Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Maskoki (Carassius auratus)

TINJAUAN PUSTAKA

  Morfologi dan Anatomi Ikan Maskoki (Carassius auratus)

  Ikan maskoki dalam ilmu taksonomi hewan masih satu kerabat dengan ikan mas (Cyprinus carpio). Menurut Bachtiar (2005), sistematika ikan mas koki berdasarkan ilmu taksonomi adalah sebagai berikut : Kelas : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Subordo : Cyprinoidea Famili : Cyprinidae Genus : Carassius Spesies : Carassius auratus

  Ikan maskoki memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pendek dan bulat, mata lebar dan besar, bersirip dan di sisi tubuhnya terdapat gurat sisi dan mempunyai lembaran insang, dapat dilihat pada gambar 2. Insang ini berfungsi untuk pernafasan, lewat insang ikan maskoki memperoleh oksigen dengan cara menghisap dari mulutnya kemudian menyaringnya dengan lembaran insang. Oksigen yang masuk ke dalam tubuh bersama air akan dibawa oleh aliran darah. Karena itu, jika airnya tercemar maka kandungan karbondioksida dan kotoran lainnya akan dikeluarkan dari bagian belakang lembaran insang. Ikan maskoki dapat tumbuh hingga mencapai 23 inci (53 cm) dan maksimum mencapai berat 4,5 kg, namum hal ini sangat jarang terjadi. Sebagian besar ikan maskoki hanya mencapai separuh dari ukuran maksimal tadi dalam masa pertumbuhannya. Dalam kondisi yang optimal, maskoki mampu bertahan hidup hingga 40 tahun, tetapi sebagian besar maskoki umumnya hidup antara 6

  • – 8 tahun (Bachtiar, 2005). Gambar 2. Ikan Maskoki (Carassius auratus)

  Membedakan ikan maskoki pejantan dan betina dapat dilihat dari sirip dada yang berbintik-bintik bulat menonjol dan kasar ketika diraba. Sedangkan induk betina pada sirip dadanya terdapat bintik-bintik halus ketika diraba. Indukan jantan yang telah matang dan siap memijah akan mengeluarkan cairan berwarna putih jika diurut pada lubang genitalnya. Pada indukan betina yang telah matang, perutnya terlihat gendut dan lembek serta lubang genitalnya berwarna merah (Ningrum, 2002).

  Ikan maskoki memiliki sisik yang berderet rapi, mengkilap dan menutupi tubuh sepeti genteng rumah. Warnanya cukup menarik dan variatif. Umumnya sisik ikan maskoki berwarna metalik, merah, kekuning-kuningan, kuning, hijau, hitam atau gabungan dari warna-warna tersebut. Warna sisik ditentukan oleh banyak sedikitnya pigmen quanin yang terkandung dalam sisik ikan maskoki. Pembentukan quanin dipengaruhi oleh faktor genetis, lingkungan, jenis makanan, dan kebersihan lingkungan. Sirip ikan maskoki mempunyai dua fungsi pokok yaitu sebagai alat keseimbangan dan sebagai tenaga gerak yang dibantu oleh kontraksi otot tubuh atau otot ekor (Bachtiar, 2005).

  Ikan maskoki jantan dan ikan maskoki betina memiliki beberapa perbedaan dari segi morfologi eksternal masing-masing. Perbedaan ini bisa dijadikan identifikasi untuk menentukan jenis kelamin ikan maskoki. Menurut Flona (2012), setidaknya ada 6 (enam) ciri fisik yang membedakan antara ikan maskoki jantan dengan betina, yaitu sebagai berikut:

1. Bentuk tubuh

  Ikan maskoki betina cenderung berbadan pendek. Sirip dadanya berbentuk oval dengan karakteristik tipis dan halus. Perutnya terlihat bulat besar karena memiliki indung telur di dalamnya (bagi ikan maskoki yang sudah dewasa). Sedangkan ikan maskoki jantan cenderung berbadan relatif panjang. Sirip dadanya agak panjang dengan karakteristik tebal dan kuat.

  2. Kriteria di sekitar perut Pada ikan maskoki jantan, sisik di daerah dekat anus hingga daerah dekat sirip perut tersusun rapat dan tertata seperti sebuah garis lurus. Perut ikan mas koki jantan lebih keras. Pola sisik dan ciri seperti ini tidak terdapat pada ikan maskoki betina. Pada ikan maskoki betina, sisik yang terdapat di daerah perut berukuran lebih besar dan tersusun longgar, serta perutnya lebih lunak.

3. Lubang anus

  Ikan maskoki jantan memiliki lubang anus yang kecil dan lonjong oval. Jika dilihat dari samping, lubang anus ini tampak terlihat seolah tertekan atau berbentuk datar. Sedangkan ikan maskoki betina memiliki lubang anus yang besar dan bulat. Dan jika dilihat dari samping, lubang anus ini tampak terlihat menonjol keluar.

  4. Organ mutiara Di musim kawin, ada banyak bintik putih di sekitar pipi (dekat insang) pada ikan maskoki jantan. Ketika ikan maskoki jantan sudah dewasa, ada bintik putih seperti garam yang muncul di tepi tulang sirip depannya. Bintik ini terasa kasar bila diraba. Bintik-bintik pada ikan maskoki jantan ini dinamakan sebagai pearl organ (organ mutiara). Ini merupakan tanda kematangan alat-alat reproduksi pada ikan maskoki jantan, yang kemunculannya disebabkan oleh hormon. Tanda ini tidak muncul pada ikan maskoki betina.

  5. Gaya berenang Sirip dada yang lebih panjang membuat ikan maskoki jantan dapat berenang lebih cepat dari pada ikan maskoki betina. ikan maskoki jantan juga lebih sensitif daripada ikan maskoki betina. Ketika ikan maskoki sedang melakukan pemijahan (kawin), yang lebih agresif dan bertindak sebagai "pengejar" adalah ikan maskoki jantan.

  6. Warna tubuh Warna tubuh pada ikan maskoki jantan dan ikan maskoki betina berbeda.

  Perbedaan ini paling tampak pada ikan maskoki dewasa yang berwarna calico dan merah-putih. Seperti kodrat makhluk hidup lainnya, ikan maskoki jantan juga bertindak sebagai pihak yang harus memiliki daya tarik terhadap lawan jenisnya. Ikan maskoki jantan pada umumnya memiliki pola warna dan corak yang lebih beragam dan indah. Pada saat memasuki musim kawin, warna ikan maskoki jantan akan lebih cerah dari biasanya.

  Habitat dan Sifat Ikan Maskoki

  Ikan maskoki mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ikan

  O O

  maskoki cocok hidup di perairan tropis dengan kisaran suhu 20 C C dengan

  • – 25 pH dan kesadahan normal. Kondisi lingkungan yang ideal menjadi faktor penting dalam memaksimalkan pertumbuhan ikan maskoki (Agus, 2001).

  Menurut Lesmana dan Satyani (2002), kualitas air ikan maskoki dapat dilihat pada Tabel 1.

  Tabel 1. Kualitas Air Ikan Maskoki

  

Parameter Kisaran

  Suhu (

  C)

  23

  • – 29 DO (ppm)

  5,0 -8,0 pH 6,5 - 8,0

  Amonia (ppm) 0,00 - 0,15 Nitrit (ppm)

  0,00 - 0,10 Menurut Flona (2012), ikan maskoki memerlukan tempat hidup yang luas baik dalam akuarium dengan sistem aerasi yang kuat dan air yang bersih. Untuk menjaga kualitas airnya dianjurkan untuk mengganti minimal 25% air akuarium tiap minggunya. Untuk bagian substrat dasar akuarium dapat diberi pasir atau kerikil, ini dapat membantu ikan maskoki dalam mencari makan karena ikan maskoki akan dapat menyaringnya pada saat memakan plankton. Ikan maskoki yang di pelihara di kolam atau di akuarium dapat di pijahkan sepanjang tahun.

  Tetapi ikan maskoki di alam biasanya memijah setelah musim hujan karena banyak dataran yang terendam air dan telah kering beberapa bulan, karena tempat tersebut mengeluarkan bau ampo atau bau has dari dalam tanah sehingga merangsang induk ikan memijah di tempat itu.

  Jenis-Jenis Ikan Maskoki

  Keanekaragaman ikan memang tidaklah mudah untuk dihitung berapa jumlahnya. Seiring dengan berjalannya waktu, aneka spesies baru khususnya jenis ikan maskoki (goldfish) semakin bertambah. Beberapa jenis ikan maskoki yaitu Ras bulldog (mata terlihat melotot), Spencer (adanya jambul di kepala dan sisik yang menarik), Mutiara (banyak butiran daging di sekujur tubuhnya sehingga tampak seperti mutiara yang menempel), Red head (adanya bintik merah di bagian kepala), Buble eyes (mata kantong, karena tampak gelembung besar dibagian kantung matanya), Veil tail (dengan sirip punggung dan ekor yang agak panjang berumbai), dan masih banyak lagi yang lainnya (Flona, 2012).

  Warna pada Ikan

  Menurut Lesmana dan Satyani (2002), warna merupakan salah satu alasan ikan hias yang diminati oleh masyarakat. Warna menjadi indikator keindahan ikan hias, sehingga pembudidaya perlu mempertahankan warna ikan hias yaitu dengan memberi pakan yang mengandung pigmen warna. Peningkatan intensitas warna pada ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh ikan yang sifatnya tetap seperti umur, ukuran, genetik, jenis kelamin, dan kemampuan ikan dalam menyerap kandungan nutrisi dalam pakan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh ikan yaitu kualitas air, cahaya dan pakan yang mengandung gizi tinggi serta sumber beta-karoten.

  Warna pada ikan disebabkan oleh adanya sel pigmen atau kromatofor yang terdapat dalam dermis pada sisik, di luar maupun di bawah sisik (Wayan dkk., 2010). Sel ini diklasifikasikan menjadi lima kategori warna dasar, yaitu eritriofora yang menghasilkan warna merah dan orange, xanthofora yang menghasilkan warna kuning, melanofora yang menghasilkan warna hitam,

  leukofora yang menghasilkan warna putih, dan iridofora yang dapat memantulkan refleksi cahaya. Ikan hanya dapat mensintesis pigmen warna hitam dan putih.

  Warna merah, oranye dan kuning tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan, sehingga pembentukan warna pada ikan hias sangat tergantung pada jumlah karotenoid yang ada pada pakan (Lesmana dan Sugito, 1997 diacu oleh Wayan dkk., 2010).

  Umumnya warna ikan adalah konstan atau tidak berubah dan spesifik untuk jenisnya. Perubahan warna biasanya terjadi hanya pada kecerahan dan keburamannya saja yang disebabkan oleh perubahan sel pigmen. Sel pigmen pada ikan juga berperan sebagai pelindung terhadap sinar serta dipercaya ikut berperan dalam siklus oksigen (Satyani dan Lesmana, 2002).

  Pigmentasi pada ikan dikendalikan oleh sistem saraf dan dua zat kimia yang dihasilkan oleh saraf, yaitu (1) epinefrin (adrenalin) merupakan neurohormon yang dikeluarkan oleh organisme ketika terkejut atau takut sehingga menyebabkan butiran pigmen berkumpul di tengah sel dan menyebabkan hewan tersebut kehilangan warna, (2) asetilkolin adalah zat kimia yang dikeluarkan sel saraf menuju otot, sehingga menyebabkan melanin menyebar dan mengakibatkan warna tubuh organisme menjadi gelap. Penyerapan karotenoid dalam sel-sel jaringan mempengaruhi kromatofor dalam lapisan epidermis ikan. Kromatofor yang terdapat di kulit memungkinkan ikan untuk mengubah warna. Kandungan astaxanthin dalam karotenoid akan meningkatkan pigmen warna merah pada eritrofor sehingga warna merah yang dihasilkan akan tampak lebih jelas (Evan, 1993).

  Jenis pakan mempengaruhi penampilan warna ikan. Penambahan sumber peningkat warna dalam pakan akan mendorong peningkatan pigmen warna pada tubuh ikan, atau minimal mampu mempertahankan pigmen warna pada tubuhnya selama masa pemeliharaan (Said dkk., 2005 diacu oleh Wayan dkk., 2010).

  Wortel (Daucus carota)

  Wortel merupakan salah satu yang menghasilkan karoten yang dapat mempercantik warna ikan hias yang tidak memerlukan biaya yang besar. Wortel kaya beta karoten sehingga bisa menaikkan warna merah seperti spirulina (Sunarno, 2012).

  Wortel merupakan tanaman sayuran termasuk ke dalam jenis tanaman semak, dan tumbuh baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Tanaman wortel mempunyai struktur batang yang pendek, serta akar yang berakar tunggang dapat berubah bentuk menjadi bulat dan disebut dengan umbi. Umbi wortel ini tampak berwarna kuning kemerah-merahan, yang berarti mengandung tinggi senyawa karoten dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Susunan tubuh tanaman wortel terdiri atas daun dan tangkainya, batang dan akar. Secara keseluruhan wortel merupakan tanaman setahun, tumbuh tegak hingga 30

  • – 100 cm atau lebih (Cahyono, 2002 diacu oleh Keliat, 2008).
Kata karoten berasal dari bahasa Latin yang berarti wortel, yaitu pigmen warna kuning dan oranye pada buah sayuran. Karatenoid adalah suatu kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, atau merah oranye, mempunyai sifat larut dalam lemak atau pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Kumalaningsih, 2006 diacu oleh Hastuti, 2011).

  Dengan kandungan karatenoid yang tinggi, wortel dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna pakan alami ikan. Selain itu karoten pada wortel juga berperan sebagai prekursor vitamin A sehingga dapat memberi nilai tambah tersendiri pada penggunaan wortel sebagai pewarna alami pada ikan maskoki (Cahyono, 2000 diacu oleh Ikawati, 2005).

  Manfaat Wortel pada Ikan Maskoki

  Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan maskoki sendiri, sehingga banyak upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin (warna jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel mengandung zat karotin; sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau mengandung rutin; spirulina, kepiting, udang mengandung astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia di pasaran pakan maskoki yang sudah diformulasi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan maskoki (Flona, 2012).

  Usaha ikan hias dan pembenihan ikan hias tidak cukup hanya bertumpu pada upaya untuk memacu produksi ikan hias, akan tetapi perlu diiringi dengan langkah-langkah efisien tentang penampilan keindahan warna, kecemerlangan dan batikan ikan hias. Hal tersebut dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas pakan terutama nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ikan, dan kandungan sumber bahan baku potensial sebagai penghasil pigmen seperti wortel, udang-udangan dan lain-lain sebagai sumber karotenoid (Pinandoyo, 2005).

  Kandungan Beta Karoten pada Wortel

Karotenoid adalah sumber utama dalam roses pigmentasi pada ikan hias

  atau ikan daerah tropis, untuk berbagai macam spesies ikan berwarna kuning, merah dan warna lainnya. Karatenoid juga merupakan nutrien yang sangat penting bagi kesehatan, pertumbuhan, metabolisme dan reproduksi ikan. Sumber karatenoid untuk ikan banyak ditemukan dari tanaman maupun produk hewani (Meyers, 1994 diacu oleh Sukarman dan Chumaidi, 2011).

  Sumber karotenoid dapat berasal dari bahan makanan seperti wortel, ubi, labu kuning, jagung dan sebagainya termasuk pada sasyur-sayuran hijau, udang, kepitang dan beberapa jenis krustase lainnya. Sedangkan karotenoid dalam bentuk bahan anorganik yang bisa digunakan pembuatan pakan ikan adalah astaksantin (Hidayat dan Saati, 2006 diacu oleh Wayan dkk., 2010).

  Kemampuan pigmentasi dari suatu bahan tidak hanya ditentukan oleh tingginya kandungan karatenoid tetapi juga jenis karatenoid yang tergantung didalamnya. Jenis karotenoid yang bisa digunakan dalam pakan ikan maupun udang adalah betakaroten, zeaxanthin, isozeazanthin, chantaxanthin (Tappin, 2010 diacu oleh Sukarman dan Chumaidi, 2011).

  Kandungan β-karoten pada umbi wortel mentah adalah sebesar 8285 μg/100g. β-karoten memberikan warna oranye cerah pada umbi wortel, β- karoten dimetabolisme oleh tubuh menjadi vitamin A jika ada garam empedu di saluran pencernaan (Nowick, 2006 diacu oleh Pohan, 2008 ).

  Kandungan gizi dan betakaroten wortel untuk tiap 100 gram dapat dilihat pada Tabel 2.

  Tabel 2. Kandungan Gizi dalam Wortel Jenis zat gizi Jumlah

  Air 87,7 g

  Energi 43 kkal

  Lemak 0,19 g

  Karbohidrat 10,14 g

  Serat 3 g

  Kalium 323 mg

  Fosfor 44 mg

  Natrium 35 mg

  Kalsium 27 mg

  Magnesium 15 mg

  Vitamin C 9,3 mg

  Vitamin A 28000 IU

  Vitamin B6 0,14 mg

  Niasin 0,92 mg

  Asam folat 14 mg

  β-karoten 8285 μg

  Wortel mengandung senyawa karotenoid dalam jumlah besar, berkisar antara 6000

  • – 54800 pg/100 g. Karotenoid adalah pigmen berwarna kuning, oranye dan oranye kemerahan yang terlarut dalam lipida meliputi kelompok hidrokarbon yang disebut karoten dan derivat oksigenasinya xantofil. Dengan kandungan karotenoid yang tinggi, wortel dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna pangan alami (Ikawati, 2005).

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Politeknik Negeri Medan

0 2 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang - Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Politeknik Negeri Medan

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Maloklusi - Prevalensi Maloklusi Berdasarkan Relasi Skeletal pada Kasus Pencabutan dan Non-Pencabutan di Klinik PPDGS Ortodonti FKG USU

1 2 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Salzmann mendefinisikan oklusi dalam ortodonti sebagai perubahan inter - Prediksi Leeway space dengan menggunakan metode Tanaka-Johnston pada murid Sekolah Dasar Suku Batak di Kota Medan

0 0 16

Prediksi Leeway space dengan menggunakan metode Tanaka-Johnston pada murid Sekolah Dasar Suku Batak di Kota Medan

1 0 13

1. Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi angket dengan memberikan identitas dan jawaban Saudara. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Saudara paling tepat. - Pengaruh Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa Terhadap Pemanfaatan Koleksi Pad

1 1 31

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah - Pengaruh Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa Terhadap Pemanfaatan Koleksi Pada Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan

0 0 29

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Daya Terima Beras Analog Dari Tepung Ubi Kayu Sebagai Pangan Pokok Di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupate Dairi Tahun 2014

0 0 7

Survei Pengaruh Budidaya Tanaman Kelapa Terhadap Persentase Serangan Oryctes rhinoceros L. (Coleoptera;Scarabaeidae) di Kecamatan Hamparan Perak

0 0 13

BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri - Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Gangguan Aman Nyaman: Nyeri pada Post Sectio Caesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan

0 0 25