Proposal Skripsi BAB 1 (1)

Proposal Skripsi

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. AMANAH BERSAMA UMMAT
DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA POSITIF DAN
KEPERCAYAAN CALON JAMAAN HAJI DAN UMRAH
(studi kasus Abu Tours and Travel)

Oleh:
Sahri Rahma Fitri
NIM : 1113051000182

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 1438 H / 2017 M

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya menganut agama Islam
terbesar di Dunia, hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010
menunjukkan bahwa jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia tercatat sebanyak
207.176.162 (dua ratus tujuh juta seratus tujuh puluh enam ribu seratus enam puluh dua) atau

setara dengan 87,18% (delapan puluh tujuh koma delapan belas persen) dari total penduduk
Indonesia.1 Konsekuensi dari jumlah tersebut bahwa Indonesia termasuk negara pengirim
jemaah haji terbesar di dunia.
Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan bagi setiap muslim
yang mampu.2 Rukun Islam ada lima pertama syahadat, kedua shalat, ketiga puasa, keempat
zakat dan kelima ibadah haji. Setiap umat Muslim di dunia mempunyai cita-cita untuk
menyempurnakan Rukun Islam yang kelima yaitu ibadah haji. Rukun Islam yang pertama,
kedua, ketiga, keempat bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun tetapi Rukun Islam yang
kelima hanya bisa dilakukan di Arab Saudi. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual
tahunan bagi kaum Muslim yang mampu secara material, fisik, maupun keilmuan dengan
berkunjung ke beberapa tempat di Arab Saudi dan melaksanakan beberapa kegiatan pada satu
waktu yang telah ditentukan yaitu pada bulan Zulhijah
Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilakukan kapan saja kecuali pada
hari Arafah yaitu tanggal 10 Zulhijjah dan hari-hari tasyrik yaitu tanggal 11,12,13 Zulhijah,
Umrah disunahkan bagi Muslim yang mampu. Ibadah umrah pada bulan Ramadan sama
nilainya melakukan ibadah haji (Hadist Muslim). Haji dan umrah hanya diwajibkan sekali
seumur hidup.3 Ini berarti jika seseorang telah melaksanakan yang pertama, maka selesailah
kewajibannya.4 Untuk kedua, ketiga, dan seterusnya hanyalah sunnah. 5 Hal tersebut
tergambar jelas dalam Al-Quran Surat Ali Imran ayat (97) yang berbunyi:


1

http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321 diakses tanggal 06 September
2017 pukul 11:35.
2
Abdurachman Rochimi, 2010. Segala Hal Tentang Haji dan umrah. Jakarta, PT. Gelora
Aksara Pratama, h. 9.
3
Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baaz, 1993. Haji, umrah dan ziarah berdasarkan tuntunan
Al-Qur’an dan As-Sunah. Jakarta, CV. Firdaus, h.5.
4
Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, 2003. Menyelami Seluk beluk Dalam Islam.
Jakarta, Prenada Media, h.. 227.
5
Imam Jazuli, 2014. Buku Pintar Haji dan umrah. Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, h.55

Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban
manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi
orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa

mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan
sesuatu)

dari seluruh alam.”6

Jumlah permintaan untuk melaksanakan ibadah umrah hampir di seluruh pelosok
Indonesia menunjukan angka yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh masa tunggu untuk
melaksanakan ibadah haji yang relatif lama, lamanya daftar tunggu untuk melaksanakan haji
reguler menyebabkan sebagian masyarakat beralih untuk melaksanakan haji khusus dan
umrah yang diselenggarakan oleh Biro Penyelenggara Haji Khusus dan Umrah yang telah
memperoleh izin., sehingga banyak umat Muslim/Muslimah berbondong-bondong untuk
melaksanakan Ibadah umrah. Bisnis Tour dan Travel Ibadah haji dan umrah sengat baik
sehingga banyak pengusaha jasa lain berpindah haluan ke bisnis ini.
Perusahaan Travel haji dan umrah memiliki potensi yang mampu untuk berkiprah
didalam dunia bisnis ini, karena para pelaku usaha yang bergerak di bidang Tour dan Travel
haji

dan umrah

Plus


mempunyai

pasar yang

berpotensi

untuk dikembangkan.

Mengembangkan usaha ini tentu memiliki persaingan yang cukup signifikan. Perusahaan
harus lebih teliti menangkap peluang usaha dan harus lebih meningkatkan layanan yang
diberikan kepada konsumen. Berbagai bidang usaha Tour dan Travel haji dan umrah
bertujuan untuk memudahkan segala bentuk aktivitas Ibadah haji dan umrah. Berdasarkan
data yang diperoleh ASITA (Asosiasi Travel Agent Indonesia) pertumbuhan usaha perjalan
Wisata Tour dan Travel mengalami peningkatan sejaak tahun 2009.
Persaingan di bidang usahapun semakin meningkat, banyak perusahaan yang berusaha
untuk mengembangkan perusahaan masing-masing dengan memperluas pasaar dan jaringan
distribusinya. Berbagai promosi iklan produk jasa Travel haji dan umrah sangat bersaing
6


62

Usman el-Qurtuby, 2012. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung, PT Cordoba Internasional Indonesia, h.

dalam upaya meraih peminat dari masyarakat. Perusahaan Tour dan Travel semakin
berlomba-lomba untuk memperbaiki kinerja dan mengembangkan strategi-strategi baru
terhadap produk maupun pemasarannya, sehingga menyediakan produk dan jasa yang
beraneka ragam dengan kualitas yang lebih baik. Banyak pula biro jasa travel haji umrah
yang menawarkan harga lebih murah yang dapat menarik minat konsumen agar para calon
jamaah haji dan umrah memakai jasa Tour dan Travel perjalanan haji dan umrah tersebut.
Dari banyaknya perusahaan Travel haji dan umrah di Indonesia yang berkembang
cukup pesat dan bertambah banyak, demikian juga dengan kasus penipuan terhadap calon
jemaah haji dan umrah yang keberangkatannya dibatalkan karena oknum yang tidak
bertanggung jawab. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat mengingat berita
mengenai penipuan jamaah haji dan umrah hampir tiap tahunnya, tak sedikit masyarakat yang
masih takut dalam mempercayakan niat ibadahnya kepada biro atau travel agen
penyelenggara umrah seperti dilansir oleh Republika “Penipuan Umrah Marak, Kepercayaan
Masyarakat pada Travel Menurun”.7
Banyak kasus dan penipuan yang terjadi oleh oknum travel dan tour haji dan umrah,
yang mengakibatkan keresahan masyarakat dan persepsi yang buruk bagi citra perusahaan

penyelenggara ibadah haji dan umrah. Tiga tahun belakang, bukan hanya First Travel satusatunya yang terjerat skandal. Terungkapnya berbagai kasus penipuan penyelenggara perjalanan
haji dan umrah, terus memengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap travel haji dan umrah.
Dampaknya, tak sedikit masyarakat yang masih takut dalam mempercayakan niat ibadahnya kepada
biro atau travel agen penyelenggara umrah.

Perusahaan PT. Amanah Bersama Ummat adalah salah satu perusahaan jasa travel
haji dan umrah yang cukup besar dan mapan di bidang travel haji dan umrah, serta mampu
bertahan dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan travel haji dan umrah yang lain, PT.
Amanah Bersama Ummat merupakan anggota dari FTPI (Forum Travel Partner Indonesia)
dan anggota terdaftar di Kementerian Agama dalam penyelenggara Umrah.8

7

http://dev.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/17/02/12/ol94hm396penipuan-umrah-marak-kepercayaan-masyarakat-pada-travel-menurun diakses tanggal
06 September 2017 pukul 14:12.
8

http://haji.kemenag.go.id/v3/basisdata/daftar-ppiu?text=amanah+bersama+umat
diakses 06 September 2017 pukul 14:35.


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perlu adanya penelitian secara mendalam
pada aspek bagaimana strategi pencitraan dam memperoleh kepercayaan masyarakat terhadap
biro travel haji dan umrah di perusahaan PT. Amanah Bersama Ummat mengingat maraknya
kasus penipuan oleh oknum biro travel terhadap jamaah haji dan umrah, maka dari itu
peneliti tertarik untuk menyajikan sebuah skripsi yang berjudul : STRATEGI PUBLIC
RELATIONS PT. AMANAH BERSAMA UMMAT DALAM MEMPERTAHANKAN
CITRA POSITIF DAN KEPERCAYAAN CALON JAMAAN HAJI DAN UMRAH.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Batasan masalah ini dilakukan untuk dapat empermudah penulis dalam memusatkan
perhatian pada masalah yang akan dikaji dalam penelitian itu. Adapun pembatasan masalah
yang dilakukan peneliti adalah pada strategi Public Relations PT. Amanah Bersama Ummat
dalam mempertahankan citra positif dan kepercayaan calon jamaah haji dan umrah.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana strategi Public Relations PT. Amanah Bersama Ummat dalam
mempertahankan citra perusahaan?

2. Bagaimana strategi Public Relations PT. Amanah Bersama Ummat dalam menjaga
kepercayaan calon jamaah haji dan umrah?
3. Bagaimana strategi Public Relations PT. Amanah Bersama Ummat dalam
perusahaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui Public Relations PT. Amanah Bersama
Ummat

dalam

membuat

strategi

serta

langkah-langkah


yang

tepat

untuk

bisa

mempertahankan citra perusahaan dan kepercayaan masyarakat sebagai calon jamaah haji
dan umrah.

2. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:
a. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dokumentasi ilmiah
khusus yang berkaitan dalam dua bidang tersebut dan penelitian ini diharapkan

menjadi stimulus penelitian lebih lanjut dan lebih sempurna dalam memahami stategi
komunikasi.
b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi dan
gambaran bagaimana public relations dalam ilmu komunikasi, yang kemudian
direalisasikan dalam bentuk tindakan konkret dari konsep dan wacana yang disajikan
serta acuan bagi PT. Amanah Bersama Ummat dalam membangun citra dan
kepercayaan calon jamaah Haji dan Umrah dan menambah wawasan, masukan dan
pendapat bagi penulis dan memberikan manfaat dan menambah ilmu bagi mahasiswa
dakwah dan komunikasi yang berniat pada kajian komunikasi pada umumnya juga
bagi seluruh lapisan masyarakat.

D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif, yakni penelitian yang
dilalui dengan proses observasi, pengumpulan data yang akurat berdasarkan fakta di lapangan
disertai dengan wawancara narasumber. “penelitan kualitatif dilakukan dalam situasi yang
wajar (natural setting) dan data yang dikumpulkan pada umumnya bersifat kualitatif.9 Dalam
penelitian ini metode dimanfaatkan adalah wawancara, observasi, dan pemanfaatan dokumen
baik data maupun dokumen visual.

2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian adalah PT. Amanah Bersama Ummat sedangkan
objeknya adalah strategi Public relations internal PT. Amanah Bersama Ummat dalam
mempertahankan citra positif dan kepercayaan calon jamaah haji dan umrah.
b. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Abu Tours and Travel di Jalan Cinere Raya
No.102E, Cinere, Kota Depok 16514. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan
September 2017.

9

Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat, UIN Jakarta Press,
2006) h. 41.

c. Sumber Data
Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan
dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut.
Dalam hal ini penulis menggunakan data primer dan sekunder. Berikut
penjelasannya:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek
peneliti perorangan, kelompok dan organisasi.10 Dalam hal ini data yang
diperoleh dari hasil wawancara. Penggunaan teknik wawancara yaitu
memperoleh keterangan secara mendetail untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai.
b. Data Sekunder
Memperoleh data dalam bentuk yang sudah tersedia melalui publikasi dan
informasi yang dikeluarkan oleh komunitas atau instansi-instansi. Dalam hal ini
sekunder yang diperoleh adalah catatan-catatan, dokumen-dokumen, brosur dan
sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penulisan penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dibedakan dengan
metodologi dari riset yang digunakan para periset, yakni riset kualitatif dan
kuantitatif. Para periset kualitatif yang penulis pakai pada riset ini adalah observasi,
wawancara, dan juga dokumentasi. Ide penelitian kualitatif adalah dengan sengaja
memilih narasumber dan informasi (atau dokumen atau bahan-bahan visual lain)
yang dapat memberikan jawaban terbaik pertanyaan penelitian.11
a. Observasi
Metode observasi yaitu untuk memperoleh dan mengumpulkan data
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung di lapangan dengan
10

Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public relations dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), h. 29
11
John W. Creswell, Desain Penelitian: Pendekatan kualitatif dan kuantitatif, (Jakarta: KIK
Press, 2003) h. 143.

cara

sistematis

terhadap

fenomena-fenomena

yang

muncul

dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena yang diselidiki.12
Observasi yang dilakukan adalah untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan penelitian dalam pencatatan apa yang bisa dilihat oleh mata, didengar
oleh telinga, diraba oleh tangan dan kemudian peneliti tuangkan dalam skripsi
ini.
Dalam praktik penggunaannya, metode observasi dapat dibedakan
menjadi dua jenis sesuai dengan tingkat keterlibatan penelitian dalam atau
terhadap proses penelitian yaitu, observasi dengan ikut terlibat dalam kegiatan
komunitas yang diteliti (participant observation) dan observasi tidak terlibat
(non participant observation). Participant observation dibagi menjadi dua jenis:
pertama, peneliti yang melibatkan diri secara otal dalam setiap proses dan
aktifitas masyarakat yang ditelitinya (total participant observation), yang kedua
peneliti ikut mengambil bagian sampai tingkat tertentu dalam kegiatan-kegiatan
penting, namun hanya sebatas melakukan pengamatan (active participant
observation).13
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan orang yang diwawancarai.14 Dalam penelitian ini nantinya, peneliti akan
melakukan wawancara dengan pemilik atau karyawan Abu Tours and Travel
atau orang yang dapat mewakili dan dianggap kompeten untuk memberikan
data yang valid. Dengan menggunakan metode ini, peneliti memperoleh data
yang sebenarnya dari narasumber secara utuh dan laporannya secara deskriptif
dalam bentuk kata yang diperoleh dari hasil wawancara yang sudah dilakukan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan wawancara dan
observasi dalam penelitian kualitatif.15 Dokumentasi yang menjadi acuan terkait
dengan bukti foto setelah wawancara dengan narasumber. Selain itu peneliti
12

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi (Jakarta: LPSP3-UI, 1998), h. 62.
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKIS,2007) h. 114.
14
Moh. Nazin, Metode Penelitian (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h. 234.
15
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 82.
13

juga melakukan pencarian berupa dokumentasi tertulis seperti artikel, bukubuku dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari data dan menata data secara sistematis
untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.16 Analisis data kualitatif dimulai
dari melakukan analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan dan dituangkan
dalam bentuk laporan lapangan.
Tujuan analisis data ialah mengungkapkan data apa yang masih perlu dicari,
hipotesis apa yang perlu diuji, pertanyaan apa yang perlu dijawab, metode apa
yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru dan kesalahan apa yang
harus diperbaiki.
Analisis data ini dilakukan dengan metode deskriptif dimana metode ini
menggambarkan apa adanya dengan sesuai situasi dan kejadian. Analisis data ialah
kegiatan analisis mengategorikan data untuk mendapatkan pada hubungan, tema,
serta menyampaikan atau melaporkan apa yang bermakna kepada orang lain.17
Selain menggunakan metode deskriptif, analisis data ini dilakukan dengan
teknik pengumpulan data dari hasil wawancara disertai dengan observasi. Hal ini
membantu penulis untuk menunjang dan memperkuat data yang sudah ada dengan
apa yang narasumber katakan. Dan peneliti berusaha menggambarkan objek
penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan. Penulis berupaya mendeskripsikan
kembali data-data yang telah terkumpul tentang strategi Public relations PT.
Amanah Bersama Ummat dalam mempertahankan citra positif dan kepercayaan
calon jamah haji dan umrah, serta peran Public relations PT. Amanah Bersama
Ummat dalam perusahaan.

G. Teori
1. Pengertian Strategi
Setiap usaha atau setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki strategi. Strategi
merupakan hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Bennet menggambarkan
16
17

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV (Yogyakarta: Rake Sasarin, 2000), h. 115.
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV (Yogyakarta: Rake Sasarin, 2000), h. 120.

strategi sebagai arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya.18 Strategi
juga dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang sifatnya
jangka panjang. Definisi strategi menurut para ahli pun sangat beragam dan bervariasi,
diantaranya:
1. J. L. Thompson mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil
akhir: “hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada strategi yang luas
untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas.
Sementara itu, strategi fungsional mendorong secara langsungg strategi kompetitif.19
2. Marthin-Anderson merumuskan “strategi adalah seni yang melibatkan kemampuan
integensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia dalam mencapai
tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien”.20
3. Stephen Robbins mendefinisikan: “strategi sebagai penentuan tujuan jangka panjang
perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan”.21

2. Public relations
A. Pengertian Public relations
Public relations jika diartikan secara universal adalah “public” yang berarti
sekelompok orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap satu
hal. Sedangkan istilah “relations” dalam bahasa indonesia berarti “hubunganhubungan” dalam arti menyangkut banyak hubungan.22
Sedangkan secara terminologi pengertian Public relations adalah:
1) Definisi Public relations menurut Frank Jefkins adalah semua bentuk komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan
semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian.23

18

Sandra Oliver, Strategi Public Relation, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2006), h.2
Sandra Oliver, Strategi Public Relation, h.2
20
Hafied Cangara, Perencanaan & strategi Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2013),
cet ke-1, h. 61
21
Morissan, Pengantar Public Relation Strategi Menjadi Humans professional, (Jakarta:
Kencana Prenadameda Group, 2008), h. 152
22
Dr. Neni Yulianita, Dasar-dasar Public relations, (Bandung: p2U-LPPM Unisba,2007),
h.21
23
Frank Jefkins, Public Relation, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002), h. 10
19

2) Menurut kamus Fund and agnal, American Standard Desk Dictionary terbitan
1994, istilah humas diartikan sebagai segenap kegiatan dan teknik/kiat yang
digunakan oleh organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu
sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepak
terjangnya. Istilah “kiat” dalam definisi ini mengindikasikan bahwa humas harus
menggunakan

metode

manajemen

berdasarkan

tujuan

(management

by

objetives).24
3) Baskin et al (1997), mendefinisikan Public relations sebagai fungsi manajemen
yang membantu mencapai tujuan organisasi, mendefinisikan filosofi, dan
memfasilitasi perubahan organisasional. Para praktisi Public relations melakukan
komunikasi dengan semua publik internal dan eksternal yang relevan untuk
mengembangkan hubungan positif untuk menciptakan konsistensi antara tujuan
organisasional dengan harapan masyarakat. Para praktisi Public relations,
mengembangkan,

melaksanakan,

dan

mengevaluasi

program-program

organisasional yang mempromosikan pertukaran pengaruh dan pemahaman antara
bagian konstituen dan publik.25
Dapat disimpulkan pengertian dari Public relations adalah sekelompok orang
yang mengomunikasikan minat dan perhatian yang sama terhadap satu hal dengan
terencana dalam mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi programprogram organisasional.

B. Fungsi dan Tujuan Public relations
Dalam konsepnya, fungsi Public relations officers ketika menjalankan tugas
dan operasionalnya, baik sebagai komunikastor, mediator, ataupun organisator,
menuru Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. dalam bukunya, Hubungan
Masyarakat Suatu Komunikologis (1992) adalah sebagai berikut:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujaun organisasi.
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan
publik eksternal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

24
25

M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), h.2
Sandra Olever, Strategi Public relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), h.11

d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organiasasi demi kepentingan
organisasi
e. Melayani publik dan menasehati pimpinan organiasasi demi kepentingan
umum.
f. Operasional dan organisasi Public relations adalah bagaimana membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah
terjadinya rintangan psikologis, baik yang timbul dari pihak organisasi
maupun dari pihak publiknya.26
3. Peran Public relations
Peran seorang public relations sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi
atau perusahaan. Public relations adalah sebagai jembatan antara perusahaan dengan
publik atau antara manajemen dengan karyawannya agar tercapai Mutual
Understanding (saling pengertian) atara kedua belah puhak. Public relations
bertindak sebagai komunikastor ketika manajemen berhunungan dengan para
karyawan.
Adapun peran public relations menurut Dozier & Broom, antara lain:
a. Penasihat Ahli (Expert Prescriber)
Seorang praktisi public relations yang berpengalaman dan memiliki
kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian
masalah hubungan dengan publiknya (Communication Fasilitator).
b. Fasilitator komunikasi (Communication Fasilitator)
Dalam hal ini, praktisis public relation bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengarkan apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)
Peranan praktisi public relations dalam pemecahan masalah persoalan public
relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga
mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis
yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
d. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

26

Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public relations 2.0 Teori dan Praktik Public relations
di Era Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), h. 49-50.

Peranan communication technician ini menjadikan praktisi public relations
sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi
atau dikenal dengan of communication in organization.27
Peran public relations pada intinya adalah sebagai berikut:
a. Sebagai Communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang
diawali dengan publiknya.
b. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan positif dan saling
menguntungkan dengan pihak publiknya.
c. Peranan

back up mngement, yakni sebagai pendukung dalam fungsi

manajemen organisasi atau perusahaan.
d. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.28
4. Jenis-jenis Public relations
a) Public relations Pemerintahan
Public relations Pemerintahan pada dasarnya bersifat politis. Bagian public
relations

di

institusi

pemerintahan

dibentuk

untuk

mempublikasikan

atau

mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintahan seperti memberi informasi secara
teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja institusi dan juga
memberikan perhatian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundang-undangan
dan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.29
b) Public relations Industri an Bisnis
Public relations disini merupakan fungsi manajemen yang turut menentukan
suksesnya operasi suatu perusahaan. Public relations industri tidak dapat dilepaskan
dari prinsip ekonomi, sebab industri dan bisnis memiliki orientasi pada keuntungan
(profit oriented). Beberapa penerapan public relations dalam industri dan bisnis
meliputi hubungan dengan pelanggan, peran public relations terhadap marketing
hubungan dengan pemegang saham, karyawan, pers, dan dengan pemerintahan.30
c) Public relations Sosial
1. Public relations penegak hukum
27

http://www.academia.edu/6881418/Pengertian_tujuan_dan_fungsi_public_relations
Pengertian, Tujuan dan Fungsi Public relations diakses tanggal 10 September 2017 pukul
15:35.
28
Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public relations 2.0 Teori dan Praktik Public relations
di Era Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), h. 50
29
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, h.37
30
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, h. 41..

Penegak hukum perlu mendengarkan tanggapan terhadap kepentingan umum
supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik. Termasuk dalam hal
ini public relations dalam kepolisian.
2. Public relations organisasi keagamaan
Organisasi-organisasi keagamaan sekarang banyak memiliki staf yang
mengurusi publikasi, publisitas, penerangan, pengumpulan dana dan
penyenggaraan special event.
3. Public relations profesi
Tujuan utama dari penerapan profesi adalah untuk mendapatkan pengakuan
akan keprofesionalan dan publikasi tentang apa yang dilakukan bagi
kepentingan masyarakat banyak.
4. Public relations organisasi sukarela
Organisasi

sukarela

memerlukan

nasihat

ahli

public

relations

dan

menggunakan pendekatan kehumasan.31

3. Strategi Public relations (the Nine Steps of Strategic Public relationsRonald D. Smith)
Menurut Ahmad S. Adnan Saputra, M.A, M.S, Presiden Intitute Bisnis dan
Manajemen Jayakarta, memberrikan batasa pengertian tentang strategi public relations, yaitu
adalah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations
dalam kerangka suatu humas (public relations).32
Strategi adalah rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai kegiatan-kegiatan
utama perusahaan yang akan meentukan keberhasilan untuk mencapai tujuan pokok dalam
lingkungan yang penuh tantangan. Suatu strategi terdiri dari beberapa taktik strategi bersifat
umum, mendasar, dan berjangka panjang dibandingkan dengan taktik yang merupakan
rencana yang lebih khusus, operasional, dan berjangka pendek.
Menurut Ronald D. Smith dalam buku (Strategic Planning for Public relations)
terdapat sembilan langkah yang kemudian terbagi dalam empat tahap untuk membuat
strategic plan yang dinamai the Nine Steps of Strategic Public relations. Tahap pertama
adalah formative research; langkah pertama, menganalisa situasi, menjadi langkah awal yang
krusial, sangat penting untuk melihat kesempatan dan hambatan yang akan ada pada program
yang direncanakan; langkah kedua, menganalisa kondisi organisasi, yang meliputi tiga aspek
dalam organisasi yaitu lingkungan internal, persepsi public (mengenai reputasi organisasi),
lingkungan eksternal (competitor bahkan pendukung); langkah ketiga, menganalisa publik
31

Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas,. 41-43
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan
Aplikasi). (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,2001), Edisi Revisi, Cet, k3-3, h. 52
32

utama (target pasar). Tahap kedua strategi, yang meliputi; langkah keempat, membuat goals
dan tujuan; langkah kelima, merumuskan aksi dan respon, membuat langkah-langkah apa
yang harus dilakukan berbagai situasi; langkah keenam, membuat komunikasi yang efektif,
pesan apa yang akan disampaikan, siapa yang akan menyampaikan pada publik. Tahap ketiga
taktik; langkah ketujuh memilih taktik komunikasi, memilih saluran apa yang akan digunakan
dalam menyampaikan pesan seperti face to face communication, controlled media (iklan dan
promosi), atau news media; langkah kedelapan penerapan strategic plan, mangatur budget
untuk berkomunikasi. Tahap dan langkah terakhir adalah mengevaluasi strategic plan.33
Dapat dikatakan juga bahwa strategi public relations adalah suatu kerangka optimal
melalui penggunaan media yang terencana untuk mencapai tujuan public relations. Terdapat
tiga jenis strategi public relations yaitu sebagai berikut:

A. Strategi Persuasif
Strategi persuasif memiliki ciri-ciri:

1) Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau
kepentingan khalayak sebagai sasarannya.

2) Public relations sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupa membentuk
sikap dan berpendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau
stimusasi.

3) Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktifitas perusahaan atau organisasi
agar tercipta perubahan sikap dan penilaian.

4) Perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka pembinaan dan
pengembangan terus menerus dilakukan agar peran tersebut terpelihara dan berjalan
dengan baik.

B. Strategi melalui kontribusi pada tujuan dan misi perubahan (strategi edukatif-informatif):
1) Menyampaikan fakta dan opini yang ada di dalam maupun di luar perusahaan.
2) Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi
secara historis melalui analisa SWOT (Streng, Weaknesses, Opportunities, Threats).

C. Strategi yang dibentuk oleh dua komponen
1) Komponen sasaran
Yaitu satuan segmen yang akan digarap (Stakeholder yang dipersempit menjadi
publik sasaran (target publik).

2) Komponen sarana
Yaitu melalui pola dasar ‘The 3 C’s Option’ yaitu:

a) Conservation (mengukuhkan).
33

Ronald D. Smith, Strategic Planning for Public Relation; (New Jersey: Laawrence
Erlbaum Associates, Inc 2004), h. 119

b) Change (mengubah).
c) Crystalization (mengkristalkan).34

4. Citra dan Ruang Lingkupnya (Jhon S. Nimpoene)
a. Pengertian citra
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian citra adalah
“gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan,
organisasi atau produk”
Citra adalah image, the impression, the feeling, the conception which
with the public has of company; a consciusly created impression of an object,
person or organization. Citra adalah gambaran yang diperoleh seseorang
berdasarkan pengetahuan dan pengertian tentang fakta-fakta atau kenyataan.
Untuk mengetahui citra seseorang atau suatu objek bisa diketahui dari
sikapnya terhadap objek. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan
informasi yang diterima seseorang.35
Citra adalah suatu gambaran persepsi seseorang atau publik terhadap
lembaga atau perusahaan, dan bisa juga terhadap seseorang, (seperti tokoh
masyarakat misalnya atau seseorang yang mempunyai pengaruh besar
terhadap lingkungannya) sesuai dengan apa yang dilihat, diketahui, dan sesuai
dengan informasi pengetahuan yang dimiliki publiknya. Citra yang baik akan
menimbulkan persepsi yang baik juga dan citra yang buruk akan menimbulkan
persepsi yang buruk pula, citra merupakan bagian yang sangat penting dalam
public relations, terutama bagi seseorang atau lembaga yang mempunyai
tujuan yang menyangkut publik atau masyarakatnya.
Citra mencerminkan pemikiran emosi dan persepsi individu atas apa
yang mereka ketahui. Terkadang, persepsi diyakini sebagai realitas karena
persepsi membentuk citra. Untuk itu, diperlukan peningkatan dan pemasaran
citra (image marketing) yang bukan sekedar tampil elegan dengan iklan atau
menyatakan sebagai yang terbesar atau yang terbaik, melainkan lebih dari itu
mengupayakan agar nama dan reputasi (perusahaan/produk) serta persepsi
34

http://belajar-komunikasi.blogspot.co.id/2011/01/strategi-public-relations.html?m=1
diakses tanggal 10 September 2017 pukul 09:55
35
Elvirno Ardianto, Handbook of Public relations, (Bandung: Simbiosa Rekatana Media,
2011), h.62

publik semakin positif. Kumpulan citra di benak khalayak atau publik
membentuk reputasi korporat (corporate image). Reputasi mencermikan
persepsi publik terkait tindakan-tindakan perusahaan pada masa mendatang
dibandingkan dengan pesaing utamanya. Jadi reputasi bisa baik atau buruk,
besar atau kecil, kuat atau lemah.36
b. Jenis-Jenis Citra
Frank Jefkins, dalam bukunya Public relations (1994) dan buku lainnya
Essential of Public relations (1998) mengemukakan jenis-jenis citra, antara
lain:
1. The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra)
manajemen terhadap publik eksternal dalam melihat perusahaannya.
2. The current image (citra masih hangat), yaitu citra terhadap publik
eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya
informasi dan pemahaman publik eksternal, citra ini bisa bertantangan
dengan mirror image.
3. The wish image (citra yang diinginkan), yaitu manajemen menginginkan
pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang
baru sebelum publik eksternal memperoleh infoemasi secara lengkap.
4. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor
cabang atau perwakilah perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu
yang belum tentu sesuai dengan keragaman citra seluruh organisasi atau
perusahaan.37
c. Proses Pembentukan Citra
Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang
diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku

36

Elvirno Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public relations Kuantitatif dan Kualitatif,
(Bandung: Simbiosa Rekatana Media, 2011) cet ke-2 h. 99
37
Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relation, h.117

tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra
kita tentang lingkungan.38
Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan
pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh Jhon S. Nimpoene dalam buku
Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, terdapat empat komponen dalam
pembentukan citra, antara lain;
1. Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain, individu akan
memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalaman mengenai
rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat melanjutkan proses
pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila
informasi yang diberikan oleng rangsang dapat memenuhi kognisi
individu.
2. Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus
keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasiinformasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.
3. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respon seperti yang
diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku
tetapi merupakan kencenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara
tertentu. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi, sikap
menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu,
menentukan apa yang disukai, dihaparkan, dan diinginkan. Sikap
mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan
atau tidak menyenangkan, sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah.39
d. Manfaat Membangun Citra Perusahaan
38
39

Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relation, h. 114
Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relation, h.115-116

Citra perusahaan dipandang sebagai salah satu faktor penting yang
dapat mempengaruhi efektivitas pemasaran. Oleh karena itu sangat layak
kalau citra dipandang sebagai salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh
perusahaan atau organisasi.
Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya perusahaan
membangun dan mengelola citra perusahaan, yaitu:
a. Dapat merangsang penjualan
b. Dapat membangun nama baik perusahaan
c. Membangun identitas bagi karyawannya
d. Mempengaruhi investor dan lembaga-lembaga keuangan
e. Memajukan hubungan baik dengan suatu komunitas, dengan pemerintah,
dengan tokoh masyarakat dan dengan para opinion leaders
f. Mendapatkan posisi dalam persaingan.40

5. Konsep Kepercayaan
1. Pengertian Kepercayaan
Menurut Luarn dan Lim dalam Erna Ferrinadewi kepercayaan adalah sejumlah
keyakinan spesifik terhadap integritas (kejujuran pihak yang dipercaya dan
kemampuan menepati janji). Benevolence (perhatian dan motivasi yang
bertindak

sesuai

dengan

kepentingan

yang

mempercayai

mereka).

Competency (kemampuan pihak yang dipercaya untuk melaksanakan
kebutuhan yang mempercayai) dan predictability (konsistensi perilaku pihak
yang dipercaya).41

40

https://arziqimahlil-blog.blogspot.co.id/2014/05/citra-dalam-public-relations.html#more
diakses tanggal 10 September 2017 pukul 10:49
41
Ferinadewi Erna, (Merek dan Psikologi Komsumen), (Surabaya: Universitas Kristen
Petra, 2008), h. 147

Kepercayaan adalah hasil dari kejujuran dan kepuasan serta penepatan
janji yang diberikan. Dalam bisnis, kepercayaan adalah hal yang terpenting
bagi konsumen atau mitra kerja perusahaan dalam membina sebuah hubungan.
Morgan dan Hunt menyebutkan kepercayaan daan komitmen adalah
perantara kunci dalam membangun hubungan jangka panjang bagi pelanggan
yang memiliki orientasi hubungan yang tinggi terhadap organisani.42
Dalam konsep relationship marketing, kepercayaan merupakan salah
satu dimensi dari relationship marketing untuk menentukan sejauh mana yang
dirasakan suatu pihak mengenai integritas dan janji yang ditawarkan pihak
lain. Kepercayaan terhadap merek terbentuk dari pengalaman masa lalu dan
interaksi sebelumnya. Suatu pengalaman konsumsi dapat didefinisikan sebagai
kesadaran atau perasaan yang dialami konsumen selama pemakaian produk
atau jasa.43
2. Faktor Pembentuk Kepercayaan
Dalam mengukur kepercayaan terhadap merek diperlukan penentuan
atribut dan keuntungan dari sebuah merek.
Pembahasan tentang kepercayaan terhadap merek akan lebih lengkap dengan
menjelaskan tiga komponen sikap:
a. Kepercayaan secara komponen kognitif: kepercayaan konsumen tentang
merek adalah karakteristik yang diberika konsumen pada sebuah merek.
Seorang pemasar harus mengembangkan atribut dan keuntungan dari
produk untuk membentuk kepercayaan terhadap merek ini.
b. Kompenen efektif: evaluasi terhadap merek. Sikap konsumen adalah
evaluasi terhadap merek. Komponen ini merepresentasikan evaluasi
konsumen secara keseluruhan terhadap sebuah merek. Kepercayaan

42

https://media.neliti.com/media/publications/24240-ID-pengaruh-kualitas-layanankepercayaan-dan-komitmen-terhadap-loyalitas-nasabah-st.pdf diakses tanggal 10
September 2017 pukul 11:28
43
Fandy Tjiptono, Perspektif Manajemen Pemasaran Kontemporer. (Yogyakarta: Andi
Offset,2000) h. 74

konsumen terhadap sebuah merek bersifat multi dimensional karena hal itu
diterima dibenak konsumen.
c. Konsumen konatif: niat melakukan pembelian, komponen ketiga dari sikap
adalah dimensi konatif yaitu kecenderungan konsumen berperilaku
terhadap objek, dalam hal ini diukur dengan niat untuk melakukan
pembelian.44
Pendekatan yang juga perlu dilakukan untuk membentuk kepercayaan
dan hubungan adalah dengan mendengarkan, yang merupakan kunci
membangun kepercayaan karena tiga faktor penting (Griffin 2003 h.85):
1. Pelanggan lebih cenderung memercayai seseorang yang menunjukkan
rasa hormat dan apa yang dikatakannya.
2. Pelanggan cenderung lebih memercayai perusahaan bila perusahaan
mendengarkan dan membantu masalah-masalahnya.
3. Semakin banyak pelanggan memberitahu maksudnya, semakin besar
rasa kepercayaan.45

44

Kottler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, edisi 12. Jilid 2 (Jakarta: Pt Index
Gramedia Group, 2008) h.102
45
http://kumpulanmakalahtugaskuliah.blogspot.co.id/2013/02/arti-kepercayaan.html
diakses pada tanggal 10 Spetember 2017 pukul 12:19

H. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan semiotika, sehingga
skripsi ini bisa menjadi pelengkap dari tulisan-tulisan sebelumnya. Penelitian-penelitian
tersebut antara lain:
Skripsi yang berjudul Strategi Public relations Badan Wakaf Indonesia Dalam
Mensosialisasikan Wakaf Tunai oleh Fatmawati Harahap dengan NIM : 1110051000028
(Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
UIN Syarif Hidayatullah 2013).
Skripsi yang berjudul Strategi Public relations Ma’had Al-Zaytun Dalam
Mempertahankan Citra Positif Di Masyarakat oleh Fatih Mulki Robbani dengan NIM :
1110051000029 (Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah 2016).
Skripsi yang berjudul Strategi Public relations HijUp.com dalam Memasarkan
Busana Muslim oleh Rand Rasyid dengan NIM : 1110051000019 (Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
2016)

I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diajukan untuk memudahkan pemahaman tentang
penelitian ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab yang terdiri dari
bab per bab. Adapun sistematika penlisan sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini, dijelaskan apa saja yang akan dibahas dari latar belakang
masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tekik pengumpulan data, teknik
analisi data, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini, membahas kajian teori yang meliputi penjelasan tentang
pengertian stategi, teori tentang Public relations yang menjelaskan
definisi public

relations, fungsi dan tujuan Public relations,

peran

public relations, dan strategi Public relations. Kemudian

menjelaskan

tentang citra, meliputi pengertian citra, jenis-jenis citra, dan

proses

pembentukan citra. Dan teori atau konsep kepercayaan, serta

faktor yang

membentuk kepercayaan.

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG PT. AMANAH BERSAMA
UMMAT
Bab ini membahas tentang PT. Amanah Bersama Ummat, meliputi
sejarah terdiri dan perkembangan serta visi misi PT. Amanah Bersama
Ummat,

pembimbing

struktur

organisasi

PT.

Amanah

Bersama

Ummat,

jamaah PT. Amanah Bersama Ummat, produk PT. Amanah
Bersama Ummat, serta cabang-cabang PT. Amanah Bersama

Ummat
BAB IV

TEMUAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang temuan-temuan dan analisis Public relations PT.
Amanah Bersama Ummat mengenai strategi yang dilakukan oleh
public relations dalam membangun citra perusahaan, menjaga
kepercayaan calon jamaah dan peran public relations PT. Amanah
Bersama Ummat dalam perusahaan.

BAB V

PENUTUP
Pada bab ini, berisi kesimpulan dari pembahasan dan hasil penelitian,
serta memberikan dan saran yang berkaitan tentang hasil penelitian
yang sudah diteliti sebagau pertimbangan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baaz. (1993). Haji, umrah dan ziarah berdasarkan tuntunan
Al-Qur’an dan As-Sunah. Jakarta: CV Firdaus.
Ahmad Thib Raya, S. M. (2003). Menyelami Seluk Beluk Dalam Islam. Jakarta: Prenada
Media.
Amstrong, K. d. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, edisi 12. Jilid 2 . Jakarta: Pt Index
Gramedia Group.
Anggoro, M. L. (2002). Teori & Profesi Kehumasan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ardianto, E. (2011). Handbook of Public relations. Bandung: Simbiosa Rekatana Media.
Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public relations Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Simbiosa Rekatana Media.
Cangara, H. (2013). Perencanaan & strategi Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press.
el-Qurtuby, U. (2012). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: PT Cordoba Internasional
Indonesia.
Erna, F. (2008). Merek dan Psikologi Komsumen. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Jazuli, I. (2014). Buku Pintar Haji dan umrah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jefkins, F. (2002). Public Relation. Jakarta: Penerbit Erlangga.
John W. Creswell. (2003). Desain Penelitian: Pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Jakarta:
KIK Press.
Kusumastuti, F. (2000). Dasar-Dasar Humas. Jakarta: PT Grafindo persada.
Morissan. (2008). Pengantar Public Relation Strategi Menjadi Humans professional. Jakarta:
Kencana Prenadameda Group.
Muhadjir, N. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sasarin.
Nasrullah, W. S. (2011). Public relations 2.0 Teori dan Praktik Public relations di Era
Cyber. Jakarta: Gramata Publishing.
Nazin, M. (1999). Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia.

Oliver, S. (2006). Strategi Public Relation. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS.
Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:
LPSP3-UI.
Rochimi, A. (2010). Segala Hal Tentang Haji dan umrah. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
Ruslan, R. (2001). Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi).
Jakarta: PT Raja Grafindo persada.
Ruslan, R. (2003). Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi . Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Smith, R. D. (2004). Strategic Planning for Public Relation. New Jersey: Laawrence
Erlbaum Associates, Inc.
Soleh Soemirat, d. E. (2011). Dasar-Dasar Public Relation. Bandung: Simbiosa Rekatana
Media.
Sugiono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhaimi, J. d. (2006). Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Tjiptono, F. (2000). Perspektif Manajemen Pemasaran Kontemporer. Yogyakarta: Andi
Offset.
Yulianita, D. N. (2007). Dasar-dasar Public relations. Bandung: p2U-LPPM Unisba.

SUMBER LAIN
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321 diakses tanggal 06 September 2017 pukul 11:35.
http://dev.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/17/02/12/ol94hm396-penipuan-umrahmarak-kepercayaan-masyarakat-pada-travel-menurun diakses tanggal 06 September 2017 pukul
14:12.
http://haji.kemenag.go.id/v3/basisdata/daftar-ppiu?text=amanah+bersama+umat diakses 06 September
2017 pukul 14:35.
http://www.academia.edu/6881418/Pengertian_tujuan_dan_fungsi_public_relations Pengertian,
Tujuan dan Fungsi Public relations diakses tanggal 10 September 2017 pukul 15:35.
http://belajar-komunikasi.blogspot.co.id/2011/01/strategi-public-relations.html?m=1 diakses tanggal
10 September 2017 pukul 09:55
https://arziqimahlil-blog.blogspot.co.id/2014/05/citra-dalam-public-relations.html#more diakses
tanggal 10 September 2017 pukul 10:49
https://media.neliti.com/media/publications/24240-ID-pengaruh-kualitas-layanan-kepercayaan-dankomitmen-terhadap-loyalitas-nasabah-st.pdf diakses tanggal 10 September 2017 pukul 11:28
http://kumpulanmakalahtugaskuliah.blogspot.co.id/2013/02/arti-kepercayaan.html diakses pada
tanggal 10 Spetember 2017 pukul 12:19

OUTLINE SKRIPSI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Latar Belakang Masalah
Batasan dan Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Metodologi Penelitian
Teknik Pengumpulan
Teknik Analisis Data
Teori
Tinjauan Pustaka

I. Sistematika Penulisan
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi
B. Public Relations dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian Public Relations
2. Fungsi dan Tujuan Public Relations
3. Peran Public Relations
4. Jenis-Jenis Public Relations
C. Strategi Public Relations (the Nine Steps of Strategic Public
Relations – Ronald D. Smith)
D. Citra dan Ruang Lingkupnya (Jhon S. Nimpoene)
1. Pengertian Citra
2. Jenis- Jenis Citra
3. Proses Pembentukan Citra
4. Manfaat Membangun Citra Perusahaan
E. Konsep Kepercayaan
1. Pengertian Kepercayaan
2. Faktor Pembentuk Kepercayaan

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. AMANAH BERSAMA UMMAT
A. Sejarah Berdirinya PT. Amanah Bersama Ummat (Abu Tours and
Travel)
B. Visi dan Misi PT. Amanah Bersama Ummat (Abu Tours and Travel)
C. Struktur Organisasi PT. Amanah Bersama Ummat (Abu Tours and
Travel)

D. Pembimbing Haji dan Umrah PT. Amanah Bersama Ummat (Abu
Tours and Travel)
E. Produk- Produk PT. Amanah Bersama Ummat (Abu Tours and
Travel)
F. Domisili Perusahaan PT. Amanah Bersama Ummat
G. Cabang- Cabang PT. Amanah Bersama Ummat (Abu Tours and
Travel)

BAB IV

TEMUAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi Public Relations PT. Amanah Bersama Ummat (Abu Tours
and Travel) dalam Mempertahankan Citra Positif Calon Jamaah
Haji dan Umrah
B. Strategi Menjaga Kepercayaan Calon Jamaah
C. Peran dan Fungsi Public Relations PT. Amanah Bersama Ummat
(Abu Tours and Travel)

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Ciputat, 20 September 2017
Nomor
Lampiran
Perihal

: Istimewa
: Satu Bundel Proposal Skripsi
: Pengajuan Judul Skripsi

Kepada yang Terhormat,
Ketua Dewan Pertimbangan Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Di Tempat
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera saya sampaikan semoga Bapak/Ibu dalam lindungan
Allah SWT, serta selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Selanjutnya saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Semester
Fakultas
Jurusan

: Sahri Rahma Fitri
: 1113051000182
: 9 (Sembilan)
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
: Komunikasi dan Penyiaran Islam

Bermaksud mengajukan proposal skripsi dengan judul Strategi Public
Relations PT. Amanah Bersama Ummat Dalam Mempertahankan Citra