LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN RENCANA P
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
1.1
LATAR BELAKANG
Gas alam dewasa ini telah menjadi sumber energi alternatif yang banyak digunakan oleh
masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri, komersial
maupun rumah tangga. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal
ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan gas alam dibanding
dengan sumber energi lain. Energi yang dihasilkan gas alam lebih efisien dan harganya
lebih murah. Tidak seperti halnya dengan minyak bumi dan batu bara, penggunaannya
jauh lebih bersih dan sangat ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan polusi
terhadap lingkungan. Disamping itu, gas alam juga mempunyai beberapa keunggulan lain,
seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif dan tidak beracun.
Salah satu area sekitar Jakarta yang memiliki permintaan bahan bakar minyak yang cukup
besar adalah area Bekasi dan Karawang. Hal tersebut dapat dilihat dari total jumlah
kendaraan pada tahun 2014 sebesar 2,97 juta unit. Dengan kuantitas kebutuhan
permintaan gas tersebut, maka untuk area Bekasi dan Karawang dapat disuplai kebutuhan
selama 186 hari oleh FSRU (Floating Storage & Regasification Unit) berkapasitas 147,500
M3 oleh sumber gas yang berasal dari Bontang.
PT. Perusahaan Gas Negara (PGN, Persero) cabang Jakarta telah menyediakan supply gas
yang melayani Jakarta, Bekasi, tangerang dan sekitarnya sebesar 120 MMSCFD (Millions
of Standard Cubic Feet per Day, atau setara dengan sekitar 28.000 meter kubik per hari).
Penyediaan energi gas tersebut diperkirakan akan mampu menggantikan energi BBM yang
terserap di Bekasi sebesar 40%. Di wilayah Kabupaten Bekasi terdapat stasiun penerima
Tegal Gede sebesar 60 MMSCFD yang berhubungan dengan pipa induk menuju
Kabupaten Karawang dan Purwakarta.
I - 1
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
Dengan ketentuan yang tertuang dalam UU 26/2007 Pasal 4 ayat 5, Kawasan Sumur Gas
di Kecamatan Babelan dapat dinyatakan sebagai kawasan strategis pendayagunaan
sumber daya alam yang didalamnya mempunyai pengaruh besar terhadap pengembangan
tata ruang di wilayah sekitarnya dan merupakan kawasan peruntukan pertambangan
dengan menjamin kepastian hukum dalam pelaksanaan kegiatan sektor ESDM, khususnya
kegiatan pertambangan.
Didalam arahan RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011 – 2031 untuk rencana system
jaringan energi meliputi pipa minyak dan gas bumi, listrik dan gardu induk, jaringan
transmisi dan tenaga listrik. Pengembangan system jaringan pipa minyak dan gas bumi
diarahkan di sepanjang sempadan sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL), saluran sekunder,
ladang minyak Tambun dan saluran induk Tarum Barat dan Pondok Barat dan lainnya.
Untuk pengembangan gas kota (city gas) di Kabupaten Bekasi diarahkan dikawasan
permukiman perkotaan meliputi Kec. Cibitung, Karangbahagia, Tambun Utara, Sukatani,
Sukawangi, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Tambun Selatan dan Serang Baru.
Diharapkan dengan adanya hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk
melakukan percepatan kegiatan dalam rangka melaksanakan pembangunan jaringan gas
kota.
Dalam rangka Penataan Jalur Pipa Gas agar sesuai arahan didalam RTRW Kabupaten
Bekasi tahun 2011 -2031 maka dilakukan kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan
di Sepanjang Jaringan Pipa Gas.
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
1. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk melakukan Penyusunan Rencana Penataan
Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Wilayah Kabupaten Bekasi.
2. Tujuan dari studi ini adalah melakukan penataan di sepanjang jaringan pipa gas
sebagai masukan dalam rekomendasi pengendalian penggunaan lahan.
1.3
SASARAN PEKERJAAN
Target/Sasaran pekerjaan yang ingin dicapai adalah tersusunnya penataan di Sepanjang
Jaringan Pipa Gas di Wilayah Kabupaten Bekasi, agar dapat digunakan sebagai bahan
perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai RTRW Kabupaten Bekasi 2011
– 2031 yang telah ditentukan, antara lain meliputi :
1. Penataan Kawasan Peruntukan Pertambangan Sumur Gas termasuk peraturan
zonasinya.
I - 2
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
2. Penataan Jaringan induk perpipaan gas sebagai acuan dalam pengembangan
perencanaan tata ruang yang lebih rinci (Rencana Detail Tata Ruang Kota)
3. Interkoneksi jaringan induk perpipaan gas yang direncanakan dengan jaringan
perpipaan gas proyek ESDM.
1.4
DASAR HUKUM
Adapun yang menjadi dasar hukum kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di
Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Kabupaten Bekasi adalah:
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan
9. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa dan Bali
10. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Jabodetabekpunjur
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH
Kawasan Perkotaan
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015
tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
14. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997 tentang
Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi
15. Keputusan Menteri ESDM Nomor 2700 K/11/MEM/2012 tentang Rencana Induk
Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional Tahun 2012-2025
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi
Jawa Barat Tahun 2009-2029
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi nomor 12 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten
Bekasi Tahun 2011-2031
18. SNI 03-2850-1992 tentang Tata Cara Penempatan Utilitas di Jalan
19. Pd T-12-2003 tentang Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan
I - 3
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
1.5
RUANG LINGKUP WILAYAH DAN KEGIATAN
1.5.1
Ruang Lingkup Wilayah
Pelaksanaan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di
Wilayah Kabupaten Bekasi sangat terkait dengan sistem dan jaringan yang telah ada.
Sehingga untuk melaksanakan kegiatan tersebut, khususnya dalam hal pengumpulan dan
pengolahan data terkait, tidak terbatas di Kabupaten Bekasi saja. Adapun Peta
Administrasi Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Gambar 1.1.
1.5.2 Ruang Lingkup Kegiatan
a. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data terkait meliputi kondisi lapangan gas
Kabupaten Bekasi saat ini, yakni keberadaan sumur gas dan jaringan perpipaan yang
ada, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan Rencana
Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Kabupaten Bekasi;
b. Mengidentifikasi konsideran produk hukum baik dalam bentuk Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Daerah yang melandasi kegiatan peraturan
zonasi (Zoning Regulation) Kawasan Perkotaan dan melakukan deliniasi kawasan
peruntukan pertambangan;
c. Melakukan perencanaan jaringan gas kota, untuk digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota, termasuk interkoneksi
baik jaringan maupun sumber daya (pasokan), dalam upaya meningkatkan
keandalan pengoperasiannya;
d. Melakukan analisis kelembagaan dengan merumuskan permasalahan yang mungkin
timbul dalam pengembangan sistem utilitas kota, khususnya jaringan gas kota,
dikaitkan dengan kondisi fisik, kondisi lingkungan serta kondisi kelembagaan yang
ada di Kabupaten Bekasi;
e. Melakukan koordinasi/konsultasi/pembahasan/diskusi dengan pihak terkait untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
1.6
SISTEMATIKA LAPORAN
Adapun laporan pendahuluan ini berisi beberapa hal, diantaranya:
1. Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan pekerjaan, sasaran
pekerjaan, ruang lingkup wilayah dan kegiatan.
I - 4
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Bekasi
I - 5
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
2. Bab 2 Tinjauan Kebijakan dan Teori
Bab ini menguraikan tentang kebijakan-kebijakan dan teori yang terkait dengan
rencana penataan kawasan di sepanjang jaringan pipa gas. Kebijakan itu bisa diperoleh
dari peraturan-peraturan perundang-undangan yang bisa mendukung penataan
kawasan di sepanjang jaringan pipa gas.
3. Bab 3 Gambaran Umum Kab Bekasi
Bab ini menguraikan gambaran umum Kabupaten Bekasi dan juga membahas terkait
kondisi eksisting jaringan pipa gas eksisting di Kabupaten Bekasi,
4. Bab 4 Metodologi Pekerjaan
Menguraikan
tentang
metodologi
pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menjawab
keseluruhan harapan pada keluaran pekerjaan beserta tujuan akhir dari pekerjaan.
5. Bab 5 menguraikan tentang rencana kerja dan organisasi pelaksanaan pekerjaan
Bab ini membahas program kerja baik dari jadwal maupun langkah-langkah kegiatan
dalam penyusunan Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di
Kabupaten Bekasi sehingga diharapkan penyelesaian setiap tahapan pekerjaan dapat
tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, bab ini juga berisikan mengenai
Struktur organisasi, tenaga ahli dan jadwal penugasan tenaga ahli.
1.7
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka berfikir pekerjaan merupakan arahan dan permintaan dari dinas tata ruang,
untuk mendapatkan alur pikir sehingga dapat ditemukan benang merah persoalan
pekerjaan untuk dapat dipahami bersama dan menjadi fokus tim ahli dalam menghasilkan
keluaran dan tujuan pekerjaan.
Tim ahli memandang bahwa persoalan dampak pembangunan jaringan pipa gas dan
sumur gas yang ada di Kabupaten Bekasi diakibatkan masih belum dipahaminya peraturan
terkait minyak dan gas, penataan ruang dan pemerintah daerah sehingga bias-bias
pengaturan terlihat sangat jelas dan kuat.
Beberapa pengaturan terkait koordinasi dan peranan kemasyarakatan dan lingkungan
sebenarnya diatur didalam batang tubuh undang-undang minyak dan gas dan dapat
dijadikan sebagai bentuk intervensi penanganan dampak bersama dengan KemenESDM,
Pertamina Gas EP Jawa, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.
Beberapa asumsi tim ahli lakukan, semisal adanya hipotesis bahwa belum lengkapnya
pengaturan soal jaringan pipa dan sumur gas yang melintas di berbagai fungsi ruang
I - 6
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
berdampak kepada saat ini dan sangat merugikan masyarakat. Oleh karenanya perlu
pengaturan pengendalian fungsi ruang yang dilintasi oleh pipa (hak lintas pipa).
Gambar 1.2 Kerangka berfikir pekerjaan
Sumber: analisis tim ahli, 2016
I - 7
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
1.1
LATAR BELAKANG
Gas alam dewasa ini telah menjadi sumber energi alternatif yang banyak digunakan oleh
masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri, komersial
maupun rumah tangga. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal
ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan gas alam dibanding
dengan sumber energi lain. Energi yang dihasilkan gas alam lebih efisien dan harganya
lebih murah. Tidak seperti halnya dengan minyak bumi dan batu bara, penggunaannya
jauh lebih bersih dan sangat ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan polusi
terhadap lingkungan. Disamping itu, gas alam juga mempunyai beberapa keunggulan lain,
seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif dan tidak beracun.
Salah satu area sekitar Jakarta yang memiliki permintaan bahan bakar minyak yang cukup
besar adalah area Bekasi dan Karawang. Hal tersebut dapat dilihat dari total jumlah
kendaraan pada tahun 2014 sebesar 2,97 juta unit. Dengan kuantitas kebutuhan
permintaan gas tersebut, maka untuk area Bekasi dan Karawang dapat disuplai kebutuhan
selama 186 hari oleh FSRU (Floating Storage & Regasification Unit) berkapasitas 147,500
M3 oleh sumber gas yang berasal dari Bontang.
PT. Perusahaan Gas Negara (PGN, Persero) cabang Jakarta telah menyediakan supply gas
yang melayani Jakarta, Bekasi, tangerang dan sekitarnya sebesar 120 MMSCFD (Millions
of Standard Cubic Feet per Day, atau setara dengan sekitar 28.000 meter kubik per hari).
Penyediaan energi gas tersebut diperkirakan akan mampu menggantikan energi BBM yang
terserap di Bekasi sebesar 40%. Di wilayah Kabupaten Bekasi terdapat stasiun penerima
Tegal Gede sebesar 60 MMSCFD yang berhubungan dengan pipa induk menuju
Kabupaten Karawang dan Purwakarta.
I - 1
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
Dengan ketentuan yang tertuang dalam UU 26/2007 Pasal 4 ayat 5, Kawasan Sumur Gas
di Kecamatan Babelan dapat dinyatakan sebagai kawasan strategis pendayagunaan
sumber daya alam yang didalamnya mempunyai pengaruh besar terhadap pengembangan
tata ruang di wilayah sekitarnya dan merupakan kawasan peruntukan pertambangan
dengan menjamin kepastian hukum dalam pelaksanaan kegiatan sektor ESDM, khususnya
kegiatan pertambangan.
Didalam arahan RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011 – 2031 untuk rencana system
jaringan energi meliputi pipa minyak dan gas bumi, listrik dan gardu induk, jaringan
transmisi dan tenaga listrik. Pengembangan system jaringan pipa minyak dan gas bumi
diarahkan di sepanjang sempadan sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL), saluran sekunder,
ladang minyak Tambun dan saluran induk Tarum Barat dan Pondok Barat dan lainnya.
Untuk pengembangan gas kota (city gas) di Kabupaten Bekasi diarahkan dikawasan
permukiman perkotaan meliputi Kec. Cibitung, Karangbahagia, Tambun Utara, Sukatani,
Sukawangi, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Tambun Selatan dan Serang Baru.
Diharapkan dengan adanya hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk
melakukan percepatan kegiatan dalam rangka melaksanakan pembangunan jaringan gas
kota.
Dalam rangka Penataan Jalur Pipa Gas agar sesuai arahan didalam RTRW Kabupaten
Bekasi tahun 2011 -2031 maka dilakukan kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan
di Sepanjang Jaringan Pipa Gas.
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
1. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk melakukan Penyusunan Rencana Penataan
Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Wilayah Kabupaten Bekasi.
2. Tujuan dari studi ini adalah melakukan penataan di sepanjang jaringan pipa gas
sebagai masukan dalam rekomendasi pengendalian penggunaan lahan.
1.3
SASARAN PEKERJAAN
Target/Sasaran pekerjaan yang ingin dicapai adalah tersusunnya penataan di Sepanjang
Jaringan Pipa Gas di Wilayah Kabupaten Bekasi, agar dapat digunakan sebagai bahan
perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai RTRW Kabupaten Bekasi 2011
– 2031 yang telah ditentukan, antara lain meliputi :
1. Penataan Kawasan Peruntukan Pertambangan Sumur Gas termasuk peraturan
zonasinya.
I - 2
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
2. Penataan Jaringan induk perpipaan gas sebagai acuan dalam pengembangan
perencanaan tata ruang yang lebih rinci (Rencana Detail Tata Ruang Kota)
3. Interkoneksi jaringan induk perpipaan gas yang direncanakan dengan jaringan
perpipaan gas proyek ESDM.
1.4
DASAR HUKUM
Adapun yang menjadi dasar hukum kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di
Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Kabupaten Bekasi adalah:
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan
9. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa dan Bali
10. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Jabodetabekpunjur
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH
Kawasan Perkotaan
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015
tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
14. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997 tentang
Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi
15. Keputusan Menteri ESDM Nomor 2700 K/11/MEM/2012 tentang Rencana Induk
Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional Tahun 2012-2025
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi
Jawa Barat Tahun 2009-2029
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi nomor 12 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten
Bekasi Tahun 2011-2031
18. SNI 03-2850-1992 tentang Tata Cara Penempatan Utilitas di Jalan
19. Pd T-12-2003 tentang Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan
I - 3
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
1.5
RUANG LINGKUP WILAYAH DAN KEGIATAN
1.5.1
Ruang Lingkup Wilayah
Pelaksanaan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di
Wilayah Kabupaten Bekasi sangat terkait dengan sistem dan jaringan yang telah ada.
Sehingga untuk melaksanakan kegiatan tersebut, khususnya dalam hal pengumpulan dan
pengolahan data terkait, tidak terbatas di Kabupaten Bekasi saja. Adapun Peta
Administrasi Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Gambar 1.1.
1.5.2 Ruang Lingkup Kegiatan
a. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data terkait meliputi kondisi lapangan gas
Kabupaten Bekasi saat ini, yakni keberadaan sumur gas dan jaringan perpipaan yang
ada, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan Rencana
Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di Kabupaten Bekasi;
b. Mengidentifikasi konsideran produk hukum baik dalam bentuk Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Daerah yang melandasi kegiatan peraturan
zonasi (Zoning Regulation) Kawasan Perkotaan dan melakukan deliniasi kawasan
peruntukan pertambangan;
c. Melakukan perencanaan jaringan gas kota, untuk digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota, termasuk interkoneksi
baik jaringan maupun sumber daya (pasokan), dalam upaya meningkatkan
keandalan pengoperasiannya;
d. Melakukan analisis kelembagaan dengan merumuskan permasalahan yang mungkin
timbul dalam pengembangan sistem utilitas kota, khususnya jaringan gas kota,
dikaitkan dengan kondisi fisik, kondisi lingkungan serta kondisi kelembagaan yang
ada di Kabupaten Bekasi;
e. Melakukan koordinasi/konsultasi/pembahasan/diskusi dengan pihak terkait untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
1.6
SISTEMATIKA LAPORAN
Adapun laporan pendahuluan ini berisi beberapa hal, diantaranya:
1. Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan pekerjaan, sasaran
pekerjaan, ruang lingkup wilayah dan kegiatan.
I - 4
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Bekasi
I - 5
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
2. Bab 2 Tinjauan Kebijakan dan Teori
Bab ini menguraikan tentang kebijakan-kebijakan dan teori yang terkait dengan
rencana penataan kawasan di sepanjang jaringan pipa gas. Kebijakan itu bisa diperoleh
dari peraturan-peraturan perundang-undangan yang bisa mendukung penataan
kawasan di sepanjang jaringan pipa gas.
3. Bab 3 Gambaran Umum Kab Bekasi
Bab ini menguraikan gambaran umum Kabupaten Bekasi dan juga membahas terkait
kondisi eksisting jaringan pipa gas eksisting di Kabupaten Bekasi,
4. Bab 4 Metodologi Pekerjaan
Menguraikan
tentang
metodologi
pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menjawab
keseluruhan harapan pada keluaran pekerjaan beserta tujuan akhir dari pekerjaan.
5. Bab 5 menguraikan tentang rencana kerja dan organisasi pelaksanaan pekerjaan
Bab ini membahas program kerja baik dari jadwal maupun langkah-langkah kegiatan
dalam penyusunan Rencana Penataan Kawasan di Sepanjang Jaringan Pipa Gas di
Kabupaten Bekasi sehingga diharapkan penyelesaian setiap tahapan pekerjaan dapat
tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, bab ini juga berisikan mengenai
Struktur organisasi, tenaga ahli dan jadwal penugasan tenaga ahli.
1.7
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka berfikir pekerjaan merupakan arahan dan permintaan dari dinas tata ruang,
untuk mendapatkan alur pikir sehingga dapat ditemukan benang merah persoalan
pekerjaan untuk dapat dipahami bersama dan menjadi fokus tim ahli dalam menghasilkan
keluaran dan tujuan pekerjaan.
Tim ahli memandang bahwa persoalan dampak pembangunan jaringan pipa gas dan
sumur gas yang ada di Kabupaten Bekasi diakibatkan masih belum dipahaminya peraturan
terkait minyak dan gas, penataan ruang dan pemerintah daerah sehingga bias-bias
pengaturan terlihat sangat jelas dan kuat.
Beberapa pengaturan terkait koordinasi dan peranan kemasyarakatan dan lingkungan
sebenarnya diatur didalam batang tubuh undang-undang minyak dan gas dan dapat
dijadikan sebagai bentuk intervensi penanganan dampak bersama dengan KemenESDM,
Pertamina Gas EP Jawa, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.
Beberapa asumsi tim ahli lakukan, semisal adanya hipotesis bahwa belum lengkapnya
pengaturan soal jaringan pipa dan sumur gas yang melintas di berbagai fungsi ruang
I - 6
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN KAWASAN DI SEPANJANG JARINGAN PIPA GAS
berdampak kepada saat ini dan sangat merugikan masyarakat. Oleh karenanya perlu
pengaturan pengendalian fungsi ruang yang dilintasi oleh pipa (hak lintas pipa).
Gambar 1.2 Kerangka berfikir pekerjaan
Sumber: analisis tim ahli, 2016
I - 7
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BEKASI