Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PADA PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

CHRISTINA IMANUELLA SIHALOHO

112101201

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : CHRISTINA IMANUELLA SIHALOHO

NIM : 112101201

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PADA

PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN.

Tanggal, JULI 2014 Dosen Pembimbing

Fadli, SE, M.Si

NIP. 19810628 200604 1 005

Tanggal, JULI 2014 Ketua Program Studi

Diploma III Manajemen Keuangan

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal, JULI 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan”.

Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan serta mencapai gelar ahlimadya pada Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun dalam penyajiannya, hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan dan kemampuan dari penulis. Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fadli, SE, M.Si sebagai dosen pembimbing dari penulis yang telah meluangkan waktu dan pemikiran dalam membimbing penulis dengan kesabaran dalam penyelesaian tugas akhir ini.


(4)

4. Bapak Laurentius Manohara, SH dalam bimbingannya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Keluarga terbaik yang telah dianugerahkan Tuhan kepada penulis yaitu; (+) Alm Ayahanda D. Sihaloho tercinta yang belum sempat mewujudkan cita-citanya untuk melihat penulis wisuda, terimakasih atas kasih sayang dan doa yang tulus hingga nafas terakhir; Ibunda H. Manik yang tercinta, atas semangat yang tiada putus-putusnya untuk selalu membantu dan berdoa untuk penulis; Kakanda Johannes Maranatha Sihaloho, atas kasih sayangnya kepada penulis; dan Adinda Liberty Imanuella Sihaloho, yang selalu berdoa untuk kelancaran penulis.

6. Orang terkasih Zackery Randall Bowman, B.A yang selalu setia, berdoa dan mendukung dalam kelancaran studi penulis.

7. Sahabat-sahabat penulis: Hana Pratiwi Sitohang, Citra Anggreiny Nainggolan, Cristhin Yenro Sari Debata Raja, Posma Tawarikhe Damanik, Widya Hartati Sihotang, Enzelia Nelly, Ruth Lia Siahaan, Merlinta Sembiring, terimakasih telah menjadi teman selama 3 tahun ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dan peneliti lainnya. Tuhan Memberkati.

Medan, Juli 2014 Penulis

Christina Imanuella Sihaloho NIM: 112101201


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL………... ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang……… . 1

B. Perumusan Masalah………. 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian………. ... 3

BAB II PROFIL INSTITUSI ... 5

A Sejarah Ringkas ... 5

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 7

C. Struktur Organisasi ... 8

D. Uraian Tugas ... 8

E. Kinerja Terkini ... 13

F. Rencana Kegiatan Institusi ... 14

BAB III PEMBAHASAN ... 15

A. Pengadaan Elektronik (E-procuremet) ... 15

A.1 Kebutuhan Sistem E-procurement ... 17

A.2 Perangkat Sistem E-procurement ... 18

a.Perangkat Utama Sistem E-procurement ... 18

b.Perangkat Pendukung Sistem E-procurement……… ... 24

A.3 Manfaat E-procurement ... 27

B. Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa ... 27

B.1 Penetapan Pengadaan 1 ... 27

B.2 Penetapan Pengadaan 2 ... 30

B.3 Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan ... 32

a. Pelelangan Umum dengan Pra-kualifikasi ... 32

b. Pelelangan Umum dengan Pasca-kualifikasi ... 33

B.4 Sistem Pengadaan Jasa Konsultansi ... 37

B.5 Metode Penyampaian Dokumen Penawaran ... 38

1. Metode Satu Sampul ... 38

a. Cara Penyampaian Penawaran ... 39

b. Pembukaan Penawaran ... 40

2. Metode Dua Sampul ... 40

a. Cara Penyampaian Penawaran ... 40

b. Pembukaan Penawaran ... 41

3. Metode Dua Tahap ... 42

1. Tahap Pertama (I) ... 42

a. Pemasukan Penawaran ... 42

b. Pembukaan Penawaran ... 43


(6)

a. Pemasukan Penawaran ... 44

b. Pembukaan Penawaran ... 45

B.6 Penetapan Pemenang Pengadaan ... 45

B.7 Sanggahan ... 46

1. Tata Cara Sanggahan... 46

2. Jawaban Atas Sanggahan ... 47

B.8 Kontrak Pengadaan Barang Jasa ... 48

1. Berdasarkan Bentuk Harga/Imbalannya ... 48

2. Berdasarkan Waktu Kontrak ... 49

B.9 Peta Penyedia Barang Jasa PT PLN ... 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran………... 50


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Kinerja Terkini PT PLN (Persero) UIP II ... 14


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pada PT PLN (Persero)

Unit Induk Pembangunan II Medan ... 8 Gambar 1.2 Peta penyedia Barang/Jasa PT PLN (Persero) ... 49


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengadaan barang/jasa merupakan salah satu proses untuk mengadakan barang/jasa tertentu pada suatu proyek untuk mendukung kemaksimalan kinerja suatu instansi tertentu. Pengadaan barang/jasa yang dilakukan bersifat umum dari pengadaan barang seperti pengadaan mobil dinas, pengadaan alat tulis kantor, dan pengadaan tanah pada suatu instansi hingga pengadaan jasa seperti jasa konsultan.

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara senantiasa dituntut untuk ikut andil dalam mendukung dan memajukan kesejahteraan umum. Dimana pada dasarnya segala instansi milik pemerintah diharuskan mengemban kewajiban yang semata-mata untuk kesejahteraan rakyat. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara mempunyai kewajiban menyediakan kebutuhan rakyat dalam tugasnya sebagai salah satu Perusahaan Listrik Negara yaitu untuk menyalurkan energi listrik melalui pembangunan infrastruktur seperti pembangunan Gardu Induk (GI) untuk penyaluran energi listrik kepada masyarakat. Di sisi lain, instansi pemerintah ini juga memerlukan barang/jasa itu dalam tugasnya untuk memaksimalkan kinerja dalam tujuannya menyejahterakan orang banyak. Pengadaan Barang/Jasa oleh instansi pemerintah seperti PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan melibatkan uang yang sangat besar.


(10)

Sehingga dikatakan belanja instansi pemerintah merupakan pembeli yang terbesar (the largest buyer) di suatu Negara. Dalam kaitan ini pemerintah mempunyai tanggung jawab agar kebijakan dalam bidang pengadaan mampu mendukung tujuan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat dengan menetapkan instrumen-instrumen dalam rangka mencapai tujuan tersebut.

Pengadaan merupakan bentuk implementasi penyelenggaraan Negara dibidang anggaran. Sistem pengadaan dibuat dalam rangka memudahkan untuk melakukan belanja anggaran dengan lebih efisien, efektif, dan ekonomis. Salah satu aspek penting dalam Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan adalah dalam hal pertanggung jawaban keuangan. Selama ini pengadaan barang/jasa dilakukan secara langsung (konvensional) yaitu dengan mempertemukan pihak-pihak yang terkait seperti penyedia barang/jasa dan pengguna barang/jasa. Proses yang di lakukan secara fisik ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang didapat misalnya para pengguna dan penyedia barang/jasa ini dapat secara langsung bertemu dan melakukan tahap-tahap pengadaan secara bersama-sama. Kelemahan dari tahap-tahap pelaksanaan pengadaan barang/jasa konvensional ini dinilai banyak merugikan seperti mudahnya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Untuk itu, saat ini dikenal pengadaan elektronik yang disebut dengan e-procurement. Dengan

e-procurement diharapkan masyarakat dapat menyampaikan pendapat mengenai

pengadaan barang/jasa pada suatu instansi pemerintah. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan sebagai salah satu instansi pemerintah telah menerapkan kebijakan pengadaan elektronik (e-procurement).


(11)

Adapun situs pengadaan elektronik milik PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan ini yang dapat diakses nasional adalah

meningkatkan efisiensi, efektifitas kinerja dan transparansi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana cara penerapan e-procurement pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan dan apa manfaatnya?

2. Bagaimana tata cara dan tahap pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peranan dan manfaat dari penerapan e-procurement

pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.

2. Untuk mengetahui prosedur tata cara pengadaan barang/jasa pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis mengenai tata cara pengadaan barang/jasa pada salah satu Badan Usaha Milik Negara yaitu PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan dan sekaligus merupakan kesempatan bagi penulis untuk memaparkannya secara tertulis.


(12)

2. Bagi Instansi Terkait

Sebagai informasi mengenai ulasan tata cara pengadaan barang/jasa pada perusahaannya.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi atau bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama pada masa yang akan datang.


(13)

BAB II

PROFIL INSTITUSI

A. Sejarah Ringkas PT PLN Unit Induk Pembangunan II Medan

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di Indonesia dikelola oleh beberapa perusahaan, salah satunya adalah OGEM

(Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy) yang merupakan Perusahaan

Listrik swasta Belanda yang berpusat di negara Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Batavia atau dikenal Jakarta pada saat ini.

Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada tahun 1893 di daerah Batavia atau Jakarta sekarang. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan Listrik No 12 Medan, dibangun oleh OGEM

(Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy), yaitu salah satu perusahaan

swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga 1928, Berastagi 1928, Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937.

Pada masa penjajahan Jepang, perusahaan listrik berada ditangan Jepang dengan mendatangkan tenaga ahli dari Jepang, tetapi Jepang hanya mengambil alih pengelolaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera, dan Perusahaan Listrik Jawa yang disesuaikan.


(14)

Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dikumandangkan, maka kesatuan aksi karyawan listrik di seluruh penjuru tanah air mengambil alih Perusahaan Listrik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Pengambilalihan itu selesai bulan oktober 1945 dan diserahkan pada pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Mengenang peristiwa ambil alih itu maka tanggal 27 Oktober ditetapkan sebagai Hari Listrik Nasional. Sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik distribusi cabang Sumatera Utara yang dikepalai oleh R. Sukarno.

Dengan dikeluarkannya UU No. 58 tahun 1958 tentang Nasionalisasi, nama OGEM (Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy) dinasionalisasikan pada tanggal 31 Januari 1958 dengan nama PGLN (Perusahaan Gas dan Listrik Negara) tahun 1959 dirubah menjadi Perum Listrik Negara Distrik Cabang Sumatera Utara yang kemudian dirubah lagi menjadi Exploitasi I tahun 1961 sesuai dengan PP No. 67 tahun 1961. Dengan dikeluarkannya keputusan Direksi PLN No. 09/DIR/PLN/1966 kemudian PLN Exploitasi I Sumatera Utara menjadi Exploitasi II dan pada tahun 1966 di Sumatera Utara dibentuk PLN pembangunan yang berada dibawah pengawasan PLN Exploitasi II.

Pada tahun 1966 PLN mengalami perubahan lagi dari Perusahaan Negara menjadi PERUM sesuai dengan UU No. 9/Tahun1969, untuk menanggulangi dan mengimbangi peningkatan permintaan akan kebutuhan tenaga listrik oleh masyarakat di Sumatera Utara, maka Perusahaan Umum Listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga pada tahun 1975


(15)

dengan terbitnya peraturan Menteri PUTL No. 13/PRT/75 tanggal 8 September 1975 maka diadakan reorganisasi pada PLN Exploitasi II Sumatera Utara pada tahun 1975 dan begitu juga dengan pembangunan dirubah menjadi PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh pada tahun yang sama.

Kemudian pada tahun 1994 terjadi perubahan nama dari Perusahaan Umum Listrik Negara Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara menjadi PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh dengan surat keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 058.K/024/DIR/1994, kemudian 2006 menjadi PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit & Jaringan Sumatera Utara, Aceh & Riau berdasarkan keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 032.K/DIR/2006. Kemudian di tahun 2013 berubah kembali menjadi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II berdasarkan keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 166.K/DIR/2013.

B. Visi, Misi dan Motto PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II adalah unit usaha PLN yang bergerak dalam Bidang Pembangunan Gardu Induk (GI) dan Jaringan Transmisi (TL) di wilayah Sumatera Utara, Aceh, Riau, dan Sumatera Barat berkomitmen untuk memenuhi keinginan dan memenuhi persyaratan pelanggan dan stakeholder melalui TEPAT KWH (Tepat Kualitas, Waktu dan Hemat Biaya) dan melakukan peningkatan yang berkelanjutan.

Visi:


(16)

Misi :

Melakukan pengendalian konstruksi dan pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan serta melaksanakan administrasi konstruksi dengan bertindak sebagai wakil pemilik (owner), untuk menghasilkan jaringan yang berkualitas dan siap dioperasikan melalui proses pelaksanaan pembangunan yang efisien, tepat waktu dan menghasilkan standar produk/prototipe.

Motto :

BMW (Biaya, Mutu, Waktu) Tepat Biaya, Mutu dan Waktu.

C. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Susunan Organisasi PT PLN (Persero) UIP II.

Sumber : PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan 2014.

D. Uraian Tugas 1. General Manager

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan tenaga listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO) dan Anggaran


(17)

Investasi (AI), serta bertanggung jawab terhadap biaya, jadwal, dan mutu sesuai target kinerja Unit Induk Pembangunan yang ditetapkan oleh Direksi dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, serta memastikan bahwa semua program pembangunan yang dilaksanakan oleh Unit Induk Pembangunan telah diketahui oleh Direksi, dengan tugas pokok meliputi: a. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk peningkatan kerja

Unit Induk Pembangunan;

b. Memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain;

c. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit Induk Pembangunan;

d. Mengelola dan mengendalikan kegiatan pembangunan dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner);

e. Menetapkan sistem manajemen kinerja dan sistem manajemen mutu Unit Induk Pembangunan serta pengendaliannya;

f. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan;

g. Mengembangkan dan memelihara kompetensi organisasi dan kompetensi anggota organisasi Unit Induk Pembangunan.

2. Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan perencanaan umum dan lingkungan hidup serta perencanaan konstruksi pembangunan penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja dengan tugas:


(18)

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Induk Pembangunan Tahunan;

b. Mengelola kegiatan survey dan soil investigation;

c. Menyiapkan analisis dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta perijinan yang terkait dengan fasilitas proyek dan pertanahan;

d. Merencanakan, memonitor, mengevaluasi kegiatan pembebasan tanah; e. Melaksanakan perencanaan pembangunan yang sinergi dengan

koordinasi bersama pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain antara lain Approval Drawing dan Spesifikasi;

f. Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan pengadaan termasuk menyiapkan dokumen pelelangan;

g. Merencanakan dan mengelola implementasi Sistem Teknologi Informasi.

3. Bidang Operasi Konstruksi

Bertanggung jawab dan memastikan terlaksananya pekerjaan konstruksi pembangunan, konsolidasi Unit Pelaksanaan Konstruksi sesuai dengan jadwal, biaya, dan kualitas pekerja melalui pemantauan hasil kerja untuk pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan tugas pokok meliputi:

a. Mengkoordinasikan secara keseluruhan pengendalian pembangunan agar pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan secara tepat waktu biaya dan mutu;


(19)

ketiga terkait dengan kelancaran pelaksanaan pembangunan;

c. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik, meliputi administrasi tenaga kerja asing, administrasi kontrak (penanganan klaim kontrak, amandemen kontrak, berita acara pembayaran) dan pengendalian TKDN;

d. Mengelola persetujuan Master List dan kegiatan kepabeanan;

e. Mengelola pengendalian logistik dan administrasi monitoring terkait dengan pekerjaan pembangunan;

f. Mengelola program Keselamatan Ketenagalistrikan;

g. Mengelola dan mengkoordinir Serah Terima Proyek dan Laporan Proyek Selesai di lingkungan Unit Induk Pembangunan.

4. Bidang Keuangan& Sumber Daya Manusia

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kegiatan Unit Induk Pembangunan dalam mencapai target kinerja Unit Induk Pembangunan sesuai penetapan Direksi, dengan tugas pokok meliputi:

a. Menyusun perencanaan realisasi alokasi pendanaan pembayaran yang terkait dengan progres pembangunan;

b. Melaksanakan proses pembayaran sesuai dengan kewajiban dan komitmen, serta proses pembayaran sesuai dengan ketentuan kontrak; c. Mengelola pelaksanaan kegiatan akutansi, perpajakan, dan asuransi; d. Merencanakan dan mengelola pengembangan kompetensi dan karir


(20)

5. Bidang Hukum, Komunikasi, dan Pertanahan

Bertanggung jawab atas seluruh proses hukum dan pertanahan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, serta atas seluruh proses komunikasi dengan pihak eksternal proyek untuk menunjang keberhasilan proyek konstruksi dengan tugas pokok:

a. Menyusun program penyelesaian masalah hukum dan melaksanakan kegiatan hukum;

b. Melaksanakan konsultasi, penanganan, dan penyelesaian permasalahan hukum;

c. Melaksanakan kegiatan komunikasi dan kehumasan, terkait dengan pelaksanaan pembebasan lahan;

d. Menyusun basic communication intern dan ekstern dengan pihak ketiga terkait;

e. Melaksanakan proses perijinan dan administrasi dokumen terkait dengan sertifikasi tanah dan fasilitas proyek;

f. Merencanakan proses penyiapan dokumen dan persiapan pelaksanaan pembebasan lahan;

g. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk pembebasan lahan; h. Mengelola administrasi kesekretariatan dan umum;

i. Melaksanakan kegiatan pembebasan lahan;

j. Memonitor dan mengevaluasi serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembebasan lahan;

k. Menyusun laporan hasil pembebasan lahan; l. Melaksanakan penyiapan Pembebasan Lahan.


(21)

6. Unit Pelaksana Konstruksi

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan pembangunan sesuai dengan kontrak dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain sebagai bagian pencapaian target kinerja pembangunan yang ditetapkan perusahaan, dengan tugas pokok meliputi:

a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian teknik, dan administrasi konstruksi;

b. Melaksanakan proses perijinan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaannya;

c. Melaksanakan sosialisasi, inventarisasi, dan menyusun daftar nominatif terkait kegiatan pembebasan tanah;

d. Melaksanakan pembayaran pembebasan tanah untuk luasan tertentu, pengurusan pelepasan hak, dan serifikat;

e. Mendukung pelakasanaan survey di lapangan serta pelakasanaan analisa dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

f. Melaksanakan pemantauan dan pengendalian kemajuan fisik pembangunan secara berkala, melalui sinergi dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain (jika ada), serta menyusun laporan kemajuan pekerjaan pembangunan;

g. Mengelola logistik, tata usaha gudang serta administrasi dan umum.

E. Kinerja Terkini

Berdasarkan hasil evaluasi Tim RKAP, Satuan Pengendalian Kinerja Korporat (SPKK) dan Koordinator Pengendalian Kinerja Direktorat (KPKD) serta sesuai Rapat Umum Pemegang Saham tentang pengesahan RKAP 2014


(22)

Konsolidasi, dengan ini Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PT PLN (Persero) dan General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembngunan II menyepakati Key Performance Indicator (KPI) tahun 2014 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Kinerja Terkini PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan Tahun 2014

NO KPI UNIT 2014 FORMULA SATUAN BOBOT TARGET

1 2 3 4 5 6

I Pelanggan 6

1 Kepuasan Pelanggan Nilai hasil survey kepuasan pelanggan % 6 90

II Efektifitas Produk dan Proses 48

1 Penyelesaian proyek transmisi Jumlah kms jaringan transmisi yang dapat beroperasi kms 10 1,932 2 Penyelesaian proyek GI (150kV) Jumlah MVA GI yang dapat beroperasi (150kV) MVA 10 910 3 Penyelesaian proyek GI (275kV) Jumlah unit GI yang dapat beroperasi (275kV) Unit 6 1 4 Realisasi program terkontrak Jumlah proyek terkontrak (diluar luncuran)x100 % % 7 100

5 Progres fisik Realisasi pembayaran x 100 % % 15 100

III Fokus Tenaga Kerja 14

1 Human Capital Readiness Maturity Level Assessment HCR skala 1-5 Level 2 3.6

2 Organization Capital Readiness Maturity Level Assessment OCR skala 1-5 Level 8 3.6

3 Produktifitas Pegawai Jumlah Pegawai Rp/Pegawai 3 1917

IV Keuangan dan Pasar 16

1 Biaya Administrasi Jumlah total biaya administrasi Juta Rp 4 41,580

2 Biaya Pemeliharaan Jumlah total biaya pemeliharaan Juta Rp 4 14,686

3 Biaya Kepegawaian Jumlah total biaya kepegawaian Juta Rp 4 34,286

4 Penyerapan Disburse APBN dan PHLN Persentase penyerapan disburse APBN dan PHLN % 4 50

V Kepemimpinan 16

1 Skor Malcom Baldrige Skor Hasil Assessment DA Malcom Baldrige Skor 5 389

2 ERM Hasil Assessment Risk Maturity Level Level 4 4

3 Implementasi PMO Progres Pengisian PMD % 5 100

4 PLN Bersih Hasil Pencapaian Index PLN Bersih Skor 2 4

5 Kepatuhan Jumlah Nilai Pengurang dari Unsur Kepatuhan max-10

TOTAL BOBOT 100

Sumber : PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan 2014.

F. Rencana Kegiatan Institusi

Rencana Kegiatan PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan Transmisi 275 kV dan Gardu Induk; 2. Pembangunan Transmisi 150 kV dan Gardu Induk; 3. Pembangunan PLTA Asahan III.


(23)

BAB III PEMBAHASAN

A. PENGADAAN ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT)

E-procurement adalah proses pengadaan barang/jasa yang

pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum, pra-kualifikasi dan sourcing secara elektronik dengan menggunakan modul berbasis website. Dukungan Teknologi Informasi ini diharapkan dapat mencapai efektifitas dan efisiensi perusahaan.

Proses Pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan menggunakan e-procurement secara signifikan akan meningkatkan kinerja, efektifitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas transaksi yang dilakukan, selain itu biaya operasional dapat dikurangi secara signifikan karena tidak diperlukan lagi penyerahan dokumen fisik dan proses administrasi yang memakan waktu dan biaya.

Ruang lingkup e-procurement PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan dibagi menjadi 3 (tiga) kebutuhan utama, antara lain:

Cataloging Information System, Supply Chain Management (SCM) System,

dan Portal e-procurement. Kebutuhan Cataloging Information merupakan

pemenuhan kebutuhan atas terbentuknya database katalog material

(sparepart, pembangkit, bahan bakar, dll); sharing informasi dari persediaan,

bursa, harga satuan, HPS, daftar pemasok, dan menyusun daftar rencana pengadaan material.


(24)

Sistem SCM merupakan perwujudan dari pengadaan material melalui bursa antar Unit PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan, pengadaan barang/jasa melalui e-bidding dan e-auction. Adapun portal e-proc PT PLN dengan menggunakan internet browser dengan alamat

link di situs PT PLN (Persero) dengan

alamat

Dalam Pengelolaan sistem e-procurement di Instansi Pemerintah berdasarkan: 1. Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan e-Government di Indonesia;

2. Keppres No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Keppres No 61 Tahun 2004, Perpres No 32 Tahun 2005, Perpres No 70 Tahun 2005, Perpres No 8 Tahun 2006, Perpres No 79 Tahun 2006, Perpres No 85 Tahun 2006, Perpres No 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

3. Undang – Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

4. Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;

5. SK DIR PLN No 305.K/DIR/2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pada PT PLN (Persero);

6. Peraturan Presiden No 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.


(25)

A.1Kebutuhan Sistem E-Procurement

Dalam hal pengguna, sistem ini memerlukan adanya 4 jenis pengguna, yaitu sebagai berikut:

1. Administrator Sistem

Administrator Sistem adalah peran yang tertinggi dalam struktur

user di website e-procurement. Administrator juga bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas e-procurement. Baik aktivitas perangkat utama seperti input pengumuman, penentuan panitia lelang, status anggota/member website, maupun aktivitas pendukung seperti input

berita/informasi, status perusahaan hitam dan sebagainya. Administrator juga mempunyai hak dalam meng-input, meng-edit, menghapus, serta melihat detail dari seluruh aktivitas di web site e-procurement.

2. Panitia Lelang

Panitia lelang adalah peran yang mempunyai fungsi tertinggi dalam pelaksanaan kegiatan e-procurement. Fungsi ini terbatas pada pelelangan yang sedang diikuti. Panitia lelang dapat melakukan aktivitas utama dalam pelaksanaan e-procurement seperti input dan edit pengumuman lelang,

upload dokumen, download dokumen penawaran, evaluasi dokumen,

penentuan pemenang dan sebagainya. Panitia lelang juga dapat mengakses data-data peserta lelang, selama data-data tersebut berkaitan dengan kegiatan pelelangan yang sedang diikuti. Tetapi fungsi ini hanya sebatas pada melihat saja, tanpa melakukan fungsi input, edit, dan delete, serta aktivitas lain yang dapat berpengaruh terhadap perubahan data-data yang berkaitan dengan kegiatan pelelangan yang sedang diikuti.


(26)

3. Peserta Lelang

Peserta lelang adalah peran yang mempunyai fungsi dalam mengikuti kegiatan e-procurement. Fungsi ini terbatas pada pelelangan yang sedang diikuti. Peserta lelang dapat melakukan aktivitas utama dalam pelaksanaan e-procurement melihat detail pengumuman, pengambilan dokumen lelang dokumen, pengiriman pesan sanggahan dan sebagainya. Peserta lelang juga dapat mengakses area publik sebagai fasilitas tambahan untuk mendukung informasi pelaksanaan e-procurement.

4. User

User adalah peran yang memiliki tingkatan paling rendah dalam mengakses e-procurement, user hanya dapat mengakses informasi publik dan aktivitas pendukung dari kegiatan e-procurement seperti pengumuman lelang, pengumuman pemenang lelang, dan informasi-informasi yang dapat dikonsumsi oleh publik tanpa melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku.

A.2 Perangkat Sistem E-Procurement

a. Perangkat Utama Sistem E-Procurement

Perangkat utama sistem e-procurement adalah perangkat sistem yang menggambarkan aktivitas utama dalam kegiatan pelelangan. Aktivitas ini diadopsi dari kegiatan pelelangan secara manual sesuai dengan peraturan yang berlaku. Seperti pendaftaran peserta lelang, pengambilan dokumen lelang, pemasukan dokumen penawaran, dan sebagainya. Berikut ini adalah aktivitas yang menjadi perangkat utama dalam sistem e-procurement yaitu sebagai berikut:


(27)

1. Pengumuman Lelang atau Pengumuman Pra-Kualifikasi

Proses pencarian informasi pengumuman pelelangan suatu proyek pekerjaan dilakukan tanpa harus login terlebih dahulu, karena pengumuman pelelangan merupakan informasi yang dapat diakses oleh publik tanpa ada batasan status.

2. Pendaftaran Peserta Lelang atau Pendaftaran Pra-Kualifikasi

Penyedia jasa dapat melakukan pendaftaran untuk melakukan proses lelang. Namun sebelum melakukan proses lelang, perusahaan penyedia jasa harus melakukan registrasi/pendaftaran perusahaan dalam sistem atau sudah terdaftar menjadi member dari sistem e-procurement. Hal ini dilakukan agar perusahaan yang hendak mendaftar merupakan perusahaan yang sah secara hukum, serta untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses pelelangan.

3. Pengambilan Dokumen Pra-Kualifikasi

Secara manual pengambilan dokumen lelang dilakukan ketika perusahaan melakukan proses pendaftaran lelang, namun karena proses validasi dari data-data perusahaan yang mendaftar tidak bisa dilakukan dalam satu waktu seperti yang terjadi jika pelelangan dilakukan secara manual, maka pengambilan dokumen baru dapat dilakukan setelah panitia sah terdaftar sebagai peserta pra-kualifikasi.

4. Pemasukan Dokumen Pra-Kualifikasi

Peserta lelang yang telah terdaftar dan telah melakukan proses pengambilan dokumen pra-kualifikasi kemudian melakukan pengisian data-data sesuai dengan petunjuk yang tercantum dalam dokumen pra-kualifikasi.


(28)

Proses ini dilakukan secara manual artinya diluar sistem e-procurement. Dokumen pra-kualifikasi yang telah lengkap diisi oleh perusahaan peserta lelang kemudian dikirimkan ke panitia lelang dengan melakukan upload

dokumen pra-kualifikasi pada halaman yang telah tersedia pada sistem

e-procurement.

5. Evaluasi Pra-Kualifikasi

Dokumen pra-kualifikasi yang telah masuk kemudian di-download

oleh panitia lelang untuk kemudian dilakukan proses evaluasi dokumen pra-kualifikasi secara manual dengan melakukan pengecekan kelengkapan dokumen pra-kualifikasi diluar sistem e-procurement. Hasil evaluasi kemudian di-input kedalam formulir evaluasi dokumen pra-kualifikasi yang telah tesedia pada sistem e-procurement untuk kemudian ditentukan lolos tidaknya perusahaan peserta lelang dalam mengikuti tahapan lelang selanjutnya.

6. Pengumuman Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi

Peserta lelang dapat melihat pengumuman hasil evaluasi dokumen pra-kualifikasi yang terdapat pada sistem e-procurement.

7. Masa Sanggah Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi

Perusahaan peserta lelang yang tidak puas terhadap hasil evaluasi pra-kualifikasi yang tercantum dalam pengumuman dapat mengirimkan sanggahan dengan mengisi formulir isi pesan sanggahan yang ditujukan kepada panitia lelang. Peserta lelang pun dapat melihat pesan sanggahan yang telah dikirim oleh seluruh peserta pada halaman pengumuman sanggahan evaluasi pra-kualifikasi. Pesan sanggahan yang telah terkirim


(29)

kemudian dapat dijawab oleh panitia lelang dengan mengisi form pesan jawaban atas sanggahan dari peserta lelang. Panitia maupun peserta lelang dapat melihat sanggahan dan jawaban sanggahan pada halaman sanggahan. Jika ada perubahan terhadap sanggahan peserta lelang, maka panitia dapat melakukan evaluasi ulang terhadap dokumen pra-kualifikasi untuk kemudian ditentukan peserta lelang yang lolos tahap pra-kualifikasi.

8. Penetapan Peserta Lolos Tahap Pra-Kualifikasi dan Undangan Peserta Lelang

Peserta yang lolos tahap pra-kualifikasi akan memperoleh undangan berupa pengumuman dari panitia maupun surat yang dikirimkan melalui media internet (e-mail).

9. Pengambilan Dokumen Lelang

Perusahaan peserta lelang (perusahaan yang mendapat undangan dari panitia) dapat mengambil dokumen lelang dengan men-download dokumen lelang.

10. Aanwizing

Proses aanwizing untuk proyek pengadaan jasa konstruksi masih dilakukan secara manual dengan mengadakan tatap muka secara langsung. Proses ini belum bisa dilakukan secara online karena banyak hal-hal yang belum bisa dilakukan secara online seperti peninjauan lokasi proyek, penjelasan detail tentang spesifikasi, metode kerja, maupun hal-hal lain yang belum dilakukan secara online. Namun, sistem e-procurement ini dapat menampilkan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan Aanwizing seperti berita acara dan rekaman seluruh pelaksanaan kegiatan.


(30)

11. Pemasukan Dokumen Penawaran

Dokumen lelang yang telah dilengkapi oleh perusahaan peserta lelang kemudian dikirim ke panitia lelang dengan melakukan upload

dokumen lelang pada halaman yang telah tersedia pada sistem

e-procurement.

12. Pembukaan Dokumen Penawaran

Tahap selanjutnya adalah panitia melakukan pembukaan penawaran baik berupa dokumen kelengkapan administrasi dan teknis maupun dokumen lain yang sesuai dengan ketentuan dokumen lelang. Pembukaan ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati oleh panitia lelang.

13. Evaluasi Dokumen Penawaran / Peringkat Teknis

Dokumen yang telah masuk kemudian dievaluasi baik dari kelengkapan administrasi, evaluasi nilai teknis, maupun evaluasi penawaran. Hasil evaluasi ini kemudian di-input kedalam halaman evaluasi yang telah tersedia pada sistem e-procurement. Sehingga peserta lelang dapat melihat pengumuman hasil evaluasi dokumen penawaran pada halaman yang telah disediakan.

14. Masa Sanggah Hasil Evaluasi Peringkat Teknis

Perusahaan peserta lelang yang tidak puas terhadap hasil evaluasi peringkat teknis yang tercantum dalam pengumuman dapat mengirimkan sanggahan dengan mengisi form isi pesan sanggahan yang ditujukan kepada panitia lelang. Peserta lelang pun dapat melihat pesan sanggahan yang telah dikirim oleh seluruh peserta pada halaman pengumuman


(31)

sanggahan evaluasi peringkat teknis. Pesan sanggahan yang telah terkirim kemudian dijawab oleh panitia lelang dengan mengisi form jawaban sanggahan dari peserta lelang. Panitia maupun peserta lelang dapat melihat sanggahan dan jawaban sanggahan pada halaman sanggahan.

15. Evaluasi Nilai Penawaran

Panitia lelang kemudian melakukan evaluasi terhadap nilai penawaran yang diajukan oleh peserta lelang. Panitia dan peserta dapat melihat hasil evaluasi nilai penawaran.

16. Evaluasi Peringkat Pemenang Lelang

Dari hasil evaluasi teknis dan harga penawaran, panitia dapat memutuskan peringkat pemenang. Penentuan pemenang diputuskan secara

manual melalui rapat panitia lelang untuk kemudian dapat ditentukan

peringkat pemenang. Hasil penetapan pemenang kemudian di-input pada halaman evaluasi penetapan pemenang lelang. Peringkat pertama akan ditetapkan sebagai pemenang, sedangkan peringkat kedua akan menjadi pemenang cadangan. Panitia juga kemudian menentukan jadwal masa sanggah penetapan pemenang pada form yang telah ditentukan.

17. Sanggahan Penetapan Pemenang Lelang

Dari hasil pengumuman penetapan pemenang, peserta dapat untuk mengajukan sanggahan atas hasil penetapan pemenang dengan mengirimkan pesan sanggahan kepada pantita lelang. Panitia kemudian memberikan jawaban atas sanggahan dari peserta lelang dengan mengirimkan pesan kepada peserta lelang. Panitia maupun peserta lelang dapat melihat daftar pesan dan jawaban pada halaman sanggahan.


(32)

18. Pengumuman Pemenang Lelang

Jika ada perubahan penetapan pemenang lelang pada masa sanggah, maka panitia dapat melakukan evaluasi ulang terhadap penetapan pemenang. Namun, jika tidak ada maka peserta yang mendapatkan peringkat pertama secara otomatis akan menjadi pemenang lelang.

19. Penunjukan Pemenang Lelang

Pemenang lelang akan mendapatkan surat penunjukan pemenang lelang yang akan diumumkan kepada publik, maupun surat yang dikirim melalui e-mail. Surat penunjukan ini sebagai bukti bahwa perusahaan pemenang lelang dapat melakukan kontrak kerjasama dengan pemilik/

owner proyek.

b. Perangkat Pendukung Sistem E-procurement

Untuk mendukung sistem e-procurement disediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung pelaksanaan sistem e-procurement seperti:

1. Berita / Informasi

Berita digunakan sebagai fasilitas bagi pengguna website baik oleh administrator, panitia lelang, peserta lelang, ataupun user publik untuk mensosialisasikan informasi baik berupa peraturan-peraturan, maupun permasalahan-permasalahan dengan menggunakan sistem

e-procurement.

2. Pencarian Pengumuman Lelang

Pencarian pengumuman merupakan fasilitas bagi pengguna sistem e-procurement untuk mempermudah dalam pencarian proyek pelelangan. Fasilitas ini akan sangat membantu ketika pelelangan yang


(33)

dilakukan pada sistem e-procurement cukup banyak sehingga pengguna website dapat mudah mencari pengumuman sesuai dengan kriteria.

3. Registrasi Perusahaan

Perusahaan yang hendak mengikuti proses pelelangan melalui sistem e-procurement harus melakukan registrasi/pendaftaran perusahaan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena proses pelelangan

e-procurement dilakukan pada area perusahaan, bukan area publik.

4. E-mail

E-mail digunakan sebagai sarana komunikasi antar pengguna

suatu sistem e-procurement. Dengan adanya e-mail ini, proses komunikasi dan transfer informasi tidak harus dilakukan dengan proses tatap muka, melainkan dapat dilakukan secara online dan lebih praktis.

5. Bantuan

Bantuan yang berupa flowchart dipergunakan bagi pengguna sistem e-procurement terutama user publik dan peserta lelang, apabila ingin mendapatkan petunjuk atau mekanisme dalam melakukan pelelangan.

6. Lupa dan Ganti Password

Fasilitas lupa dan ganti password digunakan apabila pengguna sistem e- procurement lupa atau ingin mengganti password. Password

merupakan variabel yang sangat penting terutama dalam mengakses setiap kegiatan e-procurement. Password juga merupakan alat keamanan yang harus dijaga secara hati-hati oleh pengguna sistem e-procurement. baik oleh peserta lelang, panitia lelang, terutama administrator sistem


(34)

yang merupakan pengguna sistem e-procurement yang paling tinggi dan memegang kendali terhadap seluruh data website.

7. Profil Perusahaan

Profil perusahaan adalah fasilitas yang digunakan sebagai identitas terhadap data-data perusahaan. Profil perusahaan juga sangat berguna bagi pelaksanaan pelelangan terutama bagi panitia yang hendak mengetahui data-data tentang perusahaan, baik itu track record, sertifikasi, klasifikasi, kualifikasi, serta data-data perusahaan lainnya. Perusahaan peserta lelang dapat melakukan proses editing terhadap data-data perusahaan jika terjadi kesalahan input data maupun perubahan pada data identitas perusahaan yang di-input tersebut.

8. Profil Panitia

Profil panitia ditujukan agar pengguna sistem e-procurement

dapat mengetahui profil struktur panitia lelang. Perusahaan peserta lelang dapat melakukan proses editing terhadap data-data panitia jika terjadi kesalahan input data maupun perubahan pada data identitas panitia lelang.

9. Blacklist Perusahaan

Blacklist perusahaan disediakan sebagai sarana untuk

mensosialisasikan perusahaan yang diberikan daftar hitam oleh unit pelelangan lainnya kepada pengguna sistem e-procurement. Sehingga perusahaan yang diberikan daftar hitam tersebut tidak dapat mengikuti proses pelelangan selama jangka waktu blacklist masih berlangsung dan dalam jangka waktu yang ditetapkan.


(35)

A.3 Manfaat dari e-procurement antara lain:

1. Mendapatkan harga pembelian barang yang terkontrol; 2. Mempercepat waktu proses pengadaan;

3. Proses pengadaan akan lebih transparan; 4. Mereduksi biaya pengadaan barang/jasa; 5. Menghemat sampai dengan 50% anggaran; 6. Memperlancar komunikasi buyersupplier; 7. Pelayanan yang baik kepada supplier.

B. TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN

B.1 Penetapan Pengadaan 1: Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan

1. Pelelangan Umum/Terbatas untuk Pengadaan Barang/jasa lainnya yang dilaksanakan :

1. Kantor Pusat

a. Penetapan Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp 25.000.000.000,00 (Dua puluh lima milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi/Pejabat yang diberi kuasa;

b. Penetapan Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp 25.000.000.000,00 (Dua puluh lima milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

2. Unit

a. Penetapan Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp 25.000.000.000,00 (Dua puluh lima milyar rupiah), pejabat


(36)

yang berwenang adalah GM/Pemimpin Unit/Pejabat yang diberi kuasa; b. Penetapan Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas

Rp 25.000.000.000,00 (Dua puluh lima milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

2. Pemilihan Langsung untuk Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa lainnya yang dilaksanakan :

1. Kantor Pusat

a. Penetapan Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp 2.000.000.000,00 (Dua milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi/Pejabat yang diberi kuasa;

b. Penetapan Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp 2.000.000.000,00 (Dua milyar mupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

2. Unit

a. Penetapan Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp 2.000.000.000,00 (Dua milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah GM/Pemimpin Unit/Pejabat yang diberi kuasa;

b. Penetapan Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp 2.000.000.000,00 (Dua milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

3. Penunjukan Langsung untuk Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa lainnya yang dilaksanakan :

1. Kantor Pusat


(37)

dengan Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi/Pejabat yang diberi kuasa;

b. Penetapan Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

2. Unit

Pembelian langsung yang bernilai sampai dengan Rp 200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah GM/Pemimpin Unit/Pejabat yang diberi kuasa.

4. Swakelola dan Kewenangan untuk memutuskan pekerjaan swakelola adalah :

1. KantorPusat

a. Kewenangan untuk memutuskan pekerjaan swakelola sampai dengan Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi/Pejabat yang diberi kuasa.

b. Kewenangan untuk memutuskan pekerjaan swakelola diatas Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

2. Unit

a. Kewenangan untuk memutuskan pekerjaan swakelola sampai dengan Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah GM/Pemimpin unit/Pejabat yang diberi kuasa;

b. Kewenangan untuk memutuskan pekerjaan swakelola diatas Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang


(38)

adalah Direksi, kecuali Pengguna Barang/Jasa telah mendapat Ijin Prinsip dari Direksi.

B. 2 Penetapan Pengadaan 2 : Pengadaan Jasa Konsultansi

1. Seleksi Umum/Terbatas untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dilaksanakan :

1. Kantor Pusat

a. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (Dua milyar lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi/Pejabat yang diberi kuasa; b. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp

2.500.000.000,00 (Dua milyar lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

2. Unit

a. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (Dua milyar lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah GM/Pemimpin Unit/Pejabat yang diberi kuasa;

b. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp 2.500.000.000,00 (Dua milyar lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

2. Seleksi Langsung untuk Pengadaan Jasa konsultansi yang dilaksanakan : 1. Kantor Pusat


(39)

dengan Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi/Pejabat yang diberi kuasa;

b. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

2. Unit

a. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah GM/Pemimpin Unit/Pejabat yang diberi kuasa; b. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp

1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi, kecuali Pengguna Barang/Jasa telah mendapat Ijin Prinsip dari Direksi.

3. Penunjukan Langsung untuk Pengadaan Jasa konsultansi di: 1. Kantor Pusat

a. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi/Pejabat yang diberi kuasa;

b. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp 500.000.000,00 juta (Lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi.

2. Unit

a. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah), pejabat yang


(40)

berwenang adalah GM/Pemimpin unit/Pejabat yang diberi kuasa; b. Penetapan Penyedia jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp

500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah), pejabat yang berwenang adalah Direksi, kecuali Pengguna Barang/Jasa telah mendapat Ijin Prinsip dari Direksi.

B.3 Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya

Pada dasarnya setiap pengadaan dilaksanakan melalui pelelangan yang dilakukan secara terbuka, bersaing dan transparan.

1. Pelelangan Umum

Pelelangan umum dapat dilakukan dengan pra-kualifikasi untuk pekerjaan kompleks dan pasca-kualifikasi untuk pekerjaan sederhana (tidak kompleks), penilaian kualifikasi untuk melihat kompetensi dan kemampuan usaha peserta pengadaan.

a. Pelelangan Umum dengan Pra-kualifikasi :

1. Dalam evaluasi pra-kualifikasi panitia pengadaan dapat melakukan klarifikasi untuk hal-hal yang dianggap tidak jelas;

2. Calon peserta pengadaan yang lulus pra-kualifikasi minimal 3 (tiga) peserta;

3. Apabila yang lulus pra-kualifikasi kurang dari 3 (tiga) calon peserta, maka dilakukan proses pra-kualifikasi ulang;

4. Dalam hal setelah dilakukan pra-kualifikasi ulang, ternyata yang lulus pra-kualifikasi kurang dari 3 (tiga) peserta dan sekurang-kurangnya 1 (satu) peserta, maka proses pengadaan dapat dilanjut;


(41)

5. Pemasukan penawaran pada tahap pelelangan dilakukan dengan mengundang peserta yang lulus pra-kualifikasi;

6. Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal apabila:

a. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam dokumen pengadaan atau

b. Sanggahan dari peserta lelang ternyata benar atau

c Calon pemenang pengadaan nomor urutan 1, 2 dan 3 mengundurkan diri.

b. Pelelangan Umum dengan Pasca-kualifikasi :

1. Jumlah yang memasukan penawaran minimal 3 (tiga) peserta;

2. Bila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) penawar, maka pelelangan dinyatakan gagal dan dilakukan pelelangan ulang;

3. Dalam hal setelah dilakukan pelelangan ulang peserta yang lulus evaluasi administrasi, teknis dan keuangan kurang dari 3 (tiga) peserta dan sekurang-kurangnya 1 (satu) peserta, maka proses pengadaan dapat dilanjutkan;

4. Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal apabila:

a. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang tertentu dalam dokumen pengadaan;

b. Sanggahan dari peserta lelang ternyata benar atau;

c. Calon pemenang pengadaan urutan 1, 2 dan 3 mengundurkan diri; d. Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) penawar;

e. Tidak ada peserta yang lulus evaluasi administrasi, teknis, dan keuangan.


(42)

2. Pelelangan Terbatas

Proses pelelangan terbatas pada prinsipnya sama dengan proses pelelangan umum sesuai butir 3.2.1., kecuali dalam pengumuman dicantumkan kualifikasi dan kriteria Penyedia Barang/Jasa yang lebih spesifik.

3. Pemilihan Langsung

Sistem pengadaan ini dapat dilakukan untuk keperluan mendesak artinya apabila suatu pekerjaan atau Pengadaan Barang/Jasa tersebut tidak segera dilakukan akan berakibat terganggunya operasional PLN.

Proses pengadaan dengan sistem pemilihan langsung sebagai berikut: 1. Undangan pra-kualifikasi sekurang-kurangnya terhadap 3 (tiga)

peserta terpilih;

2. Apabila penyedia Barang/jasa yang lulus pra-kualifikasi kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan undangan ulang;

3. Apabila setelah undangan ulang, yang lulus pra-kualifikasi hanya 2 (dua) peserta dan sekurang-kurangnya 1 (satu) peserta, maka proses pengadaan dapat dilanjutkan melalui penunjukan langsung;

4. Panitia/Pejabat Pengadaan meminta kepada penyedia barang/jasa yang telah lulus pra-kualifikasi untuk memasukan penawaran;

5. Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap semua penawaran yang masuk serta menyusun urutan penawaran berdasarkan harga terendah sebagai dasar untuk melakukan klarifikasi dan negosiasi;


(43)

6. Klarifikasi dan negosiasi dilaksanakan :

a. Kepada penawar yang lulus pra-kualifikasi untuk mendapatkan Barang/Jasa yang sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen pengadaan ;

b. Terhadap harga satuan item-item pekerjaan yang harga satuan penawarannya lebih tinggi dari harga satuan yang tercantum dalam HPS;

c. Apabila tidak terjadi kesepakatan dengan urutan pertama, maka klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada urutan penawar terendah berikutnya sesuai butir 4 diatas, demikian seterusnya.

4. Penunjukan Langsung

Untuk sistem pengadaan dengan penunjukan langsung dapat dilaksanakan dalam hal sebagai berikut:

1. Pekerjaan spesifik hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan seperti teknologi khusus/pemegang hak patent dan/atau hanya ada satu penyedia Barang/Jasa (agen tunggal) yang mampu mengaplikasikannya atau pengadaan barang spesifik yang tak dapat digantikan oleh produk lain atau tidak kompatibel (Relay, Cards, scada dll);

2. Pekerjaan dalam keadaan khusus/darurat/emergency yaitu pekerjaan yang kebutuhannya sangat mendesak, seperti pengadaan barang spesifik yang tak dapat digantikan oleh produk lain dan tidak dapat ditunda-tunda lagi berhubung dengan telah terjadinya bencana alam/perang/kerusuhan, untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengancam jiwa manusia dan menghindarkan kerugian PLN yang lebih


(44)

besar serta untuk menjaga citra perusahaan;

3. Pekerjaan lanjutan yang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa yang sama dan secara teknis diharuskan adanya homogenitas, kontinuitas, kompatibel dengan pekerjaan sebelumnya serta dengan mengacu kepada harga satuan kontrak yang sudah ada;

4. Pekerjaan tambah yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan, dengan ketentuan nilainya tidak lebih dari 10 % (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam Kontrak dan dihitung berdasarkan harga satuan kontrak.

5. Pengadaan Langsung

Yang dimaksud dengan Pengadaan Langsung Barang/Jasa adalah proses pengadaan Barang/Jasa yang bersifat rutin/operasional dan/atau kegiatan mendesak dengan nilai maksimal Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) oleh Pejabat Pengadaan:

a. Untuk pengadaan barang yang bernilai sampai dengan Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dilakukan tanpa Surat Perintah Kerja (SPK)/ Surat Pemesanan Barang (SPB)/Delivery Order (DO), sedangkan untuk diatas Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dilakukan dengan SPK; b. Untuk pekerjaan barang/jasa dilakukan dengan Surat Perintah Kerja

(SPK);

c. Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp 10.000.000, (sepuluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian/pembayaran langsung kepada pihak Penyedia Barang/Jasa.


(45)

B.4 Sistem Pengadaan Jasa Konsultansi.

Pengadaan jasa konsultansi memerlukan penyedia jasa berupa Badan Usaha atau Perorangan.

1. Seleksi Umum

Seleksi umum dilakukan dengan pra-kualifikasi dan pada prinsipnya penilaian kualifikasi atas dasar kompetensi dan kemampuan usaha dengan jumlah peserta antara 5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh) penyedia jasa konsultansi.

2. Seleksi Terbatas

Proses seleksi terbatas pada prinsipnya sama dengan proses seleksi umum kecuali dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama-nama penyedia jasa konsultansi.

3. Seleksi Langsung

Seleksi Langsung dapat juga dilaksanakan dalam hal-hal seperti: 1. Pekerjaan diperlukan dalam waktu yang cepat;

2. Seleksi umum dinilai tidak efisien dari segi biaya dan waktu; 3. Seleksi terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya dan waktu; 4. Seleksi Langsung dinilai lebih efektif dan efisien.

4. Penunjukan Langsung

Untuk sistem pengadaan dengan penunjukan langsung dapat dilaksanakan dalam hal sebagai berikut :

1. Pekerjaan spesifik, hanya dapat dilaksanakan oleh satu penyedia Jasa Konsultansi yang mampu mengaplikasikannya;


(46)

2. Pekerjaan dalam keadaan khusus/darurat/emergency yaitu pekerjaan yang kebutuhannya sangat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda lagi berhubung dengan telah terjadinya bencana alam/perang/kerusuhan, untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengancam jiwa manusia dan menghindarkan kerugian PLN yang lebih besar serta untuk menjaga citra perusahaan;

3. Pekerjaan lanjutan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi yang sama dan secara teknis diharuskan adanya homogenitas, kontinuitas, kompatibel dengan pekerjaan sebelumnya serta dengan mengacu kepada harga satuan kontrak yang sudah ada;

4. Pekerjaan tambah yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan pengadaan, dengan ketentuan nilainya tidak lebih dari 10 % (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam Kontrak dan dihitung berdasarkan harga satuan kontrak;

5. Pekerjaan studi/pemrosesan data oleh Perguruan Tinggi Negeri;

6. Pekerjaan penelitian/studi/pemrosesan data oleh Lembaga Afilisiasi Perguruan Tinggi Negeri.

B. 5 METODE PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN 1. Metode Satu Sampul

Metode ini lebih tepat digunakan untuk pengadaan Barang/Jasa dengan metode pelelangan umum maupun pemilihan langsung yang bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas atau pengadaan dengan standar harga yang telah ditetapkan atau pengadaan Barang/Jasa.


(47)

a. Cara penyampaian penawaran dengan metode satu sampul yaitu:

1. Penyedia Barang/Jasa mengajukan penawaran yang dimasukkan ke dalam satu sampul, yang mencakup semua persyaratan;

2. Penawaran mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi, teknis, dan perhitungan harga yang ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa;

3. Pada sampul luar hanya dicantumkan alamat Pengguna Barang/Jasa yang menyelenggarakan pengadaan Barang/Jasa (yang mencantumkan : jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam pemasukan penawaran); 4. Harga penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf;

5. Penawaran bersifat rahasia dan dilarang dikirim kepada anggota Panitia/Pejabat pengadaan atau perseorangan, melainkan kepada alamat sebagaimana disebutkan pada nomor 3 diatas;

6. Jika disampaikan secara langsung, maka penawaran harus dimasukkan oleh peserta yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh Panitia/Pejabat pengadaan;

7. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul tersebut pada nomor 3 diatas dimasukkan ke dalam sampul luar yang hanya mencantumkan alamat pengguna Barang/Jasa yang mengadakan pengadaan Barang/Jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam pemasukan;

8. Jika dokumen penawaran disampaikan melalui pos, panitia/pejabat pengadaan mencatat tanggal dan jam penerimaannya. Dokumen penawaran yangditerima setelah batas waktu pemasukan penawaran tidak diikutsertakan.


(48)

b. Pembukaan penawaran adalah sebagai berikut :

1. Panitia/Pejabat pengadaan melakukan pembukaan sampul penawaran di hadapan para peserta pengadaan pada waktu yang telah ditetapkan. Pertama sampul yang bertuliskan “Pengunduran diri” dicatat, berikutnya pembukaan sampul penawaran, dibacakan serta dicatat;

2. Panitia/Pejabat pengadaan memeriksa, menunjukkan dan membacakan di hadapan para peserta pengadaan mengenai kelengkapan penawaran, yang terdiri atas :

a. surat penawaran mencantumkan masa berlaku penawaran; b. surat penawaran bermaterai cukup dan ditandatangani.

2. Metode Dua Sampul

Metode ini digunakan dalam hal diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam untuk menjaga agar evaluasi teknis jangan sampai terpengaruh oleh besarnya harga penawaran. Metode ini dapat digunakan untuk pelelangan umum yang bersifat kompleks, pelelangan terbatas, pemilihan langsung serta pengadaan IPP.

a. Cara penyampaian penawaran dengan metode dua sampul adalah sebagai berikut:

1. Sampul pertama berisi kelengkapan data administrasi dan teknis yang disyaratkan dan pada sampul tertulis “Data Administrasi dan Teknis“; 2. Sampul kedua berisi data perhitungan harga penawaran dan pada sampul

ditulis “Harga Penawaran”;

3. Sampul pertama dan kedua dimasukkan ke dalam satu sampul (disebut sampul penutup);


(49)

4. Sampul penutup mencantumkan alamat Pengguna Barang/Jasa yang mengadakan Pengadaan Barang/Jasa, jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam pemasukan penawaran;

5. Harga penawaran dalam penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf;

6. Penawaran bersifat rahasia. Oleh sebab itu, dilarang dikirim kepada anggota panitia pengadaan atau perseorangan, melainkan dimasukkan oleh peserta yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh panitia/pejabat pengadaan;

7. Penawaran disampaikan pada waktu yang telah ditentukan;

8. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul penutup yang berisi sampul pertama dan sampul kedua dimasukkan dalam satu sampul, disebut sampul luar;

9. Sampul luar hanya mencantumkan alamat pengguna Barang/Jasa yang mengadakan pengadaan Barang/Jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam pemasukan penawaran;

10. Penawaran yang diterima melalui pos, pada sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan. Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan dapat diambil kembali.

b. Pembukaan penawaran dengan metode dua sampul adalah sebagai berikut:

1. Panitia/Pejabat pengadaan membuka kotak dan sampul I di hadapan peserta pengadaan. Sampul I yang berisi data administrasi dan teknis dibuka, dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan penawaran;


(50)

2. Sampul II berisi data harga tidak boleh dibuka, dan sampulnya diparaf oleh 2 wakil peserta pengadaan dan disimpan oleh panitia.

3. Metode Dua Tahap

Pada umumnya metode ini dilaksanakan untuk pengadaan barang/jasa yang memerlukan keahlian khusus, berkaitan dengan penggunaan teknologi tinggi, atau memiliki lingkup pekerjaan yang sangat kompleks dan resiko tinggi, yang mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan disain penerapan teknologi yang berbeda, sehingga diperkirakan tidak banyak Penyedia Barang/Jasa atau Pabrikan yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman melaksanakan pekerjaan tersebut. Terutama dalam pekerjaan yang memerlukan analisa harga yang sangat detail dan kompleks serta memerlukan waktu yang cukup lama.

Tahap pertama I adalah memilih atau menilai peserta pengadaan dengan jalan melakukan evaluasi teknis dan administrasi pada penawaran pertama, sehingga didapat hasil yang cukup meyakinkan pihak Pengguna Barang/Jasa bahwa peserta pengadaan yang lulus pada tahap I adalah peserta yang “qualified”. Sedangkan pada tahap II faktor yang paling dominan adalah harga penawaran.

1. Tahap Pertama (I)

a. Pemasukan penawaran :

1. Pada tahap pertama Penyedia Barang/Jasa mengajukan persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana disyaratkan dalam dokumen Pengadaan Barang/Jasa dan tidak termasuk usulan harga;


(51)

2. Pada sampul tahap I hanya dicantumkan alamat Pengguna barang/jasa yang mengadakan pengadaan barang/jasa dan kata-kata “dokumen penawaran pengadaan barang/jasa tahap I (yang mencantumkan : jenis, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam pemasukan)”;

3. Sampul luar hanya memuat alamat Pengguna Barang/jasa yang mengadakan pengadaan barang/jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam pemasukan;

4. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul pertama dimasukkan dalam satu sampul, disebut sampul luar;

5. Dokumen penawaran yang diterima melalui pos, pada sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan;

6. Dokumen penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada peserta yang bersangkutan untuk diambil kembali.

b. Pembukaan penawaran :

1. Pada tahap pertama, Panitia pengadaan melakukan pembukaan sampul di hadapan peserta pengadaan, Sampul yang berisi data administrasi dan teknis dibuka satu persatu, dibacakan serta dicatat dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan penawaran sampul I.

2. Panitia pengadaan memeriksa, menunjukkan dan membacakan di hadapan para peserta pelelangan mengenai kelengkapan penawaran, yang terdiri atas :

a. Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku penawaran tetapi tidak mencantumkan harga penawaran;


(52)

b. Jaminan penawaran asli;

c. Dokumen penawaran teknis dan dokumen pendukung lainnya yang disyaratkan dalam dokumen pengadaan barang/jasa yang telah ditentukan.

2. Tahap Kedua (II)

a. Pemasukan penawaran :

1. Calon Penyedia Barang/Jasa, yang telah dinyatakan lulus oleh panitia pengadaan pada evaluasi tahap pertama, diminta memasukkan surat penawaran harga yang dimasukan ke dalam sampul tertutup;

2. Surat penawaran harga tersebut dilampiri rincian analisis biaya dan syarat lainnya yang telah disepakati pada tahap pertama;

3. Harga penawaran dalam surat penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf;

4. Penawaran bersifat rahasia dan hanya ditujukan kepada alamat yang telah ditetapkan;

5. Penawaran disampaikan pada waktu yang telah ditentukan dan dimasukkan ke dalam tempat tertutup;

6. Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada peserta yang bersangkutan untuk mengambil kembali dokumen penawarannya;

7. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul kedua dimasukkan dalam satu sampul, disebut sampul luar. Sampul luar hanya memuat alamat Pengguna Barang/Jasa, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam pemasukan akan diadakan.


(53)

b. Pembukaan penawaran :

Pada tahap kedua, peserta pengadaan yang telah dinyatakan lulus persyaratan teknis dan administrasi diminta menyampaikan penawaran harga. Pembukaan penawaran harga dibuka pada tempat dan waktu yang sudah ditentukan dihadapan segenap penawar dan panitia. Panitia/Pejabat Pengadaan menyiapkan catatan pembukaan penawaran yang mencakup nama penawar, harga penawaran, diskon (bila ada) dan penawaran alternatif bila ada. Wakil Penawar/Penyedia Barang/Jasa yang hadir diminta untuk menandatangani bukti pencatatan tersebut.

B.6 PENETAPAN PEMENANG PENGADAAN

a. Calon Penyedia Barang/Jasa dengan harga evaluasi terendah yang diusulkan sebagai pemenang Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah), ditetapkan sebagai pemenang pengadaan oleh General Manager/Kepala tanpa harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.

b. Calon Penyedia Barang/Jasa dengan harga evaluasi terendah yang diusulkan sebagai pemenang Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya diatas Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah), sebelum ditetapkan sebagai pemenang pengadaan oleh General Manager/Kepala harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

c. Dalam hal Direksi atau General Manager/Kepala tidak sependapat dengan usulan Panitia Pengadaan, maka Direksi atau General Manager/Kepala membahas hal tersebut dengan Panitia Pengadaan untuk:


(54)

1) Menyetujui usulan Panitia Pengadaan;

2) Menetapkan keputusan yang disepakati bersama untuk melakukan evaluasi ulang atau pengadaan ulang atau menetapkan pemenang pengadaan dan dituangkan dalam berita acara yang memuat keberatan dan kesepakatan masing-masing pihak.

B.7 SANGGAHAN

1. Tata Cara Sanggahan

1. Calon Penyedia Barang/Jasa yang berkeberatan atas penetapan pemenang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis;

2. Sanggahan disampaikan kepada Pengguna Barang/Jasa disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan terhadap ketentuan-ketentuan pengadaan; 3. Apabila dipersyaratkan, Penyedia Barang/Jasa yang mengajukan

sanggahan wajib menyampaikan jaminan sanggahan sebesar 1% dari nilai penawaran;

4. Calon Penyedia Barang/Jasa dapat menyampaikan sanggahan dalam hal terjadi penyimpangan terhadap hal-hal sebagai berikut:

a. Panitia Pengadaan dan/atau Pengguna Barang/Jasa menyalah gunakan wewenang; dan/atau

b. Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan pengadaan tidak adil, tidak transparan dan tidak terjadi persaingan yang sehat; dan/atau

c. Pelaksanaan pengadaan menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.


(55)

2. Jawaban atas Sanggahan

a. Pengguna Barang/Jasa setelah menerima masukan dari Panitia Pengadaan memberikan jawaban tertulis dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah diterima sanggahan dari Calon Penyedia Barang/Jasa. Sanggahan dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Apabila terbukti terjadi rekayasa antara Pengguna Barang/Jasa, Panitia ``pengadaan dan Calon Penyedia Barang/Jasa yang merugikan Calon ```Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka diambil tindakan sesuai dengan ``peraturan perusahaan yang berlaku terhadap Pengguna Barang/Jasa `dan/atau Panita Pengadaan Barang/Jasa yang terlibat dan menggugurkan `penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam rekayasa `tersebut;

2) Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan karena kesalahan atau kelalaian Panitia Pengadaan, maka Pengguna Barang/Jasa memerintahkan Panitia Pengadaan melakukan evaluasi ulang;

3) Apabila pelaksanaan pengadaan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan Barang/Jasa, maka dilakukan pengadaan ulang dimulai dari pengumuman kembali oleh Panitia Pengadaan;

4) Apabila ternyata sanggahan atau protes yang diajukan tidak sesuai dengan ketentuan pada angka 2 di atas serta tidak disertai dengan bukti-bukti dan/atau materi sanggahan tidak dapat dibuktikan kebenarannya oleh penyanggah, maka penyanggah dikenakan sanksi jaminan sanggahan;


(56)

5) Apabila terjadi kesalahan atau kelalaian, maka evaluasi ulang dilaksanakan; 6) Jawaban sanggahan dari Pengguna Barang/Jasa bersifat final.

B.8 KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA 1. Berdasarkan bentuk Harga/Imbalannya :

1. Kontrak lump sum, yaitu kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.

2. Kontrak harga satuan, yaitu adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/ unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama.

3. Gabungan lump sum dan harga satuan, yaitu kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan diperjanjikan.

4. Kontrak terima jadi, yaitu kontrak pengadaan barang/jasa pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/ konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.


(57)

konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu.

2. Berdasarkan waktu Kontrak :

1. Kontrak Tahun Tunggal merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaanyamengikat dana anggaran selama 1 (satu) tahun anggaran.

2. Kontrak Tahun Jamak merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran atas beban anggaran yang dilakukan setelah mendapat persetujuan:

a. Menteri Keuangan untuk kegiatan nilainya di atas Rp 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah);

b. Menteri/Pimpinan lembaga yang bersangkutan untuk kegiatan yang nilai kontraknya sampai dengan Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).

B.9 PETA PENYEDIA BARANG/JASA PT PLN (PERSERO)

Gambar 1.2 Peta Penyedia Barang/Jasa pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.


(58)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. E-procurement dapat memudahkan vendor atau calon rekanan untuk

mendapatkan informasi mengenai pelelangan karena telah berjalan secara

online.

2. Dengan adanya e-procurement, maka dapat mengurangi intensitas pertemuan antara vendor dengan pihak pelaksana pengadaan (panitia pengadaan) yang dapat meminimalisir adanya unsur Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme dalam pelelangan.

3. Pengaturan dan proses pengadaan barang/jasa PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan menggunakan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan penulis agar dapat memperbaiki kekurangan adalah:

1. Situs pengadaan elektronik agar di desain dengan lebih sederhana dan praktis sehingga calon rekanan dapat mengakses informasi secara lebih mudah.

2. Dengan adanya e-procurement, intensitas pertemuan antara pihak pelaksana dengan vendor menjadi berkurang. Namun pertemuan antara vendor dengan pihak pelaksana pengadaan (panitia pengadaan) sangat


(59)

diperlukan ketika sudah dilakukan pengumuman pemenang dan sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk menunjukkan profesionalisme dan ketepatan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

3. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan selaku BUMN diharapkan untuk selalu dapat menjalankan dan memegang teguh Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pengadaan (selama masih berlaku), selain itu juga mengadopsi peraturan-peraturan/undang-undang lainnya yang berlaku agar tidak timbul permasalahan/penyimpangan di kemudian hari.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi e-Procurement PT PLN (Persero) 2014. Diakses pada tanggal 4 Mei 2014. (online/http://eproc.pln.co.id/).

Andrian, Sutedi. 2009. Pengadaan Barang/Jasa dan Berbagai Permasalahannya. Sinar Grafika, Jakarta.

Djojosoekarto, dan Agung Purwanto. 2008. Pengembangan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik. LPSE Nasional dengan The Partnership for Governance Reform in Indonesia, Jakarta.

Jurnal Pengadaan. 2011. Senarai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. LKPP, Jakarta. Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. 2009. Implementasi

e-procurement di Indonesia - LKPP Galakkan Lelang Via Elektronik (E-Procurement). Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Jakarta.

Marzuqi, dan Endah Fitri Susanti. 2013. Buku Pintar Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah Sesuai Dengan Perpres. Laskar Aksara, Jakarta.

Mudjisantosa, Nandang Sutisna, Andik Afandi dan Mandar Trusna HS. 2013.

Pengadaan Langsung dan Berbagai Aspeknya. LPKN, Jakarta.

Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Simamora, Yohanes Sogar. 2010. Hukum Perjanjian: Prinsip Hukum Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Laks Bang, Surabaya.

SK DIR PLN No. 305.K/DIR/2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pada PT PLN (Persero).

SK DIR PLN No. 270.K/DIR/2013 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pada PT PLN (Persero).

Tim Fokus Media. 2012. Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah. Fokus Media, Jakarta.

Tim Redaksi Forum Sahabat. 2011. Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Forum Sahabat, Jakarta.


(1)

2. Jawaban atas Sanggahan

a. Pengguna Barang/Jasa setelah menerima masukan dari Panitia Pengadaan memberikan jawaban tertulis dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah diterima sanggahan dari Calon Penyedia Barang/Jasa. Sanggahan dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Apabila terbukti terjadi rekayasa antara Pengguna Barang/Jasa, Panitia ``pengadaan dan Calon Penyedia Barang/Jasa yang merugikan Calon ```Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka diambil tindakan sesuai dengan ``peraturan perusahaan yang berlaku terhadap Pengguna Barang/Jasa `dan/atau Panita Pengadaan Barang/Jasa yang terlibat dan menggugurkan `penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam rekayasa `tersebut;

2) Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan karena kesalahan atau kelalaian Panitia Pengadaan, maka Pengguna Barang/Jasa memerintahkan Panitia Pengadaan melakukan evaluasi ulang;

3) Apabila pelaksanaan pengadaan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan Barang/Jasa, maka dilakukan pengadaan ulang dimulai dari pengumuman kembali oleh Panitia Pengadaan;

4) Apabila ternyata sanggahan atau protes yang diajukan tidak sesuai dengan ketentuan pada angka 2 di atas serta tidak disertai dengan bukti-bukti dan/atau materi sanggahan tidak dapat dibuktikan kebenarannya oleh penyanggah, maka penyanggah dikenakan sanksi jaminan sanggahan;


(2)

5) Apabila terjadi kesalahan atau kelalaian, maka evaluasi ulang dilaksanakan; 6) Jawaban sanggahan dari Pengguna Barang/Jasa bersifat final.

B.8 KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA 1. Berdasarkan bentuk Harga/Imbalannya :

1. Kontrak lump sum, yaitu kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.

2. Kontrak harga satuan, yaitu adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/ unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama.

3. Gabungan lump sum dan harga satuan, yaitu kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan diperjanjikan. 4. Kontrak terima jadi, yaitu kontrak pengadaan barang/jasa pemborongan

atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/ konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.


(3)

konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu. 2. Berdasarkan waktu Kontrak :

1. Kontrak Tahun Tunggal merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaanya mengikat dana anggaran selama 1 (satu) tahun anggaran. 2. Kontrak Tahun Jamak merupakan kontrak yang pelaksanaan

pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran atas beban anggaran yang dilakukan setelah mendapat persetujuan:

a. Menteri Keuangan untuk kegiatan nilainya di atas Rp 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah);

b. Menteri/Pimpinan lembaga yang bersangkutan untuk kegiatan yang nilai kontraknya sampai dengan Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).

B.9 PETA PENYEDIA BARANG/JASA PT PLN (PERSERO)

Gambar 1.2 Peta Penyedia Barang/Jasa pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. E-procurement dapat memudahkan vendor atau calon rekanan untuk

mendapatkan informasi mengenai pelelangan karena telah berjalan secara online.

2. Dengan adanya e-procurement, maka dapat mengurangi intensitas pertemuan antara vendor dengan pihak pelaksana pengadaan (panitia pengadaan) yang dapat meminimalisir adanya unsur Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme dalam pelelangan.

3. Pengaturan dan proses pengadaan barang/jasa PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan menggunakan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan penulis agar dapat memperbaiki kekurangan adalah:

1. Situs pengadaan elektronik agar di desain dengan lebih sederhana dan praktis sehingga calon rekanan dapat mengakses informasi secara lebih mudah.

2. Dengan adanya e-procurement, intensitas pertemuan antara pihak pelaksana dengan vendor menjadi berkurang. Namun pertemuan antara vendor dengan pihak pelaksana pengadaan (panitia pengadaan) sangat


(5)

diperlukan ketika sudah dilakukan pengumuman pemenang dan sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk menunjukkan profesionalisme dan ketepatan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

3. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan selaku BUMN diharapkan untuk selalu dapat menjalankan dan memegang teguh Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pengadaan (selama masih berlaku), selain itu juga mengadopsi peraturan-peraturan/undang-undang lainnya yang berlaku agar tidak timbul permasalahan/penyimpangan di kemudian hari.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi e-Procurement PT PLN (Persero) 2014. Diakses pada tanggal 4 Mei 2014. (online/http://eproc.pln.co.id/).

Andrian, Sutedi. 2009. Pengadaan Barang/Jasa dan Berbagai Permasalahannya. Sinar Grafika, Jakarta.

Djojosoekarto, dan Agung Purwanto. 2008. Pengembangan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik. LPSE Nasional dengan The Partnership for Governance Reform in Indonesia, Jakarta.

Jurnal Pengadaan. 2011. Senarai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. LKPP, Jakarta. Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. 2009. Implementasi

e-procurement di Indonesia - LKPP Galakkan Lelang Via Elektronik (E-Procurement). Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Jakarta.

Marzuqi, dan Endah Fitri Susanti. 2013. Buku Pintar Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah Sesuai Dengan Perpres. Laskar Aksara, Jakarta.

Mudjisantosa, Nandang Sutisna, Andik Afandi dan Mandar Trusna HS. 2013. Pengadaan Langsung dan Berbagai Aspeknya. LPKN, Jakarta.

Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Simamora, Yohanes Sogar. 2010. Hukum Perjanjian: Prinsip Hukum Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Laks Bang, Surabaya.

SK DIR PLN No. 305.K/DIR/2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pada PT PLN (Persero).

SK DIR PLN No. 270.K/DIR/2013 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pada PT PLN (Persero).

Tim Fokus Media. 2012. Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah. Fokus Media, Jakarta.

Tim Redaksi Forum Sahabat. 2011. Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Forum Sahabat, Jakarta.