Prinsip Prinsip Pendidikan Interdisiplin Dan

Prinsip-Prinsip Pendidikan Interdisipliner
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
*Pendidikan Interdisipliner*
Dosen Pengampu :
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh :
Vivanda Ariani Raharwin
NIM 16150230
PGMI – SMT 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2017

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Dan pada akhirnya harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi dari makalah ini menjadi lebih baik lagi.

(PENYUSUN)

II

DAFTAR ISI

Halaman Judul

……………………………………………….…..… I

Kata Pengantar …………………………………………………..…. II
Daftar Isi

BAB I

…………………………………………………..…. III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………….. 1
C. Tujuan Masalah ……………………………………… 1

BAB II

PEMBAHASAN
PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN INTERDISIPLINER
A. Pengertian Pendidikan …………………..

2

B. Pengertian Interdisipliner

………………….. 3


C. Pendekatan Interdisipliner

………………….. 4

D. Prinsip-Prinsip Pendidikan Interdisipliner ……. 5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 8

III

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam telah menjadi kajian yang menarik minat banyak kalangan sehingga
studi keislamanpun semakin berkembang. Islam tidak lagi dipahami hanya dalam
pengertian historis dan dokriner tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks.

Karenya dibutuhkan metode dan prinsip-prinsip interdisipliner sehingga di dalam
penerapannya dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan ?
2. Apa pengertian Interdisipiner ?
3. Bagaimana Pendekatan Interdisipliner Dalam Studi Islam?
4. Apa Prinsip-Prinsip Pendidikan Interdisipliner ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Pengertian Interdisipliner
3. Untuk Mengetahui Pendekatan Interdisipliner Dalam Studi Islam
4. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Pendidikan Interdisipliner

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Kata Pendidikan Juga berasal dari Bahasa yunani kuno yaitu dari kata
“Pedagogi“ kata dasarnya “ Paid “ yang berartikan “ Anak “ dan Juga kaata “Ogogos“

artinya “membimbing”. Dari beberapa kata tersebut maka kita simpulkan kata
pedagos dalam bahasa yunani adalah Ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik
Anak. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tigkah
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.
Pengertian pendidikan menurut ahli yaitu :
1. Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.
2. Pengertian pendidikan menurut Prof. Dr. M.J Langeveld, Pendidikan ialah
pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukannya.
3. Menurut Prof. Zaharai Idris seorang ahli Epistimologi, Pendidikan ialah
serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan
si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka
memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya.
Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan oleh para Ahli di atas maka
kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pengertian pendidikan ialah proses
melakukan bimbingan, pembinaan atau pertolongan yang diberikan oleh orang

dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan
agar anak cukup mampu untuk melaksanakan tugas hidupnya sendiri secara mandiri
tidak terlalu bergantung terhadap bantuan dari orang lain.
Di dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3
disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara
yang demokratis juga bertanggung jawab.
2

B. Pengertian Interdisipliner
Pendekatan interdisliner yang dimaksud disini adalah kajian dengan
menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang (perspektif). Pendekatan
inerdiplisiner dalam arti sempit adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah
dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan
atau tepat guna secara terpadu. Pentingnya penggunaan pendekatan ini semakin
disadari keterbatasan dari hasil-hasil penelitian yang hanya menggunakan satu
pendekatan tertentu. Misalnya, dalam mengkaji teks agama, seperti Al-Qur’an dan
sunnah Nabi tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan tekstual, tetapi harus
dilengkapi dengan pendekatan sosiologis dan historis sekaligus, bahkan masih perlu

ditambah dengan pendekatan hermeneutik misalnya.
Contoh pendekatan Interdisipliner adalah dalam menjawab status hukum
aborsi, untuk melihat status hukum aborsi perlu dilacak nash Al-qur’an dan As-sunah.
Tentang larangan pembunuhan anak dalam proses atau tahap penciptaan manusia1.
C. Beberapa Pendekatan Interdisipliner
1. Studi Islam Pendekatan Filsafat
Filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta dan kata shopos yang
berarti ilmu atau hikmah secara etimologi filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau
hikmah. Menurut istilah (terminologi) filsafat islam adalah cinta terhadap hikmah
dan berusaha mendapatkan falsafah dan menciptakan sikap positif terhadap
falsafah islam Yang dimaksud adalah melihat suatu permasalahan dari sudut
tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu
dengan menggunakan analisis spekulatif 2. Pada dasarnya filsafat adalah berfikir
untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan menjawab suatu persoalan.
Contoh pendekatan filsafat agama Islam, ajaran agama Islam mengajarkan
agar shalat berjamaah. Tujuan antara lain agar seseorang merasakan hidup
berdampingan dengan orang lain, dengan mengajarkan puasa misalkan agar
seorang dapat merasakan lapar yang selanjutnya menimbulkan rasa iba kepada
sesamanya yang hidup serba kekurangan, dengan menggunakan pendekatan
filosofis ini seseorang akan dapat memberikan makna terhadap sesuatu yang

dijumpainya, dan dapat pula mendapat hikmah dan ajaran yang terkandung
didalamnya.
1 Msitadriskimia.blogspot.com > Home > Materi/26/02/2014/11:30 am
2 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.,Metodologi Studi Islam,(Jakarta: Rajawali Pers,2011),hlm.254.

3

2. Pendekatan Sosiologi
Fokus pada pendekatan sosiologi dalam studi Islam adalah memahami
Islam sebagai fenomena yang menyejarah dalam sosial dan budaya. Perlu
dipahami bahwa ragam dan corak keislaman sesungguhnya tidak terlepas dari
dinamika pemahaman umat Islam yang berbeda–beda tentang ajaran Islam yang
berdasarkan setting sosial dan budaya yang melatar belakangi serta yang dihadapi
umat Islam itu sendiri.
3. Pendekatan Sejarah
Kata sejarah dalam bahasa Arab artinya tarikh atau sirah atau dalam bahasa
Inggris disebut history. Dari segi bahasa al-Tarikh berarti ketentuan masa atau
waktu, sedang ilmu tarikh ilmu yang membahas penyebutan peristiwa–peristiwa
atau kejadian–kejadian, masa atau tempat terjadinya peristiwa dan sebab–sebab
terjadinya peristiwa tersebut.

Dalam bahasa Indonesia sejarah berarti silsilah asal–usul ( keturunan )
kejadian peristiwa yang benar–benar terjadi pada masa lampau. Sedangkan ilmu
sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa–peristiwa dan kejadian–
kejadian yang benar benar terjadi di masa lampau.
Beberapa ulasan di atas pengertian sejarah dapat ditarik kesimpulan bahwa
sejarah adalah kejadian atau peristiwa – peristiwa penting di masa lampau yang
real atau benar – benar terjadi tempat, waktu dan kejadiannya saling berkaitan.
Masa lampau dalam pengertian di sini adalah masa di mana waktu sudah terjadi
walaupun satu detik. Dan peristiwa di sini dapat diartikan peristiwa – peristiwa
yang mungkin perlu di kaji ulang.
D. Prinsip-Prinsip Interdusipliner
Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau
beragam kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada
peserta didik harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam ketrampilan dan
nilai-norma kehidupan yang berlaku di masyarakat.
Prinsip–prinsip yang biasa digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Menurut Sudirman S. antara lain:
1. Prinsip Berorientasi pada Tujuan
Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang
bertitik tolak dari tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum mengandung

aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai; yang selanjutnya
4

menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek
tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan
Pendidikan Nasional.
2. Prinsip Relevansi
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi, dan system
penyampaiannya harus sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Relevansi pendidikan dalam hal ini berkenaan
dengan:
1. Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik
2. Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang
akan datang
3. Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja
4. Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
3. Prinsip Efektivitas
Pendidikan prinsip efektifitas ini dikaitkan dengan efektifitas guru

mengajar dan efektifitas para murid belajar. Implikasi prinsip ini dalam
pengembangan kurikulum ialah mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler
membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang mubazir dan terbuang percuma.
Efektifitas mengajar guru dapat dicapai dengan menguasai keahlian dan
ketrampilan dalam mengelola dan melaksanakan proses belajar-mengajar yang
dapat ditingkatkan dengan kegiatan pembinaan baik melalui penataran maupun
penyediaan buku –buku. Efektifitas belajar murid terkait dengan sejauh mana
tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar-mengajar.
Hal ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam menyediakan suasana
pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan menyesuaikan bahan
pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta
lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang memadai serta metode
yang tepat.
4. Prinsip Efisiensi
Implikasi

prinsip

ini

mengusahakan

agar

kegiatan

kurikuler

mendayagunakan waktu, tenaga, biaya, dan sumber–sumber lain secara cermat
dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu mewadahi dan memenuhi harapan.
5

5. Prinsip berkesinambungan
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian,
aspek-aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepaslepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna,
sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat
perkembangan

siswa

sehingga

mempermudah

guru

dan

siswa

dalam

melaksanakan proses pembelajaran.
Untuk mencapai kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan
mempertimbangkan:
1. Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah
diajarkan di sekolah sebelumnya.
2. Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan
lagi di sekolah yang lebih tinggi.

6

KESIMPULAN
A. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.
B. Pendekatan Interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah
dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan
atau tepat guna secara terpadu.
C. Beberapa pendekatan interdisiplner dalam islam sebagai berikut : pendekatan filsafat,
pendekatan sosiologi, pendekatan sejarah
D. Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam
kehidupan.
1. Prinsip Berorientasi pada Tujuan, Pengembangan kurikulum diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan Pendidikan Nasional.
2. Prinsip Relevansi, Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi, dan system
penyampaiannya harus sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa.
3. Prinsip Efektivitas, Pendidikan prinsip efektifitas ini dikaitkan dengan efektifitas
guru mengajar dan efektifitas para murid belajar.
4. Prinsip Efisiensi, Implikasi prinsip ini mengusahakan agar kegiatan kurikuler
mendayagunakan waktu, tenaga, biaya, dan sumber–sumber lain secara cermat
dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu mewadahi dan memenuhi harapan.
5. Prinsip berkesinambungan, Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya
bagian-bagian, aspek - aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan,
tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang
bermakna.

7

DAFTAR PUSTAKA
http://srihendrawati.blogspot.co.id/2012/04/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html
https://www.lebahmaster.com/pengertian-pendidikan/
http://yassinsakarepku.blogspot.co.id/2014/05/islam-interdisipliner.html
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers,2011

8