BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples Pada Siswa Kelas 5 SDN Kutowinangun 05

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4
langkah, diantaranya Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi. Untuk
lebih jelasnya berikut adalah uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam
penelitian yang telah dilaksanakan.

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I
4.1.1.1 Perencanaan Tindakan
Pada penelitian ini tindakan kelas siklus I dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan dengan rincian perencanaan sebagai berikut. Dari informasi yang telah
diperoleh dari guru kelas 5 melalui observasi maka adanya diskusi dengan guru
mengenai materi apa yang akan disampaikan pada pembelajaran dan model
pembelajaran yang akan dipakai. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran
pada pertemuan1 peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung
pembelajaran seperti membuat materi, membuat RPP, lembar evaluasi dan
menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi. Selain itu peneliti juga
menyiapkan lembar observasi aktifitas guru beserta siswa yang digunakan ketika
pembelajaran dilaksanakan.

Pada pertemuan 1 peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan kompetensi dasar “ Mendeskripsikan proses pembentukan tanah
karena pelapukan”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan model
pembelajaran Examples non Examples dapat mengetahui pembentukan batuan dan
menyebutkan contohnya. Setelah menentukan tujuan bersama guru dan
menentukan waktu lamanya pembelajaran berlangsung, tak lupa juga peneliti
menjelaskan terlebih dahulu kepada guru mengenai penggunaan model
pembelajaran Examples non Examples. Diawali guru menjelaskan materi dengan
menggunakancontoh

gambar,

kemudian

46

guru

47


membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi, setelah
selesai berdiskusi guru meminta salah satu siswa sebagai perwakilan dari
kelompok untuk maju kedepan kelas dan menyampaikan hasil diskusi yang telah
mereka lakukan secara bergantian serta guru memberi penyimpulan atas materi
yang telah dipelajari.
Pada pertemuan 2 hanya sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama, dan
perencanaan pertemuan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini lebih kurang
sama. Namun di pertemuan yang kedua ini “ Mendeskripsikan proses
pembentukan tanah karena pelapukan”, tetapi yang disampaikan guru berbeda
yaitu” Menggolongkan batuan berdasarkan warna, kekerasan dan permukaan
(kasar dan halus)”. Pada pertemuan 3 guru membahas kembali beberapa materi
yang disampaikan pada pertemuan 1 dan 2, kemudian guru membagikan lembar
evaluasi.

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada

pertemuan

pertama


sebelum

pembelajaran

dimulai

guru

mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, setelah semua siap guru mengawali
pembelajaran dengan memberi slam dan mengajak siswa untuk berdoa terlebih
dahulu dan dilanjutkan dengan mengatur tempat duduk, melakukan presensi dan
melihat kesiapan alat tulis siswa. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan “
Anak-anak biasanya orang menanam bunga itu dimana?” setelah itu guru
menginformasikan materi yang akan di pelajari dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, kemudian guru menjelaskan materi tentang batuan yang dilanjutkan
dengan menggolongkan jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya.
Setelah guru menjelaskan guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk
melakukan diskusi, setelah selesai berdiskusi guru meminta salah satu siswa
sebagai perwakilan dari kelompok untuk maju kedepan kelas dan menyampaikan

hasil diskusi yang telah mereka lakukan secara bergantian. Setelah semua
perwakilan sudah membacakan hasil diskusinya di depan kelas, guru bersama
siswa membahas kembali mengenai hasil diskusi yang telah mereka lakukan

48

kemudian menyimpulkannya. Guru menyampaikan materi selanjutnya dan
mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberi salam.
Pada pertemuan kedua, jadwal mata pelajaran IPA setelah istirahat
pertama maka guru membuka kegiatan pembelajaran hanya dengan memberi
salam, setelah memberi salam guru melanjutkan dengan mengatur tempat duduk
dan kesiapan alat tulis siswa. Setelah semuanya siap guru melakukan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa “ Guru menunjukan contoh beberapa jenis tanah,
kemudian guru bertanya kepada siswa tanah apa saja yang telah dilihat”.
Selanjutnya

guru

menginformasikan


materi

yang

akan

dipelajari

dan

menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru menjelaskan materi
mengenai pelapukan, disini guru berhenti sejenak karena situasi kelas gaduh.
Setelah mulai tenang guru melanjutkan kembali penjelasannya dengan
mendeskripsikan jenis-jenis pelapukan batuan dan penyebabnya dengan
menggunakan contoh gambar. Disini guru menempelkan gambar batuan yang
telah mengalami pelapukan setelah itu guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok sesuai dengan anggota kelompoknya pada pertemuan sebelumnya.
Guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok serta
mengarahkan diskusi supaya berjalan dengan lancar dan tidak gaduh.
Setelah tugas yang diberikan oleh guru sudah selesai, kemudian guru

meminta salah satu perwakilan dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusi masing-masing di depan kelas secara keras dan lantang, guru juga
memberikan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk memberikan
tanggapan. Dengan berbagai jawaban yang berbeda-beda guru memberikan
penguatan pada hasil diskusi siswa dan membenarkan yang salah. Tak lupa juga
guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang telah dipelajari,
kemudian guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberi salam.
Pada pertemuan ketiga guru membuka pelajaran dan memberi salam dan
melakukan presensi, guru melakukan Tanya jawab berkaitan dengan materi
sebelumnya. Guru juga mengulas materi tentang jenis-jenis batuan, proses
terbentuknya batuan dan pelapukan batuan. Setelah beberapa saat mengulas
kembali materi guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan

49

sendiri secara secara baik dan benar, guru tak lupa juga mengawasi kegiatan ini
dengan melihat tingkah laku siswa dengan cermat dan sekali-kali mengelilingi
kelas supaya tidak terjadi contek mencontek. Setelah beberapa saat guru
menginformasikan kepada siswa bagi yang sudah selesai boleh keluar dan
istirahat.


4.1.1.3 Observasi dan Interprestasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan obsever pada saat
pembelajaran berlangsung yaitu pada tiga pertemuan. Hasil observasi digunakan
untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil
observasi guru dalam melaksanakan sintaks pada pertemuan pertama diperoleh
data bahwa dari kegiatan awal pembelajaran dari 8 sintaks Examples non
Examples, ada 7 sintaks yang telah terlaksanakan dan ada 1 sintaks yang belum
dilaksanakan oleh guru. Tetapi pada sintaks yang telah dilaksanakan masih
terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang telah dilaksanakan oleh
guru adalah guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan indicator
pembelajaran, guru menempelkan gambar-gambar, guru membimbing siswa untuk
membagi kelompok, guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi, guru
mengamati diskusi kelompok, guru mengkondisikan keadaan kelas agar tetap
tenang dalam berdiskusi, guru membimbing siswa untuk memilih perwakilan
kelompok dan memberi kesempatan pada tiap-tiap kelompok untuk membacakan
hasil diskusi didepan kelas, guru memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi
siswa dan guru memberi penyimpulan hasil diskusi. Didalam kegiatan
pembelajaran guru belum menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam proses pembelajaran.

Hasil observasi keterlaksanaan pada siklus I pada pertemuan ketiga
diperoleh data bahwa dari 8 sintaks Examples non Examples sudah dilaksanakan
oleh guru, tetapi masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Dalam
pelaksanaannya guru sudah melaksanakan seperti menjelaskan materi, pembagian
kelompok, pembagian tugas, membimbing siswa dalam diskusi kelompok,

50

membacakan hasil diskusi kelompok, serta membuat kesimpulan apabila ada
kesalahan atau ada yang masih kurang terhadap materi yang telah dibahas.

Tabel 6
Hasil Keterlaksanaan sintaks Examples non Examples pada siswa kelas 5
SDN Kutowinangun 05 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Siklus I
Kegiatan mengajar
Siklus I

Jumlah sintaks
yang

dilaksanankan

Jumlah sintaks
yang belum
terlaksana

Jumlah
keseluruhan
sintaks

Pertemuan 1
Pertemuan 2

7
8

1
0

8

8

Dari tabel 6 diatas dapat dilihat keterlaksanaan sintak Examples non Examples
pada siklus I dari 8 sintaks Examples non Examples dapat diketahui pada
pertemuan 1 sintak yang telah dilaksanakan oleh guru berjumlah 7 dan ada 1
sintaks yang belum dilaksanakan oleh guru. Pada pertemuan ke 2 guru sudah
mulai melaksanakan semua sintaks dalam proses pembelajaran.

4.1.1.4 Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pelaksanaan tindakan dengan model
pembelajaran Examples non Examples maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi
dengan guru kelas, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan pada
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Examples non
Examples diantaranya siswa lebih dapat berdiskusi dengan sungguh-sungguh,
materi pembelajaran yang disampaikan juga lebih menarik perhatian siswa dan
siswa juga lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dari pada sebelum
menggunakan model pembelajaran Examples non Examples.

51


4.1.2 Pelaksanaan Siklus II
4.1.2.1 Perencanaan Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus II juga dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
Setelah melihat kelebihan dan kekurangan pada siklus I, perencanaan
pembelajaran pada siklus II digunakan sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut.
Kegiatan pembelajaran ini masih sama dengan siklus I yang telah dilakukan
sebelumnya, sebelum mengajar pada siklus II, guru menyiapkan segala sesuatu
yang menunjang pembelajaran, diantaranya RPP, lembar evaluasi, lembar
observasi, dan materi yang akan digunakan. Disini peneliti meminta guru untuk
mengajar

dengan

lebih

semangat

dan

memperhatikan

langkah-langkah

pembelajaran yang digunakan agar lebih sempurna. Dalam pembelajaran siklus II
guru harus lebih teliti dalam mengawasi aktifitas siswa agar tidak gaduh dan
mengganggu pembelajaran yang sedang berlangsung serta mengelola waktu
dengan sebaik mungkin.
Pada pertemuan 1 guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan pokok bahasan “ susunan tanah” dilanjutkan dengan menentukan tujuan
pembelajaran dengan model pembelajaran Examples non Examplesdapat
mengetahui susunan tanah. Setelah menentukan tujuan bersama, guru menentukan
waktu lamanya pembelajaran berlangsung. Karena guru sudah mengerti langkahlangkah penggunaan model pembelajaran Examples non Examples peneliti tidak
perlu menjelaskan lagi. Untuk pertemuan 2 materi yang akan dibahas yaitu “jenisjenis tanah” yang diharapkan siswa dapat menyebutkan jenis tanah beserta
contoh-contohnya. Untuk pertemuan 3 guru hanya perlu mengulas materi-materi
sebelumnya dan melakukan Tanya jawab bersama siswa, kemudian dilanjutkan
dengan membagikan lembar evaluasi kepada siswa.

52

4.1.2.2 pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan pertama sebelum guru memulai pembelajaran guru terlebih
dahulu menyiapkan beberapa peralatan yang akan digunakan dilanjutkan dengan
mengatur tempat duduk siswa, melakukan presensi dan melihat kesiapan alat tulis
siswa. Guru menunjukkan sebuah bunga yang lengkap dengan pot dan tanahnya,
kemudian guru bertanya kepada siswa “Sebutkan apa saja yang digunakan dalam
menanam bunga tersebut?”. Setelah siswa menjawab dengan berbagai macam
jawaban guru, menegaskan bahwa tanah merupakan bahan yang penting
digunakan dalam menanam bunga. Guru juga tak lupa menginformasikan materi
yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
Memasuki kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang susunan tanah
di antaranya tanah lapisan bawah, tengah, dan atas. Setelah guru menjelaskan
materi kepada siswa melalui gambar dan siswa sudah paham, kemudian guru
meminta siswa untuk membentuk kelompok untuk berdiskusi bersama
kelompoknya masing-masing dan mengerjakan lembar kerja lembar kerja siswa
yang diberikan oleh guru dan guru juga tidak lupa untuk memberikan pengarahan
diskusi supaya dapat menemukan hasil yang dan terkadang menegur siswa yang
gaduh, merasa waktu yang diberikan guru sudah cukup guru meminta salah satu
perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas. Setiap
jawaban yang disampaikan siswa dikuatkan dan dibenarkan oleh guru kemudian
diakhir pembelajaran guru sedikit membahas tentang materi pembelajaran yang
telah dilaksanakan dan menyimpulkannya. Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam serta

mengingatkan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya.
Pada pertemuan kedua guru membuka pembelajaran dengan salam
pembuka dilanjutkan dengan mengatur tempat duduk siswa dan memeriksa
kesiapan alat tulis siswa. Guru memberikan apersepsi dan menempelkan beberapa
gambar jenis tanah yang telah disiapkan oleh guru, setelah itu guru
menyampaikan materi pembelajaran beserta tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari.

53

Guru melakukan Tanya jawab mengenai jenis-jenis tanah yang berada di
lingkungan sekolah, kemudian guru menjelaskan meteri mengenai jenis-jenis
tanah melalui contoh gambar. Setelah itu guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok untuk berdiskusi. Disini guru juga memberikan pengarahan kepada
siswa untuk serius dan aktif dalam diskusi. Setelah selesai berdiskusi guru
meminta salah satu perwakilan pada tiap-tiap kelompok untuk maju ke depan
kelas dan membacakan hasil diskusi yang telah mereka kerjakan. Guru juga
memberikan penguatan terhadap jawaban siswa dan guru bersama siswa juga
membahas kembali materi yang telah dipelajari dan menimpulkannya. Guru
menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam dan memberitahukan kepada
siswa untuk belajar tentang susunan beserta jenis-jenis tanah yang telah dipelajari.
Pada pertemuan ketiga guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka, Tanya jawab dengan siswa dan guru memberikan tanggapan atas
jawaban-jawaban siswa. Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada
pertemuan 1 dan pertemuan 2. Setelah semuanya sudah berjalan serta siswa sudah
paham guru segera membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan
secara individu. Guru menginformasikan untuk mengerjakan dengan sungguhsungguh, dan guru melihat kegiatan siswa supaya tidak terjadi kecurangan.
Setelah evaluasi dilakukan, guru mengoreksi pekerjaan siswa dan hasil yang telah
diperoleh siswa sudah cukup mengalami peningkatan serta nilai siswa sudah
mencapai criteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan.

4.1.2.3 Observasi dan Interprestasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan observer pada saat
pembelajaran berlangsung yaitu pada 3 pertemuan. Hasil observasi digunakan
untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil
observasi guru dalam melaksanakan sintaks siklus II pada 3 kali pertemuan guru
sudah melaksanakan semua sintaks dari kegiatan awal pembelajaran hingga
berakhirnya proses pembelajaran dari 8 sintak Examples non Examples, walaupun
dalam pelaksanaannya masih kurang sempurna, namun guru sudah menyampaikan
materi sesuai dengan indikator pembelajaran, guru menempelkan gambar-gambar,

54

guru membimbing siswa untuk membagi kelompok, membimbing siswa dalam
melakukan diskusi, mengamati diskusi kelompok, guru mengkondisikan keadaan
kelas agar tetap tenang dalam berdiskusi, membimbing siswa untuk memilih
perwakilan kelompok, memberi kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk
membacakan hasil diskusi didepan kelas, guru memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi siswa dan guru memberi penyimpulan hasil diskusi.
Hasil observasi keterlaksanaan pada siklus I pertemuan kedua diperoleh
data bahwa semua sintaks sudah dilakukan oleh guru dari penjelasan materi,
pembagian kelompok, pembagian tugas, membimbing siswa dalam diskusi
kelompok, serta membuat kesimpulan apabila ada kesalahan atau ada yang masih
kurang terhadap materi yang telah dibahas.

Tabel 7
Hasil Keterlaksanaan Sintaks Examples non Examples pada siswa kelas 5 SDN
Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Siklus II
Kegiatan mengajar
Siklus II

Jumlah sintaks
yang
dilaksanankan

Jumlah sintaks
yang belum
terlaksana

Jumlah keseluruhan
sintaks

Pertemuan 1

8

0

8

Pertemuan 2

8

0

8

Dari tabel 7 diatas dapat dilihat keterlaksaan sintaks Examples non Examples pada
siklus II. Dari 8 sintaks Examples non Examples dapat diketahui pada pertemuan
1dan 2, bahwa semua sintaks sudah dilaksanakan oleh guru dengan baik.

4.1.2.4 Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II pelaksanaan tindakan dengan
model pembelajaran Examples non Examples maka dilakukan refleksi dengan
berdikusi dengan guru kelas, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan
pada proses pembelajaran dengan menggunakn model pembelajaran Examples
non Examples diantaranya siswa lebih dapat berdiskusi dengan sunggu-sungguh,

55

materi pembelajaran yang disampaikan juga menarik perhatian siswa dan siswa
lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dari pada sebelum
menggunakan model pembelajaran Examples non Examples.

4.2 Hasil Penelitian
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I dan siklus II didapatkan
hasil yang disajikan dalam deskripsi data dengan uraian sebagai berikut.

4.2.1 Deskripsi Data
Data mentah yang sudah diperoleh diolah dan disajikan pada deskripsi
data. Pada sub bab deskripsi data akan diuraikan mengenai data siklus I yang
terdiri dari hasil belajar. Kemudian disajikan pula data siklus II yang mencakup
hasil belajar.

4.2.1.1 Data Siklus 1
Data hasil belajar IPA pada siklus I selama 3 kali pertemuan disajikan
dalam disrtibusi frekwensi. Dibawah ini disajikan pula perhitungan frekwensi
dengan menggunakan rumus dari Sugiyono (2011:35).
K

= 1+ 3,3 log 22

K

= 1 + 3,3.5,29

K

=6

Setelah perhitungan kelas didapatkan kemudianmencari range dengan rumus
Range
Interval
Range

= (N.maks-N.min)+1
= (N.maks-N.min)+1
K
= (80-40)+1

= 41
Interval
= 41 = 6,83 dibulatkan 7
6

56

Tabel 8
Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 5 SDN
Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

No

Interval

Frekwensi

Persentase

1

40-47

3

14

2

48-54

1

4

3

55-61

3

14

4

62-68

1

4

5

69-75

12

55

6

76-82

2

9

Jumlah

22

100

Berdasarkan tabel 8 dapat diuraikan yang mendapatkan nilai 40-47
berjumlah 3 orang, nilai 48-54 berjumlah 1 orang, nilai 55-61 berjumlah 3 orang,
nilai 62-68 berjumlah 1 orang, nilai 69-75 berjumlah 12 orang dan nilai 76-82
berjumlah 2 orang.
Dibawah ini disajikan pula diagram batang mengenai Hasil Belajar IPA siswa
kelas 5 SDN Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

14
12
10
8
frekwensi

6
4
2
0
40-47

48-54

55-61

62-68

69-75

76-82

Gambar 1 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus I Kelas 5 SDN
Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

57

4.2.1.2 Data Siklus 2
Data hasil tes belajar IPA pada siklus I selama 3 kali pertemuan disajikan
dalam distribusi frekwensi. Dibawah ini disajikan pula perhitungan frekwensi
dengan menggunakan rumus Sugiyono (2011:35)
K

= 1+ 3,3 log 22

K

= 1 + 3,3. 5,29

K

=6

Setelah perhitungan kelas didapatkan kemudian mencari range dengan rumus:
Range

= (N.maks-N.min)+1

Interval

= (N.maks-N.min)+1
K

Range

= (90-60)+1
= 31

Interval

= 31 = 5,17 dibulatkan 6
6

Tabel 9
Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 5 SDN
Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No

Interval

Frekwensi

Persentase

1

60-65

3

13

2

66-71

1

5

3

72-77

6

27

4

78-83

7

32

5

84-89

4

18

6

90-95

1

5

Jumlah

22

100

Berdasarkan tabel 9 dapat diuraikan yang mendapatkan nilai 60-65
berjumlah 3 orang, nilai 66-71 berjumlah 1 orang, nilai 72-77 berjumlah 6 orang,

58

nilai 78-83 berjumlah 7 orang, nilai 84-89 berjumlah 4 orang dan 90-95 berjumlah
1 orang.
Dibawah ini disajikan pula diagram batang mengenai Hasil Belajar IPA siswa
kelas 5 SDN Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

7
6
5
4
3
2
1
0
60-65

66-71

72-77

78-83

84-89

90-95

Gambar 2 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus II Kelas 5 SDN
Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

4.2.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui dua tahap yaitu analisis ketuntasan dan
analisis komparatif, untuk lebih jelasnya berikut uraiannya.

4.2.2.1 Aanalisis Ketuntasan
Pada analisis ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I disajikan pada
tabel berikut

59

Tabel 10
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 5 SDN Kutowinangun 05
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No
Ketuntasan
1 Tuntas
2 Tidak Tuntas
Jumlah
Rerata
Maksimum
Minimum

Frekwensi
14
8
22

Persentase
64
36
100
64
80
40

Berdasarkan Tabel 10 terdapat 8 siswa yang masih belum mencapai KKM
dan 14 siswa telah mencapai KKM dengan nilai maksimum 80 dan nilai minimum
40.Setelah mengetahui ketuntasan hasil belajar IPA pada pembelajaran siklus I,
berikut ini juga disajikan grafik ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I siswa
kelas 5 SDN Kutowinangun 05 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

Tuntas
14
Tidak tuntas
8

Gambar 3 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 5 SDN
Kutowinangun 05 Salatiga.

60

Tabel 11
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 5 SDN Kutowinangun 05
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

No
Ketuntasan
1 Tuntas
2 Tidak Tuntas
Jumlah
Rerata
Maksimum
Minimum

Frekwensi
19
3
22

Persentase
86
14
100
80
90
60

Berdasarkan tabel 11 terdapat 3 siswa yang masih belum mencapai KKM
dan 19 siswa lainnya telah mencapai KKM dengan nilai maksimum 90 dan nilai
minimum 60. Setelah mengetahui ketuntasan hasil belajar IPA pada pembelajaran
siklus II, berikut ini juga disajikan grafik ketuntasan hasil belajar IOA pada siklus
II.

Tidak tuntas

Tuntas
3

19

Gambar 4 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Siklus II Siswa Kelas 5 SDN
Kutowinangun 05 Salatiga.

61

4.2.2.2 Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil analisis ketuntasan Hasil Belajar IPA pada siswa kelas 5
SDN Kutowinangun 05 maka dilakukan analis komparatif ketuntasan hasil belajar
antar siklus dan pra siklus. Analisis dilakukan dengan menyajikan data ketuntasan
hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II dalam 1 tabel. Data dalam
tabeltersebut dapat dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Tabel 12
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN
Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No

Ketuntasan

1
2

Tuntas
Tidak tuntas
Rerata
Maksimum
Minimum

Pra siklus
f
%
12
55
10
45
64
80
30

Siklus I
F
%
14
64
8
36
64
85
40

Siklus II
F
%
19
86
3
14
80
90
60

Dari tabel 12 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari
pra siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang
tuntas belajar adalah 12 siswa (55%), pada siklus I menjadi 14 siswa (64%) dan
pada siklus II menjadi 19 siswa (86%). Sedangkan siswa yang belum tuntas
jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 10 siswa (45%) belum tuntas,
pada siklus I masih 8 siswa (36%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 3
siswa (14%). Selanjutnya untuk memperjelas pebandingan hasil belajar dan
ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai dengan siklus II disajikan dalam
gambar 5.

62

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

Tuntas
Tidak tuntas

Pra siklus

Siklus 1

Siklus 2

Gambar 5 Presentase ketuntasan Hasil Belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN
Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Pra siklus, Siklus I dan
Siklus II.

63

4.3 Pembahasan
Pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2
siklus, setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran IPA
pada siklus I membahas materi tentang proses pembentukkan tanah karena
pelapukan, sedangkan pada siklus II membahas materi jenis-jenis tanah.
Dari hasil pengamatan siklus I pertemuan pertama, proses pembelajaran
yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain: Model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru kurang memberi kesempatan dan latihan pada siswa untuk
mengungkapkan gagasan yang dimiliki, sehingga siswa yang mempunyai gagasan
tersebut lebih memilih untuk diam. Model pembelajaran yang digunakan guru
masih cenderung pada model pembelajaran konvensional (ceramah), sehingga
pada kegiatan pembelajaran terkesan kurang menarik dan mengakibatkan siswa
cepat merasa bosan bila berada di dalam kelas. Penyampaian materi pelajaran
dalam kegiatan pembelajaran masih kurang dipahami oleh siswa yang
mengakibatkan nilai siswa rendah atau masih di bawah KKM.
Pada pertemuan siklus II masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang
di tunjukan antara lain: siswa sudah berani untuk mengeluarkan gagasan atau
pendapatnya dan gurudidalam menyampaikan materi sudah bisa dipahami oleh
siswa. Adapun kelebihan yang didapat setelah menerapkan model pembelajaran
Examples non Examples adalah siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar,
siswa dapat mengetahui aplikasi dari materi yang berupa contoh gambar, dan
siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Dari hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi kinerja guru
dan aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Pada
lembar aktivitas siswa pada siklus I yaitu pertemuan pertama masih terdapat 1 dari
12 item yang belum dilakukan. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu guru
sudah menyampaikan materi sesuai indikator, guru menempelkan gambar-gambar,
guru memberikan kesempatan siswa untuk berpikir sejenak secara individual,
guru membimbing siswa untuk membagi kelompok, guru membimbing siswa
untuk melakukan diskusi, guru mengamati diskusi per kelompok, guru
mengkondisikan keadaan kelas agar tetap tenang dalam berdiskusi, guru

64

membimbing

siswa untuk memilih perwakilan kelompok, guru memberikan

kesempatan pada tiap-tiap kelompok untuk melaporkan hasil diskusi di depan
kelas, guru memberi tanggapan dan memberikan penyimpulan terhadap hasil
diskusi.
Dari hasil observasi kinerja guru pada pertemuan pertama yang berjumlah
19item, namun ada 1 yang belum guru lakukan yaitu nomor 8 sedangkan pada
pertemuan kedua guru sudah melakukan kegiatan dengan baik dalam menerapkan
model pembelajaran Examples non Examples pada mata pelajaran IPA terhadap
siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 05, dari setiap pertemuan mengalami
peningkatan yang ditunjukan dari guru dalam mengajar.
Pada hasil tindakan kondisi awal, siklus I dan siklus II, diperoleh hasil
belajar IPA terhadap siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 05 dari kondisi awal
tuntas 12 siswa (55%) dengan nilai tertinggi 80, pada siklus I tuntas 14 siswa
(64%) dengan nilai tertinggi 85 dan pada siklus II meningkat menjadi tuntas 19
siswa (86%) dengan nilai tertinngi 90. Pada akhir penerapan model pembelajaran
Examples non Examples ada 3 siswa yang tidak tuntas.
Berdasarkan data yang diperoleh pada setiap pertemuan Siklus I dan
Siklus II terbukti bahwa penerapan dengan menggunakan model pembelajaran
Examples non Examples dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN
Kutowinangun 05. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Examples non
Examples menurut Afrisanti Lusita (2011:38) mempuanyai kelebihan yaitu :
melatih siswa untuk lebih kritis dalam menganalisa, siswa dapat mengetahui
aplikasi dari materi yang berupa contoh gambar dan siswa diberikan kesempatan
untuk mengemukakan pendapatnya.
Penelitian ini relevan yang didasarkan pada hasil penelitian yang
dilakukan oleh Adi Kusuma, Sofyan, 2011; dengan judul “Pengaruh Penggunaan
Model Examples non Examplesterhadap hasil belajar IPS siswa kelas III SDN
Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II Tahun Pelajaran
2010/2011”. Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok

65

eksperimen yaitu 79,75 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil
belajar siswa kelompok control yaitu 67,63. Dari hasil uji hipotesis yang
dilakukan diperoleh nilai sig. 0,000 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar IPS siswa kelas III SD Negeri Blotongan 03 dengan menggunakan model
Examples non Examples dengan hasil belajar IPS siswa kelas III SD Negeri
Blotongan dengan model ceramah, maka treatment yang diberikan dapat
berpengaruh signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, penggunaan
alat model Examples non Examples pada dasarnya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa secara berkah. Hal itu ditunjukan adanya perubahan pada hasil
belajar siswa dengan ketuntasan belajar siswa yang menyajikan materi
pembelajaran guru dengan menggunakan model pembelajaran Examples non
Examples. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelum peneliti muncul
suatu pertanyaan apakah penggunaan alat peraga pada pembelajaran itu dapat
menunjukan perubahan yang signifikan karena yang dilakukan pada penelitian
sebelumnya adalah dilakukannya pembelajaran secara bertahap (bersiklus) sampai
benar-benar meningkat, oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian
eksperiment danpengujian apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil
belajar siswa dengan menggunakan model Examples non Examples dalam
penelitian eksperimen.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45