Penelitian Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga

PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH :

ARDIN DOLOK SARIBU, SE., MSi

(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommesen)

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2012

ABSTRACT

Target of this research is to obtain get evidence empirically and clarity about fundamental variable influence consisting of ROA, ROE, DER, EPS, simultanrously and partially on the stock price in the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The population in this research are all banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2006 until 2010. The research sample was taken by using purposive sampling method resulting in 21 banks. The method of anlysis used is multiple linear regression analysis. Result of research simultaneously shows all the independent variables affect the share price with significant value of o,001. While only partial and ROA, ROE, DER variables that influence the stock prices and DER variable not affect to stock price.

Keywords: Return ON Asset, Return On Equity, Debt Equity Ratio, Earnings Per Share and Stock Price.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan penelitian ini tidak lepas dari pengorbanan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Jongkers Tampubolon, MSc, selaku Rektor Universitas HKBP Nommensen besarta seluruh stafnya.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasan Sitorus, MSi., selaku Ketua Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya.

3. Bapak Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya.

4. Bapak Dr. Jadongan Sijabat, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya.

5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen.

6. Kedua Orang Tua dan Istriku Jojor Delima Samosir, AMKeb. serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi dengan penuh kasih sayang kepada penulis.

7. Seluruh pihak-pihak tidak disebutkan yang telah mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis khususnya mahasiswa/i yang turut serta membantu pengisian kuesioner. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna,

sehingga masih diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan, dan akhirnya harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2012

Ardin Dolok Saribu, SE., MSi.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perekonomian bangsa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah memperhatikan perkembangan yang cukup signifikan. Dengan semakin banyaknya bermunculan perusahaan-perusahaan yang mendaftar dan menjual saham/go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam upaya melakukan pengembangan terhadap kegiatan bisnisnya, perusahaan tentu saja membutuhkan dana yang sangat besar. Kebutuhan akan dana tersebut semakin bertambah seiring dengan semakin besarnya kegiatan ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber dana eksternal disamping sumber dana pinjaman.

Pasar modal memiliki peran bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal dapat menginvestasikan dana dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus mengganggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.

Adanya perkembangan pasar modal yang pesat dapat membuat investor lebih leluasa dalam melakukan aktivitasnya, baik dalam pemilihan portofolio investasi pada efek yang tersedia maupun besarnya jumlah yang diinvestasikan. Tujuan dan motivasi investor dalam melakukan pembelian saham adalah Adanya perkembangan pasar modal yang pesat dapat membuat investor lebih leluasa dalam melakukan aktivitasnya, baik dalam pemilihan portofolio investasi pada efek yang tersedia maupun besarnya jumlah yang diinvestasikan. Tujuan dan motivasi investor dalam melakukan pembelian saham adalah

Dalam berinvestasi para investor memerlukan informasi akurat yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan untuk membeli saham-saham perusahaan yang menguntungkan. Informasi yang ada dapat digunakan sebagai bahan analisa saham baik secara fundamental maupun teknikal. Keadaan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemakai untuk mendukung proses pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Analisa laporan keuangan ini mencakup (1) perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, dan (2) evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu (Brigham dan Houston, 2006).

Badan pengawasan pasar modal (BAPEPAM) mewajibkan para emiten untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan atau annual report agar adanya transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan. Dengan analisis tertentu atas laporan keuangan masyarakat dapat menentukan pilihan untuk berinvestasi pada saham perusahaan yang menurut penilaiannya memiliki prospek yang menguntungkan misalnya dengan menggunakan berbagai rasio yang diperoleh dari laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Investor dalam melakukan analisis dan menilai saham di pasar modal secara umum menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar dengan Investor dalam melakukan analisis dan menilai saham di pasar modal secara umum menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar dengan

Studi Utami dan Suharmadi (1998) menunjukkan bahwa faktor fundamental perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan resiko sekaligus membantu unvestor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi daham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Analisis fundamental memfokuskan pada laporan keuangan perusahaan di mana tujuannya untuk mendeteksi perbedaan harga saham sekuritas dengan nilai intrinsiknya. Pendekatan fundamental memberikan dasar teoritis perhitungan nilai intrinsiknya yang dapat ditentukan berdasarkan faktor fundamental perusahaan misalnya, laba, deviden, struktur modal, ratio dan potensi pertumbuhan perusahaan.

Faktor fundamental yang digunakan untuk memprediksi harga saham atau retur saham adalah resiko keuangan dan resiko pasar. Rasio keuangan yang berfungsi untuk memprediksi harga saham yaitu ROA (Return On Asset), DER (Debt Equity Ratio), ROE (Return On Equity), BVS (Book Value per Share). Rasio ini digunakan untuk menilai kewajaran harga saham maupun menilai tingkat harga relatif jika diperbandingkan dengan harga saham lainnya.

Peneliti sebelumnya yang menghubungkan antara faktor fundamental (ROA, DER, BVS, PBV) dengan harga saham menunjukkan hasil yang tidak Peneliti sebelumnya yang menghubungkan antara faktor fundamental (ROA, DER, BVS, PBV) dengan harga saham menunjukkan hasil yang tidak

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya karena masih terdapat ketidakkonsistensinan hasil penelitian-penelitian tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakakukan oleh Nainggolan (2008) yang menguji Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya variabel bebasnya yang digunakan adalah ROA, ROE, DER, BVS. Sementara dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah ROA, ROE, DER, EPS. Perbedaan lainnya adalah penelitian ini mengunakan objek penelitian pada perusahaan perbankan sedangkan objek penelitian sebleumnya adalah perusahaan manufaktur. Kemudian perbedaan berikutnya adalah tahun periode penelitian ini adalah dari tahun 2005 – 2009 sedangkan periode penlitian sebelumnya adalah tahun 2004 – 2006. Melihat hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk memberikan kajian akademik yang semakin jelas mengenai permasalahan yang dikemukakan di atas. Faktor fundamental dengan menggunakan rasio keuangan yang akan digunakan adalah ROA, ROE, DER, EPS sebagai variabel yang akan diteliti terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2005 – 2009 Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya karena masih terdapat ketidakkonsistensinan hasil penelitian-penelitian tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakakukan oleh Nainggolan (2008) yang menguji Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya variabel bebasnya yang digunakan adalah ROA, ROE, DER, BVS. Sementara dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah ROA, ROE, DER, EPS. Perbedaan lainnya adalah penelitian ini mengunakan objek penelitian pada perusahaan perbankan sedangkan objek penelitian sebleumnya adalah perusahaan manufaktur. Kemudian perbedaan berikutnya adalah tahun periode penelitian ini adalah dari tahun 2005 – 2009 sedangkan periode penlitian sebelumnya adalah tahun 2004 – 2006. Melihat hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk memberikan kajian akademik yang semakin jelas mengenai permasalahan yang dikemukakan di atas. Faktor fundamental dengan menggunakan rasio keuangan yang akan digunakan adalah ROA, ROE, DER, EPS sebagai variabel yang akan diteliti terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2005 – 2009

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, untuk memberikan fokus dan batasan penelitian agar hasil yang diperoleh bisa memberikan kesimpulan yang baik, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara bersama-sama (Simultan) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Apakah variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara individual (Parsial) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamentar dalam pembentukan harga saham. Secara terinci tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara bersama-sama (Simultan) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara Individual (Parsial) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada berbagai bidang dan profesi, yaitu sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam memahami pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS terhadap Harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Menambah informasi bagi investor pasar modal untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang optimal.

3. Menambah perbendaharaan riset di akademisi dibidang manajemen keuangan khususnya manajemen investasi di pasar modal, dan referensi peneliti selanjutnya pada permasalahan atau subjek yang sama.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2008) yang menguji analisis pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu

No Keterangan

Penelitian sekarang

Penelitian terdahulu

1 Variabel Bebas ROA, ROE, DER, EPS ROA, ROE, DER, BVS

2 Perusahaan

Perbankan

Manufaktur

3 Periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Pengertian Pasar Modal

Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Jika di pasar modal diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan seperti opsi, maka di pasar uang diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Comercial Paper, Promissory Notes, Call Money, Repurchase Agreement, Banker’s Acceptence, Treasury Bills dan

lain-lain. Undang-uandang pasar modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Sharpe (1999:9) menyatakan bahwa pasar modal sebagai salah satu jenis pasar sekuritas yang memperdagangkan aktiva keuangan yang memiliki jangka waktu lebih dari setahun. Menurut Sunariyah (2004:5) pasar modal sebagai tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang Sharpe (1999:9) menyatakan bahwa pasar modal sebagai salah satu jenis pasar sekuritas yang memperdagangkan aktiva keuangan yang memiliki jangka waktu lebih dari setahun. Menurut Sunariyah (2004:5) pasar modal sebagai tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang

Dari definisi di atas maka pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi yang mempertemukan pihak penawar dan pembeli instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk hutung maupun modal sendiri.

2.1.2. Saham

Perseroan adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan Undang- Undang, dan mempunyai eksistensi yang terpisah dengan pemiliknya dan dapat melakukan usaha dalam batas tertentu sebagai mana lazimnya manusia biasa, sifat ini sering disebut sebagai berbadan hukum. Perseroan mempunyai eksistensi tidak terbatas, kecuali jika umumnya dibatasi oleh Undang-Undang. Sebagai bukti keikutsertaan mereka dalam perseroan tersebut makaperseroan menerbitkan saham bagi pemilik modal. Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas dimasyarakat. Umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa. Bentuk saham yang lain adalah saham yang memiliki sifat-sifat obligasi yaitu Preferred stock. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut, Tjiptono dan Hendy (2001:5).

Menurut Tjiptono dan Hendy (2001:7) ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas:

1. Blue Chip Stock yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam pembayaran deviden.

2. Income Stock yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

3. Growth Stock yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

4. Speculative Stock yaitu suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5. Counter Cyclical Stock yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

2.1.3. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagian ahli berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangkan panjang. Pendekatan dengan analisis fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa saham memiliki nilai instriksi yang diestimasi oleh para analis atau investor, (Jones:2002). Menurut Bodie (2005:140) bahwa analisis fundamental selalu memulai penilaian harga saham dengan melihat kepada pembelajaran atas laba historis dan pengujian atas laporan keuangan suatu perusahaan. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.

Menurut Husnan (1994:145) pendekatan fundamental memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental (pertumbuhan penjualan, nilai penjualan, Net profot Margin, dan Price earning ratio ) berdasarkan pada informasi akuntansi yang telah diaudit oleh akuntan publik dan dipercaya oleh segenap peserta pasar.

2.1.4. Harga Saham dan Penilaian Harga Saham

Berbagai studi empiris menunjukkan bahwa terdapat beberapa unsur utama yang terdapat dalam harga saham individual, yaitu:

1. Kondisi pasar secara keseluruhan

2. Kondisi industri sejenis

3. Kinerja perusahaan Sedangkan yang menjadi penyebab utama fluktuasi harga saham adalah kondisi perekonomian dan kinerja perusahaan.

Kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting, misalnya dalam beberapa kasus terdapat beberapa perusahaan tertentu bergerak dengan arah yang berbeda dengan industri sejenis. Perusahaan-perusahaan tertentu bergerak dengan arah yang berbeda dengan industri sejenis. Perusahaan-perusahaan ini mengembangkan produk atau teknologi yang baru sehingga membuat para investor merasa dapat memperoleh keuntungan, setidaknya bersifat temporer. Hal ini akan mengakibatkan bereaksinya harga saham akibat antisipasi dari pada investor terhadap keuntungan atau kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Reaksi harga saham yang cukup tajam terhadapa naik turunnya pendapatan perusahaan sudah merupakan hal yang biasa akibat tindakan investor untuk mengantisipasi hal ini. Berbagai pemberitaan dari kejadian-kejadian yang akan mempengaruhi kinerja perusahaan dapat pula menyebabkan naik turunnya harga.

Pertimbangan para fundamentalis mengenai pertumbuhan perusahaan, besarnya deviden, resiko dan tingkat bunga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap harga saham. Ekspektasi yang tinggi untuk meraih keuntungan dari investasi yang dilakukan cenderung melipatgandakan harga saham, sementara itu resiko dan tingkat bunga yang lebih tinggi cenderung akan mengakibatkan penurunan harga saham.

Hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah:

1. Tingkat inflasi dan suku bunga

2. Kebijakan keuangan dan fiskal

3. Situasi bisnis international

4. Situasi perekonomian Menurut Jogiyanto (1998:70), penilaian Harga saham menjelaskan ada 2

(dua) pendekatan untuk menilai interinsik saham yaitu:

a. Pendekatan nilai sekarang (Present Value Approaching) Pendekatan niali sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang.

b. Pendekatan PER (Price earning ratio approach) Pendekatan ini menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Rasio ini melihat berapa besar investor menilai harga saham dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Untuk mengetahui sampai sejauh mana investasi yang akan ditanamkan

investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan investor, dapat dilihat dari:

1. Return On Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio 1. Return On Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio

Net Income After Taxes ROA

Total Asset

2. Return On Equty (ROE) Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.

Net Income After Taxes ROE

Total Equity

3. Debt Equty Ratio (DER) Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

Total Debt DER

= Total Equity

4. Earnings Per Share (EPS) Salah satu angka yang dipertimbangkan oleh analis adalah Earnings Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencamtumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laba rugi perusahaan.

Net Income After Taxes

EPS

Number Of Share Outs tan ding

2.1.5. Rasio Keuangan

Untuk mengetahui makna yang ada pada laporan keuangan diperlukan sebuah alat analisis. Alat analisis ini digunakan biasanya adalah analsis laporan keuangan yang berupa rasio-rasio laporan keuangan. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dari berbagai aspek kinerja. Ukuran kinerja yang pertama yang diukur adalah ukuran likuiditas di mana menukur kinerja perusahaan dari aspek kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran kinerja kedua adalah leverage atau solvabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka panjang. Ukuran ketiga adalah profitalibitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan sumber daya yang dimiliki.

Menurut harahap (2003:298), keunggulan analisis rasio keuangan dibandingkan dengan teknik analisis yang lainnya:

a. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar yang lebih mudah dibaca dan signifikan.

b. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.

c. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score) c. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score)

e. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.2. Tinjauan Penelitian terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan variabel fundamental yang dihubungkan dengan harga saham perusahaan dalam analisis harga saham telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Haryanto (2003) melakukan penelitian bahwa beberapa variabel fundamental memeiliki pengaruh terhadap harga saham tetapi hanya ROE yang mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Dalam penelitian Dwipayana (2007) mengemukakan bahwa variabel ROA, PER, DER tidak berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Adapun hasil penelitian tersebut bahwa pengaruh terbesar dari nilai koefisien regresi NPM. Penelitian Silalahi (1991) mengemukakan bahwa fluktuasi harga saham secara nyata juga dipengaruhi oleh ROA. Penelitian Sasongko dan Wulandari (2003) mengemukakan bahwa hanya variabel EPS yang memiliki pengaruh terhadap harga saham.

Hasil penelitian Wathi (2006) membuktikan bahwa rasio profitabilitas dan rasio leverage secara simultas mempengaruhi harga saham, namun secara parsial hanya ROA dan DER yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian Indah Nurmalasari (2009) menemukan bahwa hanya ROA dan EPS Hasil penelitian Wathi (2006) membuktikan bahwa rasio profitabilitas dan rasio leverage secara simultas mempengaruhi harga saham, namun secara parsial hanya ROA dan DER yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian Indah Nurmalasari (2009) menemukan bahwa hanya ROA dan EPS

Tabel 2.1. Penelitian terdahulu beserta hasil penelitian

NO Nama/Tahun

Judul penelitian

Variabel

Hasil Penelitian

Penelitian

1 D. Silalahi Faktor-faktor yang Modal Kerja, EPS, Modal kerj, EPS, (1991)

mempengaruhi

Harga saham

Harga saham,

berpengaruh terhadap

harga saham 2 Rechtmawan

Pengaruh ROA, NPM, PER, Secara parsial hanya Dwipayana

Analisis

Harga variabel NPM yang (2007)

signifikan terhadap

terhadap

harga

harga saham,

saham

sedangkan variabel ROA, PER, DER tidak

signifikan terhadap

harga saham 3 Sucitra

Wathi Pengaruh rasio ROA, ROE, DER, Rasio Profitabilitas (2006)

Profitabilitas

dan Harga saham

dan rasio leverage

rasio

leverage

secara simultas

harga saham dan secara parsial hanya ROA

dan DER yang

berpengaruh terhadap

harga saham 4 Susan

Grace Pengaruh variabel ROA, ROE, DER, ROA, ROE, DER, Veranita

BVS, harga saham BVS, harga saham Nainggolan

fundamental

tidak berpengaruh (2008)

terhadap

harga

terhadap harga saham 5 Haryanto (2003)

saham

Pengaruh

Rasio ROA, ROE, NPM, Hanya ROE yang

Profitabilitas

Harga saham

terhadap harga

saham

pada

saham, sedangkan

perusahaan industri

ROA dan NPM

minimum di BEJ

tidak berpengaruh terhadap

harga saham 6 Sasongko

dan Pengaruh EVA dan ROA, EPS, ROS, Hanya EPS yang Wulandari (2003) Rasio Profitabilitas BEP, dan harga berpengaruh

terhadap

harga saham

terhadap harga

saham. 7 Indah

saham

Pengaruh ROA, ROE, NPM, Hanya Variabel Nurmalasari

Analisis

Rasio Profitabilitas EPS, harga saham ROA dan EPS yang (2009)

terhadap

Harga

memiliki pengaruh

Saham Emiten LQ45

terhadap harga

di BEI

saham.

2.3. Kerangka Konseptual

Variabel Independen Variabel Dependen

Rasio Fundamental

ROA (X1) ROE (X2)

Harga saham (Y) DER (X3)

EPS (X4)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual: Pengaruh variabel fundamental

terhadap harga saham

Kerangka konseptual bertujuan untuk memberikan gambaran konsep pemikiran dalam menjalankan penelitian ini. Kerangkan pemikiran disusun berdasarkan pemahaman penulis terhadap tinjauan teoritis serta penelitian terdahulu yang telah dikaji penulis pada bagian sebelumnya. Kerangka pemikiran ini akan digunakan untuk menyusun hipotesis dan instrumen penelitian yang akan digunakan. Memprediksi harga saham merupakan isu yang snagat penting dalam bidang keuangan terutama dalam pembuatan keputusan berinvestasi. Analisa fundamental merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi terutama yang terkait dengan rasio keuangan.

Analisis fundamental merupakan estimasi nilai faktor-faktor internal emiten dan ekonom pada saat ini untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang dengan memproyeksikan data dan informasi aktual agar dapat diestimasi nilai intriksik dari harga saham saat ini. Dengan diperolehnya nilai intrinsik, analisis atau investor dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan dipasar dengan membandingkan nilai intrinsik dan nilai pasar saham.

Return On Asset yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini peneliti bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

Return On Equty , rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar bagi pemegang saham.

Debt Equty Ratio , rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

Hubungan antara variabel penelitian ini adalah terdapat hubungan antara variabel independen yaitu faktor fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS dengan harga saham sebagai variabel dependen.

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Terdapat pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dalam tahapan penelitian yang terstruktur dengan melalui tahapan penelitian yang baik. Model regresi akan digunakan sebagai alat dalam pengujian hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini untuk menarik kesimpulan peneliti.

Sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian penjelasan (explanotory research) yaitu memberikan penjelasan kausal atau hubungan antara variabel-variabel serta untuk menganlisis bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dan untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan.

3.2. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap seluruh perusahaan perbankan yang sudah go public dari tahun 2006 sampai dengan 2010. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2012 sampai dengan Juli 2012, dimulai dari pemilihan masalah, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan.

3. 3. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar/aktif di Bursa Efek Indonesia dengan periode selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2006 sampai dengan 2010. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, terdapat 31 perusahaan perbankan yang terdaftar/aktif dari tanggal 1 Januari 2006 hingga 31 Desember 2010. Kemudian dari jumlah populasi tersebut diambil sampel penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan atas pertimbangan tertentu sehingga diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun beberapa pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah:

1. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2006 sampai dengan 2010.

2. Laporan keuangan perusahaan perbankan yang diteliti tersedia lengkap dan telah dipublikasikan setiap tahunnya mulai dari tahun 2006 sampai dengan 2010.

Berikut ini ringkasan teknik penentuan jumlah sampel berdasarkan kriteria di atas dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Teknik Pengambilan Sampel No

2 Tidak memenuhi kriteria 1 dan 2 ( 10 )

Total sampel

Sumber : Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2010 (data diolah)

Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 21 perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Adapun bank- bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Daftar Sampel Penelitian

No. Saham

Perusahaan

Tanggal Listing

1 BMRI Bank Mandiri.Tbk 14/07/2003

2 BABP Bank Bumi Putra Indonesia. Tbk 15/07/2002

3 BBCA Bank Central Asia. Tbk 31/05/2000

4 BBNI Bank Negara Indonesia. Tbk 20/11/1996

5 BBRI Bank Rakyat Indonesi. Tbk 10/11/2003

6 BCIC Bank Century. Tbk 03/06/1997

7 BEKS Bank Eksekutif Internasional. Tbk 22/06/2001

8 BKSW Bank Kesawan. Tbk 21/11/2002

9 BNGA Bank Niaga. Tbk 29/11/1989

10 BNII Bank Internasional Indonesia. Tbk 02/10/1989

11 BNLI Bank Permata. Tbk 15/01/1990

12 BSWD Bank Swadesi. Tbk 01/05/2002

13 BVIC Bank Victory Internasional. Tbk 30/06/1999

14 MAYA Bank Mayapada. Tbk 07/08/1997

15 MEGA Bank Mega. Tbk 17/04/2000

16 NISP Bank NISP. Tbk 20/10/1994

17 PNBN Bank Pan Indonesia. Tbk 29/12/1982

18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan. Tbk 14/12/2000

19 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 08/12/1989

20 INPC Bank Artha Graha International, Tbk 23/08/1990

21 BBKP Bank Bukopin, Tbk 10/07/2006 Sumber : Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2010 (data diolah)

3. 4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, data diperoleh dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan yang diteliti pada situs resmi : www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com, www.bi.go.id.

3. 5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel peneliti dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Variabel independen (bebas), adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel fundamental yang terdiri dari: ROA (X1), ROE (X2), DER (X3), dan EPS (X4).

2) Variabel dependen (Terikat), adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham (Y).

a. Variabel independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri atas (ROA (X1), ROE (X2), DER (X4) dan EPS (X4).  Return on Asset (ROA)/X1

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini dapat digunakan untuk menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan, (Darsono dan Ashari, 2005). Return On Asset dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Net Income after taxes

ROA (X1) =

Total Asset

Variabel Return On Asset (ROA) dalam penelitian ini secara sistematis dapat dihitung sebagai berikut:

 Return on Equity (ROE)/X1 Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini bisa dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan.

Net Income After Taxes ROE (X2) =

Total Equity

Variabel Return On Equity (ROE) dalam penelitian ini secara sistematis dapat dihitung sebagai berikut:

 Debt to Equity Ratio (DER)/X3 Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang, (Darsono dan Ashari, 2005). Rumusnya adalah:

Total Debt DER = Total Equity

Variabel Debt to Equity Ratio (DER) dalam penelitian ini secara matematis dapat dihitung sebagai berikut:

 Earnings Per Share (EPS)/X3 merupakan rasio yang menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim dengan setiap lembar saham. Semakin tinggi rasio EPS menunjukkan bahwa semakin baik kinerja perusahaan.

Net Income After Tax EPS (X3) = Number of Share Outs tan ding

b. Variabel dependen (Harga Saham)/Y Realisasi harga saham penutupan tahunan. Harga saham ini dipandang layak untuk mewakili pencerminan kinerja perusahaan dalam satu periode laporan keuangan. Variabel harga saham akan dihitung berdasarkan rasio persentase perubahan antara dua periode waktu yang berurutan. Secara matematis dapat digambarkan dalam rumusan berikut ini:

∆ Perubahan Harga (%) =

H arg a saham t  H arg a saham t 

1 x 100 %

H arg a Saham t  1

Dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan untuk memudahkan pengertian terhadap variabel penelitian, yaitu variabel Dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan untuk memudahkan pengertian terhadap variabel penelitian, yaitu variabel

Tabel 3.3. Defenisi operasional variabel

Jenis Variabel

Nama variabel

Defenisi Operasional Skala Rasio antara Net Income

After Tax terhadap asset secara keseluruhan akan

Return On Asset (ROA) (X1) Rasio

menunjukkan

ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada penanam modal mengukur

profitabilitas dari sisi modal atau dengan Return On Equity (ROE) (X2) kata lain untuk mengukur

Rasio Independen

seberapa besar keuntungan yang

mempengaruhi perputaran aktiva

Rasio yang menunjukkan Debt to Equty Ratio (DER)

penyediaan Rasio dana oleh pemegang saham (X3)

pinjaman. rasio yang menunjukkan

Earnings Per Share (EPS) (X4) proporsi laba perusahaan Rasio yang dapat diklaim dengan setiap lembar saham.

Dependen Harga Saham (Y) Harga saham emiten pada Rasio saat sesi penutupan

3.6. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menguji apakah rasio keuangan yang terdiri dari ROE (Return On Equity), ROA (Return On Asset), Debt Equity Ratio (DER), EPS (Earnings Per Share) secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda. Adapun persamaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Persamaaan Hipotesis Pertama: Y

=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 + ε

Dimana: Y

= Harga Saham

a = Parameter konstanta

b = Koefisien garis regresi masing-masing Xi, i = 1, 2, 3, 4. X1 = Return on Asset X2 = Return on Equity X3 = Debt Equity Ratio X4 = Earnings Per Share

ε = Error Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi-asumsi yang mendasari penggunaan persamaan regresi linier berganda. Metode regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghidari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Dengan dipenuhinya asumsi-asumsi tersebut maka estimator OLS (Ordinary Least Square) dapat memenuhi harapan, yaitu sebagai estimator BLUE (Based Linier Unbiased Estimator ), artinya suatu penaksir adalah BLUE kalau linier (yaitu fungsi linier dari variabel random seperti variabel dependen Y dalam model regresi) dan efisien (yaitu tidak bias maupun mempunyai varians minimum).

Asumsi klasik regresi meliputi (Gujarati, 2008) yaitu : Multikolinieritas, Autokorelasi, Heteroskedastisitas, Normalitas.

a) Uji Multikolinieritas

Menurut Gujarati (2008), bahwa satu dari asumsi model linier klasik adalah tidak adanya multikolonieritas diantara variabel yang menjelaskan yaitu diantara variabel independen. Diinterpretasikan secara luas multikolinieritas berhubungan dengan situasi di mana ada hubungan linier baik yang pasti atau mendekati pasti diantara variabel independen.

Ghozali (2005) menyatakan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat gejala ini dapat diukur dengan nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF = 1 / Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir.

b) Uji Autokorelasi

Di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan pengganggu i, i = 1,2,....,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya. Artinya, E( ii+i) = 0, untuk se mua i dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi autokorelasi, data asli harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk Di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan pengganggu i, i = 1,2,....,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya. Artinya, E( ii+i) = 0, untuk se mua i dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi autokorelasi, data asli harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk

d Durbin Watson (The Durbin Watson d Statistic). Untuk menguji apakah ada autokorelasi negatif atau tidak, digunakan (4 - d) sebagai pengganti d. Apabila (4

– d) < dl(batas bawah), maka kita tolak H 0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi negatif. Selanjutnya apabila dl < ( 4 – d ) < du(batas atas), hasil

pengujian tidak dapat disimpulkan (Supranto, 2007).

c) Uji Heteroskedastisitas

Suatu asumsi kritis dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan ini semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, kita mempunyai heteroskedastisitas. Heterokedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir OLS. Tetapi penaksir tidak lagi mempunyai varians minimum/efisien. Dengan perkataan lain, ini tidak lagi BLUE. Penaksir BLUE diberikan oleh metode kuadrat terkecil tertimbang (Gujarati, 2008).

Untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Plot dan uji Park. Menurut uji Park bahwa

varians (S 2 ) merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan mengkuadratkan nilai residual ( u 2 i ) dari model kemusiman kuadrat, nilai kuadrat dilogaritmakan (ln u 2 i) dan nilai logaritma dari kuadrat residual

dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5% maka dikatakan tidak terdapat heterokedastisitas dalam data model, dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5% maka dikatakan tidak terdapat heterokedastisitas dalam data model,

d) Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov- Smirnov, dimana jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel lebih kecil dari alpha 5%, maka dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya jika angka signifikansi di dalam tabel lebih besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005).

4. 6. 2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis pertama dan kedua maka digunakan alat uji sebagai berikut : Uji Serempak (Uji F), dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan tingkat keyakinan 95% ( = 0.05).

Urutan Uji F

Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif

1). Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia.

2). H 1 = b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0

Hal ini berati terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia. Menghitung F hitung dengan menggunakan rumus menurut Arief (2006) adalah sebagai berikut :

F=

Dimana : R 2 = Koefisien Determinasi

n = Ukuran Sampel k

= Banyaknya Variabel Bebas

Kriteria pengujian Untuk mementukan nilai F hitung yang dibandingkan dengan F tabel dengan level of significant

0.05 (5%) dan degre of fredom (df) = (k-1) dan (n-k) dengan kriteria sebagai berikut: dimana :

F hitung >F tabel =H 0 ditolak

F hitung <F tabel =H 0 diterima

Uji Parsial ( Uji t ), dengan maksud untuk menguji apakah secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan tingkat keyakinan

Urutan Uji t

Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif

1. H0 : bi =0

Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia.

2. H1 : bi ≠0 i = 1,2,3,4

Hal ini berati terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia.

Menghitung Thitung dengan menggunakan rumus menurut Arief (2006) adalah sebagai berikut :

bi T hitung = Sbi

Dimana :

b i = Koefisien regresi masing-masing variabel Sb i

= Standar error masing-masing variabel Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95% ( =0.05) dan degree of freedom (df) = n-k-1 Kriteria pengujian

t hitung >t tabel =H 0 ditolak t hitung >t tabel =H 0 ditolak

Uji Koefisien Determinasi (R 2 )

2 Uji Koefisien Determinasi (R ), melihat berapa besar variasi dari variabel independen secara bersama-sama dengan mempengaruhi variabel dependen

dengan menggunakan rumus (Gujarati, 2008) sebagai berikut :

2 JK R R =

JK Y

Dimana : Jk R

= Jumlah kuadrat regresi ( explained sum of square ) Jk Y = Jumlah kuadrat total ( total sum of square )

Menurut Gujarati (2008), menyatakan bahwa untuk mengetahui sebaik mana garis regresi sampel dengan mencocokkan data digunakan uji R 2 yang

merupakan suatu ukuran “kebaikan-suai” (goodness of fit).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah melalui berbagai tahapan yang telah direncanakan, penelitian ini menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada bagian awal. Hasil statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data yang digunakan di dalam penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesa, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan pengujian terhadap model regresi berganda.

4.1. Deskriptif Data Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif, menunjukkan nilai tertinggi (maksimum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel yang diteliti, baik itu variabel bebas yaitu ROA, ROE, DER, EPS, dan variabel terikat yaitu harga saham. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini: