Khutbah Idul Fitri 2016 di KBRI Muscat

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul
Khatimah
Oleh: Dr. Muhammad Iman Sastra Mihajat, MSc Fin

Khutbah Idul Fitri | KBRI Muscat Oman | 2016 M / 1437 H

Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

MISTERI KHUSNUL KHATIMAH DAN SU’UL KHATIMAH

‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬

َ
‫وام ذ ِْك َرى لِع َبادِه‬
ِ ُ‫هلل الذِي َج َع َل فِي َتعاق‬
َ ‫ب الل َيالِي واألَي ِّام عِ ب َْر ًة للمُعْ َت ِب‬
ِ ‫الحمْ ُد‬
َ
ِ ‫رام ال ُّش‬
ِ ْ‫هور واألع‬
ِ ِ‫ وفِي انص‬،‫رين‬
‫ وليلة قدر وليله خير‬،‫ وعتق من النار‬،‫ والمغفرة‬،‫ الحمد هلل الذي جعل شهر رمضان فيها الرحمة‬،‫ِنين‬
َ ‫المؤم‬
َ
َ
َ
َّ
ْ
َ
َ
َ
‫الحسْ َر ِة‬

َ ‫دَم‬
َ ،‫ضى‬
َ ‫ أ َم َر عِ بادَ هُ باالستِفادَ ِة ممَّا َم‬،ُ‫ك له‬
َ ‫ وأش َه ُد أنْ ال إِل َه إِال هللا ُ َوحْ دَ هُ ال َشري‬،‫من ألف شهر‬
ِ ‫وع‬
َ
َ ‫علَى ما َف‬
‫صحاب ِه‬
‫صلَّى هللا ُ وسلَّ َم علَ ْي ِه وعلَى آل ِه وأ‬
َ ،‫ضى‬
َ ‫ورسولُ ُه المُر َت‬
َ ُ‫ وأَ ْش َه ُد أَنَّ م َُحمَّداً َع ْب ُده‬،‫ضى‬
َ ‫ات وان َق‬
ِ
‫موع‬
ِ ْ‫ان إِلى َي ْو ِم ال َبع‬
َ ُ‫ و َيا ج‬،‫ِنين‬
َ ‫ َفيا َمعْ َش َر المؤم‬،‫ أَمّا َبعْ ُد‬.‫ضاء‬
َ ‫ث وال َق‬
َ ِ‫ وعلَى َمنْ َت ِب َعهم بإ‬،‫ضى‬

َ ِّ‫هل الر‬
ِ َ‫أ‬
ٍ ‫حس‬
ُ ‫هللاَ َو ْل َت‬
َّ ‫ت ل َِغ ٍد َوا َّتقُوا‬
َّ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا‬
ْ ‫نظرْ َن ْفسٌ مَّا َق َّد َم‬
َ َ‫العال‬
َ ِّ‫هللا َرب‬
ِ ‫ أُوصِ ي ُكم ِب َتقوى‬،‫ين‬
َ ِّ‫المُصل‬
َ ‫ َيا أَ ُّي َها الَّذ‬،‫مين‬
َ‫هللا‬
....‫ أما بعد‬.‫ون‬
َ ُ‫هللا َخ ِبي ٌر ِب َما َتعْ َمل‬
َ َّ َّ‫إِن‬
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id KBRI Muscat yang berbahagia!
Kumandang takbir Idul fitri kali ini semoga semakin menegaskan dan menyegarkan kesadaran
kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah. Tidak ada yang bisa menjamin segala sesuatu

apapun kecuali atas kehendak Allah, termasuk misteri akhir hayat kita.
Pagi ini kita berkumpul di halaman kedutaan republik Indonesia di Muscat Oman dengan jiwa dan
raga kita, merendahkan hati untuk menggapai rahmat ilahi. Pagi ini kita berkumpul dihalaman
ini, bertakbir dan bertahmid membesarkan dan mengagungkan nama Allah yang Maha Besar
dengan tunduk dan patuh dengan menandakan kita ini kecil dihadapanNya. Sebesar apapun dosa
kita, jika kita kemudian diberi hidayah oleh Allah swt lalu bertaubat dan meminta ampunan Allah,
maka Allah akan mengampuni kita, merugilah kita jika tidak mendapatkan ampunannya setelah
sebulan penuh Allah mengobral ampunanNya. Akan tetapi sebaliknya, merugilah kita, kita telah
melaksanakan banyak amalan yang baik, bersusah payah kita beribadah agar mendapatkan
syurga di sisi Allah, akan tetapi pada akhir hayat kita, Allah takdirkan kita melakukan amalan
keburukan lalu Allah cabut nyawa kita dan belum sempat bertaubat, maka kita termasuk dalam
golongan penghuni Neraka (na’udzubillahi min dzaalik).
Selama sebulan penuh kita telah menunaikan puasa dibulan ramadhan, kita telah diuji untuk
menahan hawa nafsu kita di siang hari, kita diuji untuk menahan lapar dan dahaga, malamnya
kita juga melaksanakan shalat taraweh berjamaah di masjid ataupun sendirian. Kita juga telah
diuji kedermawanan kita dibulan yang suci kemarin sebagaimana yang diajarkan Baginda
Rasulullah saw. Bahkan dari kita banyak juga yang bersedia memberikan buka puasa kepada fakir
miskin dan orang-orang yang kurang mampu. Akan tetapi pertanyaannya adalah, apakah amalanamalan antum semua diatas sudah menjamin antum semua meninggal dalam keadaan khusnul
khatimah? Apakah antum semua selama ramadhan kemarin pernah menangis dan memohon
kepada Allah agar selalu dikuatkan hati dan fisik agar selalu berada di jalan Allah? Apakah kalian

selama shalat taraweh kemarin atau qiyamul lail pernah meminta kepada Allah agar diberikan

Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

akhir yang baik, meninggal ketika melaksanakan amal kebaikan yang diniatkan hanya untuk Allah
semata?
Hampir seluruh umat manusia jika ditanya apakah ia ingin meninggal dengan cara baik atau
dengan cara buruk? Pasti semuanya ingin mati dalam keadaan baik, dalam keadaan sedang
melakukan kebaikan, mudah, dan tenang sebagaimana meninggalnya orang soleh. Kita
khususnya umat Muslim, banyak sekali diantara kita ingin mati dalam keadaan shalat, ketika
kening ini sedang bersujud kepada Allah swt. Ada juga yang ingin meninggal ketika ia sedang
melaksanakan haji atau umrah di depan ka’bah dan lain sebagainya. Tapi sangat disayangkan
sekali, kita tidak pernah tau kapan kita akan meninggal, dinegara bagian mana kita akan
meninggal, dan sedang dalam kondisi apa kita meninggal? Apakah kita termasuk husnul khatimah
atau bahkan nauzubillahi min dzaalik kita mati dalam keadaan su’ul khatimah, mati dalam

keadaan tidak baik, mati dalam keadaan kita kita jauh dari hidayah Allah, ketika kita sedang
melakukan maksiyat dengan Allah.
Dikarenakan tidak ada jaminan bahwa kita akan mati dalam keadaan husnul khatimah, maka
selayaknya kita meminta hidayah kepada Allah swt, agar tubuh ini selalu dikuatkan untuk
melakukan kebaikan, diberikan rahmat dan hidayah agar selalu tunduk dan patuh kepada
perintah-Nya, meminta kepada Allah agar lisan ini terus membiasakan diri agar selalu berkata
yang baik, perkataan yang keluar dari mulut kita selalu zikir, termasuk istighfar dan laa ilaa ha illa
Allah. Sehingga ketika kita dijemput oleh malaikat izrail, kita mampu mengucapkan kalimat ( ‫ال إله‬
‫)إال هللا محمد رسول هللا‬.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang dimuliakan Allah!
Ada banyak golongan manusia dimuka bumi ini mengharapkan hidayah Allah, agar di akhir
hayatnya mendapatkan husnul khatimah. Lalu siapa saja di muka ini yang menharapkan hidayah
dari Allah?
Golongan pertama adalah, Orang Jahil (orang yang bodoh terhadap ilmu agama dan bodoh
terhadap Allah dan Rasul-Nya). Sangatlah wajar ketika golongan ini ingin mendapatkan hidayah
dari Allah swt dikarenakan kebodohannya.
Golongan kedua adalah, Orang yang memiliki Separo Ilmu (pengetahuannya tentang Allah dan
Rasul-nya dan agamanya setengah-setengah).
Golongan ketiga adalah, Orang yang Meyakini hal yang Bathil lalu ia mengikutinya, ia suka

mengikuti hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Maka golongan ini ketika disadarkan
oleh Allah, maka ia akan mendapatkan hidayah atas izin Allah.
Golongan keempat adalah, Orang yang Berilmu tapi Tidak Beramal. Banyak sekali diantara kita
yang telah mempelajari ilmu, akan tetapi amalan yang kita lakukan tidak sesuai dengan ilmu yang
Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

kita miliki, bahkan kita hanya memerintahkan orang lain untuk beramal akan tetapi sering lupa
pada diri kita sendiri.
Sedangkan Golongan kelima adalah, Nabi dan Rasul.
Dari lima golongan diatas, nomer 1 sampai 4 adalah hal yang wajar ketika mereka meminta
hidayah kepada Allah, karena mereka tidak ada jaminan dan tidak di bimbing langsung oleh Allah
swt. Akan tetapi, ternyata ada golongan ke Lima, yaitu Nabi dan Rasul, orang-orang yang telah
Allah pilih masih berdoa dan meminta hidayah kepada Allah. Lalu siapa kita, apa hebatnya kita
bila dibandingkan Nabi dan Rasul, sudah pasti kita bukan apa-apa. Jadi hikmah dari sini adalah,
kita adalah manusia biasa yang harus setiap saat meminta hidayah kepada Allah, agar terus

mendapatkan bimbingan dari Allah dan terus istiqamah dijalannya. Jangan pernah sekali-kali kita
sombong sedikitpun karna amal yang telah kita kerjakan, ibadah yang telah kita lakukan, karna
banyak kejadian hikmah dari zaman nabi dan rasul dahulu, mereka yang awalnya disangkakan
masuk syurga dan akhirnya dimasukkan neraka oleh Allah, ada juga yang banyak orang mengira
ia adalah ahli neraka, akan tetapi Allah buka pintu hatinya dan pada akhir hayatnya ia dimasukkan
kedalam golongan syurga oleh Allah.
Jangan sombong jamaah sekalian kalau saat ini anda masih bisa menuntut ilmu kepada ulama
terkenal, jangan sombong wahai saudaraku jika engkau sudah selalu bergaul dengan orang-orang
solih, jangan sombong wahai saudarakau jika engkau saat ini sering ikut liqo’, jangan sombong
wahai saudarakau jika engkau memiliki gelara agama yang luar biasa, mendapatkan sebutan
ulamaa, sebutan kiyai, sebutan ustaz, jangan sombong wahai saudaraku. Karna tidaklah masuk
syurga orang-orang yang sombong itu. Sebagaimana termaktub dalam sebuah hadis:
‫ إِ َّن‬:‫ قَا َل‬،‫َس َنةا‬
َّ ‫ إِ َّن‬:‫ال َر ُج ٌل‬
َ ‫ َق‬،‫ان ِفي َق ْل ِب ِه ِمثْقَا ُل َذَّرٍة ِم ْن ِك ْب ٍر‬
ْ ‫الر ُج َل ُي ِح ُّب أ‬
َ ‫َن َي ُك‬
َ ‫(( ال َي ْد ُخ ُل ا ْل َج َّن َة َم ْن َك‬
َ ‫ َوَن ْْلُ ُه َح‬،‫َس انا‬
َ ‫ون ثَْوُب ُه َح‬

َّ ُ‫ َو َغ ْمط‬،ِّ‫ط ُر ا ْل َحق‬
ِ ‫الن‬
))‫اس‬
َ ‫ ا ْل ِك ْبُر َب‬،‫اللَّ َه َج ِمي ٌل ُي ِح ُّب ا ْل َج َما َل‬

] ‫ أحمد‬،‫ ابن ماجه‬،‫ أبو داود‬،‫ الترمذي‬،‫[ مسلم‬
“Tidaklah masuk syurga barang siapa yang ada di hatinya kesombongan meskipun sekecil biji
dzarrah (atom),” lalu seorang lelaki berkata: sesungguhnya seseorang itu sangat suka jika ia
memakai baju bagus dan sandal bagus, lalu Rasul saw bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah
dan sangat suka keindahan, sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama
manusia.”

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang semoga diridhai Allah swt!
Kenapa meminta hidayah ini sangat penting, karena apa yang kita lakukan saat ini tidak menjamin
kita masuk syurga. Tidak ada yang menjamin kita beriman sampai akhir hayat. Minta hidayah lah

Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah


2016 M /
1437 H

kepada Allah, karna sangat banyak didalam sejarah, diantara mereka hidup bertabur iman tapi
mati dalam keadaan murtad.
1. Bal'am bin Ba’ura, Ulama yang mati dalam keadaan Kufur, Seorang Ulama dari kalangan bani
Israil, hidup zaman Nabi Musa, doanya dikabulkan oleh Allah setiap waktu yang sempit dan
terdesak. Sampai Malik bin Dinar berkata ketika menafsirkan Surat Al-A'Raf : Ayat 178:

" ‫" كان مجيب الدعوة في الشدائد‬
Doanya selalu dikabulkan oleh Allah dalam keadaan genting. Tapi matinya murtad.
2. Ar-Rajjal bin Unfuwah.
Sahabat Nabi dipilih dan dipuji oleh Abu Bakar untuk menjadi delegasi sunnah, belajar agama
langsung ke Rasulullah, ia diutus untuk berdakwah kepada penduduk Yamamah, kaumnya
Musailamah Al Kazzab. Apakah matinya beriman? Tidak, ia mati dalam keadaan murtad.
3. Ubaidillah bin Jakhsyi.
Pernah menyelamatkan kehidupan agamanya sampai ke Habasyah. Ketika Nabi masih di Makkah
ikut Hijrah yang pertama dan ikut hijrah yang kedua ke Habasyah. Ketika di Habasyah ia menjadi
murtad gara-gara kecintaannya dalam minum khamr dan ketertarikannya pada budaya Habasyah

yang menakjubkan baginya kemudian tertarik kembali ke kristen.
4. Abdullah Bin Abi Sarhin, ia adalah termasuk orang yang masuk islam di awal-awal dakwah. Ia
adalah orang kepercayaan Rasulullah, dipercaya menulis wahyu. Hingga suatu ketika, tatkala
surat Al Mukminun turun, sampai di ayat 14 dan Rasulullah saw memerintahkan kepada nya
untuk menuliskan surat Al Mukminun ayat 14:
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”
Bagi Abdullah Bin Abi Sarhin, ayat tersebut tidak menggoyahkan keyakinannya akan keesaan
Allah, tetapi “penafsiran” yang dibumbui setan mengelabuinya. Jika Allah yang Esa, mengakui
adanya kreasi-kreasi manusia, lalu mensifati diriNya sebagai “pencipta yang terbaik” karena sifatsifat ciptaan Allah, maka Abdullah mencoba mengambil kesimpulan bahwa perbedaan dirinya
dan Rasulullah hanya saja Rasulullah mendapatkan wahyu dari Allah dengan perantaraan makhuk
yang tidak dapat dilihat manusia lain.

Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

Proses turunnya wahyu ini mulai di analogikan oleh Abdullah, apakah wahyu itu berupa ilham,
ide atau bagaimana? Kelebihan kecerdasan yang dimiliki Abdullah Bin Abi Sarhin menggodanya,
antara “wahyu ” dan “ide”, sebagai orang cerdas, ide-ide selalu berkelabatan dalam dirinya,
respon-respon atas peristiwa sosial dimilikinya. Ditambah lagi pengalamannya sebagai penulis
wahyu menambah ragam rupa kecerdasannya
Hingga suati ketika ia menyimpulkan bahwasanya “wahyu” sama saja dengan “ide”. Kemudian ia
beranalogi, jika nabi Muhammad adalah seorang nabi yang diberi “wahyu”, maka ia pun seorang
nabi yang diberi “wahyu”, maka murtadlah Abdullah Bin Abi Sarhin dan propaganda yang
dilancarkannya luar biasa (na’udzubillah min dzaalik)
Hingga pada saat futuh Mekkah, Rasulullah sempat memerintahkan untuk membunuhnya, tapi
ternyata, Allah masih memberikan kesempatan baginya untuk bertaubat dan berkarya nyata,
semoga Allah menerima taubatnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang semoga diridhai Allah swt!
5. Seorang muazzin Mesir yang murtad yang pernah diceritakan oleh Imam Ibnu qoyyim Al
jauziah dalam kitabnya Ad daa' wal dawa' dan Imam Qurtubi pun menceritakannya.
Ketika ia melihat dan tergiur dengan pesona kecantikan seorang wanita yang ia lihat ketika ia
hendak melantunkan adzan dari atas bukit seperti biasanya dari tempat yang tinggi. Dimana
dibawahnya terdapat rumah orang Nasrani. Orang dulu ketika melihat wanita cantik dari tempat
yang tinggi, lalu ia turun, gentle. Lalu ia datangi rumah wanita itu.
Dia katakan kepada wanita itu, "Aku cinta kepadamu." Kata wanita itu, "Tidak bisa, karena kamu
Muslim sedangkan saya Nasrani." Lalu ia bertanya, "Dengan apa saya bisa menikahimu?" Wanita
itu menjawab,"Masuklah ke Nasrani jika kau ingin menikahiku."
Pemuda itu pun pindah ke Nasrani, murtad dari agama Islam. Ia meninggal ketika ia ingin
menggauli istrinya dihari pernikahannya, lalu ia naik ke atap untuk satu keperluan, kemudian
terjatuh dan meninggal.
Inilah yang kita khawatirkan, mintalah terus hidayah kepada Allah. Meskipun kita selama
ramadhan kemarin puasa sebulan penuh dengan khusyuknya, kita sudah mengkhatamkan al
Quran berkali-kali, kita sudah beri’tifaf pada sepuluh terakhir bulan ramadhan, meskipun kita
sudah membayar zakat, gemar berinfak dan lain sebagainya. Meskipun kita sudah memelihara
jenggot, sudah terlihat seperti orang sholih, pakaiannya gamis dan baju taqwa. Lalu celananya
Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

tidak isbal, bergaul terus dengan orang-orang sholih dan di mesjid, istri berhijab dan menutup
aurat dengan rapih, anak-anak terlihat sholih karena belajar di pesantren dan menghafal AlQuran. Sering ikut ngaji dan ikut grup whatsapp pengajian, sering datang ke majelis ilmu, dan
semua ikhtiar sudah kita lakukan.
Akan tetapi wahai ikhwah sekalian, karena tidak ada yang menjamin amal kita, iman kita, kecuali
Allah. Tidak ada yang menggaransi. Asuransi iman, amal, syurga juga tidak dijual oleh perusahaan
asuransi. Hanya Allah yang bisa menjamin syurga seseorang.
Maka, sampai Nabi bersabda:

‫ (إن‬:‫عن أبي عبد الرحمن عبد هللا بن مسعود رضي هللا عنـه قال حدثنه رسول هللا صلى هللا عليه وآله‬
‫أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار‬
‫ وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل‬،‫فيدخلها‬
‫أهل الجنة فيدخلها ) رواه البخاري‬
“Sesungguhnya ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga
tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh
ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Lalu ada juga
diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya
dan neraka kecuali sehasta saja. Kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan
perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.” (HR Bukhari dalam Bad’ul Khalq).
Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitabnya Faidhul Qadir menjelaskan, “Allah mengisyaratkan bahwa
amalan itu juga ditentukan oleh penutupnya. Jika ia mulai dan ditutup dengan baik maka amalan
tersebut akan berbuah kebaikan dan ampunan dari Allah”.
Ada juga sebaliknya,
6. Ushairim Bin Abdul Asyhal ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy. Sahabat Nabi yang dikatakan oleh
Rasulullah sebagai ahli syurga. Tapi keningnya belum pernah dipakai untuk bersujud kepada Allah
karena masuk Islamnya belum ada 24 jam.
Ketika ia bersyahadat, ia bertanya kepada Rasulullah, "Haruskah aku shalat sekarang?" Kata
Rasul, "Saat ini belum jadwalnya shalat." Ia bertanya lagi, "Lalu apa yang harus aku lakukan?"
Rasul menjawab," Mari berjihad di jalan Allah."
Lalu ia berjuang dengan Rasulullah dan para sahabat lainnya. Ketika dalam peperangan Allah
takdirkan ia meninggal duniam kalau ramai para sahabat membicarakan tentang Usyairin bin
Abdul Ashal.
Abu Hurairah pun berkata:

Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

"Inilah penduduk syurga yang belum pernah menempelkan keningnya di bumi untuk bersujud
kepada Allah. Itulah Ushairim bin Abdul Asyhal."
7. Seorang wanita pelacur, yang kehidupannya dipenuhi dengan maksiat. Pada akhir hayat ia
ingin bertaubat kepada Allah. Lalu ia melakukan amal kebaikan. Ketika ia ingin minum, ia melihat
ada anjing yang menjulurkan lidahnya sedang begitu kehausan. Lalu ia ambil air dari dalam sumur
menggunakan sendal terompahnya. Ia dahulukan anjing tadi meskipun ia sendiri sangat
kehausan yang luar biasa. Setelah ia memberikan minum kepada anjing itu, Allah takdirkan
meninggal. Lalu Allah masukkan ia ke dalam syurga.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Wahai Bapak/Ibu, Ikhwan/Akhwat sekalian yang semoga dimuliakan Allah swt..
-

Janganlah kita sombong kalau sering ke masjid, lalu merendahkan saudara kita yang
jarang ke masjid.
Janganlah kita sombong kalau sering ke majelis ilmu dan bangga punya grup pengajian,
lalu kita merendahkan saudara kita yang tidak hadir di pengajian.
Janganlah kita sombong kalau kita sudah mampu bersedekah kepada banyak orang,
sedangkan banyak saudara kita yang cuma bisa meminta kebaikan dari kita.
Janganlah kita sombong karena ikut suatu kelompok. Karena berjilbab syar'i, karena
memelihara jenggot, sering shalat duha, shalat qiyamul lail, sering sedekah, zakat, puasa
wajib dan sunnah, atau baca Quran selalu khatam. Itu semua tidaklah menjadi jaminan
bagaimana akhir hayat kita.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang semoga diridhai Allah swt!

Lalu siapakah golongan yang mendapatkan hidayah Allah?
Ada 7 GOLONGAN YANG MENDAPAT HIDAYAH ALLAH
1. Golongan mereka yang terpilih untuk mendapat hidayah Allah SWT. Surah Al-A’raf ayat
178 dan Surah Al-Isra’ ayat 97.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang akan mendapat petunjuk; dan
barang siapa yang disesatkan oleh Allah (dengan sebab keingkarannya) maka merekalah orangorang yang merugi.

Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

Dan barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa
Dia sesatkan, maka engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong bagi mereka selain Dia.
Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat dengan wajah tersungkur dalam
keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Setiap kali nyala
api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka

2. Golongan yang mengambil pelajaran dari kisah-kisah Nabi serta kitab-kitab yang Allah
SWT turunkan. Surah Al-Hadid ayat 26.
Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami berikan kenabian dan kitab
(wahyu) kepada keturunan keduanya, di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak
di antara mereka yang fasik.

3. Golongan yang hatinya tidak tergiur dengan tawaran dunia yang merugikan. Surah AlBaqarah ayat 16.
Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka perdagangan mereka itu tidak
beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.

4. Golongan yang menyembah Allah SWT dan tidak mengikut hawa nafsu. Surah Al-An’am
ayat 65, 55 dan 56.
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran, (agar terlihat jelas jalan orang-orang yang
saleh) dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.
Katakanlah (Muhammad), "Aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain
Allah." Katakanlah, "Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh
tersesatlah aku dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk."
Katakanlah (Muhammad), "Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau
dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling
bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain."
Perhatikanlah, bagamaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan) Kami
agar mereka memahami(nya)."

5. Golongan yang tidak membunuh anak dan tidak menghalalkan apa yang Allah SWT
haramkan. Surah Al-An’am ayat 140.

Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengetahuan,
dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata
membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat
petunjuk.

6. Golongan orang yang beriman dan tidak berbuat Zalim (Syirik). Surah Al-An’am ayat 82.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.

7. Golongan yang tidak mengharapkan balasan dari manusia. Surah Yasin ayat 20 dan 21.
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, "Wahai kaumku!
Ikutilah utusan-utusan itu.
Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Akhirnya, dengan jiwa yang suci bersih bak seorang bayi yang baru lahir. Marilah kita tundukkan
hati kita kepada kebesaran Allah, menengadah, mengharap akan karunia dan rahmat-Nya, untuk
kita keluarga kita, kaum Muslimin, dan bangsa kita.

Do’a
Ya Allah, Aku bermohon padaMu, dengan rahmatMu Yang memenuhi segala sesuatu, dengan
kekuasaanMu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu, dan karenanya tunduk segala
sesuatu, dan tunduklah segala sesuatu…
Ya Allah, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, yang Maha Mengampuni segala dosa Hambanya,
Engkau adalah Rabb kami Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah
menciptakan kami, dan kami adalah hambaMu dan kami selalu berusaha menepati ikrar dan janji
kami kepadaMu dengan segenap kekuatan yang kami miliki. Kami berlindung kepadaMu dari
keburukan perbuatan kami. Kami mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah
kepada kami dan kami tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah kami lakukan. Karenanya,
ampunilah kami. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau. Bimbinglah kami agar
selalu dalam hidayah dan bimbingan-Mu.

Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

Ya Allah, aku bermohon padaMu dengan permohonan hamba yang rendah, hina dan ketakutan,
maafkan daku, sayangi daku, dan jadikan daku ridha dan rasa cukup pada pemberianMu. Dan
bersikap tawadhu bagi setiap urusan.
Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah
bersusah payah dan mencucurkan keringat dalam merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap
kata keras kami yang pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas
mereka, Ya Rabb, ampuni kami yang belum pernah bisa memberikan yang terbaik untuk mereka,
Ampuni kami yan belum pernah dan tak akan bisa membalas jasa mereka, ampuni kami yang
belum bisa membuat mereka selalu tersenyum, bahkan kami sering membuat mereka menagis
karna kata-kata kami, ampuni kami yang bisa menjadi anak yang soleh yang diharapkan oleh
orang tua kami.Ya Rabb dengan keagunganmu dan kemurahan hatimu, berikan kesempatan kami
berbakti pada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka
mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah.
Ya Rabb, ridhailah mereka, sayangilah mereka, berikanlah ampunanmu pada mereka, terlalu
banyak hal yang telah mereka korbankan untuk kami ya Allah.
Ya Allah… disaat Makan, jika makanan kurang, ia akan memberikan itu kepada kami anaknya dan
berkata: Cepatlah makan, ayah/ibu tidak lapar nak…”
Ya Rabb… di waktu makan bersama, mereka selalu menyisihkan daging dan ikan, dan makanan
enak yang lainnya untuk kami ya allah, dan mereka berkata: “Makanlah nak, ayah dan ibu tidak
suka daging dan makanan itu…”
Ya Allah… ditengah malam, saat mereka sedang menjaga anaknya yang sakit, mereka berkata
kepada kami: “Istirahatlah nak agar kamu cepat sehat, ayah dan ibu belum ngantuk..”
Ya Rabb… disaat kami sudah tamat sekolah dan bekerja, kami sering ingin mengirimkan uang
untuk ayah dan ibu kami ya Allah, tapi sering mereka mengatakan: “Simpanlah nak untuk
keperluanmu, untuk keperluan keluargamu, ayah dan ibu masih punya uang”.
Ya Allah… disaat kami dikatakan kebanyakan orang sudah sukses karna sudah punya rumah yang
layak, kerjaan yang baik dan kendaraan yang bagus, kami sering meminta ayah dan ibu kami
untuk tinggal bersama dengan kami, tinggal bersama kami, kami ingin memberikan pelayanan
terbaik kepada mereka, tapi sering ayah dan ibu berkata: “Ayah dan ibu lebih suka tinggal
dirumah tua ini nak, ini lebih nyaman bagi kami, ayah ibu tidak terbiasa tinggal dirumah yang
lebih besar dan bagus…”
Ya Rabb… disaat mereka menjelang tua, ayah ibu kami sakit keras, kami semua menangis melihat
ayah ibu kami menahan sakit, susah berjalan, dan banyak hal yang mereka rasakan yang tidak
enak, tapi ayah dan ibu masih bisa tersenyum sambil berkata: “Jangan menangis anakku saying,
Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.

Muhammad Iman Sastra Mihajat Ph.D – Misteri Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

2016 M /
1437 H

ayah dan ibu tidak apa-apa…” disaat terakhir mereka, mereka masih sempat berbohong ya Allah
demi kebahagiaan kami. Maka kami mohon atas keagunganmu Ya Allah, sayangi orang tua kami
sebagaimana mereka betul-betul menyangi kami dari dalam kandungan hingga kami bisa mampu
menjadi seperti ini.
Dan ya Allah…. jika Engkau telah memanggil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka
dengan kelembutan ampunan dan rahmatMu, perlakukan mereka dengan cintaMu dan kasih
sayangMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat JannahMu. Ya Allah
berkatilah keluarga kami, jadikan mereka penyejuk pandangan mata dengan ketaqwaan dan
ketaatan padaMu. Ya Allah, bimbinglah mereka selalu, agar mereka bisa kuat dalam menjalankan
perintah-Mu hingga akhir hayat mereka. Karuniakanlah kepada mereka Husnul Khatimah ketika
mereka harus engkau panggil. Jadikanlah do’a hambamu ini adalah do’a hamba-Mu yang soleh
yang engkau kabulkan doanya.
(Kemudian mintalah hajat atau keinginan Anda.Tutuplah dengan membaca solawat kepada Nabi
saw dan keluarganya yang suci serta sahabatnya yang terpilih).

Inilah doa dan permintaan kami, Engkaulah Sang Maha Mendengar dan Maha Kuasa
mengabulkan doa hamba-hambaMu.

ُ‫َربَّنَا الَ تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِمن لَّ ُد ْنكَ َرحْ َمةً إِنَّكَ أَ ْنتَ ْٱل َوهَّاب‬
‫ار‬
َ ‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
ِ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي‬
ِ َّ‫اب الن‬
َ‫آخ ُر َد ْع َوانا َ أَ ِن ْال َح ْم ُد ِ َّّلِلِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬
ِ ‫َو‬
- ‫ والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬-

Khutbah Idul Fitri di KBRI Muscat, Oman, 1 Syawal 1437 H, 7 Juli 2016.