DAMPAK PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS TERHADAP KORBAN PELECEHAN SEKSUAL) ARTIKEL TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pelecehan Seksual terhadap Perilaku Sosial: Studi Kasus terhadap K

DAMPAK PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS TERHADAP KORBAN PELECEHAN SEKSUAL) ARTIKEL TUGAS AKHIR

  Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian syarat dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

Maya Delyana 132013011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

  PENDAHULUAN

  Pelecehan seksual merupakan aktivitas atau kontak seksual antara anak (remaja) dengan orang dewasa atau dengan anak yang lain (remaja) dengan unsur paksaan baik secara verbal maupun secara fisik yang menyebabkan korban merasa dirugikan. Pelecehan seksual pada anak saat ini sudah bukan kasus yang baru lagi di masyarakat. Traumatik adalah salah satu dampak yang dapat terjadi pada anak korban pelecehan seksual. Menurut Lonergan (1999), pengalaman traumatik adalah suatu kejadian yang dialami atau disaksikan oleh individu, yang mengancam keselamatan dirinya. Maka dari itu wajar anak mengalami shock ataupun trauma pasca terjadinyapelecehan seksual yang menimpa dirinya. Trauma yang dialami pasca peristiwa tersebut dapat terjadi selang hitungan jam, hari, bulan, bahkan tahunan. Guncangan emosional anak dapat diwujudkan dengan rasa takut yang terus menerus hingga anak menolak untuk berbicara. Hurlock, B. Elizabeth. (1995) mendefinisikan perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial. Dalam kasus ini tak jarang akibat trauma yang dialami anak takut atas peristiwa yang pernah dialaminya, anak dapat menutup diri bahkan menarik dirinya dari lingkungan sosialnya. Bukan tidak ingin berinteraksi karena malas tetapi karena takut peristiwa kelamnya terulang kembali. Itu sebabnya kenapa banyak anak- anak yang mengalami trauma akibat peristiwa tertentu memiliki kesulitan dalam berperilaku sehari-sehari sesuai dengan keadaan normal pada umumnya. Selain itu anak dapat menjadi semakin menarik diri bahkan mendorong anak menjadi tidak sosial atau anti sosial karena pegalaman tidak menyenangkan terdahulu.

  Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“ Bagaimana dampak pelecehan seksual terhadap perilaku sosial?

  Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pelecehan seksual terhadap perilaku sosial

  LANDASAN TEORI 1. Pelecehan Seksual

  Menurut Collier (1992) pelecehan seksual secara Etiologi dapat diartikan sebagai segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran, dan penolakan atau penerimaan korban atas perilaku tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan baik secara implisit maupun eksplisit. Pelecehan seksual sebenarnya adalah suatu istilah yang diciptakan sebagai padanan apa yang didalam Bahasa Inggris disebut dengan

  Sexual Harassement. Menurut Collier (1992)

  pelecehan berasal dari kata “Leceh” yang artinya adalah suatu penghinaan atau peremehan. Dihubungkan dengan kata seksual, maka perbuatan “Harassing” atau pelecehan itu berkaitan dengan perilaku atau pola perilaku (normatif atau tak normatif) yang berkaitan dengan jenis kelamin. Karena kat a “Harass” atau pelecehan itu dikonotasikan dengan perilaku seksual yang dinilai negatif dan menyalahi standar. Maka perbincangan tentang pelecehan seksual ini ditinjau dari perspektif sosial budaya adalah untuk menentukan tolok ukur standar, tidak hanya relevan tetapi juga menarik. Dalam setiap perilaku pelecehan seksual selalu terkandung makna yang dinilai negatif, dan yang karena itu mengandung reaksi serta sanksi ialah bahwasanya seks itu boleh dimaknakan sebagai sarana pemuas nafsu dan lawan seks itu boleh dimaknakan sebagai obyek instrumental guna pemuas nafsu seksual itu.

  Menurut Collier (1992) mengungkapkan pengertian pelecehan seksual terhadap perempuan terbagi dalam dua bagian, yaitu adanya hubungan seksual, dan tidak adanya hubungan seksual. Maksud dari adanya hubungan seksual yaitu merupakan suatu bentuk tindakan yang dilakukan terhadap pihak lain, baik yang dilakukan perorangan atau lebih dari seorang. Sebaliknya, maksud dari tidak adanya hubungan seksual yaitu tindakan mana yang tidak mengakibatkan luka atau penderitaan pada fisik si korban, dilakukan si pelaku dengan tidak menggunakan kekerasan fisik dan suara (misalnya seperti : siulan, desakan tertentu, ucapan yang tidak senonoh), pandangan mata yang tidak sopan secara demontratif, sentuhan-sentuhan fisik (tidak dengan kekerasan) pada bagian- bagiantubuh tertentu si korban lebih banyak merupakan akibat mental-mental fisik dan bukan pada akibat pada fisik.Pelecehan seksual merupakan komentar verbal, gerakan tubuh atau kontak fisik yang bersifat seksual yang dilakukan seseorang dengan sengaja, dan tidak dikehendaki atau tidak diharapkan oleh target. Menurut Woodrum (dalam Collier, 1992) pelecehan seksual dapat

  (dalam Basri, 1994) menyatakan bahwa a.

  Menggoda atau menarik perhatian pelecehan seksual merupakan perbuatan lawan jenis dengan siulan. yang biasanya dilakukan pria dan ditujukan b.

  Menceritakan lelucon jorok atau kepada wanita dalam bidang seksual yang kotor kepada seseorang yang tidak disukai oleh wanita. Sebab ia merasa merasakannya sebagai merendahkan terhina, tetapi kalau perbuatan itu ditolak ada martabat. kemungkinan ia menerima akibat

  c. gambar-gambar Mempertunjukan buruknya.Dari beberapa definisi pelecehan porno berupa kalender, majalah, atau seksual diatas dapat disimpulkan bahwa buku bergambar porno kepada orang pengertian pelecehan seksual itu sendiri yang tidak menyukainya. merupakan perilaku atau tindakan yang d.

  Memberikan komentar yang tidak mengganggu, menjengkelkan, dan tidak senonoh kepada penampilan, diundang yang dilakukan seseorang atau pakaian,atau gaya seseorang. sekelompok orang terhadap pihak lain yang e.

  Menyentuh, menyubit, menepuk berkaitan langsung dengan jenis kelamin tanpa dikehendaki, mencium dan pihak yang diganggunya dan diraskan memelukseseorang yang tidak menurunkan martabat dan harkat diri orang menyukai pelukan tersebut. yang diganggunya. Pelecehan seksual itu f.

  Perbuatan memamerkan tubuh atau sendiri bertindak sebagai tindakan yang alat kelamin kepada orang yang bersifat seksual atau kecenderungan terhina karenanya. bertindak seksual yang terintimidasi non Guntoro Utamadi & Paramitha fisik (kata-kata, bahasa, gambar) atau fisik Utamadi (2001) membagi kategori (gerakan kasat mata dengan memegang, pelecehan seksual yang dipakai dalam menyentuh, meraba atau mencium) yang dasar pengukuran dalam Sexual dilakukan seorang laki-laki terhadap Experience Questionnaire (SEQ), yaitu perempuan. dalam bentuk yang lebih tersistematis : 2. a) Harassment yaitu

   Bentuk Pelecehan Seksual Gender

  Bentuk-bentuk yang dianggap pernyataan atau tingkah laku yang sebagai pelecehan seksual (Collier, 1992) bersifat merendahkan berdasarkan adalah sebagai berikut : jenis kelamin. b) Seductive

  Behaviour yaitu

  permintaan seksual tanpa ancaman, rayuan yang bersifat tidak senonoh atau merendahkan.

  c) Sexual Bribery yaitu penyuapan untuk melakukan hal yang berbau seksual dengan memberikan janji akan suatu ganjaran.

  d) Sexual Coercion yaitu tekanan yang disertai dengan ancaman untuk melakukan hal-hal yang bersifat seksual.

  e) Sexual Assault yaitu serangan atau paksaan yang bersifat seksual, gangguan seksual yang terang- terangan atau kasar.

  Abnormal atau mempunyai kelainan kejiwaan dari sisi kejiwaan, karena berani melakukan tindak pelecehan walaupun hanya seorang diri yang biasannya dalam golongan ini tindak pelecehan yang dilakukannya langsung mengarah pada masalah seksualitas.

  b.

  Normal dari sisi kejiwaan, karena baru berani melakukan pelecehan seksual apabila beramai-ramai dan tidak punya keberanian mental apabila sendirian.

  Biasanya yang merupakan pelaku dari pelecehan seksual adalah laki- lakiyang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan yang mempunyai harga diri (self esteem) yang rendah.Pelaku pelecehan seksual menurut Collier (1992) terbagi dalam : a.

  4. Pelaku Pelecehan Seksual

3. Penyebab Pelecehan Seksual

  Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual.

  Keluarga dilihat dari faktor ekonomi e. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran sosial

  c.

  Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya.

  b.

  Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik.

  Secara umum tentang asal penyebab pelecehan seksual menurut Collier (1992) dibagi menjadi lima bagian, yaitu : a.

  5. Respon Terhadap Pelecehan Seksual

  Seperti yang dikemukakan oleh Collier (1992), yang biasanya dilakukan sebagai respon terhadap pelecehan seksual meliputi : a.

  Strategi yang Terfokus Secara Internal

  1) Menjaga jarak (detachment) yaitu seseorang yang menggunakan

  d. strategi memisah atau menjaga 1) (avoidance), yaitu Menjauh jarak. seseorang berusaha untuk

  2) (denial) yaitu menghindari situasi dengan Menyangkal seseorang menyangkal pelecehan menjauh dari pelaku pelecehan . yang terjadi, menganggapnya 2) asertivitas atau

  Melakukan tidak ada atau tidak konfrontasi menghiraukannya. (assertion/confrontation), yaitu

  3) nama ulang seseorang menolak ancaman Pemberian (relabeling) yaitu seseorang seksual atau sosial tersebut. menilai ulang situasi sebagai hal 3)

  Mencari institusi atau organisasi yang kurang mengancam, yang dapat menangani (seeking memaafkan peleceh atau institutional or ganizational menginterprestasikan tingkah laku relief ), yaitu seseorang tersebut sebagai menggoda. melaporkan kejadian,

  4) pengendalian (illusory mengkonsultasikannya dengan Ilusi control ), yaitu seseorang berusaha bantuan administrator. untuk mengontrol dengan 4)

  Mendapatkan dukungan sosial mengambil tanggung jawab (social support), yaitu seseorang terhadap kejadian dengan mencari dukungan dari orang- memberikan atribusi pelecehan orang yang signifikan. kepada tingkah lakunya sendiri. 5) kesepakatan

  Mendapatkan 5)

  (appeasement), yaitu seseorang Menyerah (endurance), yaitu secara esensial, seseorang tidak berusaha untuk mendapat melakukan apa-apa, dia menyerah kesepakatan, tanpa konfrontasi terhadap tingkah laku tersebut; atau asertivitas. baik dengan rasa takut karena dia percaya bahwa tak ada sumber

  6. Perilaku Sosial

  yang tersedia untuk dimintai Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan tolong. psikis seseorang terhadap orang lain atau b. sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau

  Strategi yang Terfokus secara sosial. Macam-macam perilaku sosial interpersonal itu ditandai dengan berbagai menurut Sarlito dibagi menjadi tiga yaitu: aktivitas tertentu, baik aktivitas yang a. dihasilkan berdasarkan naluriah semata atau

  Perilaku sosial (social behavior) Yang dimaksud perilaku sosial adalah justru melalui proses pembelajaran tertentu. perilaku ini tumbuh dari orang-orang Berbagai aktivitas individu dalam relasi yang ada pada masa kecilnya interpersonal ini biasa disebut perilaku mendapatkan cukup kepuasan akan sosial.Seseorang agar bisa memenuhi kebutuhan inklusinya. Ia tidak tuntutan sosial maka perlu adanya mempunyai masalah dalam hubungan pengalaman sosial yang menjadi dasar antar pribadi mereka bersama orang lain pergaulan. pada situasi dan kondisinya.

  1. Pentingnya pengalaman sosial b.

  Banyak peristiwa atau pengalaman Perilaku yang kurang sosial (under

  social behavior ) sosial yang dialami pada masa anak-

  Timbul jika kebutuhan akan inklusi anak. Beberapa pandangan pengalaman: kurang terpenuhi, misalnya: sering tidak a.

  Pengalaman yang menyenangkan. diacuhkan oleh keluarga semasa Pengalaman yang menyenangkan kecilnya. Kecenderungannya orang ini mendorong anak untuk mencari akan menghindari hubungan orang lain. pengalaman semacam itu lagi.

  c. b. yang tidak

  Perilaku terlalu sosial (over social Pengalaman behavior ). menyenangkan. Psikodinamikanya sama dengan perilaku Pengalaman yang tidak kurang sosial, yaitu disebabkan kurang menyenangkan dapat menimbulkan inklusi. Tetapi pernyataan perilakunya sikap yang tidak sehat terhadap sangat berlawanan. Orang yang terlalu pengalaman sosial dan terhadap sosial cenderung memamerkan diri orang lain. Pengalaman yang tidak berlebih-lebihan (exhibitonistik). menyenangkan mendorong anak

  Sebagai makhluk sosial, seorang menjadi tidak sosial atau anti sosial. individu sejak lahir hingga sepanjang c.

  Pengalaman dari dalam rumah hayatnya senantiasa berhubungan dengan (keluarga). individu lainnya atau dengan kata lain Jika lingkungan rumah secara perkembangan sikap sosial yang METODE PENELITIAN baik, kemungkinan besar anak akan

  1. Jenis Penelitian

  menjadi pribadi yang sosial atau Penelitian ini menggunakan sebaliknya. pendekatan Kualitatif (qualitative research).

  d.

  Pengalaman dari luar rumah.

  Penelitian kualitatif adalah penelitian yang Pengalaman sosial awal anak di luar bermaksud untuk memahami fenomena rumah melengkapi pengalaman di tentang apa yang dialami oleh subyek dalam rumah dan merupakan peneliti, misalnya perilaku, persepsi, penentu penting bagi sikap sosial motivasi, tindakan (Moleong, 2010). dan pola perilaku anak.

  2. Subyek Penelitian 2.

  Mulainya perilaku sosial Perilaku sosial dimulai pada masa Subyek dalam penelitian ini adalah seorang remaja berusia 19tahun yang bayi bulan ketiga. Karena pada waktu dahulunya pernah mengalami suatu lahir, bayi tidak suka bergaul dengan pelecehan seksual yang mengakibatkan orang lain. Selama kebutuhan fisik dirinya trauma hingga saat ini. Subyek mereka terpenuhi, maka mereka tidak penelitian memiliki kecenderungan diri yang mempunyai minat terhadap orang lain. tertutup, takut akan suatu kondisi/situasi

  Sedangkan pada masa usia bulan ketiga bayi sudah dapat membedakan antara yang hampir sama ketika peritiwa tersebut berlangsung, takut akan gerombolan orang manusia dan benda di lingkungannya yang memiliki ciri yang sama saat peristiwa dan mereka akan bereaksi secara berbeda terhadap keduanya. Penglihatan dahulu berlangsung. dan pendengaran cukup berkembang 3.

   Prosedur Penelitian

  sehingga memungkinkan mereka untuk Menurut Bogdan dan Bikien (1982) menatap orang atau benda juga dapat langkah-langkah studi kasus dalam mengenal suara.Perilaku sosial pada penelitian ini adalah sebagai berikut : masa bayi merupakan dasar bagi perkembangan perilaku sosial a.

  Pemilihan Kasus selanjutnya.

  Kasus yang dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, b.

  Observasi terus terang dalam Pengumpulan Data

  Teknik yang dipakai dalarn penelitian ini. Peneliti dalam penelitian ini adalah observasi melakukan pengumpulan data dan wawancara. menyatakan terus terang kepada c. sumber data, bahwa ia akan

  Analisis Data Setelah data terkumpul peneliti melakukan penelitian, sehingga dapat mulai mengagregasi, mereka yang diteliti mengetahui mengorganisasi, dan sejak awal sampai akhir tentang mengklasifikasi data menjadi aktivitas si peneliti. unit-unit yang dapat dikelola.

  5. Teknik Analisis Data d.

  Teknik analisa data menurut Perbaikan (refinement)

  Meskipun semua data telah Miles dan Huberman (dalam terkumpul, dalam pendekatan Sugiyono, 2011) mengemukakan studi kasus dilakukan bahwa aktivitas dalam analisis data penyempurnaan atau penguatan kualitatif dilakukan secara interaktif (reinforcement) kembali. dan berlangsung secara terus- e. menerus sampai tuntas, sehingga

  Penulisan Laporan Laporan ditulis secara datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam komunikatif, mudah dibaca, dan analisis data yaitu: mendeskripsikan suatu gejala.

  a.

  Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

  4.

  yang pokok, memfokuskan pada

   Metode Pengumpulan Data

  Berikut teknik pengumpulan data hal-hal yang penting, dicari tema penelitian ini yaitu: dan polanya.

  a.

  b.

   Wawancara Data display (Penyajian Data)

  Wawancara merupakan Penyajian data penelitian alat rechecking atau pembuktian kualitatif yang paling sering terhadap informasi atau keterangan digunakan adalah teks yang yang diperoleh sebelumnya. bersifat naratif.

  Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan yang dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Penelitian ini dilakukan pada 1 orang subyek yaitu CA namun dalam penelitian ini memerlukan beberapa pihak lain yang dilibatkan antara lain teman subyek dan teman dekat subyek. Subyek mengalami suatu trauma yang disebabkan ia menjadi korban pemerkosaan ketika ia masih kecil. Peristiwa itu terjadi diluar sepengetahuan darikeluarga subyek dan sampai saat inipun keluarganya tidak mengetahui apa yang dulu menimpa subyek. Sejak saat itu subyek menjadi takut dan gemetar ketika melihat laki-laki yang tidak ia kenal sebelumnya, kecuali kakak dan adiknya sendiri. Sampai saat ini kejadian sewaktu ia kecil masih mengiringi kemanapun subyek pergi dan karenanya subyek jadi terbatasi untuk bergaul dengan siapa saja.

  Dampak pelecehan seksual pada subyek yaitu memiliki Kecenderungan Perilaku yang Kurang Sosial. Akibat peristiwa yang membuat subyek mengalami tumbuh menjadi remaja yang asosial. Pribadinya cenderung menarik diri dan tertutup. Ia tak banyak memiliki teman yang dekat dan mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain terlebih kepada laki-laki. Perilaku kurang sosial yang muncul dalam kehidupan sehari-hari adalah perilaku yang tertutup karena ia biasa melakukan aktivitasnya dengan sendiri. Ia merasa nyaman dan biasa jika harus beraktivitas sendiri meskipun jika subyek harus memiliki partner laki-laki dalam beberapa kali kesempatan di tugas kuliahnya subyek masih mampu untuk mengontrol diri dari rasa takut yang ia hadapi. Tapi pilihan untuk mengerjakan sendiri merupakan yang terbaik menurutnya. Hal itu tentu dikarenakan bayang-bayang masa lalu yang masih menghantui dirinya.

  Subyek mengalami ketakutan berlebih sehingga dirinya juga sering berprasangka buruk terhadap orang dengan ciri-ciri seperti yang dulu telah melecehkannya, Subyek lebih memilih untuk menghindari keramaian agar meminimalisir bertemu dengan orang-orang yang berpotensi membuat dirinya takut dan panik.

  Sedangkan Menurut Collier (1992), dampak-dampak psikologis pelecehan seksual tergantung pada : a.

  Frekuensi terjadi pelecehan : semakin sering terjadi, semakin dalam pula luka yang ditimbulkan.

  Subyek mengalami pelecehan seksual lebih dari satu kali. Hal itu terjadi saat dia belum mulai sekolah hingga masih duduk di bangku sekolah dasar. Tiga kali pelecehan seksual yang ia alami membuat luka yang begitu dalam.

  b.

  Parah tidaknya : semakin parah tindak pelecehan seksual semakin dalam pula luka yang ditimbulkan

  Pelecehan seksual yang dilakukan ayah subyek kepadanya merupakan pelecehan seksual yang fatal. Ayah subyek melakukan perbuatan tidak senonoh dengan anak kandungnya sendiri bahkan terjadi lebih dari satu kali. Hal itu membuat subyek merasa malu karena menganggap dirinya sudah tidak perawan lagi.

  c.

  Apakah secara fisik juga mengancam atau hanya verbal : semakin tindakan pelecehan ini dirasakan mengancam korban secara fisik, lebih dalam dampak dan luka yang ditimbulkan.

  Setelah terjadinya pelecehan yang dilakukan Ayah subyek dan teman- teman kakak subyek, subyek juga mendapat ancaman dari Ayahnya untuk tersebut kepada siapapun. Subyek memendam itu semua karena dulu dia masih polos tak tak paham apa-apa. Namun sampai sekarangpun ia masih belum menceritakan pelecehan seksual tersebut karena ia berfikir akan sia-sia saja. Subyek hanya ingin tidak tidak terlibat interaksi apapun dengan ayahnya. Hal itu sudah cukup membuat subyek lega karena ia sangat terluka.

  d.

  Apakah menggangu kinerja pekerja : bila ya, maka akan disertai dengan rasa frustasi.

  Subyek berfikir untuk tidak ingin menyelesaikan studinya karena tidak mau bertemu atau sekedar berfoto bersama saat wisuda nanti. Hal tersebut terjadi akibat perasaan stress yang dirasakan. Di dalam perkuliahanpun subyek terus dihantui oleh perasaan takut akan dirinya yang sudah tidak perawan lagi. Di rumah subyek malas untuk beraktivitas jika ayahnya sedang ada di rumah.Ia tak mau terlibat dalam aktivitas di kampus atau di rumahnya. Ia memilih untuk diam dan menarik diri, ia lebih suka melakukan aktivitas apapun seorang diri.

  

KESIMPULAN serta merangkulnya agar tidak memiliki

Berdasarkan hasil pembahasan dapat perilaku yang kurang sosial.

  disimpulkan bahwa dampak pelecehan 2.

  Orang tua seksual terhadap perilaku sosial subyek Hasil penelitian ini diharapkan menjadi adalah perilaku yang kurang sosial. Hal informasi orang tua untuk perlu siaga tersebut juga terlihat dari dampak psikologis dalam memantau pergaulan anak di yang juga mempengaruhi perilaku sosial lingkungannya. Selain itu orang tua juga subyek penelitian, yaitu: hendaknya memberikan bekal berupa a) pendidikan seks dalam menjaga diri dari

  Korban marah bahkan sangat benci kepada pelaku pelecehan seksual kemungkinan terjadinya pelecehan b) seksual.

  Korban merasa tidak berdaya dan menarik diri dari interaksi di lingkungan

  3. Peneliti lain

  c) Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti

  Korban menjadi minder dan takut bergaul dengan orang lain dampak pelecehan seksual terhadap d) perilaku sosial, penelitian ini dapat

  Korban merasa berdosa karena secara fisik sudah tidak perawan sebagai acuan peneliti untuk dapat e) dikembangkan.

  Korban takut bahkan jijik terhadap laki- laki yang memiliki ciri-ciri seperti pelaku pelecehan seksual

DAFTAR PUSTAKA

  Basri, H (1994). Remaja Berkualitas : Problematika Remaja dan Solusinya .

  Yogyakarta : Pustaka Pelajar Yogyakarta

  SARAN

  Collier Edward,(1992). Pelecehan Seksual, Berikut ini dikemukakan saran-saran untuk cet ke-1, Yogyakarta: PT Gloria Usaha berbagai pihak, yaitu : Mulia.

1. Mahasiswa

  Hurlock, B. Elizabeth. (1995). Hasil penelitian ini dapat memberi pengetahuan mengenai cara Perkembangan Anak . Jakarta: Erlangga

  Lonergan, B.A. (1999). The Development of memperlakukan korban pelecehan seksual

  Trauma Therapist : A Qualitative Studi Moleong, L.J (2002). Metode Penelitian

  of the Therapist’s Perspectives and Experiences . Colorado : Counselling Kualitatif . Bandung : Remaja

  Psychology. Rodaskarya. Utamadi, Guntoro dan Paramita Utamadi

  Bogdan dan Biklen, (1982).Pengantar studi (2001).

  Pelecehan Seksual ? Hiiii… Penelitian , PT ALFABETA, Seraam !. Kompas. Bandung

  Kelly, Liz (1988). Surviving Sexsual

  Violence. Minneapolis : University of

  Minnesota Press

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match terhadap Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD N Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 12

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SD N KALINEGORO 5 KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 20142015 Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan penulisan skripsi

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match terhadap Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD N Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 77

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Purwore

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD 2.1.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting dan Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe M

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Ma

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester

0 0 198

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMY ARTIKEL TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Komunikasi In

0 0 17