MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMY ARTIKEL TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Komunikasi In

  

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA

SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 MELALUI TEKNIK

  

TOKEN ECONOMY

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

Anton Fauzi

  

132013014

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

  

2017

  

LEMBAR PERSETUJUAN

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA

SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 MELALUI TEKNIK

  

TOKEN ECONOMY

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

Anton Fauzi

  

132013014

Disetujui oleh :

Drs. Sumardjono Pm., M.Pd. Drs. Umbu Tagela, M.Si.

  

Pembimbing I Pembimbing II

  

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA

SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 MELALUI TEKNIK

  Oleh : Anton Fau zi

  Pembimbing :

Drs. Sumardjono Pm., M.Pd dan Drs. Umbu Tagela, M.Si

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  

Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi peningkatan Komunikasi Interpersonal melalui teknik Token Economy pada peserta didik kelas

  VIII A SMP Stella Matutina Salatiga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina Salatiga tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 9 peserta didik yang memiliki Komunikasi Interpersonal rendah yang ditentukan secara purposive

  

sampling .Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan instrumen skala

  Komunikasi Interpersonal berdasarkan DeVito (2011) yang diadopsi dari Damayanti (2014) . Teknik analisis data menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pretest dari kedua kelompok eksperimen dan kontrol yang menghasilkan p = 0,755. > 0,050, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian eksperimen dapat dilanjutkan. Hasil analisis data hasil Pretest dan Postest kelompok ekperimen dengan menggunakan teknik analisis Mann-Whitney Test maka diperoleh hasil Asymp. Sig, 2-Tailed 0.002 < 0.050 dengan Mean Rank

  

Pretest kelompok ekperimen adalah 5,61 dan Mean Rank Postest kelompok

  ekperimen adalah 13,39. Jadi, terdapat peningkatan Komunikasi Interpersonal yang signifikan setelah kelompok ekperimen menerima Token Economy.. Artinya hipotesis yang diajukan berbunyi teknik Token Economy dapat meningkatkan secara signifikan Komunikasi Interpersonal peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina, dapat diterima.

  Kata kunci: Token Economy , Komunikasi Interpersonal, Peserta didik

  Kelas VIII A SMP Stella Matutina

  PENDAHULUAN

  Menurut Ali (2012) Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak. Di sekolah peserta didik akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru yang nantinya akan di gunakan baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun di tempat pekerjaan. Dalam proses pembelajaran peserta didik sering berhadapan dengan berbagai masalah, tidak hanya masalah mata pelajaran, namun peserta didik sering kali dihadapkan dengan masalah yang menyangkut hubungan sosial.

  Peserta didik di Sekolah pasti memiliki hubungan sosial dengan teman sebayanya karena pada hakekatnya peserta didik juga makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup. Salah satu cara berhubungan dengan peserta didik lain yaitu dengan cara berkomunikasi. Tanpa hubungan sosial yang baik dengan individu yang lain dapat mempengaruhi kesehatan mental peserta didik. Jika hubungan dengan peserta didik lain buruk, maka peserta didik dapat mengalami stres dan hal ini dapat mengganggu kesehatan peserta didik.

  Hal tersebut didukung penelitian menunjukkan bahwa terdapat 22 % siswa kelas VIII A SMP 1 Kunjang Kediri yang mengalami keterisoliran. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya perilaku suka menyendiri ketika jam istirahat berlangsung, dijauhi teman-teman sekelasnya, saat pembagian kelompok tidak mendapatkan kelompok, dan tidak berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan, permasalahan mengenai anak yang terisolir mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal harus terjalin secara positif dan perlu adanya upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan komunikasi interpersonal. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan komunikasi interpersonal peserta didik. Salah satu cara yang dapat meningkatkan komunikasi interpersonal peserta didik yaitu menggunakan Token Economy. Penulis akan melakukan penelitian ya ng berjudul “ Meningkatkan

  Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Kelas VIII A SMP Stella Melalui Teknik Token Economy ”.

  LANDASAN TEORI 1. Komunikasi Interpersonal

  Komunikasi Interpersonal menurut DeVito (2011) adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

  Menurut DeVito (2011), aspek-aspek komunikasi interpersonal antara lain : a.

  Keterbukaan (Opennes) Kesediaan untuk terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, dimana tidak ada yang disembunyikan, dan mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secra jujur terhadap stimulus yang dating dimana komunikator disini mesti tanggap dan kritis dalam menerima stimulus tersebut serta bertanggung jawab atas informasi yang disampaikan kepada orang lain.

  b.

  Empati (Empathy) Ikut merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama, dimana rasa empati akan membuat seseorang komunikasinya. Empati yang terjadi selama komunikasi berlangsung, menjadikan para pelakunya memiliki pemahaman yang sama mengenai perasaan masing-masing karena masing-masing pihak berusaha untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

  c.

  Sikap mendukung (Supportive-ness)

  Sikap mendukung adalah suatu yang mendorong terjalinnya hubungan baik atau berkomunikasi yang emapatik dan menciptakan suasana yang baik.

  d.

  Sikap positif (Positiveness) Kepositifan dalam berkomunikasi menjadikan seseorang dapat menghargai dirinya secara positif. Dorongan secara positif menjadikan seseorang dapat menghargai orang lain secara positif. Sikap positif dapat diwujudkan melalui dua acara yaitu menyatakan sikap positif terhadap diri sendiri dan dorongan secara positif untuk lawan interaksi.

  Membuat dan Men-display aturan

  e.

  b.

  Erford mengusulkan untuk menyebutkan secara spesifik perilaku-perilaku itu dan mendiskripsikan standar untuk kerja yang memuaskan.

  Mengidentifikasi perilaku-perilaku yang ingin dirubah.

  Menurut Reid ( dalam Erford, 2016 ) menyediakan langkah-langkah untuk melaksanakan Token Economy, yaitu : a.

  g. Sistem token dapat memungkinkan untuk mengukur penguatan sosial.

  mengarahkan ke peningkatan moral konseli dan staf.

  economy dapat

  Token

  f.

  Individu memiliki kesempatan untuk menentukan bagaimana menggunakan token yang didapat.

  Token adalah bentuk dari penguatan positif.

  e.

  d.

  Token dapat digunakan sebagai motivator konkrit ( concrete motivator) untuk mengubah tingkah laku tertentu.

  Token dapat mengurangi penundaan antara tingkah laku yang c.

  b.

  Token tidak mengurangi nilai insentif, terutama ketika kekuatan pemerolehan (earning power) dan nilainya meningkat seiring dengan peningkatan peringkat.

  Menurut Corey (dalam Komalasari : 2011) penggunaan token sebagai reinforcer untuk membentuk tingkah laku memiliki beberapa keuntungan

  menerima suatu token ketika mereka memperlihatkan perilaku yang diinginkan. Token Economy menurut Loekmono (2003) adalah salah satu teknik yang biasanya digunakan untuk menghapuskan suatu perilaku yang tidak diinginkan.

  Token Economy adalah bentuk reinforcement positif di mana klien

  Menurut Bradley T. Erford (2016)

   Ekonomi – Token (Token Economy )

  Kesetaraan (Equility) Kesetaraan antar pelaku merupakan suatu keharusan agar proses komunikasi dapat berjalan menerima dan mengakui bahwa kedua pihak dalam komunikasi adalah sama-sama bernilai dan berharga atau memberi orang lain orang lain penerimaan (penghargaan) yang positif tanpa syarat 2.

  • – keuntungan, diantaranya : a.
Sangat penting untuk memastikan bahwa semua peserta memahami aturan untuk memberikan token, kuantitas token yang yang berbeda.

  c.

  Menetapkan “harga” dengan memilih berapa banyak token yang harus dimiliki partisipan sebelum menukarkannya untuk backup

  Economy dengan Teknik Pembanjiran

  Penelitian yang dilakukan Dilyan (2013) yang berjudul Pengaruh Model Konseling Behavioral Teknik Token

  yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dimana kelompok eksperimen menghasilkan nilai posttest yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.

  significant (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000

  Penelitian yang dilakukan oleh Murfidah (2013) yang berjudul“ Efektivitas pemberian reward melalui metode token ekonomi untuk meningkatan kedisiplinan anak usia dini” menujukkan bahwa nilai

  Sebelum menerapkan sistemnya, penanggung jawabnya seharusnya sistemnya, memastikan harganya akurat : jika seorang partisipan tidak mampu mengumpulkan cukup token untuk melakukan pembelian, mereka akan kehilangan motivasi untuk terlibat dalam perilaku yang diinginkan.

  reinforcer.

  f.

   Menentukan kapan klien dapat

  memiliki daya tarik bagi klien. Untuk menekan matrealistis dan mendorong interksi sosial, menu reward-nya seharusnya memasukkan sejumlah kegiatan di mana klien dapat terlibat dengan orang lain (misalnya, makan siang dengan guru, 15 menit bermain bersama sahabat, 15 menit bermain permainan papan bersama ayah dan ibu).

   Menentukan backup reinforcer Back up reinforcer haruslah

  e.

  Token haruslah aman, kuat, mudah diberikan, dan sulit direplikasikan seperti lembar check, stiker, stik kayu atau cip game plastik.

  Memilih apa yang digunakan sebagai token.

  d.

  menukarkan token untuk mendapatkan reward.

  untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Pada Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaraja menunjukkan bahwa hasil analisis kelompok eksperimen I menghasilkan t/hitung > t/tabel (130,5> 2,365), t/hitung > t/tabel (167,6> 2,365). Konseling behavioral teknik Token

  Economy dan Teknik Pembanjiran

  memiliki perbedaan yaitu R1>R2 atau 163>103. Hasil hipotesis menunjukkan H > X2kw (α) (k-1) ( 671 > 5,59) maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berbunyi 1) terdapat pengaruh konseling behavioral teknik Token

  Economy terhadap keterampilan

  Komunikasi Antar Pribadi siswa, 2) terdapat pengaruh konseling behavioral teknik pembanjiran terhadap keterampilan komunikasi antar pribadi siswa, 3) terdapat perbedaan pengaruh antara konseling behavioral teknik Token Economy dengan konseling behavioral Teknik Pembanjiran terhadap keterampilan Komunkasi Antar Pribadi siswa kelas

  X MIA SMA Negeri 1 Singaraja, yang berarti teknik Token Economy lebih berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan Komunikasi Antar Pribadi siswa.

  Hipotesisnya adalah Terdapat peningkatan yang signifikan Komunikasi Interpersonal peserta didik kelas VIII A SMP Stella 2016/2017 melalui teknik Token Economy.

  METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

  Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian ekperimen. Penelitian eksperimen yang digunakan adalah

  desain pretest-posttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua

  kelompok ekperimen (kelompok yang diberikan treatment) dan kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment.

  2. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina, dibagi menjadi 2 kelompok berjumlah 9 peserta didik masuk dalam kelompok ekperimen (KE) dan 9 peserta didik masuk dalam kelompok kontrol (KK).

  3. Variabel Penelitian

  Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  a.

   Variabel bebas (X) :Teknik Token Economy

  b.

  Pre-test dilaksanakan pada tanggal

  89.00 Total

  9.89

  9

  82.00 Kontrol

  9.11

  9

  Nilai Ekperime n

  Tabel 1. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Ekperimen dan Kelompok Kontrol Hasil Uji Mann-Whitney Test Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

  Tabel 1. di bawah ini merupakan hasil uji homogenitas antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.

  VIII A SMP Stella Matutina Salatiga, maka diperoleh 18 peserta didik dan dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 9 peserta didik menjadi kelompok ekperimen dan 9 peserta didik menjadi kelompok kontrol.

  20 Maret 2017 dengan menyebar skala Komunikasi Interpersonal yang terdiri dari 50 item pernyataan. Skala tersebut diberikan kepada 31 peserta didik kelas

  Test Awal (Pre-test)

   Variabel terikat (Y) : Komunikasi

  HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Penelitian

  Test , karena data yang diperoleh berskala data ordinal.

  Teknik analisis data yang digunakan untik menguji hipotesis dari penelitian ini adalah Mann-Whitney

  6. Teknik Analisis Data

  Pengumpulan data dilakukan dalam rangka mengetahui Komunikasi Interpersonal peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina Salatiga dengan skala Komunikasi Interpersonal yang diadopsi dari penelitian Damayanti (2014) berdasarkan teori DeVito (2011).

  5. Metode Pengumpulan Data

  b. Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera..

  menerima suatu token ketika mereka memperlihatkan perilaku yang diinginkan

  reinforcement positif di mana klien

  Komunikasi Interpersonal

   Definisi Operasional Variabel a.

  Interpersonal 4.

  18

  Test Statistics a Nilai Mann-Whitney U 37.000

  Tabel 2. Uji Mann-Whitney Postest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Ranks Kelompok N Mean Rank

  Whitney Test , sehingga diperoleh hasil

  Berdasarkan hasil posttest pada tabel 2. antara kelompok kontrol dan kelompok ekperimen dengan menggunakan teknik analisis Mann-

  a. Grouping Variable: Kelompok b. Not corrected for ties.

  18 Test Statistics a Posttest Mann-Whitney U 16.500 Wilcoxon W 61.500 Z -2.121 Asymp. Sig. (2-tailed) .034 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .031 b

  61.50 Total

  6.83

  9

  9 12.17 109.50 kontrol

  Sum of Ranks Post test eksperimen

  Penulis memberikan skala Komunikasi Interpersonal kepada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui perbedaan setelah diberikan treatment, maka hasil dari post-test diolah menggunakan teknik analisis Mann- Whitney.

  Wilcoxon W 82.000 Z -.312 Asymp. Sig. (2-tailed) .755 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .796 b

  sesi pertemuan dengan menggunakan 5 topik yang berbeda sesuai aspek Komunikasi Interpersonal berdasarkan teori DeVito (2011).

a. Grouping Variable: Kelompok b. Not corrected for ties.

  Economy dilaksanakan delapan kali

  9 peserta didik, waktu ditentukan dari kesepakatan bersama oleh peserta didik. Pelaksanaan Token

  b. Layanan (Treatment) Dalam pemberian treatment kepada

  Dari hasil Test Statistic di atas dapat dilihat bahwa P = 0,755. Jadi P > 0,05, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ekperimendengan kelompok kontrol sebelum dilakukan treatment , sehingga penelitian dapat dilanjutkan.

  sebesar 9,89 jadi terdapat selisih angka sebesar 0,78.

  Mean Rank kelompok kontrol adalah

  bahwa Mean Rank kelompok eksperimen adalah 9,11 sedangkan

  Test ini, dapat dilihat dari tabel di atas

  Dari uji beda yang dilakukan dengan menggunakan Mann-Whitney

  

Asymp. Sig, 2-Tailed sebesar 0,034 < menggunakan teknik analisis

  0,050 dengan Mean Rank Postest Mann-Whitney Test maka diperoleh kelompok ekperimen adalah 12,17 dan hasil Asymp. Sig, 2-Tailed 0.002 <

  

Mean Rank Posttest kelompok kontrol 0.050 dengan Mean Rank Pretest

  kelompok ekperimen dan kelompok Mean Rank Postest kelompok kontrol sebesar 5,34. Dengan ekperimen adalah 13,39. Jadi, terdapat demikian, terdapat perbedaan yang peningkatan Komunikasi Interpersonal signifikan Komunikasi Interpersonal yang signifikan setelah kelompok pada kelompok ekperimen dan ekperimen menerima Token Economy. kelompok kontrol.

  2. Hipotesis Tabel 3. Pada penelitian ini adalah hi

  Uji Mann-Whitney Pretest dan Postest

  diterima yaitu “ Terdapat peningkatan

  Kelompok Ekperimen

  yang signifikan Komunikasi

  Ranks

  Interpersonal peserta didik kelas VIII

  Sum of Kelompok N Mean Rank Ranks

  A SMP Stella Matutina Salatiga Tahun

  Nilai eks pretest

  9

  5.61 50.50 ajaran 2016/2017 melalui teknik Token eks postest Economy.”

  9 13.39 120.50 PEMBAHASAN

  Total

18 Berdasarkan analisis yang telah

  b dilaksanakan, terlihat tidak ada

  Test Statistics

  perbedaan Komuniksi Interpersonal

  Nilai Mann-Whitney U 5.500 antara kelompok eksperimen dan Wilcoxon W 50.500

  kelompok kontrol (saat pretest dengan

  Z -3.099 nilai Asymp. Sig 0,755 > 0,050. Asymp. Sig. (2-tailed) .002 a Setelah kelompok eksperimen diberi

  Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001

  perlakuan dengan Token Economy a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok

  selama 8 sesi, terjadi perbedaan yang

   Hasil uji Statistik pada tabel 4.7

  signifikan antara kelompok terhadap hasil Pretest dan Postest eksperimen dan kelompok kontrol. kelompok ekperimen dengan

  Perbedaan tersebut dapat dilihat dari hasil posttest dengan nilai Asymp. Sig 0,034 < 0,050. Serta dapat dilihat dari rata-rata mean kelompok eksperimen mengalami perbedaan yang signifikan 9,11 pada saat sebelum eksperimen dan 12,17 setelah selesai eksperimen.

  Menurut Bradley T. Erford (2016)

  Token Economy adalah bentuk reinforcement positif di mana klien

  menerima suatu token ketika mereka memperlihatkan perilaku yang diinginkan. Selama pelaksanaan

  Token Economy yang dilakukan 8

  pertemuan, peserta didik mendapatkan

  reinforcment positif yang nantinya

  dapat ditukar dengan hadiah ketika memperlihatkan perilaku yang diinginkan. Saat mengikuti Token

  economy cukup antusias, terbukti

  selama pelaksanaan Token Economy, peserta didik mendapatkan token di atas rata-rata walau tidak ada satupun yang mendapatkan token penuh. Peserta didik selain mendapatkan

  reward juga dilatih untuk terbuka

  dengan kelompok, berempati dengan kelompok, memberikan dukungan dengan kelompok, bersikap positif kepada diri sendiri maupun kelompok, serta kesetaraan dengan kelompok. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari

  DeVito (2011) bahwa dari kelima aspek diantaranya yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dalam Komunikasi sehingga Komunikasi Interpersonalnya meningkat secara signifikan berdasarkan hasil analisis yang sudah dikemukakan penulis di atas.

  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dilyan (2013) yang berjudul Pengaruh Model Konseling Behavioral Teknik Token Economy dengan Teknik Pembanjiran untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Pada Siswa Kelas X MIA SMA Negeri

  1 Singaraja. Hasilnya menunjukan adanya peningkatan skor Komunikasi Interpersonal melalui teknik Token Economy .

  PENUTUP 1. Kesimpulan

  Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang ditemukan dari penelitian ini adalah bahwa ada peningkatan yang signifikan Komunikasi Interpersonal peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina Salatiga ajaran tahun

  2016/2017 melalui teknik Token

2. Saran

  DeVito, Joseph A. 2011.Komunikasi

  Cetekan Kelima.Yogyakarta : Kanisius

  Intrapersonal & Interpersonal.

  Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi

  Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

  Yang Harus Diketahui Setiap Konselor.

  Pendidikan Ganesha. Jurnal Erford, Bradley T. 2016. 40 Teknik

  Model Konseling Behavioral Teknik Token Economy dengan Teknik Pembanjiran untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Pada Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaraja. Universitas

  Dilyan, Ni Putu Febry 2013. Pengaruh

  Kelima. Tangerang Selatan : KARISMA Publishing Group (Bahasa Indonesia).

  Antar Manusia. Edisi

  Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW. Skripsi

  Economy , dengan nilai Asymp p =

  antara Komunikasi Interpersonal dengan Respon terhadap Konflik Antar Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Suruh. Program Studi

  Pustaka Pelajar 2014. Hubungan

  Relibialitas. Yogyakarta :

  Jakarta : PT.Rineka Cipta Azwar, S. 2012. Validitas dan

  Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik .

  Kedelapan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

  Remaja Perkemabngan Peserta Didik. Cetakan

  Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi

  2. Bagi Peneliti lebih lanjut Peneliti selanjutnya dapat mengambil penelitian ini sebagai dasar atau pembanding dari penelitian lain dengan judul yang sama. Hasil yang didapat bisa dijadikan bahan pembanding dengan penelitian yang lainnya.

  1. Bagi Guru BK Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru BK dalam meningkatkan Komunikasi Interpersonal melalui teknik Token Economy.

  Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran sebagai berikut :

  0,034 < 0,050 dengan mean rank kelompok eksperimen pada saat pretest pada saat posttest.

DAFTAR PUSTAKA

  Komalasari, Gantina. 2011. Teori dan Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian

  Teknik Konseling . Cetakan kuantitatif kualitatif dan

  ke-2 Jakarta : Indeks R&D. Bandung :Alfabeta Loekmono, J.T. Lobby. Model-Model

  Konseling. 2003. Salatiga :

  Widya Sari Press Lunardi, A.G. 2003. Komunikasi

  Mengenai : Meningkatkan Efektivitas Komunikasi antar Pribadi . Yogyakarta :

  Andi Murfidah, Umri. 2013. Efektivitas

  pemberian reward melalui metode token ekonomi untuk meningkatan kedisiplinan anak usia dini. Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini . Universitas

  Negeri Semarang. Skripsi Nastiti, Elsa Dyad dan Naqiyah, Najlatun. 2013.

  Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Untuk Mengatasi Siswa Terisolir di Kelas VIII A SMP Negeri

1 Kujang Kediri . Jurnal BK

  Unesa. Vol 04/No.01 Purwanta, Edi. 2012. Modifikasi

  Perilaku . Yogyakarta :

  Pustaka Pelajar Suherlan, Heri. 2005. Perbedaan Sosial dan Konsep Diri Antara

  Siswa Terisolir dengan Siswa Populer di Sekolah. Skripsi : PBB UPI

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match terhadap Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD N Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 201

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match terhadap Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD N Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 12

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SD N KALINEGORO 5 KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 20142015 Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan penulisan skripsi

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match terhadap Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD N Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 77

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Purwore

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD 2.1.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting dan Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe M

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Ma

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester

0 0 198