penerapan akad pada bank syariah

PENERAPAN AKAD
PADA BANK SYARIAH

(Ijarah, Wakalah, Hiwalah,
Kafalah, dan Rahn)
Oleh : Maiza Fikri, ST, SE, M.M
maizafikri@rocketmail.com

Prinsip Jual Beli
 Murabahah
= pembiayaan berupa talangan dana yg dibutuhkan
nasabah u/ membeli suatu barang dg kewajiban
mengembalikan talangan dana tsb seluruhnya
ditambah margin keuntungan bank pd wkt jatuh tempo.
----boleh minta uang muka (mnrt fatwa)
Dasar hukum:
- Al Baqarah;275
- HR Al Baihaqi dan Ibnu Majah dari Abu Sa’id al Khurdi

 Baiu Bithaman Ajil
= pembiayaan berupa talangan dana yg dbthkan nasabah

u/ membeli suatu barang/jasa dg kewajiban membayar
talangan dana tsb dg mencicil sampai lunas dalam
jangka waktu trtentuuu..

 Istisha
= pembiayaan berupa talangan dana yg dibutuhkan
nasabah utk membeli suatu barang / jasa dg
pembayarn dimuka/dicicil/tangguh bayar
Dasar hukum:
- Al Baqarah ; 275 , 282
- HR. Tirmizi dari Amr bin Auf

 Salam
= pembiayaan berupa talangan dana yg dibutuhkan
nasabah untuk membeli suatu brg/jasa dg pembayaran
dimuka sebelum barang/jasa diantarkan/terbentuk
-----indent...biasanya pada buaah
Dasar hukum:
- Al Baqarah;282, 275
- HR Bukhari dari Ibnu Abbas


Bagi HAsil
 Mudharabah
Pembiayaan seluruh kebutuhan modal pada suatu usaha
untuk jangka waktu tertentu sesuai dg kesepakatan...
Penyandang dana(shohibul mal)= bank
Pengelola usaha (mudharib)
M>S
Dasar hukum
Al Musammil :20
Hadist Riwayat Ibn Majah dan Majma’ Azzawaid

Rukun dan Syarat:
- Subjek : Penyedia dana (shihobul maal) & pengelola
dana (mudharib)
- Ijab Kabul
- Objek Akad (modal, keuntungan,kgiatan ush)

 Musyarakah
=pembiayaan sebagian kebutuhan modal pada usaha

untuk jangka waktu terbatas sesuai kesepakatan.
Dasar Hukum:
- Shad 24
- HR. Abu Daud dr Abu Hurairah

A. Akad Ijarah
 Yaitu Pembiayaan berupa talangan dana yg
dibutuhkan nasabah utk memiliki suatu
barang/jasa dgn kewajiban menyewa barang tsb
sampai jangka waktu tertentu sesuai dgn
kesepakatan (sewa-menyewa).
 Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000
 QS. az-Zukhruf (43):32: “… agar sebagian
mereka dpt menggunakan sebagian yg lain. Dan
Rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yg mereka
kumpulkan.”
 HR. Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Berikanlah upah
pekerja sebelum keringatnya kering


A. Akad Ijarah
Rukun & Syarat Ijarah dlm Fatwa DSN-MUI
a. Pernyataan ijab dan kabul
b. Pihak-Pihak yg berakad, yaitu pemberi sewa (lessor,
bank) dan penyewa (lessee, nasabah)
c. Objek kontrak berupa manfaat dari penggunaan aset
dan pembayaran sewa
d. Manfaat dari penggunaan aset dlm ijarah adalah objek
kontrak yg harus dijamin, krn ia rukun yg harus
dipenuhi sbg ganti dari sewa dan bukan aset itu sendiri
e. Sighat ijarah, yaitu berupa pernyataan dari kedua
belah pihak yg berakad, baik secara verbal atau dlm
bentuk lain yg equivaqlent dgn cara penawaran dari
pemilik aset (bank) dan penerimaan yg dinyatakan
oleh penyewa (nasabah)

A. Akad Ijarah Muntahiya
bittamlik




a.
b.

Akad ijarah muntahiya bittamlik adalah akad
ijarah yg diikuti janji pemindahan kepemilikan
benda yg disewa pada akhir masa sewa.
Ketentuan pada fatwa DSN No. 09/DSNMUI/IV/2000 mengenai ijarah jg berlaku pada
ijarah muntahiya bittamlik
Ketentuan khusus ttg ijarah muntahiya
bittamlik dlm fatwa DSN-MUI:

Pihak yg melakukan ijarah muntahiya bittamlik hrs
melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu.
Janji pemindahan kepemilikan yg disepakati di awal akad
ijarah adalah wa’d yg hkmnya tdk mengikat, shg hrs ada
akad tersendiri.

B. Akad Wakalah (jasa)
 Yaitu jasa melakukan tindakan/pekerjaan

mewakili nasabah sbg pemberi kuasa. Utk
mewakili nasabah melakukan
tindakan/pekerjaan tsb nasabah diminta utk
mendepositokan dana secukupnya.
 QS. al-Kahfi (18):19 tentang perwakilan
 QS. Yusuf (12):55 tentang kisah Nabi Yusuf yg
minta diangkat menjadi bendahara negri Mesir
 H.R. Malik: “Rasulullah SAW mewakilkan
kepada Abu Rafi’ dan seorang Anshar utk
mengawinkan Maimunah r.a.”

B. Akad Wakalah
Ketentuan Wakalah dlm Fatwa DSN-MUI/IV/2000:
1.
Pernyataan ijab kabul hrs dinyatakan oleh para pihak utk menunjukkan
kehendak mereka dlm mengadakan kontrak (akad)
2.
Wakalah dgn imbalan bersifat mengikat dan tdk boleh dibatalkan secara
sepihak.
Rukun dan syarat wakalah:

Muwakkil (yg mewakilkan) dg syarat-syarat:
a)
Hrs seorang pemilik sah yg dapat bertindak thd sesuatu yg ia wakilkan
b)
Orang mukallah atau anak mumayyiz dlm batas-batas tertentu, yakni dlm
hal-hal yg bermanfaat baginya.
Wakil (yg mewakili) dg syarat-syarat:
a)
Cakap hukum
b)
Dpt mengerjakan tugas yg diwakilkan kepadanya
c)
Wakil adalah orang yg diberi amanat
Hal-hal yg diwakilkan, ketentuannya adalah:
a)
Diketahui dg jelas oleh orang yg mewakili
b)
Tdk bertentangan dg syariah Islam
c)
Dpt diwakilkan menurut syariah Islam


C. Akad Hiwalah (subrogasi)
 Yaitu jasa pengalihan tanggung jawab
pembayaran utang dari seseorang yg berutang
kepada orang lain.
 H.R. Bukhari: “Menunda-nunda pembayaran
utang yg dilakukan oleh orang mampu adalah
suatu kezaliman. Maka, jika seseorang
diantara kamu dialihkan hak penagihan
piutangnya (di-hiwalah-kan) kpd pihak yg
mampu, terimalah.”

C. Akad Hiwalah
Fatwa DSN No.12/DSN-MUI/IV/2000
1. Rukun hawalah adalah muhil yaitu orang yg berutang dan
sekaligus berpiutang, muhal atau muhtal yaitu orang yg
berpiutang kpd muhil, muhal ‘alaih yaitu orang yg berutang kpd
muhil dan wajib membayar utang kpd muhtal, muhal bih, yaitu
utang muhil kepada muhtal, dan sighat (ijab kabul).
2. Pernyataan ijab kabul hrs dinyatakan oleh para pihak utk

menunjukkan kehendak mereka dlm mengadakan kontrak (akad).
3. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
4. Hawalah dilakukan hrs dgn persetujuan muhil, muhal/muhtal, dan
muhal ‘alaih.
5. Kedudukan dan kewajiban para pihak harus dinyatakan dlm akad
secara tegas.
6. Jika transaksi hawalah telah dilakukan, pihak-pihak yg terlibat
hanyalah muhtal dan muhal ‘alaih dan hak penagihan muhal
berpindah kepada muhal ‘alaih.

D. Akad Kafalah (cessie)
Yaitu pemberian jaminan oleh bank sbg penanggung (kafil) kpd
pihak ketiga atas kewajiban pihak kedua (yg ditanggung,
makfuul ‘anhu atau ashil)
 QS. Yusuf (12):72 tentang penjaminan
 HR. Bukhari: bahwa Rasulullah tdk mau mensholatkan jenazah
yg masih memiliki utang sampai ada yg melunasi utangnya.
Fatwa DSN No.11/DSN-MUI/IV/2000
1. Pernyataan ijab kabul hrs dinyatakan oleh para pihak utk

menunjukkan kehendak mereka dlm mengadakan kontrak
(akad).
2. Dlm akad kafalah, penjamin dpt menerima imbalan (fee)
sepanjang tdk memberatkan.
3. Kafalah dg imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh
dibatalkan secara sepihak.


E. Akad Rahn (gadai)
 Yaitu pembiayaan berupa pinjaman dana tunai dgn
jaminan barang bergerak yg relatif nilainya tetap,
seperti perhiasan, emas, perak, intan, berlian, batu
mulia, dll utk jangka waktu tertentu sesuai dgn
kesepakatan.
 QS. al-Baqarah (2):283: “Jika kamu dlm
perjalanan, sdg kamu tdk memperoleh seorang
penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yg dipegang (oleh yg berpiutang).”
 HR. Bukhari dari Aisyah r.a.: “ Bahwa Rasulullah
membeli makan dari seorang Yahudi dan

menjaminkan kepadanya baju besi.”

E. Akad Rahn
Fatwa DSN No.25/DSN-MUI/III/2002
1. Murtahin (penerima barang) memiliki hak utk
menahan marhun (barang) sampai semua
utang rahin (yg menyerahkan barang) dilunasi.
2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik
rahin. Pada prinsipnya, marhun tdk boleh
dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seizin
rahin, dgn tdk mengurangi nilai marhun dan
pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya
pemeliharaan dan perawatannya.
3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada
dasarnya menjadi kewajiban rahin, namun dpt
dilakukan juga oleh murtahin.

E. Akad Rahn
4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun
tdk boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
5. Penjualan marhun
a. Apabila jatuh tempo, maurtahin hrs
memperingatkan rahin utk segera melunasi
utangnya.
b. Jika rahin tetap tdk dpt melunasi utangnya, maka
marhun dijual paksa/dieksekusi melalui lelang sesuai
syariah.
c. Hasil penjualan marhun digunakan utk melunasi
utang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yg
belum dibayar serta biaya penjualan.
d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan
kekurangannya menjadi kewajiban rahin.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22