BAB II PENGELOLAHAN KASUS A. Konsep dasar 1. Pengertian halusinasi - Asuhan Keperawatan pada Ny. I dengan Prioritas Masalah Halusinasi Pendengaran di RSJ Daerah Provsu Medan

BAB II PENGELOLAHAN KASUS A. Konsep dasar

  1. Pengertian halusinasi

  Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klein mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Gangguan penyerapan/presepsi panca indara tanpa adanya rangsangan dari luar. Gangguan ini dapat terjadi pada sistem pengindraan saat kesadaran induvidu tersebut penuh dan baik, maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien menerima rangsangan dari luar dan induvidu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Wilson, 1983).

  Halusinasi pendengaran adalah bentuk yang paling sering terjadi pada gangguan presepsi dengan klien gangguan jiwa (skizofrenia) bentuk halusinasi ini berupa sura-sura ribut dan dengung, tapi paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam kalimat yang memepengaruhi tingkah laku klien, sehingga klein menghasilkan respon tertentu: bicara-bicara sendiri atau respon lain yang membahayakan membuat klien bertengkar dan mencederai orang lain dan diri sendiri (Erlinafsiah, 2010).

  2. Etiologi

a. Faktor Predisposisi

  Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Faktor predisposisi meliputi :

1) Faktor Perkembangan

  Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress dan kecemasan (Fitria, 2010).

  2) Faktor Komunikasi Dalam Keluarga

  Beberapa komunikasi yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi diantaranya adalah komunikasi peran ganda, tidak ada komunikasi, tidak ada kehangatan, komunikasi dengan emosi berlebihan, komunikasi tertutup dan orang tua yang membandingkan anak- anaknya, orang tua yang otoritas dan konflik orang tua (Fitria, 2010).

  3) Faktor Sosial Budaya

  Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan atau kerusuhan) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress (Purba dkk, 2011).

  4) Faktor Psikologis

  Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respons psikologis klien sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien (Purba dkk, 2011).

  5) Faktor Biologis

  Gangguan perkembangan dan fungsi otak susunan syaraf pusat dapat menimbulkan gangguan realitas. Gejala yang mungkin muncul adalah hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul perilaku menarik diri (Purba dkk, 2011).

  6) Faktor Genetik

  Adanya pengaruh herediter (keturunan) berupa anggota keluarga terdahulu yang mengalami skizofrenia dan kembar monozigot (Purba dkk, 2011).

b. Faktor Presipitasi

  Faktor prepitasi yaitu stimulus yang dipresepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak berkomunikasi, objek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi sering menjadi terjadinya pencetus halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik (Fitria, 2010).

  3. Tanda dan Gejala

  Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah sebagai berikut : a.

  Bicara sendiri, senyum sendiri dan tertawa sendiri.

  b.

  Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakkan mata yang cepat dan respon verbal yang lambat.

  c.

  Menarik diri dari orang lain, berusaha untuk menghindari orang lain dan tidak dapat membedakan nyata dan tidak nyata.

  d.

  Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah.

  e.

  Perhatian dengan lingkungan kurang atau hanya beberapa detik.

  f.

  Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori, sulit berhubungan dengan orang lain dan ekspresi wajah tegang.

  g.

  Mudah tersinggung, marah dan tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.

  h.

  Tremor, berkeringat, panik, curiga dan bermusuhan. i.

  Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan, ketakutan dan tidak dapat mengurus diri. j.

  Disorientasi waktu, tempat dan orang.

  4. Jenis-jenis Halusinasi

  Menurut Stuart (2007), halusinasi terdiri dari tujuh jenis, yaitu :

a. Pendengaran

  Klien mendengar suara/bunyi yang tidak ada hubungannya dengan stimulus yang nyata/lingkungan. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu yang kadang membahayakan. Seperti mendengar suara-suara atau kegaduhan, mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap, mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.

  b. Penglihatan

  Klien melihat gambaran yang jelas/samar terhadap adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya. Seperti melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, kartun, melihat hantu, atau monster.

  c. Penghidu

  Klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata. Seperti membaui bau darah, urine, feses, dan terkadang bau-bau tersebut menyenangkan klien.

  d. Pengecapan

  Klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak. Seperti merasakan rasa seperti darah, urine, atau feses.

  e. Perabaan Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata.

  Seperti mengatakan ada serangga di permukaan kulit dan merasa seperti tersengat listrik.

  f. Cenestetik

  Klien merasakan badannya bergerak dalam suatu ruangan atau anggota badannya bergerak.

  g. Viseral Perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.

5. Tahapan-tahapan halusinasi

  Halusinasi ini mengahasilkan tindakan / prilaku pada klein seperti yang telah di uraikan tersebut. Ada empat tahapan halusinasi, kerakreristik dan prilaku yang ditampilkan.

  Tahap Karekteristik Prilaku klien

  Tahap 1 a.

  a. Mengalami ansietas, Tersenyum, tertawa memberi rasa kesepian, rasa bersalah sendri. nyaman tingakat dan ketakutan.

  b.

  Menggerakan bibir ansietas sedang b. tanpa suara.

  Mencoba berfokus pada secara umum fikiran yang dapt halusinasi suatu menghilangkan ansietas ketenangan.

  c.

  c. Fikiran dan pengalaman Menggerakan mata sensori masih ada dalam dengan cepat. kontrol kesadaran jika d.

  Respons verbal yang kecemasan di kontrol. lambat. e.

  Diam dan berkonsentrasi. Tahap 2 Menyalahkan ,tingkat kecemasan berat secara umum halusinsi menyebabkan rasa antipati.

  Psikotik.

  Sulit berhubungan dengan orang lain.

  c.

  Rentang perhatian hanya beberapa detik.

  d.

  Gejala sisa ansietas berat, tidak mampu mengikuti perintah. Tahap 4 Menguasai tngkat kecemasan berat pengalaman panik secra umum diatur dan dipengaruhi oleh halusinasi.

  a.

  Pengalaman sensori menjadi ancaman.

  b.

  Halusinasi dapat berlangsung selama beberapa jam atau hari jika tidak di intervensi) c.

  a.

  Perintah halusinasi di taati.

  Prilaku panik.

  b.

  Potensial tinggi untuk bunuh diri atau membunuh.

  c.

  Tindakan kekerasan, agitasi menarik diri atau ketakutan.

  d.

  Tidak mampu berespons terhadap perintah yang kompleks.

  e.

  Tidak mampu berespons terhadap lebih dari 1 orang.

  Penatalaksanaan klien skizofrenia adalah dengan pemberian obat-obatan dan tindakan lain, yaitu:

  b.

  a.

  a.

  Terjadipeningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah.

  Pengalaman sensori menakutkan.

  b.

  Mulai merasa kehilanagan kontrol.

  c.

  Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut.

  d.

  Menarik diri dari orang lain.

  e.

  Non psikotik.

  a.

  b.

  Psikotik.

  Rentang perhatian menyempit.

  c.

  Konsentrasi dengan pengalaman sensori.

  d.

  Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita. Tahap 3 Mengontrol tingkat kecemasan berat pengalaman sensori tidak dapat ditolak lagi.

  a.

  Klien menyerah dan menerima pengtalaman sensorinya.

  b.

  Isi halusinasi menjadi antraktif.

  c.

6. Penatalaksanaan Medis Pada Halusinasi

  a.

  Psikofarmokologis Obat-obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien skizofrenia adalah obat-obatan anti-psikosis. Adapun kelompok umum yang digunakan adalah:

KELAS KIMIA NAMA GENERIK DOSIS HARIAN (DAGANG)

  Fenotiazin Asetofenazin (Tidal) 60-120 mg Klopromazin (Thorazine) 30-800 mg Flupenazine (Prolixine, Permiti) 1-40 mg Mesoridazine (Serentil) Perfenazine (Trilafon) 30-400 mg Proklorperazine (Compazine) 12-64 mg Promazin (Sparine) 15-150 mg Tiodazin (Mellaril) 40-1200 mg Trifluperazin (Stelazine) 150-800 mg Triflupromazine (Vesprin) 2-40 mg

  60-150 mg Tioksanten Kloprotiksen (Tarctan) 75-600 mg

  Tiotiksen (Navane) 8-30 mg Butirofenon Haloperidol (Haldol) 1-100 mg Dibenzondiazepin Klozapin (Klorazil) 300-900 mg Dibenzokasazepin Loksapin (Loxitane) 20-150 mg Dihidroindolon Molindone (Moban) 15-225 mg b.

  Terapi kejang listrik ECT c. Terapi Aktivitas.

7. Proses Asuhan Keperawatan denganMasalah Halusinasi Pendengaran.

a. Pengkajian

  Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien, pengamatan langsung dan pemeriksaan. Hal-hal yang perlu di kaji meliputi:

  1. Faktor Predisposisi

  Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress yang diperoleh baik dari klien maupun keluarganya.

  2. Perilaku

  Respon klien terhadap halusinasi. prilaku klien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada jenis halusinasinya. Apabila perawat mengidentifikasi adanya tanda-tanda dan perilaku halusinasi maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui jenis halusinasinya saja. Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan meliputi: isi halusinasi yang dialami oleh pasien, waktu dan frekuensi halusinasi, situasi pencetus halusinasi, dan respon pasien.

  3. Fisik

  Hal-hal yang perlu di kaji dalam pemeriksaan fisik meliputi: ADL, kebiasaan, riwayat kesehatan, riwayat skizofrenia dalam keluarga, dan fungsi sistem tubuh.

  4. Status emosi

  Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif dan bermusuhan, kecemasan berat atau panik, suka berkelahi.

  5. Status intelektual

  Gangguan persepsi, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan kecap, isi pikir tidak realitas, tidak logis dan sukar diikuti atau kaku, kurang motivasi, koping regresi dan denial serta sedikit bicara.

  6. Status sosial

  Putus asa, menurunnya kualitas kehidupan, ketidakmampuan mengatasi stress dan kecemasan (Purba, dkk, 2011).

b. Analisa Data

1) Halusinasi Pendengaran.

  Data Subjek: 1.

  Mendengar suara-suara atau kegaduhan.

  2. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.

  3. Mendengar suara yang menyuruhnya melakukan sesuatu yang berbahaya.

  Data Objek: 1.

  Berbicara sendiri atau tertawa sendiri.

  2. Marah-marah tanpa sebab.

  3. Mendekatkan telinga kearah tertentu dan menutup telinga.

  2) Prilaku Kekerasan

  Data subjek 1.

c. Rumusan masalah

  Menggunakan obat secara teratur.

  Bercakap-cakap dengan orang lain c. Melakukan aktivitas yang terjadwal d.

  Menghardik halusinasi b.

  Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi, perawat dapat melatih pasien dengan empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut adalah: a.

  Membantu pasien mengenali halusinasi Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, perawat dapat melakukan dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadinya halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul.

  Halusinasi pendenggaran.

  Dari data yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan yang terdapat pada klien dengan gangguan sensori halusinasi pendengaran adalah 1.

  3. Suara keras.

  2. Wajah merah.

  Pandangan tajam.

  Data Objek 1.

  3. Klien suka marah-marah.

  2. Klien berkata-kata kotor.

  Klien mengancam.

2. Prilaku kekerasan.

d. Perencanaan 1.

2. Melatih pasien mengontrol halusinasi

  Strategi Pertemuan Pada Pasien Halusinasi No. Kemampuan Pasien dan Keluarga A Pasien Strategi pertemuan 1

  1 Mengidentifikasi jenis halusinasi

  2 Mengidentifikasi isi halusinasi

  3 Mengidentifikasi waktu halusinasi

  4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi

  5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

  6 Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi

  7 Mengajarkan pasien menghardik halusinasi

  8 Menganjurkan pasien memasukkan cara menhgardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien.

  Strategi pertemuan 2

  1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

  2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain

  3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

  Strategi pertemuan 3

  1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

  2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di rumah sakit

  3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

  Strategi pertemuan 4

  1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

  2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur

  3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Asuhan Keperawatan Kasus

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

  Nama : Ny.I Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 36 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : - Alamat : P.batu Tanggal Masuk RS : 14 juni 2013 No. Register : 16.01.56 Ruangan/Kamar : Kamboja Golongan Darah : O Tanggal Pengkajian : 18 juni 2013 Tanggal Operas : - Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

  II. KELUHAN UTAMA

  Klien mendengar suara-suara yang mengajaknya bercakap-cakap dan menuruhnya merusak barang-barang.

  III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative 1.

  Apa penyebabnya Mendengar suara-suara yang mengajaknya bercakap-cakap dan menyuruhnya untuk merusak barang-barang.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan Menyanyi.

B. Quantity/quality 1.

  Bagaimana dirasakan Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih sering mendengar suara-suara

2. Bagaimana dilihat

  Pandangan klien tajam, muka merah, suara keras dan klien tampak berbicara dan senyum-senyum sendiri

  C. Region 1.

  Dimana lokasinya 2. Apakah menyebar

  D. Severity Klien mengatakan hal ini sangat mengganggu aktivitasnya.

  E. Time

  Dimalam hari

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

  A. Penyakit yang pernah dialami

  Klien mempunyai riwayat penyakit yang sama dan pernah di RS.jiwa PROVSU beberpa tahun yang lalu, tapi tidak berhasil pengobatanya.

  B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan Tidak berhasil, karna klien tidak meminum obatnya dengan teratur.

  C. Pernah dirawat/dioperasi

  Di tempat yang sama

  D. Lama dirawat

  Kurang lebih 1tahun

  E. Alergi

  Tidak ada

  F. Imunisasi

  Lengkap

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

  A. Orang tua Tidak ada penyakit keturunan dari orang tuanya.

  B. Saudara kandung

  Tidak ada

  C. Penyakit keturunan yang ada Tidak ada penyakit keturunan.

  D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

  Tidak ada

  E. Anggota keluarga yang meninggal

  Tidak ada

  F. Penyebab meninggal

  Tadak ada

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

  A. Persepsi pasien tentang penyakitnya Klien ingin cepat sembuh, dan pulang kerumah.

  B. Konsep diri : Klien menyukai seluruh tubuhnya.

  − Gambaran diri : Klien ingin cepat pulang

  − Ideal diri : Klien merasa dirinya jelek

  − Harga diri : Klien berperan sebagai anak dirumahnya

  − Peran diri : Klien menyatakan sebelum masuk ke RS.jiwa

  − Idientitas sebagai anak dirumahnya.

  C. Keadaan emosional Emosi klien tidak stabil namun kooperatif.

  D. Hubungan sosial

  − Orang yang berarti Klien menyatakan orang yang berarti kedua orang tuanya.

  − Hubungan klien ngan keluarga Klien menyatakan hubungan klien dengan keluarga baik dan harmonis.

  − Hubungan dengan orang lain Klien menyatakan hubungan dengan orang lain kurang baik

  − Hubungan dalam berhubungan dengan orang lain Klien menyatakan tidak ada hambatan berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual

  − Nilai dan keyakinan Keyakinan yang dianut oleh klien saat ini adalah agama islam

  − Kegiatan ibadah Selama berada di RS.jiwa klien mengaku tidak penah melakukan ibadah.

VII. STATUS MENTAL

  a. Tingkat Kesadaran

  Klien sadar penuh (compos mentis), tidak mengalami disorientasi maupun bingung.

  b. Penampilan Klien berpakain rapi dan sesuai, kuku tidak terlalu panjang.

  c. Pembicaraan

  Selama wawancara klien mudah diajak berbicara, namun klien berbicara agak lambat, menjawab pertanyaan dengan singkat.

  d. Alam Perasaan Klien tampak lesu dan tidak bersemangat.

  e. Afek Afek klien datar, klien sulit untuk merespon stimulus yang diberikan.

  f. Interaksi Selama Wawancara

  Selama wawancara dengan perawat, klien tampak marah-marah, pandangan tajam dan suka berbicara kotor.

  g. Persepsi

  Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang wujudnya tidak bisa dilihat oleh orang lain. Klien mengatakan sering di ajak berbicara oleh seorang wanita. Klien mengatakan suara tersebut cukup mengganggu dan muncul jika klien akan tidur. Klien biasanya tidak melakukan apapun jika suara tersebut di dengarnya.

  h. Proses Pikir Klien mampu nmenjawab pertanyaan yang di ajukan perawat. i. Isi Pikir Saat dilakukan wawancara klien tidak mengalami gangguan isi pikir.

VIII.PEMERIKSAAN FISIK

  Putus obat

  B. Tanda-tanda vital

  − Suhu tubuh : 37

  − Tekanan darah : 120/100 mmhg c

  − Nadi : 80 x/i

  − Pernafasan : 20x/i

  A. Keadaan Umum

  1. Kepala dan Rambut

  Bentuk kepala klien bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala bersih. Penyebaran rambut merata dan tidak berbau.

  2. Wajah

  Struktur wajah klien oval dan tidak ada kelainan, dengan warna kulit terlihat putih pucat.

  3. Mata

  Klien memiliki dua mata dengan posisi simetris dan tidak ada kelainan dengan konjungtiva dan sclera normal.

  4. Hidung

  Posisi hidung klien simetris dengan 2 lubang hidung dan cuping hidung normal, klien tidak memakai alat bantu hidung.

  C. Pemeriksaan Head to toe

  5. Telinga

  Bentuk telinga klien lengkap dan tidak ada kelainan, tetapi klien sering mendengar suara-suara yang orang lain tidak mendengarnya.

  6. Mulut dan Faring

  Keadaan bibir klien simetris, dan tidak ada kelainan, klien mampu membedakan rasa asin dan manis. Kulit klien terlihat bersih, akral klien hangat dan turgor kembali normal.

  7. Leher

  Posisi trachea klien simetris dan normal, suara klien normal dan tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfa.

  8. Integument

  Kulit klien terlihat bersih, akral klien hangat dan turgor kembali normal.

1. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

  − Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari − Nafsu/selera makan : nafsu makan klien baik − Nyeri ulu hati

  : tidak ada nyeri pada ulu hati − Alergi

  : tidak memiliki riwayat alergi − Mual dan muntah

  : tidak ada mual dan muntah − Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa): Klien makan tampak memisahkan diri − Waktu pemberian makan : pagi, siang, sore − Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jenis nasi + lauk pauk − Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan − Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah): Klien tidak mengalami masalah dalam makan dan minum.

II. Pola Eliminasi

1. BAB

  : 1 x sehari

  • Pola BAB

  : kadang keras dan kadang lembek

  • Karakter feses
  • Riwayat perdarahan : tidak memiliki riwayat perdarahan

  : siang hari

  • BAB terakhir
  • Diare : tidak mengalami diare
  • Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif

2. BAK

  : 1-3 x sehari

  • Pola BAK

  : tidak memakai kateter urine

  • Kateter urine
  • Nyeri/rasa terbakar/ : tidak ada nyeri atau kesulitan BAK kesulitan BAK
  • Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretik

III. Mekanisme koping

  Saat ada masalah klien hanya memendam masalahnya sendiri tanpa menceritakannya kepada siapa pun.

  ANALISA DATA No. Data Masalah keperawatan

  Klien mengancam.

  3. Suara keras.

  2. Wajah merah.

  Pandangan tajam.

  Data Objek 1.

  3. Klien suka marah-marah.

  2. Klien berkata-kata kotor.

  Data subjek 1.

  Data subjek 1.

  Halisinasi pendengaran

  3. Klien tamapak menutup telinganya.

  2. Klien tamapak takut.

  Klien tampak bicara dan senyum-senyum sendiri tanpa sebab.

  3. Klien menyatakan mendengar suar-suara yang menyuruhnya melakukan sesuatu yang memebahayakan dirinya dan orang sekitarnya. Data objek 1.

  2. Klien mendengar suara-suara yang mengajaknya bercakap- cakap.

  Klien menyatakan mendengar suara-suara kegaduhan.

  Prilaku kekerasan

MASALAH KEPERAWATAN 1.

  Halusinasi pendengaran 2. Prilaku kekerasan

  DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) Halusinasi pendengaran.

  

PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tanggal/ hari No.Dx

  Kriteria 1.

  Tingkah laku klien terkait halusinasi yang dialaminya menunjukan isi, waktu, frekuensi, serta situasi dan kondisi yang menimbulkan

  Idiientifikasi frekuensi halusinasi.

  3. Idientifikasi waktu halusinasi 4.

  2. Idientifikasi isi halusinasi.

  1. Idientifikasi jenis halusinasi.

  Halusinasi Pendengaran Sp 1.

  18 juni 2013 1.

  Rencana Keperawatan Rasional

  4. Menunjukan kontak mata.

  3. Menunjukan rasa senang.

  2. Ekspresi wajah bersahabat.

  Klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat.

  2. Klien dapat mengendalikan PK.

  Rencana Keperawatan Tujuan dan hasil kriteria 1.

  Klien dapat mengontrol PK.

  Tujuan 1.

  Prilaku kekerasan.

  Tujuan dan kriteria hasil 2.

  4. Ada kontak mata.

  3. Menunjukan rasa senang.

  2. Eksprisi wajah bersahabat.

  Klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat.

  Kriteria hasil 1.

  Klien dapat mengontrol atau mengendalikan halusinasi yang dialaminya.

  Tujuan 1.

  Halusinasi pendengaran .

  Universitas Sumatera Utara

  5. Idientifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.

  1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

  Membantu klien mengetahui cara mengontrol PK dengan cara fisik 1.

  5. Menyebutkan cara mengontrol PK.

  4. Mengidientifikasi akibat PK.

  3. Mengidientifikasi PK yang dilakukan.

  2. Mengidientifikasi tanda dan gejala PK yang dilakukan.

  Mengidientifikasi penyebab PK.

  Prilaku kekerasan Sp 1 1.

  Memudahkan pemahaman dalam menyukseskan program pengobatan yang optimal bagi klien. 19 juni 2013 2.

  3. Anjurkan memasukan dalam jadwal kegiatan harian klien.

  2. Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat teratut.

  Sp 4.

  6. Idientifikasi respons terhadap halusinasi.

  Membantu klien dalam melakukan kegiatan.

  3. Anjurkan klien memasukan kedalam jadwal harian klien.

  2. Latih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan yang bisa dilakukan dirumah sakit.

  Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

  Memantau kemajuan serta efektifitas pilihan yang dipilih dan dilatih bersama dengan klien. Membantu klien dalam memnantu sosial. Sp 3 1.

  3. Anjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian klien. halusinasi.

  2. Latih klien mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

  Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

  8. Anjurkan klien memasukan cara mengghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien. Sp 2 1.

  7. Ajarkan klien menghardik halusinasi yang dialaminya.

  Universitas Sumatera Utara

  6. Membantu klien memperaktekkan latiahan cara mengontrol fisik 1.

  Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

  Memudahkan pemahaman dalam menyukseskan program pengobatan yang optimal bagi klien.

  3. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal harian klien.

  2. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan cara menum obat.

  1. Mengevaluasi jadawal kegiatan harian klien .

  Sp 5.

  Membantu klien mengetahui cara mengontrol Pk dengan cara spiritual.

  3. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian klien.

  2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara spiritual.

  Sp 4 1.

  7. Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian klien. Sp 2.

  Membantu klien mengetahui cara mengontrol PK dengan cara verbal.

  Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian klien.

  2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara verbal 3.

  1. Mengevalusi jadwal kegiatan harian klien.

  Sp 3.

  Membantu klien mengetahui cara mengontrol PK dengan cara fisik 2.

  3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian klien.

  2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik 2.

  1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

  Universitas Sumatera Utara

  

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/ No. Implementasi Keperwatan Evaluasi tanggal Dx

   (SOAP) 19 juni Sp 1 2013.

  1. S:Klien sering Mengidientifikasi jenis halusinasi. mendengar suara-

  2. suara yang Mengidientifikasi isi halusinasi. 3. mengajaknya

  Mengidientifikasi waktu halusinasi. bicara.

  4. O: Klien tampak Mengidientifikasi frekuensi halusinasi. senyum-senyum

  5. dan bicara- Mengidientifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi. bicarasendiri.

  6. A:Masalah teratasi Mengidientifikasi respon klien terhadap halusinasi. sebagian.

  7. P: Intervensi di Mengajarkan klien menghardik halusinasi. lanjutkan.

  8. Mengjarkan klien memasukan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian.

  Sp2

  1. S: Klien menyatakan Mengevaluasi jadwal harian klien sudah melakukan

  2. cara mengontrol Melatih klien untuk mengendalikan halusinasi halusinasi dengaan dengan cara bercakap-cakap cara menghardik dengan orang lain. halusinasi.

  O:Klien sudah sudah 3. mengerti cara

  Menganjurkan klien melakukan jadwal kegiatan harian. mengontrol halusinasi yang ke 2 yaitu bercakap- cakap dengan orang lain. A:Msalah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan.

  Sp 3

  1. S:Klien mengatakan Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klin . mengerti cara

  2. mengontrol Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan halusinasi dengan kegitan yang bisa dilakukan di cara bercakap-cakap RS.jiwa denggan orang lain.

  3. O:Klien sudah Menganjurkan klien memasukakan jadwal latihan. mengerjakan cara mengontrol halusinasi melakukan kegiatan yang bisa dilakukan di RS.jiwa.

  A: Maslah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan.

  S: Klien mengatakan sudah mengerjakan

  Sp 4.

  1. cara-cara mengontol Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. halusinasi yang

  2. sudah diajarkan Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan oleh perawat. obat secara teratur.

  3. O:Klien sudah Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian melakukan cara klien. yang sudah di ajarakan dengan baik.

  20 juni Sp 1 2013

  1. S: Bina hubungan saling percaya.

  2. O:Klien berbicara Mengidientifikasi penyebab PK. 3. kasar.

  Mengidientifikasi PK yang dilakukan . A:Masalah teratasi 4. seagian.

  Menidientifikasi akibat PK.

  5. P: Intervensi Menyebutkan cara mengontrol PKnya. dilanjutkan.

  6. Memebantu klien memeperaktekkan cara mengontrol fisik 1.

  7. Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian.

  Sp2 1.

  Mengevalusi jadwal kegitan harian klien.

  2. S: Klien menyatakan Meltih klien mengontrol PK dngan cara fisik 2. sudah melakukan

  3. cara mengontrol PK Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal harian . dengan cara fisik 1.

  O: Klien melatih cara fisik 2.

  A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan.

  Sp 3 S: Klien mengatakan

  1. sudah melakuakn Mengevaluasi jadwal kegitan harian klien. cara mengontrol

  2. kemarahan dengan Melatih klien mengontrol PK dengan cara verbal danspritual. cara verbal dan

  3. spiritual.

  Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal harian . A:Maslah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan.

  Sp 4

  1. S: Klien mengatakan Mengevalusai jadwal kegiatan harian klien. sudah bisa

  2. mengontrol Menjelaskan cara mengontrol PK dengan minum obat. kemarahanya.

  3. O: klien tamapak lebih Menganjurkan klien memasukan jadwal kegiatan harian. sopan saat berbicara.

  A: Maslah teratasi sebagian. P:intervensi dihentikan.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal - Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri D

0 0 27

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE

0 0 15

CHAPTER I INTRODUCTION 1.1 Background of the Study

0 1 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumbuhan Jeruk Besar dan Jenis – Jenisnya - Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Bali Merah (Citrus Maxima (Burm.) Merr) Secara Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (Gc-Ms)

0 0 15

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Di Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Pendekatan Regresi Logistik

0 0 17

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Di Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Pendekatan Regresi Logistik

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sertifikasi Guru 2.1.1 Hakikat Sertifikasi Guru - Pengaruh Tunjangan Sertifikasi Terhadap Kesejahteraan Dan Kinerja Guru Di Smp Swasta Dharma Patra Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

0 1 46

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Tunjangan Sertifikasi Terhadap Kesejahteraan Dan Kinerja Guru Di Smp Swasta Dharma Patra Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 2 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8