PENGARUH KEPEMIMPINAN HUMANISTIK, SIKAP TRANSENDEN, DAN KOMPETENSI MENGELOLA KEBERAGAMAN TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU.

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN HUMANISTIK, SIKAP TRANSENDEN, DAN KOMPETENSI MENGELOLA KEBERAGAMAN

TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ANTALILIS SIREGAR NIM. 8106132025

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN HUMANISTIK, SIKAP TRANSENDEN, DAN KOMPETENSI MENGELOLA KEBERAGAMAN

TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ANTALILIS SIREGAR NIM. 8106132025

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

i ABSTRACT

ANTALILIS SIREGAR. NIM. 8106132025. Humanistic Leadership Influence, Attitude Transcendent, and Managing Diversity Competence for Teachers Job Satisfaction Sub Rayon SMA Negeri 1 Sunggal. Thesis. Graduate Program in Medan State University.

This study aimed to determine: (1) the influence of humanistic attitudes transcendent leadership, (2) the influence of humanistic leadership to manage diversity competence, (3) the influence of humanistic leadership on job satisfaction of teachers, (4) the influence of transcendental attitude toward teacher job satisfaction, and (5) the influence of competency to manage diversity on job satisfaction of teachers. Subjects were teachers Sub Rayon SMA Negeri 1 Sunggal the total sample of 56 people. Sampling is done by proportionate stratified random sampling. Descriptive research method aimed at obtaining information about a symptom on research. Prior to this research instrument research first tested, followed by testing the validity and reliability testing. Instruments are valid humanistic leadership questionnaire obtained 25 of the 30 item questionnaire items were tested, and has a reliability of 0.902. Attitude questionnaire instrument valid transcendent obtained 26 points out of 30 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.887. Questionnaire instrument valid competency to manage diversity gained 26 points out of 30 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.901. Teacher job satisfaction questionnaire instrument valid points obtained 24 of the 30 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.897. Based on the hypothesis testing can be concluded: (1) there is a significant effect between humanistic leadership transcendent manner of 0.339, (2) there is a significant effect between humanistic leadership competencies to manage the diversity of 0.279, (3) there is the influence of the means between humanistic leadership with teacher job satisfaction of 0,185, (4) there is a significant effect between transcendent attitude with teacher job satisfaction at 0.340, and (5) there is a significant effect between competency to manage diversity on job satisfaction of teachers by 0.252. The results obtained humanistic leadership, transcendent attitude and competence to manage the diversity of the teacher job satisfaction of 0.312, and the remainder other circumstances determined.


(5)

ABSTRAK

ANTALILIS SIREGAR. NIM. 8106132025. Pengaruh Kepemimpinan

Humanistik, Sikap Transenden, dan Kompetensi Mengelola Keberagaman terhadap Kepuasan Kerja Guru Sub Rayon SMA Negeri 1 Sunggal. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap sikap transenden; (2) pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap kompetensi mengelola keberagaman; (3) pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap kepuasan kerja guru; (4) pengaruh sikap transenden terhadap kepuasan kerja guru; dan (5) pengaruh kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja guru. Subjek penelitian adalah guru Sub Rayon SMA Negeri 1 Sunggal dengan jumlah sampel sebanyak 56 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportionate stratified random sampling. Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada penelitian. Sebelum penelitian ini dilakukan instrumen penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen angket kepemimpinan humanistik yang valid diperoleh 25 butir dari 30 butir angket yang diujicobakan, dan mempunyai reliabilitas sebesar 0,902. Instrumen angket sikap transenden yang valid diperoleh 26 butir dari 30 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,887. Instrumen angket kompetensi mengelola keberagaman yang valid diperoleh 26 butir dari 30 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,901. Instrumen angket kepuasan kerja guru yang valid diperoleh 24 butir dari 30 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,897. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh yang berarti antara kepemimpinan humanistik dengan sikap transenden sebesar 0,339; (2) terdapat pengaruh yang berarti antara kepemimpinan humanistik dengan kompetensi mengelola keberagaman sebesar 0,279; (3) terdapat pengaruh yang berarti antara kepemimpinan humanistik dengan kepuasan kerja guru sebesar 0,185; (4) terdapat pengaruh yang berarti antara sikap transenden dengan kepuasan kerja guru sebesar 0,340; dan (5) terdapat pengaruh yang berarti antara kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja guru sebesar 0,252. Hasil penelitian diperoleh kepemimpinan humanistik, sikap transenden, dan kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja guru sebesar 0,312 dan sisanya ditentukan keadaan lain.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis kelapangan waktu dan kemampuan berpikir sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Tesis ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Dalam tesis ini penulis dibimbing oleh dosen pembimbing memilih judul “Pengaruh Kepemimpinan Humanistik, Sikap Transenden, dan Kompetensi Mengelola Keberagaman terhadap Kepuasan Kerja Guru Sub Rayon SMA Negeri 1 Sunggal”.

Dalam penulisan tesis ini, Penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penyelesaiannya yang kesemuanya itu disebabkan minimnya pengetahuan dan pengalaman Penulis dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah. Namun demikian, berkat bantuan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing: Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang dan Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S.Kons., serta saran dari Narasumber: Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd., Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd., dan Dr. Saut Purba, M.Pd., Penulis dapat menyelesaikan tesis ini sesempurna mungkin.

Pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Administrasi

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Para Dosen Pengajar Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar kepada Penulis selama duduk di bangku perkuliahan.


(7)

5. Staf adminsitrasi Pascasarjana Universitas Negeri Medan lainnya atas bantuan administrasi kepada Penulis selama mengikuti perkuliahan S2.

6. Teristimewa kepada ayahanda H. Siregar, ibunda T. br. Sihombing dan mertua saya E. br. Tambunan atas do’anya, didikan, dan bantuan moril/ materil selama Penulis mengikuti perkuliahan.

7. Teristimewa suami tercinta Almuin Gultom dan anak-anak kami: Anfrisa, Andes Nopatra, dan Kosga Nuari atas do’a dan dukungan sepenuhnya mulai Penulis kuliah sampai selesai S2.

8. Rekan-rekan mahasiswa S2 Prodi Adminsitrasi Pendidikan Angkatan XIX-B: Asrul, Zelfriyan, Zulkifli, Ratna, Yetti, Mariana, Juhum, Jumakir, Mael, Indra, Mariatik, Ardan, Samsuddin, Debora, Baruddin, Posma, Artaida, Muara, Edison, Tio, Kumala, Hendrianto, Bakhtiar. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada Penulis selama perkuliahan.

Untuk semua itu penulis mendo’akan, semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada Bapak/Ibu dan Saudara/i. Akhirnya Penulis mengharapkan semoga tesis ini memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.

Medan, Februari 2013 Penulis

Antalilis Siregar NIM. 8106132025


(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 12

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Perumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN RANCANGAN HIPOTESIS... 16

A. Kajian Teori ... 16

1. Kepuasan Kerja... 16

2. Kepemimpinan humanistik ... 21

3. Sikap transenden... 30

4. Kompetensi mengelola keberagaman ... 38

5. Penelitian yang Relevan ... 43

B. Kerangka Berpikir... 44

1. Pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap kepuasan kerja ... 44

2. Pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap sikap transenden ... 45

3. Pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap kompetensi mengelola keberagaman ... 46

4. Pengaruh sikap transenden terhadap kepuasan kerja... 47

5. Pengaruh kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja ... 48

C. Rancangan Hipotesis... 49

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 50


(9)

C. Definisi Operasional Penelitian ... 50

D. Populasi dan Sampel ... 52

E. Teknik Pengumpulan Data... 58

F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 67

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 73

A. Deskripsi Data Penelitian... 73

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 79

C. Uji Persyaratan Analisis... 82

1. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi ... 82

2. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 91

3. Uji Korelasi Antar Variabel ... 92

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 94

E. Temuan Penelitian ... 98

F. Pembahasan Penelitian ... 100

G. Keterbatasan Penelitian... 103

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Implikasi ... 106

C. Saran ... 108


(10)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1. Kondisi Guru di Sub Rayon SMA Negeri 1 Sunggal... 6

2. Populasi Penelitian ... 53

3. Distribusi Populasi Penelitian ... 55

4. Hasil Perhitungan Penentuan Besarnya Sampel... 56

5. Hasil Perhitungan Responden Penelitian ... 58

6. Kisi-Kisi Instrumen Angket Kepuasan Kerja... 60

7. Kisi-Kisi Instrumen Angket Kepemimpinan Humanistik ... 61

8. Kisi-Kisi Instrumen Angket Sikap Transenden... 62

9. Kisi-Kisi Instrumen Angket Kompetensi Mengelola Keberagaman.... 63

10. Ringkasan Karakteristik Data Variabel X1 ... 73

11. Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Humanistik ... 74

12. Ringkasan Karakteristik Data Variabel X2 ... 75

13. Distribusi Frekuensi Skor Sikap Transenden ... 75

14. Ringkasan Karakteristik Data Variabel X3 ... 76

15. Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Mengelola Keberagaman ... 77

16. Ringkasan Karakteristik Data Variabel X4 ... 78

17. Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ... 78

18. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Humanistik ... 79

19. Tingkat Kecenderungan Variabel Sikap Transenden... 80

20. Tingkat Kecenderungan Variabel Kompetensi Mengelola Keberagaman... 81

21. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja ... 82

22. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X2Atas X1... 83

23. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3Atas X1... 84

24. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4Atas X1... 86

25. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4Atas X2... 88

26. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4Atas X3... 89

27. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 91

28. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi, Analisis Jalur antara Variabel Eksogenus dengan Variabel Endogenus ... 93

29. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Butir Angket Kepemimpinan Humanistik ... 125

30. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Kepemimpinan Humanistik ... 127

31. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Sikap Transenden ... 131

32. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Sikap Transenden 133 33. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Kompetensi Mengelola Keberagaman ... 137


(11)

34. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Kompetensi

Mengelola Keberagaman ... 139

35. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Kepuasan Kerja ... 143

36. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Kepuasan Kerja . 145 37. Distribusi Frekuensi Variabel Kepemimpinan Humanistik ... 159

38. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Transenden... 160

39. Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Mengelola Keberagaman . 162 40. Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja ... 163

41. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Humanistik ... 165

42. Tingkat Kecenderungan Variabel Sikap Transenden... 166

43. Tingkat Kecenderungan Variabel Kompetensi Mengelola Keberagaman... 166

44. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja ... 167

45. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) X2atas X1... 169

46. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) X3atas X1... 173

47. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) X4atas X1... 177

48. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) X4atas X2... 181

49. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) X4atas X3... 185

50. Liliefors Variabel X2atas X1... 190

51. Liliefors Variabel X3atas X1... 192

52. Liliefors Variabel X4atas X1... 194

53. Liliefors Variabel X4atas X2... 196


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1. Diagram Kepuasan Kerja-Colquitt... 18

2. Bagan Determinan Kepuasan Kerja Menurut George & Jones ... 19

3. Kedudukan Tiga Keterampilan Manajerial ... 25

4. Hierarki Kebutuhan Maslow ... 32

5. Paradigma Penelitian... 52

6. Histogram Skor Kepemimpinan Humanistik ... 74

7. Histogram Skor Sikap Transenden... 76

8. Histogram Skor Kompetensi Mengelola Keberagaman... 77

9. Histogram Skor Kepuasan Kerja... 79

10. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan X2... 84

11. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan X3... 85

12. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan X4... 87

13. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan X4... 89

14. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X3dengan X4... 90


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan (Purwanto, 1997:10). Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, ataupun kemauan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan dari generasi ke generasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi, atau lembaga-lembaga-lembaga-lembaga lain (Suwarno, 2006:20).

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of

knowledge) kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu, yakni mentransfer nilai

(transfer of value). Selain itu, pendidikan juga merupakan kerja budaya yang

menuntut peserta didik untuk selalu mengembangkan potensi dan daya kreativitas yang dimilikinya agar tetap survive dalam hidupnya. Karena itu,


(14)

2

daya kritis dan partisipatif harus selalu muncul dalam jiwa peserta didik. Anehnya, pendidikan yang telah lama berjalan tidak menunjukkan hal yang diinginkan. Justru pendidikan hanya dijadikan alat indoktrinasi berbagai kepentingan. Hal inilah yang sebenarnya merupakan akar dehumanisasi (Arif, 2009).

Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum optimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang muncul di masyarakat bangsa ini, diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap kekacauan ini. Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar atau humanisme pendidikan. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu ada dalam lingkungan belajar yang dibutuhkan anak didik adalah kenyataan. Sadar bahwa anak memiliki kekuatan di samping kelemahan, memiliki keberanian di samping rasa takut dan kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira.

Education as sosial funcional menekankan bahwa pendidikan sebagai

alat untuk memasyarakatkan ideologi dan nilai-nilai sosio-kultural bangsa. Pendidikan seringkali juga digunakan sebagai alat hegemoni kekuasaan dan alat untuk melestarikan kelas-kelas sosial dalam masyarakat. Sementara itu pengaruh dunia industri terhadap dunia pendidikan adalah penyamaan antara proses pendidikan dan proses produksi dengan pola input-proses-output.


(15)

3

Murid diibaratkan sebagai raw input, sementara komponen pendidikan yang

lain seperti guru, kurikulum dan fasilitas pendidikan diibaratkan sebagai komponen proses produksi dalam suatu pabrik. Model paradigma seperti ini memandang manusia secara parsial yaitu sebagai makhluk jasmani dengan kebutuhan materiil yang sangat dominan dan tentu saja kurang memperhatikan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi dan paling sempurna, terutama dilihat dari dimensi spiritualitasnya. Dampak dari pendidikan yang terlalu material oriented ini dapat berakibat pada

pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh humanisme (Tobroni, 2008:viii).

Proses belajar tidak hanya memperhatikan sisi intelektual, tetapi juga sisi fisik, perasaan, dan motivasi anak didik. Bagaimana mungkin peserta didik memilki motivasi belajar yang tinggi bila dia dalam keadaan lapar dan perasaan tertekan dengan berbagai problematikanya? Itulah sebabnya dibeberapa negara maju sekolah menyiapkan makan siang bagi siswa dari TK sampai SMA dan menurut para peta realitas kependidikan kita, tradisi ini di Indonesia jarang sekali terjadi atau tidak pernah ada. Dengan memperlakukan peserta didik secara humanistik, fenomena-fenomena semisal kenakalan remaja dan tindakan-tindakan destruktif lainnya tidak akan terjadi, setidaknya akan tereduksi. Rogers (2000:34) mengemukakan yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu: (1) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal


(16)

4

yang tidak ada artinya; (2) Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa; dan (3) Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa, dan Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Manusia sebagai aktor utama dalam proses pendidikan harus mampu menjalankan pendidikan dengan sebaik-baiknya karena manusia dibekali dengan akal yang sempurna. Kadang manusia menganggap pendidikan hanyalah suatu bisnis yang menarik dan tidak berorientasi pada tujuan pendidikan, sehingga pendidikan yang awalnya mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi pendidikan yang membodohkan bangsa. Bagi suatu bangsa yang sedang membangun terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih.

Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mendapat sorotan lebih agar dapat berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi, perkembangan anak didik serta kebutuhan-kebutuhannya. Sebab sejauh ini, sebagian lembaga pendidikan di Indonesia, masih menggunakan konsep atau metode klasik yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Tilaar (1999:104) menyatakan “peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya”. Dengan demikian, jelaslah bahwa keberhasilan pendidikan dapat dipengaruhi peran guru sebagai tenaga pendidikan yang profesional. Salah satu hal yang patut dipertimbangkan adalah bagaimana upaya untuk


(17)

5

meningkatkan kualitas guru adalah dengan cara meningkatkan kepuasan kerjanya, sebab dengan kepuasan guru yang meningkat maka guru akan berusaha untuk meningkatkan profesi dan mutunya dengan demikian diharapkan keberhasilan pendidikan akan tercapai.

Meningkatkan kepuasan guru terhadap pekerjaannya merupakan hal yang sangat penting, karena menyangkut masalah hasil kerja guru yang merupakan salah satu langkah dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada siswa. Suwar (2008:79) menyatakan kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang diberikan oleh sekolah. Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam bekerja atau mengajar. Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi dia, maka dia akan bekerja atau mengajar dengan baik. Jika guru tidak merasa puas, maka akan meniimbulkan gejala seperti: kemangkiran, malas bekerja, banyaknya keluhan guru, rendahnya prestasi kerja, rendahnya kualitas pengajaran, indisipliner guru dan gejala negatif lainnya.

Dari hasil observasi awal yang dilakukan pada sekolah di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal diperoleh kenyataan bahwa guru tidak puas dengan pekerjaannya. Beberapa hal yang ditemukan peneliti mengindikasikan hal tersebut, di antaranya: guru sering memarahi siswa yang terlalu sering mengajukan pertanyaan, sering protes terhadap keputusan kepala sekolah, terlambat menyerahkan hasil belajar siswa, sering meninggalkan kelas, dan tidak memeriksa pekerjaan rumah siswa. Hasil pengamatan ini dibenarkan


(18)

6

Pengawas Sekolah yang memberikan contoh data sebuah SMA di Sub Rayon SMA Negeri Sunggal sebagaimana Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Kondisi Guru di Sub Rayon SMA Negeri 1 Sunggal

No. Peristiwa Jumlah Kejadian Persentase

1. Guru selalu terlambat datang ke sekolah

13 dari 30 guru 43,3% 2. Guru lebih banyak

menghabiskan waktunya mengobrol di ruang guru dibandingkan mengajar di kelas

15 dari 30 guru 50,0%

3. Guru tidak memeriksa tugas siswa dan tidak langsung memberikan umpan balik

25 dari 30 guru 83,3%

4. Guru selalu menggunakan RPP tahun sebelumnya untuk diperiksa pengawas mengajarnya.

22 dari 30 guru 73,3%

5. Guru menutup pelajaran ketika bel berbunyi tanpa membuat kesimpulan

18 dari 30 guru 60,0%

Sumber: Data Pengawas Sekolah di Sub Rayon SMA Negeri 1 Sunggal Bulan Oktober 2012

Beberapa kepala sekolah yang ditemui penulis memberikan keterangan bahwa guru dalam melaksanakan tugasnya masih menunjukkan kondisi yang kurang baik seperti: kurangnya kompotennya guru dalam mengajar, disiplin guru yang masih rendah/ kurang, semangat kerja masih rendah, masih banyak guru yang mengajar menggunakan cara tradisional dan belum semuanya mengacu pada tuntutan kurikulum dan kegiatan pembelajaran afektif, inovatif dan kreatif, dan menyenangkan yang pada saat sekarang ini dikenal dengan (PAIKEM), belum semua guru menyiapkan RPP pada saat mengajar, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai juga kurang jelas akhirnya berdampak pada rendahnya prestasi siswa. Dengan demikian kinerja guru mengajar belum


(19)

7

optimal. Banyak faktor yang menyebabkan kinerja guru rendah, satu di antaranya kepuasan kerja yang dialami guru. Locke dalam Sopiah (2008:170), kepuasan kerja merupakan satu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. Mulyasa (2007:8) mengemukakan beberapa alasan mengapa kepuasan kerja guru dalam tugasnya sebagai pendidik, antara lain: (1) Tugas guru bukan hanya sekedar memberikan pelajaran seperti yang terkandung di dalam garis besar pengajaran dalam kurikulum formal tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan; (2) Adanya fenomena mengenai penurunan kinerja guru, padahal guru merupakan pusat teladan dan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan siswanya; dan (3) Peningkatkan mutu pendidikan secara formal aspek guru mempunyai peranan penting dalam mewujudkannya.

Dari uraian di atas terlihat bahwa kepuasan kerja pada guru sangat penting dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Hal ini juga disebabkan, bahwa dengan kepuasan kerja yang baik akan didapat kesungguhan seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, tidak merasa dipaksakan, turut bertanggung jawab dalam mencapai tujuan sekolah yang diinginkan. Dengan demikian disimpulkan bahwa kepuasan kerja pada guru akan membuahkan peningkatan mutu sekolah sebagai suatu organisasi pembelajaran.

Sehubungan dengan kepuasan kerja guru, Colquitt, dkk (2009:27) mengemukakan teori yang menyatakan: bahwa sejumlah faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja (job satisfaction) dapat ditentukan oleh faktor


(20)

8

karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya, kemampuan) dan faktor mekanisme kelompok (tim karakteristik, tim proses, kekuasaaan dan pengaruh pemimpin, gaya kepemimpinan dan perilaku). Dari faktor-faktor di atas, peneliti memfokuskan peningkatan kepuasan kerja guru dengan mempertimbangkan faktor kepemimpinan kepala sekolah (kepemimpinan humanistik), faktor kepribadian (sikap transenden), dan faktor kemampuan (kompetensi mengelola keberagaman).

Kepala sekolah yang sekaligus sebagai pemimpin terdepan dan terdekat dengan guru, harus memilki kepekaan dalam memahami semua ini. Tetapi permasalahannya adalah berapa banyak kepala sekolah yang memahami kepuasan kerja guru? Bahkan kepemimpinan kepala sekolah sering menjadi pemicu kepuasan kerja guru menjadi rendah ini diakibatkan kurangnya peran kepala sekolah terhadap mensupervisi guru. Atau barangkali keputusan/ kebijakan kepala sekolah secara tidak langsung telah menyebabkan seorang guru merasa tidak puas dalam bekerja. Kinerja guru bisa menjadi rendah hanya karena ketidakpuasannya kepada kepala sekolah. Ketidakpuasan dalam bekerja dapat disebabkan karena guru menganggap bahwa perhatian kepala sekolah sangat rendah atau dengan kata lain jarangnya peran kepala sekolah dalam mensupervisi guru dalam proses pembelajaran. Hal ini akan mengakibatkan kepuasan kerja guru rendah dan tidak menghasilkan poduktivitas yang memuaskan dalam pendidikan sekolah. Guru tidak merasa menjadi bagian terdekat dari kepala sekolah karena kepala sekolah tidak menunjukkan sikap yang empati, memahami para guru dengan baik, serta tidak ikut melibatkan diri


(21)

9

dalam masalah yang dihadapi oleh guru. Robbins (1996:105) yang menyatakan bahwa keterkaitan para manajer terhadap kepuasan kerja berpusat pada dampak terhadap kinerja seseorang.

Pada hakekatnya kepemimpinan merupakan hubungan dimana diri seseorang atau seorang pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk mau bekerja sama secara sukarela, sehubungan dengan tugasnya untuk mencapai yang diinginkan pemimpin. Terry (1997:458) “Leadership is the relationship

in which one person, or the leader, influences others to work together willingly

on related task to attain that which the leaders desire”. Sedangkan Musselman

dan Jackson (1990:112) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang lain untuk berperilaku dalam suatu cara tertentu. Mengingat setiap orang pemimpin mempunyai cara tersendiri dalam menjalankan kepemimpinannya maka dalam mencapai tujuan organisasi akan menggunakan seefektif mungkin kekuasaannya agar orang lain dapat diarahkan perilakunya dalam berbagai kondisi.

Salah satu teori kepemimpinan yang patut dikedepankan adalah teori kepemimpinan humanistik dimana menghendaki setiap individu diberi kondisi yang bebas yang memungkinkannya merealisasikan potensi-potensi internal yang ada dengan tidak melupakan tujuan komunitas kelompoknya. Terkait dengan suatu proses kependidikan, maka teori kepemimpinan humanistik menghendaki seorang guru sebagai kreator dan arsitek tunggal di medan kerjanya dan memberikan suasana bebas bagi peserta didik. Kepemimpinan humanistik didasarkan pada keyakinan, bahwa keberhasilan sekolah dapat


(22)

10

dicapai dengan pengakuan dan perbuatan yang memperhatikan kepentingan sosial, ekonomi dan lingkungan. Salah satu faktor dominan dalam kepemimpinn humanistik adalah keterampilan dalam hubungan manusia. Stoner dan Freeman (1992) mengemukakan bahwa keterampilan hubungan manusia adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami orang lain, dan memotivasi orang lain, baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Kemampuan untuk bekerja dengan memahami dan memotivasi orang lain baik sebagai individu maupun kelompok dengan tujuan agar pimpinan memperoleh partisipasi secara aktif dari anggota organisasi dalam pencapaian tujuan (Handoko, 1992).

Pencapaian tujuan pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi sikap guru dalam menjalankan tugas mengajarnya. Dalam keseharian, sudah sulit kita jumpai guru yang selalu tersenyum dan menyambut gembira kedatangan murid-muridnya. Sudah menjadi pandangan umum bahwa guru hanya menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni mengajar, mengajar, dan mengajar. Tidak banyak lagi guru yang mau mendidik siswanya untuk menjadi manusia yang punyai arti, yang ada guru yang hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan tanpa memberikan rasa empati terhadap orang di sekitarnya. Hal ini menjadikan banyaknya lulusan pendidikan yang cerdas, dan terampil tetapi tidak memiliki tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya sehingga seringkali menimbulkan masalah bagi masyarakat, menjadi beban masyarakat dan bangsa, bahkan menggerogoti keutuhan bangsa serta dapat menggoyahkan kesatuan dan persatuan bangsa (Mulyasa, 2007:6).


(23)

11

Sebagai unsur kepribadian dan penentu perilaku, sikap (attitude)

merupakan hal yang banyak memiliki implikasi di dalam organisasi karena bukan hanya kaitannya yang sangat erat dengan nilai, melainkan pula sering dihubungkan dengan, atau bahkan mempengaruhi kinerja, kepuasan kerja, perputaran pegawai, tingkat absensi pegawai (absenteeism) serta perilaku

organisasi lainnya (Greenberg dan Baron dalam Basalamah, 2004:102). Mead dalam Usman (2005:108) menyatakan setiap individu akan merasa ada makna sekiranya ada interaksi di antara satu dengan lainnya. Dengan demikian, keperluan untuk saling berkomunikasi-berinteraksi-berinterrelasi antar manusia merupakan keperluan alamiah, sebagai fitrah. Keperluan alamiah ini niscaya

akan berkembang dengan tetap berada pada landasan fitrah-nya, manakala

nilai-nilai transendental secara taat asas (konsisten, istiqamah) menjadi acuan

dan diimplementasikan secara kokoh dalam hidup dan kehidupannya.

Walsh dan Vaughan (1993) mengemukakan sikap transedensi diri (self

transedence) mengacu pada keadaan kesadaran (states of consciousness)

dimana diri berkembang melewati batas-batas wajar, identifikasi-identifikasi, dan citra diri dari kepribadian individu serta merefleksikan suatu koneksi fundamental, harmoni, atau kesatuan dengan orang lain dan dunia. Dengan sikap transenden, guru menunjukkan sikap menerima dan melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati, tanpa mengharapkan pujian berlebihan dari orang-orang di sekitarnya. Kondisi ini membawa guru kepada kepuasan yang menyeluruh (sebenarnya) terhadap tugasnya sebagai guru.


(24)

12

Dalam menjalankan tugas sehari-hari di sekolah, guru adalah merupakan makhluk sosial yang berada di organisasi sekolah. Sebagai makhluk sosial, guru harus dapat menerima segala perbedaan (keragaman) baik dari segi pendidikan, agama, suku, gender, dan sebagainya. Mengelola keberagaman pada angkatan kerja berarti menarik, mempertahankan, memotivasi individu-individu dengan latar belakang yang beragam dan bervariasi berkaitan yang dengan ras, jenis kelamin, asal-usul, bahasa, status perkawinan, dan pendidikan (Cox dan Blake, 1991). Perbedaan-perbedaan di antara guru sering menciptakan konflik dalam organisasi. Jika konflik tidak ditangani secara cepat maka akan menghasilkan kinerja yang buruk. Isu-isu keberagaman dapat mempengaruhi perilaku guru di sekolah, kelompok-kelompok kerja, hubungan-hubungan atau interaksi dua arah dalam organisasi. Dari kondisi ini, guru harus dapat mengembangkan kompetensi menerima keberagaman yang ada di sekolah.

Dari uraian di atas diprediksikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang humanistik dapat mempengaruhi sikap transenden, kompetensi mengelola keberagaman, dan kepuasan guru dalam bekerja. Untuk membuktikan hal tersebut, perlu dilakukan pengkajian dan penelitian yang berjudul pengaruh Kepemimpinan Humanistik, Sikap Transenden, dan Kompetensi Mengelola Keberagaman terhadap Kepuasan Kerja Guru.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja


(25)

13

guru, antara lain: karakteristik individu, kekuasaan pemimpin, kepribadian guru, kompetensi guru mengajar, kepemimpinan humanistik kepala sekolah, sikap transenden guru dalam mengajar, kompetensi guru mengelola keberagaman di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru, namun dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kepemimpinan humanistik terhadap sikap transenden, kompetensi mengelola keberagaman dan kepuasan kerja guru. Sedangkan guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap kepuasan kerja guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang?

2. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap sikap transenden guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang?


(26)

14

3. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap kompetensi mengelola keberagaman guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang?

4. Apakah terdapat pengaruh sikap transenden terhadap kepuasan kerja guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang?

5. Apakah terdapat pengaruh kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap kepuasan kerja guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

2. Pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap sikap transenden guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

3. Pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap kompetensi mengelola keberagaman guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

4. Pengaruh sikap transenden terhadap kepuasan kerja guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

5. Pengaruh kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja guru di Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.


(27)

15

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam meningkatkan kepuasan kerja guru dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kepuasan guru terhadap pekerjaannya.

2) Sebagai bahan masukan dalam melihat pengaruh kepemimpinan humanistik terhadap sikap transenden, kompetensi mengelola keberagaman, dan kepuasan kerja guru.

b. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki pola kepemimpinannya di sekolah.

2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kepemimpinan humanistik kepala sekolah, sikap transenden, kompetensi mengelola keberagaman dan kepuasan kerja guru.


(28)

105

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Tingkat kecenderungan kepemimpin humanistik tergolong pada kecenderungan sedang. Hal ini berarti bahwa kepemimpinan hamunistik harus terus ditingkatkan untuk mendukung kepuasan kerja guru.

2. Tingkat kecenderungan sikap transenden tergolong pada kecenderungan sedang. Hal ini berarti bahwa sikap transenden harus terus ditingkatkan untuk mendukung kepuasan kerja guru.

3. Tingkat kecenderungan kompetensi mengelola keberagaman tergolong pada kecenderungan sedang. Hal ini berarti bahwa kompetensi mengelola keberagaman harus terus ditingkatkan untuk mendukung kepuasan kerja guru.

4. Hasil kecenderungan kepusan kerja guru tergolong pada kecenderungan sedang. Hal ini berarti bahwa kepusan kerja guru harus terus ditingkatkan. 5. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan

humanistik terhadap sikap transenden pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik kepemimpinan humanistik maka semakin baik juga sikap transenden pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.


(29)

106

6. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan humanistik terhadap kompetensi mengelola keberagaman pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik kepemimpinan humanistik maka semakin baik juga kompetensi mengelola keberagaman pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

7. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan humanistik terhadap kepuasan kerja guru pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik kepemimpinan humanistik maka semakin baik juga kepuasan kerja guru pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

8. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara sikap transenden terhadap kepuasan kerja guru pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik sikap transenden maka semakin baik juga kepuasan kerja guru pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

9. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja guru pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik kompetensi mengelola keberagaman maka semakin baik juga kepuasan kerja guru pada Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal Kabupaten Deli Serdang.


(30)

107

B. Implikasi

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan memberikan implikasi terutama kepada pihak sekolah (Sub Rayon), kepala sekolah, dan para guru dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan di SMA Sub Rayon X SMA Negeri 1 Sunggal. Untuk itu, guna meningkatkan kepuasan kerja guru diperlukan upaya bersama dalam peningkatan kepemimpinan humanistik, sikap transenden, dan kompetensi mengelola keberagaman.

1. Dari hasil penelitian diperoleh pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan humanistik terhadap sikap transenden. Hal ini berarti semakin baik kepemimpinan humanistik maka semakin baik juga sikap transenden guru. Dalam hal ini kepala sekolah harus melakukan upaya dalam menumbuhkan sikap transenden guru, yang dapat diartikan bahwa kepala sekolah melakukan upaya tertentu untuk meningkatkan sikap guru melakukan pekerjaannya dengan keikhlasan dan menerima setiap kebijakan yang telah ditetapkannya.

2. Dari hasil penelitian diperoleh pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan humanistik terhadap kompetensi mengelola keberagaman. Hal ini berarti semakin baik juga kompetensi mengelola keberagaman pada guru. Dalam hal ini kepala sekolah harus membuat aturan sekolah yang mengharuskan setiap guru mengedepankan rasa hormatnya terhadap rekan kerjanya, baik saat di dalam maupun di luar sekolah.

3. Dari hasil penelitian diperoleh pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan humanistik terhadap kepuasan kerja guru. Hal ini berarti


(31)

108

semakin baik kepemimpinan humanistik maka semakin baik juga kepuasan kerja guru. Dalam hal ini kepala sekolah harus melakukan upaya dalam menjelaskan setiap pekerjaan yang diberikannya kepada guru. Selain itu kepala sekolah harus mengapresiasikan setiap prestasi kerja guru.

4. Dari hasil penelitian diperoleh pengaruh langsung yang signifikan antara sikap transenden terhadap kepuasan kerja guru. Hal ini berarti semakin baik sikap transenden maka semakin baik juga kepuasan kerja guru. Guru dapat terus memberikan pelayanan belajar kepada setiap siswa yang membutuhkan.

5. Dari hasil penelitian diperoleh pengaruh langsung yang signifikan antara kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja guru. Hal ini berarti semakin baik kompetensi mengelola keberagaman maka semakin baik juga kepuasan kerja guru. Hal ini dapat ditumbuhkan guru dengan menjaga rasa saling hormat dan menghargai dengan rekan guru lainnya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru diharapkan berkeinginan untuk melatih diri mengembangkan sikap transeden supaya dapat mengajar siswa dengan penuh keikhlasan dan penerimaan. Dengan keikhlasan guru akan memberikan mencurahkan segenap kemampuan dan pengetahuan dalam upaya membelajarkan siswa secara baik. Hal ini akan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi guru ketika


(32)

109

siswa dapat belajar sendiri sesuai kemampuannya. Selain itu diharapkan peran serta guru dalam menjaga keberagaman di sekolah.

2. Kepada kepala sekolah diharapkan berkeinginan untuk melatih diri dalam mengembangkan kepemimpinan humanistik agar dapat mendukung setiap kegiatan guru. Dengan kepemimpinan yang humanistik, kepala sekolah dapat mengedapankan rasa kemanusiaan saat mengarahkan dan menjelaskan pekerjaan pada setiap guru di sekolah. Selain itu kepala sekolah dapat menetapkan aturan sekolah yang mengharuskan setiap guru saling menghargai dan menghormati rekan guru di sekolah.

3. Kepada pihak sekolah diharapkan berkeinginan untuk menyediakan seluruh kebutuhan guru di sekolah. Selain itu pihak sekolah harus menempatkan kepala sekolah yang baik, yang dapat mengedapankan sikap manusiawi dalam membuat keputusan di sekolah.

4. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh kepemimpinan humanistik, sikap transenden, dan kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja guru guna memperluas hasil penelitian ini.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, John T. 1988. “A Review of Size Dependent Survival During Pre-Recruit Stages of Fishes in Relation to Recruitment”. http://journal.nato.intVol. 8n 55 - 66

Anoraga, Pandji. 2008.Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Arif, Khilmi. 2009. “Humanisasi Pendidikan Dalam Perspektif Islam: Telaah atas Pemikiran Abdul Munir Mulkhan”. http:www.PendidikanNetwork. co.id, diakses 27 Oktober 2012 pukul 17:30:50.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta

Armstrong. Michael and Baron, 1998. Performance Manajemen. Alih Bahasa: Tony Setiarvan. Yogyakarta: Tugu Publisher

Basamalah, S.M, Anies. 2004.Perilaku Organisasi. Depok: Buku Pilihan. Bennis, Warren. 1990.Why Leaders Can’t Lead. San Fransisco: Jossey-Bass Bhawuk D.P. S dan Triandis H.C. 1993. “Bridging the Gap between Theory and

Practice: Comparative Study of Current Diverstiy Program”. University of Illinois Center for Human Resource Management Working Paper Series, No. 2

Campbell, Jim. 2000. “Meningkatkan Kepuasan Karyawan dan Mengurangi Perputaran Karyawan”. http://www.oxfofduniversity.com, akses 05 Oktober 2012

Chien, Jennifer. 2011. “Hirarki Kebutuhan Maslow” dikutip dari http://www.jenniferchien.com/library/characteristics.pdf. Jumat, 16 Nopember 2012 pukul 20:12:45

Colquitt, dkk. 2009. Organizational Behavior. New York: Mcgraw-Hill Companies Inc.

Cox, T.H. dan Blake, S. 1991. “ Managing Cultural Diversity : Implication for Organizational Competitiveness”. Academy or Management Executive, Vol. 5 No. 3, 45-55

Davis, Keith. 1978. Human Behavior At Work: Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Inc.


(34)

110

Debora. 2006. “Pengaruh Pemberdayaan Kerja dan Psikologis terhadap Kepercayaan Organisasional dan Kepuasan Kerja Dosen Tetap Perguruan Tinggi Swasta”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 8 No. 2, September 2006: 61-71

Foster, R.P. 1998. “Work Force Diversity and Business”. Training and Development Journal. April: 39

George, J., & Jones, G. 2005. Understanding and Managing Organizational Behavior. (5th ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall

Gerungan, W.A. 2007.Psikologi Sosial. Bandung: Eresco

Gibson, J.I. Ivanevihch, J.M. dan Donelly, J.H. 2000. Perilaku Organisasi: Struktur, Proses. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Semarang: Rajawali

Handoko, TH. 1992. Manajemen, Edisi 2. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM

Hasibuan, Malayu SP. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

http://the-mouse-trap.blogspot.com/11/28/2012/maslows-eight-basic-needs-and-eight.html

Husein, Muhammad Fakhri. 2008. “Keterkaitan Faktor-Faktor Organisasional, Individual, Konflik Peran, Perilaku Etis, dan Kepuasan Kerja Akuntan Manajemen”. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 1 No. 1, April 2008

Iswati, Sri. 2006. “Pengaruh Komitmen Profesional, Tipe Kepribadian, Gender terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik”.EKUITAS Vol. 12 No. 1 Maret 2008: 36-51

Johan, Rita. 2002. “Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan”.Jurnal Pendidikan Penabur – No. 01/Th. 1/ Maret 2002 Kondalkar, V.G. 2007. Organizational Behaviour. New Delhi: New Age

Internasional Limited, Publishers

Kneller, G. 1967.An Introduction to The Philosophy of Education. NY: Wiley Lawrence, S. 1989. “Voice of Human Resources Experience”. Personnel


(35)

111

Mar’at. 2004.Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Maslow, Abraham. 1973.The Farther Reaches of Human Nature.

Harmondsworth, Middlesex: Penguin Books

Mulyasa E. 2007.Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya

Mulyono, Sugeng dan Zai Dani Almas. 2009. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan”. Jurnal Manajemen Gajayana Vol. 6, No. 2, November 2009, 137-150

Musselman, Vernon A. Dan Jackson, John H. 1990. Business: Risk, Pricing, Marketing: Labor-Management Relation. New York: Prentice Hall

Oliva, P.F. 1984. Supervision for to Days School. New York: Thomas J. Crowell Company

Pedhazur, Elazar, J. 1982. Multiple Regression in Behavioral Research. New York: CBS College Publishing

Purwanto, M. Ngalim. 1997. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya

Riawan, Amin. 2001. “Sistem Ekonomi Tawhidiyah dan Sistem Kontrol”. Sabili Edisi 28 Februari 2001

Riduwan. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta

Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep – Kontroversi – Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo

Rogers, Everett M.. 2000. “Communication and Inequitable Development: Narrowing The Socio-economic Benefits Gap”.Media Asia, Vol. 5 No. 1 Sarros, J. C. & Butchatsky, B. 1996.Leadership: Australia's Top CEOs: Finding

out What Makes Them the Best.Sydney: Harper Collins Publishers

Slocum, John W. dan Don Hellriegel. 2009. Principles of Organizational Behaviour. Canada: Nelson Education, Ltd.

Sopiah. 2008.Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Offset

Stoner, J.A.F dan Freeman, R.E.. 1992. Management: Struktur dan Proses. Alih Bahasa: Nunuk Ardiani. Jakarta: Prenhallindo


(36)

112

Stoops, E. dan Johnson, E.R. 1977. Elementary School Administration. New York: Mc Graw-Hill Book Company

Sudjana. 1992.Metode Statistika.Bandung: Tarsito _______. 1998.Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2000.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta

Sutisna, O. 1993. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa

Suwarno, Wiji. 2006.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Terry, P. M. 1997. “Teacher burnout: Is it real? Can we prevent it? Paper

presented at the annual meeting of the North Central Association of Colleges and Schools”, Chicago, IL. (ERIC Document Reproduction Service No. ED 408 258)

Thomas D.A dan Ely, R.J. 1996. “ Making Differences Matter: A new Paradigm for Managing Diversity”,Harvard Business Review, September-October, 79-88

Tilaar, H.A.R. 1999. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: Grasindo

Tobroni. 2008. Pendidikan Islam: Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas. Malang: UMM Press

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Bandung: Fokusmedia

Usman, Toerdin S. 2005. “Trasendensi Dalam Globalisasi di Indonesia: Satu Acuan Nilai”. Makalah

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta

Walsh, R dan Vaughan F. 1993. “On Transpersonal Definitions”. Journal of Transpersonal, Psychology 25: 199-2073

Wibowo. 2009.Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers Winardi. 1990.Asas-Asas Manajemen. Bandung: Mandar Maju


(37)

113

Yulk, Gary. 2008.Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Indeks

Zohar, Danah, dan Marshal, Ian. 2000. SQ : Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan


(1)

109

siswa dapat belajar sendiri sesuai kemampuannya. Selain itu diharapkan peran serta guru dalam menjaga keberagaman di sekolah.

2. Kepada kepala sekolah diharapkan berkeinginan untuk melatih diri dalam mengembangkan kepemimpinan humanistik agar dapat mendukung setiap kegiatan guru. Dengan kepemimpinan yang humanistik, kepala sekolah dapat mengedapankan rasa kemanusiaan saat mengarahkan dan menjelaskan pekerjaan pada setiap guru di sekolah. Selain itu kepala sekolah dapat menetapkan aturan sekolah yang mengharuskan setiap guru saling menghargai dan menghormati rekan guru di sekolah.

3. Kepada pihak sekolah diharapkan berkeinginan untuk menyediakan seluruh kebutuhan guru di sekolah. Selain itu pihak sekolah harus menempatkan kepala sekolah yang baik, yang dapat mengedapankan sikap manusiawi dalam membuat keputusan di sekolah.

4. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh kepemimpinan humanistik, sikap transenden, dan kompetensi mengelola keberagaman terhadap kepuasan kerja guru guna memperluas hasil penelitian ini.


(2)

109

Recruit Stages of Fishes in Relation to Recruitment”. http://journal.nato.intVol. 8n 55 - 66

Anoraga, Pandji. 2008.Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Arif, Khilmi. 2009. “Humanisasi Pendidikan Dalam Perspektif Islam: Telaah atas Pemikiran Abdul Munir Mulkhan”. http:www.PendidikanNetwork. co.id, diakses 27 Oktober 2012 pukul 17:30:50.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta

Armstrong. Michael and Baron, 1998. Performance Manajemen. Alih Bahasa: Tony Setiarvan. Yogyakarta: Tugu Publisher

Basamalah, S.M, Anies. 2004.Perilaku Organisasi. Depok: Buku Pilihan. Bennis, Warren. 1990.Why Leaders Can’t Lead. San Fransisco: Jossey-Bass Bhawuk D.P. S dan Triandis H.C. 1993. “Bridging the Gap between Theory and

Practice: Comparative Study of Current Diverstiy Program”. University of Illinois Center for Human Resource Management Working Paper Series, No. 2

Campbell, Jim. 2000. “Meningkatkan Kepuasan Karyawan dan Mengurangi Perputaran Karyawan”. http://www.oxfofduniversity.com, akses 05 Oktober 2012

Chien, Jennifer. 2011. “Hirarki Kebutuhan Maslow” dikutip dari http://www.jenniferchien.com/library/characteristics.pdf. Jumat, 16 Nopember 2012 pukul 20:12:45

Colquitt, dkk. 2009. Organizational Behavior. New York: Mcgraw-Hill Companies Inc.

Cox, T.H. dan Blake, S. 1991. “ Managing Cultural Diversity : Implication for Organizational Competitiveness”. Academy or Management Executive, Vol. 5 No. 3, 45-55

Davis, Keith. 1978. Human Behavior At Work: Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Inc.


(3)

110

Debora. 2006. “Pengaruh Pemberdayaan Kerja dan Psikologis terhadap Kepercayaan Organisasional dan Kepuasan Kerja Dosen Tetap Perguruan Tinggi Swasta”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 8 No. 2, September 2006: 61-71

Foster, R.P. 1998. “Work Force Diversity and Business”. Training and Development Journal. April: 39

George, J., & Jones, G. 2005. Understanding and Managing Organizational Behavior. (5th ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall

Gerungan, W.A. 2007.Psikologi Sosial. Bandung: Eresco

Gibson, J.I. Ivanevihch, J.M. dan Donelly, J.H. 2000. Perilaku Organisasi: Struktur, Proses. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Semarang: Rajawali

Handoko, TH. 1992. Manajemen, Edisi 2. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM

Hasibuan, Malayu SP. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

http://the-mouse-trap.blogspot.com/11/28/2012/maslows-eight-basic-needs-and-eight.html

Husein, Muhammad Fakhri. 2008. “Keterkaitan Faktor-Faktor Organisasional, Individual, Konflik Peran, Perilaku Etis, dan Kepuasan Kerja Akuntan Manajemen”. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 1 No. 1, April 2008

Iswati, Sri. 2006. “Pengaruh Komitmen Profesional, Tipe Kepribadian, Gender terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik”.EKUITAS Vol. 12 No. 1 Maret 2008: 36-51

Johan, Rita. 2002. “Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan”.Jurnal Pendidikan Penabur – No. 01/Th. 1/ Maret 2002 Kondalkar, V.G. 2007. Organizational Behaviour. New Delhi: New Age

Internasional Limited, Publishers

Kneller, G. 1967.An Introduction to The Philosophy of Education. NY: Wiley Lawrence, S. 1989. “Voice of Human Resources Experience”. Personnel


(4)

Mar’at. 2004.Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Maslow, Abraham. 1973.The Farther Reaches of Human Nature.

Harmondsworth, Middlesex: Penguin Books

Mulyasa E. 2007.Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya

Mulyono, Sugeng dan Zai Dani Almas. 2009. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan”. Jurnal Manajemen Gajayana Vol. 6, No. 2, November 2009, 137-150

Musselman, Vernon A. Dan Jackson, John H. 1990. Business: Risk, Pricing, Marketing: Labor-Management Relation. New York: Prentice Hall

Oliva, P.F. 1984. Supervision for to Days School. New York: Thomas J. Crowell Company

Pedhazur, Elazar, J. 1982. Multiple Regression in Behavioral Research. New York: CBS College Publishing

Purwanto, M. Ngalim. 1997. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya

Riawan, Amin. 2001. “Sistem Ekonomi Tawhidiyah dan Sistem Kontrol”. Sabili Edisi 28 Februari 2001

Riduwan. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta

Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep – Kontroversi – Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo

Rogers, Everett M.. 2000. “Communication and Inequitable Development: Narrowing The Socio-economic Benefits Gap”.Media Asia, Vol. 5 No. 1 Sarros, J. C. & Butchatsky, B. 1996.Leadership: Australia's Top CEOs: Finding

out What Makes Them the Best.Sydney: Harper Collins Publishers

Slocum, John W. dan Don Hellriegel. 2009. Principles of Organizational Behaviour. Canada: Nelson Education, Ltd.

Sopiah. 2008.Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Offset

Stoner, J.A.F dan Freeman, R.E.. 1992. Management: Struktur dan Proses. Alih Bahasa: Nunuk Ardiani. Jakarta: Prenhallindo


(5)

112

Stoops, E. dan Johnson, E.R. 1977. Elementary School Administration. New York: Mc Graw-Hill Book Company

Sudjana. 1992.Metode Statistika.Bandung: Tarsito _______. 1998.Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2000.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta

Sutisna, O. 1993. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa

Suwarno, Wiji. 2006.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Terry, P. M. 1997. “Teacher burnout: Is it real? Can we prevent it? Paper

presented at the annual meeting of the North Central Association of Colleges and Schools”, Chicago, IL. (ERIC Document Reproduction Service No. ED 408 258)

Thomas D.A dan Ely, R.J. 1996. “ Making Differences Matter: A new Paradigm for Managing Diversity”,Harvard Business Review, September-October, 79-88

Tilaar, H.A.R. 1999. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: Grasindo

Tobroni. 2008. Pendidikan Islam: Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas. Malang: UMM Press

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Bandung: Fokusmedia

Usman, Toerdin S. 2005. “Trasendensi Dalam Globalisasi di Indonesia: Satu Acuan Nilai”. Makalah

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta

Walsh, R dan Vaughan F. 1993. “On Transpersonal Definitions”. Journal of Transpersonal, Psychology 25: 199-2073

Wibowo. 2009.Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers Winardi. 1990.Asas-Asas Manajemen. Bandung: Mandar Maju


(6)

Yulk, Gary. 2008.Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Indeks

Zohar, Danah, dan Marshal, Ian. 2000. SQ : Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan