Modul Sistem Sosial dan Indonesia
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA
MANDIRA
Jl. Jend A. Yani 50-52, Kupang
85225
Nusa Tenggara Timur, INDONESIA
Website: www.unwira.ac.id
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
Kuliah Sistem SosialBudaya Indonesia
Semester 2, Jurusan Ilmu Komunikasi, Ilmu
Administrasi Negara dan Ilmu
Pemerintahan
Dosen pengasuh
pengasuh
Dosen
o Nama : P. Yulius Yasinto,
SVD
o Lahir : Weleng, 18 Juli 1965
o Pendidikan :
1. Sarjana Filsafat Agama, STFK
Ledalero
2. MA Contemporary Sociology:
Lancaster University, UK., 2000
3. MSc Social Policy and Planning
In Developing Countries:
LSE, London University, 2001
o Alamat: Soverdi Oebufu
Email : [email protected]
HP : 081 236 967 000
Tujuan Mata Kuliah
1.
2.
3.
Memahami Pluralitas dan Kompleksitas Sosial-Budaya
Masyarakat Indonesia
Mengidentifikasi Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial-Budaya
dan Pendorong menuju Integrasi Sosial-Budaya Masyarakat
Indonesia
Memahami sistem politik, budaya, ekonomi dan hukum
masyarakat Indonesia
Deksripsi Mata Kuliah
1.
2.
3.
Heterogenitas Masyarakat Indonesia
Pendekatan Teoretis
Sub-sistem Budaya, Politik, ekonomi dan Hukum
Metode Perkuliahan
Input oleh Dosen Pengasuh
Refleksi Pribadi
Diskusi dan Kerja Kelompok
Pengamatan Langsung
Jumlah Pertemuan
(16 x)
14 pertemuan tatap muka
1 x Ujian Tengah Semester
1 x Ujian Akhir Semester
Unsur Penilaian/Evaluasi
Ujian : Tengah Semester dan
Semester
Tugas : Pribadi dan Kelompok
Keaktifan dalam kuliah, termasuk
frekuensi kehadiran
Practicalities
Semua mahasiswa harus mengikuti kuliah, minimal
sebanyak 10 x (80%), untuk dapat mengikuti Ujian
dan memperoleh nilai dari mata kuliah ini.
Jadwal Kuliah dapat diubah sesuai kesepakatan
bersama.
Yang Ijin atau Sakit harus menyampaikan
permohonan dan pemberitahuan secara tertulis
kepada Dosen pengasuh.
Wajib berpakaian rapih dan sopan pada waktu
mengikuti kuliah.
Mahasiswa harus datang kuliah tepat waktu. Yang
terlambat lebih dari 15 menit, tidak diperkenankan
mengikuti kuliah dan dianggap alpa.
HP harus dinon-aktifkan selama kuliah.
Kerangka Bahan Kuliah
No
1
Topik
Pengantar : Sistem Sosial
JmlPertemu
an
2
a Pengertian Sistem
b Masyarakat sebagai Suatu Sistem
c Komponen Sistem Sosial
2
Pendekatan Teoretis
a Teori Struktural-Fungsional
b Teori Konflik Dialektika
3
Struktur Majemuk Masyarakat
Indonesia
a Faktor Penyebab Kemajemukan
Masyarakat Indonesia
b Kemajemukan Masyarakat Indonesia
2
Kerangka Bahan Kuliah
No
3
Topik
Integrasi Nasional dan Kebudayaan
Indonesia
JmlPertemu
an
2
a Pengertian Integrasi Nasional
b Nilai-Nilai Dasar Integrasi Nasional
Indonesia
4
Sistem Politik Indonesia
a Hakekat Politik
b Sistem Politik di Indonesia
5
Sistem Ekonomi Indonesia
a Dua Aliran Utama
b Pendekatan Ekonomi Indonesia pada
2
Kerangka Bahan Kuliah
No
6
Topik
Sistem Hukum Indonesia
a Tempat Hukum dalam Masyarakat
b Tinjauan Historis
c Pancasila sebagai Dasar Hukum
JmlPertemu
an
2
References
1.
2.
3.
4.
5.
Nasikun (1984). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: CV
Rajawali.
Marzali, Amri (2007). Antropologi dan
Pembangunan Indonesia. Yogyakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Narwoko, J.Dwi & Bagong Suyanto (ed) (2007).
Sosiologi – Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Winarno, Budi (2007). Sistem Politik Indonesia Era
Reformasi. Yogyakarta: Medpress
Rahardjo, Satjipto. 2009. Hukum dan Perubahan
Sosial: Suatu Tinjauan Teoretis serta PengalamanPengalaman Indonesia. Jokyakarta: Genta Publishing
Kenapa perlu mempelajari
Sistem Sosbud Indonesia ?
Membantu mahasiswa memahami kondisi
sosial-budaya Indonesia
Masyarakat Indonesia sangat heterogen
secara vertikal maupun horisontal
Indonesia memiliki masyarakat dengan ciri
PLURALITAS yang tinggi.
AKIBAT HETEROGENITAS MASYARAKAT
INDONESIA
Masyarakat menjadi RAWAN KONFLIK
Dua pertanyaan dasar
Faktor-faktor latent apakah yang
sesungguhnya telah menyebabkan
terjadinya konflik?.
2. Faktor-faktor apakah yang
mengintegrasikan masyarakat
Indonesia yang memiliki kondisi
potensial konflik?.
1.
Untuk menjawab 2
pertanyaan tersebut
maka..................
HARUS MENGETAHUI DAN MEMAHAMI
SISTEM SOSIAL INDONESIA
Bab 1. Sistem Sosial
Pengertian
sistem
Masyarakat sebagai suatu sistem
Komponen-Komponen Sistem Sosial
Sub-Sistem dan Fungsi-Fungsinya
Apakah SISTEM…..?????
Konsep yang menjelaskan:
Suatu kompleksitas dari saling ketergantungan
antar bagian-bagian,komponen-komponen,
dan proses-proses yang melingkupi aturanaturan tata hubungan yang dapat dikenali.
Suatu tipe serupa dari saling ketergantungan
antar kompleksitas tersebut dengan
lingkungan sekitarnya.
Systema (bhs Yunani)
Sehimpunan
dari bagian atau
komponen2 yang saling berhubungan
satu sama lain secara teratur, dan
merupakan suatu keseluruhan.
Merujuk pada :
Sehimpunan
gagasan atau ide yang tersusun
menjadi satu kesatuan yang logis. Contoh:
sistem pemerintahan demokratis, sistem teologi
pembebasan
Sehimpunan benda2 tertentu yg tersusun dlm
suatu hub yang khusus satu sama lain. Contoh:
sistem tubuh manusia, sistem mesin kendaraan
bermotor
Metode atau tata cara. Contoh: sistem belajar
jarak jauh, sistem mengetik 10 jari.
Gambar SISTEM
SISTEM
HUBUNGAN SALING
TERGANTUNG
SUB SISTEM
Talcott Parsons
Pelopor teori sistem sosial
Asal: USA, lahir thn 1902,
meninggal thn 1979.
Menempuh pendidikan
seluruhnya di Jerman, gelar
doktor dalam usia 25 thn
Berkarier di Harvard
University, membawa
pemikiran2 Max Weber
Karya terkenal: The Social
System
Sistem menurut Talcott Parsons
Adalah
interdependensi antara bagianbagian, komponen2, dan proses2 yang
mengatur hubungan tersebut.
Karakteristik Sistem
Terdiri
dari banyak bagian atau
komponen
Komponen2 berhubungan satu sama
lain dalam pola saling ketergantungan
Keseluruhan sistem lebih dari pada
sekedar penjumlahan dari komponenkomponen
Masyarakat sbg Suatu Sistem
Kehidupan
sosial harus dipandang
sebagai sebuah sistem (Talcott
Parsons).
Artinya: kehidupan bersama dalam
masyarakat harus dilihat sebagai suatu
keseluruhan dari unsur2 atau bagian2 yg
berhub satu sama lain, saling tergantung
dan berada dlm satu kesatuan.
Karakter Masyarakat
Memiliki
unsur2 atau komponen2 yang
membentuk masyarakat itu sebagai satu
keseluruhan
Unsur2 tersebut saling berhubungan dan
tergantung satu sama lain.
Cenderung mempertahankan
equilibrium/keseimbangan
Komponen Sistem Sosial
Komponen
Sistem Sosial adalah peranperan sosial. Peran sosial = tingkah laku
yang diharapkan atau tingkah laku
normatif yang melekat pada status sosial
sesorang.
Yang memegang peran sosial itu adalah
manusia/individu yang menjadi anggota
masyarakat.
Pemegang
peran sosial itu dapat
berganti dari waktu ke waktu, sedangkan
keberadaan peran sosialnya tetap.
Sebagai komponen dari sistem sosial
masyarakat, peran2 sosial itu saling
berhubungan secara timbal balik dan
saling tergantung untuk membentuk
suatu kesatuan hidup bermasyarakat.
Unsur2 Pokok Tindakan M’sia
Sistem
kepribadian, sosial dan budaya.
Sistem budaya menjadi dasar dari
struktur normatif sistem sosial dan dasar
bagi proses pengambilan keputusan
dalam sistem kepribadian
Yang terpenting adalah integrasi sosial.
Aspek kepribadian dan budaya bersifat
menopang.
Penting utk integrasi sosial
Sistem sosial harus mampu mendorong
warga masyarakat agar berperilaku
sesuai harapan dan peran
2. Sistem sosial harus mampu meredam
penyimpangan dalam masyarakat.
1.
4 sub-system (AGIL)
Fungsi Adaptasi
(adaptation)
Fungsi pencapaian tujuan (goal
attainment)
Fungsi Integrasi (Integration)
Fungsi mempertahankan pola dan
struktur masyarakat (latent pattern
maintenance)
Fungsi Adaptasi
Dijalankan
oleh sub-sistem Ekonomi
Terdiri atas fungsi produksi dan distribusi
barang dan jasa
Menghasilkan fasilitas2 atau alat2 yang
digunakan utk mencapai tujuan suatu
sistem
Fungsi Pencapaian Tujuan
Dijalankan
oleh sub-sistem politik
Menjalankan fungsi distribusi kekuasaan
dan monopoli penggunaan legalized
power.
Memaksimalkan potensi masyarakat utk
mencapai tujuan kolektifnya.
Fungsi Integrasi
Dijalankan
oleh sub-sistem hukum
Dengan cara mempertahankan tata cara
dan keterpaduan antara komponen2 dlm
sistem yang berbeda pendapat,
pandangan dan kerangka moralitas,utk
mendorong solidaritas sosial.
Termasuk: perangkat hukum, kontrol
sosial, kebiasaan dan norma2 sosial.
Fungsi lattent pattern maintenance
Dijalankan
oleh sub-sistem budaya.
Berfungsi menangani pemeliharaan
nilai2 dan norma2 budaya yang berlaku,
demi kelestarian struktur masyarakat.
Termasuk: keluarga, agama dan
pendidikan.
Referensi:
Singgih,
Doddy S (2004) “Sistem Sosial”
dalam Narwoko, J. Dwi & B. Suyanto
(eds.) Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Predana Media Group.
Parsons, Talcott (1951). The Social
System.
Bab 2. Pendekatan Teoretis
UNTUK MEMAHAMI SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA INDONESIA
DIPERLUKAN PENGUASAAN TEORI. Karena fungsi teori
adalah memberi MAKNA terhadap REALITAS SOSIAL
DUA PENDEKATAN TEORETIS YANG
UTAMA:
STRUKTURAL
FUNGSIONAL
KONFLIK
DIALEKTIKA
Teori STRUKTURAL FUNGSIONAL
Nama lain:
Integration Approach
Order Approach
Equilibrium Approach
Structural-Functional Approach
TOKOH
Plato
Auguste Comte (organismic approach)
Herbert Spencer, Emile Durkheim,
Branislaw Malinowski, Redcliffe Brown
(konsep Struktur dan Fungsi)
Talcott Parsons (fungsionalisme struktural)
Teori Struktural-Fungsional
Asumsi Dasar:
Masyarakat terintegrasi atas dasar kata sepakat para anggotanya
terhadap nilai dasar kemasyarakatan yang menjadi panutannya.
Kesepakatan tersebut menjadi General Agreements yang
mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan pendapat dan
kepentingan para anggotanya.
Masyarakat sebagai suatu sistem secara fungsional terintegrasi ke
dalam suatu bentuk equilibrium.
Masyarakat adalah suatu sistem dari bagian-bagian yang saling
berhubungan
Hubungan dalam masyarakat bersifat ganda dan timbal-balik (saling
mempengaruhi)
Secara fundamental, sistem sosial cenderung bergerak kearah
equilibrium dan bersifat dinamis.
Disfungsi/ketegangan sosial/penyimpangan pada akhirnya akan
teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian dan proses
institusionalisasi.
Perubahan-perubahan dalam sistem sosial bersifat gradual melalui
penyesuaian. Bukan bersifat revolusioner.
Perubahan terjadi melalui 3 macam kemungkinan:
1. Penyesuaian sistem sosial terhadap perubahan dari luar (extra
systemic change)
2. Pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional.
3. Penemuan baru oleh anggota masyarakat.
Faktor terpenting dalam integrasi adalah konsensus (oleh karena itu
teori ini masuk dalam kategori teori Konsensus)
Norma Sosial
Masyarakat sebagai suatu sistem sosial berjalan di atas standar penilaian
umum yang disepakati bersama. Yang terpenting di antaranya adalah Norma
Sosial.
Prosesnya: Krn setiap orang memegang norma yang sama (sbg tanggapan
atas situasi tertentu), maka tingkah laku mereka dapat membentuk struktur
sosial tertentu.
Equilibrium dari sebuah sistem sosial terpelihara oleh berbagai proses dan
mekanisme sosial.
Dua mekanisme sosial utama adalah:
a.
sosialisasi
b.
pengawasan sosial
Bentuk-bentuk Norma
Folkways
Mores
Hukum
Nilai
Kritik
(David Lockwood)
Terdapat SUB STRATUM yang berupa disposisi-disposisi yang
mengakibatkan timbulnya perbedaan “life chances” (kesempatan
hidup) dan kepentingan-kepentingan yang tidak normatif.
Terlalu menekankan anggapan dasarnya pada peranan unsurunsur normatif dari tingkah laku sosial (pengaturan secara
normatif terhadap hasrat seseorang untuk menjamin stabilitas
sosial).
Dalam setiap situasi sosial terdapat 2 hal yaitu: Tata Tertib yang
bersifat normatif dan Sub-stratum yang melahirkan konflik.
GAMBARAN SITUASI SOSIAL MENURUT DAVID LOCKWOD
SUB STRATUM
TATA TERTIB
Kenyataan yang Diabaikan dalam
Pendekatan Struktural Fungsional
1.
2.
3.
4.
Setiap struktur sosial mengandung konflik dan kontradiksi yang
bersifat internal dan menjadi penyebab perubahan.
Reaksi suatu sistem sosial terhadap perubahan yang datang
dari luar (extra systemic change) tidak selalu bersifat
Adjustive/menyesuaikan.
Suatu sistem sosial dalam waktu yang panjang dapat
mengalami konflik sosial yang bersifat “vicious circle”.
Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara gradual
melalui penyesuaian, tetapi juga dapat terjadi secara
revolusioner
Diskusi Kelompok
Identifikasikan
konflik-konflik sosial yang
pernah terjadi dalam sejarah masyarakat
Indonesia.
Faktor-faktor utama apa saja yang
menjadi penyebab dari konflik2 tersebut?
Strategi apakah yang dapat dilakukan
untuk mengatasi berbagai konflik sosial di
Indonesia ?
Teori Konflik Dialektika
Memandang bahwa perubahan sosial
tidak terjadi melalui proses
penyesuaian nilai-nilai yang
membawa perubahan, tetapi terjadi
akibat adanya konflik yang
menghasilkan kompromi-kopromi
yang berbeda dengan kondisi semula.
Tokoh
Ralf
Dahrendorf
Lewis Coser (Teori Konflik Sosial)
Randall Collins (“Konflik adalah proses
sentral dalam kehidupan sosial”)
Perbandingan Dua Teori
Fungsionalisme Struktural
Konflik
Masyarakat adalah statis
Masyarakat tunduk pada proses
perubahan
Menekankan keteraturan masyarakat
Menekankan pertikaian dan konflik
dalam sistem sosial
Setiap elemen masyarakat berperan
dalam menjaga stabilitas
Berbagai elemen masyarakat
menyumbang terhadap disintegrasi dan
perubahan
Masyarakat teratur karena diikat oleh
norma, nilai dan moral
Keteraturan adalah hasil pemaksaan
oleh mereka yang memegang otoritas
Kohesi tercipta oleh nilai bersama
masyarakat
Kekuasaan yang berperan
mempertahankan ketertiban masyarakat
ASUMSI DASAR
1.
2.
3.
4.
Perubahan Sosial merupakan gejala yang
melekat di setiap masyarakat
Konflik adalah gejala yang melekat pada
setiap masyarakat
Setiap unsur didalam suatu masyarakat
memberikan sumbangan bagi terjadinya
disintegrasi dan perubahan-perubahan
sosial.
Setiap masyarakat terintegrasi diatas
penguasaan atau dominasi oleh sejumlah
orang atas sejumlah orang-orang yang lain
Unsur-unsur yang
bertentangan dalam
masyarakat atau
kontradiksi intern akibat
pembagian
kewenangan/otoritas
yang tidak merata dapat
menyebabkan terjadinya
Perubahan Sosial.
Contoh: Reformasi di Indonesia tahun 1998
Konflik bersifat melekat kepada masyarakat, namun
dalam kenyataannya sistem dalam masyarakat tetap
bisa berjalan
Karena kepentingan-kepentingan anggota
masyarakat sudah terwakili melalui mekanisme
yang “terlembaga” sehingga menghasilkan
kompromi-kompromi baru yang diterima
ICA
Menurut
Dahrendorf: Karena adanya ICA –
Imperatively Coordinated Association (Asosiasi
Terkoordinasi secara Imperatif) yang mewakili
organisasi-organisasi yang berperan penting di
dalam masyarakat.
Terbentuk atas hubungan-hubungan kekuasaan
antara beberapa kelompok pemeran kekuasaan
yang ada dalam masyarakat
Kekuasaan menunjukkan adanya faktor “paksaan”
oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain.
Dalam ICA hubungan kekuasaan menjadi “ter-sahkan” atau terlegitimasi.
Dalam
ICA terdapat “the ruling” dan “the
ruled” (pemeran yang berkuasa dan pemeran
yang dikuasai) yang berkuasa berusaha
mempertahankan status quo, yang dikuasai
berusaha mendapatkan status quo.
Terdapat dikotomi antara dominator dan subdominator (“dominated group” dengan
“subjugated group”)
Kekuasaan dan otoritas merupakan sumber
yang langka dan selalu diperebutkan dalam
ICA.
MENGUASAI
DOMINATED
DIKUASAI
LEGITIMASI
SUBJUGATED
SUBJUGATED
SUBJUGATED
SUBJUGATED
SUBJUGATED
Teori Konflik Dialektika lebih sesuai
dengan Realitas Sosial
Dahrendorf dengan teori Konflik Dialektika
berusaha menyempurnakan pendapat Karl
Marx mengenai Realitas Sosial
Pandangan Teori Konflik tentang
REALITAS SOSIAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sistem Sosial selalu berada dalam konflik yang terus menerus (continual
state of conflict)
Konflik tercipta karena kepentingan yang saling bertentangan dalam struktur
sosial
Kepentingan yang saling bertentangan merupakan refleksi dari perbedaan
dalam distribusi kekuasaan antar kelompok yang mendominasi dan
terdominasi.
Kepentingan cenderung mempolarisasi kedalam dua kelompok kepentingan
Konflik bersifat dialektika (suatu konflik menciptakan suatu kepentingan yang
baru, yang dibawah kondisi tertentu akan menurunkan konflik yang
berikutnya)
Perubahan sosial adalah ciri/karakter yang selalu berada dimanapun
(ubiquitous feature) dalam setiap sistem sosial dan akibat dari konflik.
Konflik dapat diatasi oleh kekuasaan yang dihimpun di dalam ICA. ICA
yang dominan dapat meredam konflik
Dalam tinjauan Konflik Dialektika, suatu kepentingan
bisa dinegoisasikan antar kelompok dalam ICA jika sudah
menjadi kelompok kepentingan yang bersifat nyata
Sehingga,
bersatunya individu yang memiliki kepentingan yang
sama dalam sebuah kelompok yang terorganisir menjadi
hal yang penting.
Kepentingan yang sama dari beberapa individu, jika
tidak diorganisasi secara formal kedalam suatu
kelompok, merupakan kepentingan semu karena tidak
ada yang bisa mewakili/mengatasnamakan pemilik
kepentingan.
Prasyarat Kelompok Semu Terorganisir menjadi
Kelompok Kepentingan
1.
2.
3.
Kondisi teknis dari suatu organisasi (sejumlah
orang yang mampu mengorganisasikan dan
merumuskan kepentingan laten menjadi
kepentingan yang nampak)
Kondisi politis dari suatu organisasi (adanya
kebebasan politik untuk berorganisasi yang
diberikan oleh masyarakat)
Kondisi sosial bagi suatu organisasi (adanya
sistem komunikasi yang memungkinkan para
anggota dari suatu kelompok semu
berkomunikasi satu sama lain dengan mudah)
Skematis proses kelompok semu menjadi kelompok
kepentingan
KONDISI TEKNIS
KONDISI POLITIS
KONDISI SOSIAL
KELOMPOK
KEPENTINGAN
Menurut penganut teori KONFLIK:
Konflik tidak bisa dilenyapkan, tetapi
hanya bisa dikendalikan,
Agar Konflik Laten tidak menjadi
Manifest/Nampak dalam bentuk
Kekerasan
BENTUK PENGENDALIAN KONFLIK
KONSILIASI
(CONCILIATION)
MEDIASI
(MEDIATION)
PERWASITAN
(ARBITRATION)
KONSILIASI
(CONCILIATION)
Terwujud
melalui Lembaga-Lembaga tertentu yang
memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan
keputusan di antara
pihak-pihak yang berkonflik.
Dilakukan dengan cara damai.
Lembaga-lembaga tersebut berfungsi efektif bila:
a.Bersifat otonom dengan wewenang untuk mengambil
keputusan tanpa campur tangan pihak lain.
b.Kedudukan lembaga tersebut dalam masyarakat bersifat
monopolistis (hanya lembaga tersebut yang berfungsi
demikian.
c.Peran lembaga harus mampu mengikat kelompok
kepentingan yang berlawanan, termasuk keputusankeputusan yang dihasilkan.
d.Harus bersifat demokratis.
Agar konsiliasi dapat terjadi, kelompokkelompok kepentingan yang berkonflik
harus memenuhi tiga syarat berikut:
Masing-masing
kelompok sadar sedang
berkonflik
Kelompok-kelompok yang berkonflik
terorganisir secara jelas.
Setiap kelompok yang berkonflik harus
patuh pada “rule of the games”
MEDIASI (MEDIATION)
Fihak yang berkonflik sepakat menunjuk
fihak KETIGA untuk memberi “nasehatnasehat” penyelesaian konflik
MENGURANGI IRASIONALITAS KELOMPOK
YANG BERKONFLIK
PERWASITAN (ARBITRATION)
Dilakukan/terjadi jika fihak yang
bersengketa bersepakat untuk menerima
atau “terpaksa” menerima hadirnya fihak
ketiga yang akan memberikan “keputusankeputusan” tertentu untuk mengurangi
konflik
Jika pengendalian konflik efektif maka:
KONFLIK AKAN MENJADI KEKUATAN
PENDORONG TERJADINYA
PERUBAHAN-PERUBAHAN SOSIAL
YANG TERUS BERLANJUT
Referensi:
Damsar & Indrayani (2009) Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta:
Penerbit Kencana (hal 49 – 59).
Nasikun (1984). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: CV Rajawali.
Ritzer, G & D.J. Goodman (2003). Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Penerbit Kencana (bab 3: hal 115 – 168)
STRUKTUR MAJEMUK
MASYARAKAT INDONESIA
MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB
STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT
BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK
MASING-MASING SUB STRUKTUR
BERJALAN DENGAN SISTEMNYA MASINGMASING
Diskusi Kelompok
1. Faktor-Faktor apakah yang menyebabkan
masyarakat Indonesia sangat beragam dari sisi:
a. Suku Bangsa
b. Agama
c. Budaya Regional
2. Menurut anda, unsur apakah yang dapat disebut
sebagai “ciri khas” masyarakat Indonesia?
3. Faktor-Faktor apakah yang sesungguhnya dapat
mengintegrasikan masyarakat yg begitu majemuk?
PLURALITAS MASYARAKAT
INDONESIA DISEBABKAN OLEH:
KEADAAN GEOGRAFIS
LETAK INDONESIA ANTARA SAMODERA
INDONESIA DAN SAMODERA PASIFIK (pusat
lalu lintas perdagangan dan persebaran agama)
IKLIM YANG BERBEDA (berakibat plural
secara regional)
CURAH HUJAN DAN KESUBURAN TANAH YANG
BERBEDA (PLURALITAS LINGKUNGAN
EKOLOGIS)
a)
b)
WETRICE CULTIVATION (pertanian sawah di Jawa dan
Bali)
SHIFTING CULTIVATION (pertanian ladang di luar Jawa)
WILAYAH INDONESIA
Struktur Sosial:
Suatu susunan/konfigurasi dari beberapa
orang dengan kategori yang berbeda,
tetapi terikat pada suatu tata hubungan
kerja yang sama
Struktur sosial
Hubungan kerja
Beberapa orang
dgn kategori
yang berbeda
Jadi:
Dalam struktur sosial terdapat sistem
sosial
Dalam sistem sosial terdapat seperangkat
kegiatan bersama yang memperlihatkan
hubungan timbal balik yang disebut
struktur
SISTEM SOSIAL DAN STRUKTUR
SOSIAL TIDAK BISA DI PISAHKAN
STRUKTUR SOSIAL memperlihatkan suatu
HUBUNGAN yang KONSTAN sebagai suatu
kerangka
SISTEM, memberikan SIFAT dan DINAMIKA pada
STRUKTUR secara KESELURUHAN
STRUKTUR SOSIAL
SISTEM
INDONESIA adalah MASYARAKAT
MAJEMUK yang ditandai oleh 2 ciri
unik:
MAJEMUK secara HORIZONTAL
MAJEMUK secara VERTIKAL
KONSEKWENSINYA adalah:
Dalam mengamati SISTEM SOSIAL
DAN BUDAYA serta REALITAS
MASYARAKAT INDONESIA diperlukan
minimal penguasaan 2 teori, yaitu;
KONFLIK DIALEKTIKA dan
STRUKTURAL FUNGSIONAL.
KONFLIK dan KONSENSUS adalah
gejala yang melekat bersama-sama
di masyarakat (David Lockwood)
MASYARAKAT MAJEMUK INDONESIA
adalah:
SUATU MASYARAKAT MAJEMUK
(PLURAL SOCIETIES) yang
masyarakatnya terdiri atas dua atau
lebih elemen yang hidup sendirisendiri tanpa ada pembauran satu
sama lain dalan SATU KESATUAN
POLITIK (Furnival)
CIRI MASY. MAJEMUK INDONESIA
Dalam KEHIDUPAN POLITIK,
tidak ada KEHENDAK BERSAMA
Dalam KEHIDUPAN EKONOMI,
tidak ada PERMINTAAN SOSIAL
yang DIHAYATI BERSAMA oleh
seluruh elemen MASYARAKAT
(common social demand)
Tidak adanya PERMINTAAN SOSIAL yang
dihayati bersama, menyebabkan
KARAKTER EKONOMI YANG BERBEDA.
EKONOMI MAJEMUK MASY. MAJEMUK
EKONOMI TUNGGAL MASY. HOMOGEN
Akibatnya:
Anggota masyarakat kurang
memiliki loyalitas terhadap
masyarakat sebagai
KESELURUHAN, kurang memiliki
HOMOGENITAS KEBUDAYAAN
dan kurang memiliki DASARDASAR untuk saling memahami
satu sama lain.
KARAKTERISTIK MASYARAKAT
MAJEMUK (Pierre L. Van Den Berghe)
Terjadi SEGMENTASI kedalam bentuk
KELOMPOK-KELOMPOK yang memiliki
kebudayaan yang berbeda
Memiliki STRUKTUR SOSIAL yang terbagi-bagi
ke dalam LEMBAGA-LEMBAGA yang NON
KOMPLEMENTER
Kurang mengembangkan KONSENSUS antar para
anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
Relatif sering terjadi KONFLIK
KARAKTERISTIK MASYARAKAT
MAJEMUK (lanjutan)
Secara relatif, INTEGRASI SOSIAL tumbuh diatas
PAKSAAN dan saling SALING
KETERGANTUNGAN DALAM BIDANG
EKONOMI
Adanya DOMINASI POLITIK oleh SUATU
KELOMPOK atas KELOMPOK YANG LAIN
KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK INI
TIDAK BISA DIGOLONGKAN KE DALAM DUA
GOLONGAN MASYARAKAT (MODERN DAN
TRADISIONAL) MENURUT EMILE DURKHEIM
Terkait dengan ciri masyarakat majemuk;
Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan
masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan
yang bersifat segmenter.
Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan
masyarakat yang memiliki differensiasi atau
spesialisasi yang tinggi
MASYARAKAT YANG MEMILIKI UNIT KEKERABATAN
YANG BERSIFAT SEGMENTER
Adalah:
Suatu masyarakat yang
terbagi-bagi ke dalam
berbagai kelompok
berdasarkan garis
keturunan tunggal, tetapi
memiliki struktur
kelembagaan yang bersifat
homogen
MASYARAKAT YANG MEMILIKI
DIFERENSIASI/SPESIALISASI TINGGI
Adalah
Suatu masyarakat dengan
tingkat differensiasi
fungsional yang tinggi
dengan banyak lembagalembaga kemasyarakatan
yang saling komplementer
dan saling tergantung
Menurut Van den Berghe;
SOLIDARITAS MEKANIS DAN
SOLIDARITAS ORGANIS sulit di
tumbuhkan dalam MASYARAKAT
MAJEMUK
Karena
Pengelompokan yang terjadi bersifat sesaat
atas dasar kepentingan praktis
FAKTOR YANG MENGINTEGRASIKAN
MASYARAKAT MAJEMUK
Adanya KONSENSUS diantara sebagian
besar anggota masyarakat terhadap NILAINILAI KEMASYARAKATAN yang bersifat
fundamental
Adanya berbagai masyarakat yang berasal
dari BERBAGAI KESATUAN SOSIAL
(cross cutting affiliations) yang akan
menyebabkan terjadinya LOYALITAS
GANDA (cross cutting loyalities)
Cross cutting affiliations and cross
cutting loyalities
KESATUAN SOSIAL
MASYARAKAT
TERINTEGRASI
KEMUNGKINAN YANG TERJADI
PADA MASYARAKAT MAJEMUK
minimal ada 2 (dua) tingkatan konflik yang
mungkin terjadi;
KONFLIK BERSIFAT IDEOLOGIS
KONFLIK BERSIFAT POLITIS
KONFLIK BERSIFAT IDEOLOGIS
Terwujud dalam bentuk konflik antara
SISTEM NILAI yang DIANUT OLEH serta
menjadi IDEOLOGI dari BERBAGAI
KESATUAN SOSIAL
KONFLIK BERSIFAT POLITIS
Terjadi dalam bentuk PERTENTANGAN di
dalam PEMBAGIAN STATUS
KEKUASAAN dan SUMBER-SUMBER
EKONOMI yang terbatas, diantara anggota
masyarakat
Dalam situasi “KONFLIK”, masyarakat yang
berselisih berusaha MENGABAIKAN DIRI
dengan MEMPERKOKOH SOLIDARITAS
ANGGOTA, MEMBENTUK ORGANISASI
KEMASYARAKATAN untuk
KESEJAHTERAAN dan PERTAHANAN
BERSAMA
Faktor tersebut DIPERKUAT oleh ADANYA
PAKSAAN dari SUATU KELOMPOK atau
KESATUAN SOSIAL yang DOMINAN atas
KELOMPOK yang LAIN
KELOMPOK
PERTAHANAN
SUATU INTEGRASI SOSIAL YANG TANGGUH
DAPAT BERKEMBANG APABILA
SEBAGIAN BESAR ANGGOTA MASYARAKAT
BANGSA BERSEPAKAT TENTANG BATASBATAS TERITORIAL DARI NEGARA SEBAGAI
SUATU KEHIDUPAN POLITIK
SEBAGIAN BESAR ANGGOTA MASYARAKAT
BERSEPAKAT MENGENAI STRUKTUR
PEMERINTAHAN DAN ATURAN-ATURAN
DALAM PROSES POLITIK YANG BERLAKU
BAGI SELURUH MASYARAKAT (William
Liddle)
KONSEP STATUS DAN PERANAN UNTUK
MELIHAT HUBUNGAN INDIVIDU DENGAN
SISTEM SOSIAL
STATUS adalah suatu posisi dalam struktur
sosial yang menentukan dimana seseorang
menempatkan dirinya dalam suatu komunitas
dan bagaimana ia diharapkan bersikap dan
berhubungan dengan orang lain.
PERANAN adalah pola perilaku yang
diharapka dari seseorang yang mempunyai
status atau posisi tertentu dalam suatu
organisasi atau masyarakat
Dalam suatu SISTEM SOSIAL, individu
menduduki suatu tempat (status) dan
bertindak (berperan) sesuai dengan normanorma atau aturan-aturan yang dibuat oleh
sistem
DIFERENSIASI SOSIAL
Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada
banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras,
etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.
Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara
bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam
lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah
dan lapisan rendah.
Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini
dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.
DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-
perbedaan yang biasanya sama.
Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan
atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar,
atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari
pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan
lainnya.
Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada
perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut
kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan
berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut
heterogenitas sosial.
DIFERENSIASI SOSIAL
Bagan:
Pengelompokan Sosial
Pengelompokan Horisontal
Pengelompokan Vertikal
Heterogenitas sosial
profesi (pekerjaan), gender
Kemajemukan sosial,
ras, etnis dan agama
Ciri-ciri yang Mendasari
Diferensiasi Sosial
Ciri Fisik. Diferensiasi ini terjadi karena
perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna
kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
Ciri Sosia. Muncul karena perbedaan pekerjaan
yang menimbulkan cara pandang dan pola
perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk
didalam kategori ini adalah perbedaan peranan,
prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku
seorang perawat akan berbeda dengan seorang
karyawan kantor.
Ciri-ciri yang Mendasari
Diferensiasi Sosial
Ciri Budaya. Berhubungan erat dengan pandangan
hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai
yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan,
sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan
(etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu
masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian,
arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
Bentukbentuk Diferensiasi
Sosial
Diferensiasi Ras. Ras adalah suatu kelompok manusia yang
memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras
berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri- ciri
fisiknya, bukan budayanya.
Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis). Menurut Hassan
Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan
rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia
berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras.
Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang
lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki
kesamaan berikut : - ciri fisik - kesenian - bahasa daerah adat istiadat
Diferensiasi Klen (Clan)
Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau
keluarga besar. Klen merupakan kesatuan
keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan
(religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen
adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah
atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada
masyarakat unilateral baik melalui garis ayah
(patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
Diferensiasi Klen (Clan)- lanjutan
Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal)
antara lain terdapat pada:
Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)
Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam),
Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam)
Masyarakat Flores (klennya disebut Fam)
Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal)
antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau,
Klennya disebut suku yang merupakan gabungan
dari kampuangkampuang.
Diferensiasi Agama
Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat
berdasarkan agama/kepercayaannya.
Komponen-komponen Agama:
・ Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu
・
・
・
・
menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya.
Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia
seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi,
masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan
sebagainya.
Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan,
Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.
Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng.
Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.
Diferensiasi Agama (lanjutan)
Agama dan Masyarakat. Dalam perkembangannya
agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga
masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi
yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam,
Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu
berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti
Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan
Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.
Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat
yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya.
Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus.
Misalnya profesi dosen memerlukan ketrampilan khusus,
seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb.
Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok
masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh,
pegawai negeri, tentara, dan sebagainya.
Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada
perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan
berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya
melaksanakan pekerjaannya.
Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam
masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks
atau jenis kelamin (perbedaan biologis).
Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari
struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara,
dan sebagainya.
Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat lakilaki atau pria dan kelompok perempuan atau
wanita.
Diferensiasi Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia
berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya,
desa atau kota.
Terbagi menjadi:
masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di
pedesaan atau berasal dari desa;
masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di
perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita
temukan dalam halhal berikut ini : perilaku,tutur kata,
cara berpakaian, cara menghias rumah, dsb.
Diferensiasi Partai
Demi menampung aspirasi masyarakat untuk
turut serta mengatur negara/ berkuasa, maka
bermunculan banyak sekali partai.
Diferensiasi partai adalah perbedaan
masyarakat dalam kegiatannya mengatur
kekuasaan negara, yang berupa kesatuan
kesatuan sosial, seazas, seideologi dan
sealiran.
Referensi:
Nasikun (1984). Sistem Sosial Indonesia.
Jakarta: CV Rajawali. Khusus Bab 3.
Narwoko, J.Dwi & Bagong Suyanto (ed)
(2007). Sosiologi – Teks Pengantar dan
Terapan. Khusus bab tentang Stratifikasi
Sosial dan Diferensiasi Sosial
Integrasi Nasional
Dan
Nilai Dasar Persatuan Bangsa Indonesia
Diskusi Kelompok:
Apakah ada ciri-ciri khas masyarakat Indonesia
secara umum? Kalau ada, ciri-ciri apakah itu?
Apakah perbedaan antara: prinsip Tolong-menolong,
Gotong Royong, dan Kekeluargaan ?
Apakah bentuk gotong royong dan tolong menolong
di daerah Anda masing2 ?
Apakah nilai2 tersebut masih kuat atau memudar?
Kalau sdh memudar, penyebabnya apa?
Pentingnya Integrasi Nasional
• Adanya fakta tentang kemajemukan masy.
Indonesia
• Kesatuan Politik sejak zaman kemerdekaan
tahun 1945 belum dapat menjadi jaminan
integrasi nasional
Masalah yg mengancam integrasi
Kesenjangan pembangunan ekonomi
Masalah Timor Timur, Aceh dan Papua
Konflik Suku dan Agama
Pemekaran Wilayah Administratif dalam
jumlah besar
5 Pengertian Integrasi nasional :
(Mynon Weiner)
1. Proses penyatuan kelompok2 yang berbeda
secara sosial dan kultural ke dalam satu
kesatuan teritorial tunggal dgn satu identitas
nasional.
2. Pembentukan kekuasaan pusat yang
menyatukan unit2 politik di bawahnya, tanpa
peduli apakah unit2 politik tersebut
mempunyai ciri-ciri sosial tersendiri (Contoh:
Uni Soviet, Imperium Romawi)
(lanjutan)
3. Penyatuan antara Pemerintah dan yang
diperintah. Ini mengacu pada konsep negara
integralistik, di mana Pemerintah mempunyai
genggaman yang sangat kuat atas warganya
(contoh: Indon di zaman Suharto).
4. Kesepakatan tentang nilai2 kultural minimum
yg diperlukan bagi menjaga satu tatanan
sosial. Ini mencakup: norma2 legal, pola
perilaku yg ideal, dan tujuan sosial yg ideal.
(lanjutan)
5. Perilaku yang integratif: kekompakan
anggota2 suatu masyarakat dalam
mengorganisasikan diri mereka untuk
mencapai tujuan bersama.
Nilai Dasar Integrasi Nasional
Indonesia
Pancasila: lima nilai dasar yang menjadi
pengikat dan sekaligus acuan bagi kesatuan
bangsa dan masy Indonesia
Gotong Royong: merupakan nilai paling
dasar. Pancasila dianggap sebagai
kristalisasi atau penjabaran dari nilai gotong
royong.
Ir. Soekarno
Jika saya peras yang lima menjadi tiga dan
tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu
perkataan Indonesia yang tulen, yaitu
perkataan “gotong royong”. Negara Indonesia
yang kita dirikan haruslah negara gotong
royong. Alangkah hebatnya ! Negara gotong
royong. (tepuk tangan riuh rendah)
Prof. Soepomo
Dalam suasana persatuan antara rakyat dan
pemimpinnya, antara golongan-golongan
rakyat satu sama lain, segala golongan
diliputi semangat gotong royong, semangat
kekeluargaan.
Gotong Royong sbg Nilai Dasar Integrasi
Nasional Indonesia
Pengertian Gotong Royong menurut Prof.
Koentjaraningrat:
• Konsep GR berhubungan erat dgn kehidupan
masy Indonesia yg agraris.
• “sistem pengerahan tenaga tambahan dari
luar keluarga untuk mengisi kekurangan
tenaga dlm masa sibuk dlm lingkaran
aktivitas bercocok tanam di sawah..”
Taksonomi Gotong Royong A
Taksonomi Gotong Royong B
Perbedaan Gotong Royong dan Tolong
Menolong
Gotong Royong
Tolong Menolong
Kerja sama utk suatu
proyek/ kepentingan
bersama
Kerja sama utk proyek/
kepentingan seorang
individu/keluarga
Tidak ada prinsip reciprocity Berdasarkan atas prinsip
reciprocity
Kecurangan terjadi bila
seseorang tidak
berpartisipasi
Kecurangan terjadi bila
satu pihak tidak membalas
kewajibannya
Dasar perbedaan:
Kerja untuk kepentingan siapa ?
Asas timbal balik
Sanksi sosial
Mana yang lebih tua ?
Gotong royong baru mulai ada sejak manusia
mulai dapat mengorganisasikan diri dalam
kelompok
Tolong menolong sudah ada sejak manusia
ada.
Gotong Royong dan Tolong Menolong
dalam Masy Indonesia
Gotong royong itu ada dalam semua suku
dalam masy Indonesia, hanya nama dan
mekanismenya yang berbeda2.
Semangat tolong menolong secara historis
adalah semangat yg dimiliki oleh semua
masy Indonesia, bahkan dalam arti negatif
sekalipun
Namun, dua nilai itu sekarang ini cenderung
memudar. (mengapa..?)
Asas Kekeluargaan
Ir Soekarno:
- Kekeluargaan: paham yg statis
- Gotong royong: usaha dinamis, pekerjaan
UUD 1945, pasal 33, ayat 1:
“Perekonomian disusun sebagai suatu usaha
bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan”
Asas Kekeluargaan : demokrasi
ekonomi ?
Produksi dikerjakan oleh semua
Untuk semua
Di bawah pimpinan atau kepemilikan anggota
masyarakat.
Ditujukan kepada kemakmuran bersama
Referensi:
Marzali, Amri (2007). Antropologi dan
Pembangunan Indonesia. Yakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Khusus bab 5 dan 6 (hal. 103-161)
Dasar- Dasar llmu Politik dan Sistem
Politik Indonesia
Referensi:
Budiardjo, M. 2012, Ed.Revisi. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Marijan, K. 2011. Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi
Pasca-Orde Baru. Jakarta: Prenada Media Group
Winarno, B. 2008. Sistem Politik Indonesia Era Reformasi.
Yogyakarta: Medpress.
Definisi Ilmu Politik
Secara Umum : Politik adalah bermacam-macam kegiatan
dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut
proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan itu.
Pengambilan Keputusan (decisionmaking) mengenai apakah
yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut
seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala
prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu.
Hal yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu
adalah
a. Kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang
menyangkut :
- pengaturan (allocation) dan Alokasi sumber-sumber
- pembagian (distribution) sumber dan resources yang ada
b. Kekuasaan (power)
c. Kewenangan (authority)
Konsep-Konsep Dasar Ilmu Politik
Negara (state)
Kekuasaan (power)
Pengambilan Keputusan (decisionmaking)
Kebijakan umum (public policy)
Pembagian (distribution)
Penekanan pada Negara
Roger F. Soltau dalam “Introduction to Politic” (1961): Ilmu
Politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan
lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan
itu; hubungan antara negara dengan warganegaranya serta
dengan negara-negara lain
J. Barents, dalam “Ilmu Politika” (1965): Ilmu Politik adalah
ilmu yang mempelajari kehidupan negara…yang merupakan
bagian darikehidupan masyarakat: ilmu politik mempelajari
negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya”
Penekanan Pada Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku. Politik adalah semua kegiatan yang
menyangkut masalah merebutkan dan mempertahankan kekuasaan…
biasanya dianggap bahwa perjuangan kekuasaan (power struggle) ini
mempunyai tujuan yang menyangkut kepentingan seluruh masyarakat
Harold D. Laswell dan A. Kaplan Dalam Power and Society: “ilmu politik
mempelajari kekuasaan dalam masyarakat,..yaitu sifat hakiki, dasar,
prose-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus perhatian seorang
sarjana ilmu politik tertuju pada perjuangan untuk mencapai atau
mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasaan atau
pengaruh atas orang lain, atau menentang pelaksanaan kekuasaan
itu”
Penekanan pada
Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah membuat pilihan diantara beberapa
alternatif, sedang istilah pengambilan keputusan
(decisionmaking) menunjuk pada proses yang terjadi
sampai keputusan itu tercapai, yang diambil secara kolektif
dan mengikat seluruh masyarakat
Penekanan Pada Kebijakan Umum
Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang
diambil oleh seorang pelaku atau oleh kelompok politik
dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk
mencapai tujuan-tujuan itu. Pada prinsipnya pihak yang
membuat kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk
melaksanakannya.
Hoogerwerf : Objek dari ilmu politik adalah kebijakan
pemerintah, proses terbentuknya, serta akibat-akibatnya.
Sedangkan kebijakan umum adalah membangun masyarakat
secara terarah melalui pemakaian kekuasaan
Penekanan Pada Pembagian
(Distribution)
Pembagian (distribution) dan alokasi (allocation) adalah
pembagian dan penjatahan dari nilai-nilai (values) dalam
masyarakat secara mengikat. Asumsinya adalah pembagian
ini sering tidak merata dan karena itu menyebabkan konflik.
Politik adalah “masalah siapa mendapat apa, kapan dan
bagaimana”
Politik : usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk
membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama.
Politik : segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
negara dan pemerintahan.
Politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk
mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam
masyarakat.
Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan umum.
Politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan/atau
mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting
ASUMSI-ASUMSI POLITIK
Setiap masyarakat menghadapi kelangkaan dan
keterbatasan sumber-sumber sehingga konflik
timbul dalam proses penentuan distribusi.
Kelompok yang dominan dalam masyarakat ikut
serta dalam proses pendistribusian dan
pengalokasian sumber-sumber melalui keputusan
politik sebagai upaya menegakkan pelaksanaan
keputusan politik.
Pemerintah mengalokasikan sumber-sumber yang
langka pada beberapa kelompok atau individu,
tetapi mengurangi atau tak mengalokasikan
sumber-sumber itu kepada kelompok atau individu
yang lain.
Lanjut...
Ada tekanan terus-menerus dari pihakpihak yang merasa tidak puas untuk
mengalokasikan sumber-sumber yang
langka.
Meluasnya tekanan-tekanan
mengakibatkan kelompok atau individu
yang mendapatkan keuntungan dari pola
distribusi berupaya keras untuk
mempertahankan struktur yang
menguntungkan
Masih lanjut...
Makin mampu penguasa meyakinkan
masyarakat umum bahwa sistem politik
yang ada memiliki keabsahan (legitimasi)
maka makin mantap kedudukan penguasa
dan kelompok yang diuntungkan dalam
perjuangan mereka menghadapi golongan
yang menghendaki perubahan.
Politik tetapi merupakan the art of the
possible, banyak kebijakan ideal yang
dimaksudkan untuk memecahkan persoalan
yang dihadapi masyarakat ternyata hanya
berupa pemecahan yang bersifat semu.
Lanjut lagi...
Dalam politik tidak ada yang serba gratis.
Setiap usul kegiatan untuk memecahkan
masalah selalu mengandung unsur
untung-rugi.
Peranan penting yang dimainkan manusia
dalam proses politik. Konflik untuk
mendapatkan atau mempertahankan
sumber-sumber yang langka menjadi
konflik antar manusia sebagai individu
atau kelompok.
Konsep-Konsep Dasar
Masyarakat (sudah dibicarakan)
Negara
Kekuasaan
Demokrasi
Pengertian Negara
Roger H. Soltau: agen atau kewenangan yang
mengatur/mengendalikan persoalan2 bersama atas nama masyarakat.
Harold J Laski: masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan yan secara sah lebih berkuasa
dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat.
Max Weber: masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah
Robert M. Maclver: asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintahan yang
untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
Sifat-Sifat Negara
Sifat memaksa: kekuasaan untuk menggunakan
kekerasan fisik secara legal demi penertiban
masyarakat dan ketaatan kepada hukum.
Sifat Monopoli: hak eksklusif untuk menentukan tujuan
bersama dari masyarakat.
Sifat mencakup semua: memberlakukan ketetapan2
hukum untuk semua, dan mencakup semua aspek
kehidupan bersama.
Unsur-Unsur Negara
1. Wilayah: tempat dengan batas-batas yang ditetapkan.
Termasuk wilayah darat, laut dan udara.
2. Penduduk: warganegara dan orang asing yang
berdiam/bekerja di wilayah negara bersangkutan.
3. Pemerintah: organisasi yang menjalankan negara
4. Kedaulatan: kekuasaan tertinggi untuk membuat
undang2 dan melaksanakannya.
Tujuan dan Fungsi Negara
Melaksanakan ketertiban umum
Mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya
Pertahanan
Menegakkan keadilan
DEMOKRASI
Apa yang dimaksudkan dengan Demokrasi?
Mengapa Demokrasi dianggap sebagai bentuk
penyelenggaraan negara yang paling ideal?
Lembaga politik apa aja yang diperlukan dalam Demokrasi
skala besar seperti Indonesia?
Apakah persyaratan pokok untuk berlangsungnya
demokrasi yang ideal?
Apakah organisasi dan praktek ketatanegaraan di
Indonesia sudah sesuai dengan prinsip demokrasi yang
ideal?
Pengertian Demokrasi
Asal kata: demos = rakyat, kratos/kratein = kekuasaan/berkuasa.
Jadi: government by the people, rakyat berkuasa/kekuasaan oleh
rakyat.
Demokrasi: Suatu sistem penyelenggaraan negara berdasarkan
kedaulatan rakyat.
Robert Dahl: Suatu negara/organisasi dapat disebut menjalankan
demokrasi, kalau memenuhi lima standar:
1. Partisipasi yg efektif
2. Persamaan dalam memberikan suara
3. Pemahaman yang cerah
4. Pengawasan agenda
5. Pencakupan orang dewasa.
Keunggulan Demokrasi
Menghindari Tirani: menolong mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh
kaum otokrat yang kejam dan licik.
Menjamin bagi warganegaranya sejumlah hak asasi yang tidak atau
tidak dapat diberikan oleh sistem-sistem yang tidak demokratis.
Menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas bagi warganegaranya.
Membantu orang-orang melindungi kepentingan kepentingan pokok
mereka
Memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi orang-orang untuk
menggunakan kebebasan menentukan nasibnya sendiri, termasuk
untuk hidup di bawah hukum yang mereka pilih sendiri.
Memberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk menjalankan
tanggungjawab moral.
Keunggulan Demokrasi
Membantu perkembangan manusia lebih total dari pada aternatif
lain yang memungkinkan.
Membantu perkembangan kadar persamaan politik yang relatif
tinggi
Dapat mencegah perang satu sama lain
Cenderung lebih makmur.
Nilai-Nilai Dasar Demokrasi
1. Menyelesakan perselisihan secara damai dan
2.
3.
4.
5.
6.
melembaga.
Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai
dalam suatu masyarakat yang sedang berubah.
Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
Membatasi pemakaian kekerasan sampai titik terendah
Mengakui serta menganggap wajar adanya
keanekaragaman
Menjamin tegaknya keadilan.
Lembaga-Lembaga yang
dibutuhkan
1. Para pejabat yang dipilih – Pemerintahan yang bertanggungjawab
2. Pemilihan Umum yang bebas, adil dan berkala, sehingga
3.
4.
5.
6.
7.
menghasilkan DPR yang mewakili kepentingan semua golongan
dalam masyarakat.
Kebebasan berpendapat dan berorganisasi
Sumber informasi alternatif – Pers dan media massa yang bebas
Otonomi asosiasional
Hak kewarganegaraan yang inklusif (mencakup semuanya).
Sistem peradilan yang bebas dan independen
(Lih.: Robert Dahl, 2001. Perihal Demokrasi).
Kondisi-kondisi yang Penting dan
Mendukung
Penting :
1. Pengawasan Militer dan Kepolisian oleh Pejabat-Pejabat yang
terpilih
2. Keyakinan Demokrasi dan Kebudayaan Politik
3. Tidak ada kontrol asing yang memusuhi demokrasi
Mendukung :
1. Masyarakat dan Ekonomi Pasar yang modern
2. Pluralisme sub-kultural yang lemah – Konflik budaya lemah atau
sama sekali tidak ada.
(Lih.: Robert Dahl, 2001. Perihal Demokrasi).
Periodisasi Demokrasi Politik
Indonesia
Masa RI I (1945-1959): Demokrasi konstitusional
Masa RI II (1959-1965): Demokrasi Terpimpin
Masa RI III (1966-1998): Demokrasi Pancasila
Masa RI IV (1998 – skrg): Reformasi
Problematika Politik Indonesia
Masa Reformasi
Problem Kelembagaan: persaingan DPR vs Presiden (dan
lembaga2 lain), Peran partai politik, sistem Pemilu.
Budaya Politik Pemilih dan Partisipasi Publik
Desentralisasi, Otonomi Daerah, dan Demokratisasi
Reformasi Birokrasi
Militer dan Politik
Relasi Bisnis dan Politik
Media Massa dan Demokratisasi
Agama dan Politik
Ge
MANDIRA
Jl. Jend A. Yani 50-52, Kupang
85225
Nusa Tenggara Timur, INDONESIA
Website: www.unwira.ac.id
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
Kuliah Sistem SosialBudaya Indonesia
Semester 2, Jurusan Ilmu Komunikasi, Ilmu
Administrasi Negara dan Ilmu
Pemerintahan
Dosen pengasuh
pengasuh
Dosen
o Nama : P. Yulius Yasinto,
SVD
o Lahir : Weleng, 18 Juli 1965
o Pendidikan :
1. Sarjana Filsafat Agama, STFK
Ledalero
2. MA Contemporary Sociology:
Lancaster University, UK., 2000
3. MSc Social Policy and Planning
In Developing Countries:
LSE, London University, 2001
o Alamat: Soverdi Oebufu
Email : [email protected]
HP : 081 236 967 000
Tujuan Mata Kuliah
1.
2.
3.
Memahami Pluralitas dan Kompleksitas Sosial-Budaya
Masyarakat Indonesia
Mengidentifikasi Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial-Budaya
dan Pendorong menuju Integrasi Sosial-Budaya Masyarakat
Indonesia
Memahami sistem politik, budaya, ekonomi dan hukum
masyarakat Indonesia
Deksripsi Mata Kuliah
1.
2.
3.
Heterogenitas Masyarakat Indonesia
Pendekatan Teoretis
Sub-sistem Budaya, Politik, ekonomi dan Hukum
Metode Perkuliahan
Input oleh Dosen Pengasuh
Refleksi Pribadi
Diskusi dan Kerja Kelompok
Pengamatan Langsung
Jumlah Pertemuan
(16 x)
14 pertemuan tatap muka
1 x Ujian Tengah Semester
1 x Ujian Akhir Semester
Unsur Penilaian/Evaluasi
Ujian : Tengah Semester dan
Semester
Tugas : Pribadi dan Kelompok
Keaktifan dalam kuliah, termasuk
frekuensi kehadiran
Practicalities
Semua mahasiswa harus mengikuti kuliah, minimal
sebanyak 10 x (80%), untuk dapat mengikuti Ujian
dan memperoleh nilai dari mata kuliah ini.
Jadwal Kuliah dapat diubah sesuai kesepakatan
bersama.
Yang Ijin atau Sakit harus menyampaikan
permohonan dan pemberitahuan secara tertulis
kepada Dosen pengasuh.
Wajib berpakaian rapih dan sopan pada waktu
mengikuti kuliah.
Mahasiswa harus datang kuliah tepat waktu. Yang
terlambat lebih dari 15 menit, tidak diperkenankan
mengikuti kuliah dan dianggap alpa.
HP harus dinon-aktifkan selama kuliah.
Kerangka Bahan Kuliah
No
1
Topik
Pengantar : Sistem Sosial
JmlPertemu
an
2
a Pengertian Sistem
b Masyarakat sebagai Suatu Sistem
c Komponen Sistem Sosial
2
Pendekatan Teoretis
a Teori Struktural-Fungsional
b Teori Konflik Dialektika
3
Struktur Majemuk Masyarakat
Indonesia
a Faktor Penyebab Kemajemukan
Masyarakat Indonesia
b Kemajemukan Masyarakat Indonesia
2
Kerangka Bahan Kuliah
No
3
Topik
Integrasi Nasional dan Kebudayaan
Indonesia
JmlPertemu
an
2
a Pengertian Integrasi Nasional
b Nilai-Nilai Dasar Integrasi Nasional
Indonesia
4
Sistem Politik Indonesia
a Hakekat Politik
b Sistem Politik di Indonesia
5
Sistem Ekonomi Indonesia
a Dua Aliran Utama
b Pendekatan Ekonomi Indonesia pada
2
Kerangka Bahan Kuliah
No
6
Topik
Sistem Hukum Indonesia
a Tempat Hukum dalam Masyarakat
b Tinjauan Historis
c Pancasila sebagai Dasar Hukum
JmlPertemu
an
2
References
1.
2.
3.
4.
5.
Nasikun (1984). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: CV
Rajawali.
Marzali, Amri (2007). Antropologi dan
Pembangunan Indonesia. Yogyakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Narwoko, J.Dwi & Bagong Suyanto (ed) (2007).
Sosiologi – Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Winarno, Budi (2007). Sistem Politik Indonesia Era
Reformasi. Yogyakarta: Medpress
Rahardjo, Satjipto. 2009. Hukum dan Perubahan
Sosial: Suatu Tinjauan Teoretis serta PengalamanPengalaman Indonesia. Jokyakarta: Genta Publishing
Kenapa perlu mempelajari
Sistem Sosbud Indonesia ?
Membantu mahasiswa memahami kondisi
sosial-budaya Indonesia
Masyarakat Indonesia sangat heterogen
secara vertikal maupun horisontal
Indonesia memiliki masyarakat dengan ciri
PLURALITAS yang tinggi.
AKIBAT HETEROGENITAS MASYARAKAT
INDONESIA
Masyarakat menjadi RAWAN KONFLIK
Dua pertanyaan dasar
Faktor-faktor latent apakah yang
sesungguhnya telah menyebabkan
terjadinya konflik?.
2. Faktor-faktor apakah yang
mengintegrasikan masyarakat
Indonesia yang memiliki kondisi
potensial konflik?.
1.
Untuk menjawab 2
pertanyaan tersebut
maka..................
HARUS MENGETAHUI DAN MEMAHAMI
SISTEM SOSIAL INDONESIA
Bab 1. Sistem Sosial
Pengertian
sistem
Masyarakat sebagai suatu sistem
Komponen-Komponen Sistem Sosial
Sub-Sistem dan Fungsi-Fungsinya
Apakah SISTEM…..?????
Konsep yang menjelaskan:
Suatu kompleksitas dari saling ketergantungan
antar bagian-bagian,komponen-komponen,
dan proses-proses yang melingkupi aturanaturan tata hubungan yang dapat dikenali.
Suatu tipe serupa dari saling ketergantungan
antar kompleksitas tersebut dengan
lingkungan sekitarnya.
Systema (bhs Yunani)
Sehimpunan
dari bagian atau
komponen2 yang saling berhubungan
satu sama lain secara teratur, dan
merupakan suatu keseluruhan.
Merujuk pada :
Sehimpunan
gagasan atau ide yang tersusun
menjadi satu kesatuan yang logis. Contoh:
sistem pemerintahan demokratis, sistem teologi
pembebasan
Sehimpunan benda2 tertentu yg tersusun dlm
suatu hub yang khusus satu sama lain. Contoh:
sistem tubuh manusia, sistem mesin kendaraan
bermotor
Metode atau tata cara. Contoh: sistem belajar
jarak jauh, sistem mengetik 10 jari.
Gambar SISTEM
SISTEM
HUBUNGAN SALING
TERGANTUNG
SUB SISTEM
Talcott Parsons
Pelopor teori sistem sosial
Asal: USA, lahir thn 1902,
meninggal thn 1979.
Menempuh pendidikan
seluruhnya di Jerman, gelar
doktor dalam usia 25 thn
Berkarier di Harvard
University, membawa
pemikiran2 Max Weber
Karya terkenal: The Social
System
Sistem menurut Talcott Parsons
Adalah
interdependensi antara bagianbagian, komponen2, dan proses2 yang
mengatur hubungan tersebut.
Karakteristik Sistem
Terdiri
dari banyak bagian atau
komponen
Komponen2 berhubungan satu sama
lain dalam pola saling ketergantungan
Keseluruhan sistem lebih dari pada
sekedar penjumlahan dari komponenkomponen
Masyarakat sbg Suatu Sistem
Kehidupan
sosial harus dipandang
sebagai sebuah sistem (Talcott
Parsons).
Artinya: kehidupan bersama dalam
masyarakat harus dilihat sebagai suatu
keseluruhan dari unsur2 atau bagian2 yg
berhub satu sama lain, saling tergantung
dan berada dlm satu kesatuan.
Karakter Masyarakat
Memiliki
unsur2 atau komponen2 yang
membentuk masyarakat itu sebagai satu
keseluruhan
Unsur2 tersebut saling berhubungan dan
tergantung satu sama lain.
Cenderung mempertahankan
equilibrium/keseimbangan
Komponen Sistem Sosial
Komponen
Sistem Sosial adalah peranperan sosial. Peran sosial = tingkah laku
yang diharapkan atau tingkah laku
normatif yang melekat pada status sosial
sesorang.
Yang memegang peran sosial itu adalah
manusia/individu yang menjadi anggota
masyarakat.
Pemegang
peran sosial itu dapat
berganti dari waktu ke waktu, sedangkan
keberadaan peran sosialnya tetap.
Sebagai komponen dari sistem sosial
masyarakat, peran2 sosial itu saling
berhubungan secara timbal balik dan
saling tergantung untuk membentuk
suatu kesatuan hidup bermasyarakat.
Unsur2 Pokok Tindakan M’sia
Sistem
kepribadian, sosial dan budaya.
Sistem budaya menjadi dasar dari
struktur normatif sistem sosial dan dasar
bagi proses pengambilan keputusan
dalam sistem kepribadian
Yang terpenting adalah integrasi sosial.
Aspek kepribadian dan budaya bersifat
menopang.
Penting utk integrasi sosial
Sistem sosial harus mampu mendorong
warga masyarakat agar berperilaku
sesuai harapan dan peran
2. Sistem sosial harus mampu meredam
penyimpangan dalam masyarakat.
1.
4 sub-system (AGIL)
Fungsi Adaptasi
(adaptation)
Fungsi pencapaian tujuan (goal
attainment)
Fungsi Integrasi (Integration)
Fungsi mempertahankan pola dan
struktur masyarakat (latent pattern
maintenance)
Fungsi Adaptasi
Dijalankan
oleh sub-sistem Ekonomi
Terdiri atas fungsi produksi dan distribusi
barang dan jasa
Menghasilkan fasilitas2 atau alat2 yang
digunakan utk mencapai tujuan suatu
sistem
Fungsi Pencapaian Tujuan
Dijalankan
oleh sub-sistem politik
Menjalankan fungsi distribusi kekuasaan
dan monopoli penggunaan legalized
power.
Memaksimalkan potensi masyarakat utk
mencapai tujuan kolektifnya.
Fungsi Integrasi
Dijalankan
oleh sub-sistem hukum
Dengan cara mempertahankan tata cara
dan keterpaduan antara komponen2 dlm
sistem yang berbeda pendapat,
pandangan dan kerangka moralitas,utk
mendorong solidaritas sosial.
Termasuk: perangkat hukum, kontrol
sosial, kebiasaan dan norma2 sosial.
Fungsi lattent pattern maintenance
Dijalankan
oleh sub-sistem budaya.
Berfungsi menangani pemeliharaan
nilai2 dan norma2 budaya yang berlaku,
demi kelestarian struktur masyarakat.
Termasuk: keluarga, agama dan
pendidikan.
Referensi:
Singgih,
Doddy S (2004) “Sistem Sosial”
dalam Narwoko, J. Dwi & B. Suyanto
(eds.) Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Predana Media Group.
Parsons, Talcott (1951). The Social
System.
Bab 2. Pendekatan Teoretis
UNTUK MEMAHAMI SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA INDONESIA
DIPERLUKAN PENGUASAAN TEORI. Karena fungsi teori
adalah memberi MAKNA terhadap REALITAS SOSIAL
DUA PENDEKATAN TEORETIS YANG
UTAMA:
STRUKTURAL
FUNGSIONAL
KONFLIK
DIALEKTIKA
Teori STRUKTURAL FUNGSIONAL
Nama lain:
Integration Approach
Order Approach
Equilibrium Approach
Structural-Functional Approach
TOKOH
Plato
Auguste Comte (organismic approach)
Herbert Spencer, Emile Durkheim,
Branislaw Malinowski, Redcliffe Brown
(konsep Struktur dan Fungsi)
Talcott Parsons (fungsionalisme struktural)
Teori Struktural-Fungsional
Asumsi Dasar:
Masyarakat terintegrasi atas dasar kata sepakat para anggotanya
terhadap nilai dasar kemasyarakatan yang menjadi panutannya.
Kesepakatan tersebut menjadi General Agreements yang
mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan pendapat dan
kepentingan para anggotanya.
Masyarakat sebagai suatu sistem secara fungsional terintegrasi ke
dalam suatu bentuk equilibrium.
Masyarakat adalah suatu sistem dari bagian-bagian yang saling
berhubungan
Hubungan dalam masyarakat bersifat ganda dan timbal-balik (saling
mempengaruhi)
Secara fundamental, sistem sosial cenderung bergerak kearah
equilibrium dan bersifat dinamis.
Disfungsi/ketegangan sosial/penyimpangan pada akhirnya akan
teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian dan proses
institusionalisasi.
Perubahan-perubahan dalam sistem sosial bersifat gradual melalui
penyesuaian. Bukan bersifat revolusioner.
Perubahan terjadi melalui 3 macam kemungkinan:
1. Penyesuaian sistem sosial terhadap perubahan dari luar (extra
systemic change)
2. Pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional.
3. Penemuan baru oleh anggota masyarakat.
Faktor terpenting dalam integrasi adalah konsensus (oleh karena itu
teori ini masuk dalam kategori teori Konsensus)
Norma Sosial
Masyarakat sebagai suatu sistem sosial berjalan di atas standar penilaian
umum yang disepakati bersama. Yang terpenting di antaranya adalah Norma
Sosial.
Prosesnya: Krn setiap orang memegang norma yang sama (sbg tanggapan
atas situasi tertentu), maka tingkah laku mereka dapat membentuk struktur
sosial tertentu.
Equilibrium dari sebuah sistem sosial terpelihara oleh berbagai proses dan
mekanisme sosial.
Dua mekanisme sosial utama adalah:
a.
sosialisasi
b.
pengawasan sosial
Bentuk-bentuk Norma
Folkways
Mores
Hukum
Nilai
Kritik
(David Lockwood)
Terdapat SUB STRATUM yang berupa disposisi-disposisi yang
mengakibatkan timbulnya perbedaan “life chances” (kesempatan
hidup) dan kepentingan-kepentingan yang tidak normatif.
Terlalu menekankan anggapan dasarnya pada peranan unsurunsur normatif dari tingkah laku sosial (pengaturan secara
normatif terhadap hasrat seseorang untuk menjamin stabilitas
sosial).
Dalam setiap situasi sosial terdapat 2 hal yaitu: Tata Tertib yang
bersifat normatif dan Sub-stratum yang melahirkan konflik.
GAMBARAN SITUASI SOSIAL MENURUT DAVID LOCKWOD
SUB STRATUM
TATA TERTIB
Kenyataan yang Diabaikan dalam
Pendekatan Struktural Fungsional
1.
2.
3.
4.
Setiap struktur sosial mengandung konflik dan kontradiksi yang
bersifat internal dan menjadi penyebab perubahan.
Reaksi suatu sistem sosial terhadap perubahan yang datang
dari luar (extra systemic change) tidak selalu bersifat
Adjustive/menyesuaikan.
Suatu sistem sosial dalam waktu yang panjang dapat
mengalami konflik sosial yang bersifat “vicious circle”.
Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara gradual
melalui penyesuaian, tetapi juga dapat terjadi secara
revolusioner
Diskusi Kelompok
Identifikasikan
konflik-konflik sosial yang
pernah terjadi dalam sejarah masyarakat
Indonesia.
Faktor-faktor utama apa saja yang
menjadi penyebab dari konflik2 tersebut?
Strategi apakah yang dapat dilakukan
untuk mengatasi berbagai konflik sosial di
Indonesia ?
Teori Konflik Dialektika
Memandang bahwa perubahan sosial
tidak terjadi melalui proses
penyesuaian nilai-nilai yang
membawa perubahan, tetapi terjadi
akibat adanya konflik yang
menghasilkan kompromi-kopromi
yang berbeda dengan kondisi semula.
Tokoh
Ralf
Dahrendorf
Lewis Coser (Teori Konflik Sosial)
Randall Collins (“Konflik adalah proses
sentral dalam kehidupan sosial”)
Perbandingan Dua Teori
Fungsionalisme Struktural
Konflik
Masyarakat adalah statis
Masyarakat tunduk pada proses
perubahan
Menekankan keteraturan masyarakat
Menekankan pertikaian dan konflik
dalam sistem sosial
Setiap elemen masyarakat berperan
dalam menjaga stabilitas
Berbagai elemen masyarakat
menyumbang terhadap disintegrasi dan
perubahan
Masyarakat teratur karena diikat oleh
norma, nilai dan moral
Keteraturan adalah hasil pemaksaan
oleh mereka yang memegang otoritas
Kohesi tercipta oleh nilai bersama
masyarakat
Kekuasaan yang berperan
mempertahankan ketertiban masyarakat
ASUMSI DASAR
1.
2.
3.
4.
Perubahan Sosial merupakan gejala yang
melekat di setiap masyarakat
Konflik adalah gejala yang melekat pada
setiap masyarakat
Setiap unsur didalam suatu masyarakat
memberikan sumbangan bagi terjadinya
disintegrasi dan perubahan-perubahan
sosial.
Setiap masyarakat terintegrasi diatas
penguasaan atau dominasi oleh sejumlah
orang atas sejumlah orang-orang yang lain
Unsur-unsur yang
bertentangan dalam
masyarakat atau
kontradiksi intern akibat
pembagian
kewenangan/otoritas
yang tidak merata dapat
menyebabkan terjadinya
Perubahan Sosial.
Contoh: Reformasi di Indonesia tahun 1998
Konflik bersifat melekat kepada masyarakat, namun
dalam kenyataannya sistem dalam masyarakat tetap
bisa berjalan
Karena kepentingan-kepentingan anggota
masyarakat sudah terwakili melalui mekanisme
yang “terlembaga” sehingga menghasilkan
kompromi-kompromi baru yang diterima
ICA
Menurut
Dahrendorf: Karena adanya ICA –
Imperatively Coordinated Association (Asosiasi
Terkoordinasi secara Imperatif) yang mewakili
organisasi-organisasi yang berperan penting di
dalam masyarakat.
Terbentuk atas hubungan-hubungan kekuasaan
antara beberapa kelompok pemeran kekuasaan
yang ada dalam masyarakat
Kekuasaan menunjukkan adanya faktor “paksaan”
oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain.
Dalam ICA hubungan kekuasaan menjadi “ter-sahkan” atau terlegitimasi.
Dalam
ICA terdapat “the ruling” dan “the
ruled” (pemeran yang berkuasa dan pemeran
yang dikuasai) yang berkuasa berusaha
mempertahankan status quo, yang dikuasai
berusaha mendapatkan status quo.
Terdapat dikotomi antara dominator dan subdominator (“dominated group” dengan
“subjugated group”)
Kekuasaan dan otoritas merupakan sumber
yang langka dan selalu diperebutkan dalam
ICA.
MENGUASAI
DOMINATED
DIKUASAI
LEGITIMASI
SUBJUGATED
SUBJUGATED
SUBJUGATED
SUBJUGATED
SUBJUGATED
Teori Konflik Dialektika lebih sesuai
dengan Realitas Sosial
Dahrendorf dengan teori Konflik Dialektika
berusaha menyempurnakan pendapat Karl
Marx mengenai Realitas Sosial
Pandangan Teori Konflik tentang
REALITAS SOSIAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sistem Sosial selalu berada dalam konflik yang terus menerus (continual
state of conflict)
Konflik tercipta karena kepentingan yang saling bertentangan dalam struktur
sosial
Kepentingan yang saling bertentangan merupakan refleksi dari perbedaan
dalam distribusi kekuasaan antar kelompok yang mendominasi dan
terdominasi.
Kepentingan cenderung mempolarisasi kedalam dua kelompok kepentingan
Konflik bersifat dialektika (suatu konflik menciptakan suatu kepentingan yang
baru, yang dibawah kondisi tertentu akan menurunkan konflik yang
berikutnya)
Perubahan sosial adalah ciri/karakter yang selalu berada dimanapun
(ubiquitous feature) dalam setiap sistem sosial dan akibat dari konflik.
Konflik dapat diatasi oleh kekuasaan yang dihimpun di dalam ICA. ICA
yang dominan dapat meredam konflik
Dalam tinjauan Konflik Dialektika, suatu kepentingan
bisa dinegoisasikan antar kelompok dalam ICA jika sudah
menjadi kelompok kepentingan yang bersifat nyata
Sehingga,
bersatunya individu yang memiliki kepentingan yang
sama dalam sebuah kelompok yang terorganisir menjadi
hal yang penting.
Kepentingan yang sama dari beberapa individu, jika
tidak diorganisasi secara formal kedalam suatu
kelompok, merupakan kepentingan semu karena tidak
ada yang bisa mewakili/mengatasnamakan pemilik
kepentingan.
Prasyarat Kelompok Semu Terorganisir menjadi
Kelompok Kepentingan
1.
2.
3.
Kondisi teknis dari suatu organisasi (sejumlah
orang yang mampu mengorganisasikan dan
merumuskan kepentingan laten menjadi
kepentingan yang nampak)
Kondisi politis dari suatu organisasi (adanya
kebebasan politik untuk berorganisasi yang
diberikan oleh masyarakat)
Kondisi sosial bagi suatu organisasi (adanya
sistem komunikasi yang memungkinkan para
anggota dari suatu kelompok semu
berkomunikasi satu sama lain dengan mudah)
Skematis proses kelompok semu menjadi kelompok
kepentingan
KONDISI TEKNIS
KONDISI POLITIS
KONDISI SOSIAL
KELOMPOK
KEPENTINGAN
Menurut penganut teori KONFLIK:
Konflik tidak bisa dilenyapkan, tetapi
hanya bisa dikendalikan,
Agar Konflik Laten tidak menjadi
Manifest/Nampak dalam bentuk
Kekerasan
BENTUK PENGENDALIAN KONFLIK
KONSILIASI
(CONCILIATION)
MEDIASI
(MEDIATION)
PERWASITAN
(ARBITRATION)
KONSILIASI
(CONCILIATION)
Terwujud
melalui Lembaga-Lembaga tertentu yang
memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan
keputusan di antara
pihak-pihak yang berkonflik.
Dilakukan dengan cara damai.
Lembaga-lembaga tersebut berfungsi efektif bila:
a.Bersifat otonom dengan wewenang untuk mengambil
keputusan tanpa campur tangan pihak lain.
b.Kedudukan lembaga tersebut dalam masyarakat bersifat
monopolistis (hanya lembaga tersebut yang berfungsi
demikian.
c.Peran lembaga harus mampu mengikat kelompok
kepentingan yang berlawanan, termasuk keputusankeputusan yang dihasilkan.
d.Harus bersifat demokratis.
Agar konsiliasi dapat terjadi, kelompokkelompok kepentingan yang berkonflik
harus memenuhi tiga syarat berikut:
Masing-masing
kelompok sadar sedang
berkonflik
Kelompok-kelompok yang berkonflik
terorganisir secara jelas.
Setiap kelompok yang berkonflik harus
patuh pada “rule of the games”
MEDIASI (MEDIATION)
Fihak yang berkonflik sepakat menunjuk
fihak KETIGA untuk memberi “nasehatnasehat” penyelesaian konflik
MENGURANGI IRASIONALITAS KELOMPOK
YANG BERKONFLIK
PERWASITAN (ARBITRATION)
Dilakukan/terjadi jika fihak yang
bersengketa bersepakat untuk menerima
atau “terpaksa” menerima hadirnya fihak
ketiga yang akan memberikan “keputusankeputusan” tertentu untuk mengurangi
konflik
Jika pengendalian konflik efektif maka:
KONFLIK AKAN MENJADI KEKUATAN
PENDORONG TERJADINYA
PERUBAHAN-PERUBAHAN SOSIAL
YANG TERUS BERLANJUT
Referensi:
Damsar & Indrayani (2009) Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta:
Penerbit Kencana (hal 49 – 59).
Nasikun (1984). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: CV Rajawali.
Ritzer, G & D.J. Goodman (2003). Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Penerbit Kencana (bab 3: hal 115 – 168)
STRUKTUR MAJEMUK
MASYARAKAT INDONESIA
MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB
STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT
BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK
MASING-MASING SUB STRUKTUR
BERJALAN DENGAN SISTEMNYA MASINGMASING
Diskusi Kelompok
1. Faktor-Faktor apakah yang menyebabkan
masyarakat Indonesia sangat beragam dari sisi:
a. Suku Bangsa
b. Agama
c. Budaya Regional
2. Menurut anda, unsur apakah yang dapat disebut
sebagai “ciri khas” masyarakat Indonesia?
3. Faktor-Faktor apakah yang sesungguhnya dapat
mengintegrasikan masyarakat yg begitu majemuk?
PLURALITAS MASYARAKAT
INDONESIA DISEBABKAN OLEH:
KEADAAN GEOGRAFIS
LETAK INDONESIA ANTARA SAMODERA
INDONESIA DAN SAMODERA PASIFIK (pusat
lalu lintas perdagangan dan persebaran agama)
IKLIM YANG BERBEDA (berakibat plural
secara regional)
CURAH HUJAN DAN KESUBURAN TANAH YANG
BERBEDA (PLURALITAS LINGKUNGAN
EKOLOGIS)
a)
b)
WETRICE CULTIVATION (pertanian sawah di Jawa dan
Bali)
SHIFTING CULTIVATION (pertanian ladang di luar Jawa)
WILAYAH INDONESIA
Struktur Sosial:
Suatu susunan/konfigurasi dari beberapa
orang dengan kategori yang berbeda,
tetapi terikat pada suatu tata hubungan
kerja yang sama
Struktur sosial
Hubungan kerja
Beberapa orang
dgn kategori
yang berbeda
Jadi:
Dalam struktur sosial terdapat sistem
sosial
Dalam sistem sosial terdapat seperangkat
kegiatan bersama yang memperlihatkan
hubungan timbal balik yang disebut
struktur
SISTEM SOSIAL DAN STRUKTUR
SOSIAL TIDAK BISA DI PISAHKAN
STRUKTUR SOSIAL memperlihatkan suatu
HUBUNGAN yang KONSTAN sebagai suatu
kerangka
SISTEM, memberikan SIFAT dan DINAMIKA pada
STRUKTUR secara KESELURUHAN
STRUKTUR SOSIAL
SISTEM
INDONESIA adalah MASYARAKAT
MAJEMUK yang ditandai oleh 2 ciri
unik:
MAJEMUK secara HORIZONTAL
MAJEMUK secara VERTIKAL
KONSEKWENSINYA adalah:
Dalam mengamati SISTEM SOSIAL
DAN BUDAYA serta REALITAS
MASYARAKAT INDONESIA diperlukan
minimal penguasaan 2 teori, yaitu;
KONFLIK DIALEKTIKA dan
STRUKTURAL FUNGSIONAL.
KONFLIK dan KONSENSUS adalah
gejala yang melekat bersama-sama
di masyarakat (David Lockwood)
MASYARAKAT MAJEMUK INDONESIA
adalah:
SUATU MASYARAKAT MAJEMUK
(PLURAL SOCIETIES) yang
masyarakatnya terdiri atas dua atau
lebih elemen yang hidup sendirisendiri tanpa ada pembauran satu
sama lain dalan SATU KESATUAN
POLITIK (Furnival)
CIRI MASY. MAJEMUK INDONESIA
Dalam KEHIDUPAN POLITIK,
tidak ada KEHENDAK BERSAMA
Dalam KEHIDUPAN EKONOMI,
tidak ada PERMINTAAN SOSIAL
yang DIHAYATI BERSAMA oleh
seluruh elemen MASYARAKAT
(common social demand)
Tidak adanya PERMINTAAN SOSIAL yang
dihayati bersama, menyebabkan
KARAKTER EKONOMI YANG BERBEDA.
EKONOMI MAJEMUK MASY. MAJEMUK
EKONOMI TUNGGAL MASY. HOMOGEN
Akibatnya:
Anggota masyarakat kurang
memiliki loyalitas terhadap
masyarakat sebagai
KESELURUHAN, kurang memiliki
HOMOGENITAS KEBUDAYAAN
dan kurang memiliki DASARDASAR untuk saling memahami
satu sama lain.
KARAKTERISTIK MASYARAKAT
MAJEMUK (Pierre L. Van Den Berghe)
Terjadi SEGMENTASI kedalam bentuk
KELOMPOK-KELOMPOK yang memiliki
kebudayaan yang berbeda
Memiliki STRUKTUR SOSIAL yang terbagi-bagi
ke dalam LEMBAGA-LEMBAGA yang NON
KOMPLEMENTER
Kurang mengembangkan KONSENSUS antar para
anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
Relatif sering terjadi KONFLIK
KARAKTERISTIK MASYARAKAT
MAJEMUK (lanjutan)
Secara relatif, INTEGRASI SOSIAL tumbuh diatas
PAKSAAN dan saling SALING
KETERGANTUNGAN DALAM BIDANG
EKONOMI
Adanya DOMINASI POLITIK oleh SUATU
KELOMPOK atas KELOMPOK YANG LAIN
KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK INI
TIDAK BISA DIGOLONGKAN KE DALAM DUA
GOLONGAN MASYARAKAT (MODERN DAN
TRADISIONAL) MENURUT EMILE DURKHEIM
Terkait dengan ciri masyarakat majemuk;
Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan
masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan
yang bersifat segmenter.
Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan
masyarakat yang memiliki differensiasi atau
spesialisasi yang tinggi
MASYARAKAT YANG MEMILIKI UNIT KEKERABATAN
YANG BERSIFAT SEGMENTER
Adalah:
Suatu masyarakat yang
terbagi-bagi ke dalam
berbagai kelompok
berdasarkan garis
keturunan tunggal, tetapi
memiliki struktur
kelembagaan yang bersifat
homogen
MASYARAKAT YANG MEMILIKI
DIFERENSIASI/SPESIALISASI TINGGI
Adalah
Suatu masyarakat dengan
tingkat differensiasi
fungsional yang tinggi
dengan banyak lembagalembaga kemasyarakatan
yang saling komplementer
dan saling tergantung
Menurut Van den Berghe;
SOLIDARITAS MEKANIS DAN
SOLIDARITAS ORGANIS sulit di
tumbuhkan dalam MASYARAKAT
MAJEMUK
Karena
Pengelompokan yang terjadi bersifat sesaat
atas dasar kepentingan praktis
FAKTOR YANG MENGINTEGRASIKAN
MASYARAKAT MAJEMUK
Adanya KONSENSUS diantara sebagian
besar anggota masyarakat terhadap NILAINILAI KEMASYARAKATAN yang bersifat
fundamental
Adanya berbagai masyarakat yang berasal
dari BERBAGAI KESATUAN SOSIAL
(cross cutting affiliations) yang akan
menyebabkan terjadinya LOYALITAS
GANDA (cross cutting loyalities)
Cross cutting affiliations and cross
cutting loyalities
KESATUAN SOSIAL
MASYARAKAT
TERINTEGRASI
KEMUNGKINAN YANG TERJADI
PADA MASYARAKAT MAJEMUK
minimal ada 2 (dua) tingkatan konflik yang
mungkin terjadi;
KONFLIK BERSIFAT IDEOLOGIS
KONFLIK BERSIFAT POLITIS
KONFLIK BERSIFAT IDEOLOGIS
Terwujud dalam bentuk konflik antara
SISTEM NILAI yang DIANUT OLEH serta
menjadi IDEOLOGI dari BERBAGAI
KESATUAN SOSIAL
KONFLIK BERSIFAT POLITIS
Terjadi dalam bentuk PERTENTANGAN di
dalam PEMBAGIAN STATUS
KEKUASAAN dan SUMBER-SUMBER
EKONOMI yang terbatas, diantara anggota
masyarakat
Dalam situasi “KONFLIK”, masyarakat yang
berselisih berusaha MENGABAIKAN DIRI
dengan MEMPERKOKOH SOLIDARITAS
ANGGOTA, MEMBENTUK ORGANISASI
KEMASYARAKATAN untuk
KESEJAHTERAAN dan PERTAHANAN
BERSAMA
Faktor tersebut DIPERKUAT oleh ADANYA
PAKSAAN dari SUATU KELOMPOK atau
KESATUAN SOSIAL yang DOMINAN atas
KELOMPOK yang LAIN
KELOMPOK
PERTAHANAN
SUATU INTEGRASI SOSIAL YANG TANGGUH
DAPAT BERKEMBANG APABILA
SEBAGIAN BESAR ANGGOTA MASYARAKAT
BANGSA BERSEPAKAT TENTANG BATASBATAS TERITORIAL DARI NEGARA SEBAGAI
SUATU KEHIDUPAN POLITIK
SEBAGIAN BESAR ANGGOTA MASYARAKAT
BERSEPAKAT MENGENAI STRUKTUR
PEMERINTAHAN DAN ATURAN-ATURAN
DALAM PROSES POLITIK YANG BERLAKU
BAGI SELURUH MASYARAKAT (William
Liddle)
KONSEP STATUS DAN PERANAN UNTUK
MELIHAT HUBUNGAN INDIVIDU DENGAN
SISTEM SOSIAL
STATUS adalah suatu posisi dalam struktur
sosial yang menentukan dimana seseorang
menempatkan dirinya dalam suatu komunitas
dan bagaimana ia diharapkan bersikap dan
berhubungan dengan orang lain.
PERANAN adalah pola perilaku yang
diharapka dari seseorang yang mempunyai
status atau posisi tertentu dalam suatu
organisasi atau masyarakat
Dalam suatu SISTEM SOSIAL, individu
menduduki suatu tempat (status) dan
bertindak (berperan) sesuai dengan normanorma atau aturan-aturan yang dibuat oleh
sistem
DIFERENSIASI SOSIAL
Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada
banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras,
etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.
Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara
bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam
lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah
dan lapisan rendah.
Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini
dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.
DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-
perbedaan yang biasanya sama.
Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan
atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar,
atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari
pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan
lainnya.
Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada
perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut
kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan
berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut
heterogenitas sosial.
DIFERENSIASI SOSIAL
Bagan:
Pengelompokan Sosial
Pengelompokan Horisontal
Pengelompokan Vertikal
Heterogenitas sosial
profesi (pekerjaan), gender
Kemajemukan sosial,
ras, etnis dan agama
Ciri-ciri yang Mendasari
Diferensiasi Sosial
Ciri Fisik. Diferensiasi ini terjadi karena
perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna
kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
Ciri Sosia. Muncul karena perbedaan pekerjaan
yang menimbulkan cara pandang dan pola
perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk
didalam kategori ini adalah perbedaan peranan,
prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku
seorang perawat akan berbeda dengan seorang
karyawan kantor.
Ciri-ciri yang Mendasari
Diferensiasi Sosial
Ciri Budaya. Berhubungan erat dengan pandangan
hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai
yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan,
sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan
(etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu
masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian,
arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
Bentukbentuk Diferensiasi
Sosial
Diferensiasi Ras. Ras adalah suatu kelompok manusia yang
memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras
berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri- ciri
fisiknya, bukan budayanya.
Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis). Menurut Hassan
Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan
rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia
berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras.
Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang
lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki
kesamaan berikut : - ciri fisik - kesenian - bahasa daerah adat istiadat
Diferensiasi Klen (Clan)
Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau
keluarga besar. Klen merupakan kesatuan
keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan
(religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen
adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah
atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada
masyarakat unilateral baik melalui garis ayah
(patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
Diferensiasi Klen (Clan)- lanjutan
Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal)
antara lain terdapat pada:
Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)
Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam),
Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam)
Masyarakat Flores (klennya disebut Fam)
Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal)
antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau,
Klennya disebut suku yang merupakan gabungan
dari kampuangkampuang.
Diferensiasi Agama
Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat
berdasarkan agama/kepercayaannya.
Komponen-komponen Agama:
・ Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu
・
・
・
・
menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya.
Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia
seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi,
masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan
sebagainya.
Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan,
Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.
Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng.
Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.
Diferensiasi Agama (lanjutan)
Agama dan Masyarakat. Dalam perkembangannya
agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga
masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi
yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam,
Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu
berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti
Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan
Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.
Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat
yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya.
Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus.
Misalnya profesi dosen memerlukan ketrampilan khusus,
seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb.
Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok
masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh,
pegawai negeri, tentara, dan sebagainya.
Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada
perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan
berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya
melaksanakan pekerjaannya.
Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam
masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks
atau jenis kelamin (perbedaan biologis).
Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari
struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara,
dan sebagainya.
Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat lakilaki atau pria dan kelompok perempuan atau
wanita.
Diferensiasi Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia
berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya,
desa atau kota.
Terbagi menjadi:
masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di
pedesaan atau berasal dari desa;
masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di
perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita
temukan dalam halhal berikut ini : perilaku,tutur kata,
cara berpakaian, cara menghias rumah, dsb.
Diferensiasi Partai
Demi menampung aspirasi masyarakat untuk
turut serta mengatur negara/ berkuasa, maka
bermunculan banyak sekali partai.
Diferensiasi partai adalah perbedaan
masyarakat dalam kegiatannya mengatur
kekuasaan negara, yang berupa kesatuan
kesatuan sosial, seazas, seideologi dan
sealiran.
Referensi:
Nasikun (1984). Sistem Sosial Indonesia.
Jakarta: CV Rajawali. Khusus Bab 3.
Narwoko, J.Dwi & Bagong Suyanto (ed)
(2007). Sosiologi – Teks Pengantar dan
Terapan. Khusus bab tentang Stratifikasi
Sosial dan Diferensiasi Sosial
Integrasi Nasional
Dan
Nilai Dasar Persatuan Bangsa Indonesia
Diskusi Kelompok:
Apakah ada ciri-ciri khas masyarakat Indonesia
secara umum? Kalau ada, ciri-ciri apakah itu?
Apakah perbedaan antara: prinsip Tolong-menolong,
Gotong Royong, dan Kekeluargaan ?
Apakah bentuk gotong royong dan tolong menolong
di daerah Anda masing2 ?
Apakah nilai2 tersebut masih kuat atau memudar?
Kalau sdh memudar, penyebabnya apa?
Pentingnya Integrasi Nasional
• Adanya fakta tentang kemajemukan masy.
Indonesia
• Kesatuan Politik sejak zaman kemerdekaan
tahun 1945 belum dapat menjadi jaminan
integrasi nasional
Masalah yg mengancam integrasi
Kesenjangan pembangunan ekonomi
Masalah Timor Timur, Aceh dan Papua
Konflik Suku dan Agama
Pemekaran Wilayah Administratif dalam
jumlah besar
5 Pengertian Integrasi nasional :
(Mynon Weiner)
1. Proses penyatuan kelompok2 yang berbeda
secara sosial dan kultural ke dalam satu
kesatuan teritorial tunggal dgn satu identitas
nasional.
2. Pembentukan kekuasaan pusat yang
menyatukan unit2 politik di bawahnya, tanpa
peduli apakah unit2 politik tersebut
mempunyai ciri-ciri sosial tersendiri (Contoh:
Uni Soviet, Imperium Romawi)
(lanjutan)
3. Penyatuan antara Pemerintah dan yang
diperintah. Ini mengacu pada konsep negara
integralistik, di mana Pemerintah mempunyai
genggaman yang sangat kuat atas warganya
(contoh: Indon di zaman Suharto).
4. Kesepakatan tentang nilai2 kultural minimum
yg diperlukan bagi menjaga satu tatanan
sosial. Ini mencakup: norma2 legal, pola
perilaku yg ideal, dan tujuan sosial yg ideal.
(lanjutan)
5. Perilaku yang integratif: kekompakan
anggota2 suatu masyarakat dalam
mengorganisasikan diri mereka untuk
mencapai tujuan bersama.
Nilai Dasar Integrasi Nasional
Indonesia
Pancasila: lima nilai dasar yang menjadi
pengikat dan sekaligus acuan bagi kesatuan
bangsa dan masy Indonesia
Gotong Royong: merupakan nilai paling
dasar. Pancasila dianggap sebagai
kristalisasi atau penjabaran dari nilai gotong
royong.
Ir. Soekarno
Jika saya peras yang lima menjadi tiga dan
tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu
perkataan Indonesia yang tulen, yaitu
perkataan “gotong royong”. Negara Indonesia
yang kita dirikan haruslah negara gotong
royong. Alangkah hebatnya ! Negara gotong
royong. (tepuk tangan riuh rendah)
Prof. Soepomo
Dalam suasana persatuan antara rakyat dan
pemimpinnya, antara golongan-golongan
rakyat satu sama lain, segala golongan
diliputi semangat gotong royong, semangat
kekeluargaan.
Gotong Royong sbg Nilai Dasar Integrasi
Nasional Indonesia
Pengertian Gotong Royong menurut Prof.
Koentjaraningrat:
• Konsep GR berhubungan erat dgn kehidupan
masy Indonesia yg agraris.
• “sistem pengerahan tenaga tambahan dari
luar keluarga untuk mengisi kekurangan
tenaga dlm masa sibuk dlm lingkaran
aktivitas bercocok tanam di sawah..”
Taksonomi Gotong Royong A
Taksonomi Gotong Royong B
Perbedaan Gotong Royong dan Tolong
Menolong
Gotong Royong
Tolong Menolong
Kerja sama utk suatu
proyek/ kepentingan
bersama
Kerja sama utk proyek/
kepentingan seorang
individu/keluarga
Tidak ada prinsip reciprocity Berdasarkan atas prinsip
reciprocity
Kecurangan terjadi bila
seseorang tidak
berpartisipasi
Kecurangan terjadi bila
satu pihak tidak membalas
kewajibannya
Dasar perbedaan:
Kerja untuk kepentingan siapa ?
Asas timbal balik
Sanksi sosial
Mana yang lebih tua ?
Gotong royong baru mulai ada sejak manusia
mulai dapat mengorganisasikan diri dalam
kelompok
Tolong menolong sudah ada sejak manusia
ada.
Gotong Royong dan Tolong Menolong
dalam Masy Indonesia
Gotong royong itu ada dalam semua suku
dalam masy Indonesia, hanya nama dan
mekanismenya yang berbeda2.
Semangat tolong menolong secara historis
adalah semangat yg dimiliki oleh semua
masy Indonesia, bahkan dalam arti negatif
sekalipun
Namun, dua nilai itu sekarang ini cenderung
memudar. (mengapa..?)
Asas Kekeluargaan
Ir Soekarno:
- Kekeluargaan: paham yg statis
- Gotong royong: usaha dinamis, pekerjaan
UUD 1945, pasal 33, ayat 1:
“Perekonomian disusun sebagai suatu usaha
bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan”
Asas Kekeluargaan : demokrasi
ekonomi ?
Produksi dikerjakan oleh semua
Untuk semua
Di bawah pimpinan atau kepemilikan anggota
masyarakat.
Ditujukan kepada kemakmuran bersama
Referensi:
Marzali, Amri (2007). Antropologi dan
Pembangunan Indonesia. Yakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Khusus bab 5 dan 6 (hal. 103-161)
Dasar- Dasar llmu Politik dan Sistem
Politik Indonesia
Referensi:
Budiardjo, M. 2012, Ed.Revisi. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Marijan, K. 2011. Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi
Pasca-Orde Baru. Jakarta: Prenada Media Group
Winarno, B. 2008. Sistem Politik Indonesia Era Reformasi.
Yogyakarta: Medpress.
Definisi Ilmu Politik
Secara Umum : Politik adalah bermacam-macam kegiatan
dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut
proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan itu.
Pengambilan Keputusan (decisionmaking) mengenai apakah
yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut
seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala
prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu.
Hal yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu
adalah
a. Kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang
menyangkut :
- pengaturan (allocation) dan Alokasi sumber-sumber
- pembagian (distribution) sumber dan resources yang ada
b. Kekuasaan (power)
c. Kewenangan (authority)
Konsep-Konsep Dasar Ilmu Politik
Negara (state)
Kekuasaan (power)
Pengambilan Keputusan (decisionmaking)
Kebijakan umum (public policy)
Pembagian (distribution)
Penekanan pada Negara
Roger F. Soltau dalam “Introduction to Politic” (1961): Ilmu
Politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan
lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan
itu; hubungan antara negara dengan warganegaranya serta
dengan negara-negara lain
J. Barents, dalam “Ilmu Politika” (1965): Ilmu Politik adalah
ilmu yang mempelajari kehidupan negara…yang merupakan
bagian darikehidupan masyarakat: ilmu politik mempelajari
negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya”
Penekanan Pada Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku. Politik adalah semua kegiatan yang
menyangkut masalah merebutkan dan mempertahankan kekuasaan…
biasanya dianggap bahwa perjuangan kekuasaan (power struggle) ini
mempunyai tujuan yang menyangkut kepentingan seluruh masyarakat
Harold D. Laswell dan A. Kaplan Dalam Power and Society: “ilmu politik
mempelajari kekuasaan dalam masyarakat,..yaitu sifat hakiki, dasar,
prose-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus perhatian seorang
sarjana ilmu politik tertuju pada perjuangan untuk mencapai atau
mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasaan atau
pengaruh atas orang lain, atau menentang pelaksanaan kekuasaan
itu”
Penekanan pada
Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah membuat pilihan diantara beberapa
alternatif, sedang istilah pengambilan keputusan
(decisionmaking) menunjuk pada proses yang terjadi
sampai keputusan itu tercapai, yang diambil secara kolektif
dan mengikat seluruh masyarakat
Penekanan Pada Kebijakan Umum
Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang
diambil oleh seorang pelaku atau oleh kelompok politik
dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk
mencapai tujuan-tujuan itu. Pada prinsipnya pihak yang
membuat kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk
melaksanakannya.
Hoogerwerf : Objek dari ilmu politik adalah kebijakan
pemerintah, proses terbentuknya, serta akibat-akibatnya.
Sedangkan kebijakan umum adalah membangun masyarakat
secara terarah melalui pemakaian kekuasaan
Penekanan Pada Pembagian
(Distribution)
Pembagian (distribution) dan alokasi (allocation) adalah
pembagian dan penjatahan dari nilai-nilai (values) dalam
masyarakat secara mengikat. Asumsinya adalah pembagian
ini sering tidak merata dan karena itu menyebabkan konflik.
Politik adalah “masalah siapa mendapat apa, kapan dan
bagaimana”
Politik : usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk
membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama.
Politik : segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
negara dan pemerintahan.
Politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk
mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam
masyarakat.
Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan umum.
Politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan/atau
mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting
ASUMSI-ASUMSI POLITIK
Setiap masyarakat menghadapi kelangkaan dan
keterbatasan sumber-sumber sehingga konflik
timbul dalam proses penentuan distribusi.
Kelompok yang dominan dalam masyarakat ikut
serta dalam proses pendistribusian dan
pengalokasian sumber-sumber melalui keputusan
politik sebagai upaya menegakkan pelaksanaan
keputusan politik.
Pemerintah mengalokasikan sumber-sumber yang
langka pada beberapa kelompok atau individu,
tetapi mengurangi atau tak mengalokasikan
sumber-sumber itu kepada kelompok atau individu
yang lain.
Lanjut...
Ada tekanan terus-menerus dari pihakpihak yang merasa tidak puas untuk
mengalokasikan sumber-sumber yang
langka.
Meluasnya tekanan-tekanan
mengakibatkan kelompok atau individu
yang mendapatkan keuntungan dari pola
distribusi berupaya keras untuk
mempertahankan struktur yang
menguntungkan
Masih lanjut...
Makin mampu penguasa meyakinkan
masyarakat umum bahwa sistem politik
yang ada memiliki keabsahan (legitimasi)
maka makin mantap kedudukan penguasa
dan kelompok yang diuntungkan dalam
perjuangan mereka menghadapi golongan
yang menghendaki perubahan.
Politik tetapi merupakan the art of the
possible, banyak kebijakan ideal yang
dimaksudkan untuk memecahkan persoalan
yang dihadapi masyarakat ternyata hanya
berupa pemecahan yang bersifat semu.
Lanjut lagi...
Dalam politik tidak ada yang serba gratis.
Setiap usul kegiatan untuk memecahkan
masalah selalu mengandung unsur
untung-rugi.
Peranan penting yang dimainkan manusia
dalam proses politik. Konflik untuk
mendapatkan atau mempertahankan
sumber-sumber yang langka menjadi
konflik antar manusia sebagai individu
atau kelompok.
Konsep-Konsep Dasar
Masyarakat (sudah dibicarakan)
Negara
Kekuasaan
Demokrasi
Pengertian Negara
Roger H. Soltau: agen atau kewenangan yang
mengatur/mengendalikan persoalan2 bersama atas nama masyarakat.
Harold J Laski: masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan yan secara sah lebih berkuasa
dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat.
Max Weber: masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah
Robert M. Maclver: asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintahan yang
untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
Sifat-Sifat Negara
Sifat memaksa: kekuasaan untuk menggunakan
kekerasan fisik secara legal demi penertiban
masyarakat dan ketaatan kepada hukum.
Sifat Monopoli: hak eksklusif untuk menentukan tujuan
bersama dari masyarakat.
Sifat mencakup semua: memberlakukan ketetapan2
hukum untuk semua, dan mencakup semua aspek
kehidupan bersama.
Unsur-Unsur Negara
1. Wilayah: tempat dengan batas-batas yang ditetapkan.
Termasuk wilayah darat, laut dan udara.
2. Penduduk: warganegara dan orang asing yang
berdiam/bekerja di wilayah negara bersangkutan.
3. Pemerintah: organisasi yang menjalankan negara
4. Kedaulatan: kekuasaan tertinggi untuk membuat
undang2 dan melaksanakannya.
Tujuan dan Fungsi Negara
Melaksanakan ketertiban umum
Mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya
Pertahanan
Menegakkan keadilan
DEMOKRASI
Apa yang dimaksudkan dengan Demokrasi?
Mengapa Demokrasi dianggap sebagai bentuk
penyelenggaraan negara yang paling ideal?
Lembaga politik apa aja yang diperlukan dalam Demokrasi
skala besar seperti Indonesia?
Apakah persyaratan pokok untuk berlangsungnya
demokrasi yang ideal?
Apakah organisasi dan praktek ketatanegaraan di
Indonesia sudah sesuai dengan prinsip demokrasi yang
ideal?
Pengertian Demokrasi
Asal kata: demos = rakyat, kratos/kratein = kekuasaan/berkuasa.
Jadi: government by the people, rakyat berkuasa/kekuasaan oleh
rakyat.
Demokrasi: Suatu sistem penyelenggaraan negara berdasarkan
kedaulatan rakyat.
Robert Dahl: Suatu negara/organisasi dapat disebut menjalankan
demokrasi, kalau memenuhi lima standar:
1. Partisipasi yg efektif
2. Persamaan dalam memberikan suara
3. Pemahaman yang cerah
4. Pengawasan agenda
5. Pencakupan orang dewasa.
Keunggulan Demokrasi
Menghindari Tirani: menolong mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh
kaum otokrat yang kejam dan licik.
Menjamin bagi warganegaranya sejumlah hak asasi yang tidak atau
tidak dapat diberikan oleh sistem-sistem yang tidak demokratis.
Menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas bagi warganegaranya.
Membantu orang-orang melindungi kepentingan kepentingan pokok
mereka
Memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi orang-orang untuk
menggunakan kebebasan menentukan nasibnya sendiri, termasuk
untuk hidup di bawah hukum yang mereka pilih sendiri.
Memberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk menjalankan
tanggungjawab moral.
Keunggulan Demokrasi
Membantu perkembangan manusia lebih total dari pada aternatif
lain yang memungkinkan.
Membantu perkembangan kadar persamaan politik yang relatif
tinggi
Dapat mencegah perang satu sama lain
Cenderung lebih makmur.
Nilai-Nilai Dasar Demokrasi
1. Menyelesakan perselisihan secara damai dan
2.
3.
4.
5.
6.
melembaga.
Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai
dalam suatu masyarakat yang sedang berubah.
Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
Membatasi pemakaian kekerasan sampai titik terendah
Mengakui serta menganggap wajar adanya
keanekaragaman
Menjamin tegaknya keadilan.
Lembaga-Lembaga yang
dibutuhkan
1. Para pejabat yang dipilih – Pemerintahan yang bertanggungjawab
2. Pemilihan Umum yang bebas, adil dan berkala, sehingga
3.
4.
5.
6.
7.
menghasilkan DPR yang mewakili kepentingan semua golongan
dalam masyarakat.
Kebebasan berpendapat dan berorganisasi
Sumber informasi alternatif – Pers dan media massa yang bebas
Otonomi asosiasional
Hak kewarganegaraan yang inklusif (mencakup semuanya).
Sistem peradilan yang bebas dan independen
(Lih.: Robert Dahl, 2001. Perihal Demokrasi).
Kondisi-kondisi yang Penting dan
Mendukung
Penting :
1. Pengawasan Militer dan Kepolisian oleh Pejabat-Pejabat yang
terpilih
2. Keyakinan Demokrasi dan Kebudayaan Politik
3. Tidak ada kontrol asing yang memusuhi demokrasi
Mendukung :
1. Masyarakat dan Ekonomi Pasar yang modern
2. Pluralisme sub-kultural yang lemah – Konflik budaya lemah atau
sama sekali tidak ada.
(Lih.: Robert Dahl, 2001. Perihal Demokrasi).
Periodisasi Demokrasi Politik
Indonesia
Masa RI I (1945-1959): Demokrasi konstitusional
Masa RI II (1959-1965): Demokrasi Terpimpin
Masa RI III (1966-1998): Demokrasi Pancasila
Masa RI IV (1998 – skrg): Reformasi
Problematika Politik Indonesia
Masa Reformasi
Problem Kelembagaan: persaingan DPR vs Presiden (dan
lembaga2 lain), Peran partai politik, sistem Pemilu.
Budaya Politik Pemilih dan Partisipasi Publik
Desentralisasi, Otonomi Daerah, dan Demokratisasi
Reformasi Birokrasi
Militer dan Politik
Relasi Bisnis dan Politik
Media Massa dan Demokratisasi
Agama dan Politik
Ge