View of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI DESA CIKAMUNING KECAMATAN PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

  PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI DESA CIKAMUNING KECAMATAN PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT Dadang Darmawan, SKM, M.Kes Akademi Keperawatan RS Dustira ABSTRAK Kasus PMS di Indonesia tahun 2010 tercatat 48.789.954 orang, di Jawa Barat tahun 2001 s/d 2011 sebanyak 19.769 kasus, sedangkan di Kota Bandung diketahui dari tahun 2007-2011 sebanyak 10.956 kasus. Pekerja Seks Komersial merupakan salah satu populasi yang beresiko tinggi terinfeksi PMS dengan transmisi penularan melalui hubungan seksual. Permasalahan tingginya kasus penyakit menular seksual salah satunya disebabkan oleh kurangnya informasi tentang penyakit menular seksual, dimana pendidikan kesehatan sangatlah penting diberikan pada PSK untuk mengurangi dampak penularan ataupun pengidap PMS. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pekerja seks komersial tentang penyakit menular seksual di Desa Cikamuning Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Desain penelitian eksperimen One Group Pretest Posttest Design dengan menggunakan data primer yaitu pekerja seks komersial di Desa Cikamuing Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 sebanyak 38 orang yang dianalisis menggunakan analisis uji t dependen parametrik. Hasil penelitian diketahui pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah cukup sebanyak 32 responden (84,2%), sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit menular seksual hampir seluruh responden mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 34 responden (89,5%). Terdapat perbedaan pengetahuan pekerja seks komersial mengenai penyakit menular seksual sebelum dan sesudah di berikan pendidikan kesehatan (p value = 0,0001 ≤ α 0,05).Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan Pekerja Seks Komeril tentang Penyakit Menular Seksual, , dimana perbedaan nilai rata-rata (mean) antara pengukuran pertama (pretest) dan kedua (posttest) adalah 4,61. Kata Kunci : pendidikan kesehatan, pengetahuan, penyakit menular seksual

A. Pendahuluan

  Kasus PMS di Jawa Barat pada tahun 2001 s/d 2011 sebanyak 19.769 kasus, dimana diantaranya diketahui bahwa kasus Gonorhoe (GO) dan Sifilis sebanyak 2.189 orang dan kasus HIV/AIDS 14.934 kasus. Sedangkan di Kota Bandung diketahui bahwa kasus PMS dari tahun 2007-2011 sebanyak 10.956 kasus, dimana kasus HIV/AIDS di daerah Bandung pada tahun 2011 mencapai 2.541 orang (Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2011).

  Salah satu populasi yang beresiko tinggi terinfeksi PMS dengan transmisi penularan melalui hubungan seksual adalah Pekerja Seks Komersial (PSK). Epidemi HIV secara cepat menyerang populasi PSK dengan prevalensi di atas 65% di hampir semua negara termasuk Indonesia (Dewi, 2008).

  Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Departemen Kesehatan (Depkes), kelompok yang berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual adalah Pekerja Seks Komersial (PSK), pekerja panti pijat, narapidana dan homoseks (Suara Karya, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan Klinik Keluarga Berencana di Jawa Barat pada tahun 2005 pada 127 pekerja seks komersial menunjukkan bahwa penderita gonorea sebanyak 28%, servisitis mukopurulenta sebanyak 78%, vaginosis bakterial sebanyak 24%, kondiloma sebanyak 17%, herpes genitalis sebanyak 5% (BKKBN, 2007). Faktor pendukung yang menjadikan tempat penderita HIV/AIDS terbesar di antaranya adalah banyaknya pekerja seks komersial, panti pijat, bar dan diskotik yang digunakan untuk tempat prostitusi (Bali Post, 2008).

  Permasalahan tingginya kasus penyakit menular seksual salah satunya disebabkan oleh kurangnya informasi tentang penyakit menular seksual (BKKBN, 2007). Pendidikan kesehatan bertujuan untuk menambah kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif didalam usaha-usaha kesehatan. Selain itu, pendidikan kesehatan bertujuan memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat, menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat, dan membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani, S, 2011).

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dewi (2008), dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan dan sikap dalam pencegahan PMS pada pekerja seks komersial di Resosialisasi Semarang Tahun 2008, diketahui bahwa terdapat perbedaan pengetahuan pada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan dengan kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan.

  Salah satu tempat pekerja sesks komersial terbanyak diantaranya adalah di Desa Cikamuning Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Diketahui bahwa jumlah PSK disana berjumlah sekitar 38 orang yang tercatat, namun secara spesifikasi belum didapatkan data bahwa PSK ada yang mengidap PMS seperti HIV-AIDS atau yang lainnya. Akan tetapi dapat diketahui bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di daerah tersebut telah memberikan penyuluhan dan pembinaan atau pembekalan mengenai dampak PMS, dan mencoba mengalihkan profesi mereka sebagai PSK menjadi yang lebih bermanfaat dan baik. Namun pada kenyataannya perempuan atau PSK disana masih melakukan profesi tersebut karena tuntutan ekonomi, walaupun sebagian dari mereka tidak tahu dampak yang akan mereka dapat pada kesehatannya yaitu terkena PMS.

  Dari uraian tersebut, maka diperlukan suatu studi tentang pengetahuan perempuan pekerja seks komersial, sebagai bahan informasi untuk meningkatkan pengetahuan perempuan pekerja seks komersial dengan memberikan pendidikan kesehatan, sehingga diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku mereka. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai

  “Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pekerja seks komersial tentang penyakit menular seksual di Desa Cikamuning Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat ”.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pekerja seks komersial tentang penyakit menular seksual di Desa Cikamuning Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

  Penelitian ini diharapkan sebagai masukan teori dan bermafaat bagi perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan komunitas mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan khususnya mengenai PMS dan dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam menentukan bentuk pendekatan yang lebih sesuai guna meningkatkan pengetahuan perempuan pekerja seks komersial tentang penyakit menular seksual dan meningkatkan upaya- upaya pencegahan PMS khususnya di Desa Cikamuning Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

B. Metodologi Penelitian

  Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen One Group Pretest Posttest

  Design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pekerja seks komersial di Desa Cikamuning

  Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 sebanyak 38 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah pekerja seks komersial di Desa Cikamuning Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012, dengan menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel dari keseluruhan populasi yang ada, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 38 sampel.

  Analisis yang digunakan adalah uji t yaitu membandingkan beda dua mean kelompok atau sampel apakah berbeda atau tidak. Uji t yang digunakan adalah uji t beda dua mean dependen karena kelompok data yang dibandingkan datanya saling mempunyai ketergantungan dan subjeknya sama diukur dua kali.

  C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pekerja Seks Komersial Mengenai Penyakit Menular Seksual Sebelum Dan Sesudah Di Berikan Pendidikan Kesehatan Standar Std. Error P value Variabel Mean N Deviation Mean

  Pengetahuan

  Pretest 19,50 1,885 0,306

  0,0001

  38 Post Test 24,11 2,346 0,381 Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa rata-rata pengetahuan pekerja seks komersial mengenai penyakit menular seksual sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 19,50, sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit menular seksual diketahui nilai rata-rata pengetahuan pekerja seks komersial adalah 24,11. Sehingga rentang nilai mean pengetahuan pekerja seks komersial sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah 4,61. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan Pekerja Seks Komersial tentang Penyakit Menular Seksual di Desa Cikamuning Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

D. Pembahasan

  Hasil penelitian menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan pekerja seks komersial mengenai penyakit menular seksual. Hal tersebut terlihat dari nilai mean pengetahun pada adalah 19,50 dan nilai mean pengetahuan post test adalah 24,11, sehingga rentang nilai mean pengetahuan pekerja seks komersial sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah 4,601 dengan standar deviasi 2,563. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perbedaan pengetahuan pekerja seks komersial mengenai penyakit menular seksual sebelum dan sesudah di berikan pendidikan kesehatan.

  WHO (1954), sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo S (2007), bahwa pemberian pendidikan kesehatan adalah suatu upaya untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan, artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat mengetahui atau menyadari bagaimana memelihara kesehatan mereka. Lebih dari itu pendidikan kesehatan pada akhirnya bukan hanya sekedar meningkatkan pengetahuan masyarakat, namun yang lebih penting adalah mencapai perilaku kesehatan (health

  behaviour) yang didasari dengan pengetahuan yag baik dan tepat.

  Hal tersebut sejalan dengan pendapat Craven dan Hirnle (1996, dalam Herawani, 2011) menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau intruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberikan dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru.

  Fitriani (2011) menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi seseorang dalam memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur, sehingga mereka mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari- hari. Oleh sebab itu seseorang yang telah mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui pemberian pendidikan kesehatan dapat juga memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat, serta memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.

  Rogers (1974, dalam Notoatmodjo, 2007) menjelaskan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, pemahaman, kesadaran, dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat lenggeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan, pemahaman dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

E. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

  Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan Pekerja Seks Komeril tentang Penyakit Menular Seksual di Desa Cikamuning Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat, dimana , dimana nilai mean pre test adalah 19,50 dan nilai

  post test adalah 24,11. Sehingga didapatkan perbedaan nilai rata-rata (mean) antara pengukuran pertama (pretest) dan kedua (posttest) adalah 4,61.

2. Saran

  Sebaiknya petugas kesehatan Puskesmas dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) setempat mekukan penyuluhan kesehatan disertai dengan penyebaran media informasi tentang PMS dan HIV/AIDS berupa brosur, spanduk, leaflet, brosur dan bila perlu dengan membagikan kondom secara gratis serta dilakukan konseling kepada Wanita Penjaja Seks (WPS) yang ada di Desa Rancasari Kec. Pamanukan Kab. Subang untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang PMS dan HIV/AIDS. Pendekatan dalam bentuk penyuluhan merupakan salah satu alternatif yang dapat dijadikan kebijakan oleh pengelola pelayanan kesehatan wilayah setempat dalam rangka memberikan informasi serta meningkatkan pengetahuan perempuan pekerja seks komersial tentang penyakit menular seksual khususnya.

F. DAFTAR PUSTAKA

  Aprilianingrum. (2002). Diakses dalam diperoleh tanggal 20 November 2011

  Artika, M. D. (2009). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perempuan Pekerja Seks Komersial

  Mengenai Penyakit Menular Seksual Di Desa Mertan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009. Penelitian Fakultas Kedokteran Univrsitas Sebelas Maret

  Surakarta. Diakses dalamdiperoleh tanggal 20 November 2011. BKKBN. (2005). Kasus HIV/AIDS. [On-line]. Diakses dalam http://repository.maranatha.edu/1622/3/0310093_Chapter1.pdf, diperoleh tanggal 20

  November 2011. _______. (2007). Penanggulangan HIV/AIDS. Diakses dalam: http://etd.eprints.ums.ac.id/9222/1/J500060039.pdf, diperoleh tanggal 20 November

  2011. Daili, F., Makes, W., Zubier, F., Judanarso, J. (2007). Penyakit Menular Seksual. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pedoman Bersama ILO tentang Pelayanan

  Kesehatan dan HIV/AIDS. Direktorat Pengawasan Kesehatan Kerja Direktorat Jenderal

  Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI.

  _____________________________________. (2006). Pedoman dan penanggulangan

  HIV/AIDS. Diakses dalam : diperoleh tanggal 20 November 2011.

  _____________________________________. (2007). AIDS dan Penanggulangannya. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Fauzi, A. (2006). Penyakit Menular Seksual. Diakses dalam http://www.lontar.ui.ac.id, diperoleh tanggal 20 November 2011. Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2005). Infeksi Menular Seksual. Editor Fahmi S.D,

  Indriatmi, Zubier F, dan Judanarso J. Edisi ketiga : Cetakan Ke-1. Balai Penerbit FKUI : Jakarta Glasier, A. (2006). Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

  Hasan. (2006). Hubungan Perilaku PSK Terhadap Kejadian Penyakit Sifilis Dan Hiv Di Lokalisasi

  Perbatasan Kecamatan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir. Diakses dalam

   diperoleh tanggal 25 November 2011 Herawani (2011). Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan: Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Herawani ... [et.al]. jakarta : EGC.

  Hastono, S.P. (2006). Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers. Hidayat, A. A. (2009). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Kedua- Jakarta: Salemba Medika.

  Kusuma. (2009). Pengetahuan Pegawai Seks Komersil Tentang Perawatan Penyakit Menular

  Seksual Desa Kedungwungu Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi. Penelitian

  Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi. Dikases dalam http:/www.ubi.ac.id, diperoleh tanggal 25 November 2011 Lestari, P. (2009). Studi diskriptif tingkat Pengetahuan pekerja seks Komersil (PSK) Tentang

  Penyakit Menular Seksual di Desa Sidomukti Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Diakses dal diperoleh tanggal 25 November

  2011 Machfoedz, dkk (2005). Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya.

  Mariyani. (2009). Diakses dal diperoleh tanggal 20 November 2011

  Mubarak, dkk. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. (2007). Perilaku Kesehatan. Cetakan Ketiga. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

  

_____________. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama. Edisi Revisi.

  Jakarta : Rineka Cipta. Nurachmah dan Mustikasari (2009). Faktor Pencegahan HIV/AIDS akibat perilaku berisiko

  tertular pada WPS. http://journal.ui.ac.id. Diperoleh tanggal 15 juli 2012

  Pinetri, B. Y. (2006). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Post

  Partum Di Rsab Gajayana Tentang Pijat Bayi. Penelitian Universitas Muhammadiyah

  Malang. Diakses dalam diperoleh tanggal 20 November 2011

  Prawirohardjo, S. (2002). Buku Acuan Pelayanan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pujiyatmi (2009) Mengenai Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi

  Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Seksual Pranikah Pada Remaja Putri Di SMK PGRI Karangmalang Kabupaten Sragen. Penelitian Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

  Muhammadiyyah Surakarta. Diakses dalam diperoleh tanggal 20 November 2011 Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Sofianty (2009). Hubungan Karakteristik Anak Jalanan Terhadap Perilaku Seksualnya Dan

  Kemungkinan Terjadinya Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS) Di Kawasan Terminal Terpadu Pinang Baris Medan Tahun 2002. Skripsi FKM Unair. Diakses dalam

  diperoleh tanggal 20 November 2011 UNAIDS & WHO. (2008). Penyakit Menular Seksual. Diakses dalam http://www.unaids.org, diperoleh tanggal 20 November 2011.

  Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia.

  Yogyakarta : Nuha Medika Widiyanto, Gunawan. (2008). Pemahaman WPS tentang pencegahan HIV/AIDS diLokalisasiSunanKuning.http://eprints.undip.ac.id/18484/1/S._GUNAWAN_WIDIYANTO

  .pdf. diperoleh tanggal 15 Juli 2012.

Dokumen yang terkait

Faktor Determinan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi Tahun 2013 (Juju Juhaeriah, S.Kp., M.Kes) ABSTRAK - View of Faktor Determinan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Umum Cibaba

1 1 17

A. LATAR BELAKANG - View of EFEKTIVITAS KOMPRES ALKOHOL TERHADAP DERAJAT FLEBITIS PADA ANAK YANG DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

0 0 9

View of PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN SITU KABUPATEN SUMEDANG

0 0 24

PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRAOPERATIFMAYOR SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKANTERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM DI RUANG RAFAEL RUMAH SAKIT CAHYA KAWALUYAN BANDUNG

0 0 12

View of Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery Disease (CAD) Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di High Care Unit RS Immanuel Bandung

0 0 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN, FPE PADA KELUARGA DAN PERAN PMO TERHADAP KEMANDIRIAN DAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN SCHIZOPHRENIA Rahmi Imelisa, Budi Anna Keliat, dan Sutanto Priyo Hastono Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Ka

0 0 12

View of Mobilisasi Dini Dalam Menurunkan Skala Nyeri Punggung pada Pasien Post Katetrisasi Jantung

1 3 13

A. Pendahuluan - View of PREDIKSI PROFIL LIPID DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI (INDEKS MASSA TUBUH, RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DAN PERSEN LEMAK TUBUH)

0 0 13

View of THE CORRELATION BETWEEN THE DURATION OF PLAYING ONLINE GAME WITH THE LEARNING MOTIVATION IN STUDENT CLASS VII AND VIII AT SMPN 1 CIMAHI

1 0 10

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG

0 0 7