MODUL EKONOMI PUBLIK BAGIAN III: TEORI INFORMASI ASIMETRIS
MODUL EKONOMI PUBLIK BAGIAN III: TEORI INFORMASI ASIMETRIS
Dosen Ferry Prasetya, SE., M.App Ec FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1 Kontrak Terbaik Pertama Gambar.2 Kurva Pengalihan Gambar.3 Kontrak Terbaik Kedua Gambar.4 Keseimbangan Informasi Sempurna Gambar.5 Sparating and Pooling Contract Equilibrium Gambar.6 Intervensi Pasar Gambar.7 Bernerd-Spencer Game Theory
DAFTAR PUSTAKA
J. Hindriks and Gareth D. Myles (2004). “Intermediate Public Economics” Adler Haymans Manurung (2013).“Teori Investasi: Konsep dan Empiris” PT Adler
Manurung Press Lauri Auronen. (2003). “Asymmetric Information : Theory and Application” Poborn K Matias. (2012). “Public Economic” Wetzstein Michael.(2005)”Microeconomics Theory” Donijo Robbins (2004). “Handbook of Public Sector of Economics”
1. Pendahuluan
Hal terpenting dari dunia nyata adalah informasi. Dalam ekonomi, pada perdagangan terdapat informasi – informasi yang dimiliki oleh setiap pihak. Informasi yang sempurna dibutuhkan demi kelancaran suatu kegiatan ekonomi, sebab secara tidak langsung informasi sangatlah berkaitan dengan efisiensi suatu kegiatan ekonomi. Oleh karena itu adanya informasi dapat menimbulkan biaya tersendiri, sehingga tak heran jika terdapat tindakan yang berupaya untuk menyembunyikan informasi dari pihak yang lain. Beberapa pihak mungkin mendapatkan informasi lebih dibandingkan pihak lainnya dan hal ini disebut dengan informasi asimetris. Umumnya informasi asimetris terjadi jika pihak penjual yang memiliki informasi lebih banyak tentang produk dibandingkan pembeli, meskipun kondisi sebaliknya mungkin juga terjadi.
Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Kenneth J. Arrow dalam satu artikel yang terkenal di bidang penanganan kesehatan 1963 yang berjudul "Uncertainty and the Welfare Economics of Medical Care," di jurnal American Economic Review. Sedangkan istilah Informasi Asimetris digunakan oleh George Akerlof dalam karyanya tahun 1970: The Market for Lemons (Pasar Barang Kacangan). Ia menyebutkan bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditi cenderung untuk turun, bahkan untuk barang yang tergolong berkualitas bagus. Penjual yang tidak berniat baik akan menipu pembeli dengan cara memberi kesan seakan-akan barang yang dijualnya bagus, hal ini yang memunculkan adanya Adverse Selection. Adverse Selection merupakan bagaimana pemilihan keputusan yang akan diambil berdasarkan informasi yang lemah. Sehingga, banyak pembeli yang menghindari penipuan menolak untuk melakukan transaksi dalam pasar seperti ini, atau menolak mengeluarkan uang besar dalam transaksi tersebut. Sebagai akibatnya, penjual yang benar-benar menjual barang bagus menjadi tidak laku karena hanya dinilai murah oleh pembeli, dan akhirnya pasar akan dipenuhi oleh barang berkualitas buruk. Dalam pembahasan ini akan dibahas bagaimana contoh adanya informasi asimetris pada jasa asuransi, dimana banyak dari masyarakat menyembunyikan informasi yang seharusnya diketahui oleh pihak penyedia jasa ansuransi, hal ini dapat menimbulkan adanya Moral Hazard. Moral hazard merupakan tindakan yang diambil secara sengaja agar tujuan dapat tercapai. Misalnya menyembunyikan hal – hal penting sebagai informasi untuk perusahaan.
Ada beberapa kemungkinan cara yang mudah untuk menyelesaikan masalah informasi asimetri: membiarkan semua orang mengatakan apa yang dia tahu. Proses di mana individu mengungkapkan informasi tentang diri mereka sendiri melalui pilihan yang mereka buat disebut self selection (seleksi diri).
Dalam kasus di mana perusahaan asuransi mengambil inisiatif, self selection adalah perangkat screening utama. Dalam hal ini tertanggung yang menggunakan jasa asuransi, mengambil inisiatif untuk mengidentifikasi dirinya sebagai jenis yang lebih baik, maka biasanya dianggap sebagai perangkat signalling. Jadi perbedaan antara screening dan signalling terletak pada apakah sisi berinformasi atau sisi kurang informasi di pasar yang bergerak pertama.
Oleh karenanya pada bab ini akan membahas konsekuensi dari informasi asimetris, menggambarkan inefisiensi yang muncul dan membahas kemungkinan intervensi pemerintah untuk mengatasinya.
2. Informasi Asimetris
2.1 Definisi
Informasi Asimetris merupakan perbedaan informasi yang didapat antara salah satu pihak dengan pihak lainnya dalam kegiatan ekonomi. Informasi asimetris ini misalnya saja terjadi antara investor yang akan melakukan investasi di dalam pasar modal. Investor harus mengetahui saham dengan baik sebelum investor tersebut melakukan investasi. Hal ini membuat investor akan mencari tahu saham dengan lengkap serta tepat untuk perusahaan agar mendapatkan capital gain di masa mendatang.
Namun, dalam pencariaan informasi tidaklah mudah. Beberapa investor justru mendapatkan informasi yang sangat minim mengenai saham di pasar modal. Hal ini dikarenakan agen perusahaan tidak mungkin memberikan kondisi perusahaan secara lengkap kepada publik. Informasi tersebut merupakan rahasia perusahaan yang diberikan kepada pihak terpercaya dan pada waktu yang tepat. Dalam menyikapi hal ini, investor yang cerdas akan mencari informasi kemudian melakukan analisis untuk mendapatkan gambaran yang tepat . Informasi yang didapat akan mengalami perbedaan antara investor dengan agen perusahaan, perbedaan inilah dinamakan informasi asimetris. Informasi Asimetris tidak hanya terjadi pada pasar modal, namun industri – industri lain juga mengalaminya. Bahkan dalam segi hukum, informasi asimetris ini kemungkinan dapat terjadi.
Terdapat dua bentuk dasar informasi asimetris yang dapat dibedakan. Yang pertama adalah Hidden Knowledge mengacu pada situasi di mana satu pihak memiliki informasi lebih lanjut dari pihak lain pada kualitas (atau "tipe") dari barang yang diperdagangkan atau kontrak variabel. Yang kedua yakni Hidden Action adalah ketika salah satu pihak dapat mempengaruhi "kualitas" dari barang yang diperdagangkan atau kontrak variabel dengan beberapa tindakan dan tindakan ini tidak dapat diamati oleh pihak lain.
2.2 Hidden Knowledge
Hidden Knowledge merupakan keadaan dimana salah satu pihak lebih mengetahui tentang kualitas barang atau kontrak terhadap barang atau jasa yang diperdagangkan dibandingkan dengan pihak lain sebagai mitranya. Sebagai contoh adanya Hidden Knowledge adalah jika terdapat seseorang pekerja yang hendak melamar tentu calon pegawai atau pelamar ini lebih memahami tentang kemampuan yang ada dalam dirinya dibanding perusahaan yang hendak ia tuju, hal ini akan menyebabkan masalah seleksi yang merugikan (Adverse Selection).
2.2.1 Adverse Selection
Adverse Selection menyebabkan kegagalan pasar. Namun, ia dianggap penting di bidang ekonomi karena sering menghilangkan kemungkinan pertukaran yang akan menguntungkan baik konsumen maupun penjual. Adverse Selection muncul ketika , misal, terdapat barang dengan kualitas yang berbeda dijual dengan satu harga karena penjual tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menentukan kualitas yang sebenarnya pada saat membeli. Akibatnya, terlalu banyak produk yang berkualitas rendah dan terlalu sedikit produk yang berkualitas tinggi dijual dipasar atau dengan kata lain barang-barang berkualitas rendah akan menggeser barang-barang yang berkualitas tinggi.
2.2.2 Market Unravelling
Informasi Asimetris dapat menimbulkan kerugian di dalam perdagangan terhadap pihak yang kurang memiliki informasi. Dalam permasalahan asuransi, hal ini menyebabkan pihak asuransi mengeksplorasi lebih jauh informasi mengenai kliennya. Oleh karenanya, pihak asuransi menerapkan model probabilitas kecelekaan dimana setiap individu memiliki resiko yang berbeda – beda.
Kesimpulan dasar muncul bahwa dalam kesetimbangan, beberapa konsumen tidak membeli asuransi meskipun mereka bisa menjual keuntungan kepada perusahaan asuransi jika kemungkinan kecelakaan pada mereka diamati. Selain itu, premi asuransi didasarkan pada tingkat resiko yang diharapkan pada mereka yang menerima tawaran asuransi tersebut. jika ada kontrak asuransi baru yang dapat ditawarkan yang mampu memberikan laba positif, maka salah satu perusahaan akan memilih untuk menawarkannya.
Ketika premi tunggal ditawarkan kepada semua konsumen, konsumen berisiko tinggi memaksa premi naik dan mendorong resiko rendah keluar dari pasar. Ini juga merupakan contoh sederhana mekanisme adverse selection dimana jenis buruk selalu mendapatkan keuntungan dengan memasuki pasar dengan mengorbankan kebaikan. Tanpa intervensi di pasar, adverse selection akan selalu mengarah pada tidak efisien keseimbangan
2.2.2 Intervensi Pemerintah
Pemerintah memiliki cara agar menghindari Adverse Selection yang merugikan. Cara tersebut adalah memaksa semua individu untuk membeli asuransi. Dengan kebijakan ini konsumen dengan risiko tinggi akan mendapatkan keuntungan dari premi yang lebih rendah. Pengenaan asuransi wajib oleh pemerintah menimbulkan tiap individu mempergunakan pasar asuransi lebih banyak. Namun konsekuensi nya adalah perusahaan asuransi tidak dapat membedakan konsumen yang bersiko rendah maupun beresiko tinggi. Hal ini juga tidak menguntungkan semua konsumen yang beresiko sangat rendah dan dipaksa untuk membeli asuransi. Kebanyakan pasar asuransi menggunakan kebijakan tersebut, seperti asuransi mobil atupun asuransi keselamatan pekerja atau karyawan. Ada lagi peran intervensi pemerintah, yaitu membatasi kemungkinan terjadinya kerusakan yang merata terhadap semua konsumen.
Jika perusahaan asuransi pesimis jika hanya dihadapkan dengan konsumen yang berisiko tinggi yang akan mengambil asuransi, mereka akan menetapkan premi yang tinggi. Mengingat premi yang tinggi, hanya konsumen berisiko tinggi yang akan memilih untuk menerima kebijakan tersebut.
Bila ada keseimbangan ganda, salah satu dengan premi terendah merupakan pareto yang diinginkan, hal ini akan memberikan asuransi kepada konsumen yang lebih banyak dengan harga yang lebih rendah. Akibatnya, jika salah satu keseimbangan yang lain tercapai, ada manfaat potensial dari intervensi pemerintah. Kebijakan yang harus diadopsi pemerintah adalah: ia dapat menyebabkan keseimbangan terbaik (dengan premi terendah) dengan menerapkan batas pada premi yang dapat dibebankan. Tidak ada perusahaan asuransi yang dapat membuat keuntungan pada tingkat harga ini dan semua tawaran asuransi akan ditarik.
Jika diatur terlalu tinggi, salah satu kesetimbangan yang lain mungkin akan terbentuk. Analisis pasar asuransi ini telah menunjukkan bagaimana informasi asimetris dapat mengakibatkan penguraian pasar dimana kualitas buruk menggeser kualitas baik di pasar. Selain itu, informasi asimetris dapat menyebabkan kesetimbangan ganda. Kebijakan asuransi wajib sangat mudah untuk diterapkan dan memerlukan sedikit informasi dari pihak pemerintah. Satu-satunya kelemahan adalah bahwa ia tidak menguntungkan semua konsumen karena konsumen dengan risiko yang sangat rendah dipaksa untuk membeli asuransi. Sebaliknya kebijakan premi maksimum membutuhkan informasi yang cukup besar dan memiliki potensi kegagalan yang signifikan.
2.3 Hidden Action
Hidden action merupakan tindakan yang tersembunyi oleh salah satu pihak yang mempengaruhi kualitas barang yang diperdagangkan dan tindakan tersebut tidak dapat diamati oleh pihak lain.
Proses mekanisme Hidden Action yakni :
Moral Hazard
Prinsipal merupakan pihak yang membuat kontrak sedangkan agen merupakan pihak yang menerima kontrak transaksi. Prinsipal memiliki progressive information ataupun informasi yang lebih mengenai barang yang akan ditransaksikan. Hal ini menimbulkan pihak tersebut melakukan tindakan yang tersembunyi untuk mempengaruhi kualitas barang yang diperdagangkan sehingga menyebabkan timbulnya masalah moral hazard. Permasalahan ini menimbulkan ineffisiensi akibat kesulitan dalam mengambil skema insentif untuk memastikan tindakan yang tepat untuk diambil. Misalnya saja, biaya asuransi yang ditanggung harus memperhitungkan resiko yang lebih besar terhadap orang yang ditanggung oleh pihak asuransi.
2.3.1 Moral Hazard
Dalam teori ekonomi, moral hazard adalah situasi di mana satu pihak akan memiliki kecenderungan untuk mengambil risiko karena biaya yang dapat dikenakan tidak akan dirasakan oleh pihak mengambil risiko. Dengan kata lain, itu adalah kecenderungan untuk menjadi lebih berani mengambil risiko, mengetahui bahwa biaya potensial dan / atau beban mengambil risiko tersebut akan ditanggung, secara keseluruhan atau sebagian, oleh orang lain. Sebuah moral hazard dapat terjadi dimana tindakan salah satu pihak dapat berubah sehingga merugikan pihak lain setelah transaksi keuangan telah terjadi.
Moral hazard muncul karena individu atau lembaga tidak mengambil konsekuensi penuh dan tanggung jawab dari tindakannya, dan karenanya memiliki kecenderungan untuk bertindak kurang hati- hati, meninggalkan pihak lain untuk memegang beberapa tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan tersebut. Secara umum, moral hazard terjadi ketika pihak dengan informasi lebih lanjut tentang tindakan atau niat memiliki kecenderungan atau dorongan untuk berperilaku tidak tepat dari perspektif partai dengan kurang informasi.
Moral Hazard pada Asuransi
Dua masalah yang ada di asuransi pada umumnya adalah moral hazard dan adverse selection. Masalah moral hazard yang timbul dalam pasar asuransi adalah bahwa upaya pencegahan kecelakaan berkurang ketika konsumen menjadi diasuransikan.
Moral hazard terjadi ketika tertanggung memiliki beberapa kontrol atas peristiwa yang memicu pembayaran dari perusahaan asuransi. Dengan asuransi mobil, misalnya, dapat menyebabkan moral hazard individu untuk berkendara kurang hati-hati, sehingga kecelakaan lebih banyak dan pembayaran asuransi lebih, atau, secara ekstrim, bahkan dapat menyebabkan seseorang untuk merusak mobilnya sendiri sengaja untuk mengumpulkan asuransi.
Adverse selection terjadi ketika mereka yang paling mungkin untuk melakukan klaim asuransi membeli asuransi sementara mereka yang paling tidak mungkin untuk membuat klaim tetap tidak diasuransikan. Jika perusahaan asuransi dapat memberitahu di depan waktu yang pelamar untuk asuransi lebih mungkin dikenakan biaya lebih, mereka dapat mengenakan tarif yang berbeda untuk individu yang berbeda untuk mengimbangi adverse selection . Ada dua faktor yang membuat seleksi merugikan sehubungan dengan asuransi khususnya dibidang kesehatan. Pertama, tertanggung cenderung memiliki informasi yang lebih baik, membuat klaim akan tentang kesehatan mereka sendiri daripada perusahaan asuransi, sehingga perusahaan asuransi akan paling mungkin untuk dapat dengan tepat menentukan harga risiko buruk. Kedua, ada sentimen publik yang kuat terhadap pengisian tingkat yang berbeda untuk orang dengan risiko kesehatan yang berbeda. Tidak seperti adverse selection dimana pemerintah dapat menyatukan risiko ketika perusahaan tidak bisa, Pemerintah tidak memiliki keuntungan lebih dari perusahaan dalam hal moral hazard. (Public Finance)
Adverse selection terjadi pada asuransi ketika perusahaan asuransi tidak dapat membedakan antara risiko tinggi dan individu berisiko rendah berdasarkan informasi yang tersedia. Perusahaan asuransi berakhir dengan pilihan yang buruk dari orang, sehingga perlu untuk merancang premi yang berbeda dalam upaya untuk mengatasi faktor risiko yang berbeda.
Konsep moral hazard berlaku bukan hanya pada masalah asuransi, tetapi juga untuk masalah-masalah pekerja,yang mempunyai kinerja dibawah kemampuannya ketika majikan tidak dapat memantau perilaku mereka. Umunya moral hazard terjadi apabila satu pihak yang tindakan-tindakannya tidak diamati memengaruhi probabilitas atau besarnya pembayaran. (Robert J. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld:1996)
2.3.2 Upaya yang dapat diamati
Untuk memberikan patokan dari mana mengukur dampak dari moral hazard , pertama-tama kita menganalisis pilihan kontrak asuransi ketika upaya dapat diamati oleh perusahaan asuransi. Dalam hal ini tidak akan ada kegagalan efisiensi karena sudah tidak ada informasi asimetris.
Jika perusahaan asuransi dapat mengamati e, maka akan ditawarkan kontrak asuransi yang bersyarat. Kontrak tersebut akan menjadi { δ (e), π (e)}, (dengan e = 0, 1). Persaingan antara perusahaan asuransi memastikan bahwa kontrak yang ditawarkan memaksimalkan utilitas konsumen, mewakili kendala bahwa perusahaan asuransi setidaknya impas. Untuk memenuhi persyaratan terakhir ini, premi harus tidak lebih rendah dari pembayaran ganti rugi yang diharapkan. Diberikan kebijakan untuk memecahkan e yaitu
Sehingga kerusakan sepenuhnya tertutup dan premi, hal ini wajar mengingat tingkat usaha yang dipilih. Persamaan diatas diilustrasikan pada grafik dibawah. Garis lurus adalah himpunan kontrak (jadi π = p (e) δ), I adalah kurvva indiferens tertinggi yang dapat dicapai ketika kontrak ini diberikan. Kontrak terbaik pertama kemudian merupakan asuransi penuh dengan δ * (e) = d dan π * (e) = p (e) d.
Pada kontrak terbaik pertama, tingkat kepuasan menghasilkan
U* (e) = u (r – p (e) d) – ce
Upaya akan dilakukan (e = 1) Jika
U* (1) ≥ U* (0)
c ≤c 1 ≡ u (r – p(1) d) – u (r – p (0) d) Artinya, biaya usaha lebih kecil dari keuntungan utilitas yang dihasilkan dari premi yang lebih rendah.
Gambar.1 Kontrak Terbaik Pertama
2.3.3 Upaya yang tidak dapat diamati
Ketika suatu usaha tidak dapat diamati, perusahaan asuransi tidak bisa mengkondisikan kontraknya. Sebaliknya, mereka harus mengevaluasi pengaruh kebijakan pada pilihan konsumen dan memilih kebijakan yang tepat. Preferensi konsumen atas kontrak ditentukan oleh tingkat tertinggi dari kepuasan mereka yang dapat dicapai dengan kontrak yang diberikan bahwa mereka telah membuat pilihan yang tepat. Secara formal, utilitas V (δ, π) yang timbul dari kontrak (δ, π) ditentukan oleh
V (δ, π) ≡ max U (e, δ, π)
e ={0,1
Gambar.2 Kurva Pengalih
Dari grafik di atas dijelaskan bahwa area e=0 adalah area untuk konsumen yang tidak memiliki usaha, sedangkan area e=1 adalah area untuk konsumen dengan usaha penuh. Dari dua area tersebut dipisahkan oleh garis D(π), yaitu garis yang menunjukkan bahwa konsumen acuh tak acuh terhadap e=0 dan e=1. Pada setiap titik, ( δ,π) dimana U (0,δ,π) = U (1,δ,π), kurva indiferens dari U (0,δ,π) lebih curam dari U (1,δ,π) karena kesediaan untuk membayar untuk cakupan ekstra lebih tinggi bila tidak ada upaya.
Lemma 1 Untuk setiap premi π, terdapat tingkat ganti rugi D (π) seperti :
(i)
Jika δ < D (π), e=1
(ii)
Jika δ ≥ D (π), e=0
Dimana D ( π) meningkat. Dengan kata lain, jika tingkat cakupan untuk premi diberikan terlalu tinggi, agen tidak akan lagi menemukan keuntungan untuk melakukan usaha.
Kontrak Terbaik Kedua
Kontrak terbaik kedua memaksimalkan subjek utilitas konsumen dengan kendala bahwa ia harus setidaknya impas.
No Effort
(Sumber : Hindrick, 2004)
Gambar.3 Kontrak Terbaik Kedua
Kontrak E 0 : tidak ada usaha dan cakupan penuh pada harga tinggi Kontrak E 1 : ada usaha dan cakupan parsial pada harga rendah.
Dimana dari kontrak tersebut akan optimal, tergantung pada biaya (c) dari usaha. Ketika biaya rendah, kontrak E 1 akan optimal dan cakupan parsial akan ditawarkan kepada konsumen. Sebaliknya, saat biaya tinggi makan akan optimal untuk tidak memiliki usaha dan kontrak E 0 akan optimal. Dari alasan ini maka harus ada beberapa nilai dari biaya usaha dimana perpindahan dibuat
antara E 0 dan E 1 . Ini dinyatakan sebagai proposisi 1.
Proposisi 1 terdapat nilai usaha, c 2 , with c 2 <c 1 , sehingga :
· c ≤ c 2 menyiratkan kontrak terbaik kedua adalah E 1 · c > c 2 menyiratkan kontrak terbaik kedua adalah E 0
Dapat ditunjukkan bahwa kontrak terbaik kedua tidak efisien. Karena tingkat kritis biaya, c, menentukan kapan usaha yang diberikan memuaskan c <
c 1 , hasilnya relatif tidak efisien untuk yang terbaik pertama. Lebih jauh lagi, ada upaya yang terlalu sedikit jika c 2 <c<c 1 dan cakupan yang terlalu sedikit
jika c < c 2 .
2.3.4 Teori Prinsipal – Agen
Posisi kepemilikan informasi tidak sama antara dua pihak yang berbeda dalam hal ini principal dengan agen, sehingga kedudukan tidak sama . Hubungan prinsipal agen adalah hubungan yang tidak setara . Agen memiliki informasi lebih banyak daripada prinsipal . Prinsipan mengalami masalah dalam menjaga agar agen bertindak atas namanya atau sesuai kontrak . Untuk mengatasi hal tersebut prinsipal mengeluarkan biaya sebagai insentif, biaya monitoring. Biaya untuk mencegah moral hazard.
Tidak hanya di tingkat bawah, masalah prinsipal agen juga ditemui di perusahaan besar dan perusahaan keuangan skala besar ketika menyewa eksekutif puncak, yang berperan sebagai nakhoda perusahaan milik prinsipal dan bertanggung terhadap keselamatan serta kemajuan perusahaan. Asumsi manusia adalah rasional dan self interested rational choice. Hubungan prinsipal agen tidak berbeda dengan asumsi ini . Dengan informasi asimetri prinsipal bisa menanggung resiko lebih besar dalam kontrak karena lebih sedikit memiliki informasi di lapangan.
2.4 Screening Jika perusahaan asuransi dihadapkan kepada konsumen yang memiliki
probabilitas kecelakaan yang berbeda, maka hal ini akan menguntungkan mereka jika mereka mampu menemukan beberapa mekanisme yang memungkinkan dalam membedakan antara risiko tinggi dan risiko rendah. Dengan adanya mekanisme tersebut, memungkinkan mereka untuk melakukan kebijakan asuransi yang sesuai untuk setiap jenis sehingga mampu menghindari penyatuan risiko yang dapat menyebabkan penguraian pasar.
Mekanisme yang dapat digunakan oleh perusahaan asuransi adalah untuk menawarkan menu kontrak berbeda yang dirancang sedemikian rupa sehingga setiap jenis dari risiko memilih sendiri kontrak yang dirancang . Dengan memilih sendiri, berarti konsumen telah menemukan kepentingan mereka untuk memilih kontrak yang ditujukan pada mereka. kesetimbangan terpisah (separating equilibrium). Hal ini harus sejalan dengan penyatuan keseimbangan (pooling equilibrium) di mana semua konsumen membeli kontrak asuransi yang sama. Jelas risiko buruk akan kehilangan dari pemisahan ini karena mereka tidak akan lagi mendapatkan keuntungan dari premi rendah yang dihasilkan dari penyatuan mereka dengan risiko rendah.
Dalam pasar tenaga kerja, screening digunakan ketika baik karyawan maupun perusahaan tidak mengetahui kemampuan yang sebenarnya dari karyawan itu sendiri. Screening sebaiknya dilakukan sebelum kontrak dengan karyawan (baik itu melalui beberapa tes atau proses sertifikasi lainnya) atau setelah kontrak dengan mengamati kinerja karyawan secara berkala. Hal ini bertujuan untuk menentukan keahlian karyawan yang potensial dan untuk menempatkan karyawan pada pekerjaan yang tepat sesuai keahliannya.
Screening dapat menguntungkan bagi perusahaan dan juga dapat bermanfaat bagi karyawan. Karyawan juga dapat membayar untuk screening, salah satu carnya yaitu perusahaan yang mengharuskan karyawan memiliki beberapa bentuk sertifikasi. Cara lain adalah ketika perusahaan melakukan screening pada karyawan selama masa percobaan, maka setiap karyawan yang melewati screening membayar dari gaji yang dikurangi selama masa percobaan. (Stiglitz and Weiss:1983)
2.4.1 Keseimbangan informasi sempurna Keseimbangan informasi yang sempurna diasumsikan bahwa perusahaan
asuransi dapat mengamati jenis dari setiap konsumennya, yaitu mereka tahu persis probabilitas kecelakaan dari masing-masing pelanggan.
Gambar.4 Keseimbangan Informasi Sempurna
Dengan informasi yang lengkap, perusahaan asuransi mengetahui probabilitas kecelakaan. Mereka kemudian dapat menawarkan kontrak dengan trade off premi yang lebih tinggi untuk cakupan meningkat pada tingkat probabilitas kecelakaan. Artinya, jenis risiko rendah yang ditawarkan kontrak {π, δ} memuaskan ketika berada pada titik π = p `δ dan kontrak berisiko tinggi memuaskan pada titik π = phδ. Ini adalah kontrak keseimbangan yang akan ditawarkan. Sehingga gambar tersebut menunjukkan bahwa grafik dengan kemiringan yang curam adalah grafik dari jenis konsumen dengan resiko tinggi. Sedangkan grafik dengan kemiringan yang landai merupakan grafik dari jenis konsumen dengan resiko rendah. Dari kedua grafik tersebut masing-masing menunjukkan kurva indiferen yang saling berpotongan pada π=o. Dalam hal ini berarti bahwa sudah tidak terjadinya informasi asimetris di dalam pasar asuransi, karena perusahaan asuransi dapat secara pasti membedakan jenis konsumen yang berisiko tinggi maupun rendah.
2.4.2 Keseimbangan informasi tak sempurna
Informasi yang tidak sempurna diperkenalkan dengan mengasumsikan bahwa perusahaan asuransi tidak dapat membedakan konsumen berisiko rendah dan risiko tinggi. Dalam hal ini perusahaan juga tidak bisa mempekerjakan metode penyelidikan lain untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
Mengingat asumsi, perusahaan asuransi tidak bisa menawarkan kontrak yang muncul dalam keseimbangan penuh informasi yang kompetitif. Kontrak efisien untuk risiko rendah yang menyediakan setiap tingkat tertentu cakupan dengan premi yang lebih rendah daripada kontrak untuk risiko tinggi. Oleh karena itu kedua jenis akan lebih memilih kontrak yang dimaksudkan untuk risiko rendah (ini adalah adverse selection lagi!). Jika ditawarkan, maka akan dikenakan biaya premi berdasarkan probabilitas kecelakaan berisiko rendah tetapi harus membayar klaim pada probabilitas penduduk rata-rata.
Gambar.5 Seperating and Pooling Contract Equilibrium
Grafik di atas menjelaskan mengenai keseimbangan informasi yang tidak sempurna dalam pasar asuransi dimana grafik dengan kemiringan curam adalah grafik untuk jenis konsumen berisiko tinggi, sedangkan grafik dengan kemiringan landai adalah grafik untuk jenis konsumen berisiko rendah. Dari kedua grafik tersebut masing-masing menunjukkan kurva indiferen yang berbeda. Yang membedakan kurva indiferen untuk keseimbangan konsumen yang sempurna dengan yang tidak sempurna terletak pada titik perpotongannya, dimana bagi keseimbangan informasi yang sempurna kurva indiferennya berpotongan pada π=0. Sedangkan bagi keseimbangan informasi yang tidak sempurna kurva indiferennya tidak berpotongan pada π=0.
Asumsikan sekarang bahwa perusahaan asuransi menawarkan Sh kontrak yang dirancang untuk risiko tinggi dan kontrak S `dirancang untuk risiko rendah. Ketika jenis tidak dapat diamati, kontrak Sh dan S `harus memenuhi kendala seleksi mandiri (atau incentivecompatibility) Kendala- kendala memerlukan risiko rendah untuk menemukan bahwa kontrak S `menawarkan utilitas sebanyak kontrak Sh, dengan penyelenggaraan kebalikan untuk risiko tinggi. Jika pada kendala utilitas, seseorang dengan risiko rendah akan memilih kontrak yang dirancang untuk mereka, sebagaimana yang risiko tinggi lakukan. Hal itu merupakan kendala seleksi mandiri yang dapat ditulis sebagai berikut:
· V`(S`) ≥ V`(Sh) (ICu), dan · Vh(Sh) ≥ Vh(S`) (ICd)
Tidak ada penyatuan keseimbangan dalam model pasar asuransi. Mungkin ada pemisahan keseimbangan, tapi ini tergantung pada populasi proporsi. Ketika tidak ada yang memisahkan keseimbangan, tidak ada kesetimbangan sama sekali. Informasi asimetris menyebabkan inefisiensi, baik menyebabkan pemisahan keseimbangan di mana risiko rendah dan memiliki asuransi terlalu sedikit atau menyebabkan tidak adanya keseimbangan sama sekali.
2.4.3 Intervensi Pemerintah
Intervensi pemerintah dalam pasar asuransi dibatasi oleh batasan informasi yang sama yang mempengaruhi perusahaan: mereka tidak bisa mengatakan siapa yang berisiko rendah atau risiko tinggi secara langsung namun hanya bisa membuat kesimpulan dari pilihan-pilihan mereka.
Hal ini memiliki konsekuensi yang membatasi intervensi kebijakan harus didasarkan pada informasi yang sama seperti yang tersedia bagi perusahaan asuransi. Bahkan di bawah pembatasan ini, pemerintah dapat mencapai perbaikan Pareto dengan menerapkan subsidi silang dari risiko rendah untuk risiko tinggi. Hal ini dilakukan dengan subsidi premi resiko tinggi dan berat premi risiko rendah. Hal ini juga dapat dilakukannya tanpa memperhatikan risiko dengan menerapkan cakupan minimal untuk semua pada premi risiko rata-rata.
Alasan bahwa kebijakan ini bekerja adalah bahwa transfer yang dihasilkan dari risiko rendah menuju risiko tinggi melemaskan kendala insentif (ICD). Hal ini membuat serangkaian kebijakan asuransi yang memenuhi kendala yang lebih besar dan begitu manfaat kedua jenis. Keseimbangan ini tidak dapat dicapai oleh perusahaan asuransi karena akan memerlukan mereka semua untuk bertindak secara bersamaan. Ini adalah contoh dari kegagalan koordinasi yang mencegah pencapaian hasil yang lebih baik.
Intervensi kebijakan telah direkayasa sehingga perbaikan Pareto. Perlu dicatat bahwa pemerintah telah meningkatkan hasilnya meskipun hanya memiliki informasi yang sama dengan perusahaan asuransi. Hal ini tercapai melalui kemampuan pemerintah untuk mengkoordinasikan transfer – yang merupakan sesuatu yang perusahaan asuransi tidak bisa lakukan.
2.5 Signaling
Dasar dari informasi asimetris adalah ketidakmampuan untuk membedakan yang baik dari yang buruk. Hal ini dapat merugikan baik bagi penjual yang gagal dalam mendapatkan nilai yang sebenarnya, dan untuk pembeli yang lebih suka membayar harga yang lebih tinggi untuk sesuatu yang dikenal baik. Situasi ini akan membaik jika penjual bisa menyampaikan beberapa informasi yang meyakinkan kualitas Produk kepada pembeli. Jaminan juga dapat berfungsi sebagai sinyal dari kualitas barang yang tahan lama. Informasi tersebut, bisa saling menguntungkan.
Perlu dicatat perbedaan antara screening dan signaling. Pengguna informasi yang terbatas menggunakan screening untuk mencari tau informasi yang lebih baik. Sedangkan pengguna informasi yang luas menggunakan signaling untuk membantu mengurangi informasi dan mencari tahu kebenarannya.
Pemodelan sinyal terjadi pada waktu tindakan investasi. Asumsi dasarnya adalah bahwa agen informasi bergerak pertama dan berinvestasi untuk memperoleh sinyal. Pihak yang kurang informasi kemudian mengamati sinyal dari agen tersebut dan menyimpulkan tentang bentuk kualitas berdasarkan sinyal-sinyal. Kesetimbangan tercapai ketika investasi yang dipilih dalam sinyal optimal untuk setiap agen pencari informasi. Salah satu asumsi yang mendorong operasi dan efisiensi pasar kompetitif adalah bahwa pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna tentang kualitas barang dan jasa yang diperdagangkan. Dalam pasar tenaga kerja, perusahaan dalam merekrut tenaga kerja sering tidak tahu tentang kualitas dari para pelamar, bahkan perekrutan tenaga kerja ini bisa berisiko jika salah menempatkan karyawan.
Bila perusahaan benar-benar tidak mengetahui tentang keahlian dan kualitas pelamar, maka pelamar memiliki insentif untuk membesar-besarkan kualifikasinya untuk mendapatkan pekerjaan. Pelamar sering memiliki informasi pribadi atau dengan kata lain mereka betul-betul tahu tentang keahlian dan kualitas mereka. Dengan begitu pelamar dapat mengirimkan sinyal-sinyal kepada perusahaan yang menunjukkan bahwa dirinya adalah karyawan berpotensi yang berkeahlian dan berkualitas baik.
Gambar.6 Intervensi Pasar
Dalam pasar tenaga kerja, perusahaan akan mendapatkan laba lebih ketika mereka dapat mengamati sinyal dari para pekerjanya. Ketika perusahaan memiliki pekerja dengn produktivitas rendah, maka perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan tingkat produktivita para pekerjanya dengan memberikan upah yang tinggi sehingga para pekerja juga berusaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Namun ketika tingkat upah melebihi biaya yang dikeluarkan, perusahaan akan menurunkan tingkat upah yang kemudian justru menurunkan laba perusahaan.
3. Bernerd – Spencer Game Theory
Model Brander-Spencer adalah model ekonomi dalam perdagangan internasional awalnya dikembangkan oleh James Brander dan Barbara Spencer pada awal tahun 1980. Model ini menggambarkan situasi di mana, di bawah asumsi tertentu, pemerintah dapat mensubsidi perusahaan domestik untuk membantu mereka dalam kompetisi mereka terhadap produsen asing sehingga meningkatkan kesejahteraan nasional. Kesimpulan ini bertentangan dengan hasil dari kebanyakan model perdagangan internasional, di mana seharusnya tidak ada intervensi sosial yang optimal oleh pemerintah.
Model dasar adalah variasi pada "pemimpin dan pengikut" Stackelberg-Cournot permainan duopoli. Atau, model tersebut dapat digambarkan dalam hal teori permainan sebagai awalnya permainan dengan ekuilibria Nash ganda, dengan pemerintah yang memiliki kemampuan mempengaruhi hadiah agar beralih ke permainan dengan hanya satu keseimbangan. Meskipun dimungkinkan bagi pemerintah nasional untuk meningkatkan kesejahteraan suatu negara dalam model melalui subsidi ekspor, kebijakan adalah tipe pengemis sesamamu. Hal ini juga berarti bahwa jika semua pemerintah secara bersamaan mencoba untuk mengikuti resep kebijakan dari model, semua negara akan berakhir lebih buruk.
Model adalah bagian dari "Teori Perdagangan Baru" yang dikembangkan pada 1970-an dan awal 1980-an, yang kemudian dikembangkan menjadi teori perdagangan internasional. Secara khusus, seperti di banyak model teori Perdagangan Baru lainnya, skala ekonomi (dalam hal ini, dalam bentuk biaya masuk tetap) memainkan peran penting dalam model Brander-Spencer .
Versi Permainan
Sebuah versi sederhana dari model ini dipopulerkan oleh Paul Krugman pada 1990-an di Prosperity menjajakan bukunya. Dalam set up ada dua perusahaan, satu asing dan satu negeri yang mempertimbangkan untuk memasuki pasar ekspor baru di negara ketiga (atau mungkin seluruh dunia). Permintaan di pasar ekspor adalah sedemikian rupa sehingga jika hanya satu perusahaan masuk, itu akan membuat keuntungan, tetapi jika mereka berdua masuk ke masing-masing akan membuat kerugian, mungkin karena awal dibentuk, infrastruktur, pengembangan pemasaran produk, atau biaya tetap lainnya entri. Matriks di bawah ini menyajikan contoh bentuk permainan jika kedua perusahaan terlibat masuk.
Gambar.7 Bernerd-Spencer Game Theory
Pilihan yang tersedia dari perusahaan dalam negeri diberikan di sebelah kiri, sedangkan yang dari perusahaan asing di atas. Angka pertama dalam setiap sel menunjukkan hasil untuk perusahaan dalam negeri sedangkan angka kedua adalah hasil ke perusahaan asing .
Permainan tanpa subsidi pemerintah untuk perusahaan domestik ditunjukkan pada Fig.1 di sebelah kiri. Jika kedua perusahaan masuk, mereka masing-masing menderita kerugian sebesar 10 juta dolar dan jika mereka berdua tetap keluar dari pasar perusahaan tidak membuat keuntungan atau kerugian. Namun, jika hanya satu perusahaan masuk, perusahaan yang akan merealisasikan keuntungan sebesar 50 juta dolar AS, sementara perusahaan lain tak akan membuat apa-apa. Kedua ekuilibria Nash dari permainan ini (ditandai dalam warna ungu) merupakan situasi di mana hanya ada satu perusahaan memasuki - tetapi yang tegas, domestik maupun asing, adalah tak tentu. Dalam situasi seperti itu jika perusahaan asing memiliki keunggulan awal tipis dibandingkan perusahaan domestik, perusahaan dalam negeri akan tetap keluar dan perusahaan asing akan masuk.
Permainan berubah namun jika pemerintah dipercaya berjanji untuk mensubsidi perusahaan dalam negeri jika memasuki pasar, seperti yang diilustrasikan pada Fig 2. Misalkan pemerintah menjanjikan subsidi dari dua puluh juta, terlepas dari apakah perusahaan asing juga masuk atau tidak. Dalam hal ini, jika perusahaan asing memasuki perusahaan dalam negeri akan kehilangan sepuluh juta dari biaya masuk, tetapi akan lebih dari dikompensasi oleh subsidi pemerintah, berakhir dengan hasil bersih dari sepuluh juta. Jika perusahaan asing tidak masuk tentu saja, itu masih menguntungkan bagi perusahaan dalam negeri untuk masuk. Akibatnya, terlepas dari tindakan dari perusahaan asing, insentif perusahaan domestik adalah untuk memasuki pasar. Mengantisipasi hal ini, perusahaan asing akan tetap keluar dari pasar itu sendiri, karena kalau tidak akan mengalami kerugian .
Dari sudut pandang negara dalam negeri, subsidi adalah meningkatkan kesejahteraan. Subsidi 20 juta merupakan transfer dari pemerintah untuk perusahaan karena itu tidak berpengaruh pada kesejahteraan nasional (mengabaikan biaya perpajakan, selama ini tidak terlalu besar wawasan dasar model berjalan melalui). Selain itu perusahaan domestik keuntungan 50 juta yang akan dinyatakan pergi ke perusahaan asing.
4. Kekuatan dan Kelemahan Teori
Dalam suatu teori tentunya terdapat kekuatan dan kelemahan yang muncul, sebab sebagai ilmu social (Ekonomi) yang memelajari pola hidup manusia yang hampir setiap saat berubah tentu bukanlah hal gampang, dan berikut merupakan kekuatan dan kelemahan teori informasi asimetris didasarkan pembahasan diatas.
4.1 Kekuatan
Salah satu kekuatan utama dari teori informasi asimetris adalah kemampuan teori untuk menjelaskan fenomena ekonomi yang belum ijelaskan. Teori informasi asimetris memberitahu kita bahwa mungkin mustahil untuk membedakan kualitas yang baik dan buruk, dan fenomena ini dapat digunakan untuk menjelaskan, misalnya, keberadaan menangkal institusi pasar. Demikian pula pembenaran ekonomi untuk mengatur kualitas tidak dapat ditemukan dari teori tradisional. Kedua teori mengakui arti informasi sebagai penentu pasar. Tentu saja salah satu kekuatan dari teori ini adalah bahwa hal itu juga dapat diaplikasikan di atas sebagai disiplin ilmu. Teori ini dikembangkan di bidang ekonomi sebagaimana sebagian besar aplikasi yang dibahas dalam makalah, tetapi juga telah diterapkan pada bidang lain.
Sebagai contoh, telah digunakan untuk menganalisis pengaruh pemalsuan di pasar lukisan seni dan untuk mempelajari model penyebaran HIV. Teori itu sendiri adalah sederhana untuk memahami dan memanfaatkan. Konsep ini tampaknya seperti "akal sehat" dan mudah dimengerti. Kompleksitas analisis hanya berasal dari memilih model matematis yang kompleks untuk model asimetri dari suatu domain aplikasi.
4.2 Kelemahan
Meskipun bisa menjadi alat yang sangat berguna, teori informasi asimetris juga memiliki kelemahan. Pembahasan di sini didasarkan pada pengamatan dari bahan pelajaran yang disampaikan. Potensi masalah pertama berhubungan dengan model yang dikembangkan dengan menggunakan teori informasi asimetris untuk menilai pasar.
1. Asimetri satu arah : Misalnya, Spence menyatakan pada tahun 1976 dalam makalahnya bahwa "[dalam beberapa kasus] Akan ada variasi acak dalam sinyal biaya yang mencegah majikan untuk membedakan secara sempurna antara individu-individu dari berbagai kemampuan yang produktif." Aplikasi teori juga hanya mempertimbangkan asimetri dalam satu arah. Namun, ak menutup kemungkinan ada juga perbedaan informasi dalam mendukung pihak lain.
2. ‘Model sederhana’ Teori Informasi Asimetris : Banyak dari model berurusan dengan versi yang sangat disederhanakan dari pasar dengan jenis kemungkinan beberapa pemain atau negara. Seperti yang selalu terjadi dengan model, ada kemungkinan untuk menjadi terlalu terpikat dengan model dan manipulasi matematika untuk melihat kompleksitas hadir di pasar dunia nyata. Teori itu sendiri mungkin rusak dalam asumsi sederhana nya. Misalnya, teori mengasumsikan bahwa pembeli selalu tahu nilai rata- rata dari barang-barang yang dijual. Informasi seperti ini tidak selalu tersedia, khususnya untuk barang unik. Meskipun ada kemungkinan masih menjadi asimetri informasi dalam kasus ini. Begitupula dengan dinamika kompetitif diasumsikan dalam model yang sederhana. Rothschild dan Stiglitz menganggap model di mana keseimbangan dapat dicapai di pasar memastikan dengan kebijakan setiap diperdagangkan membuat keuntungan nol. Model ini tidak mempertimbangkan produk pengganti, peserta agresif untuk pasar perdagangan dengan keuntungan negatif dan juga mengasumsikan biaya yang sama untuk memproduksi jasa untuk semua perusahaan. Mengambil faktor tersebut ke dalam penghitungan mungkin memiliki efek mendalam pada hasil yang diperoleh dengan model.
5. Kesimpulan
Setelah melakukan studi literature mengenai informasi asimetris yang juga membahas kekurangan serta kelebihan teori, maka dapat di simpulkan bahwa teori informasi asimetris tampaknya menjadi model intuitif perilaku pasar yang kompetitif. Utamanya konsep-adverse selection, menangkal lembaga, sinyal dan skrining-adalah konsep yang berguna yang telah banyak digunakan dalam penelitian selanjutnya. Teori ini juga digunakan di seluruh disiplin ilmu yang berbeda, yang menambah kredibilitas teori ini. Aplikasi teori yang disajikan di sini mengembangkan teori lebih lanjut dan menjelaskan banyak lembaga pasar yang penting. Hal ini jelas dari materi yang dipelajari bahwa teori tersebut memiliki beberapa aplikasi yang berguna. Aplikasi, bagaimanapun, sering teoritis daripada praktis. Hal ini dijelaskan sebagian oleh materi yang dipelajari karena tidak ada jurnal praktisi yang digunakan, tetapi berguna untuk dicatat kemungkinan perbedaan. Implikasi berguna dalam konteks model teoritis, tetapi penerapannya untuk masalah pasar yang sebenarnya harus dievaluasi secara menyeluruh sebelum pelaksanaan
6. Studi Kasus
Kasus 1
Maraknya Penipuan di Dunia Maya (Penipuan Bisnis Online)
http://teknologi.kompasania.com 22 February 2012 | 23:39
Internet di Indonesia dimulai pertama kali pada tahun 1990-an. Masyarakat menggunakan internet pada saat itu masih sangat terbatas, bisanya masyarakat yang berada dikota-kota besar yang menggunakannya. Berbeda dengan sekarang, masyarakat dari segala kalangan dapat menggunakan internet untuk berbagai macam hal. Kalangan tua, muda, sampai anak-anak sekarang mampu menggunakannya untuk kebutuhanya. Bisnis online sekarang marak sekali dilakukan orang untuk memperjual- belikan barang dagangannya. Banyak hal yang menjadi alasan mereka menggunakan internet untuk memperluas usahanya seiring dengan perkembangan internet yang semakin pesat. Di samping banyak kemudahan yang diberikan dalam jual-beli ini, tapi banyak juga kesulitan yang dialami oleh penjual dalam memasarkan dagangannya.Tetapi banyak juga kasus-kasus penipuan jual-beli lewat online, dikarenakan jual-beli tidak seperti jual-beli pada umumnya, mereka bertemu kemudian ada transaksi. Sedangkan jual beli online misalnya lewat facebook, mereka hanya berkomunikasi lewat facebook atau lewat SMS. Dalam makalah ini membahas keuntungan dari jual-beli online, kesulitannya, serta kasus-kasus yang terjadi dalam jual beli secara online seiring dengan perkembangan internet yang semakin pesat di indonesia.
Perkembangan Internet Di Indonesia Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru,
interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan/ industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan/ industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi,
Pengertian Bisnis Online/ Jual Beli Online Di zaman ketika internet seakan sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat, khususnya di daerah perkotaan, proses jual beli melalui internet tentu sudah tidak asing lagi. Internet bukan hanya konsumsi golongan tertentu saja seperti bertahun-tahun yang lalu, tapi sudah merambah ke masyarakat golongan menengah ke bawahProses jual beli melalu internet ini lazim disebut e-commerce. E-commerce atau Electronic Commerce atau EC pada dasarnya adalah bagian dari electronic business. EC merupakan suatu proses jual beli, transfer, atau pertukaran produk, servis, dan informasi yang dilakukan melalui jaringan komputer, termasuk internet. Business to Consumer (B2C) adalah transaksi yang terjadi antara perusahaan dengan pembeli. Setiap tahunnya ada saja teknologi baru yang muncul entah dalam bentuk komputer desktop, laptop, handphone, iPhone, dan bermacam-macam gadget lainnya. Perkembangannya yang cepat membuat harga gadget tersebut pun semakin murah karena kemudian kalah canggih dengan gadget lain. Hal ini membuat barang-barang tersebut terjangkau oleh masyarakat. Ditambah dengan akses internet yang mudah, internet menjadi hal yang tidak asing lagi.
Keuntungan Bisnis Online Toko online adalah sebuah tempat terjadinya berbagai aktivitas perdagangan atau jual beli barang dan jasa yang terhubung dalam suatu jaringan dalam hal ini adalah jaringan internet.Ketika melakukan transaksi di sebuah toko offline, kita bebas memilih barang yang akan kita beli. Terkadang kita perlu memasukkan barang yang kita beli ke dalam keranjang belanja lalu kita menyerahkan keranjang belanja tersebut ke pada kasir untuk dihitung total dari belanja kita.Modal Tidak Terlalu Besar Modal tidak tidak perlu besar sampai jutaan rupiah. Paling minim biaya koneksi ke internet atau warnet. Tidak perlu beli stok barang atau mikir tersedianya stok (kecuali yang mau dagang produk sendiri). Di internet banyak yang mau dibantu sama kita untuk
jual produk mereka. Istilahnya biasa kita disebut sebagai affiliate, associate atau partner mereka.Hemat Waktu dan Biaya Mengapa toko online dapat menghemat waktu dan biaya? Bayangkan bila Anda memiliki seorang customer yang berada jauh di luar pulau, tentunya sang customer yang menjadi langganan Anda merasa kesulitan untuk berbelanja di toko Anda jika Anda hanya terpaku pada penjualan toko offline. Bukankah ini akan membuang banyak waktu, tenaga dan biaya perjalanan.Tetapi tidak demikian halnya jika Anda juga memiliki sebuah toko online selain toko offline Anda. Customer Anda tinggal memilih produk yang dipesan melalui website toko online Anda yang disajikan dalam bentuk gambar, kemudian mengisi form pemesanan barang, membayar dengan menggunakan sistem transaksi, dan barang akan di antar oleh jasa pengiriman barang tepat pada waktu yang telah ditentukan.Tidak Perlu Menjaga Toko Setiap Saat Tidak seperti sebuah toko offline, Anda harus setia menanti pelanggan yang datang untuk berbelanja. Di toko online, Anda tidak perlu secara terus menerus menanti datangnya calon pembeli, sebab transaksi pemesanan dapat dilakukan melalui email atau sistem yang telah ada dalam toko online tersebut.