Konsep Superblock pada suatu kawasan

Tugas Paper:
ASAS PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
SUPERBLOCK CITY
(KOMERSIAL)

OLEH :
LISDAYANTI
E1B116014

JURUSAN S1 ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2018
Bangunan Komersial
Bangunan komersial, merupakan bangunan yang direncanakan untuk
mendatangkan keuntungan bagi pemilik maupun penggunanya, seperti
ruko yang bisa disewakan pemiliknya ataupun sebagai tempat untuk
membuka usaha, perhotelan yang berfungsi sebagai tempat menginap
bebayar, rumah kos atau apartemen yang disewakan sehingga selalu

memberikan penghasilan berkelanjutan.
Fungsi komersial meliputi perdagangan seperti ruang kantor sewa,
hotel, gudang, pertokoan, supermarket, pusat perbelanjaan dan layanan
jasa seperti service, laundry, dll. Untuk lebih menarik sebaiknya bangunan
komersial ini merupakan hasil karya arsitektur sehingga mempunyai nilai
(niaga) tinggi yang dapat disewakan ataupun diperjual belikan.

Pengertian Superblock City
Menurut KBBI, superblok/su·per·blok/ Ing n 1 deretan
beberapa gedung bertingkat dalam suatu kawasan atau area; 2
blok hunian atau blok komersial yang sangat besar yang tertutup
untuk lalu lintas, tersedia jalan untuk pejalan kaki, jalan masuk,
dan jalur hijau
Superblock adalah suatu kawasan di konteks urban yang
dirancang secara terpadu dan terintegrasi, berdensitas cukup
dalam konteks tata guna yang bersifat campuran (Ridwan
Kamil 2008-2009).
Secara

defnisi Superblock adalah


suatu

kawasan

di

lokasi urban yang dirancang secara terpadu dan terintegrasi,

memiliki kepadatan yang cukup tinggi dalam konsep tata
guna lahan yang bersifat campuran (mixed – use).

Superblock

muncul

sebagai

permasalahan


penyelesaian

dari

di

berbagai
perkotaan

modern saat ini, seperti :


Jumlah public space dan green space sangat terbatas di
perkotaan.



Manusia modern selalu menuntut sesuatu yang serba
praktis, cepat, mudah, dsb.




Pengembangan jalan/jalur transportasi tidak seimbang
dengan laju pertumbuhan jumlah kendaraan sehingga
menimbulkan kemacetan dan crowded di jalan.



Pencemaran

udara

akibat

pargerakan

kendaraan

menempati posisi pertama penyebab polusi udara di dunia.



Semakin berkurangnya lahan memicu munculnya lokasi
pemukiman yang padat dan kumuh.



Rendahnya tingkat keselamatan pada daerah padat di
perkotaan.

Sejarah Superblock City
Konsep perencanaan superblock city dimulai pada
awal abad ke-19 dan dipelopori oleh Perry and Stein di
Amerika Serikat. Tujuan dari perencanaan superblock city
saat itu adalah untuk mengatasi melalui peningkatan
kepadatan bangunan kemacetan akibat penggunaan lahan
yang

tidak

efsien


dan

ketergantungan

masyarakat

terhadap kendaraan pribadi serta kerusakan lingkungan
dan bangunan konservasi budaya.

Seiring perkembangannya, konsep awal superblock
city ini dimodifkasi oleh Le Corbusier dalam bentuk La Ville
Radieuse atau Radiant City pada tahun 1935 di Eropa.
Radiant City ini merupakan kota model practical dan
menggunakan analogi city as machine. Awalnya, konsep
radiant

city

ini


dibangun

untuk

kota

Paris

guna

meningkatkan kapasitas perkotaan guna memperbaiki
kualitas

lingkungan

serta

efsiensi


kota

dengan

mengintegrasikan fungsi bangunan-bangunan dalam blok
raksasa.

Konsep Superblock City


Dalam

desainnya,

perencanaan

Superblock

City


mencampurkan beberapa fungsi penggunaan lahan, mulai
dari hunian, perkantoran, perbelanjaan, hingga hiburan
dalam satu lokasi dan setiap blok bangunan terhubung
satu sama lain agar memudahkan orang berjalan kaki.


Konsep superblok adalah mencampurkan beberapa fungsi
penggunaan

lahan,

mulai

dari

hunian,

perkantoran,

perbelanjaan, hingga hiburan dalam satu lokasi Setiap blok

bangunan terhubung satu sama lain agar memudahkan
orang berjalan kaki.


Jalur pejalan kaki dibuat tidak bersinggungan dengan jalur
kendaraan bermotor.



Di sisi lain, pencampuran berbagai peruntukan lahan
memungkinkan orang tidak perlu keluar dari kawasan
superblok guna berangkat kerja atau pulang ke rumah. Hal-

hal itu akan membuat volume lalu lintas di dalam dan di
sekitar kawasan superblok akan berkurang.
Prinsip Superblock City
Prinsip perencanaan Superblock City adalah:


Superblok menawarkan efsiensi lahan dan pengurangan

beban energi dan pergerakan kendaraan secara signifkan
dimana hal tersebut merupakan akar permasalahan yang
dihadapi seluruh kota besar di dunia.



Perancangan superblok seharusnya tidak membebani dan
justru sebaliknya harus mampu memperkuat struktur kota.



Idealnya kawasan superblok mampu menjadi kawasan
yang mandiri (independent controlled zone), dimana warga
kota bisa tinggal, bekerja dan berekreasi (live, work & play
district) dalam satu lokasi.

Persyaratan Superblock City
Tidak

semua

kota

dengan

kemiripan

pembangunan

berkonsep seperti superblock dapat dikategorikan menjadi
superblock city karena terdapat persyaratan-persyaratan agar
suatu kota atau suatu kawasan dapat disebut superblock city,
yaitu:
1. Menyediakan ruang untuk manuver dan parkir yang jenis
dan jumlahnya disesuaikan dengan standar
2. Menyediakan ruang untuk fasilitas pejalan kaki
3. Menyediakan ruang terbuka hijau yang cukup

4. Besarnya proporsi ruang untuk perumahan disesuaikan
dengan kategori pola sifat lingkungan setempat, sebagai
berikut:
 kategori padat, ruang untuk perumahan 35% dan bukan
perumahan 65%
 kategori kurang padat, ruang untuk perumahan 50%
dan bukan perumahan 50%
 kategori tidak padat, ruang untuk perumahan 65% dan
bukan perumahan 35%.

Perencanaan kota superblock sendiri memiliki keuntungan
berdasarkan

konsep

yang

mendasarinya.

Berikut

adalah

keuntungan konsep perencanaan superblock city (Danisworo,
1996) :
1. Mendorong tumbuhnya kegiatan yang beragam secara
terpadu dalam suatu wadah secara memadai
2. Menghasilkan sistem sarana dan prasarana yang lebih
efsien dan ekonomis
3. Memperbaiki sistem sirkulasi
4. Mendorong pengembangan sistem persil yang tidak kaku
dan lebih feksibel
5. Mendorong pemisahan yang jelas antara berbagai sistem
moda transportasi
6. Memberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan
bangunan dan lingkungan.
Karakteristik Perancangan Superblok Antara Lain :
Dalam perencanaan site

Luas site lebih dari 100.000 m2 atau pada umumnya antara 5 – 15 Ha

Terletak di lokasi yang strategis dalam suatu kota, biasanya di daerah
CBD atau di daerah sekitarnya.

Fasilitas – fasilitas yang diwadahi
Pada umumnya fasilitas utama pada superblok meliputi :
hunian,

perbelanjaan, perkantoran dan ruang-ruang publik. Sedangkan

fungsi penunjangnya berupa : fasilitas peribadatan, olah raga, kesehatan,
pendidikan, rekreasi, dsb
Fasilitas-fasilitas
yang

dalam

superblok

merupakan

fasilita

saling berhubungan/menunjang dan teritegrasi antara satu

fasilitas dengan fasilitas yang lain.

Tata massa dan penampilan
Pada umumnya superblok terdiri dari massa jamak. Terdapat penghubung
antara satu massa dengan massa lain. Sebagian besar penampilan
superblok menerapkan konsep arsitektur modern atau post- modern,
cenderung menggunakan international style.

Perancanaan utilitas
Dalam sebuah superblok biasanya terdapat sebuah unit pengelolaan
utilitas terpadu kemudian dibagi ke dalam sub-unit utilitas yang terdapat
pada setiap massa bangunan yang diperlukan

Lalu bagaimana agar suatu superblock dapat berfungsi sesuai
dengan konsep perencanaan diatas? Suatu superblock city
memiliki strategi perancangan untuk memastikan bahwa rencana
kota yang disusun dapat terimplementasi dengan baik dan
sesuai

tujuan

yang

dirumuskan.

superblock city antara lain:

Strategi

perancangan

1. Identity atau Branding
Banyaknya kawasan-kawasan sejenis menyebabkan setiap kawasan
superblok harus memiliki identitas tematik. Dengan identitas ini maka
kawasan tersebut memiliki posisi pasar yang kuat dan berbeda dengak
kawasan-kawasan lainnya
2. Mix of Uses
Superblok yang mandiri harus memiliki tata guna lahan yang bersifat
campuran (mixed-use). Peruntukan lantai dasar harus digunakan untuk
kegiatan retail atau fungsi publik aktif yang secara fisik transparan untuk
menjamin hadirnya aktifitas publik dari pagi hingga malam hari.
3. Efficient Vehicular Circulation
Konsep sirkulasi kendaraan dirancang seefisien mungkin. Strategi yang
tebaik adalah dengan menyediakan transportasi publik internal yang
tehubung dengan jaringan transportasi publik kota.
4. Multi-layers Pedestrian Linkage
Pada dasarnya superblok harus menjadi kawasan yang aman dan nyaman
bagi pejalan kaki. Untuk itu, jalur pejalan kai tidak hanya disediakan di
lantai dasar, melainkan juga dilanntai-lantai atas yang menghubungkan
dan menembus gedung-gedung yang berada disekitar kawasan tersebut.

5. Massing Framework
Tata bangunan dalam superblok harus memiliki kepekaan terhadap
konteks urban. Konsep ‘streetwall’ dimana deretan bangunan lurus ejajar
mendefinisi kan ruang jalan disarankan agar dikombinasikan dengan
penggunaan ruang di zona garis sempadan bangunan (GSB) sebagai jalur

publik aktif. Satu bangunan yang mencolok, yang karena ketinggiannya
atau keunikannya diperlukan sebagai tengaran (landmark) yang dikelilingi
oleh bangunan-bangunan yang tidak terlalu menonjol.
Dampak SuperBlock
Kawasan superblok mampu menjadi kawasan yang mandiri (independent
controlled zone), dimana warga kota bisa tinggal, bekerja dan berekreasi (live,
work & play district) dalam satu lokasi. Jika ini terjadi, maka ketergantungan
warga kota untuk bepergian dengan kendaraan yang boros energi akan
berkurang.

a) Prospek Dan Dampak Positif

Superblok merupakan tantangan baru bagi para arsitek dan
perencana kota dan akan merupakan ladang baru yang potensial bagi
para developer, kontraktor, konsultan dan profesional dari disiplin ilmu
yang ada.

Sedangkan dalam jangka panjang prospek superblok cukup baik,
terutama di kota-kota besar yang menyandang berbagai masalah
perkotaan seperti kemacetan, kekumuhan, pencemaran dan lain-lain
asalkan diikuti dengan menguatnya daya beli masyarakat.

Tingkat pendapatan serta produktivitas lebih tinggi, kegiatan bisnis
dan ekonomi di daerah ini lebih cepat berkembang, munculnya
semangat kompetisi yang dapat memacu peningkatan efisiensi dan
produktivitas serta munculnya kreativitas dan dinamisme.

Pembentukan lapangan pekerjaan baru dan peluang diperolehnya pajak
yang lebih besar, penciptaan fasilitas pendukung yang lebih memadai,
penciptaan wajah kota yang baik, terutama pada bagian kota yang telah
menurun kualitas lingkungannya.

b) Kendala Dan Munculnya Kekhawatiran

Dampak negatif dengan adanya superblok adalah : Peningkatan
polusi, privacy kurang, membumbungnya harga tanah perkotaan dan
sebagainya.

Sedangkan dampak negatif yang muncul kaitannya dengan
transportasi kota adalah dengan adanya superblok, maka akan terjadi
penambahan beban lalu lintas yang berat untuk jalan-jalan kota yang
sudah demikian padat dan jenuh seperti yang terjadi di kota Jakarta.

Pembangunan superblok dikhawatirkan akan menghilangkan aspirasi
pada peninggalan sejarah, sering diterapkannya teknik bongkar sampai rata
atau babat habis pada bangunan bersejarah, penghilangan jalinan kehidupan
penduduk

yang

sudah

terbentuk

sebelumnya

serta

usaha-usaha

menelantarkan tanah menunggu tersedianya dana akibat pembangunan
superblok yang membutuhkan biaya yang sangat besar

Diatas sudah dijelaskan bahwa superblock city dikembangkan di
Amerika dan Eropa, lalu bagaimana di Indonesia? Apakah konsep
perencanaan superblock city sudah diadopsi ke Indonesia oleh
para ahli perencana kota terutama di Jakarta yang sudah
terkenal dengan kemacetannya.
Ada superblock city yang cukup terkenal contoh penerapan
konsep superblock city pada bangunan komersial:

1. Superblock City Di Indonesia
 Seasons City di Jakarta

Konsep superblock city : Konsep “kota kecil” bagi pasangan
entrepeneur muda; menyediakan sejumlah deret ruko untuk
mengakomodasi kebutuhan usaha konsumen dengan skala
ekonomi yang berbeda; variasi tema disesuaikan dengan
tuntutan penghuni

 Central Park Podomoro City di Jakarta

Konsep superblock city : Aksesibilitas merupakan unsur
penting; bersebelahan dengan Mall Taman Anggrek dan
Apartemen

Mediterania

Garden;

menggabungkan

alam

dengan desain bangunan di ruang publik; dibangun dengan
lingkungan yang menyegarkan pikiran dari kepenatan bekerja
seharian; atrium mall dirancang 3 tema : temperate, tropical,

arctic; rancangan lansekap mengambil inspirasi unsur-unsur
alam dan interaksinya dengan manusia.
 Kemang Village di Jakarta Selatan

Konsep superblock city: Konsep efsiensi tinggi dan kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan; penyiapan infrastruktur yang
canggih, termasuk sistem sanitasi lingkungan dan sistem
keamanan

bangunan

dan

lingkungan

yang

berstandar

internasional; pengolahan lansekap tropis yang berkualitas.
 Samarinda Global City → Samarinda

Konsep superblock city : Berlokasi di kota yang dibelah oleh
Sungai Mahakam; melengkapi karakter kawasan riverfront;
wajah

bangunan

langsung

berhadapan

dengan

sungai;

tercipta persinggungan antara modernisasi dengan budaya
setempat

 Ciputra World → Surabaya

Konsep superblock city : Kawasan mixed-use terpadu dengan
konsep “one-stop lifestyle hub”; sistem sirkusi yang efektif,
efsien, dan nyaman; karakter ramah lingkungan dengan
rancangan ruang terbuka yang efsien, di sekeliling menaramenara hunian dan mall, serta convention center dan hotel.

2. Superblock City Di Luar Negeri
 Suntec City (Singapura)

Suntec

City

adalah

pengembangan

properti

terbesar

di

Negeri

Merlion.Superblok ini terintegrasi dengan kawasan komersial yang terdiri
dari menara perkantoran, pusat perbelanjaan, convention hall dan pusat
pameran internasional.

Uniknya lagi, bangunan ini memiliki air mancur dan terhubung satu sama
lain dengan plaza, jalan, trotoar dan taman.
Saat ini Suntec City menjadi salah satu tujuan ritel paling menarik di
Singapura karena menawarkan pengalaman belanja, kuliner, dan hiburan
dalam satu lokasi.
 Roppongi Hills (Tokyo)

Roppongi Hills (Roppongi Hiruzu) adalah new urban center dan merupakan
salah satu pengembangan properti terpadu yang terbesar di Jepang. Terletak di
distrik Roppongi Minato, Tokyo, bangunan ini mengandalkan arsitektur dan
penggunaan ruang yang menarik serta unik, dan didokumentasikan dalam
buku 6 Strata: Roppongi Hills Redefined. Mega kompleks ini menggabungkan
ruang kantor, apartemen, toko-toko, restoran, kafe, bioskop, museum, hotel,
studio TV besar, teater luar ruangan , dan beberapa taman. Dengan misi
membangun

pengembangan

terintegrasi

masyarakat

perkotaan

yang

memungkinkan orang hidup, bekerja, bermain, dan berbelanja di sana untuk
efesiensi waktu .

DAFTAR PUSTAKA
 http://property-in.co/2016/02/25/6-superblokmewah-di-

dunia/
 http://batam.tribunnews.com/2017/09/08/ciputra-bangun-

superblock-citraplaza-di-nagoya-investasi-mega-proyek-inimencengangkan?page=all
 https://www.scribd.com/presentation/351599715/

Arsitektur-Kota-Superblock-Development
 http://dspace.library.uph.edu:8080/

bitstream/123456789/1181/2/jia-01-01-2004perancangan_superblok_mega_kuningan.pdf

 http://www.radarplanologi.com/2015/10/perencanaan-

superblock-city.html

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22