Unsur Intrinsik Ekstrinsik Pada Novel Ka

LAPORAN
BAHASA INDONESIA

MENCARI UNSUR INTRINSIK, UNSUR EKSTRINSIK, RINGKASAN CERITA PADA
SEBUAH NOVEL

Oleh:
Daniel
Yuliana Nurastuti

Kelas : XII IPS 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 2 PALANGKARAYA
2013

LAPORAN UNSUR INTRINSIK, UNSUR EKSTRINSIK, DAN RINGKASAN PADA
NOVEL
Judul

: Engkaulah Pangeran Impianku


Pengarang

: Maria Cecilia

Penerbit
: Sinar Matahari, Jakarta
A. Tujuan
Pembuatan laporan ini dimaksudkan sebagai hasil dari menganalisis unsur intrinsik, unsur
ekstrinsik, ringkasan cerita pada sebuah novel.
B. Deskripsi
Unsur intrisik adalah unsur-unsur yang membangun kaya sastra dari dalam. Unsur-unsur
intrinsik sebuah novel diantaranya adalah tema, penokohan, latar, alur, amanat, gaya bahasa, dan
sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari
luar. Unsur ekstrinsik terdiri dari sosial, budaya, adat istiadat, agama, biografi pengarang, dan
ekonomi.
C. Unsur Intrinsik
a.Tema : Tema dari novel ini adalah percintaan.
b.Penokohan
1. Senyum Putriasa (Ria)

 Cemas
: “. . . Uuh. . . ! Tenang, Ria. . . tenang, gumamku dalam hati,
menenangkan diri . . .“
 Kesal
: “. . . yang jelas ini semua tidak akan terjadi seandainya saja
ibuku enggak dipindah tugas oleh atasannya. Benar – benar bikin kesal . . .“
 Sulit berbohong : “. . . “
 Merasa bersalah : “. . . gue ikut ya? Pintaku sedikit enggak enak juga, sebab
bagaimana pun aku juga ikut merasa bersalah . . .“
 Pengkhayal : “. . . Woi bangun! Ayo sadar! Lo mimpi ya Senyum, Rian itu
Pangeran dan lo bukan Cinderella! . . .“
 Ceria
: “. . . Haha. . . bener banget tu . . .“
 Khawatir : “. . . pikiranku akan Rian enggak sedikitpun juga berkurang.
Aku khawatir banget sama dia, mudah – mudahan dia enggak kenapa –
napa. . .“
 Pemaaf
: “. . . Tania, lo enggak perlu minta maaf, bukannya selama ini
kita memang sahabat? . . .“
 Sedih

: “. . . aku memang tak menangis sama sekali namun hatiku
menangis, setelah kubaca kata demi kata surat dari Rian, amat pedih . . .“
2. Rian Adi Kusuma
 Sopan
: “. . .boleh pinjam buku Bahasa Inggrisnya? . .“
 Bertanggungjawab : “. . . ya enggak bisa gitulahNa, gue udah ngilangin pena
itu jadi gue harus ngegantiin . . .”
 Jahil
: “. . . rambutnya lucu juga, kayaknya bakal jadi trend terkini
tuh. . .”
 Cemas
: “. . . kamu enggak apa – apa kan? Kamu bisa dengar aku?. . .”
 Memendam perasaan : “. . . tiba – tiba ia berhenti berkata dan mendadak ia
bangun dari ayunan yang sedari tadi didudukinya, dia memelukku seketika,
memeluk erat, seakan tak ingin aku menjauh darinya . . .“

3.

4.
5.


6.

7.

8.

9.

10.

 Rela berkorban
: “. . . aku akan terus hidup karena tiap detak jantungmu
adalah hidupku. Karena nafasmu adalah nafasku. Pedih ini takkan lama . . .“
Tania
 Jahil
: “. . Hayo! Pagi – pagi sudah melamun. . nanti kesambet lho! . . “
 Pemarah : “. . . Apa enggak salah? Maksud lo apa? Apa sekarang lo masih
peduli sama gue?! . . .“
 Penyayang : “. . . Tania berjanji bila ada cewek yang membuat kakaknya

jatuh cinta maka cewek itu harus mencintai kakaknya juga. Dan Tania marah
padaku, karena aku menolak cinta kakaknya . . .”
Dimas
 Baik
: “. . . kak Dimas adalah seorang yang amat baik . . .“
Kayana Putrisia (Nana)
 Ceria
: “. . . aduh Tuan Putri . . . lagi jutek rupanya. Gue mau jalan –
jalan, mau ikut enggak? Sekalian buat ngilangin stressnya. Gue tungguin deh,
tapi kalau belum mandi enggak janji yeee . . .“
 Baik
: “. . . nih gue bawain makanan. Gue perhatiankan? Cepetan
makan. . . katanya lapar? . . .“
 Pengertian : “. . . Lagipula gue ngerti kalau perasaan itu enggak bisa dipaksa.
Dimas bilang kalau dia Cuma menganggap gue adiknya aja . . . “
Bu Eliza
 Galak
: “. . . saya enggak mau tahu! Salah satu dari kalian menghadap
saya , ujar ibu Eliza dengan nada sangat kesal. . .“
Mama Ria

 Penyayang : “. . . ya udah, ganti baju sana, terus langsung turun. Mama siapin
makan, kamu pasti belum makan kan? . . .“
 Khawatir : “. . . Ria. . . kok pulangnya sore amat? Habis jalan kemana?
Kenapa enggak bilang – bilang sama mama? . . .“
 Tabah
: “. . . aku tahu beratnya merawat aku dan Andra seorang diri
sejak kepergian Ayah 5 tahun silam . . .“
Sinta
 Jahat
: “. . . Sinta mendorongku dengan kasar hingga aku jatuh
terjerembab ke tanah yang becek, hujan mengguyur badanku seketika . . .“
 Pendengki : “. . . Heh, dengar ya . . . kalau lo masih mau tetap sekolah di sini
enggak usah belagu deh. Sok cakep, sok seleb. Dasar cewek genit . . .“
 Pembohong : “. . . Sinta bilang kamu mengancam dia, kalau dia enggak mau
memberi kamu uang, kamu akan mengajak teman – teman kamu untuk
mengeroyok dia? Benar seperti itu? . . .“
Kak Lola
 Baik
: “. . . kamu sudah sadar? Gimana sudah mendungan? Ini ada teh
hangat untuk kamu . . .“

 Prihatin
: “. . . ini mengenai kesalahpahaman antara kamu dan Rian kakak
enggak sanggup ngeliat kalian berdua begini hanya karena sesuatu yang
sebenarnya enggak ada, yang sebenarnya bukan masalah kamu dengan Rian
tapi masalah kalian dengan Sinta . . .“
Adik Ria
 Khawatir : “. . . iya kak enggak usah ke sekolah dulu, nanti kalau pingsan di
tengah jalan terus dibawa orang. Hii. . serremm, dijual keluar negeri. . terus. .“

11. Orangtua Sinta
 Sayang anak : “. . . orang tua Sinta telah meminta pada kepala sekolah untuk
segera mengeluarkan kamu . . .“
12. Iren
 Baik
: “. . . maaf Ria kalau kesannya gue terlalu mau ikut campur, tapi
jujur gue enggak mau sampai Rian sedih, kecewa untuk kesekian kalinya . . .“
13. Orangtua Rian
 Tabah
: “. . . aku harus kuat seperti orang tua Rian yang membimbingku
pulang . . .“

 Lapang dada : “. . . tak ada kebencian sama sekali di mata mereka ketika
menatapku . . .”
c.Latar/Setting :
1. Latar Tempat

Kelas : “. . . Dengan langkah gontai kumasuki kelas yang akan aku huni paling
enggak selama 1 tahun ini . . .”

Rumah Ria : “. . Begitu sampai dirumah, Mamah sudah siap menyambutku . ..”

Kamar Ria : “. . . Dan aku langsung masuk ke kamar dengan langkah gontai. .”

Koridor Sekolah : “. . . Sudah setengah jam aku berdiri di koridor sekolahku,
melihat pohon cinta dari kejauhan ....”

Pohon Cinta : “...... Pohon yang juga terlihat dari kelasku, ya sebuah pohon
yang sejak tadi sempat aku pandangi, ’Pohon Cinta’ katanya. Mungkin karena
bentuk helai daunnya menyerupai lambang cinta .....”

Kamar Rian : “....... Bukan apa-apa kok. Ya udah kamu istirahat aja dulunya.

Meskipun kamar cowok tapi lumayan bersihkan ? .....”

Rumah Rian : “...... Tapi suasana dirumah ini enggak memperlihatkan suasana
di foto itu, rumah ini terasa sepi ....”

Taman Belakang Rumah Rian :”...... Aku dapat melihat taman belakang dan
mataku langsung tertuju pada Rian yang mungkin sedari tadi telah duduk di
ayunan itu .....”

Ruang Guru : “..... Ada apa sih tumben Ibu Eliza panggil aku, masalah pribadi
apaan ?! ....”

Rumah Sakit : “..... Dan dimana alat-alat yang selama ini mengekang diriku ?
Semuanya sudah dilepas ? Apa karena aku sudah tak terselamatkan lagi ?? .....”

Kuburan : “.... Aku menuju makam Rian, meletakkan sehelai daun cinta yang
telah kering .....”

Rumah Sakit Jiwa : “..... Disebuah ruang yang gelap,samar aku melihat sosok
Sinta. Dia duduk di pojok ruang sambil memegang kedua kakinya ....”

2. Latar Waktu
:

Tahun ajaran baru : “.... Tinggal dikota baru, lingkungan baru, dan rumah
baru, semua itu benar membuatku sulit menyesuaikan diri, apalagi sekolah
yang baru ini, untungnya ini tahun ajaran baru ....”

Pagi : “..... Hari ini sebenarnya aku udah bangun pagi-pagi banget, tapi karena
rumahku berada di gang kecil ....”

Istirahat : “. . Bel istirahat yang telah ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.. ”

Setahun: “.... Setahun sudah waktu telah berlalu tampa terasa ....”

Sore : “..... Kamu pulangnya kok sore amat ? Habis kemana ? .....”

Malam Sabtu : “..... Untungnya besok hari Minggu, sehingga aku enggak
harus pergi kesekolah dengan mata sembab .....”

Jam 7 pagi : “..... Aku baru bangun, ketika jam hampir menunjukkan angka

tujuh .....”

Hujan Deras: “...... Dalam derasnya hujan dapat kulihat samar sebuah mobil
Terrano hitam yang enggak asing bagiku langsung memasuki gerbang
sekolah......”

2 Tahun lalu : “........Seorang Cowok yang aku kenal 2 tahun lalu,saat itu aku
melihatnya duduk sepertiku saat ini, tapi enggak dalam posisi terikat
tentunya ....”

Sehari kemudian : “..... Setelah kejadian hari itu aku jatuh sakit .....”

Pulang dari rumah sakit : “...... Dokter itu pasti salah, pasti ada kesalahan!
Bagaimana mungkin dengan seenaknya saja dia bilang aku mengidap penyakit
jantung ? ......”

2 Minggu : “....... Hari ini sudah 2 Minggu setelah kuketahui penyakitku dan
keadaanku makin parah saja kurasa ......”

3 Bulan : “...... Sudah hampir 3 bulan aku hampir dirumah sakit .....”
3. Setting Suasana :

Menegangkan
a) “.... Kalian berdua menghadap saya dikantor pada jam istirahat
nanti ! ....”
b) ”.... Kemudian mereka menarik dan menyeretku dengan kasar.
Ditengah hujan deras aku diikat disebuah pohon dibelakang sekolah
tak jauh kantin sekolah ....”
c) “...... Tapi Bu, itu semua enggak benar, uang untuk apa? Sinta bohong,
justru dia yang mengancam saya Bu. Benar Bu, Ibu harus percaya
dengan saya .....”

Senang
a) “ . . . Aku berlari mengejar Tania sehingga kamipun saling berkejarkejaran. . . . “
b) “. . . . . Nana bisa kelihatan begitu dewasa, membuat aku seketika jadi
amat bangga memiliki sahabat seperti dia. . . . . “
c) “. . . . . Tapi ketika aku lihat Rian tersenyum bahagia, sudut hati yang
sepi ini jadi bahagia juga. . . . . .
d) ”. . . . . . Dan kami tertawa berdua, lalu iya menggerakkan tangannya
pesis seperti dalam film-film ketika Pangeran hendak mengajak
Cinderella berdansa . . . . “
e) “. . . . Lalu Rian berjongkok di hadapanku, Menyodorkan ’Chokichoki’ kesukaanku sambil menyentuh pipiku dengan jari telunjuknya
dua kali . . . . “

Sedih
a) “ . . . Sungguh, aku nggak bermaksud begitu, aku sayang dengan
Dimas sama seperti aku sayang dengan Tania . . . . “
b) “ . . . . .Aku amat sedih Pangeran......Apa aku harus mulai melupakan
Rian? . . . . . . “
c) “. . . . . Mama enggak marah tetapi kamu jangan gini lagi. Kamu sakit,
kenapa enggak cerita ke Mama. . . . . . “


d) “. . . . . Aku tahu tak ada perubahan pada diriku. Aku tetap sama, tidur
diranjang rumah sakit, jalan dengan kursi roda, selang infus yang tak
pernah lepas dari pergelangan tanganku . . . . “
e) “. . . . Namun aku adalah aku, aku tetaplah aku yang ada kalanya
’Detik itu’ Terngiang penuh kepalaku. Detik dimana aku harus
tinggalkan semua cinta dan senyumku . . . . . “
f) “. . . . Rian yang selamatkan kamu, dia yang menggantikan detak
jantungmu. Nafasnya ada di dirimu kini . . . . . “
g) “. . . . . Dulu aku ingin sekali merasakan hujan berdua dengan Rian,
tapi tenyata sekarang aku......Kata-kataku terhenti, ku palingkan wajah
kearah samping . . . . . “

Marah
a) “. . . Eh cewek yang sok lugu, sok kalem! Dengar ya. Harusnya lo
nyadar lo tuh siapa? Mau ngelawan Sinta, enggak salah?! . . .”
b) “. . . oh ya? Lo mau ngajarin gue ya? Berani benar! . . .”
c) “. . . lo mau tahu? Karena lo bisa dengan gampang ngedapetin apa
yang enggak akan pernah bisa gue dapet? TYO! . . .”
d. Alur : Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur maju dimana novel ini diawali
dengan perkenalan tokoh, lalu dilanjutkan dengan tahap penampilan masalah, dan
diakhiri tahap penyelesaian.
e. Sudut Pandang : Sudut pandang pada novel ini adalah sudut pandang orang pertama
pelaku utama.Karena, pada novel ini pengarang menggunakan kata ganti orang
pertama, misalnya aku.
f. Gaya Bahasa
 Hiperbola
: “. . . aku memasuki gerbang sekolah dengan langkah gontai,
ketika sampai dipintu kelas aku berpapasan dengan Rian, tapi tak ada secuil
senyumpun muncul dari bibirnya. Hanya ada wajah kebencian dan dia langsung
membuang muka! . . .”
: “. . . perasaanku benar – benar kacau, benar – benar hancur,
entah apa yang terjadi padaku. . .
g. Amanat : terdapat beberapa pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca, antara lain :

Janganlah cepat berburuk sangka kepada orang, karena belum tentu perbuatan
yang dimata kita itu salah tapi sebenarnya tidak salah.

Perasaan cinta yang berbuah rasa ingin memiliki janganlah dijadikan pembenaran
perbuatan yang dapat merugikan orang lain.

Jika terjadi kesalahpahaman antara kita dengan orang lain, janganlah dibiarkan
terus berlarut – larut, karena akan merenggangkan hubungan satu sama lain.

Jika memiliki permasalahan sebaiknya diceritakan terhadap orang lain agar tidak
ditanggung sendiri dan bisa mendapat solusi.

Hidup ini singkat, jika kontrak kita dengan Tuhan telah habis tak ada lagi
kesempatan kedua untuk mengubah masa lalu. Oleh karena itu, isilah hidup ini
dengan ibadah untuk dunia dan akhirat.
D.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yang paling menonjol dalam novel ini adalah masalah nilai moral.
Dimana tokoh – tokoh dalam cerita ini menghasilkan konflik batin dan fisik yang cukup membuat
jalan cerita menjadi menarik. Moral yang dimiliki tokoh Ria dan Rian sangatlah bagus untuk

dicontoh, karena mereka memiliki sifat dan karakter yang baik. Sedangkan tokoh Sinta yang
memerankan tokoh antagonis, jelas digambarkan dengan sifat dan karakternya cukup
mencerminkan moral yang kurang baik dan tidak bagus untuk dicontoh.
E.

Ringkasan Cerita
Engkaulah Pangeran Impianku

Pada suatu hari, Ria pindah ke kota lain pada saat tahun ajaran baru. Dimana ia
bertemu sahabat baru yang bernama Tania. Bukan hanya itu, ia juga menemukan cinta yang baru
setelah 2 tahun lamanya memendam perasaan terhadap orang lain. Rian namanya. Dia adalah
seorang pemuda tampan yang sopan, baik dan bertanggungjawab. Sebenarnya, mereka sudah
pernah bertemu pada saat MOS. Namun, keduanya memakai topeng yang menyembunyikan wajah
serta memakai nama samaran. Kumbang adalah nama yang dipakai Rian, sedangkan Ria memakai
nama Siput. Mereka kebetulan bertemu karena sama-sama ditugaskan mengumpulkan daun cinta
dari ‘pohon cinta’.
Kemudian pada saat memasuki kelas 2 SMA, mereka kembali masuk ke kelas yang
sama. Walaupun Ria sangat merasa senang bisa berada dekat dengan Rian, ternyata ia juga pada
saat itu harus berselisihpaham dengan sahabatnya Tania, karena Ria menolak cinta kakaknya Tania,
Dimas. Walaupun demikian, dengan bantuan Nana sahabat baru Ria, Tania dan Ria kembali
berteman dan kembali bersama – sama seperti dulu.
Namun tiba – tiba, disaat Ria dan Rian mulai dekat, datanglah Sinta, gadis yang telah
dijodohkan dengan Rian. Sinta yang merasa marah dengan kedekatan mereka, mencoba menjahati
dan memfitnah Ria, namun ditolong oleh Rian. Pada suatu saat Ria pingsan sehabis dijahati oleh
Sinta dkk, Rian membawa Ria kerumahnya dan dari situlah Ria mulai bertanya – tanya apakah
Rian adalah Pangeran Kumbangnya. Setelah kejadian itu, Ria sakit selama beberapa hari. Ketika
masuk sekolah, ia terkejut dengan berita bahwa Rian diskors akibat berkelahi dengan teman –
teman Sinta.
Ria lalu menjenguk Rian dirumahnya, namun Rian mengusirnya sambil bersikap
dingin. Semenjak itu pula Rian bersikap sangat dingin dan menjaga jarak. Itu semua karena Sinta
mengancam Rian. Jika Rian tidak menjauhi Ria, maka Sinta akan membuat hidup Ria menderita.
Walaupun sedih karena Rian menjauhinya, namun cinta Ria tetap bertahan. Lalu, karena Ria sering
sakit, maka mamanya menganjurkan Ria untuk pergi ke dokter. Seminggu setelah pemeriksaan, Ria
mendapati bahwa dokter memvonisnya mengidap penyakit jantung. Ria benar – benar merasa
shock. Namun, ia tidak memberi tahu mamanya perihal sakit yang dideritanya, kecuali kak Dimas
yang menemaninya Ke dokter.
Pada saat Ria masuk sekolah, ia disapa oleh seorang gadis cantik yang bernama Iren.
Ia dulu pernah dekat dengan Rian waktu kelas 1 SMA. Iren lalu menceritakan perihal dirinya yang
dulu dikira Rian adalah Siput, karena sering duduk dibawah ‘pohon cinta’. Namun tentu saja Ria
yang tahu mengetahui sebutan siput itu, langsung mengetahui bahwa selama ini Rian adalah si
pangeran kumbang. Setelah mendengar hal tersebut, penyakit Ria tiba – tiba kambuh hingga
membuatnya pingsan. Saat tersadar Ria telah berada di sebuah ranjang dirumah sakit sambil
dikelilingi oleh orang – orang yang dicintainya.
Ria dan Rian akhirnya bersama walaupun dalam kedukaan yang mendalam karena
penyakit Ria tidak kunjung membaik. Hingga suatu ketika penyakit jantung Ria kambuh dan
membuatnya koma. Saat terbangun, ia melihat semua orang yang dicintainya ada, kecuali Rian.
Ternyata, Rian telah mendonorkan jantungnya untuk Ria. Sebelum ditabrak oleh Sinta, Rian telah
memakai alat pengaman jantung agar dapat didonorkan. Ria sangat merasa terpukul atas kepergian

Rian. Tapi mau apa dikata suratan takdir telah menggariskannya. Tidak hanya Ria yang terpukul
dengan kepergian Rian, Sintapun menjadi stress hingga kemudian dimasukkan ke rumah sakit jiwa.
Pada akhirnya, Ria harus merelakan kepergian Rian. Ria tidak akan melupakan Rian.
Rian akan selalu ada dihatinya, walaupun nanti di kemudian hari ia akan menemukan cinta baru
yang akan mewarnai dan memaknai hidupnya.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65