Kegunaan Psikologi dalam Kesehatan Masya (2)

Kegunaan Psikologi dalam Kesehatan Masyarakat
Secara umum kesehatan dibedakan atas kesehatan individu dan kesehatan masyarakat.
Kesehatan individu tercermin dari kesehatan fisik dan kesehatan mental seseorang. Sehat secara
fisik apabila seseorang merasa dirinya sehat dan dapat dibuktikan secara klinis ketika organorgan didalam tubuh berfungsi normal. Sedangkan sehat secara mental meliputi sehat pada
pikiran, emosional dan spiritual.
Kesehatan masyarakat sebagai sebuah cabang keilmuan mempelajari cara-cara
pencegahan penyakit dengan mengenali faktor-faktor risiko penyakit sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara agregat. Prof. Winslow dari Yale University
memberikan batasan ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha
masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di
masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan
medis dan perawatan untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial,
yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat
untuk menjaga kesehatannya (Leavel and Clark, 1958).
Dalam disiplin ilmu kesehatan masyarakat, dipelajari Ilmu Perilaku untuk pendidikan
kesehatan. Biasanya disebut Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP). Dalam disiplin
ilmu tersebut, mempelajari pentingnya Psikologi dalam dunia Kesehatan menyangkut ilmu-ilmu
perilaku kesehatan untuk memberikan kontribusi nyata kepada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan

dan

kata psyche dan logos. Psyche berarti

jiwa

dan logos berarti

ilmu.

Secara

harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan
karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak
dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai
dan diganti dengan istilah psikis.
Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi,
diantaranya pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990),
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat
secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.


Dapat

disimpulkan

bahwa pengertian

psikologi adalah ilmu

pengetahuan

yang

mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan
lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak,
tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku
dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή"
(Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis,
psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari
jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau
kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku dan proses mental.
Definisi psikologi kesehatan mencakup definisi sebagai berikut:
1.

Psikologi kesehatan menyangkut bagian khusus dari bidang ilmiah psikologi yang
memfokuskan pada studi perilaku yang memiliki kaitan dengan kesehatan dan penerapan dari
kesehatan ini.

2.

Penekanan pada peran perilaku yang normal di dalam mempromosikan kesehatan (promosi
kesehatan dan pencegahan dasar) pada level mikro, meso dan makro dan menyembuhkan
penyimpangan kesehatan.

3.


Banyak bidang psikologi yang berbeda dapat memberikan sumbangan kepada bidang
psikologi kesehatan.
Psikologi kesehatan adalah bagian dari psikologi klinis, yang memfokuskan pada kajian
dan fungsi kesehatan individu terhadap diri dan lingkungannya, termasuk penyebab dan faktorfaktor yang terkait dengan problematika kesehatan individu.
Psikologi Kesehatan menurut Matarazzo (1980, dalam Ogden: 1996) adalah suatu agregat
dari specific educational, dan kontribusi scientific professional, dari disiplin psikologi, untuk
memajukan atau memelihara kesehatan, termasuk juga didalamnya penanganan penyakit dan
aspek-aspek lain yang terkait dengannya.
Secara lebih operasional, psikologi kesehatan dapat dimanfaatkan untuk :



Mengevaluasi tingkah laku dalam etiologi penyakit.



Memprediksi tingkah laku tidak sehat.




Memahami peran psikologi dalam experience of illness.



Mengevaluasi peran psikologi dalam treatmen.
Selain itu, teori-teori psikologi juga dapat dimanfaatkan dalam mempromosikan tingkah

laku sehat dan mencegah sakit/munculnya penyakit dalam skala individu maupun yang lebih luas
(kelompok, komunitas maupun masyarakat).
Harapannya semua orang berada dalam kondisi sehat. Psikologi Kesehatan (keperawatan)
dikembangkan untuk memahami pengaruh psikologis terhadap bagaimana seseorang menjaga
dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang
mereka lakukan saat mereka jatuh sakit.
Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan
intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan yang
dideritanya. Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan “sehat” sebagai tidak sakit. Sehat dilihat
sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial.
Psikologi kesehatan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup.
Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana

mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas
fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki
pola makannya.
Psikologi Kesehatan juga mempelajari aspek-aspek psikologis dari pencegahan dan
perawatan sakit. Seorang psikologi kesehatan misalnya, membantu mereka yang bekerja di
lingkungan yang memiliki tingkat stress yang tinggi untuk mengelola stress dengan efektif,
sehingga tekanan yang dialami di lingkungan kerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka.
Seorang psikolog kesehatan juga dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita suatu
penyakit agar dapat menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan penyakit tersebut atau untuk
mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang merawatnya.Psikologi kesehatan juga
fokus pada etiologi dan kaitannya dengan kesehatan, sakit dan disfungsi.
Etiologi merujuk pada asal dan penyebab sakit, dan psikolog kesehatan secara khusus
tertarik pada faktor-faktor perilaku dan sosial yang menyumbang kesehatan dan sakit dan
disfungsi. Faktor-faktor tersebut meliputi kebiasaaan yang merusak atau menunjang kesehatan

seperti konsumsi alkohol, merokok, olahraga, mengenakan sabuk pengaman, dan cara-cara
‘berkawan’ dengan stress. Pada akhirnya, psikolog kesehatan menganalisa dan berusaha
meningkatkan system perawatan kesehatan dan merumuskannya dalam kebijakan kesehatan.
Psikologi kesehatan mempelajari dampak institusi kesehatan dan tenaga medis dan paramedis
terhadap perilaku orang.

Psikologi kesehatan bertujuan untuk memahami dinamika psikologis individu yang tetap
menjaga kesehatannya, dinamika psikologis individu yang sehat namun kemudian mendapat
diagnosa penyakit kronis serta dinamika psikologis individu saat merespon keadaan sakit kronis
yang sedang dialami. Kita pasti pernah bertemu dengan orang yang tampak selalu sehat dan
jarang sakit. Terbersit dalam benak kita, apa yang dilakukan orang tersebut sehingga
kesehatannya terjaga? How does he or she maintain his or her health? Dinamika psikologis apa
yang tercermin pada individu yang berhasil menjaga kesehatannya? Kita pernah pula berjumpa
dengan orang yang sehat, namun setelah orang tersebut mendapat diagnosa penyakit tertentu,
muncul banyak perubahan pada dirinya. Perubahan fisik dan juga perubahan emosional. Orang
tersebut menjadi lebih sensitif perasaannya-lebih emosional, menjadi kurang semangat dalam
berkarya-malas, bahkan mungkin memperlihatkan perubahan perilaku yang sangat berbeda
dalam kesehariannya.
Dinamika psikologis apa yang terlihat pada individu yang demikian? Kita mungkin juga
pernah bertemu dengan orang yang tengah berjuang dalam menghadapi penyakit kronis yang
dideritanya. Kita seolah dapat membaca cerminan jiwanya, antara yakin dan tidak yakin bahwa
dirinya bisa terbebas dari penyakit yang dideritanya. Terkadang kita melihat orang itu tampak
bersemangat dan akan melakukan apapun demi kesembuhannya, namun di saat lain kita
meyaksikan orang tersebut berada pada puncak keputusasaannya. Sehingga apapun yang kita
katakan atau kita lakukan seolah tidak terlalu bermakna bagi dirinya. Dinamika psikologis apa
yang ada pada individu yang demikian? Dinamika psikologis individu yang sehat ? Individu ini

menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang teramat penting. Bentuk kesadaran ini
tercermin dalam perilaku sehat (health behaviour). Perilaku sehat adalah perilaku seseorang
dalam mempertahankan status kesehatannya. Olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan
sehat dan bergizi adalah contoh perilaku sehat.
Individu selalu belajar (learn) dari kisah kesehatan orang lain. Proses ini adalah bagian
dari dinamika psikologis orang yang sehat. Karena ia mendapatkan pemahaman (insight)

bagaimana menjaga kesehatannya dan bagaimana terhindar dari penyakit yang dialami oleh
orang lain. Sehingga jika ada keinginan untuk melakukan perilaku yang tidak sehat (poor health
behavior) – misal merokok – akan selalu ada yang informotaknya untuk tidak meneruskan
keinginan berperilaku tidak sehat.
Dinamika psikologis individu yang sehat kemudian sakit ? Individu yang sehat dapat
melakukan banyak aktivitas secara mandiri. Ketika kemudian ia terdiagnosa dengan penyakit
kronis tertentu akan muncul ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan performansinya.
Kecemasan ini merupakan masalah tersendiri, bukan karena mendatangkan stres bagi individu
namun mempengaruhi kemampuan individu dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari.
Ketika suatu penyakit terjadi pada seseorang, seluruh aspek kehidupannya akan terpengaruh.
Dinamika psikologis dan emosional yang muncul seringkali berupa pertanyaan seperti “siapa
yang akan merawat mereka ketika mereka telah sembuh? Jika pada akhirnya mereka tidak dapat
bekerja lagi, bagaimana mereka dapat membayar/menangani masalah keuangan? Jika selama ini

individu tersebut merasa mampu melakukan semua hal sendiri secara mandiri, dapatkah mereka
kemudian menerima keadaan baru mereka (jadi tergantung pada orang lain). Bagaimana jika
individu

ini

tidak

dapat

lagi

melakukan

hobi

lama?

Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang dideritanya,
yaitu :

1. Penolakan (Denial)
Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung,
stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap
seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa
penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan menyakini bahwa penyakit kronis ini akan
segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek (menolak untuk mengakui
bahwa penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara total dan menolak
untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan
body image).
2. Cemas
Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang
umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi
pada dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu

yang telah menjalani operasi jantung, rasa nyeri yang muncul di daerah dada, akan
memberikan reaksi emosional tersendiri. Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan
memicu reaksi cemas pada individu dengan penyakit kanker.
3. Depresi
Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis.
Kurang lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung

mengalami depresi. Untuk dapat memahami respon yang terjadi atas perubahan yang ada
pada penderita penyakit kronis, perlu pemahaman yang mendalam tentang diri individu
(self) itu sendiri. Self merupakan salah satu konsep utama dalam ilmu psikologi. Para
psikolog mengacu pada self concept sebagai keyakinan atas kualitas dan penilaian yang
dimiliki seseorang.
Penyakit kronis dapat menghasilkan perubahan yang drastis pada self concept dan self
esteem. Beberapa perubahan yang ada bisa bersifat sementara, walaupun ada juga yang
bersifat permanen. Self concept itu sendiri merupakan bagian dari self evaluation
termasuk didalamnya beberapa aspek seperti body image, prestasi, fungsi sosial dan the
private self.
1. The Physical Self
Body image merupakan penilaian dan evaluasi atas fungsi dan penampilan fisik
seseorang. Body image yang rendah berhubungan dengan harga diri yang rendah
diikuti dengan terjadinya peningkatan depresi serta kecemasan.
2. The Achieving Self
Jika keadaan penyakit kronis menjauhkan individu dari aktivitas ini, konsep diri
individu yang bersangkutan bisa terkoyak dan rusak. Namun jika pekerjaan dan hobi
sama sekali tidak terpengaruh oleh keadaan sakit dan sebagainya, individu dapat
memperoleh kepuasan tersendiri dan meningkatkan harga dirinya.
3. The Social Self
Sebagaimana yang telah diketahui bersama, menciptakan kembali kehidupan sosial
pasien penderita penyakit kronis merupakan aspek yang penting. Bentuk sumber daya
sosial yang dapat membantu individu yang menderita penyakit kronis misalnya
dengan pemberian informasi, bantuan dan dukungan emosional. Partisipasi keluarga
dalam proses rehabilitasi merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan. Memberikan

informasi pada anggota keluarga lain (bahkan anak-anak) yang akurat dan cukup
mengenai keadaan individu yangs akit (misalnya gangguan/penyakit yang
dialaminya, proses/treatment yang akan dijalaninya bahka perubahan emosional yang
terlihat) merupakan sesuatu yang penting untuk dilaksanakan agar terhindar dari
kebingungan dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi antara individu yang sakit
dengan pihak keluarga.
Dengan demikian, setiap individu memiliki dinamika psikologisnya tersendiri
bilamana dikaitkan dengan status kesehatannya. Antara individu yang sehat, individu
yang sehat kemudian sakit dan individu yang telah terkena penyakit kronis memiliki
dinamika psikologis dan emosional yang harus dipahami. Psikologi kesehatan
mencoba memahami aspek kejiwaan (psikologis dan emosional) individu yang berada
pada salah satu situasi diatas (terlebih pada individu yang sakit).

Penerapan psikologi dalam bimbingan dan penyuluhan
Bimbingan dan penyuluhan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam
rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah
dalam lingkungan hidupnya, agar orang tersebut mampu mengatasi dirinya sendiri, sehingga
timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup saat sekarang dan masa
depannya. Jadi jelas, bahwa sasaran bimbingan dan penyuluhan adalah pemebrian kecerahan
bathin.

Penerapan psikologi dalam hubungan kemasyarakatan
Dalam kehidupan kemasyarakatn dikenal adanya “pengembangan masyarakat”, yang
berusaha mendayagunakan potesi-potensi manusiawai masyrakat untuk lebih memajukan peri
kehidupan dan kemakmuran masyarakat. Dengan pendekatan psikologi diadakanlah program
pendidikan masyarakat, p[rogram pengajaran sambil bekerja, program pemberantasan buta
kasara dan sebagainya.
Diangnosa masalah-masalah social merupakan kegiatan para ahli”pekerja social” dalam
menentukan penyebab penyakit-penyakit sosial sehingga ditemukan jalan keluar yang dapat
ditempih dan dijalankan dalam terapi sosial.
Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan
masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya

(resources) yang ada didalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif,
promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.
Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan pengembangan potensi
dan sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini pada hakekatnya adalah menumbuhkan,
membina dan mengembangkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan kesehatan.
Menumbuhkan partisipasi masyarakat tidaklah mudah, memerlukan pengertian,
kesadaran, dan penghayatan oleh masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan mereka
sendiri, serta upaya-upaya pemecahannya. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan
masyarakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Jadi pendekatan utama
yang diajukan oleh Winslow dalam rangka mencapai tujuan-tujuan kesehatan masyarakat
sebenarnya adalah salah satu strategi atau pendekatan pendidikan kesehatan. Selanjutnya
Winslow secara implisit mengatakan bahwa kegiatan kesehatan masyarakat itu mencakup:


·

Sanitasi lingkungan



·

Pemberantasan penyakit



·

Pendidikan kesehatan (higiene)



·

Manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan



·

Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan masyarakat.

Dari 5 bidang kegiatan kesehatan masyarakat tersebut, 2 kegiatan diantaranya yakni
kegiatan pendidikan higiene dan rekayasa sosial adalah menyangkut kegiatan pendidikan
kesehatan. Sedangkan kegiatan bidang sanitasi, pemberantasan penyakit dan pelayanan
kesehatan sesungguhnya tidak sekedar penyediaan sarana fisik, fasilitas kesehatan dan
pengobatan saja tetapi perlu upaya pemberian pengertian dan kesadaran kepada masyarakat
tentang manfaat serta pentingnya upaya-upaya atau fasilitas fisik tersebut dalam rangka
pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan mereka. Apabila tidak disertai dengan
upaya-upaya ini maka sarana-sarana atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau kurang berhasil
serta optimal.
Batasan lain disampaikan oleh Ikatan Dokter Amerika (1948). Kesehatan masyarakat
adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Batasan ini mencakup pula usaha-usaha masyarakat
dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik
sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial dan
itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran psikologi dalam dunia
kesehatan sangat lah signifikan. Karena dengan psikologi kita dapat mengetahui sikap psikologis
seorang pasien. Selain itu psikologi juga dapat berperan dalam memberikan pengarahan kepada
pasien ketika pasien sakit dan memberikan motivasi agar pasien tidak patah semangat apalagi
sampai frustasi dan depresi.Sebelumnya peran psikologi dalam kesehatan juga berperan terhadap
seseorang agar dapat menjaga dirinya untuk selalu tetap sehat dan mencegah agar dirinya tidak
sakit karena kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan psikis sang seseorang.

Kegunaan Psikologi dalam Bidang Kesehatan Masyarakat
Psikologi:

Fifi Amalia

Dhilla Lharisa
1411212037