian responden pada persalinan hypnobirthing berada pada tingkat nyeri ringan. Ada hubungan antara paritas dengan tingkat nyeri pada persalinan hypnobirthing di BPM Onih Hartati Kota Bandung.
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat mengembangkan variabel dan desain penelitian yang lain selain yang telah diteliti mengenai gambaran tingkat nyeri pada persalinan hypnobirthing. Adapun variabel lain yang berpengaruh pada metode persalinan hypnobirthing seperti terhadap lama persalinan kala I fase aktif, involusi uteri, rupture perineum, tingkat kecemasan, dan lain-lain. Dan desain penelitian lain dapat berupa survei analitik ataupun eksperimen yang lebih mempertajam untuk melihat adanya pengaruh atau hubungan dari beberapa variabel yang lain.
Bagi Lahan Penelitian diharapkan dapat lebih memperluas wawasan ataupun informasi bagi ibu yang akan melakukan persalinan dengan mengurangi tingkatan nyeri khususnya pada primigravida yang belum mempunyai pengalaman mengenai proses persalinan yang akan dilewatinya, serta konseling mengenai paritas dan jarak kehamilan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, E. (2013). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode Relaksasi Hypnobirthing. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Afifah, dkk.(2011). Perbedaan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Pada Ibu
Bersalin Normal Primigravida dan Multigravida di RB Nur Hikmah Desa
Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogana. KTI. Universitas Muhammadiyah
Semarang, diakses pada tanggal 27 Juni 2014. Bobak.(2005). Buku ajar keperawatan maternitas.Jakarta : EGC. Faurer, M. (2008).Creathing birth space to enable undisturbed birth Fahy K, editor.Edinburgh : Book for midwives.
Iin, dkk. (2011). Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri
Kala I Persalinan Hypnobirthing Ibu Primipara dI BPS S dan B Demak .
KTI.Universitas Muhammadiyah Semarang, diakses pada tanggal 27 Juni 2014. Rohani, dkk.(2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.Siti, M. (2013).Pengaruh Pemberian Hypnobirthing Dengan Lama Persalinan
Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin di BPS Prita Yusita Mangunsari
Salatiga. Skripsi. STIKES Ngudi Waluyo, diakses pada tanggal 7 Februari 2014
Sudarti, dkk.(2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.Yogyakarta: Nuha Medika. Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri.Jakarta : EGC. Try, A. (2012). Pengaruh Teknik Hypnobirthing Terhadap Intensitas Nyeri pada
Persalinan Pervaginam pada Primipara di Klinik Bersalin Summiariani . Medan.
Skripsi, diakses pada tanggal 7 Februari 2014.