aplikasi pengenalan hidroponik berbasis bab

APLIKASI PENGENALAN HIDROPONIK BERBASIS ANDROID
Slamet[1], Ika Ratna I.A ,S.Kom, M.T[2]
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Informatika
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
xamz.samz@gmail.com [1], ikaratna@umsida.ac.id [2]
ABSTRAK
Teknologi mobile merupakan teknologi yang berkembang dengan pesat pada era
globalisasi saat ini yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, termasuk
berkembangnya smartphone dengan berbagai sistem operasi. Salah satu sistem operasi
yang banyak digunakan adalah Android. Kelebihan Android dari sistem operasinya
adalah tampilan yang menarik dan mudah digunakan untuk semua golongan. Salah
satunya memberikan pengetahuan masyarakat mengenai hidroponik, karena banyak
masyarakat kebanyakan masih menggunakan sistem konvensional (media tanah). Padahal
jika menanam dengan cara hidroponik, sayuran akan memiliki kualitas yang jauh lebih
bagus dan lebih bersih karena tidak tersentuh dengan tanah. Begitupun dengan gangguan
hama yang bisa terkontrol.
Aplikasi Pengenalan Android berbasis android ini menghasilkan keluaran berupa
informasi, animasi untuk menanam secara hidroponik dengan tahapan semai, membuat
nutrisi, membuat sistem tanam sampai masa panen. Aplikasi ini dilengkapi dengan
Audio/ suara untuk mendeskripsikan info yang ditampilkan dan perintah yang harus
dilakukan.

Dalam proses pengujian Aplikasi Pengenalan Hidroponik berbasis Android
diperoleh hasil dari responden diperoleh tanggapan positif dalam segi tampilan, fungsi
dan kemudahan sistem. Pengguna akan mendapatkan informasi tentang bagaimana cara
menyemai, cara membuat nutrisi, membuat sistem tanam sampa panen.
Kata kunci : Hidroponik,Android,Adobe Flash

HYDROPONICS RECOGNITION APPLICATIONS BASED ON ANDROID
Slamet[1], Ika Ratna I.A, S.Kom, M.T[2]
Faculty of Engineering, Informatics Engineering
University of Muhammadiyah Sidoarjo
xamz.samz@gmail.com [1], ikaratna@umsida.ac.id [2]
ABSTRACT
Mobile technology is a technology that is growing rapidly in the current era of
globalization can not be separated from human life, including the development of
smartphones with different operating systems. One of the widely used operating system is
Android. The advantages of the Android operating system is an attractive appearance
and easy to use for all classes. One of them gives the community knowledge about
hydroponics, because many people are still using most conventional systems (medium
ground). Whereas if the plant by means of hydroponics, vegetables will have a much
better quality and cleaner because it is not touched with the ground. Likewise with pests

that can be controlled.
The introduction of Android-based android application is generating output in
the form of information, animation for growing hydroponically with seedling stage,
making the nutrients, making the system of planting until harvest. This application is
equipped with Audio / voice to describe the information that is displayed and the
command to be done.
In the process of testing Android-based Applications Introduction Hydroponics
result of the respondent obtained a positive response in terms of appearance,
functionality and ease of system. Users will get information about how to sow, how to
create nutrition, making cropping systems sampa harvest.
Keywords: Hydroponics, Android, Adobe Flash

1.
1.1

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Istilah
hidroponik
(Hydroponics)

digunakan
untuk
menjelaskan tentang cara bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah sebagai
media tanamnya. Disini menanam
hidroponik bercocok tanam di dalam pot
atau wadah lainnya yang menggunakan
air atau dengan media tanam lainnya,
seperti pecahan genting, pasir kali,
kerikil, maupun gabus putih yang diberi
air
nutrisi
hidroponik
untuk
pertumbuhan tanamannya. Dengan
menanam secara hidroponik kita
mempunyai banyak keuntungan yang
didapat, diantaranya adalah kita akan
lebih menghemat air, karena air tidak
terbuang atau meresap kedalam tanah,

hemat waktu dan tenaga karena tidak
perlu menyiram setiap hari, bisa ditanam
dimana saja asal terdapat sinar matahari
atau cahaya, efisiensi lahan tanam
karena bisa dipindah-pindah dan diatur
sesuai dengan keinginan. Kualitas
tanaman yang dihasilkan juga lebih
bagus dari menanam ditanah karena
nutrisi hidroponik mengandung zat-zat
yang diperlukan bagi tanaman dan
dosisnya pun sesuai dengan tanaman.
Karena tidak menyentuh tanah tanaman
hidroponik lebih higienis karena tidak
tersentuh tanah dan bakteri yang bisa
mengotori tanaman.
Teknologi mobile merupakan
teknologi yang berkembang dengan
pesat pada era globalisasi saat ini yang
tidak bisa lepas dari kehidupan manusia,
termasuk berkembangnya smartphone

dengan berbagai sistem operasi. Salah
satu sistem operasi yang banyak
digunakan adalah Android. Kelebihan
Android dari sistem operasinya adalah
tampilan yang menarik dan mudah
digunakan untuk semua golongan. Salah
satunya
memberikan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
hidroponik,
karena banyak masyarakat kebanyakan
masih
menggunakan
sistem
konvensional (media tanah). Padahal
jika menanam dengan cara hidroponik,
sayuran akan memiliki kualitas yang


jauh lebih bagus dan lebih bersih karena
tidak tersentuh dengan tanah. Begitupun
dengan gangguan hama yang bisa
terkontrol.
Dengan
membuat
“APLIKASI
PENGENALAN
HIDROPONIK
BERBASIS
ANDROID “ diharapkan
banyak
masyarakat yang bisa mengenal cara
menanam secara hidroponik.
2.1

Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Hidroponik
Hidroponik adalah

metode
penanaman
tanaman
tanpa
menggunakan media tumbuh dari
tanah. Secara harafiah hidroponik
berarti penanaman dalam air yang
mengandung campuran hara. Dalam
praktek sekarang ini, hidroponik tidak
terlepas dari penggunaan media
tumbuh lain yang bukan tanah sebagai
penopang pertumbuhan tanaman.
Menurut Raffar (1993), sistem
hidroponik merupakan cara produksi
tanaman yang sangat efektif. Sistem ini
dikembangkan berdasarkan alasan
bahwa jika tanaman diberi kondisi
pertumbuhan yg optimal, maka potensi
maksimum untuk berproduksi dapat
dicapai. Hal ini berhubungan dengan

pertumbuhan
sistem
perakaran
tanaman,
dimana
pertumbuhan
perakaran tanaman yang optimum akan
menghasilkan pertumbuhan tunas
bagian atas yang sangat tinggi. Pada
sistem hidroponik larutan nutrisi yang
diberikan mengandung komposisi
garam-garaman
organik
yang
berimbang
untuk
menumbuhkan
perakaran dengan kondisi lingkungan
perakaran yang ideal. Beberapa pakar
hidroponik mengemukakan beberapa

kelebihan dan kekurangan sistem
hidroponik
dibandingkan
dengan
pertanian konvensional (Del Rosario
dan Santos 1990; Chow 1990).
2.2.2 Sejarah Hidroponik
Menurut literature, bertanam
secara hidroponik telah dimulai ribuan

tahun lalu. Diceritakan, ada taman
gantung di Babilonia dan taman
terapung di Cina yang bisa disebut
sebagai contoh hidroponik. Lebih
lanjut diceritakan pula, di Mesir, India
dan Cina manusia purba sudah kerap
menggunakan larutan pupuk organic
untuk pupuk semangka, mentimun dan
sayuran lainnya dalam bedengan pasir
di tepi sungai. Cara bertanam seperti

ini kemudian disebut
river bed
cultivation Ketika ahli patologis
tanaman menggunakan nutrisi khusus
untuk media tanam muncullah istilah
nutria
culture.
Setelah
itu,
bermunculan istilah water culture,
solution culture dan gravel bed culture
untuk menyebut hasil percobaan
mereka yang menanam sesuatu tanpa
menggunakan tanah sebagai medianya.
Trakhir pada tahun 1936 istilah
hidroponik lahir. Istilah ini diberikan
untuk hasil dari DR.WF.Gericke,
seorang agronomis dari Universitas
California, USA, berupa tanaman
tomat setinggi 3 meter yang penuh

buah dan ditanam dalam bak berisi
mineral hasil uji cobanya. Sejak saat
itu, hidroponik yang berarti hydros
adalah air dan ponics untuk
menyebutkan segala aktifitas bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai tempat tumbuhnya. Penemuan
Gericke ini menjadi sensasi pada saat
itu. Foto dan riwayat kerjanya menjadi
headline surat kabar, bahkan ia sempat
dinobatkan menjadi orang berjasa abad
20. Sejak itu, hidroponik tidak lagi
sebatas skala laboratorium, tetapi
dengan teknik yang sederhana dapat
diterapkan oleh siapa saja, termasuk
ibu rumah tangga. Jepang yang kalah
dari sekutu dan tanahnya tandus akibat
bom atom, pada tahun 1950 secara
gencar
menerapkan
hidroponik.
Kemudian Negara lain seperti Irak,
Bahrain dan Negara-negara penghasil
minyak yang tanahnya berupa gurun
pasir dan tandus pun ikut menerapkan
hidroponik.
2.2.3 Wick Sistem

Wick hidroponik atau sistem
sumbu adalah metode hidroponik
paling sederhana karena hanya
memanfaatkan prinsip kapilaritas air.
Larutan nutrisi dari bak penampungan
menuju perakaran tanaman pada posisi
di atas dengan perantaran sumbu, mirip
dengan cara kerja kompor minyak.
Peralatan yang dibutuhkan untuk
hidroponik sistem sumbu adalah
rockwool,
sumbu
dan
wadah
penampungan larutan nutrisi. Sumbu
dalam
sistem
ini
biasanya
menggunakan
bahan-bahan
yang
mudah menyerap air seperti kain
vlanel. Kelebihan hidroponik sistem
sumbu adalah merakitnya sehingga
cocok bagi pemula. Kekurangannya
adalah nutrisi dan oksigen cepat
mengendap karena air tidak bergerak
sehingga tanaman tidak dapat pasokan
oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan
dalam jumlah cukup.

Gambar 2.1 Skema
Proses Wick Sistem

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 LOKASI DAN WAKTU
PENELITIAN
Lokasi penelitian dilaksanakan
mulai 5 Desember 2014 sampai dengan
28 Maret 2015. Bertempat GreenHouse
Hidroponik di Puspa Agro.

3.2
BAHAN
PENELITIAN

DAN

ALAT

Pada penelitian ini penulisa
menggunakan
alat
bantu
dalam
menganalisis dan mempelajari sistem
yang ada dan sistem yang akan
dirancang
3.2.1 Alat Penelitian
Adapun alat penelitian yang akan
digunakan dalam melakukan penelitian
ialah :
a. Hardware
1. AMD E-300 APU with
Radeon™
HD
Graphics (2 CPUs),
~1.3Ghz
2. HDD 320 GB
3. Memori 2 GB
4. Monitor 14 Inci
5. Mouse Logitech
b. Software
1. Sistem
Operasi
Microsoft Windows 7
Ultimate
2. Microsoft Office 2010
3. Adobe
Flash
Professional CS6
4. Adobe Photoshop CS5

a.

3.2.2 BAHAN PENELITIAN
Bahan yang akan digunakan
penulis untuk melakukan penelitian ini
yaitu
a)

b)

Menanam
bayam,sawi,
selada, pakcoy,kangkung
menggunakan
metode
tanam wick sistem.
Buku-buku
tentang
hidroponik.

Permasalahan

Analisa Data

Perancangan Sistem

Perancangan Program

Implementasi Program

Uji Kelayakan

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
3.4 TEKNIK
DATA

Semai di mulai dari
menyiapkan
bahan,
penyemaian, hingga masa
memindahkan tanaman ke
sistem hidroponik.
b.

PENGUMPULAN

Teknik Pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian skripsi
ini adalah :
1. Pengamatan (observasi)
Pada Penelitian ini data yang
diperoleh dengan cara melakukan
pengamatan
penanaman
dari
beberapa tahap yaitu:

Membuat nutrisi
Membuat
nutrisi
dari
pekatan A dan pekatan B
sehingga
menghasilkan
nutrisi ABmix

referensi
menanam

3.3 KERANGKA PENELITIAN

Semai

c.

Sistem tanam
Sistem tanam yang dipakai
adalah wick sistem dengan
menyiapkan bahan yang
dibutuhkan, merakit sistem
wick, sampai masa panen
tanaman.

3.5 TEKNIK ANALISIS
Dalam penelitian ini akan
membangun
aplikasi
pengenalan
hidroponik kategori pemula berbasis
smartphone Android. Penelitian ini
diharapkan sebagai salah satu solusi
untuk menggunakan lahan sempit
sebagai
tempat
untuk menanam
tanaman.
Analisi
system
adalah
penguraian dari suatu sistem yang utuh
ke dalam bagian-bagian komponennya
dengan mahsud untuk mengidentifikasi
dan mengevaluasi permasalahan. Bagian
analisisnya ini terdiri atas Analisis
Kebutuhan Input, Analisis Kebutuhan
Proses, Analisis Kebutuhan Output,
gambaran sistem dari sudut pandang
user yang dinyatakan dalam use case
diagram, dan gambaran alur sistem.
Analisis data pada penelitian
“Aplikasi
Pengenalan
Hidroponik
Berbasis Android” meliputi :
1. Analisis Kebutuhan Input
Input atau masukan merupakan
data yang dimasuka dalam
sistem. Data yang dimasukan

oleh peneliti adalah data gambar
tanaman dan alat hidroponik
tersebut.
2. Analisis Kebutuhan Proses
Analisis Kebutuhan Proses dari
inputan gambar tanaman dan
alat hidroponik tersebut diproses
dan dikemas menjadi sebuah
pengenalan.
3. Analisis Kebutuhan Output
Output atau keluaran yang
diperoleh
dari
analisis
kebutuhan input dan analisis
kebutuhan
proses
adalah
menjadi sebuah pengenalan
hidroponik berbasis android
yang di harapkan masyarakat
mengerti tentang menanam
secara hidroponik.
3.6 PERANCANGAN SISTEM
Hasil sistem, yang dirancang
harus sesuai dengan kebutuhan pemakai
untuk mendapatkan informasi. Hal lain
yang
perlu
diperhatikam
untuk
menyusun suatu aplikasi adalah sebagai
berikut :
3.6.1 USE CASE DIAGRAM
Use case merupakan
gambaran scenario dari interaksi
antara user dengan sistem.

Gambar 3.2 Use Case Diagram
3.6.2 Diagram Alir ( Flowchart)
Diagram alir atau Flowchart
merupakan serankaian bagian yang
menggambarkan alir program. Pada
diagram alir ini digambarkan urutan
prosedur dalam aplikasi pengenalan
hidroponik berbasis android

Gambar 3.3 Flowchart Diagram alir
Gambar 4.7 Tampilan Menu Utama

sistem

Tampilan Menu utama terdiri dari
Mulai dan Profil yaitu;
a. Tombol Mulai

:

Memulai
pengenalan
hidroponik.
b. Tombol
Melihat

Profil

:

profil

pembuat aplikasi.

2.

Tampilan Menu Mulai

Gambar 3.4 Flowchart Diagram Alir
Menu Mulai
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1

Implementasi
Sesuai dengan rancangan sistem
yang

telah

implementasi

dibuat
dari

maka
aplikasi

pembelajaran berbasis android
adalah sebagai berikut :
1.

Tampilan Menu Utama

Gambar 4.8 Tampilan Menu Mulai
Tampilan

Menu Mulai

terdapat tombol “Tanam”
untuk memulai menanam.

3. Tampilan Pilih Tanaman

melihat

bahan

yang

diperlukan untuk semai.
5. Tampilan Bahan Semai

Gambar 4.9 Tampilan Pilih Tanaman
Tampilan Pilih Tanaman
terdapat

tombol

“bayam”untuk
bayam,

menanam

“sawi”

Gambar 4.11 Tampilan Bahan Semai
Tampilan

Bahan

Semai

untuk

menampilkan

menanam

sawi,

saja yang diperlukan untuk

“kangkung”

untuk

semai.terdapat

menanam

“Mulai”

“kangkung”,”selada” untuk

semai.

bahan

untuk

apa

tombol
memulai

menanam selada,”pakcoy”
untuk menanam pakcoy.

4. Tampilan

Menu

6. Tampilan Mulai Semai

Pilih

Bayam

Gambar 4.12 Tampilan Mulai Semai
Tampilan Tombol Sistem
ini menjelaskan Memulai
Gambar 4.10 Tampilan Menu Pilih
Bayam
Tampilan

Menu

Pilih

Bayam menjelaskan tentang
semai bayam dan terdapat
tombol

“bahan“

untuk

semai,

terdapat

tombol

“Tray

Semai”

untuk

menjalankan animasi Tray
Semai.
7. Tampilan Tray Semai

8. Tampilan Air

Gambar 4.13 Tampilan Tray Semai
Tampilan

Tray

Semai

Gambar 4.15 Tampilan Air

menjelaskan animasi tray

Tampilan Air menjelaskan

semai yang sudah berjalan,

animasi Bibit yang sudah

terdapat

tombol

berjalan, terdapat tombol

“Rockwool”

untuk

“Bibit” untuk menjalankan

menjalankan

animasi

animasi bibit.

Rockwool.
9. Tampilan Bibit
4.1.2

Tampilan RockWool

Gambar 4.14 Tampilan Rockwool
Tampilan

Gambar 4.16 Tampilan Bibit

Rockwool
animasi

Tampilan Bibit menjelaskan

sudah

animasi bibit yang sudah

berjalan, terdapat tombol

berjalan, terdapat tombol “1

“Air” untuk menjalankan

hari”

animasi Air.

animasi 1 hari.

menjelaskan
Rockwool

yang

untuk

menjalankan

12. Tampilan ABmix

10. Tampilan 1 hari

Gambar 4.19 Tampilan ABmix

Gambar 4.17 Tampilan 1 hari
Tampilan

1

hari

Tampilan

ABmix

menjelaskan bibit selama 1

menjelaskan tentang info

hari

Abmix,

terdapat

tombol

“bahan”

untuk

melihat

terdapat

tombol

“jemur” untuk menjemur.

bahan

yang

diperlukan

untuk membuat ABmix.

11. Tampilan Jemur

13. Tampilan Bahan ABmix

Gambar 4.18 Tampilan Jemur
Tampilan

jemur

menjelaskan
sudah
tombol

bibit

yang

dijemur,terdapat
“lanjut membuat

Gambar 4.20 Tampilan Bahan ABmix

ABmix” untuk melanjutkan

Tampilan Bahan ABmix

membuat ABmix.

menjelaskan bahan apa saja
yang

diperlukan

untuk

membuat ABmix. Terdapat
tombol

“mulai”

untuk

memulai membuat nutrisi
ABmix.

16. Tampilan Gelas Ukur
14. Tampilan Mulai ABmix

Gambar 4.21 Tampilan Mulai ABmix
Tampilan

Mulai

menjelaskan
membuat

ABmix
memulai

nutrisi

Abmix

Terdapat tombol “Nutrisi
A”

untuk

menyiapkan

Gambar 4.23 Tampilan Gelas Ukur
Tampilan

Gelas

Ukur

menjalankan animasi Gelas
Ukur, terdapat tombol “Air
90mL” untuk menyiapkan
Air 90mL.

nutrisi A.
17. TampilanAir 90mL
15. Tampilan Nutrisi A

Gambar 4.24 Air 90mL
Tampilan

Gambar 4.22 Tampilan Nutrisi A
Tampilan

Nutrisi

menjalankan

A

animasi

Nutrisi A, Terdapat tombol
“Gelas

Ukur”

untuk

menyiapkan Gelas Ukur.

Air

90mL

menjalankan animasi Air
90mL,

terdapat

“Nutrisi

A”

menjalankan

tombol
untuk
animasi

mencampurkan 5mL nutrisi
A ke Air 90mL .

18. Tampilan Amix

20. Tampilan Nutrisi ABmix

Gambar 4.27 Nutrisi Abmix

Gambar 4.25 Tampilan Amix
Tampilan

Amix

menjelaskan

tentang

mencampur nutrisi A ke
Air 90mL. Terdapat tombol
“Nutrisi

B”

untuk

menyiapkan Nutrisi B.

Tampilan Nutrisi Abmix
menjelaskan tentang nutrisi
ABmix

yang

digunakan.
tombol

sudah
Terdapat

“membuat

Wick

Sistem” untuk melanjutkan

19. Tampilan Nutrisi B

membuat wick sistem.

Gambar 4.26 Tampilan Nutrisi B
21. Halaman Wick Sistem
Tampilan

Nutrisi

B

menjelaskan

menyiapkan

Gambar 4.28 Wick Sistem

Nutrisi B,terdapat tombol
“Nutrisi

B”

untuk

Halaman

Wick

Sistem

mencampurkan 5mL nutrisi

berisi tentang info tentang

B ke 90mL Amix.

wick

sistem.

Terdapat

tombol

“bahan

“untuk

melihat

bahan

yang

digunakan untuk membuat
wick sistem.

22. Tampilan Bahan Wick
Sistem

Gambar 4.30

Mulai

Wick Sistem

Tampilan Mulai Wick
Sistem terdapat tombol
“Botol

Plastik

menjalankan

untuk
animasi

botol plastik.
Gambar 4.29 Tampilan bahan Wick
Sistem

24. Tampilan Botol Plastik

Tampilan Bahan Wick
Sistem

berisi

tentang

bahan yang di gunakan
untuk

membuat

wick

sistem. Terdapat tombol
“Mulai” untuk memulai
Wick Sistem.
23. Tampilan
Sistem

Mulai

Wick
Gambar 4.31 Tampilan Botol
Plastik
Terdapat
“pemotong’

tombol
untuk

memulai memotong
botol.

masih

25. Tampilan Panen

banyak

yang

menggunakan

cara

konvensional

(tanah),

padahal lahan untuk bertani
dan kualitas tanah semakin
menurun.
2. Melalui
Gambar 4.37 Tampilan Panen
Terdapat tombol “ Ulang”
untuk mengulangi menanam.

aplikasi

di

harapkan masyarakat lebih
mengetahui bahwa menenam
hidroponik

BAB V

ini

tidak

perlu

mempunyai lahan yang luas

PENUTUP

dan tanah yang subur untuk
menanam.

5.1 Kesimpulan
Setelah

5.2 Saran

penulis

menguraikan

semuanya tentang perancangan dan
implementasi

dari

PENGENALAN
BERBASIS
penulis

“APLIKASI
HIDROPONIK

ANDROID”
mengambil

maka
beberapa

kesimpulan yaitu :
1. Masih

tentang
cara

saran-saran

yang

penulis kemukakan adalah sebagai
berikut :
1. Membuat sistem tanam yang
lain,

sehingga

masyarakat

semakin tahu cara menenam
secara hidroponik.

kurangnya

pengetahuan

Adapun

masyarakat

menanam

dengan

hidroponik,

karena

2. Menambahkan lebih banyak
tanaman dengan sistem tanam
yang

sesuai,

sehingga

tanaman bisa tumbuh dengan
maksimal.

Daftar Pustaka

Heru
Agus
Hendra
(Paktani
Hydrofarm) dan Agus Andoko
(2014),
Bertanam
Sayuran
Hidroponik Ala Paktani Hydrofarm,
Jakarta: PT. Agromeda Pustaka
Irman Maulana (2014), Pemrogaman
Game Dengan Actionscript 3.0 Pada
Adobe Flash CS6, Yogyakarta :
Andy Publisher
Kunto Heriwibowo dan N.S Budiana
(2014), Hidroponik Sayuran Untuk
Hobi dan Bisnis, Jakarta : Penebar
Swadaya
MADCOMS (2013),Pasti Bisa!
Belajar Sendiri Adobe Flash Pro
CS6, Yogyakarta : C.V ANDY
OFFSET
MADCOMS (2013),Adobe Flash
Profesional CS6 Untuk Pemula ,
Yogyakarta : C.V ANDY OFFSET
MADCOMS (2014), Membuat Game
Dengan Adobe Flash, Yogyakarta :
C.V ANDY OFFSET
My Trubus Potential Business,
Hidroponik Praktis, Jakarta : P.T
Trubus Swadaya
Priyanto
Hidayatullah
(2011),
Membuat Mobile Game Edukatif
Dengan
Flash,
Bandung:
INFORMATIKA Bandung
Pulung Nurtanto (2013), Kreasikan
Animasimu dengan Adobe Flash
Dalam Membuat Sistem Mutimedia
Interaktif, Yogyakarta : Andi
Publisher
Rini Rosliani dan Nani Sumarni
(2005), Budidaya Tanaman Sayuran

Dengan
Sistem
Hidroponik,
Bandung: Balai Penelitian Bandung
Si Edi Santoso,ST (2012), Mudah
Membuat Kreasi Animasi Dengan
Adobe Flash CS5 Untuk Pemula,
Jakarta
:
P.T
Elek
Media
Komputindo
Wahana Kompute (2013), Adobe
Flash CS6 Untuk Beragam Animasi
Website,
Yogyakarta:
Andy
Publisher
Zaky Rahim (2011), Animasi
Pendidikan Menggunakan Flash,
Bandung
:
INFORMATIKA
Bandung