Dewi Intan Sari Nurjanah ¹, Nunik Maya Hastuti² STIKes Mitra Husada Karanganyar

GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG REKAM MEDIS BERDASARKAN STANDAR MKI 19 DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI Dewi Intan Sari Nurjanah ¹, Nunik Maya Hastuti²

  

1,2

STIKes Mitra Husada Karanganyar

  ABSTRACT

Knowledge of medical record officers will affect the medical recorder skill in running medical record. Based on

preliminary survey in RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri there are 50% of medical record officer with

level of knowledge about medical record based on less standard of MKI 19. The purpose of this research is to know

the description of medical record officer knowledge about medical record based on standard MKI 19 in dr.

  Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

The type of research is Descriptive. Populations and samples from this study were 34 medical recorders. Instru-

ment and how to collect data by using questionnaire. Validity test with product moment correlation and reliability

test with alpha to 34 medical record officer with 14 item question. The data analysis is descriptive.

The result of the research can be seen that the description of medical record officer knowledge about medical re-

cord based on MKI standard 19 level of knowledge about inclusion of good category writer of each patient entry

must include time and date, in category enoughthe knowledge level about hospital policy on hospital item must

determine Content and format of medical records. While the level of knowledge is less about the manufacture and

maintenance of medical records as well as the recording of emergency sheets there are on medical record items

maintained using unique or distinctive identification and medical records do not include conclusions when treat-

ment is terminated.

Based on the statistical test can be known picture of medical record officer knowledge about medical record based

on standard MKI 19 less. Therefore, periodically hospitals should organize socialization related to medical record

to all related parties and improve their knowledge through training and seminar.

  Keywords : Knowledge, medical record, MKI 19 Literature : 11 (2006-2013) ABSTRAK

  Pengetahuan petugas rekam medis akan berpengaruh pada ketrampilan petugas rekam medis dalam menjalankan mutu rekam medis. Berdasarkan survei pendahuluan di RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri terdapat 50% petugas rekam medis dengan tingkat pengetahuan tentang rekam medis berdasarkan standar MKI kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan petugas rekam medis tentang rekam medis berdasarkan standar MKI 19 di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

  Jenis penelitian adalah Deskriptif. Populasi dan sampel dari penelitian ini 34 petugas rekam medis. Instrumen dan cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Uji validitas dengan korelasi product moment dan uji reliabilitas dengan alpha kepada 34 petugas rekam medis dengan 14 item soal. Analisis datanya adalah deskriptif. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa gambaran pengetahuan petugas rekam medis tentang rekam medis ber- dasarkan standar MKI 19 tingkat pengetahuan tentang pencantuman identitas penulis kategori baik setiap pasien masuk harus mencantumkan waktu dan tanggal, pada kategori cukupterdapat pada tingkat pengetahuan tentang pengetahuan kurang tentang pembuatan dan pemeliharaan rekam medis serta pencatatan lembar emergensi ter- dapat pada item rekam medis dipelihara menggunakan pengidentifikasian yang unik atau khas dan rekam medis tidak mencantumkan kesimpulan saat pengobatan di akhiri. Berdasarkan uji statistik dapat diketahui gambaran pengetahuan petugas rekam medis tentang rekam medis ber- dasarkan standar MKI 19 kurang. Oleh karena itu sebaiknya secara periodik rumah sakit menyelenggarakan so- sialisasi terkait rekam medis kepada semua pihak terkait dan meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan dan seminar.

  Kata Kunci : Pengetahuan, rekam medis, MKI 19 Kepustakaan : 11 (2006-2013)

PENDAHULUAN tentang Rekam Medis berdasarkan MKI 19 di RSUD

dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten W onogiri”.

  Berdasarkan Permenkes No. 269/MenKes/Per III/2008 pasal a1 ayat (7) disebutkan bahwa dokumen rekam METODE PENELITIAN medis adalah catatan dokter, dokter gigi, dan atau

  Jenis penelitian ini deskriptif, dengan populasi yang tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemer- iksaan digunakan adalah keseluruhan petugas rekam medis penunjang, catatan observasi dan pengobatan harian yang berjumlah 34. Metode yang digunakan adalah dan semua rekaman, baik berupa foto radiolo- gi, kuesioner, uji validitas dan uji reliabilitas dengan gambar pencitraan (imaging), dan rekaman elek- tro pengolahan data collecting, editing, scoring, tabulat- diagnostik. Dalam standar MKI 19 disebutkan bahwa

  ing , dan narasi.

  Rumah Sakit membuat dan memelihara rekam medis untuk setiap pasien yang menjalani assesment/

  HASIL pemeriksaan dan diobati (KARS, 2012). Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis ten-

  Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indo-

  tang Pembuatan dan Pemeliharaan Rekam Medis

  nesia 377/MENKES/SK/III/2007 bahwa kompetensi perekam medis antara lain adalah mampu melakukan

Tabel 4.1 Pengetahuan Petugas Rekam Medis ten-

  tugas dalam memberikan pelayanan rekam medis tang Pembuatan dan Pemeliharaan Rekam Medis dan informasi kesehatan yang bermutu tinggi dengan memperhatikan perundangan dalam etika profesi.

  Perekam medis dituntut untuk meningkatkan penge- tahuan, kemampuan profesi melihat penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang rekam medis dan informasi kesehatan.

  Pengetahuan petugas rekam medis akan berpen- garuh

  Sumber : Hasil Penelitian

  pada ketrampilan petugas rekam medis da- lam menjalankan mutu rekam medis. Berdasarkan survei Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ting- pendahuluan di RSUD dr.Soediran Mangun kat pengetahuan petugas rekam medis tentang pem-

  Sumarso Kabupaten Wonogiri terdapat 50% petugas buatan dan pemeliharaan rekam medis di RSUD dr. rekam medis dengan tingkat pengetahuan kurang ten-

  Soediran Mangun Sumarso Wonogiri presentase ter- tang rekam medis berdasarkan standar MKI 19 dan tinggi yaitu tingkat pengetahuan kategori baik sebe- pada tanggal 15 November 2016 RSUD dr. Soediran sar; 26 (76,5%), cukup sebesar 0 (0%) dan presentase

  Mangun Sumarso Wonogiri memperoleh akreditasi pada kategori kurang sebesar; 8 (23,5 %). Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Oleh kare- na itu perlu dilakukan penelitian dengan judul ten- tang

  “Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam medis

  tang Rekam Medis Berisi Informasi Yang Men- dukung Diagnosis.

Tabel 4.4 Pengetahuan Petugas Rekam Medis ten-

  Sumber : Hasil Penelitian

  tang Pencantuman Identitas Penulis

Tabel 4.5 Pengetahuan Petugas Rekam Medis ten-

  Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis ten- tang Pencantuman Identitas Penulis

  Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang kebijakan rumah sakit di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri presentase tertinggi yaitu tingkat pengeta- huan kategori baik sebesar; 17 (50%), cukup sebesar; 14 (41,2%) dan presentase terendah pada kategori kurang sebesar ; 3 (8,8%).

  Sumber: Hasil Penelitian

  tang Kebijakan Rumah Sakit

  tang Kebijakan Rumah Sakit.

Tabel 4.2 Pengetahuan Petugas Rekam Medis ten- tang

  Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang pencatatan lembar emergensi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri presentase tertinggi yaitu tingkat pengetahuan kategori baik sebesar; 26 (76,5%), cuk- up sebesar 0 (0%) dan presentase terendah pada kate- gori kurang sebesar; 8 (23,5%).

  Sumber: Hasil Penelitian

  tentang Pencatatan Lembar Emergensi

Tabel 4.3 Pengetahuan Petugas Rekam Medis

  Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis ten- tang Pencatatan lembar emergensi.

  Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang rekam medis berisi informasi yang mendukung diagnosis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri pre- sentase tertinggi yaitu tingkat pengetahuan kategori baik sebesar; 21 (61,8%), cukup sebesar; 6 (17,6%) dan presentase pada kategori kurang sebesar ; 7 (20,6%)

  Sumber : Hasil Penelitian

  Rekam Medis Berisi Informasi yang Mendukung Diagnosis

  Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang pencantu- man identitas penulis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri presentase tertinggi yaitu tingkat pengetahuan kategori baik sebesar; 28 (82,4%), cuk- up sebesar; 0 (0%) dan presentase pada kategori ku- rang sebesar; 6 (17,6%).

  tang Kelengkapan Berkas Rekam Medis

Tabel 4.6 Pengetahuan Petugas Rekam Medis ten-

  tang Kelengkapan Berkas Rekam Medis

  Sumber : Hasil Penelitian

  Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang keleng- kapan berkas rekam medis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri presentase tertinggi yaitu tingkat pengetahuan kategori baik sebesar; 27 (79,4%), cukup sebesar; 0 (0%) dan presentase pada kategori kurang sebesar; 7 (20,6%).

  PEMBAHASAN Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Pem- buatan dan Pemeliharaan Rekam Medis

  Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri menunjukkan bahwa pengetahuan petugas rekam medis tentang pembua- tan dan pemeliharaan rekam medis dikategorikan baik sejumlah 26 (76,5%) petugas rekam medis, cuk- up sebesar; 0 (0%) dan yang berpengetahuan kurang berjumlah 8 (23,5%) petugas rekam medis. Pemaha- man petugas rekam medis mengenai pembuatan dan pemeliharaan rekam medis yang baik dibuktikan pada item pengidentifikasian rekam medis menggunakan metode yang efektif. Sedangkan pemahaman petugas rekam medis rendah pada kategori kurang terdapat pada item rekam medis dipelihara menggunakan pengidentifikasian yang efektif, unik dan khas. Peng- gunaan metode efektif, unik dan khas sangat penting untuk mempermudah mengidentifikasi rekam medis pasien. Hal ini sesuai dengan KARS (2012) bahwa rekam medis pasien dipelihara dengan menggunakan pengidentifikasi pasien yang unik/khas untuk menan- dai pasien atau metode lain yang efektif.

  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik In- dengan menggunakan teknologi informasi elektron- ik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.

  Sebanyak 22 (64,7%) petugas rekam medis mempu- nyai pendidikan D3 rekam medik maupun non medik dan hal ini akan mempengaruhi pengetahuan tentang pembuatan dan pemeliharaan rekam medis.

  Menurut teori Wahit (2007) bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendi- dikan seseorang semakin mudah pula mereka meneri- ma informasi, dan pada akhirnya makin banyak peng- etahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

  Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Rekam Medis Berisi Informasi Yang Mendukung Diagnosis.

  Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri menunjukkan bahwa pengetahuan petugas rekam medis tentang rekam me- dis berisi informasi yang mendukung diagnosis dikat- egorikan baik sejumlah 21 (61,8%) petugas rekam medis, cukup sejumlah 6 (17,6%) petugas rekam medis dan yang berpengetahuan kurang berjumlah 7 (20,6%) petugas rekam medis. Pemahaman petugas rekam medis tentang rekam medis berisi informa- si yang mendukung diagnosis yang baik dibuktikan pada item hasil assesment medis dan setiap pemerik- saan diagnostik dicatatat dalam rekam medis pasien sebelum tindakan anestesi. Sedangkan pemahaman petugas rekam medis pada kategori kurang terdapat pada item rekam medis pasien berisi informasi yang memadai untuk memberi justifikasi pelayanan dan pengobatan. Pentingnya rekam medis dalam mem- berikan justifikasi pelayanan dan pengobatan sebagai bukti otentik dalam pengadilan. Hal ini sesuai dengan KARS (2012) bahwa rekam medis memuat informasi yang memadai/cukup untuk mengidentifikasi pasien, mendukung diagnosis, justifikasi/dasar pembenaran pengobatan, mendokumentasikan pemeriksaan, hasil pengobatan dan meningkatkan kesinambungan pe- layanan diantara praktisi pelayanan kesehatan. dis sebagai bukti hukum yang dapat melindungi pa- sien, provider kesehatan ( dokter, perawat, dan tenaga keehatan lainnya) dan pengelola serta pemilik sarana pelayanan kesehatan dalam menegakkan hukum. Se- banyak 52,9% (18) petugas rekam medis mempunyai umur 29-36 tahun, dan hal ini mempengaruhi pema- haman petugas rekam medis tentang rekam medis berisi informasi yang mendukung diagnosis. Menurut teori Wahit (2007) dengan bertambahnya umur seseo- rang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psi- kologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori yaitu perubahan ukuran, pe- rubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi dampak pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf ber- fikir sesorang semakin matang atau dewasa.

  Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Pen- catatan Lembar Emergensi.

  Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri menunjukkan bahwa pengetahuan petugas rekam medis tentang pen- catatan lembar emergensi dikategorikan baik sejum- lah 26 (76,5%) petugas rekam medis, cukup sebesar 0 (0%) dan yang berpengetahuan kurang berjumlah 8 (23,5%) petugas rekam medis. Pemahaman petugas rekam medis mengenai pencatatan lembar emergen- si yang baik juga dibuktikan pada pencatatan lem- bar

  emergensi

  harus mencantumkan jam dan tanggal kedatangan. Sedangkan pemahaman petugas kate- gori kurang terdapat pada item rekam medis pasien tidak mencantumkan kesimpulan ketika pengobatan diakhiri. Pentingnya pencatatan kesimpulan pada akhir perawatan berguna untuk instruksi tindak lanjut pelayanan yang akan di berikan kepada pasien. Hal ini sesuai dengan KARS (2012) rekam medis setiap pasien yang menerima pelayanan emergensi memuat/ mencantumkan jam kedatangan, kesimpulan saat mengakhiri pengobatan, kondisi pasien pada saat dip- ulangkan dan instruksi tindak lanjut pelayanan.

  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik In- donesia No 269/MENKES/PER/2008 pasal 3 ayat (3) disebutkan bahwa rekam medis pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat identitas pasien; kondi- si saat pasien tiba disarana pelayanan kesehatan, identitas pengantar pasien; tanggal dan waktu; hasil dan riwayat; hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; diagnosis; pengobatan dan tindakan; kondisi saat dipulangkan; nama dan tanda tangan dokter, dok- ter gigi atau tenaga kesehatan lainnya tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; sarana transporta- si yang digunakan.

  Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Kebi- jakan Rumah Sakit

  Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri menunjukkan bahwa pengetahuan petugas rekam medis tentang kebijakan rumah sakit tentang rekam medis dikategorikan baik sejumlah 17 (50%) petugas rekam medis, cukup 14 (41,2%) petugas rekam medis yang berpengetahuan kurang berjumlah 3 (8,8%) petugas rekam medis.

  Pemahaman petugas rekam medis mengenai kebija- kan rumah sakit tentang rekam medis yang baik di buktikan dengan adanya kebijakan tentang format dan siapa yang berhak mengisi telah di tetapkan oleh rumah sakit. Sedangkan pemahaman petugas rekam medis pada kategori kurang terdapat pada item rumah sakit melakukan pemantauan terhadap pihak yang mempunyai otorisasi mengisi rekam medis. Penting- nya pemantauan terhadap pihak yang mengisi rekam medis sangat penting untuk pertanggung jawaban da- lam pelayanan dan pengobatan pasien. Hal ini sesuai dengan Standar Operasional Prosedur No 021/01/008 Revisi ke-2 Halaman 1-3 Tanggal 11-04-2017 tentang prosedur perlindungan rekam medis dan informasi pasien dari gangguan dan akses serta pengguna yang tidak sah.

  Menurut KARS (2012) bahwa kebijakan rumah sakit mengidentifikasi mereka yang berhak untuk mengisi rekam medis pasien dan menentukan isi dan format rekam medis.

  Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Pencantuman Identitas Penulis

  Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri menunjukkan bahwa pengetahuan petugas rekam medis tentang pencan- tuman identitas penulis dikategorikan baik sejumlah 28 (82,4%) petugas rekam medis, cukup sebesar; 0 (0%) dan yang berpengetahuan kurang berjumlah 1 rekam medis tentang pencantuman identitas penulis yang baik pada item setiap pencatatan pasien masuk harus di sertai tanggal dan waktu pengisian doku- men rekam medis. Sedangkan pemahaman petugas rekam medis kategori kurang terdapat pada item se- tiap pengisian rekam medis agar dapat di identifika- si harus mencantumkan nama dan gelar yang jelas. Pentingnya pencantuman nama dan gelar untuk mempermudah dalam mengidentifikasi dokter yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien. Hal ini sesuai dengan KARS (2012) yang berisi setelah mengisi catatan di rekam medis pasien, di tuliskan juga identitas penulisnya. Identitas penulis harus di isi untuk memudahkan dalam mengidentifikasi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik In- donesia No 269/MENKES/PER/III/2008 pasal 5 ayat (4) disebutkan bahwa setiap pencatatan kedalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan ter- tentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. Sebanyak 53% (18 responden) petugas rekam medis mempunyai lama masa kerja ≥ 5 tahun dan hal ini akan mempengaruhi pengetahuan tentang pencantuman identitas penulis. Menurut teori Wahit (2007) lingkungan pekerjaan dapat menjadikan ses- eorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Kelengkapan Berkas Rekam Medis.

  Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri menunjukkan bahwa pengetahuan petugas rekam medis tentang kelengka- pan berkas rekam medis dikategorikan baik sejumlah 27 (79,4%) petugas rekam medis, cukup sebesar 0 (0%) dan yang berpengetahuan kurang berjumlah 7 (20,6%) petugas rekam medis. Pemahaman petugas rekam medis tentang kelengkapan berkas rekam me- dis yang baik terdapat pada item review rekam medis dilakukan secara regular atau teratur. Sedangkan pe- mahaman petugas rekam medis pada kategori kurang terdapat pada item review rekam medis hanya dilaku- kan oleh dokter, perawat dan profesi lain yang diberi otorisasi untuk pengisian rekam medis. Pentingnya

  review

  kelengkapan rekam medis untuk mempermu- dah dalam mengidentifikasi dokter yang bertanggu- pasien. Hal ini sesuai dengan KARS (2012) bahwa sebagai penikatan dalam kinerja, rumah sakit secara regular melakukan assesmen terhadap isi dan keleng- kapan berkas rekam medis pasien.

  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIn- donesia269/MENKES/PER/III/2008 pasal 2 ayat (1) menjelaskan bahwa rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik.

  SIMPULAN 1.

  Tingkat pengetahuan petugas rekam medis ten- tang pembuatan dan pemeliharaan rekam medis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri pada kategori baik sebesar 26 (76,5%) dan kate- gori kurang sebesar 8 (23,5%) 2.

  Tingkat pengetahuan petugas rekam medis ten- tang rekam medis berisi informasi yang men- dukung diagnosis pada kategori baik sebesar 21 (61,8%), kategori cukup 6 (17,6%) dan pada kate- gori kurang sebesar 7 (20,6%) 3.

  Tingkat pengetahuan petugas rekam medis ten- tang pencatatan lembar emergensi pada kategori baik 26 (76,5%) dan kategori kurang sebesar 8 (23,5%) 4.

  Tingkat pengetahuan petugas rekam medis ten- tang kebijakan rumah sakit pada kategori baik se- besar 17 (50%), kategori cukup 14 (41,2%) dan pada kategori kurang sebesar 3 (8,8%)

  5. Tingkat pengetahuan petugas rekam medis ten- tang pencantuman identitas penulis pada kategori baik 28 (82,4%) dan kategori kurang sebesar 6 (17,6%) 6.

  Tingkat pengetahuan petugas rekam medis ten- tang kelengkapan berkas rekam medis pada kate- gori baik 27 (79,4%) dan kategori kurang sebesar 7 (20,6%)

  Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu

  Pendekatan Praktik . Jakarta : Renika Cip- ta.Hal

  198-283 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006.

  

Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam

Medis Rumah Sakit Di Indonesia . Revisi II.

  Jakarta:Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. Hatta GR. 2013. Pedoman Manajemen Jinformasi

Kesehatan di Sarana Pelayanan Keseha- tan.

  Jakarta: UI-Press Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2008.

  

Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/III tentang

Rekam Medis. Jakarta:Kemenkes RI.

  Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indone- sia. No. 377/MENKES/SK/III/2007 ten-

  

tang standar profesi perekam medis dan informasi

kesehatan