Laporan Praktikum Dan BTP Formalin
IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN
I.
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia untuk bisa
tetap mempertahankan hidup. Tidak heran jika saat ini industri pangan di Indonesia
menjadi usaha yang banyak digeluti masyarakat. Kualitas makanan ditinjau dari segi
mikrobiologis, fisik dan kandungan gizinya. Namun kebanyakan masyarakat
menjadikan kualitas fisik makanan sebagai modal utama agar makanan banyak
diminati konsumen.
Dalam mencapai kualitas fisik makanan yang baik terkadang didapati para
tangan-tangan produsen yang tidak bertanggung jawab. Pemberian bahan tambahan
pangan terkadang dilakukan agar kualitas fisik makanan terlihat baik. Bahan
tambahan pangan seperti zat pewarna, pengeras, penyedap penguat rasa, dan
pengawet banyak diberikan tanpa memikirkan dampak yang akan dialami konsumen
yang mengkonsumsinya. Bahan tambahan yang biasa digunakan adalah boraks dan
formalin .
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Disektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid
mempunyai banyak mamfaat untuk pembersih lantai, kapal, gudang-gudang, pakaian,
pembasmi lalat dan berbagai serangga. Lemahnya perhatian pemerintah kita, karena
selain digunakan dalam sektor industri, formalin juga disalahgunakan untuk
keperluan lain seperti pengawetan makanan yang sangat tidak baik apabila
dikonsumsi oleh tubuh manusia salahsatunya pada pengawetan ikan asin. Formalin
sangat berbahaya jika dihirup, mengenai kulit dan tertelan. Jika dikonsumsi dalam
jangka panjang maka formadehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas.
II.
Tujuan
Untuk mengetahui kandungan formalin pada ikan asin yang beredar di
pasaran.
III.
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian formalin
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna,
bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Formalin adalah
nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 – 40
%.
Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi
sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi .
Formalin atau Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal),
merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H 2CO.
Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov
tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida
bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Dalam
atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan
oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi
bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37%
menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ).
Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali
yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Formalin adalah larutan
formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun
formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida,
senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida bisa
membentuk
trimer
siklik,
1,3,5-trioksana
atau
polimer
linier
polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida
berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin.
Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format,
karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak
kemasukan udara.
B. Kegunaan formalin
Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem,
pengawet jaringan, untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan
disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas,
digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh
digunakan sebagai bahan pengawet untuk makanan.
C. Bahaya formalin
Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan
pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntahmuntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan
peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram
dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam.
Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun
kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual,
muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan
pusing. Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang
bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair,
juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat,
menstruasi, dan memicu kanker.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan
1. Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas
pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
2. Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
3. Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur,
kebutaan
4. Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan
jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya
pandangan, kejang, koma dan kematian.
D. Mendeteksi Formalin secara fisik
Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin,
walaupun tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin,
namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa formalin.
1. Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 250C) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 100C).
b. Bau agak menyengat, bau formalin.
c. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie
normal.
2. Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (250C) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 100C)
b. Tahu terlampau keras, namun tidak padat
c. Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan
formalin 0.5-1ppm)
3. Ciri-ciri bakso yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 250C)
b. Teksturnya sangat kenyal
4. Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 250C)
b. Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah
segar dan warna daging ikan putih bersih
c. Bau menyengat, bau formalin.
5. Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (250C)
b. Bersih cerah
c. Tidak berbau khas ikan asin
6. Ayam potong :
a. Berwarna putih bersih.
b. Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
IV.
Metode Kerja
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Beaker glass
b. Bunsen
c. Corong pemisah
d. Erlenmeyer
e. Filer
f. Gelas ukur
g. Kaki tiga
h. Kawat kasa
i. Petri disk
j. Pipet tetes
k. Pipet volume
l. Rak tabung
m. Statif
n. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Aquades
b. Asam asetat 4 normal
c. Eter
d. FeCl3
e. H2SO4 pekat
f. Tahu
B. Prosedur Kerja
1. Timbang bahan kurang lebih 5 gram sampel dan masukkan kedalam
corong pemisah
2. Tambahkan 1 – 2 ml asam asetat 4 N ekstraksi dengan eter sebanyak
20 ml
3. Pisahkan eternya kedalam cawan penguap dan uapkan diatas
waterbath sampapi kering
4. Residu ditambahakan 10 – 20 ml aquades dan aduk sampai rata
5. Tuangkan larutan tersebut kedalam 3 ml asam sulfat pekat yang
ditetesi dengan 2 tetes FeCl 3 10% secara perlahan – lahan
6. Terbentuknya
warna
merah
lembayung
menunjukkan
pengawet formalin ( membentuk cincin ungu kedua larutan ). .
adanya
V.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
No
Sampel
Hasil
1
Ikan asin
Negatif
B. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dalam mengidentifikasi
ikan asin diperoleh hasil yang negative atau tidak mengandung bahan
pengawet formalin dikarenakan dari hasil praktikum tidak membentuk
cincin ungu pada kedua larutan.
Oleh sebab itu ikan asin yang kelompok saya amati dapat
dikonsumsi karena tidak mengandung formalin yang dapat menyebabkan
keracunan pada tubuh manusia dan apabila dikonsumsi dalam jangka
panjang maka dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas.
Untuk itu perlu diperhatikan lagi dalam membeli makanan terutama
makanan yang tidak mengandung bahan pengawet formalin. Berikut ini
cirri-ciri ikan asin yang tidak mengandung bahan pengawet formalin
1.
Warna ikan asin ada yg kecokelatan
2.
Aroma masih khas ikan asin
3.
Dagingnya rentan atau mudah hancur
4.
Dapat dihinggapi lalat
VI.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa ikan asin yang
diidentifikasi tidak mengandung formalin.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ciri-Ciri Makanan Yang Mengandung Formalin http: //pipit.wordpress. com/
2005/12/30/ciri-ciri-makanan-yang-mengandung-formalin.
Djamhuri, Agus. 2009. Racun dalam Makanan. Surabaya: Airlangga University
Press.
Formalin Boraks . http://oliveoile.wordpress.com/2008/01/07/formalinboraks/.
Identifikasi Formalin Pada Produk. http://wahyu-ramadhan. blogspot. com/
2008/11/identifikasi-formalin-pada-produk_04.html.
I.
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia untuk bisa
tetap mempertahankan hidup. Tidak heran jika saat ini industri pangan di Indonesia
menjadi usaha yang banyak digeluti masyarakat. Kualitas makanan ditinjau dari segi
mikrobiologis, fisik dan kandungan gizinya. Namun kebanyakan masyarakat
menjadikan kualitas fisik makanan sebagai modal utama agar makanan banyak
diminati konsumen.
Dalam mencapai kualitas fisik makanan yang baik terkadang didapati para
tangan-tangan produsen yang tidak bertanggung jawab. Pemberian bahan tambahan
pangan terkadang dilakukan agar kualitas fisik makanan terlihat baik. Bahan
tambahan pangan seperti zat pewarna, pengeras, penyedap penguat rasa, dan
pengawet banyak diberikan tanpa memikirkan dampak yang akan dialami konsumen
yang mengkonsumsinya. Bahan tambahan yang biasa digunakan adalah boraks dan
formalin .
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Disektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid
mempunyai banyak mamfaat untuk pembersih lantai, kapal, gudang-gudang, pakaian,
pembasmi lalat dan berbagai serangga. Lemahnya perhatian pemerintah kita, karena
selain digunakan dalam sektor industri, formalin juga disalahgunakan untuk
keperluan lain seperti pengawetan makanan yang sangat tidak baik apabila
dikonsumsi oleh tubuh manusia salahsatunya pada pengawetan ikan asin. Formalin
sangat berbahaya jika dihirup, mengenai kulit dan tertelan. Jika dikonsumsi dalam
jangka panjang maka formadehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas.
II.
Tujuan
Untuk mengetahui kandungan formalin pada ikan asin yang beredar di
pasaran.
III.
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian formalin
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna,
bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Formalin adalah
nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 – 40
%.
Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi
sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi .
Formalin atau Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal),
merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H 2CO.
Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov
tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida
bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Dalam
atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan
oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi
bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37%
menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ).
Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali
yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Formalin adalah larutan
formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun
formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida,
senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida bisa
membentuk
trimer
siklik,
1,3,5-trioksana
atau
polimer
linier
polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida
berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin.
Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format,
karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak
kemasukan udara.
B. Kegunaan formalin
Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem,
pengawet jaringan, untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan
disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas,
digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh
digunakan sebagai bahan pengawet untuk makanan.
C. Bahaya formalin
Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan
pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntahmuntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan
peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram
dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam.
Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun
kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual,
muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan
pusing. Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang
bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair,
juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat,
menstruasi, dan memicu kanker.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan
1. Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas
pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
2. Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
3. Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur,
kebutaan
4. Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan
jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya
pandangan, kejang, koma dan kematian.
D. Mendeteksi Formalin secara fisik
Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin,
walaupun tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin,
namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa formalin.
1. Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 250C) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 100C).
b. Bau agak menyengat, bau formalin.
c. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie
normal.
2. Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (250C) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 100C)
b. Tahu terlampau keras, namun tidak padat
c. Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan
formalin 0.5-1ppm)
3. Ciri-ciri bakso yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 250C)
b. Teksturnya sangat kenyal
4. Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 250C)
b. Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah
segar dan warna daging ikan putih bersih
c. Bau menyengat, bau formalin.
5. Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin :
a. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (250C)
b. Bersih cerah
c. Tidak berbau khas ikan asin
6. Ayam potong :
a. Berwarna putih bersih.
b. Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
IV.
Metode Kerja
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Beaker glass
b. Bunsen
c. Corong pemisah
d. Erlenmeyer
e. Filer
f. Gelas ukur
g. Kaki tiga
h. Kawat kasa
i. Petri disk
j. Pipet tetes
k. Pipet volume
l. Rak tabung
m. Statif
n. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Aquades
b. Asam asetat 4 normal
c. Eter
d. FeCl3
e. H2SO4 pekat
f. Tahu
B. Prosedur Kerja
1. Timbang bahan kurang lebih 5 gram sampel dan masukkan kedalam
corong pemisah
2. Tambahkan 1 – 2 ml asam asetat 4 N ekstraksi dengan eter sebanyak
20 ml
3. Pisahkan eternya kedalam cawan penguap dan uapkan diatas
waterbath sampapi kering
4. Residu ditambahakan 10 – 20 ml aquades dan aduk sampai rata
5. Tuangkan larutan tersebut kedalam 3 ml asam sulfat pekat yang
ditetesi dengan 2 tetes FeCl 3 10% secara perlahan – lahan
6. Terbentuknya
warna
merah
lembayung
menunjukkan
pengawet formalin ( membentuk cincin ungu kedua larutan ). .
adanya
V.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
No
Sampel
Hasil
1
Ikan asin
Negatif
B. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dalam mengidentifikasi
ikan asin diperoleh hasil yang negative atau tidak mengandung bahan
pengawet formalin dikarenakan dari hasil praktikum tidak membentuk
cincin ungu pada kedua larutan.
Oleh sebab itu ikan asin yang kelompok saya amati dapat
dikonsumsi karena tidak mengandung formalin yang dapat menyebabkan
keracunan pada tubuh manusia dan apabila dikonsumsi dalam jangka
panjang maka dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas.
Untuk itu perlu diperhatikan lagi dalam membeli makanan terutama
makanan yang tidak mengandung bahan pengawet formalin. Berikut ini
cirri-ciri ikan asin yang tidak mengandung bahan pengawet formalin
1.
Warna ikan asin ada yg kecokelatan
2.
Aroma masih khas ikan asin
3.
Dagingnya rentan atau mudah hancur
4.
Dapat dihinggapi lalat
VI.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa ikan asin yang
diidentifikasi tidak mengandung formalin.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ciri-Ciri Makanan Yang Mengandung Formalin http: //pipit.wordpress. com/
2005/12/30/ciri-ciri-makanan-yang-mengandung-formalin.
Djamhuri, Agus. 2009. Racun dalam Makanan. Surabaya: Airlangga University
Press.
Formalin Boraks . http://oliveoile.wordpress.com/2008/01/07/formalinboraks/.
Identifikasi Formalin Pada Produk. http://wahyu-ramadhan. blogspot. com/
2008/11/identifikasi-formalin-pada-produk_04.html.