Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp Ha
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
Handbook
By Budi Waluyo, Ph.D.
Memilih Kampus dan Komunikasi
1
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
Prestasi dan Tabungan Akhirat
Pernah tidak berpikir kenapa ada orang yang sudah meninggal tapi namanya tetap masih disebut
dan dikagumi orang banyak?
Coba sedikit refleksikan nama-nama orang yang sudah tidak ada lagi didunia ini, tapi masih terus
disebut dan dikagumi orang.
Setelah melakukan refleksi sederhana ini, saya yakin ada satu hal sama yang akan anda temukan
diantara orang-orang ini. Apa itu?
Hidup mereka menebar manfaat untuk orang lain. Baik itu melalui karya, perbuatan, ide, sampai
sekedar semangat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk orang lain.
Kawan, hidup ini singkat, hanya hitungan tahun. Kehidupan setelah dunia ini, itu yang
abadi.
Menuntut ilmu dan menebar kebermanfaatan adalah salah satu cara terbaik untuk
mendesain kehidupan yang lebih baik, bukan hanya didunia ini, tapi juga di akhirat nanti.
Tak kala kita berhasil membuat seseorang meraih apa yang awalnya dianggapnya tidak mungkin
bisa diraih, percayalah, hanya masalah waktu saja Tuhan melakukan hal sama pada kehidupan
kita.
Boleh pamer foto dan update status sana sini ketika berhasil meraih satu prestasi. Tetapi,
pastikan setelahnya pikiran kita juga fokus pada bagaimana agar orang lain bisa meraih apa yang
sudah berhasil kita raih.
Teko yang kosong tidak bisa mengisi. Tetapi, teko yang sudah penuh, perlu membagikan isinya
agar bisa diisi dengan air yang baru.
Jadi, ada prestasi, plus tabungan untuk membangun kehidupan yang lebih baik di akhirat nanti
Let’s break the limits..!!
- - - - Budi Waluyo, Ph.D.
2
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
Memilih Kampus
M
emilih kampus di luar negeri bisa menjadi hal yang membingungkan; apalagi mengingat jarak dan perbedaan sistem
pendidikan yang ada.
Beberapa hal yang harus anda pahami dalam proses memilih kampus di luar negeri:
1.
Bersiap menghabiskan waktu browsing website-website universitas
Tidak sedikit yang maunya cepat; mau kuliah dan langsung tahu mana kampus yang cocok untuknya. Padahal, tidak semua
kampus di luar negeri menyediakan program yang ingin diambil. Terkadang, walaupun program studi yang diinginkan ada
ditawarkan, bisa jadi “isi” program studi tersebut berbeda dari yang diinginkan. Oleh sebab itu, bersiap menikmati browsing
website-website universitas di negara yang dituju.
Bagusnya universitas-universitas di luar negeri, terutama di negara maju seperti Amerika, Inggris, Australia, Jerman, dan
lain—lain, mereka meletakkan semua informasi yang dibutuhkan untuk mahasiswa baru lengkap diwebsitenya. Bahkan,
sampai daftar mata kuliah dan silabus bisa kita download. Tetapi, meskipun demikian, anda harus tetap cek satu persatu
website-website universitas di negara yang dituju. Apa yang harus dicek? Hal-hal dibawah ini biasanya:
Ada tidak program yang anda ingin ambil ditawarkan di universitas ini?
Bagaimana overview/ penjelasan tentang program studi tersebut?
Mata kuliah apa saja yang tersedia?
Bagaimana sistem belajarnya?
Apa saja requirements yang diminta untuk mendaftar sebagai mahasiswa baru?
Tanggal atau bulan apa saja dibukanya penerimaan mahasiswa baru?
Bagaimana kehidupan mahasiswa dikampus tersebut?
Siapa saja staf pengajarnya dan bagaimana profil akademik mereka?
Bagaimana biaya hidup disana?
Apa perbedaan program studi di universitas ini dengan universitas yang lain?
Dan seterusnya.
Untuk mengetahui hal yang sederhana saja, seperti apakah program studi yang ingin saya pelajari ada diuniversitas ini?,
sudah memakan banyak waktu sekali. Dan anda harus punya daftar lebih dari satu universitas agar ada pilihan.
Di video, saya jelaskan cara sederhana untuk memilih kampus.
3
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
2. Ranking dan populeritas bukan hal utama
Ketika mulai browsing universitas-universitas di luar negeri, boleh anda memulai dengan mengetikkan nama-nama kampus
yang sudah popular di google dan cek websitenya. Namun, anda harus sadar bahwa ada banyak kampus di negara itu yang
namanya mungkin belum pernah anda dengan sama sekali, tetapi kualitasnya bagus. Untuk mengecek ranking universitas
berdasarkan bidang studi, anda bisa buka website topuniversities.com. Secara pribadi, saya bilang, boleh anda punya
pengetahuan tentang ranking universitas, tapi tetap sadari kalau itu bukan hal utama yang harus anda lihat.
Jadi, apa yang harus dilihat pertama?
Pertama, cek apakah program studi yang akan anda pelajari di kampus itu sesuai dengan future goals yang ingin anda raih.
Kedua, cek bagaimana profil para pengajar di program studi tersebut: bagaimana publikasi mereka? Ada tidak yang sejalan
dengan topik riset yang anda minati? Level jabatan mereka di asosiasi bidnag studi apa saja? Karya-karya akademik yang
sudha mereka lakukan, dan lain sebagainya.
Ketiga, cek requirements untuk menjadi mahasiswa di program studi yang anda inginkan di kampus tersebut, misal skor
TOEFL yang diminta berapa? GMAT atau GRE diminta atau tidak? Contoh tulisan diminta tidak? Dan seterusnya. Setelah
melakukan ini dibeberapa website kampus, anda akan mendapatkan kampus dalam tiga kategori:
Kategori universitas yang kompetitif
Kategori universitas yang agak kompetitif
Kategori universitas yang sesuai dengan requirement yang sudah anda miliki, misal skor TOEFL yang diminta adalah 80 dan
skor anda sudah 86,
Seiring anda mengeksplorasi website-website universitas ini, anda masukkan nama-nama universitas itu kedalam tiga
kategori diatas. Daftar ini akan berguna di masa depan.
Keempat, baru kalau anda ingin cek ranking dan populeritas kampus, silakan. Jangan lupa juga untuk mengecek bagaimana
karir alumni-alumni kampus tersebut, kehidupan mahasiswa di kampus, dan hal lain sesuai kebutuhan anda.
3. Pahami pola beasiswa yang anda ingin lamar
Tidak sedikit yang bertanya: baiknya melamar ke kampus dahulu atau melamar beasiswa dahulu?
Kalau saya pribadi, saya lebih suka melamar beasiswa dahulu, karena saya tidak punya uang banyak. Apa kaitannya dengan
uang? Ketika kita ingin melamar ke kampus, kita harus mempersiapkan semua persyaratannya sendiri: mengisi formulir
aplikasi, ada fee-nya; sertifikat IBT atau IELTS, bayar tes dulu; tes GRE, bayar dulu, dan lain-lain, nanti akan dijelaskan di
Camp selanjutnya tentang cara mendapatkan LOA.
Jenis beasiswa itu bermacam-macam. Ada beasiswa yang minta LOA didepan dan ada yang tidak. Kalau anda ingin melamar
beasiswa yang minta LOA didepan, maka mau tidak mau anda harus melamar ke kampus dahulu, dan siap dengan dananya.
Namun, jika anda melamar beasiswa yang tidak meminta LOA didepan, anda tidak harus melamar ke kampus dahulu.
Meskipun mereka akan bertanya kampus mana yang ingin anda tuju, itu hanya sekedar pertanyaan saja untuk mengetahui
bahwa anda tahu apa yang anda inginkan. Kedua jenis beasiswa ini ada. Bila anda melakukan tugas di camp sebelumnya,
anda pasti sudah tahu beasiswa mana saja.
4
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
Komunikasi
Terkadang, tidak cukup kita hanya membaca informasi yang ada di website universitas saja; ada juga kondisi dimana website
kampus tersebut tidak menyediakan informasi yang kita inginkan. Dalam situasi seperti ini, anda bisa buka halaman
program studi yang dituju dan lihat kontak e-mail pegawai administrasinya. Langsung saja kirimkan e-mail ke mereka,
misalnya anda ingin lihat contoh silabus mata kuliah tertentu, tanggal penerimaan mahasiswa baru, dan lain-lain. Biasanya
akan dibalas dalam beberapa hari kerja.
Pertanyaan yang sering muncul juga adalah apakah harus komunikasi atau menghubungi professor di program studi yang
diminati?
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya memahami terlebih dahulu kenapa kita perlu korespondensi melalui e-mail
dengan Professor di Universitas luar negeri. Bagi yang semangat berburu beasiswa studi ke luar negeri, pastikan paham
soal beasiswa yang dikejar dan tingkatan degree yang dicari.
Untuk kategori S2, pertama, bila beasiswanya tidak meminta LOA sebagai salah satu persyaratan di depan, korespondensi
dengan professor di Universitas luar negeri tidak terlalu perlu dilakukan. Dalam beasiswa jenis ini akan ada tahap tersendiri
untuk melamar universitas di negara yang dituju dan pihak beasiswa akan membantu prosesnya. Korespondensi e-mail
boleh dilakukan bila sekedar ingin mengenal dan ngobrol dengan professor di kampus yang dituju.
Kedua, bila beasiswanya meminta LOA sebagai persyaratan yang harus dipenuhi di awal, sebaiknya lakukan korespondensi
dengan salah satu Professor di universitas yang dituju. Kenapa? Harapannya nanti ketika kita mengirimkan aplikasi lamaran
ke universitas, si Professor bisa menjadi penguat dan memberikan sedikit rekomendasi untuk kita pada komite seleksi
mahasiswa baru di jurusan tersebut.
Untuk kategori S3, mau akan melamar beasiswa yang minta LOA atau pun tidak, sebaiknya tetap berkorepondensi dengan
Professor di universitas luar. Di jenjang S3, kita harus memastikan kalau ada Professor yang tertarik dengan topik
penelitian kita dan bersedia menjadi pembimbing nanti ketika studi. Studi S3 itu jantungnya adalah penelitian, yang membuat
studi terus berjalan, sekali ada masalah dengan penelitian, studi bisa terganggu. Jadi, memastikan ada Professor yang ahli
di bidang yang akan diteliti serta memastikan persetujuan dia untuk membimbing sangat penting demi kelanacaran studi
nanti.
Misalnya, saya dulu setelah menyelesaikan S2 di University of Manchester, Inggris, pulang ke Indonesia. Research proposal
S3 sudah saya selesaikan sembari studi S2. Ketika di Indonesia, saya mulai buka website berbagai universitas di negaranegara luar, seperti Australia, Kanada, Amerika, dan Inggris. Saya buka informasi tentang program yang ingin dilamar,
kemudian membaca profil para professor yang mengajar, pelajari research interest mereka lewat curriculum vitae yang
tersedia. Biasanya di CV, lengkap dijelaskan tentang topik penelitian yang diminati si Professor sekaligus artikel-artikel yang
sudah ditulisnya. Setelah menemukan Professor yang kira-kira sesuai dengan topik penelitian kita, cari dan baca artikel dan
buku yang beliau tulis, ini akan berguna sebagai bahan mengawali pembicaraan saat korespondensi lewat e-mail nanti.
Waktu itu saya kirimkan e-mail ke lebih dari lima universitas di negara yang berbeda beserta dengan research proposal
yang sudah dibuat, ada yang membalas dan ada yang tidak. Itu biasa. Makanya, kita perlu menebar e-mail sebanyakbanyaknya agar respon yang didapat tidak nihil.
Setelah mendapatkan respon dari Professor dan beliau menunjukkan ketertarikkan pada penelitian kita, minta mereka
tuliskan sebuah surat persetujuan untuk menjadi pembimbing kita saat studi di universitas tersebut nanti. Surat ini bisa
5
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
digunakan untuk salah satu dari dua hal: pertama, kita bisa lampirkan bersama dengan aplikasi lamaran ke universitas
untuk mendapatkan LOA, dan kedua, kita bisa lampirkan surat itu dalam aplikasi lamaran beasiswa tertentu sebagai penguat.
Contohnya, saya dulu mendapatkan surat persetujuan dari seorang Professor di satu universitas di Australia, lalu saya
lampirkan surat itu di aplikasi beasiswa Australia Awards yang saya lamar.
Bagaimana menulis e-mail yang baik?
Menyusun kalimat bahasa Inggris yang baik untuk berkorespondensi dengan Professor di Universitas luar terkadang bisa
membuat kepala pusing. Kalimat yang dibuat harus singkat, dapat, dan jelas, sekaligus pastikan tidak ada kesalahan
Grammar. Kesan pertama lewat tulisan haruslah sempurna. Bila topik penelitian bagus dan si Professor tertarik, namun dia
melihat ada kesulitan dari segi bahasa, apalagi setelah melihat skor TOEFL atau IELTS si calon mahasiswa yang rendah,
kemungkinan terbesar kampus akan menerima dengan syarat, umumnya diminta mengikuti kursus bahasa Inggris di
kampus sebelum studi di mulai.
Sebagai bahan referensi, ini ada contoh e-mail yang bisa digunakan untuk berkorenpondensi dengan Professor di luar
negeri yang ditulis oleh Ersa Tri Wahyuni, mahasiswa PhD di University of Manchester (@ErsaTriWahyuni):
Dear Prof XYZ,
Your paper titled, “Market reaction in European Capital Market….” really fascinated me. I found it very inspiring. (you can
also talk which part are inspired you or about his other paper) My name is Ersa Tri Wahyuni from Indonesia and I am really
interested to pursue my PhD next year in this area too. I had my master degree from Melbourne University and currently
an accounting lecturer at Padjadjaran University in Indonesia.
I have written a research proposal and I am wondering if you are keen to provide me some feedback on my research
proposal. Your feedback and inputs to my research proposal would be very much appreciated. And I also wonder if you are
recruiting PhD students in my area of research interest.
Attached are my research proposal and my CV. Looking forward to your reply at your most convenient time.
Best regards,
Ersa
Contoh e-mail ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan, tapi setidaknya kalimatnya sudah singkat, padat, dan jelas. Saya juga
mengadopsi kalimat-kalimat di e-mail ini ketika menyebarkan e-mail ke professor di berbagai kampus di luar. Pastikan
kalimat e-mailnya selesai dulu, baru kemudian mulai mencari Professor yang pas, lalu mulai kirimkan e-mail.
Bagaimana mencari kontak Professor?
Buka website universitas yang dituju. Cari bagian Department atau Degree, buka, kemudian cari nama jurusan yang diminati.
Setelah menemukan jurusan yang diminati dan dibuka, di halaman tersebut akan tersedia semua penjelasan tentang mata
kuliah, sistem belajar, termasuk Faculty Members. Di bagian Faculty Members ini, di website universitas lain namanya bisa
berbeda, tersedia informasi tentang semua Professor yang mengajar di jurusan tersebut beserta kontak mereka. Alamat email mereka bisa ditemukan dengan mudah di bagian ini.
6
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
Tugas
Tugas anda di Camp 7 ini:
Di Camp 5, anda ditugaskan untuk eksplor website-website universitas di luar negeri dan mencari
mana kampus yang menawarkan program studi yang anda minati.
Di Camp 7 ini, tugas anda adalah mengelompokkan universitas-universitas yang ada program
studi yang anda minati tersebut kedalam tiga kategori:
1. Sulit
2. Sedang
3. Bisa dipenuhi
Kelompokkan berdasarkan requirements yang dimintanya.
Kemudian, buat kelompok yang baru dalam tiga kategori:
1. Universitas dan program studinya seusia dengan future goals anda.
2. Universitas dan program studinya agak sesuai dengan future goals anda.
3. Universitas dan program studinya bagus, tapi kurnag sesuai dengan future goals anda.
Tugas ini sederhana, tapi cobalah lakukan dengan serius. Akan terasa manfaatnya nanti.
Have faith in yourself.
7
Handbook
By Budi Waluyo, Ph.D.
Memilih Kampus dan Komunikasi
1
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
Prestasi dan Tabungan Akhirat
Pernah tidak berpikir kenapa ada orang yang sudah meninggal tapi namanya tetap masih disebut
dan dikagumi orang banyak?
Coba sedikit refleksikan nama-nama orang yang sudah tidak ada lagi didunia ini, tapi masih terus
disebut dan dikagumi orang.
Setelah melakukan refleksi sederhana ini, saya yakin ada satu hal sama yang akan anda temukan
diantara orang-orang ini. Apa itu?
Hidup mereka menebar manfaat untuk orang lain. Baik itu melalui karya, perbuatan, ide, sampai
sekedar semangat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk orang lain.
Kawan, hidup ini singkat, hanya hitungan tahun. Kehidupan setelah dunia ini, itu yang
abadi.
Menuntut ilmu dan menebar kebermanfaatan adalah salah satu cara terbaik untuk
mendesain kehidupan yang lebih baik, bukan hanya didunia ini, tapi juga di akhirat nanti.
Tak kala kita berhasil membuat seseorang meraih apa yang awalnya dianggapnya tidak mungkin
bisa diraih, percayalah, hanya masalah waktu saja Tuhan melakukan hal sama pada kehidupan
kita.
Boleh pamer foto dan update status sana sini ketika berhasil meraih satu prestasi. Tetapi,
pastikan setelahnya pikiran kita juga fokus pada bagaimana agar orang lain bisa meraih apa yang
sudah berhasil kita raih.
Teko yang kosong tidak bisa mengisi. Tetapi, teko yang sudah penuh, perlu membagikan isinya
agar bisa diisi dengan air yang baru.
Jadi, ada prestasi, plus tabungan untuk membangun kehidupan yang lebih baik di akhirat nanti
Let’s break the limits..!!
- - - - Budi Waluyo, Ph.D.
2
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
Memilih Kampus
M
emilih kampus di luar negeri bisa menjadi hal yang membingungkan; apalagi mengingat jarak dan perbedaan sistem
pendidikan yang ada.
Beberapa hal yang harus anda pahami dalam proses memilih kampus di luar negeri:
1.
Bersiap menghabiskan waktu browsing website-website universitas
Tidak sedikit yang maunya cepat; mau kuliah dan langsung tahu mana kampus yang cocok untuknya. Padahal, tidak semua
kampus di luar negeri menyediakan program yang ingin diambil. Terkadang, walaupun program studi yang diinginkan ada
ditawarkan, bisa jadi “isi” program studi tersebut berbeda dari yang diinginkan. Oleh sebab itu, bersiap menikmati browsing
website-website universitas di negara yang dituju.
Bagusnya universitas-universitas di luar negeri, terutama di negara maju seperti Amerika, Inggris, Australia, Jerman, dan
lain—lain, mereka meletakkan semua informasi yang dibutuhkan untuk mahasiswa baru lengkap diwebsitenya. Bahkan,
sampai daftar mata kuliah dan silabus bisa kita download. Tetapi, meskipun demikian, anda harus tetap cek satu persatu
website-website universitas di negara yang dituju. Apa yang harus dicek? Hal-hal dibawah ini biasanya:
Ada tidak program yang anda ingin ambil ditawarkan di universitas ini?
Bagaimana overview/ penjelasan tentang program studi tersebut?
Mata kuliah apa saja yang tersedia?
Bagaimana sistem belajarnya?
Apa saja requirements yang diminta untuk mendaftar sebagai mahasiswa baru?
Tanggal atau bulan apa saja dibukanya penerimaan mahasiswa baru?
Bagaimana kehidupan mahasiswa dikampus tersebut?
Siapa saja staf pengajarnya dan bagaimana profil akademik mereka?
Bagaimana biaya hidup disana?
Apa perbedaan program studi di universitas ini dengan universitas yang lain?
Dan seterusnya.
Untuk mengetahui hal yang sederhana saja, seperti apakah program studi yang ingin saya pelajari ada diuniversitas ini?,
sudah memakan banyak waktu sekali. Dan anda harus punya daftar lebih dari satu universitas agar ada pilihan.
Di video, saya jelaskan cara sederhana untuk memilih kampus.
3
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
2. Ranking dan populeritas bukan hal utama
Ketika mulai browsing universitas-universitas di luar negeri, boleh anda memulai dengan mengetikkan nama-nama kampus
yang sudah popular di google dan cek websitenya. Namun, anda harus sadar bahwa ada banyak kampus di negara itu yang
namanya mungkin belum pernah anda dengan sama sekali, tetapi kualitasnya bagus. Untuk mengecek ranking universitas
berdasarkan bidang studi, anda bisa buka website topuniversities.com. Secara pribadi, saya bilang, boleh anda punya
pengetahuan tentang ranking universitas, tapi tetap sadari kalau itu bukan hal utama yang harus anda lihat.
Jadi, apa yang harus dilihat pertama?
Pertama, cek apakah program studi yang akan anda pelajari di kampus itu sesuai dengan future goals yang ingin anda raih.
Kedua, cek bagaimana profil para pengajar di program studi tersebut: bagaimana publikasi mereka? Ada tidak yang sejalan
dengan topik riset yang anda minati? Level jabatan mereka di asosiasi bidnag studi apa saja? Karya-karya akademik yang
sudha mereka lakukan, dan lain sebagainya.
Ketiga, cek requirements untuk menjadi mahasiswa di program studi yang anda inginkan di kampus tersebut, misal skor
TOEFL yang diminta berapa? GMAT atau GRE diminta atau tidak? Contoh tulisan diminta tidak? Dan seterusnya. Setelah
melakukan ini dibeberapa website kampus, anda akan mendapatkan kampus dalam tiga kategori:
Kategori universitas yang kompetitif
Kategori universitas yang agak kompetitif
Kategori universitas yang sesuai dengan requirement yang sudah anda miliki, misal skor TOEFL yang diminta adalah 80 dan
skor anda sudah 86,
Seiring anda mengeksplorasi website-website universitas ini, anda masukkan nama-nama universitas itu kedalam tiga
kategori diatas. Daftar ini akan berguna di masa depan.
Keempat, baru kalau anda ingin cek ranking dan populeritas kampus, silakan. Jangan lupa juga untuk mengecek bagaimana
karir alumni-alumni kampus tersebut, kehidupan mahasiswa di kampus, dan hal lain sesuai kebutuhan anda.
3. Pahami pola beasiswa yang anda ingin lamar
Tidak sedikit yang bertanya: baiknya melamar ke kampus dahulu atau melamar beasiswa dahulu?
Kalau saya pribadi, saya lebih suka melamar beasiswa dahulu, karena saya tidak punya uang banyak. Apa kaitannya dengan
uang? Ketika kita ingin melamar ke kampus, kita harus mempersiapkan semua persyaratannya sendiri: mengisi formulir
aplikasi, ada fee-nya; sertifikat IBT atau IELTS, bayar tes dulu; tes GRE, bayar dulu, dan lain-lain, nanti akan dijelaskan di
Camp selanjutnya tentang cara mendapatkan LOA.
Jenis beasiswa itu bermacam-macam. Ada beasiswa yang minta LOA didepan dan ada yang tidak. Kalau anda ingin melamar
beasiswa yang minta LOA didepan, maka mau tidak mau anda harus melamar ke kampus dahulu, dan siap dengan dananya.
Namun, jika anda melamar beasiswa yang tidak meminta LOA didepan, anda tidak harus melamar ke kampus dahulu.
Meskipun mereka akan bertanya kampus mana yang ingin anda tuju, itu hanya sekedar pertanyaan saja untuk mengetahui
bahwa anda tahu apa yang anda inginkan. Kedua jenis beasiswa ini ada. Bila anda melakukan tugas di camp sebelumnya,
anda pasti sudah tahu beasiswa mana saja.
4
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
Komunikasi
Terkadang, tidak cukup kita hanya membaca informasi yang ada di website universitas saja; ada juga kondisi dimana website
kampus tersebut tidak menyediakan informasi yang kita inginkan. Dalam situasi seperti ini, anda bisa buka halaman
program studi yang dituju dan lihat kontak e-mail pegawai administrasinya. Langsung saja kirimkan e-mail ke mereka,
misalnya anda ingin lihat contoh silabus mata kuliah tertentu, tanggal penerimaan mahasiswa baru, dan lain-lain. Biasanya
akan dibalas dalam beberapa hari kerja.
Pertanyaan yang sering muncul juga adalah apakah harus komunikasi atau menghubungi professor di program studi yang
diminati?
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya memahami terlebih dahulu kenapa kita perlu korespondensi melalui e-mail
dengan Professor di Universitas luar negeri. Bagi yang semangat berburu beasiswa studi ke luar negeri, pastikan paham
soal beasiswa yang dikejar dan tingkatan degree yang dicari.
Untuk kategori S2, pertama, bila beasiswanya tidak meminta LOA sebagai salah satu persyaratan di depan, korespondensi
dengan professor di Universitas luar negeri tidak terlalu perlu dilakukan. Dalam beasiswa jenis ini akan ada tahap tersendiri
untuk melamar universitas di negara yang dituju dan pihak beasiswa akan membantu prosesnya. Korespondensi e-mail
boleh dilakukan bila sekedar ingin mengenal dan ngobrol dengan professor di kampus yang dituju.
Kedua, bila beasiswanya meminta LOA sebagai persyaratan yang harus dipenuhi di awal, sebaiknya lakukan korespondensi
dengan salah satu Professor di universitas yang dituju. Kenapa? Harapannya nanti ketika kita mengirimkan aplikasi lamaran
ke universitas, si Professor bisa menjadi penguat dan memberikan sedikit rekomendasi untuk kita pada komite seleksi
mahasiswa baru di jurusan tersebut.
Untuk kategori S3, mau akan melamar beasiswa yang minta LOA atau pun tidak, sebaiknya tetap berkorepondensi dengan
Professor di universitas luar. Di jenjang S3, kita harus memastikan kalau ada Professor yang tertarik dengan topik
penelitian kita dan bersedia menjadi pembimbing nanti ketika studi. Studi S3 itu jantungnya adalah penelitian, yang membuat
studi terus berjalan, sekali ada masalah dengan penelitian, studi bisa terganggu. Jadi, memastikan ada Professor yang ahli
di bidang yang akan diteliti serta memastikan persetujuan dia untuk membimbing sangat penting demi kelanacaran studi
nanti.
Misalnya, saya dulu setelah menyelesaikan S2 di University of Manchester, Inggris, pulang ke Indonesia. Research proposal
S3 sudah saya selesaikan sembari studi S2. Ketika di Indonesia, saya mulai buka website berbagai universitas di negaranegara luar, seperti Australia, Kanada, Amerika, dan Inggris. Saya buka informasi tentang program yang ingin dilamar,
kemudian membaca profil para professor yang mengajar, pelajari research interest mereka lewat curriculum vitae yang
tersedia. Biasanya di CV, lengkap dijelaskan tentang topik penelitian yang diminati si Professor sekaligus artikel-artikel yang
sudah ditulisnya. Setelah menemukan Professor yang kira-kira sesuai dengan topik penelitian kita, cari dan baca artikel dan
buku yang beliau tulis, ini akan berguna sebagai bahan mengawali pembicaraan saat korespondensi lewat e-mail nanti.
Waktu itu saya kirimkan e-mail ke lebih dari lima universitas di negara yang berbeda beserta dengan research proposal
yang sudah dibuat, ada yang membalas dan ada yang tidak. Itu biasa. Makanya, kita perlu menebar e-mail sebanyakbanyaknya agar respon yang didapat tidak nihil.
Setelah mendapatkan respon dari Professor dan beliau menunjukkan ketertarikkan pada penelitian kita, minta mereka
tuliskan sebuah surat persetujuan untuk menjadi pembimbing kita saat studi di universitas tersebut nanti. Surat ini bisa
5
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
digunakan untuk salah satu dari dua hal: pertama, kita bisa lampirkan bersama dengan aplikasi lamaran ke universitas
untuk mendapatkan LOA, dan kedua, kita bisa lampirkan surat itu dalam aplikasi lamaran beasiswa tertentu sebagai penguat.
Contohnya, saya dulu mendapatkan surat persetujuan dari seorang Professor di satu universitas di Australia, lalu saya
lampirkan surat itu di aplikasi beasiswa Australia Awards yang saya lamar.
Bagaimana menulis e-mail yang baik?
Menyusun kalimat bahasa Inggris yang baik untuk berkorespondensi dengan Professor di Universitas luar terkadang bisa
membuat kepala pusing. Kalimat yang dibuat harus singkat, dapat, dan jelas, sekaligus pastikan tidak ada kesalahan
Grammar. Kesan pertama lewat tulisan haruslah sempurna. Bila topik penelitian bagus dan si Professor tertarik, namun dia
melihat ada kesulitan dari segi bahasa, apalagi setelah melihat skor TOEFL atau IELTS si calon mahasiswa yang rendah,
kemungkinan terbesar kampus akan menerima dengan syarat, umumnya diminta mengikuti kursus bahasa Inggris di
kampus sebelum studi di mulai.
Sebagai bahan referensi, ini ada contoh e-mail yang bisa digunakan untuk berkorenpondensi dengan Professor di luar
negeri yang ditulis oleh Ersa Tri Wahyuni, mahasiswa PhD di University of Manchester (@ErsaTriWahyuni):
Dear Prof XYZ,
Your paper titled, “Market reaction in European Capital Market….” really fascinated me. I found it very inspiring. (you can
also talk which part are inspired you or about his other paper) My name is Ersa Tri Wahyuni from Indonesia and I am really
interested to pursue my PhD next year in this area too. I had my master degree from Melbourne University and currently
an accounting lecturer at Padjadjaran University in Indonesia.
I have written a research proposal and I am wondering if you are keen to provide me some feedback on my research
proposal. Your feedback and inputs to my research proposal would be very much appreciated. And I also wonder if you are
recruiting PhD students in my area of research interest.
Attached are my research proposal and my CV. Looking forward to your reply at your most convenient time.
Best regards,
Ersa
Contoh e-mail ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan, tapi setidaknya kalimatnya sudah singkat, padat, dan jelas. Saya juga
mengadopsi kalimat-kalimat di e-mail ini ketika menyebarkan e-mail ke professor di berbagai kampus di luar. Pastikan
kalimat e-mailnya selesai dulu, baru kemudian mulai mencari Professor yang pas, lalu mulai kirimkan e-mail.
Bagaimana mencari kontak Professor?
Buka website universitas yang dituju. Cari bagian Department atau Degree, buka, kemudian cari nama jurusan yang diminati.
Setelah menemukan jurusan yang diminati dan dibuka, di halaman tersebut akan tersedia semua penjelasan tentang mata
kuliah, sistem belajar, termasuk Faculty Members. Di bagian Faculty Members ini, di website universitas lain namanya bisa
berbeda, tersedia informasi tentang semua Professor yang mengajar di jurusan tersebut beserta kontak mereka. Alamat email mereka bisa ditemukan dengan mudah di bagian ini.
6
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp
Tugas
Tugas anda di Camp 7 ini:
Di Camp 5, anda ditugaskan untuk eksplor website-website universitas di luar negeri dan mencari
mana kampus yang menawarkan program studi yang anda minati.
Di Camp 7 ini, tugas anda adalah mengelompokkan universitas-universitas yang ada program
studi yang anda minati tersebut kedalam tiga kategori:
1. Sulit
2. Sedang
3. Bisa dipenuhi
Kelompokkan berdasarkan requirements yang dimintanya.
Kemudian, buat kelompok yang baru dalam tiga kategori:
1. Universitas dan program studinya seusia dengan future goals anda.
2. Universitas dan program studinya agak sesuai dengan future goals anda.
3. Universitas dan program studinya bagus, tapi kurnag sesuai dengan future goals anda.
Tugas ini sederhana, tapi cobalah lakukan dengan serius. Akan terasa manfaatnya nanti.
Have faith in yourself.
7