BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Perilaku Seksual Dan Riwayat IMS Pada Wanita Dengan Terjadinya Kanker Serviks, Pada Pasien Yang Datang Berobat Dan Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Salah satu penyakit yang sering menyerang kesehatan reproduksi wanita adalah kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker pembunuh perempuan no.2 di dunia setelah kanker payudara. Kanker serviks yang sudah memasuki stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka yang relatif cepat (Rasjidi, 2009).

  Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang organ bagian depan rahim atau antara rahim dan vagina. Penyebab utama kanker serviks adalah virus yang dikenal dengan Human Papiloma Virus (HPV). Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal ialah virus HPV tipe 16 dan 18.

  Sekitar 99 % penderita kanker servik disebakan karena serangan HPV. Infeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks ini bisa terjadi karena kontak kelamin melalui hubungan seks. Timbulnya HPV juga sangat rentan pada wanita yang merokok, suka berganti

  • –ganti pasangan seks, dan menikah diusia terlampau muda ( Magdalena, 2012 ).

  Sekitar 80 % kasus kanker leher rahim terjadi pada perempuan yang hidup di negara berkembang. 510.000 orang wanita di diagnosis terkena kanker servik, 280.000 orang diantaranya meninggal dunia. Menurut WHO, setiap dua menit wanita meninggal karena kanker servik di negara berkembang ( Nurwijaya, 2012 ).

  Berdasarkan data World Health Organization ( WHO ) tahun 2013, ada sekitar 15.000 penderita kanker servik dari total kasus di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker servik yang tertinggi di dunia. Setiap tahun ribuan wanita meninggal karena kanker servik. Kanker servik merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita didunia ( Kartika, 2013 ).

  Departement Kesehatan RI menyebutkan sebanyak 26.169 wanita Indonesia terkena kanker servik dan kisaran usia antara 45 sampai 54 tahun mendominasi penderitanya. Dari jumlah 26 ribu wanita itu, sebanyak 8.451 orang merupakan kalangan umur 45

  • – 54 tahun dengan persentase 32,29 %. Wanita berusia 35 – 44 tahun dengan jumlah mencapai 8.216 orang dengan persentase 31,40 %. Kalangan wanita usia 55
  • – 64 tahun dengan jumlah yang mencapai 4.310 orang dengan persentase 16,47%. Kalangan wanita usi
  • – 34 tahun dengan jumlah sekitar 2.945
  • – orang dan persentase sekitar 11,25%. Kanker servik juga mengenai para wanita 65 74 tahun dengan persentase 5,06% dan kalangan wanita usia berusia diatas 75 tahun dengan persentase sekitar 1,83% dengan jumlah sekitar 478 orang. Sisanya kalangan wanita berusia 15 – 24 tahun dengan persentase 0,7 – 0, 67% ( Asep, 2012 ).

  Di Indonesia, kanker leher rahim atau kanker servik merupakan jenis kanker terbanyak kedua setelah kanker payudara. Di Indonesia kasus baru kanker servik ditemukan 40

  • – 45 kasus perhari. Diperkirakan setiap satu jam, seorang perempuan meninggal karena kanker servik. Artinya dalam waktu sehari semalam atau 24 jam, terjadi kematian sebanyak 24 orang perempuan. Perempuan Indonesia sangat tinggi resikonya terkena kanker servik. Berdasarkan Yayasan Kanker Indonesia, 52 juta
perempuan Indonesia beresiko terkena kanker servik, sementara 36 persen perempuan dari seluruh penderita kanker adalah pasien kanker servik ( Kartika, 2013 ).

  Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai jumlah kasus kanker serviks yang sangat tinggi. Sebanyak 11,25 persen wanita di Jawa Timur menderita kanker serviks. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur, kasus kanker servik terjadi di 29 kabupaten dan 8 kota di Jawa Timur pada tahun 2011 dengan jumlah total 1844 kasus ( Fathoni, 2013 ).

  Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi, jumlah penderita kanker servik pada tahun 2011 yaitu usia ( 18

  • – 74 tahun ) sebanyak 74 kasus. Sementara data kasus kanker servik tahun 2012 yaitu usia ( 12
  • – 75 tahun ) sebanyak 331 kasus ( Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2012 ).

  Data dari RSU Dr. Pirngadi Medan menunjukkan pada tahun 2012 terdapat pasien kanker serviks yang dirawat inap sebanyak 58 pasien dan tahun 2013 terdapat 64 pasien. Berdasarkan data diatas terjadi peningkatan kasus penyakit kanker serviks tiap tahunnya di RSU tersebut.

  Kanker serviks cenderung muncul pada perempuan berusia 35

  • – 55 tahun, namun bisa juga muncul pada usia yang lebih muda. Infeksi HPV paling sering terjadi pada umur 18
  • – 28 tahun. HPV dapat menginfeksi semua orang karena HPV dapat menyebar melaui hubungan seksual. Wanita yang berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berg
  • – ganti pasangan beresiko lebih tinggi terkena infeksi ( Dinkes Yogyakarta, 2011 ).
Penyebab kanker leher rahim belum duketahui secara pasti. Ada beberapa hal yang diduga dapat menambah resiko timbulnya kanker leher rahim, diantaranya jarang ditemukan pada perawan, insiden lebih tinggi pada mereka yang sudah kawin daripada yang belum kawin, insiden meningkat dengan tinggi paritas, aktivitas seksualnya sering berganti-ganti pasangan ( multipartner ), jarang dijumpai pada masyarakat yang suaminya disunat(sirkumsisi), dan sering dijumpai pada wanita yang mengalami infeksi viraus HPV (Human Papilloma Virus) tipe 16 atau 18, pada gadis yang koitus pertama (coitarche) dialami pada usia amat muda (<16 tahun), dan pada wanita yang memeiliki kebiasaan merokok ( Amir, 2011 ).

  Perilaku memang bisa berpengaruh pada apa yang dialaminya dimasa mendatang. Penyakit paling membunuh perempuan yang kedua setelah setelah kanker payudara disebut sebagai the silent killer, karena awalnya kanker servik tidak menimbulkan gejala. Faktor

  • – faktor yang membuat beresiko pada kanker servik, pertama perilaku seksual dan infeksi menular. Prevalensi atau angka kejadian teringgi kanker servik ( sekitar 20% ) terutama dijumpai pada perempuan aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual terlalu dini bisa meningkatkan resiko kanker servik dua kali lebih besar dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun. Jika di usia 20-an tahun sudah terkena infeksi HPV, sekitar 10 tahun kemudian menjadi prakanker, sehingga puncaknya bisa terjadi di usia 30-an. Semakin banyak pasangan seksual yang dimiliki oleh seorang wanita, maka semakin meningkat pula resiko terjadinya kanker servis pada wanita itu ( Indarini, 2014 ).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan, didapati data dari rekam medik RSUD Dr. Pirngadi terdapat 121 pasien kanker yang melakukan pemeriksaan Pap Smear dan Test IVA berkunjung ke poliklinik ginekologi pada bulan Januari 2014, dan yang terkena kanker serviks sebanyak 12 orang. Berdasarkan hasil wawancara terhadap penderita kanker serviks sebanyak 3 orang didapatkan informasi bahwa perilaku seksual mereka sewaktu muda, 2 orang mengatakan bahwa dirinya pernah berganti-ganti pasangan. Setelah menikah mereka pun pernah juga melakukan hubungna seksual dengan orang lain selain suaminya. Mereka mengatkan bahwa alasan mereka karena suaminya jarang pulang sehingga mereka merasa kesepian. Dan 1 orang pernah melakukan hubungan seksual pertama kali dengan pacarnya pada usia 15 tahun

  Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dan tingginya angka kejadian pada wanita yang menderita kanker serviks sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang

  “Hubungan Perilaku Seksual Dan Riwayat IMS Pada Wanita Dengan Terjadinya Kanker Serviks Pada Pasien Yang Datang Berobat dan Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 ”.

1.2. Perumusan Masalah

  Tingginya angka kejadian kanker serviks yang disebabkan oleh HPV, perilaku seksual juga merupakan salah satu resiko terjadinya kanker serviks. Berdasarkan hal diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam pe nelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Perilaku Seksual dan Riwayat IMS Wanita Dengan Terjadinya Kanker Serviks Pada Pasien Yang Datang Berobat dan Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014“.

1.3. Tujuan Penelitian

  1.3.1. Tujuan Umum

  Untuk mengetahui hubungan perilaku seksual dan riwayat IMS wanita dengan terjadinya kanker serviks yang datang berobat dan rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014.

  1.3.2. Tujuan Khusus 1.

  Untuk mengetahui hubungan multipartner dengan terjadinya kanker serviks di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014.

  2. Untuk mengetahui hubungan aktivitas seksual usia dini dengan,terjadinya kanker serviks di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014.

  3. Untuk mengetahui hubungan herpes kelamin dengan terjadinya kanker serviks di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014.

  4. Untuk mengetahui hubungan kutil kelamin dengan terjadinya kanker serviks di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada wanita bahwa perilaku seksual dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks. Dengan demikian, diharapkan agar lebih menjaga perilaku seksual sehingga dapat mengurangi terjadinya kanker serviks. Petugas kesehatan ikut juga berpartisipasi dalam melakukan deteksi dini kanker serviks, dengan cara meningkatkan pemeriksaan Pap Smear dan Test IVA di pelayanan kesehatan.