PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTS ALWASHLIYAH SEI MENCIRIM.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN AKTIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN
ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII M.Ts
ALWASHLIYAH SEI MENCIRIM

Oleh :
HAFIZATUL ABADI
NIM. 061244110028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke haribaan Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
berhingga kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
sekaligus sekretaris jurusan Matematika yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu, nasihat, motivasi serta kasih
sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih pula
kepada Bapak Pardomuan Sitompul, S.Si, M.Si dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd
sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis terutama
dalam bidang akademik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd, dan Ibu Dra.
Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
sara-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan
skripsi ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Bapak
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED beserta staf-stafnya di
Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.d, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta stafstafnya. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku ketua

jurusan Matematika UNIMED dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Prodi
Matematika UNIMED, serta seluruh Bapak dan Ibuk Dosen dan staf pegawai
jurusan Matematika yang telah banyak membantu kelancaran selama penyusunan
skripsi ini.
Terima kasih kepada Ibu Lathifah Hanim sebagai Kepala Yayasan MTs
Alwashliyah Sei Mencirim, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di yayasan sekolah yang Ibu pimpin, juga kepada guru
bidang studi Matematika Ibu Dian Darmayanti, S.Pd yang telah memberikan
banyak masukan serta telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa kepada yang tercinta Ibunda Asmah dan Ayahanda
tersayang Abu Bakar yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a,
motivasi, semangat serta dukungan moral dan materi kepada penulis hingga
mampu menyelesaikan studi di UNIMED. Serta kepada Kakanda dan Adinda
terkasih, Rian, Mala, Herman, Yani, Ainun, Subhan, Amie, Parlan, Rozi, dan Iim
serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan do’a, dukungan, semangat
dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman tersayang di Mumtahanah
serta rekan-rekan kerja tercinta di TKIT Bunayya 7 yang sangat banyak memberi
motivasi dan dukungan hingga penulis mampu bertahan dalam menyelesaikan

skripsi ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk
sahabat-sahabat terbaik yang pernah penulis punya yang senantiasa mendukung
dan menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa.
Begitu juga dengan teman-teman PPLT di SMAN I Stabat, teman-teman di
Matematika khususnya Dik’ 06 dan saudara-saudara ku tercinta di LDK
UNIMED serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.
Medan,
Penulis
Hafizatul Abadi
NIM. 061244110028

2012

iii


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISSTED
INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA
SOSIAL DI KELAS VII MTs ALWASHLIYAH SEI MENCIRIM
HAFIZATUL ABADI (NIM. 061244110028)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Team Assissted Individualization
pada materi Aritmetika Sosial di MTs Alwashliyah Sei Mencirim. Jenis penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI di
kelas VII MTs Alwashliyah Sei Mencirim. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VII yang berjumlah 44 orang.
Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu diberikan tes awal untuk
mengetahui kemampuan awal dan penentuan kelompok siswa berdasarkan tingkat
kemampuan. Data yang diberikan diperoleh dari tes hasil belajar berbentuk esai
dan sebelum diujikan terlebih dahulu peneliti memvalidkan ke 3 orang validator.
Tes tersebut diberikan sebanyak satu kali pada setiap akhir siklus. Pada penelitian
ini penggunaan LAS bertujuan sebagai alat bantu pengajaran untuk memudahkan

proses belajar aktif siswa dalam kelompok.
Hasil analisa dari tes awal diperoleh 8 siswa (18,18%) yang mencapai
standar minimal keuntasan belajar dan 36 siswa (81,82%) belum tuntas. Setelah
diberikan tindakan I dari tes hasil belajar I (THB I) diperoleh 27 siswa (61,36 %)
mencapai ketuntasan belajar dan 17 siswa (38,64 %) belum tunas. Sedangkan
untuk aktivitas belajar belum mencapai kriteria aktivitas belajar ideal karena
hanya dua aspek yang memenuhi batas toleransi waktu ideal yaitu visual activities
dan listening activities. Pada siklus ini berdasarkan ketuntasan belajar secara
klasikal belum tercapai. Adapun kesulitan yang masih dialami siswa adalah
kurang memahami penyelesaian soal aritmatika sosial yang berbentuk aplikasi
dan cerita.
Hasil analisa setelah diberikan tindakan II dari tes hasil belajar II (THB
II) diperoleh 39 siswa (88,63 %) mencapai ketuntasan belajar dan 5 siswa (11,36
%) belum tuntas belajar. Sedangkan untuk aktivitas belaja sudah tiga aspek yang
memenuhi batas toleransi waktu ideal yaitu visual activities, oral activities dan
listening activities. Pada siklus ini hasil belajar siswa meningkat dan ketuntasan
belajar secara klasikal sudah tercapai. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa.


vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv


Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

Daftar Lampiran

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah


1

1.2.Identifikasi Masalah

8

1.3.Batasan Masalah

8

1.4.Rumusan Masalah

9

1.5.Tujuan Penelitian

9

1.6.Manfaat Penelitian


10

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.Hakikat Belajar Mengajar

11

2.2.Pengertian Hasil Belajar

14

2.3.Model Pembelajaran Kooperatif

16

2.4.Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

20

2.5.Hakikat aktivitas Belajar


24

2.6.Nilai Aktivitas Dalam Pengajaran

31

2.7.Aritmetika Sosial

32

2.8.Kerangka Konseptual

35

vii

2.9.Hipotesis Tindakan

35


BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi Penelitian

36

3.2.Subjek dan Objek Penelitian

36

3.3.Jenis Penelitian

36

3.4.Prosedur Penelitian

36

3.5.Alat Pengumpul Data

44

3.6.Analisis Data

47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Tes Awal dan Hasil Penelitian

54

4.2 Temuan Penelitian

80

4.3 Pembahasan

82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

87

5.2 Saran

88

DAFTAR PUSTAKA

91

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Skema faktor yang menentukan aktivitas belajar siswa

27

Gambar 3.1. Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas

44

Gambar 4.1 Diagram Prosentase Waktu Aktivitas Siswa Pada Siklus I

64

Gambar 4.2 Diagram Prosentase Waktu Aktivitas Siswa Pada Siklus II

79

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Prosentase Waktu Aktivitas Siswa

80

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Nilai UN TA 2009-2010 di MTs Alwashliyah Sei Mencirim

2

Tabel 2.1 Perbedaan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran
Tradisional

17

Tabel 2.2 Sintaks pembelajaran kooperatif

19

Table 2.3 Kisi-kisi Aktivitas Belajar Siswa

30

Tabel 3.1 Hasil analisis tes diagnostik awal siswa kelas VII
MTs Al-Washliyah Sei Mencirim

39

Tabel 3.2 Tahapan-tahapan siklus 1

41

Tabel 3.3 Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa

46

Table 3.4 Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa

51

Tabel 4.1 Hasil analisis tes awal siswa

54

Tabel 4.2 Observasi aktivitas siswa siklus I

64

Tabel 4.3 Deskriptif hasil observasi guru pada siklus I

65

Tabel 4.4 Hasil analisis tes hasil belajar I

68

Tabel 4.5 Observasi aktivitas siswa siklus II

78

Tabel 4.6 Deskriptif hasil observasi guru pada siklus II

80

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

59

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

63

Lampiran 3. Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa

67

Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

69

Lampiran 5. Lembar Test Observasi

70

Lampiran 6. Lembar Pretest

72

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa I Siklus I

74

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswwa II Siklus I

77

Lampiran 9. Lembar Evaluasi I siklus I

79

Lampiran 10. Alternatif Jawaban Pretest

81

Lampiran 11. Alternatif Jawaban LAS I Siklus I

83

Lampiran 12. Alternatif Jawaban LAS II Siklus I

85

Lampiran 13. Alternatif Jawaban Evaluasi I Siklus I

86

Lampiran 14. Kisi-kisi Soal Evaluasi I Siklus I

88

Lampiran 15. Lembar Validitas Soal Evaluasi I Siklus I

89

Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Guru

90

Lampiran 17. Pedoman Penskoran Pre-test

92

Lampiran 18. Angket Observasi Aktivitas Siswa

93

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan
perkembangan

sangat

masyarakat.

menentukan
Kemajuan

perkembangan
masyarakat

dapat

individu

dan

dilihat

dari

perkembangan pendidikannya. Seperti yang dikemukan oleh Nurhadi (2004 : 1)
bahwa ”Peran pendidikan sangat penting untuk membentuk masyarakat yang
cerdas, bermoral, mandiri, terbuka, dan demokratis.” Hal yang serupa juga
disampaikan oleh Fuad (2001 : 11) bahwa ”Fungsi pendidikan secara makro (luas)
adalah sebagai alat pengembangan pribadi, pengembangan warga negara,
pengembangan kebudayaan dan pengembangan bangsa.”
Kualitas pendidikan di Indonesia masih dikatakan rendah. Hal ini dapat
dilihat dari rendahnya tingkat kelulusan hasil UN T.A 2009-2010. Data yang
tercatat dalam Dinas Pendidikan Pusat di Jakarta menunjukkan bahwa sebanyak
28,97 persen atau 39.179 siswa SMP/ MTs dinyatakan tidak lulus UN. Bahkan
angka kelulusan UN tahun 2009-2010 mengalami penurunan cukup tajam
dibanding

tahun

2008-2009

yang

mencapai

99,8

persen

(dalam

http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/16552537/Foke.Prihatin..39.179.Sisw
a.SMP.Gagal.UN. Sekolah sebagai pendidikan formal belum mampu mengikut
arus perubahan cepat yang terjadi di masyarakat. Rendahnya hasil belajar hampir
di semua jenjang pendidikan masih sering terdengar, khususnya mata pelajaran
matematika yang termasuk ke dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Matematika merupakan salah satu

penguasaan mendasar yang dapat

menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat dibutuhkan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini senada dengan pernyataan
Ruseffendi (1993 : 58) yang mengatakan bahwa “Untuk memajukan kecerdasan
bangsanya,

kekuatan

pertahanan

negaranya,

kemajuan

teknologi

dan

perekonomiannya, diperlukan manusia-maniusia yang menguasai matematika.”
Matematika disadari sangat penting peranannya. Namun tingginya
tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan prestasi

1

2

matematika siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan prestasi siswa pada bidang
studi matematika masih memprihatinkan. Seperti yang dikemukakan oleh Ketua
Asosiasi

Guru

Matematika

Indonesia

(AGMI),

Noor
pada

(http://www.sampoernafoundation.org/content/view/208/105/lang.id)

konferensi pers The First Sympostium on Realictic Teaching in Mathematics di
Bandung, mengatakan bahwa :
“Prestasi matematika siswa di Indonesia masih rendah dibandingkan
dengan Malaysia dan Singapura yang jumlah jam pengajarannya setiap
tahun lebih sedikit dibandingkan Indonesia. Prestasi Indonesia 411,
Malaysia prestasinya 508 dan Singapura 605, padahal jam pelajaran di
Indonesia adalah 169 jam rata-rata setiap tahun. Sedangkan Malaysia 120
jam dan Singapura hanya 112 jam. Bila nilai tersebut dikelompokkan
nilai 400-474 termasuk rendah, 475-549 termasuk menengah, 550-624
termasuk tinggi dan 625 termasuk tingkat lanjut. Nilai tersebut
merupakan hasil analisis pelaksanaan Trends In International
Mathematics and Sciences Study (TIMMS).”
Rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa pada bidang studi
matematika tidak hanya terlihat secara umum atau nasional. Dari hasil observasi
peneliti di MTs Al-Washliyah Sei Mencirim juga diperoleh nilai hasil Ujian
Nasional (UN) pada tahun ajaran 2009-2010 yang dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 1.1. Nilai UN Pada Tahun Ajaran 2009-2010 di MTs Al-Washliyah Sei
Mencirim
Nilai

B.Indonesia

B.Inggris

Matematika

IPA

Terendah

5,40

4,25

1,20

1,75

Tertinggi

8,80

8,75

8,00

9,25

Rata-Rata

8,09

9,36

7,23

8,63

Sumber : Data sekolah MTs Al-Washliyah Sei Mencirim

Dari data diatas terlihat bahwa perolehan nilai matematika terendah
masih dibawah perolehan nilai terendah bidang studi Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris dan IPA dan perolehan nilai matematika tertinggi juga masih dibawah
perolehan nilai tertinggi tiga bidang studi yang lain. Selain itu rata-rata perolehan
nilai matematika juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata bidang studi

3

yang lain sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa MTs. AlWashliyah Sei Mencirim dalam bidang studi Matematika lebih rendah daripada
beberapa bidang studi lainnya.
Khusus di kelas VII MTs. Al-Washliyah Sei Mencirim melalui test awal
diperoleh hasil 81,82 % atau 36 siswa dari 44 siswa belum mencapai nilai
ketuntasan hasil belajar yaitu 65. Dan juga diperoleh data hasil ujian semester
gasal dikelas VII tersebut bahwa 31 siswa dari 44 siswa mendapat nilai dibawah
65. Melalui data-data tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar matematika di
kelas VII MTs. Al-Wasliyah Sei Mencirim masih juga rendah.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar
matematika siswa diantaranya : Kurangnya minat siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa matematika
adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit. Salah seorang siswa di MTs
Al-Washliyah

Sei

Mencirim

melalui

wawancara

mengatakan

bahwa :

“Matematika adalah pelajaran yang sulit karena banyak rumusnya dan juga susah
dimengerti.” Pernyataan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Abdurrahman
(1999 : 252) bahwa : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa
baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan
belajar.” Banyaknya rumus dalam pelajaran matematika sering dianggap siswa
sebagai hal yang membuat matematika menjadi pelajaran yang sulit sehingga
kurang digemari. Holly Bears dalam Slavin (2008 : 193) juga menyatakan bahwa :
“Seringkali para siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika
menjadi sangat frustasi dan tidak bisa memahami pelajaran tersebut dan sebagai
akibatnya mereka gagal dalam ujian dan kuis.” Dari pernyataan-pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa pemikiran awal siswa terhadap matematika
berpengaruh terhadap minat belajar siswa, baik buruknya penguasaan konsep
matematika siswa dan juga terhadap nilai matematika siswa.
Faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya nilai matematika siswa
adalah kemampuan awal. Kemampuan awal matematika siswa yang minim juga
dapat mempengaruhi nilai matematika siswa seperti yang dinyatakan oleh Tim

4

MKPBM (2001 : 36) bahwa : “Kemampuan awal siswa merupakan faktor penentu
keberhasilan proses belajar sehingga jika seorang siswa belajar dengan terlebih
dahulu memiliki bekal kemampuan yang dipersyaratkan untuk mempelajari
sesuatu maka dia cenderung akan lebih berhasil tentang hal tersebut.” Jika siswa
memiliki kemampuan awal yang baik maka kemungkinan terbesar siswa akan
memperoleh hasil belajar yang baik pula dan begitu juga sebaliknya.
Untuk memperoleh hasil belajar yang baik tidak hanya dibutuhkan minat
dan kemampuan awal yang baik dari siswa. Peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran juga sangat diperlukan agar tercipta komunikasi dua arah antara
guru dan siswa sehingga kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam
pembelajaran dapat diselesaikan secara bersama-sama. Akan tetapi kenyataannya
hanya sedikit saja siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sejauh ini
aktivitas belajar matematika masih dikatakan rendah. Hal ini dapat dilihat dari
hasil observasi yang dilakukan oleh Suryanto dan Somerset seperti yang
diungkapkan oleh Soekisno (2009) dalam (http://kimfmipa.unnes.ac.id/home/61membangun_keterampilan_komunikasi_matematika.html) : “Hasil observasi dan
tes diagnostik yang dilakukan oleh Suryanto dan Somerset di 16 sekolah
menengah beberapa provinsi di Indonesia menginformasikan bahwa aktivitas
dan hasil tes pada mata pelajaran matematika sangat rendah.”
Rendahnya aktivitas belajar siswa ini bisa dipengaruhi oleh peran guru
dan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran
yang baik dan bervariasi juga perlu diperhatikan. Penggunaan model
pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan siswa merasakan situasi
belajar yang membosankan dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal
ini bisa berpengaruh terhadap

hasil belajar matematika siswa. Seperti yang

diungkapkan oleh Yuniarti (http://one.indoskripsi.com) bahwa:
“Kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan
kemampuan berfikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan
pengajaran bermakna dan metode yang digunakan kurang bervariasi, dan
sebagai akibatnya motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola
belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Ditambah lagi dengan
penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa
pasif dalam PBM.”

5

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Sukamti (dalam
http://etd.eprints.ums.ac.id/3375/1/A410040151.pdf.peningkatan_aktivitas_belajar
) bahwa :
“Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini, pada umumnya
menunjukkan guru senantiasa mendominasi kegiatan dan segala inisiatif
datang dari guru, sementara siswa dijadikan sebagai obyek untuk
menerima apa-apa yang dianggap penting dan menghafal materi yang
disampaikan oleh guru. Keadaan seperti ini, menunjukkan guru yang
lebih aktif sehingga aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan,
mencatat dan menjawab pertanyaan. Sehingga proses pembelajaran tidak
mendorong siswa untuk berfikir dan beraktivitas, bahkan cenderung
membosankan dan membuat siswa pasif dan menambah rasa takut.”

Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariatif ini juga terlihat
melalui pengamatan di kelas VII MTs. Al-Wasliyah Sei Mencirim saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar matematika dan wawancara peneliti
dengan guru bidang studi matematika di MTs. Alwashliyah Sei Mencirim yaitu
Ibu Dian Darmayanti S.Pd . Dari hasil pengamatan dan wawancara ini diperoleh
keterangan bahwa kegiatan pembelajaran matematika selama ini masih bersifat
teacher oriented dan tidak melibatkan siswa. Sebagian besar kegiatan
pembelajaran masih terpusat pada guru, dimana guru lebih banyak menjelaskan,
dan memberikan informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Menurut
beliau, hal itu dikarenakan kemampuan dasar matematika yang dimiliki anak
masih rendah. Hal ini mengakibatkan hanya beberapa orang siswa saja yang aktif
dalam mengikuti pembelajaran, seperti mengerjakan soal-soal ke depan ataupun
memberikan pendapat. Bahkan tidak sedikit siswa yang hanya menyalin jawaban
soal-soal dari temannya tanpa ia mengerti apa yang ia salin.
Pemilihan model pembelajaran

yang tepat dan menarik dapat

meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa. Selain itu guru juga harus bisa
memilih model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa ikut aktif dalam
proses belajar mengajar di kelas sehingga dengan demikian siswa tidak lagi hanya
duduk dan diam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru secara mutlak.
Jadi, proses belajar mengajar yang berlangsung tidak hanya terpusat pada aktivitas
guru. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Wina Sanjaya (2009 : 133) bahwa :

6

”Sesuai isi Pasal 19 PP No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian sesuai denagn bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.”
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar
matematika siswa seperti yan dinyatakan sebelumnya juga terlihat pada siswa
kelas VII M.Ts Alwashloiyah Sei Mencirim melalui hasil angket yang diberikan
pada saat observasi. Dari 44 siswa yang mengisi angket diperoleh data sebagai
berikut :
4 orang siswa

menggemari pelajaran matematika selebehinya

menyukai mata pelajaran lain.
17 orang siswa berpendapat bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan dan 12 orang siswa
menyatakan biasa saja lebihnya lain – lain.
39 orang siswa menyatakan bahwa pembelajaran matematika
selama ini dilakukan dengan mencatat dan mengerjakan soal
36 orang siswa menyatakan menginginkan pelajaran matematika
dilakukan dengan berdiskusi dan 5 orang siswa ingin banyak
praktikum dan demonstrasi
15 orang siswa menyatakan bahwa nilai matematika mereka adalah
di bawah 6 dan 23 orang menyatakan 6-7, selebihnya diatas 7.
Seluruh siswa berharap bahwa nilai matematika mereka dapat lebih
baik di masa yang akan datang
Dengan melihat jawaban siswa melalui angket tersebut untuk itu
diperlukan alternatif untuk memilih suatu model pembelajaran yang mampu
melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran

kooperatif

adalah

model

pembelajaran

yang

mengembangkan diskusi dan kerja kelompok serta memberikan aktivitas lebih
banyak pada siswa. Kelompok kooperatif lebih unggul dibandingkan kerja

7

kelompok pada umumnya karena kelompok kooperatif bersifat heterogen dalam
kemampuan dan adanya ketergantunga social. Muslimin (2000:16) mengatakan:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Slavin yang
menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul
dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalamanpengalaman individual atau kooperatif. Selain itu model pembelajarn
kooperatif memiliki keunggulan yaitu unggul dalam membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
Model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep IPA yang sulit terutama matematika, tetapi juga
sangat berguna menimbulkan kerja sama, berfikir kritis, kemampuan membantu
teman dan sebagainya. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif bertujuan
mengembangkan tingkah laku, aktifitas sekaligus membantu siswa dalam
pelajaran akademiknya. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe
dan salah satunya adalah TAI (Teams Assissted Individualization). TAI
merupakan pembelajaran kooperatif yang memadukan pembelajaran individu dan
pembelajaran kelompok. TAI juga merupakan pembelajaran yang dikembangkan
untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi dan dapat membantu
kesulitan belajar yang dialami tiap siswa sehingga kegiatan belajar mengajar akan
lebih menarik dan siswa terlibat di dalamnya. Oleh karena itu tidak hanya
melakukan pembelajaran secara individu tetapi juga secara berkelompok sehingga
diharapkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Slavin (2008 : 195) menuliskan beberapa materi pelajaran yang dapat
diajarkan dengan menggunakan model TAI. Beberapa diantaranya adalah :
geometri, penyelesaian masalah, aljabar, pengukuran, waktu dan ruang. Dalam
penelitian ini, peneliti akan mengambil materi aritmetika sosial yang tergolong
dalam jenis penyelesaian masalah. Dari hasil tes observasi diperoleh 65 % atau 22
siswa dari 34 siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan. Adapun kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada materi aritmetika
sosial adalah :


Siswa belum mampu memahami permasalahan dengan baik.



Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung.

8



Siswa belum mampu meyelesaikan suatu permasalahan secara
terstruktur.



Siswa belum paham menuliskan nominal uang secara baik.



Siswa belum paham dengan penggunaan rumus

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan
alur PTK yang berjudul : “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
(Teams Assissted Individualization) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan
Aktivitas Siswa pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial di Kelas VII MTs AlWashliyah Sei Mencirim.”

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka identifikasi masalah dalam penelitian
ini adalah :
a.

Hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Alwashliyah Sei
Mencirim pada pokok bahasan aritmetika sosial masih rendah.

b. Penerapan pembelajaran yang kurang variatif dengan materi pelajaran
matematika di MTs Alwashliyah Sei Mencirim.
c. Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru kurang melibatkan
siswa
d. Aktivitas belajar matematika siswa kelas VII MTs Alwashliyah Sei
Mencirim masih rendah.
e. Siswa mengalami kesulitan belajar padapokok bahasan

aritmetika

sosial.

1.3 Batasan Masalah
Sehubungan dengan adanya beberapa masalah yang teridentifikasi, maka
penulis membatasi masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial.

9

b. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI untk meningkatkan aktivitas
belajar matematika siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial.
c. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk mengatasi kesulitan
belajar matematika siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diungkapkan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Assisted Individualization (TAI) pada pokok bahasan aritmetika sosial
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas VII MTs
Alwashliyah Sei Mencirim?
b. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Assisted Individualization (TAI) pada pokok bahasan aritmetika sosial
dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa di kelas VII MTs
Alwashliyah Sei Mencirim?
c. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Assisted Individualization (TAI) pada pokok bahasan aritmetika sosial
dapat mengatasi kesulitan belajar matematika siswa di kelas VII MTs
Alwashliyah Sei Mencirim?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII
MTs Alwashliyah Sei Mencirim dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Assisted Idividualization (TAI) pada pokok
bahasan aritmetika sosial.
b. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa kelas
VII MTs Alwashliyah Sei Mencirim dengan penerapan model

10

pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Idividualization (TAI) pada
pokok bahasan aritmetika sosial.
c. Untuk mengatasi kesulitan belajar matematika siswa kelas VII MTs
Alwashliyah Sei Mencirim dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Assisted Idividualization (TAI) pada poko bahasan
aritmetika sosial.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan masukan bagi guru MTs Alwashliyah Sei Mencirim
dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan matematika.
b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sendiri sebagai calon guru
c. Sebagai bahan masukan kepada siswa agar berupaya meningkatkan
penguasaan pelajaran dan berusaha memperbaiki aktivitas dan hasil
belajar mereka.

87

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :
1.

Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal
aritmetika sosial adalah siswa kurang mampu memahami permasahan dengan
baik dan siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung serta
penggunaan rumus.

2.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assissted Individualization serta dengan aktif
merangsang siswa dengan pertanyaan dan pernyataan, memberikan motivasi,
memantau jalannya diskusi secara intensif, dan mengarahkan setiap siswa
untuk aktif dalam kelompoknya masing-masing.

3.

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI diperoleh
adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan
aritmetika sosial yakni dari 18,18 % pada tes awal menjadi 61,36% pada
akhir siklus I dan semakin meningkat menjadi 88,63% pada akhir siklus II.
Setelah analisis data siklus II dilakukan, diperoleh data bahwa ketuntasan
klasikal siswa telah tercapai.

4.

Setelah dilakukan observasi aktivitas siswa hasil analisis diperoleh bahwa
adanya peningkatan aspek-aspek aktivitas belajar yakni dari sikus I ke sikus
II aktivitas semakin meningkat dan menjadi ideal pada akhir sikus II.

5.

Dari hasil evaluasi siklus I dan siklus II diperoleh bahwa jumlah siswa yang
mengalami kesulitan belajar matematika khususnya pada pokok bahasan
aritmetika sosial mengalami penurunan.

6.

Dengan penerapan model pembelajaran koperatif tipe TAI pada pokok
bahasan aritmetika sosial di kelas VII MTs Alwashiyah Sei Mencirim dapat
meningkatkan hasi belajar dan aktivitas belajar matematika siswa serta dapat
mengatasi kesulitan belajar matematika siswa.

88

5.2 Saran
1.

Kepada guru matematika, mengajarkan materi aritmetika sosial atau topik
lain

dapat

menggunakan

strategi

pembelajaran

Team

Assissted

Individualization akan tetapi harus lebih memperhatikan jalannya proses
pembelajaran dan aktif merangsang siswa dan memotivasi agar siswa lebih
aktif dalam pembelajaran.
2.

Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau bertanya kepada
temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di rumah

3.

Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis diharapkan
mampu mengelola kelas dengan baik dan mampu mengembangkan penelitian
dengan mempersiapkan strategi.

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (1999), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka
Cipta, Jakarta
Arikunto, S, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi
IV, Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, S, (2008), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, dkk, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta
Dimyati
dan
Moedjiono,
(2006),
Pengertian
http://pgri1amlapura.co.cc/pengertianhasilbelajar

Hasil

Belajar,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed
Hamalik, Oemar, (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Ihsan, Fuad, (2001), Dasar – Dasar Kependidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Mulyati, dkk, (2006), Matematika untuk SMP Kelas VII, Penerbit Piranti Darma
Kalokatama, Jakarta
Nurhadi, (2004), Pemahaman Individu, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya
Noor,

(2008),
Prestasi
Matematika
Siswa
Indonesia,
http://www.sampoernafoundation.org/content/view/2008/105/lang.id

Nuharini, Dewi, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas SMP
dan MTs,Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta
Nuh,

http
Muhammad,
(2010),
Hasil
Ujian
Nasional,
://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/16552537/Foke.Prihatin..39.179.Si
swa.SMP.Gagal.UN

Prayitno dan Belferik M, (2010), Pendidikan Berkarakter dalam Pembangunan
Bangsa, Penerbit Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Medan

90

Rahmaida, Eka, (2010), Penerapan Pembelajaran Realistik dalam Peningkatan
Hasil Belajar dan Akivitas Matematika Siswa pada Pokok Bahasan
Bilangan di Kelas V SDN 107444 Sukatani Serdang Bedagai, FMIPA
UNIMED, Medan
Rochman, N, (2003), Evaluasi Pembelajaran, Penerbit Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Sujatmiko dan Lili N, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Menunjang
Kecakapan Hidup Siswa, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pengajaran Pembelajaran, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta
Sinaga, Bornok, (2008), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika
Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM- B3), Disertasi,
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung
Slavin, Robert E (2003), Cooperative Learning Theory, Riset dan Praktik, Nusa
Media, Jakarta
Sukardi, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Bumi aksara, Jakarta
Surya,
Mohammad,
(2008),
Hakikat
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/hakikatbelajar

Belajar,

Soegiyanto, (2009), Pembelajaran Inovatif, Bumi Aksara, Jakarta
Soekisno, (2009), Aktivitas Belajar, http://kimfmipa.unnes.ac.id/hom/61membangun_keterampilan_komunikasi.html
Sukanto,
Toety,
Pengertian
http://www.google.co.id=pengertian+belajar//whandi.net

Belajar,

Sahriulya, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N Tanjung
Pura, FMIPA UNIMED, Medan
Tim MKPBM, (2001), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICAUPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Bandung

91

Wibawa, Basuki, (2003), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta
Wahyudi,
Heru,
(2009),
Pembeljaran
http://heru2009/modelpembelajaranTAI

Yuniarti, (2008), http://one.indoskripsi.com

Tipe

TAI,

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI 2 SEMARANG

1 7 128

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KISARAN.

0 1 36

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENGARUH MEDIA ANIMASI FLASH DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA DIKLAT DKKTM.

0 0 64

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X 6

0 16 390

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

1 1 14