makalah teori ekonomi makro 2 the data o

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian secara keseluruhan berpengaruh sangat besar terhadap
kita semua, maka dari itu penting untuk membahas sejumlah data yang digunakan
oleh para ekonom dan pembuat kebijakan untuk memonitor kinerja perekonomian
secara keseluruhan. Ilmu ekonomi makro adalah ilmu tentang fenomena
perekonomian secara luas, termasuk inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan
ekonomi.
Dalam ilmu ekonomi makro, untuk mengukur suatu pendapatan total dari
sebuah negara dapat menggunakan PDB atau Produk Domestik Bruto dan untuk
mengukur keseluruhan dari biaya hidup para ekonom dan departemen statistik
menggunakan IHK atau Indeks Harga Konsumen.
Dalam sebuah negara penting untuk mengetahui perkembangan atau
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Ilmu ekonomi makro menjelaskan dengan
berupa data yang konkret tentang bagaimana suatu negara dapat tumbuh dan
berkembang bahkan suatu negara dapat melemah dalam bidang ekonomi.
Dalam makalah ini jenis-jenis data yang digunakan untuk menciptakan dan
menguji teori ekonomi makro. Sumber informasi paling jelas dari perekonomian
adalah pengamatan, maka dapat melihat secepat apa harga meningkat. Ketika anda

mencari pekerjaan. Dapat diketahui apakah perusahaan membuka lowongan pekerjaan
karena kita semua adalah bagian dari perekonomian , kita merasakan kondisi kondisi
ekonomi pada saat kita menjalani kehidupan. Dengan pengamatan akan memberikan
petunjuk bagaimana perekonomian berjalan.
Statistik ekonomi adalah sumber informasi yang lebih sistematik dan obyektif
Pemerintah secara reguler mensurvei rumah tangga dan perusahaan untuk
mempelajari aktivitas ekonomi mereka berapa banyak penghasilan mereka, apa yang
mereka beli, berapa harga yang mereka bayar, dan seterusnya. Dari survei ini,
berbagai statistik dihitung yang meringkas kondisi ekonomi. Statistik ini digunakan
oleh para ahli ekonomi untuk mempelajari perekonomian dan oleh para pengambilan
keputusan untuk mengawasi pembangunan ekonomi dan merumuskan kebijakankebijakan yang tepat.
1

Makalah ini memfokuskan pada tiga statistik ekonomi yang sering digunakan
para ahli ekonomi dan para pengambil keputusan. Produk domestik bruto ( gross
domestik product, GDP)menyatakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional
pada output barang dan jasa . Indeks harga konsumen (consumer price index,CPI),
mengukur tingkat harga . tingkat penggangguran ( unemployment rate) menyatakan
jumlah pekerja yang tidak memiliki pekerjaan. Kita akan melihat bagaimana statistik
ini akan dihitung dan apa yang dinyatakan dalam makalah ini tentang perekonomian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi makro?
2. Bagaimana mengukur nilai aktivitas ekonomi?
3. Bagaimana mengukur biaya kehidupan ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan materi dan pengertian secara jelas dan lengkap tentang ilmu ekonomi
makro.
2. Menjelaskan dan mengetahui bagaimana mengukur nilai aktivitas ekonomi
3. Menjelaskan dan mengetahui bagaimana mengukur biaya hidup secara jelas.

2

BAB II
PEMBAHASAN
1. Apakah Ilmu ekonomi makro itu?
Ilmu ekonomi makro adalah Ilmu yang mempelajari ekonomi secara
keseluruhan dalam suatu negara maupun regional. Dengan mempelajari ilmu
makro ekonomi, kita dapat mengetahui kenapa

pertumbuhan dan tingkat


inflasi suatu negara dengan negara yang lain dapat berbeda. Makro ekonomi
menjadi isu yang penting dalam suatu negara. Populitas pemimpin suatu
negara dapat naik ataupun turun, karena keadaan ekonomi makro suatu negara
tersebut.
Pemikiran ekonomi makro adalah bagaimana rumah tangga dan
perusahaan membuat keputusan dan bagaimana cara berinteraksi dalam pasar.
Peristiwa-peristiwa ekonomi makro muncul dari interaksi banyak individu
yang mencoba memaksimalkan kemakmurannya. Karena variabel agregate
adalah jumlah variabel-variabel yang mendeskripsikan keputusan-keputusan
undividu dan didasarkan pada landasan-landasan ekonomi makro.
Beberapa variabel makro ekonomi terpenting yang digunakan untuk
mengukur suatu perekonomian adalah GDP riil, tingkat inflasi, tingkat
pengangguran dan kebijakan ekonomi yang menyangkut kebijakan moneter
dan kebijakan fiscal. Sejarah makro ekonomi memberikan motivasi yang kaya
akan informasi untuk menciptakan suatu teori makro ekonomi. Karena prinsip
dasar dari makro ekonomi tidak berubah dari tahun ketahun, makro ekonomi
harus menerapkan prinsip ini disertai dengan fleksibilitas dan kreativitas untuk
memenuhi kebutuhan.
2. Mengukur nilai aktivitas ekonomi: Produk Domestik Bruto (PDB atau

GDP)
Ketika mengukur pendapatan total suatu negara, maka tidak lepas dari
produk domestik bruto (PDB). PDB adalah nilai mata uang seluruh barang dan
jasa yang diproduksi dalam satu negara pada perioda waktu tertentu. PDB
merupakan statistik yang paling banyak dipantau karena dipandang sebagai
3

satu-satunya ukuran paling tepat tentang kesehatan perekonomian suatu
masyarakat.
A. Pendapatan, Pengeluaran dan Aliran Sirkuler
Produk domestik bruto (PDB) mengukur pendapatan total dan
pengeluaran total secara bersamaan, karena kedua hal ini pada dasarnya
sama saja. Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan total
harus sama dengan pengeluaran total.

Dari diagram alir diatas, dapat dilihat bahwa GDP dapat dihitung
melalui dua cara, yaitu :
1.

Pendapatan total semua orang dalam negara


2.

Pengeluaran total output barang dan jasa dalam negara

Secara keseluruhan, pendapatan harus sama dengan pengeluaran. Dari
sini dapat diambil kesimpulan bahwa GDP mengukur aliran rupiah dalam
ekonomi.
Rumah tangga membeli barang dan jasa dari perusahaan, dan
perusahaan menggunakan pendapatan dari penjualan mereka untuk
membayar upah pegawai, sewa pemilik tanah, dan keuntungan pemilik
perusahaan. Besar PDB sama dengan jumlah yang dibelanjakan oleh
rumah tangga di pasar barang dan jasa. Dan besar PDB juga sama dengan

4

jumlah upah, sewa, dan keuntungan yang dibayarkan perusahaan di pasar
faktor produksi.

B. Aturan Menghitung PDB

Terdapat beberapa aturan yang harus ditaati dalam menghitung PDB,
yaitu:
1. Untuk menghitung nilai total barang dan jasa yang berbeda, pos
pendapatan nasional (national income) menggunakan harga pasar.
2. Barang bekas tidak dimasukkan dalam perhitungan GDP.
3. Perlakuan terhadap persediaan bergantung apakah barang disimpan
atau dibiarkan. Bila barang disimpan, nilainya dimasukkan dalam
GDP. Bila dibiarkan, GDP tidak berubah. Bila akhirnya terjual, barang
tersebut dianggap sebagai barang bekas (tidak dihitung).
4. Barang setengah jadi (intermediate goods) tidak dihitung dalam GDP
(hanya barang jadi), karena nilai barang setengah jadi telah
dimasukkan dalam harga pasar. Nilai tambah (value added) sebuah
perusahaan sama dengan nilai output perusahaan itu dikurangi nilai
barang setengah jadi yang dibeli perusahaan.
5. Sebagian barang tidak dijual di pasar dan karena itu tidak memiliki
harga pasar. Kita harus menggunakan nilai terkait (imputed value)
sebagai perkiraan nilainya. Misalnya, jasa perumahan dan layanan .
Lebih spesifik lagi, Produk domestik bruto (gross domestic productGPD), adalah nilai pasar seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi di
suatu Negara pada periode tertentu. Komposisi PDB dari berbagai jenis
pembelanjaan dapat dipelajari dari persamaan identitas, yaitu persamaan

yang kebenarannya ditentukan oleh definisi variable-variabel di dalamnya.
C. PDB Riil Versus PDB Nominal
PDB nominal (nominal GDP) adalah Nilai produksi barang dan jasa
yang diukur dengan harga yang berlaku . PDB nominal mencerminkan,
baik harga barang dan jasa maupun jumlah barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian. PDB ini bisa berubah setiap saat, baik
karena ada perubahan dalam jumlah (nilai riil) barang dan jasa atau ada
5

perubahan dalam harga barang dan jasa tersebut. Sedangkan PDB riil (real
GDP) adalah Nilai produksi barang dan jasa yang diukur dengan harga
tetap. Dengan menetapkan harga pada tahun basis, maka PDB riil hanya
mencerminkan jumlah yang diproduksi.
Perbedaan antara riil dan nominal ini dapat juga diterapkan pada nilai
moneter lain, seperti gaji. Konversi dari satuan nominal ke riil ini
memungkinkan kita untuk menghilangkan masalah yang muncul ketika
mengukur nilai rupiah yang berubah sepanjang waktu sebagaimana tingkat
harga berubah.
Dari kedua statistik tersebut, dapat dihitung statistik ketiga yang
disebut dengan deflator PDB (deflator GDP), yaitu ukuran tingkat harga

yang dihitung sebagai rasio PDB nominal dengan PDB riil dikali 100.
Deflator PDB hanya mencerminkan harga barang dan jasa saja. GDP
Deflator, disebut juga deflator harga implisit untuk GDP, mengukur harga
output relatif terhadap harganya pada tahun dasar. GDP Deflator
mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam
perekonomian.
Deflator PDB = PDB Nominal / PDB Riil
D. Ukuran Lain Pendapatan
Selain GDP, terdapat alternatif lain penghitungan pendapatan suatu
negara, yaitu GNP. Untuk mendapatkan produk nasional bruto (gross
national product, GNP), kita menambah GDP dengan penerimaan dari
pendapatan faktor produksi (upah, laba, dan sewa) dari seluruh dunia dan
mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor ke seluruh dunia.
GNP = GDP + Pembayaran dari mancanegara – Pembayaran ke
mancanegara
Bila GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi secara
domestik, GNP mengukur pendapatan total yang diperoleh oleh negara
(penduduk suatu negara).
Selain GDP dan GNP, ada produk nasional netto (net national product,
NNP), yang diperoleh dari GNP dikurangi depresiasi modal (jumlah

persediaan pabrik, peralatan, dan struktur residensial yang habis dipakai
selama setahun).
NNP = GNP – Depresiasi atau penyusutan
6

Depresiasi disini sering disebut sebagai konsumsi dari modal tetap,
yang sebanding dengan sekitar 10% dari GNP. Produk Nasional Netto
hampir sebanding dengan Pendapatan Nasional. Perbedaan keduanya
disebut dengan ketidaksesuaian statistik, yang timbul karena perbedaan
sumber data yang tidak sepenuhnya konsisten.
NNI (Net National Income) adalah jumlah seluruh penerimaan yang
diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect
tax)
Rumus : NNI = NNP – Pajak tidak langsung
Pendapatan Nasional dibagi menjadi enam komponen, tergantung dari
siapa yang menghasilkan pendapatan tersebut. Enam komponen tersebut
adalah :
a. Kompensasi pekerja (63,7%) : Gaji dan jaminan sosial yang diperoleh
pekerja
b. Laba pemilik (8,6%) : Laba dari perusahaan nonkorporat seperti

pertanian kecil, toko kelontong dan kantor advokasi hukum.
c. Pendapatan sewa (0,3%) : Pendapatan yang diterima oleh pemilik aset.
d. Laba korporat (13,4%) : Pendapatan yang diterima perusahaan setelah
pembayaran kepada karyawan dan kreditur.
e. Bunga bersih (5,4%)
f. Pajak tidak langsung (8,6%)
Dari Pendapatan Nasional, kita bisa menghitung Pendapatan Personal
dengan rumus sebagai berikut : PI = (NNI + transfer payment) – (Laba
ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
Dari Pendapatan Personal, kemudian kita bisa menghitung Disposable
Persona . dengan rumus sebagai berikut :
Disposable Personal Income = Personal Income − Personal Tax and
Nontax Paymentsl Income.
E. Metode perhitungan pendapatan nasional
Metode Pengeluaran, komponen pengeluaran terdiri dari :
1. Konsumsi (Y) : Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, terdiri
dari barang habis pakai, barang tidak habis pakai dan jasa.
7

2. Investasi (I) : Pembelian barang untuk konsumsi masa depan, terdiri

dari investasi bisnis tetap, investasi rumah tangga tetap dan investasi
persediaan.
3. Pengeluaran Pemerintah (G) : Pembelian barang dan jasa oleh
pemerintah pusat maupun daerah, seperti peralatan militer, jalan tol dan
jasa layanan umum kepada masyarakat. Tidak termasuk di dalamnya
bantuan kepada individu seperti bantuan sosial dan kesejahteraan, karena
bantuan ini bersifat realokasi dari pendapatan yang ada dan tidak dibuat
dalam rangka perolehan barang dan jasa.
4. Ekspor Netto (NX) : Nilai dari barang dan jasa yang dijual ke negara
lain (ekspor) dikurangi nilai barang dan jasa yang negara lain jual ke
negara kita (impor).
5. Dari komponen ini tercipta persamaan GDP (Y) yaitu jumlah
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor netto. Persamaan
ini disebut identitas pos pendapatan nasional. Yang dituliskan sebagai
berikut :
Y = C + I + G + NX atau Y = C + I + G + (X – M)
Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh
penerimaan (rent, wage,interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor
produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y=r+w+i+p
Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang
dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam
periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
3. Mengukur biaya hidup
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
indeks harga konsumen adalah untuk mengukur perubahan-perubahan
biaya hidup, tetapi indeks harga konsumen bukanlah ukuran biaya hidup
yang sempurna karena didalamnya terdapat masalah-masalah pokok yang
sulit untuk diatasi atau dipecahkan. Cara perhitungan IHK = (Pn/Po)
Di mana, Pn = Harga sekarang Po = Harga pada tahun dasar
8

Masalah-masalah dalam perhitungan biaya hidup antara lain:
a. Bias substitusi (substitution bias)
Bias substitusi adalah perilaku konsumen yang mengganti atau
mensubstitusi belanjaan mereka ke barang atau jasa yang harganya relatif
lebih murah. Ketika harga-harga berubah dari tahun ke tahun dan hargaharga tersebut mengalami ketidakseimbangan. Konsumen meresponnya
dengan membeli lebih sedikit barang atau jasa yang harganya sedang
mengalami kenaikan dan lebih memilih membeli barang-barang atau jasa
yang harganya sedang turun atau bahkan tidak mengalami kenaikan.
Contoh : harga Tab Advan lebih murah daripada harga Tab Samsung.
Konsumen akan lebih banyak mengonsumsi Tab Advan daripada Tab
Samsung, akan tetapi para ahli statistik menyusun sebuah keranjang tetap
yang esensinya agar di tahun-tahun berikutnya jika harga Tab Samsung
lebih murah daripada harga Tab Advan, konsumen akan tetap
mengonsumsi Tab Advan.
b. Munculnya barang-barang baru
Ketika barang baru diperkenalkan, para konsumen memiliki varietas
lebih banyak yang dapat mereka pilih. Dengan banyaknya pilihan yang
ada, biasanya akan membuat uang lebih bernilai, sehingga konsumen
memperlukan uang lebih sedikit untuk membeli suatu barang atau jasa
daripada sebelumnya untuk mempertahankan standar hidupnya yang lama.
Contoh : sekarang ini banyak persaingan dalam pembuatan Hp
android, untuk itu persaingan antara Hp Samsung dengan Hp Oppo, Hp
Oppo lebih memperkenalkan fitur-fitur baru yang menyaingi Hp Samsung.
Misalnya Hp Oppo memberikan kelebihan dalam bagian layar LCD yang
kuat dibandingkan Hp Samsung.
Indeks harga konsumen bukanlah ukuran yang sempurna karena tidak
dapat menyesuaikan diri terhadap hal yang baru, sehingga Departemen
statistik hanya memantau perkembangan harganya saja, namun penurunan
biaya hidup yang terjadi ketika barang baru memasuki pasar tidak pernah
tercantum dalam indeks.
c. Perubahan kualitas yang tidak terukur
Apabila kualitas barang menurun dari satu tahun ke tahun berikutnya,
nilai uang akan menurun, bahkan jika harga barang tetap sama. Begitu
9

pula, jika kualitas suatu barang tersebut naik dari satu tahun ke tahun
berikutnya, nilai uang akan naik. Masalah perubahan kualitas ini sulit
untuk diatasi karena kualitas suatu barang sulit untuk diukur.
Indeks Harga Konsumen Versus PDB Deflator
Deflator PDB adalah perbandingan PDB nominal dengan PDB
sebenarnya. Dalam mengukur seberapa cepat harga-harga mengalami
kenaikan, biasanya gambaran yang dikemukakan oleh deflator PDB dan
indeks harga konsumen kurang lebih mempunyai kesamaan. Namun, ada
perbedaan yang menyebabkan angka kedua ukuran tersebut berbeda,
yaitu : Deflator PDB mencerminkan harga semua barang dan jasa yang
diproduksi di dalam negeri, sedangkan indeks harga konsumen
mencerminkan harga semua barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
Deflator PDB membandingkan harga barang dan jasa yang diproduksi saat
ini dengan harga barang dan jasa yang sama di tahun dasar, sedangkan
indeks harga konsumen membandingkan harga keranjang barang dan jasa
yang tetap disuatu tahun dengan harga keranjang di tahun basis.
Mengoreksi Variabel Ekonomi terhadap Dampak Inflasi
Tujuan dari mengukur tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian
adalah untuk melakukan perbandingan antara nilai moneter dari masa
waktu yang berbeda.
a. Nilai uang dari waktu ke waktu Untuk mengetahui perubahan nilai
uang dari waktu ke waktu dapat di teliti melalui besar upah pada
waktu dahulu dengan waktu yang sekarang menggunakan rumus :
tingkat hargatahun sekarang
tingkat harga tahun dulu
Contoh : seorang investor akan lebih senang menerima uang Rp

Upah tahun sekarang = Upah tahun dulu X

1.000,00 hari ini daripada sejumlah uang yang sama di tahun
mendatang. Karena jika seorang investor tersebut menerima uang
tersebut hari ini, ia dapat menginvestasikan uang tersebut dalam
suatu tingkat keuntungan, sehingga dalam tahun mendatang uang
yang investor dapatkan akan lebih besar daripada Rp1.000,00.
Suku bunga nominal dan suku bunga riil
10

Bunga merupakan pembayaran masa mendatang untuk transfer uang
pada masa lalu. Suku bunga nominal (nominal interest rate) adalah suku
bunga yang bisa dilaporkan tanpa koreksi terhadap dampak inflasi.
Contohnya suku bunga yang diberikan oleh bank. Sedangkan suku bunga
riil (real interest rate) adalah suku bunga yang telah dikoreksi terhadap
dampak inflasi. Suku bunga riil menunjukkan seberapa cepat daya beli
rekening bank naik sepanjang waktu.
Suku bunga riil = Suku bunga nominal – Laju inflasi
Contoh : Tuan Andre meminjam $1.000 untuk satu tahun, tingkat suku
bunga nominal pada tahun itu adalah 15% dan selama tahun tersebut
tingkat inflasinya adalah 10%.
Suku bunga riil = suku bunga nominal – Laju inflasi
Suku bunga riil = 15% - 10%= 5%
Jadi suku bunga riil yang diperoleh Tuan Andre sebesar 5%.

2. Mengukur Tingkat Pengangguran
Angkatan kerja (labor force) didefinisikan sebagai jumlah orang yang
bekerja dan orang yang menganggur, dan tingkat pengangguran
(unemployment rate) didefinisikan sebagai persentase dari angkatan kerja
yang tidak bekerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force
participation rate) adalah persentase dari populasi orang dewasa yang ada
dalam angkatan kerja.
Tingkat Pengangguran = Jumlah Penganggur / Angkatan Kerja X 100
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = Angkatan Kerja / Populasi Dewasa
X 100%

11

BAB 11I
PENUTUP
1. KESIMPULAN DAN SARAN
Ilmu ekonomi makro adalah ilmu tentang fenomena perekonomian secara luas,
termasuk inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Menghitung pendapatan
total suatu negara dapat diukur menggunakan PDB atau Produk Domestik Bruto. PDB
mengukur pengeluaran total barang dan jasa yang baru diproduksi dalam
perekonomian dan pendapatan total yang diperoleh dari produksi barang dan jasa
tersebut. Sedangkan IHK atau Indeks Harga Konsumen menghitung keseluruhan
biaya hidup, IHK merupakan biaya keranjang barang dan jasa yang berhubungan
dengan biaya keranjang yang sama pada tahun basis.
Dalam perhitungan perekonomian deflator PDB dan IHK mempunyai
perbedaan, yaitu :
1. Deflator PDB mencerminkan harga semua barang dan jasa yang diproduksi di
dalam negeri, sedangkan indeks harga konsumen mencerminkan harga semua
barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
2. Deflator PDB membandingkan harga barang dan jasa yang diproduksi saat ini
dengan harga barang dan jasa yang sama di tahun dasar, sedangkan indeks harga
konsumen membandingkan harga keranjang barang dan jasa yang tetap disuatu
tahun dengan harga keranjang di tahun basis.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
12

Penyusun banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penyusun pada khususnya juga bagi pembaca pada umumnya

DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, Gregory, 2000, Teori Makroekonomi (edisi keempat), PT Erlangga.
Mankiw, Gregory, 2012, Pengantar Ekonomi Makro (edisi asia), PT Salemba Empat.

13