ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MAHASISWA AK
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
MAHASISWA AKPER PEMKOT TEGAL
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama Kepala Keluarga (KK)
Usia
Pendidikan
Agama
Suku Bangsa
Pekerjaan
Alamat
Komposisi Keluarga
U
m
u
r
75
42
49
23
: Bpk. T
: 80 tahun
:SD
: Islam
: Jawa
: tani
: RT. 30 RW. 01 PULOSARI
:
N
o
Nama
( Inisial
)
L
/
P
Hub dg
KK
Pend
1
2
3
4
Ibu R
Ibu R
Bpk. S
Nn.A
P
P
L
P
Istri
Anak
Menantu
Cucu
5
An. S
L
Cucu
19 SMA
6
An. S
P
Cucu
10
SD
SMP
S1
S1
9. Genogram (minimal 3 generasi)
SD
Pekerj
aan
BCG
Tani
Tani
PNS
Swast
a
Maha
siswa
Siswa
Imunisasi
DPT
Polio
√
√
√
√
Ket
Campak
√
√
- √
-
√
√ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √ √ √
√
√
Keterangan:
Tinggal serumah
Perempuan
Laki-laki
Garis penikahan
Garis keturunan
Meninggal dunia
Klien
10.
Tipe Keluarga
Keluarga Bpk.T merupakan tipe keluarga extended family (Kakek, anak, cucu). Bpk.T
tinggal bersama Ibu R (istri), Ibu R(anak), Bpk.S (menantu), An.A (cucu), An.S
(cucu), dan An.S (cucu).
11.
Suku dan Latar Belakang Budaya
Bpk.T dan Ibu.R memiliki latar belakang budaya Jawa. Dalam kehidupan sehari-hari
keluarga Bpk.T menggunakan bahasa jawa.
12.
Agama
Bpk.T dan keluarga menganut agama islam. Setiap waktu sholat Bpk.T menunaikan
sholat di masjid dekat rumah dan mengikuti pengajian rutin, sedangkan ibu R
menunaikan sholat di rumah dikarenakan masalah pada persendiannya. Keluarga
Bpk.T merupakan keluarga yang taat beribadah baik sunah maupun wajib. Hal ini
juga ditanamkan kepada anak dan cucunya.
13.
Status Sosial Ekonomi
Penghasilan bpk.T dan ibu.R didapat dari hasil kebunnya. Bapak T dan ibu R masih
sering pergi ke kebun untuk menggarap kebunnya. Untuk keperluan makan dan
kebutuhan lainnya, sudah ditanggung anaknya.
14.
Aktivitas dan Rekreasi Keluarga
Ibu R (anak bpk.T dan ibu.R) mengatakan biasanya mereka mengunjungi saudara
bersama-sama. Keluarga bpk.T juga selalu mengusahakan untuk makan bersama.
Pergi ke kebun bersana-sama ketika hari libur juga sering mereka lakukan.
II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
Keluarga Bpk. T saat ini berada pada tahap perkembangan dengan lanjut usia, karena
anaknya sudah menikah. Bpk. T dan ibu.R Sebenarnya memiliki 4 orang anak, tetapi
ketiga anaknya meninggal ketika masih kecil. Namun di dalam rumah terdapat usia
remaja yang menginjak dewasa, yaitu cucu dari Bpk.T. Ibu R mengatakan bahwa
selama ini selalu berusaha untuk melakukan diskusi dengan putri-putrinya. Setiap ada
masalah Nn.A bercerita kepada Ibu R. Tugas perkembangan yang dilakukan baik.
Bpk.S selalu berusaha menjaga harmonisasi keluarga dan berupaya memberikan
dukungan dan perhatian kepada keluarga, terutama Ibu R. Sedangkan Ibu R berupaya
selalu memantau aktivitas sehari-hari An.S, termasuk teman sebaya dan tetap
menjalin komunikasi yang terbuka.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi :
Berdasarkan identifikasi dari penuturan Bpk.T dan Ibu. R , keluarga ini sudah
melewati setiap tahap perkembangan keluarga. Pasangan Bpk.B dan Ibu M saling
memberikan dukungan di masa tua dan berupaya untuk terus saling mengingatkan.
3. Riwayat Keluarga Inti :
Bapak T dan ibu R menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tua masing-masing.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya (pihak suami & istri)
Bpk.T mengatakan bahwa masih sering berkunjung ke rumah saudara-saudaranya.
Kedua orang tua dari Bpk.T maupun Ibu R sudah meninggal dunia sehingga saat ini
hanya berkunjung ke rumah sanak saudara.
III.LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Tipe rumah keluarga Bpk.T bersifat permanen memiliki ukuran 8 x 15 m²,
terdapat 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar, 1 dapur, 1 ruang shalat dan 1
kamar mandi. Depan rumah terdapat teras dan garasi.
Ventilasi dan penerangan
Rumah berdekatan dengan tetangga, sehingga hanya terdapat penerangan dari arah
depan dan belakang rumah, atap belakang rumah disisipkan genting yang terbuat
dari kaca sehingga ada sinar matahari yang masuk ke dalam rumah. Selama ini
penerangan di dalam menggunakan lampu apabila akan melakukan aktivitas.
Ventilasi dan sirkulasi udara baik.
Persediaan air bersih
Bpk.T mengatakan kebutuhan air berasal dari air PDAM yang keluar setiap 2 kali
dalam satu minggu. Air itu kemudian ditampung dalam kolam besar. Persediaan
air dalam rumah bpk.T bersih, jernih dan tidak berbau.
Pembuangan sampah
Selama ini pembuangan sampah dikumpulkan di tempat sampah yang ada di
pekarangan dekat rumah.
Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah dialirkan ke septictank.
Jamban/ WC (tipe, jarak dengan sumber air)
Jamban menggunakan tipe jongkok, jarak sumber air dengan septitank kurang
lebih 8-10 meter.
Denah (rumah dan lingkungan)
15 m
KAMAR 2
KAMAR 3
RUANG TAMU
DAPUR
8m
TERAS
KAMAR 1
RUANG
SHOLAT
KAMAR
MANDI
h. Bahaya kecelakaan
Rumah keluarga Bpk.B merupakan wilayah komplek yang tenang dan kondusif.
Depan rumah merupakan jalan pedesaan yang jarang dilalui kendaraan roda
empat. Suasana kondusif dan aman.
i. Sarana komunikasi
Sarana komunikasi yang digunakan selama ini adalah handphone
j. Fasilitas pelayanan kesehatan
Apabila ada anggota keluarga yang sakit akan di bawa ke puskesmas, karena
akses mudah dan keluarga Bpk.T sudah merasa cocok, baik itu situasi yang
bersifat urgent. Bpk.T dan Ibu R masih sering kontrol dan menjalani terapi.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Pemukiman termasuk dalam komplek perumahan padat penduduk. Rumah warga
umumnya sedang, saling berdekatan dan sebagian rumah memiliki halaman, namun
kebanyakan hanya teras rumah. Tetangga bersifat homogen, karena Bpk.T tinggal di
pedesaan yang jauh dari pusat kota. Mayoritas penduduk adalah petani, pedagang
kecil dan sebagainya. Sebagian besar warga beragama Islam dan mempunyai status
sosial ekonomi menengah ke bawah. Ibu-ibu setempat mempunyai perkumpulan
pengajian setiap hari kamis sore. Bpk.T mengatakan selama ini hubungan dengan
tetangga baik. Lingkungan nyaman dan tenang, dekat dengan masjid. Akses masuk
bisa dilalui motor dan mobil.
3. Mobilitas geografi keluarga
Bapak T dan Ibu R sejak menikah tinggal di pulosari, karena kedua orang tuanya juga
merupakan orang pulosari. Bapak T tidak pernah pindah rumah sejak menikah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Bpk.T rutin mengikuti kegiatan tahlil dan pengajian rutinan setiap hari kamis malam.
Bpk.T berusaha untuk mengikuti shalat berjamaah di masjid.Bapak T juga masih
sering mengikuti kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan yang diadakan
setiap satu bulan sekali. Kegiatan olahhraga hanya dilakukan mandiri tidak secara
berkelompok.
5. Sistem pendukung keluarga
Bpk.T mengatakan selama ini jika ada masalah dalam keluarga maka akan
mengatakan pada anggota keluarga yang lain, keluarga lain sangat mendukung dan
memiliki respon baik, apabila ada masalah selalu di musyawarahkan kepada semua
anggota keluarga.
IV. STRUKTUR KELUARGA
1.
2.
Pola komunikasi keluarga
Keluarga selalu berusaha melakukan komunikasi dua arah dan saling terbuka. Jika ada
masalah selalu berusaha untuk dilakukan diskusi atau musyawarah. Keterbukaan ini
juga ditanamkan pada cucu Bpk.T yang menginjak usia dewasa.
Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan tertinggi adalah Bpk.T. Untuk urusan kehidupan sehari-hari,
keputusan diambil oleh Ibu R (anak Bpk.T), karena Ibu R sudah terbatas beraktivitas.
Namun, jika dirasa masalah perlu untuk didiskusikan, anggota keluarga lain, termasuk
Bpk.S diajak untuk musyawarah.
3.
Struktur Peran (formal dan informal)
Peran formal:
Bpk.T berperan sebagai kepala keluarga, Ibu R sebagai ibu rumah tangga. Selama ini
Bpk.T masih dapat mencari nafkah sendiri dengan berkebun, dan saat ini Bpk.S yang
aktif bekerja membantu berkontribusi sebagai pencari nafkah. Ibu R dan Ibu R
berperan sebagai ibu rumah tangga, yang mengatur keuangan yang ada serta mendidik
dan mengasuh anak. Nn.A, An.H dan An.S bertugas untuk belajar dan membantu Ibu
S dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ibu R berharap anak-anaknya menurut
dan mau mengerti kondisi keluarga yang sederhana sehingga tidak menuntut semua
keinginan mereka dapat dipenuhi.
Peran informal:
Dahulu Bpk.T pernah menjadi guru mengaji untuk warga sekitar rumahnya. Peran
tersebut tidak mengganggu peran yang ada di keluarga.
4.
Nilai dan Norma budaya
Keluarga tidak mempunyai pantangan makanan selain yang dilarang oleh Agama
Islam. Semua anggota keluarga makan dengan menu yang sama. Terdapat peraturan
khusus di rumah Bpk.T, misalnya pagi hari diusahakan tidak tidur (jika kondisi fit),
jam tidur siang, jam belajar, atau pendampingan saat nonton televisi bagi anak-anak.
V. FUNGSI KELUARGA
1.
Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi. Orang tua tidak membeda-bedakan
dalam memberikan kasih sayangnya. Setiap ada masalah keluarga peka dan berusaha
untuk menyelesaikan secara kekeluargaan tanpa emosional. Antar anggota keluarga
saling memberikan dukungan dan semangat sehingga terjalin hubungan yang
harmonis. Bpk.T dan Ibu R mengatakan sangat senang dan bersyukur memiliki
keluarga walaupun sederhana dan kecil namun ada kebahagiaan tersendiri yang
dirasakan.
2.
Fungsi Sosialisasi
Bpk.T mengatakan selalu berusaha memberikan arahan kepada anak dan cucu untuk
bersikap sopan dan berbuat baik, penanaman etika didasarkan pada agama sebagai
pondasi yang kuat untuk membentuk karakter. Bpk.T juga selalu berusaha untuk
mencari informasi penting terkait kesehatan, terutama untuk Ibu R. Informasi tersebut
akan diteruskan kepada seluruh anggota keluarga. Begitu juga dengan Ibu R, jika ada
informasi terbaru akan menceritakan kepada anggota keluarga.
3.
Fungsi Perawatan Keluarga
Setiap anggota keluarga yang sakit selalu berusaha melakukan perawataan yang
maksimal kepada keluarga, terutama kepada Bpk.T dan Ibu R yang menjadi perhatian
karena riwayat kesehatan yang kurang. Bpk.T juga memiliki riwayat hipertensi dan
gastritis saat ini mengeluhkan rasa nyeri pada persendian. Begitu juga dengan Ibu R,
memiliki riwayat hipertensi. Lingkungan rumah bersih. Setiap ada anggota yang sakit
Bpk.T selalu berusaha untuk mengingatkan minum obat. Saat ini Bpk.T dan Ibu R
minum obat secara rutin. Bpk.T dan keluarga selalu berusaha menjaga makanan yang
dikonsumsi, namun belum tahu aktivitas dan latihan yang perlu dilakukan untuk
Bpk.T maupun Ibu R yang tepat selain menjaga pola makan. Akhir-akhir ini Bpk.T
sering mengalami pusing dan sulit tidur, merasa kesulitan saat shalat dan jalan jauh
karena nyeri sendi dan kekakuan otot. Saat berjalan Bpk.T dan Ibu R juga terlihat
pelan-pelan karena menahan rasa nyeri di persendian.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang serta kekuatan keluarga
Bpk.T mengatakan bahwa selalu memikirkan kondisi dan kesehatan saat ini, terutama
adalah kondisi Ibu R. Ibu R merasa khawatir dengan nyeri sendinya, terutama saat
digunakan untuk berjalan jauh.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Bpk.T dan Ibu R mengatakan setiap ada masalah selalu berdo’a dan tetap berusaha
melakukan perawatan dengan maksimal karena sudah menjadi kewajiban dan
tanggung jawab untuk merawat anggota keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan
Selalu melaksanakan ibadah sesuai ketentuan dan berdo’a. Segala usaha telah
dilakukan, hasil akhirnya ditempuh dengan do’a. Setiap ada masalah selalu
diusahakan untuk musyawarah.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Berdasarkan identifikasi tidak ditemukan stres adaptasi disfungsional.
VII. HARAPAN
KELUARGA
TERHADAP
ASUHAN
KEPERAWATAN
KELUARGA
Keluarga selalu berdo’a agar selalu diberikan kesehatan dan bisa melaksanakan
kehidupan dengan cara bersyukur atas nikmat rejeki dan kesehatan. Ibu R juga
mengatakan semoga dengan adanya perawat yang datang ke rumah bisa membantu
mengurangi masalah kesehatan yang ada di keluarga, karena informasi yang
disampaikan menambah wawasan tentang kesehatan. Ibu R ingin bisa kembali
beraktivitas dengan baik jika nyerinya berkurang.
VIII. RIWAYAT KESEHATAN SETIAP ANGGOTA KELUARGA
1.
PEMERIKSAAN FISIK (Semua anggota keluarga head
to toe/ saat pengkajian)
No
Pemeriksaan
1.
Keadaan umum
2.
Tanda – tanda vital :
- TD (mmHg)
- Nadi (x/menit)
- Suhu (celcius)
- RR (x/menit)
3.
TB (cm) & BB (kg)
4.
5.
6.
Kepala :
Mata :
Mulut dan Hidung :
Bpk. T
Ibu R
Ibu R
Baik
Baik
Baik
150/90
79
19
170 & 60
160/80
87
22
150 & 45
120/70
78
18
158 & 55
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
rambut menipis dan
distribusi rambut
distribusi rambut
mulai botak, tebal,
merata dan tipis,
merata dan tebal,
berwarna putih,
rambut berwarna
hygiene baik,
hygiene baik
Kelopak mata
putih, hygiene baik
Kelopak mata
berwarna hitam
Kelopak mata
terlihat dapat
terlihat dapat
terlihat dapat
membuka menutup,
membuka menutup,
membuka menutup,
sklera bening,
sklera bening,
sklera bening,
konjungtiva pink
konjungtiva pink
konjungtiva pink
tidak pucat, alis
tidak pucat, alis
tidak pucat, alis
mata berbatas tegas
mata berbatas tegas
mata berbatas tegas
dan simetris,
dan simetris,
dan simetris,
pembengkakan mata
pembengkakan
pembengkakan mata
(-), respon terhadap
mata (-), respon
(-), respon terhadap
cahaya (+), alat
terhadap cahaya
cahaya (+), alat
bantu -. Mengalami
(+), alat bantu -,
bantu -
sedikit penurunan
mengalami
penglihatan
penurunan
Bentuk simetris,
penglihatan
Bentuk simetris,
Bentuk
ekspresi muka
ekspresi muka
ekspresi
muka
sesuai, lidah
sesuai, lidah
sesuai,
lidah
berwarna putih
berwarna putih
berwarna
putih
kemerahan, tidak
kemerahan, tidak
kemerahan,
tidak
simetris,
7.
8.
Telinga:
Dada :
ada secret yang
ada secret yang
ada
secret
keluar melalui
keluar melalui
keluar
hidung, tidak ada
hidung, tidak ada
hidung, tidak ada
kotoran yang terlihat
kotoran yang
kotoran
yang
melalui hidung,
terlihat melalui
terlihat
melalui
lidah pada posisi
hidung, lidah pada
hidung, lidah pada
normal, bicara tidak
posisi normal,
posisi
pelo, tidak ada
bicara tidak pelo,
bicara tidak pelo,
gangguan menelan,
tidak ada gangguan
tidak ada gangguan
bibir simetris,
menelan, bibir
menelan,
bibir
mukosa bibir
simetris, mukosa
simetris,
mukosa
lembab, tidak ada
bibir lembab, tidak
bibir lembab, tidak
cuping hidung,
ada cuping hidung,
ada cuping hidung,
Tidak ada lesi pada
Tidak ada lesi pada
Tidak ada lesi pada
rongga mulut,
rongga mulut,
rongga
perdarahan dan
perdarahan dan
perdarahan
dan
pembengkakan (-),
pembengkakan (-),
pembengkakan
(-),
karies gigi (-), gigi
gigi sudah tanggal
karies gigi (-)
ssebagian sudah
semua, tidak
tanggal, tidak
memakai gigi palsu
memakai gigi palsu
Bentuk simetris
Bentuk
antara telinga kanan
antara telinga kanan antara telinga kanan
dan kiri, liang
dan
telinga terlihat
telinga
bersih, eritema (-),
bersih, eritema (-), bersih, eritema (-),
tidak ada gangguan
mengalami
tidak ada gangguan
pendengaran
penurunan
pendengaran
melalui
normal,
mulut,
simetris Bentuk
kiri,
liang dan
yang
simetris
kiri,
terlihat telinga
liang
terlihat
pendengaran
Suara nafas ronchi, Inspeksi tidak ada
Inspeksi tidak ada
Inspeksi tidak ada retraksi dada saat
retraksi dada saat
retraksi
bernafas,
bernafas,
dada
saat bernafas, Palpasi
Palpasi pengembangan
pengembangan dada dada simetris,
Palpasi
pengembangan dada
simetris,
Perkusis:
simetris,
Perkusis: Perkusis: sonor,
sonor,
vocal
sonor, vocal fremitus vocal fremitus
fremitus
teraba
teraba
sama
sama
di teraba sama di
semua lapang paru
9.
10.
Leher :
Abdomen :
di
semua
semua lapang paru,
lapang
paru,
auskultasi: suara
auskultasi:
suara
Tidak ada
nafas vesikuler
nafas vesikuler
Tidak
ada Tidak
ada
pembesaran kelenjar
pembesaran
pembesaran kelenjar
tiroid
kelenjar tiroid
tiroid
Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak ada
lesi
disekitar lesi
disekitar lesi
disekitar
abdomen, tidak ada abdomen, tidak ada abdomen, tidak ada
distensi, perut tidak distensi, perut tidak distensi, perut tidak
kembung,
kembung,
Auskultasi:
usus
20
Perkusi:
kembung,
bising Auskultasi:
x/menit, usus
bising Auskultasi:
20 x/menit, usus
tympani, Perkusi:
20
tympani, Perkusi:
bising
x/menit,
tympani,
Palapasi: tidak ada Palapasi: tidak ada Palapasi: tidak ada
nyeri tekan diseluruh nyeri
lapang
abdomen, diseluruh
tidak
11.
Eliminasi
tekan nyeri
tekan
lapang diseluruh
lapang
ada abdomen, tidak ada abdomen, tidak ada
pembesaran organ.
Sistem perkemihan
pembesaran organ.
Sistem perkemihan
pembesaran organ.
Sistem perkemihan
Pola : ± 5x sehari, Pola : ± 4x sehari, Pola : ± 4x sehari,
tidak
mengalami tidak
inkontinensia
Eliminasi
inkontinensia
(BAB): Eliminasi
pola 1x sehari, tidak pola
12.
Integumen
mengalami tidak
1x
mengalami
inkontinensia
(BAB): Eliminasi
sehari, tidak
(BAB):
tentu,
tidak
ada konstipasi.
tidak
ada ada konstipasi.
Turgor kulit elastis,
konstipasi.
Turgor kulit elastis, Turgor kulit elastis,
tidak ada abrasi,
tidak
tidak ada lebam,
tidak ada
tidak bengkak, tidak
tidak
ada eritema, tidak
tidak ada eritema
ada
abrasi, tidak
ada
lebam, tidak ada
abrasi,
lebam,
bengkak, tidak bengkak, tidak
ada eritema
13.
Muskuloskeletal
ada luka
Ekstremitas atas dan
Ekstremitas
bawah simetris,
dan bawah simetris, bawah
rentang gerak
rentang
terbatas, terutama
terbatas di bagian penuh, dan otot kuat
persendian lutut
lutut kanan karena
kanan karena nyeri
nyeri sendi (skala
(skala nyeri 5)
nyeri
muncul hilang
timbul
timbul, terutama saat
apabila dibuat jalan
jalan jauh dan
jauh,
aktivitas banyak.
sedikit lemah, jalan
Kekuatat otot kaki
sempoyongan
kanan (skor 4)
pincang. Kekuatan
otot
14.
Capillary refill
< 2 detik
atas Ekstremitas atas dan
gerak rentang
6)
hilang
(terasa
dan
kaki
(skor 3)
< 2 detik
otot
dan
kanan
< 2 detik
Pemalang, Oktober 2016
Perawat
Hesti Istikomah
simetris,
gerak
ANALISIS DATA
No.
1
2
Data
Subyektif:
Bpk.T mengatakan usia saat ini adalah 80 tahun
dan Ibu R 75 tahun
Bpk.T mengatakan terasa nyeri di lutut kanan
Bpk.T mengatakan pergerakan terbatas, terutama
jika digunakan untuk shalat dan berjalan jauh
Ibu R juga mengatakan mengalami nyeri sendi di
kedua kakinya
Ibu R mengatakan aktvitas terbatas dan khawatir
jika dibuat jalan jauh
Obyektif:
Kekuatan otot ekstermitas bawah sebelah kanan
lemah pada Bpk.T dan Ibu R
Ibu R terlihat pincang saat berjalan karena
menghindari tekanan pada area lutut kanan yang
nyeri
Bpk.T dan ibu R mengalami penurunan
penglihatan
Ibu R mengalami penurunan pendengaran
Subyektif:
Bpk.T dan ibu R mengatakan memiliki riwayat darah
tinggi
Bpk.T mengatakan kadang merasakan berat di tengkuk
Bpk.T mengatakan kadang tidur tidak nyenyak
Bpk.T dan ibu R mengatakan minum obat penurun
darah tinggi rutin
Bpk.T mengatakan jarang melakukan latihan fisik,
hanya berjalan-jalan ke kebun
Objektif:
TD: 150/90 mmHg
N: 79 x/menit
TD: 160/80 mmHg
N: 87 x/menit
Masalah
Hambatan mobilitas pada
Bpk.T dn Ibu R
Risiko Ketidakefektifan Perfusi
Jaringan Perifer pada Bpk.B dan
ibu R
MAHASISWA AKPER PEMKOT TEGAL
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama Kepala Keluarga (KK)
Usia
Pendidikan
Agama
Suku Bangsa
Pekerjaan
Alamat
Komposisi Keluarga
U
m
u
r
75
42
49
23
: Bpk. T
: 80 tahun
:SD
: Islam
: Jawa
: tani
: RT. 30 RW. 01 PULOSARI
:
N
o
Nama
( Inisial
)
L
/
P
Hub dg
KK
Pend
1
2
3
4
Ibu R
Ibu R
Bpk. S
Nn.A
P
P
L
P
Istri
Anak
Menantu
Cucu
5
An. S
L
Cucu
19 SMA
6
An. S
P
Cucu
10
SD
SMP
S1
S1
9. Genogram (minimal 3 generasi)
SD
Pekerj
aan
BCG
Tani
Tani
PNS
Swast
a
Maha
siswa
Siswa
Imunisasi
DPT
Polio
√
√
√
√
Ket
Campak
√
√
- √
-
√
√ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √ √ √
√
√
Keterangan:
Tinggal serumah
Perempuan
Laki-laki
Garis penikahan
Garis keturunan
Meninggal dunia
Klien
10.
Tipe Keluarga
Keluarga Bpk.T merupakan tipe keluarga extended family (Kakek, anak, cucu). Bpk.T
tinggal bersama Ibu R (istri), Ibu R(anak), Bpk.S (menantu), An.A (cucu), An.S
(cucu), dan An.S (cucu).
11.
Suku dan Latar Belakang Budaya
Bpk.T dan Ibu.R memiliki latar belakang budaya Jawa. Dalam kehidupan sehari-hari
keluarga Bpk.T menggunakan bahasa jawa.
12.
Agama
Bpk.T dan keluarga menganut agama islam. Setiap waktu sholat Bpk.T menunaikan
sholat di masjid dekat rumah dan mengikuti pengajian rutin, sedangkan ibu R
menunaikan sholat di rumah dikarenakan masalah pada persendiannya. Keluarga
Bpk.T merupakan keluarga yang taat beribadah baik sunah maupun wajib. Hal ini
juga ditanamkan kepada anak dan cucunya.
13.
Status Sosial Ekonomi
Penghasilan bpk.T dan ibu.R didapat dari hasil kebunnya. Bapak T dan ibu R masih
sering pergi ke kebun untuk menggarap kebunnya. Untuk keperluan makan dan
kebutuhan lainnya, sudah ditanggung anaknya.
14.
Aktivitas dan Rekreasi Keluarga
Ibu R (anak bpk.T dan ibu.R) mengatakan biasanya mereka mengunjungi saudara
bersama-sama. Keluarga bpk.T juga selalu mengusahakan untuk makan bersama.
Pergi ke kebun bersana-sama ketika hari libur juga sering mereka lakukan.
II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
Keluarga Bpk. T saat ini berada pada tahap perkembangan dengan lanjut usia, karena
anaknya sudah menikah. Bpk. T dan ibu.R Sebenarnya memiliki 4 orang anak, tetapi
ketiga anaknya meninggal ketika masih kecil. Namun di dalam rumah terdapat usia
remaja yang menginjak dewasa, yaitu cucu dari Bpk.T. Ibu R mengatakan bahwa
selama ini selalu berusaha untuk melakukan diskusi dengan putri-putrinya. Setiap ada
masalah Nn.A bercerita kepada Ibu R. Tugas perkembangan yang dilakukan baik.
Bpk.S selalu berusaha menjaga harmonisasi keluarga dan berupaya memberikan
dukungan dan perhatian kepada keluarga, terutama Ibu R. Sedangkan Ibu R berupaya
selalu memantau aktivitas sehari-hari An.S, termasuk teman sebaya dan tetap
menjalin komunikasi yang terbuka.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi :
Berdasarkan identifikasi dari penuturan Bpk.T dan Ibu. R , keluarga ini sudah
melewati setiap tahap perkembangan keluarga. Pasangan Bpk.B dan Ibu M saling
memberikan dukungan di masa tua dan berupaya untuk terus saling mengingatkan.
3. Riwayat Keluarga Inti :
Bapak T dan ibu R menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tua masing-masing.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya (pihak suami & istri)
Bpk.T mengatakan bahwa masih sering berkunjung ke rumah saudara-saudaranya.
Kedua orang tua dari Bpk.T maupun Ibu R sudah meninggal dunia sehingga saat ini
hanya berkunjung ke rumah sanak saudara.
III.LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Tipe rumah keluarga Bpk.T bersifat permanen memiliki ukuran 8 x 15 m²,
terdapat 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar, 1 dapur, 1 ruang shalat dan 1
kamar mandi. Depan rumah terdapat teras dan garasi.
Ventilasi dan penerangan
Rumah berdekatan dengan tetangga, sehingga hanya terdapat penerangan dari arah
depan dan belakang rumah, atap belakang rumah disisipkan genting yang terbuat
dari kaca sehingga ada sinar matahari yang masuk ke dalam rumah. Selama ini
penerangan di dalam menggunakan lampu apabila akan melakukan aktivitas.
Ventilasi dan sirkulasi udara baik.
Persediaan air bersih
Bpk.T mengatakan kebutuhan air berasal dari air PDAM yang keluar setiap 2 kali
dalam satu minggu. Air itu kemudian ditampung dalam kolam besar. Persediaan
air dalam rumah bpk.T bersih, jernih dan tidak berbau.
Pembuangan sampah
Selama ini pembuangan sampah dikumpulkan di tempat sampah yang ada di
pekarangan dekat rumah.
Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah dialirkan ke septictank.
Jamban/ WC (tipe, jarak dengan sumber air)
Jamban menggunakan tipe jongkok, jarak sumber air dengan septitank kurang
lebih 8-10 meter.
Denah (rumah dan lingkungan)
15 m
KAMAR 2
KAMAR 3
RUANG TAMU
DAPUR
8m
TERAS
KAMAR 1
RUANG
SHOLAT
KAMAR
MANDI
h. Bahaya kecelakaan
Rumah keluarga Bpk.B merupakan wilayah komplek yang tenang dan kondusif.
Depan rumah merupakan jalan pedesaan yang jarang dilalui kendaraan roda
empat. Suasana kondusif dan aman.
i. Sarana komunikasi
Sarana komunikasi yang digunakan selama ini adalah handphone
j. Fasilitas pelayanan kesehatan
Apabila ada anggota keluarga yang sakit akan di bawa ke puskesmas, karena
akses mudah dan keluarga Bpk.T sudah merasa cocok, baik itu situasi yang
bersifat urgent. Bpk.T dan Ibu R masih sering kontrol dan menjalani terapi.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Pemukiman termasuk dalam komplek perumahan padat penduduk. Rumah warga
umumnya sedang, saling berdekatan dan sebagian rumah memiliki halaman, namun
kebanyakan hanya teras rumah. Tetangga bersifat homogen, karena Bpk.T tinggal di
pedesaan yang jauh dari pusat kota. Mayoritas penduduk adalah petani, pedagang
kecil dan sebagainya. Sebagian besar warga beragama Islam dan mempunyai status
sosial ekonomi menengah ke bawah. Ibu-ibu setempat mempunyai perkumpulan
pengajian setiap hari kamis sore. Bpk.T mengatakan selama ini hubungan dengan
tetangga baik. Lingkungan nyaman dan tenang, dekat dengan masjid. Akses masuk
bisa dilalui motor dan mobil.
3. Mobilitas geografi keluarga
Bapak T dan Ibu R sejak menikah tinggal di pulosari, karena kedua orang tuanya juga
merupakan orang pulosari. Bapak T tidak pernah pindah rumah sejak menikah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Bpk.T rutin mengikuti kegiatan tahlil dan pengajian rutinan setiap hari kamis malam.
Bpk.T berusaha untuk mengikuti shalat berjamaah di masjid.Bapak T juga masih
sering mengikuti kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan yang diadakan
setiap satu bulan sekali. Kegiatan olahhraga hanya dilakukan mandiri tidak secara
berkelompok.
5. Sistem pendukung keluarga
Bpk.T mengatakan selama ini jika ada masalah dalam keluarga maka akan
mengatakan pada anggota keluarga yang lain, keluarga lain sangat mendukung dan
memiliki respon baik, apabila ada masalah selalu di musyawarahkan kepada semua
anggota keluarga.
IV. STRUKTUR KELUARGA
1.
2.
Pola komunikasi keluarga
Keluarga selalu berusaha melakukan komunikasi dua arah dan saling terbuka. Jika ada
masalah selalu berusaha untuk dilakukan diskusi atau musyawarah. Keterbukaan ini
juga ditanamkan pada cucu Bpk.T yang menginjak usia dewasa.
Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan tertinggi adalah Bpk.T. Untuk urusan kehidupan sehari-hari,
keputusan diambil oleh Ibu R (anak Bpk.T), karena Ibu R sudah terbatas beraktivitas.
Namun, jika dirasa masalah perlu untuk didiskusikan, anggota keluarga lain, termasuk
Bpk.S diajak untuk musyawarah.
3.
Struktur Peran (formal dan informal)
Peran formal:
Bpk.T berperan sebagai kepala keluarga, Ibu R sebagai ibu rumah tangga. Selama ini
Bpk.T masih dapat mencari nafkah sendiri dengan berkebun, dan saat ini Bpk.S yang
aktif bekerja membantu berkontribusi sebagai pencari nafkah. Ibu R dan Ibu R
berperan sebagai ibu rumah tangga, yang mengatur keuangan yang ada serta mendidik
dan mengasuh anak. Nn.A, An.H dan An.S bertugas untuk belajar dan membantu Ibu
S dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ibu R berharap anak-anaknya menurut
dan mau mengerti kondisi keluarga yang sederhana sehingga tidak menuntut semua
keinginan mereka dapat dipenuhi.
Peran informal:
Dahulu Bpk.T pernah menjadi guru mengaji untuk warga sekitar rumahnya. Peran
tersebut tidak mengganggu peran yang ada di keluarga.
4.
Nilai dan Norma budaya
Keluarga tidak mempunyai pantangan makanan selain yang dilarang oleh Agama
Islam. Semua anggota keluarga makan dengan menu yang sama. Terdapat peraturan
khusus di rumah Bpk.T, misalnya pagi hari diusahakan tidak tidur (jika kondisi fit),
jam tidur siang, jam belajar, atau pendampingan saat nonton televisi bagi anak-anak.
V. FUNGSI KELUARGA
1.
Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi. Orang tua tidak membeda-bedakan
dalam memberikan kasih sayangnya. Setiap ada masalah keluarga peka dan berusaha
untuk menyelesaikan secara kekeluargaan tanpa emosional. Antar anggota keluarga
saling memberikan dukungan dan semangat sehingga terjalin hubungan yang
harmonis. Bpk.T dan Ibu R mengatakan sangat senang dan bersyukur memiliki
keluarga walaupun sederhana dan kecil namun ada kebahagiaan tersendiri yang
dirasakan.
2.
Fungsi Sosialisasi
Bpk.T mengatakan selalu berusaha memberikan arahan kepada anak dan cucu untuk
bersikap sopan dan berbuat baik, penanaman etika didasarkan pada agama sebagai
pondasi yang kuat untuk membentuk karakter. Bpk.T juga selalu berusaha untuk
mencari informasi penting terkait kesehatan, terutama untuk Ibu R. Informasi tersebut
akan diteruskan kepada seluruh anggota keluarga. Begitu juga dengan Ibu R, jika ada
informasi terbaru akan menceritakan kepada anggota keluarga.
3.
Fungsi Perawatan Keluarga
Setiap anggota keluarga yang sakit selalu berusaha melakukan perawataan yang
maksimal kepada keluarga, terutama kepada Bpk.T dan Ibu R yang menjadi perhatian
karena riwayat kesehatan yang kurang. Bpk.T juga memiliki riwayat hipertensi dan
gastritis saat ini mengeluhkan rasa nyeri pada persendian. Begitu juga dengan Ibu R,
memiliki riwayat hipertensi. Lingkungan rumah bersih. Setiap ada anggota yang sakit
Bpk.T selalu berusaha untuk mengingatkan minum obat. Saat ini Bpk.T dan Ibu R
minum obat secara rutin. Bpk.T dan keluarga selalu berusaha menjaga makanan yang
dikonsumsi, namun belum tahu aktivitas dan latihan yang perlu dilakukan untuk
Bpk.T maupun Ibu R yang tepat selain menjaga pola makan. Akhir-akhir ini Bpk.T
sering mengalami pusing dan sulit tidur, merasa kesulitan saat shalat dan jalan jauh
karena nyeri sendi dan kekakuan otot. Saat berjalan Bpk.T dan Ibu R juga terlihat
pelan-pelan karena menahan rasa nyeri di persendian.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang serta kekuatan keluarga
Bpk.T mengatakan bahwa selalu memikirkan kondisi dan kesehatan saat ini, terutama
adalah kondisi Ibu R. Ibu R merasa khawatir dengan nyeri sendinya, terutama saat
digunakan untuk berjalan jauh.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Bpk.T dan Ibu R mengatakan setiap ada masalah selalu berdo’a dan tetap berusaha
melakukan perawatan dengan maksimal karena sudah menjadi kewajiban dan
tanggung jawab untuk merawat anggota keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan
Selalu melaksanakan ibadah sesuai ketentuan dan berdo’a. Segala usaha telah
dilakukan, hasil akhirnya ditempuh dengan do’a. Setiap ada masalah selalu
diusahakan untuk musyawarah.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Berdasarkan identifikasi tidak ditemukan stres adaptasi disfungsional.
VII. HARAPAN
KELUARGA
TERHADAP
ASUHAN
KEPERAWATAN
KELUARGA
Keluarga selalu berdo’a agar selalu diberikan kesehatan dan bisa melaksanakan
kehidupan dengan cara bersyukur atas nikmat rejeki dan kesehatan. Ibu R juga
mengatakan semoga dengan adanya perawat yang datang ke rumah bisa membantu
mengurangi masalah kesehatan yang ada di keluarga, karena informasi yang
disampaikan menambah wawasan tentang kesehatan. Ibu R ingin bisa kembali
beraktivitas dengan baik jika nyerinya berkurang.
VIII. RIWAYAT KESEHATAN SETIAP ANGGOTA KELUARGA
1.
PEMERIKSAAN FISIK (Semua anggota keluarga head
to toe/ saat pengkajian)
No
Pemeriksaan
1.
Keadaan umum
2.
Tanda – tanda vital :
- TD (mmHg)
- Nadi (x/menit)
- Suhu (celcius)
- RR (x/menit)
3.
TB (cm) & BB (kg)
4.
5.
6.
Kepala :
Mata :
Mulut dan Hidung :
Bpk. T
Ibu R
Ibu R
Baik
Baik
Baik
150/90
79
19
170 & 60
160/80
87
22
150 & 45
120/70
78
18
158 & 55
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
rambut menipis dan
distribusi rambut
distribusi rambut
mulai botak, tebal,
merata dan tipis,
merata dan tebal,
berwarna putih,
rambut berwarna
hygiene baik,
hygiene baik
Kelopak mata
putih, hygiene baik
Kelopak mata
berwarna hitam
Kelopak mata
terlihat dapat
terlihat dapat
terlihat dapat
membuka menutup,
membuka menutup,
membuka menutup,
sklera bening,
sklera bening,
sklera bening,
konjungtiva pink
konjungtiva pink
konjungtiva pink
tidak pucat, alis
tidak pucat, alis
tidak pucat, alis
mata berbatas tegas
mata berbatas tegas
mata berbatas tegas
dan simetris,
dan simetris,
dan simetris,
pembengkakan mata
pembengkakan
pembengkakan mata
(-), respon terhadap
mata (-), respon
(-), respon terhadap
cahaya (+), alat
terhadap cahaya
cahaya (+), alat
bantu -. Mengalami
(+), alat bantu -,
bantu -
sedikit penurunan
mengalami
penglihatan
penurunan
Bentuk simetris,
penglihatan
Bentuk simetris,
Bentuk
ekspresi muka
ekspresi muka
ekspresi
muka
sesuai, lidah
sesuai, lidah
sesuai,
lidah
berwarna putih
berwarna putih
berwarna
putih
kemerahan, tidak
kemerahan, tidak
kemerahan,
tidak
simetris,
7.
8.
Telinga:
Dada :
ada secret yang
ada secret yang
ada
secret
keluar melalui
keluar melalui
keluar
hidung, tidak ada
hidung, tidak ada
hidung, tidak ada
kotoran yang terlihat
kotoran yang
kotoran
yang
melalui hidung,
terlihat melalui
terlihat
melalui
lidah pada posisi
hidung, lidah pada
hidung, lidah pada
normal, bicara tidak
posisi normal,
posisi
pelo, tidak ada
bicara tidak pelo,
bicara tidak pelo,
gangguan menelan,
tidak ada gangguan
tidak ada gangguan
bibir simetris,
menelan, bibir
menelan,
bibir
mukosa bibir
simetris, mukosa
simetris,
mukosa
lembab, tidak ada
bibir lembab, tidak
bibir lembab, tidak
cuping hidung,
ada cuping hidung,
ada cuping hidung,
Tidak ada lesi pada
Tidak ada lesi pada
Tidak ada lesi pada
rongga mulut,
rongga mulut,
rongga
perdarahan dan
perdarahan dan
perdarahan
dan
pembengkakan (-),
pembengkakan (-),
pembengkakan
(-),
karies gigi (-), gigi
gigi sudah tanggal
karies gigi (-)
ssebagian sudah
semua, tidak
tanggal, tidak
memakai gigi palsu
memakai gigi palsu
Bentuk simetris
Bentuk
antara telinga kanan
antara telinga kanan antara telinga kanan
dan kiri, liang
dan
telinga terlihat
telinga
bersih, eritema (-),
bersih, eritema (-), bersih, eritema (-),
tidak ada gangguan
mengalami
tidak ada gangguan
pendengaran
penurunan
pendengaran
melalui
normal,
mulut,
simetris Bentuk
kiri,
liang dan
yang
simetris
kiri,
terlihat telinga
liang
terlihat
pendengaran
Suara nafas ronchi, Inspeksi tidak ada
Inspeksi tidak ada
Inspeksi tidak ada retraksi dada saat
retraksi dada saat
retraksi
bernafas,
bernafas,
dada
saat bernafas, Palpasi
Palpasi pengembangan
pengembangan dada dada simetris,
Palpasi
pengembangan dada
simetris,
Perkusis:
simetris,
Perkusis: Perkusis: sonor,
sonor,
vocal
sonor, vocal fremitus vocal fremitus
fremitus
teraba
teraba
sama
sama
di teraba sama di
semua lapang paru
9.
10.
Leher :
Abdomen :
di
semua
semua lapang paru,
lapang
paru,
auskultasi: suara
auskultasi:
suara
Tidak ada
nafas vesikuler
nafas vesikuler
Tidak
ada Tidak
ada
pembesaran kelenjar
pembesaran
pembesaran kelenjar
tiroid
kelenjar tiroid
tiroid
Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak ada
lesi
disekitar lesi
disekitar lesi
disekitar
abdomen, tidak ada abdomen, tidak ada abdomen, tidak ada
distensi, perut tidak distensi, perut tidak distensi, perut tidak
kembung,
kembung,
Auskultasi:
usus
20
Perkusi:
kembung,
bising Auskultasi:
x/menit, usus
bising Auskultasi:
20 x/menit, usus
tympani, Perkusi:
20
tympani, Perkusi:
bising
x/menit,
tympani,
Palapasi: tidak ada Palapasi: tidak ada Palapasi: tidak ada
nyeri tekan diseluruh nyeri
lapang
abdomen, diseluruh
tidak
11.
Eliminasi
tekan nyeri
tekan
lapang diseluruh
lapang
ada abdomen, tidak ada abdomen, tidak ada
pembesaran organ.
Sistem perkemihan
pembesaran organ.
Sistem perkemihan
pembesaran organ.
Sistem perkemihan
Pola : ± 5x sehari, Pola : ± 4x sehari, Pola : ± 4x sehari,
tidak
mengalami tidak
inkontinensia
Eliminasi
inkontinensia
(BAB): Eliminasi
pola 1x sehari, tidak pola
12.
Integumen
mengalami tidak
1x
mengalami
inkontinensia
(BAB): Eliminasi
sehari, tidak
(BAB):
tentu,
tidak
ada konstipasi.
tidak
ada ada konstipasi.
Turgor kulit elastis,
konstipasi.
Turgor kulit elastis, Turgor kulit elastis,
tidak ada abrasi,
tidak
tidak ada lebam,
tidak ada
tidak bengkak, tidak
tidak
ada eritema, tidak
tidak ada eritema
ada
abrasi, tidak
ada
lebam, tidak ada
abrasi,
lebam,
bengkak, tidak bengkak, tidak
ada eritema
13.
Muskuloskeletal
ada luka
Ekstremitas atas dan
Ekstremitas
bawah simetris,
dan bawah simetris, bawah
rentang gerak
rentang
terbatas, terutama
terbatas di bagian penuh, dan otot kuat
persendian lutut
lutut kanan karena
kanan karena nyeri
nyeri sendi (skala
(skala nyeri 5)
nyeri
muncul hilang
timbul
timbul, terutama saat
apabila dibuat jalan
jalan jauh dan
jauh,
aktivitas banyak.
sedikit lemah, jalan
Kekuatat otot kaki
sempoyongan
kanan (skor 4)
pincang. Kekuatan
otot
14.
Capillary refill
< 2 detik
atas Ekstremitas atas dan
gerak rentang
6)
hilang
(terasa
dan
kaki
(skor 3)
< 2 detik
otot
dan
kanan
< 2 detik
Pemalang, Oktober 2016
Perawat
Hesti Istikomah
simetris,
gerak
ANALISIS DATA
No.
1
2
Data
Subyektif:
Bpk.T mengatakan usia saat ini adalah 80 tahun
dan Ibu R 75 tahun
Bpk.T mengatakan terasa nyeri di lutut kanan
Bpk.T mengatakan pergerakan terbatas, terutama
jika digunakan untuk shalat dan berjalan jauh
Ibu R juga mengatakan mengalami nyeri sendi di
kedua kakinya
Ibu R mengatakan aktvitas terbatas dan khawatir
jika dibuat jalan jauh
Obyektif:
Kekuatan otot ekstermitas bawah sebelah kanan
lemah pada Bpk.T dan Ibu R
Ibu R terlihat pincang saat berjalan karena
menghindari tekanan pada area lutut kanan yang
nyeri
Bpk.T dan ibu R mengalami penurunan
penglihatan
Ibu R mengalami penurunan pendengaran
Subyektif:
Bpk.T dan ibu R mengatakan memiliki riwayat darah
tinggi
Bpk.T mengatakan kadang merasakan berat di tengkuk
Bpk.T mengatakan kadang tidur tidak nyenyak
Bpk.T dan ibu R mengatakan minum obat penurun
darah tinggi rutin
Bpk.T mengatakan jarang melakukan latihan fisik,
hanya berjalan-jalan ke kebun
Objektif:
TD: 150/90 mmHg
N: 79 x/menit
TD: 160/80 mmHg
N: 87 x/menit
Masalah
Hambatan mobilitas pada
Bpk.T dn Ibu R
Risiko Ketidakefektifan Perfusi
Jaringan Perifer pada Bpk.B dan
ibu R