PROSES dan PENGERTIAN INDUSTRI MIGAS

TUGAS PROSES INDUSTRI
Dosen Pengampu: Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep.,M.KKK

Disusun Oleh :
M. IBNU ASHARI
M. SURYA WAHYU NUGROHO
M. NUR ALFIAN

PRODI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
2016/2017

PENGERTIAN INDUSTRI MIGAS
Industri migas merupakan industri yang luas keterkaitannya dengan
industri lainnya, untuk mempermudah memetakan end to end bisnis mulai dari
pencarian minyak hingga penjualan migas, berikut ini paparannya:
Klasifikasi Aktivitas Industri Migas
Terdapat 2 jenis kegiatan usaha di industri migas yakni usaha inti (core
business) dan usaha penunjang (non core business). Usaha inti terdiri dari
kegiatan hulu dan hilir, sementara usaha penunjang terdiri dari jasa

penunjang/services dan industri penunjang.

Kegiatan Hulu
Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi
mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan
cadangan migas di Wilayah Kerja yang ditentukan, sedangkan kegiatan
eksploitasi merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memproduksi
migas yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan
sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan
pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang
mendukungnya.

Kegiatan hulu migas merupakan bagian terpenting karena pada bagian
tersebut merupakan cikal-bakal alur bisnis migas. Tahap explorasi pada
kegiatan hulu meliputi survei seismik, studi geologi, studi geofisika serta
pengeboran explorasi (sering juga disebut pengeboran pembuktian) merupakan
titik awal kegian hulu migas. Seluruh tahapan tadi bertujuan untuk menemukan
area baru yang mengandung cadangan migas. Ketika tahap explorasi berhasil
menemukan cadangan migas yang sesuai dengan standar yang diinginkan, maka
selanjutnya akan dilakukan tahap produksi.

Alur bisnis hulu migas pada tahap produksi tujuannya yaitu mengangkat
kandungan migas di bawah tanah ke atas permukaan. Aliran migas akan
memasuki sumur yang telah dibuat, selanjutnya akan diangkat ke atas
permukaan menggunakan tubing. Biasanya, sumur yang tergolong baru masih
bertekanan sehingga dapat mengalirkan minyak dengan sendirinya (biasanya
disebut natural flow), namun bila tekanannya tidak cukup, maka akan
diterapkan metode pengangkatan buatan.
Migas yang telah berada di atas permukaan selanjutnya akan dimasukkan ke
dalam alat pemisah antara minyak, gas dan air yang disebut separator. Minyak
dan gas yang dihasilkan selanjutnya akan ditampung atau langsung dialirkan
melalui pipa, sementara air akan dibuang dengan cara diinjeksikan kembali ke
dalam susmur. Adapun gas-gas berbahaya biasanya akan dibakar terlebih
dahulu sebelum di buang ke udara.

Kegiatan Hilir

Skema Kegiatan Hilir
Kegiatan usaha hilir terdiri atas kegiatan usaha Pengolahan (Refinery),
Pengangkutan, Penyimpanan dan/atau Niaga.
Pengolahan/Pengilangan (Refinery)

Pengolahan/Pengilangan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagianbagian, mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi
dan/atau gas bumi, tapi tidak termasuk pengolahan lapangan. Pengolahan
minyak mentah dilakukan pada kilang minyak bumi sebagai sistem peralatan
untuk mengolah minyak mentah / crude oil (minyak bumi) menjadi berbagai
produk kilang. Produk hasil pengolahan minyak bumi berupa berbagai jenis
BBM dan produk-produk non-BBM. Sebagai ilustrasi, berbagai produk yang
dihasilkan dari suatu kilang minyak bumi.
1.Pengolahan
Tahap pertama pada bisnis hilir migas ialah tahap pengolahan, pada
dasarnya proses pengolahan bertujuan untuk memurnikan menyak mentah,
mendapatkan bagian-bagian yang diinginkan dan mempertinggi mutu serta nilai
tambah fraksi minyak bumi maupun gas alam. Proses pengolahan minyak
mentah dilakukan pada area yang sering disebut dengan kilang (Refinery Unit)
yang terdiri dari berbagai macam jenis peralatan pengolahan serta teknologi di
dalamnya. Proses pengolahan akan menghasilkan berbagai jenis produk bahan
bakar maupun produk setengah jadi, berikut contohnya:
1.
Produk Bahan Bakar terdiri dari bensin, kerosen, minyak diesel, avtur,
minyak bakar, LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan beberapa produk hasil
olahan lainnya.


2.
Produk setengah jadi atau sering juga disebut produk antara adalah
bahan-bahan hasil olahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pada
industri lain, misalnya saja industri petrokimia. Contoh produk antara tersebut
seperti propilena, etilena, benzena, toluena, methanol dan sebagainya.
Peralatan utama pada proses ini yaitu kolom destilasi yang berfungsi untuk
memisahkan fraksi-fraksi minyak mentah. kemudian proses pemurnian yang
bertujuan untuk menghilangkan komponen-komponen yang tidak diinginkan
seperti mineral (garam), sulfur dan air, selanjutnya proses konversi yang
berfungsi untuk meningkatkan kualitas produk hasil olahan. Untuk lebih
jelasnya silahkan anda baca pada artikel-artikel sebelumya.

Pengangkutan
Adalah kegiatan pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan/atau hasil
olahannya dari Wilayah Kerja atau dari tempat penampungan dan Pengolahan,
termasuk pengangkutan Gas Bumi melalui pipa transmisi dan distribusi.
Penyimpanan
Adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan, dan pengeluaran
Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, dan

atau hasil olahan pada lokasi diatas/dibawah tanah untuk tujuan komersial,
misalnya depot dan tangki timbun terapung (floating storage).
Niaga
meliputi kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor Minyak Bumi, Bahan
Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas dan/atau Hasil Olahan, termasuk gas melalui
pipa. Untuk Kegiatan Usaha Niaga dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Usaha Niaga Umum (Wholesale) yaitu suatu kegiatan usaha
pembelian, penjualan, ekspor dan impor Bahan Bakar Minyak (BBM),
Bahan Bakar Gas (BBG), Bahan Bakar Lain (BBL) dan Hasil Olahan
dalam skala besar yang menguasai atau memiliki fasilitas dan sarana
niaga dan berhak menyalurkannya kepada semua pengguna akhir
dengan menggunakan merk tertentu.

2. Usaha Niaga Terbatas (Trading) merupakan usaha
penjualan (Trading) produk-produk niaga migas dalam hal ini adalah Minyak
Bumi, BBM, BBG, BBL, Hasil Olahan, Niaga gas bumi yang tidak memiliki
fasilitas dan Niaga terbatas LNG.
Jasa Penunjang (Services)
Adalah kegiatan usaha jasa layanan dalam kegiatan usaha hulu dan kegiatan
usaha usaha hilir. Kegiatan Jasa Penunjang meliputi Jasa Konstruksi Migas dan

Jasa Non-Konstruksi Migas. Pada Jasa Konstruksi Migas terdiri dari Jasa
Perencanaan (design engineering), Pelaksanaan (EPC, Instalasi dan
Komisioning) dan Pengawasan Konstruksi. Sedangkan Jasa Non-Konstruksi
Migas adalah usaha jasa layanan pekerjaan selain jasa kontruksi dalam
menunjang kegiatan migas seperti : survei seismik & non seismik, pemboran,
inspeksi dan jasa lainnya.
Industri Penunjang
Adalah kegiatan usaha industri yang menghasilkan barang, material dan/atau
peralatan yang digunakan terkait sebagai penunjang langsung dalam kegiatan
usaha Migas. Kegiatan Industri Penunjang meliputi Industri Material, Peralatan
Migas dan Industri Pemanfaat Migas.

Platform

Wellhead

Casing

Tubing


K3 di Industri Migas
Industri minyak bumi dan gas atau sering disingkat menjadi migas adalah
salah satu industri yang paling penting karena industri inilah yang menghasilkan
energi untuk memenuhi konsumsi energi dunia yang terus meningkat. Industri
migas terutama industri hulu migas (upstream) sangat menarik karena
karakteristiknya cukup berbeda dengan jenis industri lainnya seperti industri
manufaktur atau industri pertambangan. Beberapa karakteristik industri migas
antara lain:
 Industri ini memiliki risiko ekonomi yang tinggi. Pada saat eksplorasi
memiliki risiko kegagalan yang tinggi untuk mencapai tahap produksi dan
besarnya peluang hilangnya modal dalam jumlah besar. Pada tahap produksi,
waktu yang diperlukan untuk mencapai break even point atau balik modal
sangat lama walaupun keuntungan yang diraih bisa besar
 Tingginya isu bahaya kerja risiko kerja baik pada tahap eksplorasi
maupun produksi karena biasanya dilakukan di wilayah terpencil atau bahkan di
tengah lautan dan minyak bumi atau gas itu sendiri memiliki bahaya yang
signifikan serta faktor lainnya

 Tenaga kerja di industri migas banyak menggunakan kontraktor
Karena itu tidak aneh jika bagi perusahaan migas ada dua hal yang menjadi

perhatian utama yakni keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan etika kerja.

K3 di industri migas sangat kompleks, hampir semua aspek K3 diterapkan
di industri migas, hal ini karena industri migas berhubungan dengan bahan
berbahaya (minyak bumi itu sendiri mengandung substansi berbahaya),
menggunakan proses yang berisiko tinggi, biasanya ada di remote area, masih
menggunakan banyak manpower (minim otomasi), banyaknya pekerjaan
lapangan, serta menggunakan peralatan, fasilitas atau konstruksi yang besar dan
kompleks.
Karena itu semua aspek K3 dimulai dari keselamatan proses, keselamatan
pekerjaan listrik, keselamatan pekerjaan di ketinggian, keselamatan pekerjaan di
area yang mungkin terbakar atau meledak, keselamatan berkendara (karena area
yang remote dan luas), higiene industri, ergonomi perkantoran dan industri,
keselamatan bahan kimia, keselamatan konstruksi atau alat berat, kebugaran
kerja (untuk kerja berat), dan bahkan keselamatan pangan bagi pekerja pun
(pekerja di remote area) diterapkan di industri migas.
Karena itu tidak heran jika K3 menjadi aspek yang sangat krusial di industri ini.

KEGIATAN DI INDUSTRI MIGAS
Sebelum memahami seperti apa kegiatan yang ada di industri migas,

perlu diketahui bagaimanakah proses terbentuknya migas tersebut. Menurut
teori secara organik, pembentukan minyak dan gas bumi berasal dari binatang
dan tumbuhan yang yang sudah mati jutaan tahun yang lalu. Oleh karena itu,
sering disebut juga dengan bahan bakar fosil. Binatang dan tumbuhan (organik)
yang sudah mati, mengalami pengendapan bersama dengan berbagai jenis

sedimen (seperti lumpur) yang terbawa oleh aliran sungai. Akibat pengendapam
yang terjadi, bahan organik yang terdapat pada lapisan sedimen tersebut
mengalami proses tekanan dan pemanasan yang berlangsung selama jutaan
tahun dan beralih menjadi minyak dan gas.
Setelah terbentuknya migas ini, selanjutnya dilakukan berbagai kegiatan
untuk dapat mengambil cadangan migas tersebut. Kegiatan Industri migas,
dibagi menjadi sektor hulu (upstream), midstream dan downstream. Disini akan
dibahas mengenai gambaran kegiatan industri migas pada ketiga sektor tersebut.
Kegiatan sektor hulu migas (upstream) terdiri atas pencarian (eksplorasi)
migas. Setelah menenemukan adanya migas, dilanjutkan dengan usaha
memproduksikannya. Pencarian migas dimulai dengan survey geologi
(pemetaan) dan geofisika, termasuk survey seismik dan survey gravitasi untuk
mencari jebakan cadangan migas tersebut. Untuk memastikan jebakan tersebut
terisi migas atau tidak, perlu dilakukan pemboran eksplorasi. Bila eksplorasi

berhasil, maka dapat dikonfirmasi adanya hidrokarbon (minyak dan gas bumi),
sifat batuan, serta kandungannya. Dari data tersebut, nantinya dapat
diperkirakan cadangan migas secara kasarnya. Selanjutnya, untuk
memproduksikan migas dari prospeknya, dilakukan pengembangan lapangan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan dibornya banyak sumur produksi. Produksi
dibagi atas primary recovery, secondary recovery, dan tertiary recovery.
Primary recovery adalah cara memproduksikan sumur secara alamiah
dengan tekanan reservoir yang ada dan juga dapat dilakukan dengan pompa
( baik pompa angguk maupun pompa submersible) atau dengan gas lift ( supaya
kolom fluidanya lebih ringan sehingga minyak dapat mengalir). Secondary
recovery dilakukan dengan pendorongan air (water flood) atau pendorongan
gas (gas flood). Yang terakhir adalah, Tertiary Recovery dengan menambahkan
zat kimia (polimer) pada air yang diinjeksikan, injeksi gas yang miscible (larut
dalam minyak), injeksi uap air ( untuk menurunkan viskositas), atau injeksi
mikroba. Secondary dan Tertiary Recovery biasa disebut dengan Enhanced Oil
Recovery (EOR).
Operasi Kegiatan Industri Migas selanjutnya adalah midstream,
dan downstream. Kegiatan midStream yaitu meliputi pengolahan dan
transportasi. Kegiatan downstream yaitu distribusi dan penjualan. Kegiatan
migas pada sektor ini mendukung sekali dalam proses pengolah migas dan

pemasarannya pada konsumen.

Daftar Pustaka :
Partowidagdo, Widjajono. (2002). Manajemen dan Ekonomi Minyak dan Gas
Bumi. Seri Studi Pembangunan 2, Program Studi Pembangunan Pascasarjana
ITB.
http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/11/apa-saja-kegiatan-di-industrimigas.html. Diakses pada tgl 1 januari 2017 jam 10;49
Sumber: Kementerian ESDM
https://lpmblackpost.wordpress.com/2013/04/23/memahami-industri-migasindonesia. Diakses pada tgl 1 januari 2017 jam 10;49
http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2015/02/k3-di-industri-migas.html. Diakses
pada tgl 1 januari 2017 jam 10;49

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24