IMPLIKASI ETIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Sistem Informasi Manajemen yang dibina oleh Bapak Muhammad Arief Oleh : Sherly Crisilia 140411602320 Silvi Laili Ariski 140411602383 Siti Robfi’ah 140411602225 Siti Nur

IMPLIKASI ETIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sistem Informasi Manajemen
yang dibina oleh Bapak Muhammad Arief

Oleh :
Sherly Crisilia

140411602320

Silvi Laili Ariski

140411602383

Siti Robfi’ah

140411602225

Siti Nur Maslikah


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
September 2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang, hardware,
softwarejaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah,dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan Pengertian Sistem Informasi
Secara umum merupakan kegiatan atau aktifitas yang melibatkan serangkaian proses dan
berisi informasi- informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. SISKO mampu
memberikan kemudahan pihak pengelola menjalankan kegiatannya dan meningkatkan
kredibilitas dan akuntabilitas dalam berbagai bidang.
Proses penggunaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan dasar yang
muncul dan dikenal sebagai Informatika Masyarakat. Masyarakat informatika melibatkan
diri lebih dari sekedar pengadopsian teknologi informasi dan komunikasidi dalamnya, tetapi
ikut dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi demi keuntungan masyarakat

lokal. Masyarakat informatika tidak hanya menghadapkan teknologi, tetapi juga gagasan
sosial yang dikenal sebagai modal sosial. Masyarakat informatika juga memperkenalkan
dimensi baru ke dalam konsep pembagian masyarakat berdasarkan modal budaya dan kelas
sosial yang menstratifikasi masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana membedakan antara perilaku etika, moral dan hokum?
2. Bagaimana mengenal peran etika dalam bisnis, dan perlunya budaya etika dalam
perusahaan?
3. Bagaimana etika berhubungan dengan system informasi?
4. Bagaimana CIO dapat mencapai praktek yang etis dalam jasa informasi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat membedakan antara perilaku etika, moral dan hokum.
2. Dapat mengenal peran etika dalam bisnis, dan perlunya budaya etika dalam perusahaan.
3. Memahami hubungan etika dengan system informasi.
4. Mengetahui bagaimana CIO dapat mencapai praktek yang etis dalam jasa informasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. MEMBEDAKAN ANTARA MORAL, ETIKA DAN HUKUM
a. Moral

Moral adalah tradisi kepercyaan mengenai perilaku benar dan salah. Moral adalah
intuisi social dengan suatu sejarah dan daftar peraturan. Saat seseorang tumbuh dan
matang secara fisik dan mental, maka akan mempelajari peraturan-peraturan yang
masyarakat harapkan untuk kita ikuti. Peraturan-peraturan tingkah laku ini adalah moral.
Walaupun berbagai masyarakat tidak mengikuti satu sel moral yang sama, terdapat
keseragaman kuat yang mendasar. “melakukan apa yang benar secara moral” merupakan
landasan perilaku social.
b. Etika
Kata ethis beaker dari bahas yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah satu
set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau
masyarakat. Semua individu bertanggung jawab pada masyarakat atas perilaku mereka.
Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu masyarakat ke
masyarakat lain. Perbedaan ini dapat dilihat di bidang computer dalam bentuk perangkat
lunak bajakan yaitu perangkat lunak yang digandakan secara illegal lalu digunakan atau
di jual.
Pada tahun 1994 diperkirakan 35% perangkat lunk yang digunakan di Amerika
Serikat telah dibajak, dan angka ini melonjak 92% di Jepang dan 99% di Thailand.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa para pemakai computer di Jepang dan dii
Thailand kurang etis daripada pemakai di Amerika Serikat. Namun tidak passti demikian,
beberapa kebudayaan terutama di negara-negara timur, menganjurkan sikap berbagi.

Suatu pepatah cina mengatakan “orang yang berbagi patut di hargai, orang yang tidak
berbagi patut di cerca”.
c. Hokum
Hokum adalah peraturan perilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat,
seperti pemerintah, pada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit hokum
yang mengatur penggunaan computer. Hal ini karena computer merupakan penemuan
baru dan system hokum kesulitan mengikutinya.

Kasus pertama kejahatan computer terjadi pada tahun 1966, saat programmer
untuk suatu bank membuat suatu tambahan di program sehingga program tersebut tidak
dapat menunjukkan bahwa pengambilan dari rekeningnya telah melampausaldo. Ia dapat
terus menulis cek walau tidak ada lagi uang dalam rekeningnya. Penipuan ini teru
berlangsunng hingga computer tersebut rusak, dan pemrosesan secara manual
mengungkapkan saldo yang telah diminta. Programmer tersebut tidak dituntut melakukan
kejahatan computer, karena peraturan hukumnya belum ada. Sebaliknya, ia dituntut
membuat entry palsu di catatan bank.
d. Menempatkan moral, etika dan hokum dalam perspektif
Dapat dilihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai
moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai, dan juga hukum yang
berlaku. Hukum paling mudah diinterprestasikan karena berbentuk tertulis. Di pihak lain,

etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak desepakati oleh semua anggota
masyarakat. Bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang memperoleh
banyak perhatian.
B. PERLUNYA BUDAYA ETIKA DALAM PERUSAHAAN
Pendapat yang luas terdapat dalam bisnis adalah bahwa suatu perusahaan
mencerminkan kepribadian pemimpinnya. Misalanya, pengaruh Kolonel John Patterson
pada National Cash Register, atau pengaruh Thomas J. Watson pada IBM selama paruh
pertama abad ini membentuk kepribadian perusahaan-perusahaan tersebut.
Hubungan antara CEO dengan perusahan merupakan dasar budaya etika. Jika
perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindkan dn katakatanya. Mmanajemen puncak pemimpin dengan memberi pengarahan tentang budaya
etika.
a.

Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di

seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Para
eksekutif mencapai penerapan ini melalui satu metode tiga lapis, yaitu dalam bentuk
corporate credo, program-program etika, dan kode etik khusus perusahaan. Berikut
lapisan-lapisan tersebut dan hubungannya.


1. Menetapkan
credo perusahaan

2. Menetapkan
program etika

3. Menetapkan
kode etik perusahaan
Corporate credo adalah pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegaskan
perusahaan. Tujuan credi ini adalah menginformasikan orang-orang dan organisasiorganisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan mengenai nilai-nilai etis perusahaan.
Contoh corporate credo dari Swcurity Pasific Corporation, suatu bank yang berpusat di
Los Angeles, dan terdiri dari enam kometmen tujuan.
Program etika adalah suatu system yang terdiri dari berbagai aktivitas yang
dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan corporate credo. Suatu
aktivitas yang umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi karyawan baru.
Selama pertemuan ini, subyek etika mendapat cukup pehatian. Contoh lain dari program
etika adalah audit etika, seperti yang dipraktekkan oleh Dow Corning. Alam audit etika,
seorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama
beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksankan coporate

credo.
b.

Menempatkan Credo, Program, dan Kode Etik Perusahaan dalam Perspektif
Seorang professor pamasaran di Universitas of Notre Dame, yakin bahwa cara yang

baik untuk menempatkan contoh-contoh budaya etika dalam perspektif adalah dengan
menyamakannya dengan agama Kristen. Corporate credo dapat disamakan dengan
sepuluh perintah, dan program-program etika dapat disamakan dengan kebaktian gereja,
dank ode etik perusahaan dapat disamakan dengan Alkitab. Manajemen menggunakan
hal-hal ini untuk mendorong budaya etika yang perlu diikuti perusahaan dan pegawainya

dalam berhuungan satu sama lain dan dalam berhubungan dengan elemen-elemen di
llingkungan perusahaan.
C. HUBUNGAN ETIKA DAN JASA INFORMASI
a. Pengertian etika computer
James H. Moor (dalam, Raymond Mcleod) mendefinisikan bahwa etika komputer
sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer, serta formulasi
dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis
Berdasarkan pernyatan tersebut, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama,

manajer yang paling bertanggung jawab atas aktivitas tersebut adalah CIO. Tanggug
jawab CIO yang pertama yaitu, waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi
masyarakat. Kedua, CIO harus berbuat sesuatu dengan memformulasikan kebijakankebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat.
CIO tidak bertanggung jawab secara umum, para manajer puncak lainnya juga
bertanggung jawab. Keterlibatan seluruh bagian perusahaan termasuk pegawai
merupakan suatu keharusan mutlak dalam dunia end-user computing, mereka harus
bertanggung jawab atas penggunaan komputer yang etis di dalam perusahaan.
b. Alasan pentingnya etika computer
James H. Moor (dalam, Raymond Mcleod) menyatakan bahwa terdapat tiga
alasan utama tentang tingginya minat masyarakat terhadap etika komputer. Alasanalasan tersebut adalah kelenturan logika (logical malleability), faktor transformasi, dan
faktor-faktor tak kasat mata (invisibility factors).
Kelenturan logika yaitu kemampuan memprogram komputer untuk melakukan
apapun yang kita inginkan. Kelenturan logika ini menakutkan karena orang-orang yang
berada di belakang kompute dapat memberikan perintak kepada komputer sesuka hati
mereka, hal itu ditakuti masyarakat.
Faktor transformasi dijadikan alasan pentingnya etika komputer karena faktanya
komputer dapat mengubah cara kita melakukan sesuatu secara drastis. Contohnya yaitu
dulu para manajer harus berkumpul secara fisik di satu lokasi, sekarang mereka dapat
bertemu dalam bentuk konferensi video untuk membahas sesuatu yang penting.


Faktor tak kasat mata yaitu bagian-bagian dalam komputer yang tidak dapat
terlihat secara kasat mata, hal ini membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang
tidak terlihat, perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak
terlihat. Dampak-dampak dari adanya grogram yang tak kasat mata yaitu:
1) Nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat adalah perintah-perintah yang programer
kodekan menjadi program yang mungkin dapat atau tidak menghasilkan pemrosesan
yang diinginkan pemakai.
2) Perhitungan rumit yang tidak terlihat adalah bentuk-bentuk program yang
sedemikian rumit sehingga tidak dimengerti oleh pegawai.
3) Penyalahgunaan yang tidak terlihat meliputi tindakan yang sengaja melanggar
batasan hukum dan etika.
c. Hak Sosial Dan Computer
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu yang berkaitan dengan penggunaan komputer.
1) Hak atas computer
Masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer, spesialis
komputer dan pengambilan keputusan komputer. Hak atas akses komputer berarti
walaupun masyarakat tidak memiliki sebuah komputer, mereka tetap berhak
mengakses komputer. Hak atas keahlian komputer berarti dalam mempersiapkan
pelajar untuk bekerja di masyarakat modern, para pedidik menganggap bahwa
pengetahuan tentang komputer sebagai suatu kebutuhan. Hak atas spesialisasi

komputer berarti seseorang mustahil memperoleh semua pengetahuan dan keahlian
komputer yang diinginkan, oleh karena itu mereka harus memilih ke para spesialis
untuk mengakses pengetahuan komputer. Hak atas pengambilan keputusan
komputer berarti masyarakat tidak banyak berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan

mengenai

bagaimana

komputer

diterapkan,

namun

masyarakat

mempunyai hak dalam pengambila keputusan tersebut.
2) Hak atas informasi

Klasifikasi hak asasi manusia dalam area komputer yang paling luas
dipublikasikan adalah PAPA yang dibuat oleh Richard O, Mason. PAPA
menggambarkan empat hak asasi masyarakat dalam hal informasi. PAPA merupaka

singkatan dari privacy (prifasi), accuracy (akurasi), property (kepemilikan), dan
accessibility (aksesbilitas)
a) Hak atas privasi yaitu masyarakat mempunyai privasi yang tidak boleh diketahui
pihak lain, namun dengan adanya komputer dapat mempermudah pengintaian
maupun mengetahui privasi orang lain.
b) Hak atas akurasi yaitu komputer memiliki tingkat akurasi yang tidak dimiliki
oleh sistem non komputer, namun tidak jarang komputer dapat melakukan
kesalahan juga dalam hal keakurasian.
c) Hak atas kepemilikan berhubungan dengan hak milik intelektual yang dulu
disalahgunakan sebelum adanya UU tentang hak paten, namun sekarang dengan
adanya UU hak paten dapat melindungi hak milik tersebut.
d) Hak atas akses berarti dengan adanya database komputer membuat masyarakat
sulit untuk mengaksesnya, padahal sebelum adanya database komputer
masyarakat mudah mengakses informasi melaluibentuk dokumen yang cetak dan
non cetak.
3) Kontrak sosial jasa informasi
Richard O. Mason meakini bahwa untuk memecahkan permasalahan etika
komputer, jasa informasi harus masuk kedalam suatu kontrak sosial yang
memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial. Kontrak ini
tidak tertulis namun tersirat dalam segala sesuatu yang dilakukan jasa informasi.
Kontrak tersebut meyakini bahwa:
a) Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja mengganggu privasi seseorang.
b) Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer.
c) Hak milik intelektual akan dilindungi.
d) Komputer akan dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar
dari ketidaktahuan informasi.

D. CIO DAPAT MENCAPAI PRAKTIK YANG ETIS DALAM JASA INFORMASI.
a. Persepsi etika CIO
Persepsi-persepsi yang mungkin dimiliki oleh seorang CIO yaitu:
1) Memanfatkan kesempatan untuk bertindak tidak etis. Para CIO memiliki kesempata
untuk memilih menggunakannya secara etis maupun tidak etik terhadap sistem
informasi.
2) Etika membuahkan sukses. Para CIO yang berhasil berperilaku etis dapat
memperoleh

kesusksesan,

dan

untuk

sukses

seseorang

tidak

perlu

mengkompromikan etikanya.
3) Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawab sosial. Manajer harus
mendahulukan tanggung jawab mereka pada masyarakat daripada tanggungjawab
mereka pada perusahaan, dan baik perusahaan maupun manajer memiliki tanggung
jawab sosial yang melebihi tanggung jawab pada pemegang saham.
4) Manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan. Manajer puncak
pada perusahaan harus menyatakan bahawa perusahaan tidak dapat mentolerir
perilaku tidak etis dan akan mengambil tindakan terhadap mereka yang melanggar
standar tersebut.
b. Rencana tindakan untuk mencapai operasi komputer yang etis
Don Parker dari SRI International menyarankan agar CIO mengikuti rencana
sepuluh langkah dalam mengelompokkan perilaku dan menekankan standar etika dalam
perusahaan.
1) Formulasikan suatu kode etis
2) Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah seperti
penggunaan jasa komputer untuk pribadi an hak milik atas program dan data
komputer.
3) Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap para pelanggar seperti teguran,
penghentian dan tuntutan.
4) Kenali perilaku etis.
5) Fokuskan perhatian pada etika melalui program-program seperti pelatihan dan
bacaan yang disyaratkan.
6) Promosikan UU kejahatan komputer dengan memberikan informasi pada karyawan.

7) Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggujawaban tiap spesialis
informasi untuk semua tindakannya, dan kurangi godaan untuk melanggar fengan
program-program seperti audit etika.
8) Dorong penggunaan program-program rehabilitasi yang memperlakukan pelanggar
etika dengan cara yang sama seperti perusahaan mempedulikan pemulihan bagi
alkoholik atau penyalahguna obat bius.
9) Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional.
10) Berikan contoh.

BAB III
KESIMPULAN
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai, dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling mudah
diinterprestasikan karena berbentuk tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis
dan tidak desepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika komputer
inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.
Hubungan antara CEO dengan perusahan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan
harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindkan dn kata-katanya.
Mmanajemen puncak pemimpin dengan memberi pengarahan tentang budaya etika.
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu yang berkaitan dengan penggunaan computer yaitu,
Hak atas computer, Hak atas informasi, Kontrak sosial jasa informasi.

DAFTAR RUJUKAN
McLeod. Raymond, 2001, “Management Information System”, Jakarta:Prentice Hall.inc
Sumber lain :
http://ajie-informatikajay.blogspot.com/2010/01/makalah-learning-implikasi-etis-dari.html
http://Lamtiurs.blogspot.com/2008/03/etika-teknologi-informasi-komunikasi.html. diunduh
27 September 2015

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SD N KALINEGORO 5 KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 20142015 Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan penulisan skripsi

0 0 15

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMY ARTIKEL TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Komunikasi In

0 0 17

DAMPAK PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS TERHADAP KORBAN PELECEHAN SEKSUAL) ARTIKEL TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pelecehan Seksual terhadap Perilaku Sosial: Studi Kasus terhadap K

0 0 17

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD NEGERI KEBONDOWO 01 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA LAPORAN TAHUNAN : Studi empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011

0 0 15

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIOR UNTUK MENGATASI MALAS BELAJAR SISWA KELAS V SD 2 JEPANGPAKIS KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

0 0 16

SISTEM INFORMASI PEMESANAN PRODUK PERLENGKAPAN FASHION WANITA BERBASIS WEB UNTUK MEDIA PEMASARAN PAGUYUBAN KONVEKSI PADURENAN GEBOG KUDUS

0 0 10

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KUD SENDANG JAYA DI KECAMATAN GEBOG KUDUS

0 0 16

KEMAMPUAN MENDONGENG GURU SD DENGAN TEKNIK PAGELARAN WAYANG BEBER UNTUK PEMBELAJARAN

0 0 11

UPAYA MENGURANGI FREKUENSI PENGGUNAAN FACEBOOK PADA SISWA KELAS VIII-E SMP 2 BAE KUDUS MELALUI BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 21