BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum tentang Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi untuk pekerjaan survey dan penyelidikan tanah SUTET 275 KV Sigli-Lhoksumawe dan SUTT 150 KV Takengon-Blang Kjeren, studi pada PT. Prima Layanan Nasional Enj

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam

  pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Memajukan kesejahteraan umum berarti melakukan perubahan tingkatan menuju yang lebih baik di bidang-bidang kehidupan yang berkaitan erat dengan kebutuhan rakyat Indonesia. Dalam menuju perubahan yang lebih baik itu harus dilakukan suatu pembangunan yang dilakukan secara adil dan merata sehingga setiap warga negara Indonesia dapat menikmati hasil dari pembangunan yang telah dilakukan dan hal ini otomatis berdampak pada meningkatnya kesejahteraan rakyat Indonesia.

  Pembangunan fisik merupakan salah satu bentuk pembangunan yang mutlak harus dilakukan dalam usaha memajukan kesejahteraan umum.

  Pembangunan fisik tersebut dapat berupa pembangunan infrastruktur pada gedung maupun sarana dan prasarana transportasi yang mendukung dan menopang kegiatan masyarakat. Tanpa adanya pembangunan tersebut akan sangat sulit bagi Negara Indonesia untuk memenuhi kebutuhan bangsa bahkan meningkatkan nilai tawar negara Indonesia di kancah dunia internasional. Tingginya animo untuk melakukan pembangunan pada saat ini merupakan salah satu nilai lebih untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berkualitas.

  Salah satu pembangunan fisik tersebut adalah pembangunan Jaringan Tegangan Tinggi atau disebut juga Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTET 275 KV Sigli – Lhoksumawe dan SUTT 150 KV Takengon – Blang Kjeren. Pembangunan tersebut dilandaskan pada pemikiran bahwa listrik sudah menjadi kebutuhan yang vital dalam kehidupan masyarakat karena hampir di setiap kegiatan masyarakat menggunakan energi listrik. Oleh sebab itu pemerintah pada saat ini sedang gencar meningkatkan volume produksi listrik karena kebutuhan akan tenaga listrik yang semakin hari semakin meningkat dan hal ini juga sangat membutuhkan energi listrik sehingga perlu meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya pemenuhan energi listrik secara merata serta cara penyelesaian berbagai macam kendala yang timbul dengan cepat dan tepat yang dapat sehingga pemenuhan terhadap energi listrik tidak terhambat.

  Salah satu aspek yang harus diperoleh untuk membangun jaringan tersebut antara lain data daya dukung tanah untuk perencanaan tipe pondasi tower yang akan diperoleh dengan melaksanakan pekerjaan di atas dibutuhkan data–data pendukung daya dukung tanah dan lainnya yang akan diperoleh dengan melaksanakan soil investigation. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan pembangunan tersebut mutlak memperhatikan perencanaan pembangunan yang dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsip profesionalitas dalam kemampuan dan tanggung jawab, efisiensi dan efektivitas yang dapat menjamin terwujudnya nilai tambah yang optimal bagi para pihak dalam penyelenggaraan pembangunan tersebut dan bagi kepentingan nasional sehingga dapat menganalisis pembangunan tersebut untuk dapat mewujudkan pembangunan yang tepat guna dan berdaya guna.

  Perencanaan pembangunan tersebut dilakukan dalam bentuk konsultansi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam bentuk penyajian data yang akurat seperti dokumen studi kelayakan, dokumen perencanaan teknik dan gambar rencana yang dilakukan dalam bentuk survey dan penyelidikan tanah dengan maksud mendapatkan gambaran geografi/morfologi dan geologi teknik serta gambaran tata guna lahan sepanjang koridor rencana jalur sesuai daerah studi mungkin mempunyai tingkat keandalan yang tinggi dan menimbulkan dampak Iingkungan dan sosial yang kecil serta biaya pembangunan yang ekonomis serta bertujuan untuk menentukan posisi dan tipe tower jaringan transmisi 275 KV, beserta tipikal pondasinya, serta kondisi geoteknik lahan dan mendapatkan gambaran 3 (tiga) dimensi (profil memanjang, peta situasi ROW serta kontur)

   lokasi jalur transmisi.

  Oleh sebab itu dalam pekerjaan ini diperlukan sumber daya seperti konsultan yang memang berkompeten dalam melakukan perencanaan ini dalam melaksanakan pembangunan yang sesungguhnya. Konsultan tersebut haruslah pihak yang ahli dan profesional yang mempunyai keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware) sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 16 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang mengacu pada pengertian Jasa Konsultansi.

1 Wawancara dengan pihak PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering.

  Pengadaan jasa konsultansi berdasarkan penjelasan Pasal 4 huruf c Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 meliputi, namun tidak terbatas pada jasa rekayasa (engineering); jasa perencanaan (planing), perancangan (design), dan pengawasan (supervision) untuk pekerjaan konstruksi; jasa perencanaan (planning), perancangan (design), dan pengawasan (supervision) untuk pekerjaan selain konstruksi; dan jasa keahlian profesi. Dari lingkup jasa konsultansi tersebut untuk pekerjaan konstruksi.

  Berdasarkan uraian diatas, bahwa pengertian Jasa Konsultansi mempunyai kesamaan sasaran atau tujuan dengan bidang jasa perencanaan untuk konstruksi yaitu keluaran (output) berupa piranti lunak atau brainware yang dapat berupa rekomendasi yang yang berupa dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain. Oleh sebab itu berdasarkan lingkup kegiatan dan kesamaan tujuan dapat disimpulkan bahwa perjanjian pengadaan jasa konsultansi dalam penulisan ini termasuk layanan jasa perencanaan konstruksi yang memberikan layanan jasa perencanaan yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi dimana jasa perencanaan untuk pekerjaan konstruksi inilah yang mempunyai andil yang besar dan jasa yang penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas, teratur, dan terencana dalam meningkatkan kualitas pembangunan nasional yang bermutu tinggi.

  Di dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor Nomor 18 Tahun 1999 terdapat rumusan jasa perencanaan yang menyebutkan bahwa perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain.

  Dalam pembangunan nasional, jasa konstruksi ini mempunyai peranan penting dan strategis mengingat jasa konstruksi menghasilkan produksi akhir sarana yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang, terutama bidang ekonomi, sosial, dan budaya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata secara materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Selain berperan dalam mendukung berbagai bidang pembangunan, jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan

   dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

  Peran konsultan dalam perjanjian pengadaan jasa konsultansi berhubungan erat dengan pihak lainnya yaitu pengguna jasa. Hal ini dapat dilihat dalam asas kemitraan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan jasa konstruksi harus terdapat hubungan kerja para pihak yang harmonis, terbuka, bersifat timbal balik, dan sinergis.

  Para pihak yang terlibat dalam perjanjian pengadaan jasa konsultansi tersebut adalah pengguna jasa dan penyedia jasa. Pihak pengguna jasa dalam 2 Penjelasan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, perencanaan pembangunan tersebut adalah PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring) sedangkan yang menjadi penyedia jasa adalah PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering. Terpilihnya PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering sebagai penyedia jasa dalam pekerjaan konsultansi ini adalah dengan metode seleksi langsung yang kemudian menetapkan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering terpilih sebagai penyedia jasa.

  

  adalah berasal dari anggaran PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring sehingga pengaturan mengenai perjanjian pengadaan jasa konsultansi ini bersifat privat oleh karena itu tidak termasuk dalam kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah karena sumber pembiayaan dalam kontrak pengadaan oleh pemerintah pada umumnya berasal dari keuangan negara dalam hal ini APBN/APBD,

   disamping dana yang berasal dari pinjaman/hibah luar negeri (PHLN).

  PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring) dalam hal ini berperan sebagai pengguna jasa artinya yang memberikan pekerjaan di bidang perencanaan yaitu menggunakan jasa konsultasi untuk merealisasikan pekerjaannya tersebut sehingga PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring mengadakan suatu perjanjian yaitu perjanjian pengadaan jasa konsultansi dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering sebagai penyedia jasa yang bergerak dibidang konsultansi teknik yang memberikan jasa kepada PT. Prima Layanan 3 Surat Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi untuk Pekerjaan Survei dan Penyelidikan

  

Tanah Sutet 275 KV Sigli- Lhoksumawe dan Sutet 150 KV Takengon-Balng Kjeren antara PT

Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLNE) dengan PT Pemetar Argeo Consultant

Engineering, tanggal 19 April 2014. 4 Sogar Simamora, Hukum Kontrak, Kantor Hukum “Wins & Partners”, Surabaya, 2012, hal. 5.

  Nasional Enjiniring dalam bentuk konsultansi perencanaan untuk menyediakan dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain yang berisi tentang gambaran geografi/morfologi tanah dan desain jalur pembangunan jaringan tegangan tinggi atau saluran udara tegangan tinggi.

  Perjanjian tersebut dibuat secara tertulis dalam bentuk akta otentik untuk memberikan kepastian hukum bagi para pihak dalam pelaksanaan perjanjian kesepakatan bersama sebagai pengaplikasian dari asas kebebasan berkontrak para pihak yang mengakomodir seluruh kepentingan para pihak demi terwujudnya keseimbangan bagi para pihak. Namun pengaturan isi perjanjian pengadaan jasa konsultansi ini tetap berpedoman pada peraturan perundang-udangan yang berkaitan dengan pengadaan jasa konsultansi seperti Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi serta peraturan pelaksananya sehingga pengaturan mengenai ruang lingkup pekerjaan, hak dan kewajiban para pihak, pengamanan transaksi bisnis, dan pengaturan tentang pola penyelesaian sengketa yang timbul antara kedua belah pihak dapat diakomodasi dalam perjanjian tersebut sehingga potensi terjadinya wanprestasi dapat direduksi atau dihilangkan sama sekali.

  Dalam praktiknya masalah yang sering terjadi dalam pelaksanaan suatu perjanjian biasanya terkait dengan kualitas dan proses pelaksanaan dari hasil pekerjaan yang diperjanjikan. Banyak penyimpangan yang terjadi diluar perencanaan yang dilakukan atau bahkan perencanaan itu sendiri yang terjadi penyimpangan sehingga hasil akhir yang dihasilkan jauh dari apa yang diharapkan atau dapat dikatakan terjadi kegagalan bangunan. Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan

5 Selain itu, dalam pelaksanaan suatu perjanjian sering terjadi keterlambatan

  waktu penyelesaian pembangunan terutama di bidang konsultansi perencanaan sehingga terjadi penambahan waktu yang otomatis menambah cost pelaksanaan pembangunan yang kemudian dapat mempengaruhi waktu pemanfaatan bangunan tersebut.

  Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik dan berkeinginan untuk membahas dan menganalisis tentang perjanjian pengadaan jasa konsultansi di bidang perencanaan tersebut dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul “Analisis Hukum tentang Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi untuk Pekerjaan Survey dan Penyelidikan Tanah SUTET 275 KV Sigli-Lhoksumawe dan SUTT 150 KV Takengon-Blang Kjeren”, studi pada PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring) dan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering.

  5 Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

B. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terdapat beberapa masalah pokok yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini, yaitu

1. Bagaimana pembuatan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi antara PT.

  Prima Layanan Nasional Enjiniring dan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering? Bagaimana pelaksanaan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi antara PT.

  Prima Layanan Nasional Enjiniring dan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering? 3. Apa hambatan yang terjadi dalam Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring dan PT. Pemetar Argeo

  Consultant Engineering dan bagaimana penyelesaiannya?

C. Manfaat Penulisan

  Berdasarkan permasalahan tersebut, terdapat beberapa manfaat dalam penulisan ini yang akan dicapai, yakni:

1. Manfaat Teoritis

  Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah dan memperluas pengetahuan mengenai hukum pengadaan jasa konsultansi yang berkenaan dengan hukum konstruksi bagi para akademisi terutama bagi penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan hukum yang diperoleh selama mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan untuk menambah literatur ilmu pengetahuan hukum, khususnya bidang hukum Perjanjian (kontrak) tentang hukum pengadaan konsultansi.

2. Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan perjanjian pengadaan jasa konsultansi serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan menghindari timbulnya permasalahan yang berpotensi dapat terjadi dalam melakukan kerjasama dibidang pengadaan jasa konsultansi guna peningkatan kualitas pembangunan di Indonesia.

D. Tujuan Penulisan

  Berdasarkan permaalahan dalam penulisan ini, maka tujuan dari penulisan ini yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui bagaimana pembuatan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring dan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering.

  2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring dan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering.

  3. Untuk mengetahui apa hambatan yang terjadi dalam Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring dan PT.

  Pemetar Argeo Consultant Engineering dan bagaimana penyelesaiannya.

E. Metode Penelitian

  Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan, oleh karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah. Oleh karena penelitian teknologi, maka metodologi penelitian yang diterapkan harus senantiasa

  

  disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Sementara itu menurut Sugiyono, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

   mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

  Penulisan skripsi ini didasari oleh suatu penelitian yang diadakan dengan metodologi penelitian tertentu untuk mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini. Dalam penelitian hukum ini penulis akan menggunakan cara-cara atau metode-metode penelitian sebagai berikut:

  1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering.

  2. Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian yuridis normatif-

  

  yuridis sosiologis atau disebut juga dengan normatif-empiris. Yuridis 6 Soerjonno Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat . Jakarta, Rajawali 1985, hal. 1. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta, 2010, hal. 2. 8 Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang, UMM Press, 2009, hal 103

  normatif maksudnya penelitian hukum ini dilakukan dengan menggunakan bahan pustaka atau data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan skripsi ini. Penelitian hukum empiris ini dilakukan dengan memperolah data primer dengan melakukan wawancara dengan pihak PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering.

  Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dititikberatkan pada penelitian kepustakaan dan didukung dengan penelitian lapangan, maka sumber bahan hukum yang digunakan diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok, yaitu: a.

  Bahan hukum primer , yaitu semua peraturan yang mengikat dan dibuat oleh pihak-pihak yang berwenang yang meliputi seluruh peraturan perundang-undangan antara lain UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksananya, Peraturan presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan barang/jasa pemerintah, dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti buku-buku hukum, jurnal-jurnal hukum, hasil penelitian dan pendapat dari pakar hukum serta artikel-artikel hukum yang dimuat dalam majalah, koran, dan situs internet. c.

  Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk, maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum.

  4. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara : a.

  Penelitian Kepustakaan (library Research) yaitu mengumpulkan dan permasalahan dalam skripsi ini, seperti buku-buku hukum, majalah hukum, artikel-artikel hukum, peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, pendapat sarjana dan bahan-bahan lainnya.

  b.

  Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan dalam bentuk wawancara sebagai upaya dalam pengumpulan data dari PT.

  Pemetar Argeo Consultant Engineering.

  5. Alat pengumpulan data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah: a.

  Studi dokumen Studi dokumen yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis yang berhubungan dengan penelitian hukum ini.

  b.

  Wawancara Wawancara dilakukan dengan Pihak PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

6. Analisis data

  Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode deduktif, yaitu yang diawali dengan pengetahuan yang bersifat umum dan kemudian ditarik suatu kesimpulan khusus untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas dan

F. Keaslian Penulisan

  Penulisan skripsi ini berjudul “Analisis Hukum tentang Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi untuk Pekerjaan Survey dan Penyelidikan Tanah SUTET 275 KV Sigli-Lhoksumawe dan SUTT 150 KV Takengon-Blang Kjeren”, studi pada PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring) dan PT Pemetar Argeo Consultant Engineering.

  Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis dan berdasarkan pengecekan judul di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa judul tersebut belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sehingga layak untuk ditulis dan diteliti. Kalaupun ada judul yang serupa, namun permasalahan dan materi pembahasan yang diangkat berbeda dan bila di kemudian hari ditemukan skripsi dengan judul yang sama yang telah ada sebelumnya, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab penulis.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab dengan bab yang lain yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

  BAB 1 : PENDAHULUAN

  manfaat penulisan, tujuan penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN (KONTRAK) Merupakan tinjauan umum tentang perjanjian, terdiri dari lima sub

  bab yang menjelaskan tentang pengertian perjanjian, syarat sahnya perjanjian, asas-asas dalam hukum perjanjian, bentuk-bentuk dan fungsi perjanjian dan prestasi dan wanprestasi.

  BAB III : KETENTUAN PERJANJIAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI Terdiri dari lima sub bab yang menjelaskan pengertian perjanjian

  pengadaan jasa konsultansi, dasar hukum perjanjian pengadaan jasa konsultansi, hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pengadaan jasa konsultansi, dan berakhirnya perjanjian pengadaan jasa konsultansi.

BAB VI : ANALISIS HUKUM TENTANG PERJANJIAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI UNTUK PEKERJAAN SURVEY DAN PENYELIDIKAN TANAH SUTET 275 KV SIGLI- LHOKSUMAWE DAN SUTT 150 KV TAKENGON-BLANG KJEREN Bab ini menjelaskan tentang profil PT. Prima Layanan Nasional Engineering, pembuatan perjanjian pengadaan jasa konsultansi,

  pelaksanaaan perjanjian pengadaan jasa konsultansi, dan hambatan dalam perjanjian pengadaan jasa konsultansi serta penyelesaiannya.

BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis yang

  dilakukan. Kesimpulan merupakan intisari dari pembahasan terhadap permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini, sedangkan saran yang ada diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dermatitis Kontak Alergi 2.1.1. Definisi - Hubungan Merokok dengan Kejadian Dermatitis Kontak Alergi

0 0 15

Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas

0 0 27

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 11

II. PERSEPSI PENJUAL - Kajian Penggunaan Ruang Publik Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Studi Kasus: PKL Di Jalan Sutomo Medan Dan Sekitarnya

0 0 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembahasan Arsitektur Perilaku - Kajian Penggunaan Ruang Publik Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Studi Kasus: PKL Di Jalan Sutomo Medan Dan Sekitarnya

0 0 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Tuberkulosis - Gambaran Karakteristik Penderita TB MDR Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan

0 0 20

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangm - Gambaran Karakteristik Penderita TB MDR Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan

0 0 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIV 2.1.1 Epidemiologi 1.Situasi Global - Profil Pasien Hiv Dengan Tuberkulosis Yang Berobat Ke Balai Pengobatan Paru Provinsi (Bp4), Medan Dari Juli 2011 Hingga Juni 2013

0 0 36

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN (KONTRAK) A. Pengertian Perjanjian - Analisis Hukum tentang Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi untuk pekerjaan survey dan penyelidikan tanah SUTET 275 KV Sigli-Lhoksumawe dan SUTT 150 KV Takengon-Blang Kjeren, st

0 0 38