ACARA VI PENENTUAN KADAR VITAMIN
ACARA VI
PENENTUAN KADAR VITAMIN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.
Tujuan Praktikum
Menentukan kadar vitamin C (asam askorbat) dalam sampel jeruk buah dan jeruk
nipis secara titrasi iodimetri.
2.
Waktu Praktikum
Selasa, 29 Maret 2016
3.
Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Pada dasarnya konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian, yakni analisis
kualitaif dan analisis kuantitatif. Ada 2 aspek penting dalam analisis kualitatif yaitu
pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, keasaman
pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan, dan ekstraksi. Sifatsifat ini sebagai sifat periodic menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida,
sulfide, hidroksida, dan karbonat sulfat dan garam-haram lainnya dari logam. Analisis
kimia kuantitaif menyangkut analysis gravimetric dan titirimetri. Dalam analysis
gravimetri, zat yang akan ditentukan diubah ke dalam bentuk endapan yang sukar larut,
selanjutnya dipisahkan dan ditimbang. Sedangkan analisis titrimetri yang sering disebut
analisis volumetric, zat yang akan ditentukan dibiarkan berekasi dengan suatu perekasi
yang diketahui sebagai larutan standar (baku). Kemudian volume larutan tersebut yang
diperlukan untuk dapat bereaksi sempurna tersebut diukur (Barsasella, 2012 : 125).
Suatu metode titrimetric untuk analisis didasarkan pada sutu reaksi kimia seperti :
aA + tT → produk
dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagensia T. Reagensia T, yang
disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit (secara incremental), biasanya dari dalam
buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Larutan kedua ini disebut
larutan standard dan konsentrasinya ditetapkan oleh suatu proses disebut standarisasi.
Penambahan titran diteruskan sampai telah dimasukkan sejumlah T yang secara kimia
setara dengan A. maka dikatakan telah tercapai titik ekivalensi dari titrasi itu. Untuk
mengetahui kapan penambahan titran itu, dapat menggunakan suatu zat, yang disebut
indicator, yang menanggapi munculnya kelebihan titran dengan perubahan warna. Titik
dalam titrasi pada saat indicator berubah warna disebut titik akhir (Day, 2002 : 49).
Banyak sekali metode volumetric yang berprinsipkan pada transfer elektron,
yaitu reaksi oksidasi reduksi yang berasal dari transfer langsung elektron dari donor ke
akseptor. Bermacam reaksi redoks dapat digunakan untuk analisis volumetri asalkan
kesetimbangan yang tercapai setiap penambahan titran dapat berlangsung dengan cepat.
Dan diperlukan juga adanya indicator yang mampu menunjukkan titik ekuivalen
stoikiometri dengan akurasi yang tinggi. Banyak titrasi redoks dilakukan dengan
mengunakan indicator warna. Salah satu system redoks yaitu kalum iodat yang banyak
dipakai dalam kimia analitik dan reaksi dalam titrasi Andrew’s. Pada pemakaian iodium
sebagai reagen redoks harga E° iodium berada pada daerah pertengahan maka sistem
iodium dapat digunakan untuk oksidator maupun reduktor. Jika E° tidak bergantung pada
pH (pH
PENENTUAN KADAR VITAMIN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.
Tujuan Praktikum
Menentukan kadar vitamin C (asam askorbat) dalam sampel jeruk buah dan jeruk
nipis secara titrasi iodimetri.
2.
Waktu Praktikum
Selasa, 29 Maret 2016
3.
Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Pada dasarnya konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian, yakni analisis
kualitaif dan analisis kuantitatif. Ada 2 aspek penting dalam analisis kualitatif yaitu
pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, keasaman
pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan, dan ekstraksi. Sifatsifat ini sebagai sifat periodic menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida,
sulfide, hidroksida, dan karbonat sulfat dan garam-haram lainnya dari logam. Analisis
kimia kuantitaif menyangkut analysis gravimetric dan titirimetri. Dalam analysis
gravimetri, zat yang akan ditentukan diubah ke dalam bentuk endapan yang sukar larut,
selanjutnya dipisahkan dan ditimbang. Sedangkan analisis titrimetri yang sering disebut
analisis volumetric, zat yang akan ditentukan dibiarkan berekasi dengan suatu perekasi
yang diketahui sebagai larutan standar (baku). Kemudian volume larutan tersebut yang
diperlukan untuk dapat bereaksi sempurna tersebut diukur (Barsasella, 2012 : 125).
Suatu metode titrimetric untuk analisis didasarkan pada sutu reaksi kimia seperti :
aA + tT → produk
dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagensia T. Reagensia T, yang
disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit (secara incremental), biasanya dari dalam
buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Larutan kedua ini disebut
larutan standard dan konsentrasinya ditetapkan oleh suatu proses disebut standarisasi.
Penambahan titran diteruskan sampai telah dimasukkan sejumlah T yang secara kimia
setara dengan A. maka dikatakan telah tercapai titik ekivalensi dari titrasi itu. Untuk
mengetahui kapan penambahan titran itu, dapat menggunakan suatu zat, yang disebut
indicator, yang menanggapi munculnya kelebihan titran dengan perubahan warna. Titik
dalam titrasi pada saat indicator berubah warna disebut titik akhir (Day, 2002 : 49).
Banyak sekali metode volumetric yang berprinsipkan pada transfer elektron,
yaitu reaksi oksidasi reduksi yang berasal dari transfer langsung elektron dari donor ke
akseptor. Bermacam reaksi redoks dapat digunakan untuk analisis volumetri asalkan
kesetimbangan yang tercapai setiap penambahan titran dapat berlangsung dengan cepat.
Dan diperlukan juga adanya indicator yang mampu menunjukkan titik ekuivalen
stoikiometri dengan akurasi yang tinggi. Banyak titrasi redoks dilakukan dengan
mengunakan indicator warna. Salah satu system redoks yaitu kalum iodat yang banyak
dipakai dalam kimia analitik dan reaksi dalam titrasi Andrew’s. Pada pemakaian iodium
sebagai reagen redoks harga E° iodium berada pada daerah pertengahan maka sistem
iodium dapat digunakan untuk oksidator maupun reduktor. Jika E° tidak bergantung pada
pH (pH