ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANSIA DENGAN DIABETES MILLITUS DI DESA SUMBER TEBU DUSUN GLONGGONGAN KEC. BANGSAL MOJOKERTO

  

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANSIA DENGAN

DIABETES MILLITUS DI DESA SUMBER TEBU DUSUN

GLONGGONGAN KEC. BANGSAL MOJOKERTO

ONYONG WAEMESE

1514401012

Subject : Diabetes Melitus, Lansia

  

Description

  Diabetes Melitus pada lansia seringkali tidak disadari karena gejala-gejala Diabetes seperti sering haus, sering berkemih, dan penurunan berat badan tersamarkan akibat perubahan fisik alamiah lansia yang mengalami penurunan, sehingga Diabetes yang tidak terdiagnosis ini akan terus berkembang menjadi komplikasi yang dapat berakibat fatal. Tujuan penelitian ini adalah agar mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan kasus diabetes melitus dengan menggunakan metode ilmiah.

  Desain yang di gunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Jumlah parsitipan 2 (dua) lansia Diabetes Melitus. Pengumpulan data dilakukan denagan cara melakukan asuhan keperawatan yaitu mangkaji, analisa data, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawata.

  Hasil pengkajian keperawatan pada partisipan ditemukan dengan masalah nutrisi kuran dari kebutuhan tubuh. Tindakan keperawatan antara lain mebina hubungan saling percaya antara keluarga dan perawat, mangatur menu makan yang tidak merangsang rasa mual pasien, menganjurkan keluarga untuk diet. Hasil evaluasi menunjukan bahwa dari implementasi asuhan keperawatan selama tiga hari didapatkan masalah keperawatan teratasi sebagian.

  Bantuan kebutuhan tentang masalah nutrisi sangat penting terhadap pasien Diabetes Melitus, karena dengan adanya bantuan dapat mengatasi masalah klien dan mampu mempertahankan status kesehatan klien Diabetes Melitus.

  

ARSTRACT

  Diabetes mellitus in the elderly is often not realized because of diabetes symptoms

such as frequent thirst, frequent urination, and disguised weight loss due to the natural

physical changes of the elderly who experience a decline, so undiagnosed diabetes will

continue to develop into complications that can be fatal. The purpose of this study is so

that students are able to apply family nursing care to the elderly with cases of Diabetes Mellitus by Using Scientific methods. The design used in this study is a

case study. The amount of care for 2 (two) elderly people with diabetes mellitus. Data

collection was carried out by means of carrying out nursing care, namely mangkaji, data

analysis, diagnosis, intervention, implementation and evaluation of the monks.

The results of nursing studies in participants were found with nutritional

problems of the body's needs. Nursing actions include mebina trusting relationships

between family and nurses, managing a diet that does not stimulate the patient's nausea,

encouraging families to diet. The evaluation results show that from the implementation

of nursing care for Three Days, Nursing Problems Were Partially resolved.

  Assistance with the need for nutrition problems is very important for patients with

Diabetes Mellitus, because with the help can overcome the client's problems and be able

to maintain the health status of the Diabetes Mellitus client.

  Keywords: Melitus Diabetes, Elderly. Contributor : Dwi Harini Puspitaningsih,M.Kep Eka Diah Kartiningrum,S.K.M.,M.Kes Date : 26 Juli 2018. Indentifer : Right : Open Dokument Summary : Latar Belakang

  Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Komplikasi Diabetes Melitus pada lansia sering kali tidak di sadari karena gejala-gejala diabetes seperti sering haus, sering berkemih, dan penurunan berat badan tersamaerkan akibat perubahan fisik alamiah lansia yang mengalami penurunan, sehingga diabetes yang tidak terdiagnosis ini akan terus berkembang menjadi komplikasi yang dapat berakibat faktal (Izati, 2017). Kondisi komplikasi kronis dapat menjadi ancaman buruk bagi Indinesia karena pengobatan yang tidak dilakukan secara terintegrasi dapat memunculkan masalah baru yaitu multiuse of prescription atau polypharmancy

  Selain itu, lanjut usia membuat farmakokinetik yang disebabkan berkurangnya kapisitas untuk metabolisme obat dan aspek farmokodinamik dalam tubuh, sehingga akan meningkatkan resiko terjadi reaksi toksis. Perwujudan pelayanan lansia yang memadai di Indonesia masih bermasalah, mulai dari kepedulian tenaga kesehatan dan pemerintah, pembiayaan, hingga sarana prasarana publik yang belum memadai. Pelayanan kesehatan lansia yang buruk tersebut semakin terlihat di daerah pedesaan (Rosyadah, Trihandini, 2013).

  Laporan statistik dari International Diabetes Federation (IDF) mengatakan, ada sekitar 230 juta penderita diabetes di dunia. Angka tersebut terus bertambah 3% atau sekitar 7 juta orang setiap tahunnya. Jumlahpenderita diabetes diperkirakan akan mencapai 350 juta pada tahun 2025.Setengah dari angka tersebut berada di Asia terutama India, China, Pakistandan Indonesia. World Health Organization (WHO) memprediksikan kenaikan jumlah penyandang Diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Jumlah tersebut menempati urutanke-4 terbesar di dunia setelah India (31,7 juta), Cina (20,8) juta dan AmerikaSerikat (17,7 juta). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mengatakan bahwa wawancara yang dilakukan terhadap responden yang berumur

  ≥ 15 tahundidapatkan hasil prevalensi diabetes mellitus di Indonesia yang terdiagnosisdokter sebesar 1,5%. Diabetes mellitus terdiagnosis dokter atau gejalasebesar 2,1%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapatdi DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) danKalimantan Timur (2,3%). Sedangkan Sumatera Barat di posisi 10 bersamaJawa Barat, Banten dan Bali dengan persentase masing-masing 1,3% (Izati, 2017).

  Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto (DKK) tahun 2016 mengatakan bahwa jumlah penderita Diabetes dari seluruh puskesmas yang ada sebanyak 3.845 kasus baru dan 18.678kasus lama dengan total 22.523 penderita Diabetes Mellitus. Puskesmas Bangsal sendiri sebanyak 185 kasus baru dan 2.225 kasus lama dengan total 2.410 kasus.Sekitar 83,3% penyandang diabetes melitus tipe dua yang dirawat di unit rawat inap Puskesmas Bangsal Mojokerto mengalami komplikasi, dan pada lansia (> 60 tahun) komplikasi tersebut sekitar 91%. Pada usia lanjut, risiko Diabetes Melitus akan meningkat sehingga termasuk kelompok yang rentan terhadap kondisi ini dusun glonggongan 2 lansia yang menderit Diabetes Melitus

  Francis dan John (2000), Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya. Diabetes Mellitus tidak dapat disembuhkan tetapi glukosa darah dapat dikendalikan melalui 4 pilar penatalaksanaan Diabetes Mellitus seperti edukasi, diet atau pengaturan makan, olah raga dan obat-obatan (Wardani dan Isfandiari, 2014). Penyebab Diabetes lainnya adalah ; kadar kortikosteroid yang tinggi, kehamilan Diabetes gestasional, akan hilang setelah melahirkan, obat-obatan yang dapat merusak pancreas, racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin (Putri, 2009). Faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 antara lain asupan nutrisi, aktifitas fisik dan tingkat stres. Faktor risiko untuk Diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80-90% penderita mengalami obesitas. Diabetes Mellitus tipe 2 juga cenderung diturunkan secara genetik dalam keluarga. Dampak yang terjadi adalah bahwa Diabetes dapat memengaruhi berbagai organ sistem dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu yang disebut komplikasi. Komplikasi dari Diabetes dapat diklasifikasikan sebagai mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler termasuk kerusakan sistem saraf (neuropati),kerusakan sistem ginjal (nefropati) dan kerusakan mata (retinopati). Sedangkan, komplikasi makrovaskular termasuk penyakit jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer. Penyakit pembuluh darah perifer dapat menyebabkan cedera yang sulit tidak sembuh, gangren,bahkan amputasi. Komplikasi yang lain termasuk kerusakan gigi, penurunan resistensi infeksi seperti influenza dan pneumonia, makrosomia dan komplikasisaat melahirkan. Komplikasi penyakit ini dikategorikan serius sehubungan dengan kemunculan penyakit kronislain yang berbahaya seperti penyakit jantung, hipertensi,stroke, kebutaan akibat retinopati, glaukoma, katarak, gagal ginjal, impotensi pada pria serta kecacatan akibat luka yang sulit disembuhkan (Rosyadah, Trihandini, 2013).

  Salah satu upaya untuk mengurangi timbulnya tanda dan gejala serta mencagah terjadinya Diabetes Mellitus adalah dengan melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin. Pemeriksaan gula darah biasanya sering dilakukan masyarakat di Puskesmas. Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu dan daya saing sumber daya manusia di Indonesia maupun internasional serta bertanggung jawab mengupayakan kesehatan pada jenjang tingkat pertama dan berkewajiban menanamkan budaya hidup sehat kepada setiap keluarga. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu menyelenggarakan asuhan keperawatan pada keluarga (Izati, 2017).

  Asuhan keperawatan keluarga menurut PERKESMAS 279 tahun 2006 merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan kesehatan / keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang di temukan di masyarakat dan dilakukan di rumah keluarga. Kegiatannya antara lain mengidentifikasi keluarga rawan kesehatan / keluarga miskin dengan masalah kesehatan di masyarakat, penemuan dini suspek kasus kontak serumah, pendidikan kesehatan terhadap keluarga, kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana, pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care), pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang, pemberian nasehat (konseling) kesehatan keperawatan dirumah dan dokumentasi keperawatan. Sedangkan menurut Sudiharto (2012) asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga yang bertujuan memandirikan klien sebagai bagian dari anggota keluarga. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan yang meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi sistem keluarga tersebut (Sudiharto, 2012). Keluarga memiliki tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya, termasuk mengenal masalah diabetes mellitus, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan pengobatan yang tepat, memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan suasana rumah yang kondusif bagi kesehatan serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Dalam mengatasi masalah ini peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut (Friedman, 2010).

  Uji keabsahan di lakukan dengan memperpanjangkan waktu pengamatan atau tindakanm sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari 3 waktu data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien sehingga nantinya dapat hasil relavan.

  Analisa data yang di gunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian, dari analisa data di tegakan diagnose keperawatan kemudian di buat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah implementasi di lakukan evaluasi.

  Hasil Dan Pembahasan

  1. Pengkajian

  Dalam pengkajian didapatkan bahwa pasien 1 mengatakan tidak ada selera makan, pasien mengeluh

  • – mual- mual, pasien muntah nyeri pada ulu hati , klien hanya memhabiskan 1\2 porsi makanan dari dari yang disediakan, klian sering membuang luda , TD ; 120 /80 NAdi ;82 x/menit, suhu ;36 c RR ;20x/ menit GDS 200 mg dl, pengkajian pada pasien 2 didapatkan klien nyeri saat beratifitas, keluhan nyeri dirasakan hilang timbul, keluhan bertambah saat klien beratifitas ( saat) menyapu dalam rumah, halaman rumah dan saat masak di dapur ), TD 130 /90 NAdi ; 90 x/ menit, suhu 37 c RR ; 22 x /menit Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensia komplikasi kronis pada lansia komplikasi Diabetes melitus pada lansia sering kali tidak disadari karena gejala gejala diabetes sepertis sering haus waktu malam hari berat badan menurun tersamarkan akibat perubahan fisik alamiah lansia yang mengalami penurunan, sehingga diabetes yang tidak terdianosa ini akan terus berkembang menjadi komplikasi yang dapat berakibat fatal ( Izati, 2017 )

  Dalam penelitian ini kedua klian mengalami masalah Diabetes melitus secara klinis ditandai dengan gejala yang ditunjukkan meliputi tiga banyak ; makan (polifagi), banyak minum ( polidipsi), banyak kencing ( poliuri), banyak kencing (poliuri )dalam fase ini biasanya penderita menunjukkan berat badan yang terus bertambah ,karena pada saat ini jumlah insulin masih. Mencukupi bila keadaan tersebut tidak cepat diobati lama kelamaan mulai timbul gejalah yang disebabkan oleh kurang insulin, dan bukan 3P lagi, melainkan 2P(polidepsi dan poliuri dan beberapa keluhan lain nafsu makan menurung mulai berkurang bahkan kadang kadang disusul dengan mual jika kadar glukosa darah melebihi 500 mg/ dl. Gejalanya antara lain antara lain banyak minum , banyak kincing barat badan menurung dengan cepat (dapat 5- 10 kg dalam waktu 2 -4 minggu),mudah lelah lebih tidak lekas diobati akan timbul rasa mual, dan baukan penderita akan koma (tidak sadar diri di sebut koma diabetic .koma diabetic adalah diabetes akibat kadar glokosa darah terlalu tinggi ,biasanya melebihi 600 mg/ dl), gejalah kronik penyakit diabetes Meletus kadang

  • –kadang diabetes tidak menunjukkan gejalah aku tapi penderita baru menunjukan gejala sudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidat penyakit DM Gejalah ini disebut di sebut gejalah kronik atau menahan gejalah yang timbul ,kesemutan ,kulit terasa panas , atau seperti ditusuk tusuk jarum,terasa tebal ditelapak kaki , kram, lelah muda mengantuk, mata kabur gatal sekitar kemaluan terutama wanita gigi mudah goyan dan mudah lepas kemampuan seksual menurung, bahkan imponten pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian dan janin dalam kandungan, atau dengan bayi lahir berat badan nya lebih dari 4 kg.

  2. Dianosa keperawatan

  Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien satu perbedan dengan klien 2 Diagnosa keperawatam keluarga pada kedua pasien antara lain pada pasien satu dengan diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan dengan gangguan rasa nyaman.

3. Perencanaan

  Perencanaan pada klien satu antara lain membina hubungan saling percaya antar keluarga ada perawat dalam merawat keluarga yang sakit, atau atur menu makanan yang tidak merancan rasa mual dan muntah pada pasien , anjurkan kelurga untuk mensajikan makanan yang sesuai diit ,Anjurkan klien untuk makan sedikit

  • –sedikit tapi sering makan

  Perencanaan pada klien dua bina hubungan saling percaya ( BHSP), kaji skalah nyeri pada pasien jelaskan atau diskusikan pada perawat dengan keluarga pasien dengan terkait dengan penyakit yang di derita , observasi TTV . perencanan merupakan proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang di butuhkan untuk mencegah ,menurungkan atau mengurangi masalh masalah klien perencanan ini di lakukan sesuai dengan dengan penentuan prioritas diagnosa keperawatan yang telah di tetapkan ( HIdayat ,2010

  Perencanaan pada kasus ini ditinjau dari teoritas ini jauh berbeda terutama pada diagnosa keperwatan yang muncul , hal ini disebabkan karena pada perancanan sudah tercantung intervensi sesuai dengan teori dengan menambahkan yang sesuai dengan kasus pada penelitian dalam melakukan perencanaan terhadap tindakaan pada intin nya sama dengan teori yang telah ada yang disesuaikan dengan kondisi pasein di dusun glonggongna desa sumber tebu kec. bangsal Mojokerto

  4. Tindakan

  Tindakan kepereawatan pada klien satu antara lain membina hubungan saling percaya antara keluarga dan perawat dalam merawat keluarga yang sakit, mengatur menu makanan yang tidak merangsang rasa mual pasien,Menganjurkan keluarga untuk menyajikan makanan sesuai diit,mengatur menu makan yang tidak merangsang rasa mual pasien

  Tindakan keperawat pada klien dua antara lain membina hubungan saling percya (BHSP),mengkaji skala nyeri pasien,menjelaskan atau diskusi perawat dengan keluarga pasien terkait dengan penyakit yang diderita,Mengobsevasi TTV,Dengan hasil : S. 37 C,N.90x/menit T.130/90 mmhg.RR.20x/menit

  Tindakan keperawatan merupakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Pada tahap ini perawat harus mengatahui sebagai hal diantaranya bahaya fisik dan perlindungan pada klien,teknik komunikasi serta kemampuan dalam prosedur tindakan (Hidayat,2010). Pada pelaksanaan keperawatan terhadap klien satu dan dua semuanya tidak sama karena sesuai dengan keluhan yang dirasakan klien.

  5. Evaluasi

  Evaluasi pada pasien satu terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan dilakukan selama 3 hari,dan pada hari yang ke tiga masalah bisah teratasi sebagian yang ditandai dengan pasien mengatakan selera makan sudah membaik, pasien mengeluh mual-mual sudah berkurang,pasien mengeluh nyeri pada ulu hati,klien hanya bisah menghabiskan lebih dari ½ porsi makanan dari yang di sediakan, klien sering membuang ludah,TD : 120/80, Nadi : 82x/menit,Suhu : 36 c,RR : 20x/menit

  Evaluasi pada pasien ke dua terhadap masalah masalah nyeri dilakukan selama tiga hari dengan hasil. Klien mengeluh nyeri sudah berkurang saat beraktifitas,Keluhan nyeri dirasakan dirasakan hilang timbul, Keluhan bertambah saat klien beraktifitas (menyapu rumah,halaman,memasak), TD : 120/80, Nadi : 82x/menit,Suhu : 36 c,RR : 20x/menit

  Evaluasi merupakan langkah terahkir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana,tercapai atau tidak. Evaluasi terdiri dari formatif,yang dilakukan saat memberikan intervensi dengan respon segera dan evaluasi sumatif dengan hasil observasi dan analis pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan (Hidayat,2010). Hasil evaluasi stelah memeberikan asuhan keperawatan selama 3 hari didapat oleh masalah telah teratasi sebagian.

  Kesimpulan

  Sedangkan tindakan keperawatan pada klien satu antara lain membina hubungan saling percaya antara keluarga dan perawat dalam merawat keluarga yang sakit, mengatur menu makanan yang tidak merangsang rasa mual pada pasien tindakan pada klien dua antara lain membina hubungan saling percaaya (BHSP), menkaji skala nyeri pasien, menjelaskan atau diskusi perawat dengan keluarga pasien terkait dngan penyakit yang di derita.

  Sedangkan tindakan keperawatan merupakan pelaksanaan dari perencanaan dalam tindakan keperawatan pada tahap ini perwat harus mengetahui berbagai hal di antaranya bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi serta kemampuan dalam prosedur tindakan (Hidayat,2010) pada pelaksanaan keperawatan terhadap klien satu dan dua semuanya tidak sama karena sesuai dengan keluhan yang di rasakan klien.

  Rekomendasi

  Disarankan pihak keluarga agar dapat memberikan dukungan pada klien dalam mengatasi masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan gangguan rasa nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

  Adim,(2015).Konsep DM.Falkutas kesehatan Universitas Muhamamadyah Purwokerto

  Almatsier, S. (2009). Prinsip Ilmu Gizi.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Ambari,Prindla Kartika Mayang.(2010).Hubungan Antara Dukungan Keluarga

  Dengan Keberfungsian Sosial Pada Pasien Skizorenia Pasca Perawatan Di Rumah Sakit.Semarang:Falkultas Psiokologi Universitas Diponegoro

  America Diabetes Association (ADA) Dalam Hastuti,R,T.2008 Faktor

  • – faktor Resiko Ulkus Diabetika Pada Penderita Diabetes Meletus (Studi Kasus Di RSUD Dr.Moewardi Surakarta ). Tesis Universitas Diponegoro Dewi,:R.K.(2014).Diabetes Bukan Untuk Ditakuti.Jakarta:Media Dorlan,W.A.Newman .(2011).Kamus Kedokteran Dorland.Jakarta:EGC. Friedman,M.M.(2013).Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktik.Edisi 3 Jakarta:EGC Friedman,Marlyn M.2010.Buku Ajar Keperawatan Keluarga .Jakarta : EGC Harmoko.2012.Asuhan Keperawatan Keluarga,Yogyakarta:Pustaka Belajar Henrikson, JE, Bech-Nielsen H. (2009).Blood Glucose Levels.

  http:/www.netdoctor.couk/fatcs/diabetesbloodsugar.htm.Diakes 27 Maret 2014 Kartiningrum (2017). Kwalitas Hidup Lansia Di Dusun Glonggongan Desa Sumber

  Tebu Kecematan Bangsal Hospital Majapahit Hal. 9 no 2 Nopember 2017. Hal 42-47.

  Lestari,D.P.(2009).Hidup Sehat Tampa Penyakit.Yogyakarta : Monce Publisher.Nusi,Ferani,dkk.(2010).Hubungan Antara Keluarga Dengan Respon Sosial Pada Lansia Di Desa Sokaraja Lor Kecematan Sokarja.Purwokerto : Falkutas Ilmu Keperawata Universitas Jendral Soedirman.

  Prasetya. (2014). Pengertian KeluargaDiakses tanggal 07 Februari 2015. Proverawati, Atikah. (2010). Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha

  Medika Purnamasari, D. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Daibetes Mellitus. Dalam Aru W.S.,

  Bamnang S., Idrus A., Marcellus S.K., Siti S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima. Jakarta : Interna Publishing. Putri,A. (2009). Tetap Di Usia Lanjut. Yogyakarta : Genius Publisher. Rahman, Anna W. (2013). Hubungan Faktor Resiko (Obisitas, Konsumsi sayur Dan

  Buah, Aktifitas Fisik, Merokok Dan Stress) dan Deteksi Dini Kejadian DM Tipe Di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Tahun 2013 Falkutas Kesehatan Masyaraka, Universitas Hasanudin,Makasar

  Sayekti. (2014). Hakekat Keluarga. Diakses tanggal 07 Februari 2015. Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan

  Transkultural. Jakarta : EGC Tjokroprawiro, A. (2011). Paduan Lengkap Pola Makan Untuk Penderita Dabetes. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Wardani dan Isfandiari. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga Dan Pengendalian Kadar

  Gula Darah Dengan Gejala Komplikasi Mikrovaskuler. Diakses 2 Maret 2017 Pukul

  10.00 WIB dari ejournal unair.ac.id/index.php/JBE/article/download/147/22 Wylie, Linda. (2010).Manajemen Kebidanan.Jakarta : EGC

  Alamat correspondensi Email Alamat : Desa Erdapa,Kec. Fenalisela,Kab Buru No. HP : 081231950043