PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KISARAN.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR ILMU STATIKA DAN
TEGANGAN SISWA KELAS
X SMK NEGERI 2
KISARAN
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh : EKO SISWANTO
NIM. 5111511003
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
i
ABSTRAK
Eko Siswanto. NIM 5111511003. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kisaran . Skripsi. Fakultas Teknik–Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan pada kompetensi dasar Menerapkan besaran skalar, vektor, sistem satuan, dan hukum newton dan besaran vektor untuk memepresentasekan gaya, momen dan kopel di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran T.P. 2015/2016 yang berjumlah 35 siswa. Prosedur tindakan dikemas ke dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
Data penelitian diambil dari tes hasil belajar siswa, lembar observasi dan lembar kerja siswa (LKS). Hasil uji coba instrumen penelitian dari 30 soal pada siklus I terdapat 25 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 4 soal mudah, 16 soal sedang dan 5 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 5 soal buruk, 8 soal cukup, 11 soal baik, dan 1 soal baik sekali, uji reliabilitas tes didapat 0,88 (Sangat tinggi). Pada siklus II dari 30 soal diperoleh 25 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 1 soal mudah, 15 soal sedang dan 9 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 10 soal buruk, 11 soal cukup dan 4 soal baik, uji reliabilitas tes didapat 0,87 (sangat tinggi). Penelitian dikatakan berhasil diukur berdasarkan rata-rata komulatif aktivitas dan hasil belajar siswa memperoleh nilai minimal 75 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas 100 % siswanya tuntas.
Hasil penelitian menunjukkan perolehan aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 71,61 dengan persentase lulus 28,57 % meningkat pada siklus II dengan rerata kelas mencapai 82,25 dengan persentase lulus 100 %. Hasil Uji t menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas belajar yakni diperoleh t hitung (11,24) > t tabel (2.054) dengan taraf signifikan 5 %. Selanjutnya hasil belajar siswa, perolehan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 75,66 dengan persentase lulus 65,71 % meningkat pada siklus II menjadi 86,86 dengan persentase 100 %. Hasil Uji t menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar yakni diperoleh t hitung (6,80) > t tabel (2.054) dengan taraf signifikan 5 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeam Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran T.P. 2015/2016.
Kata Kunci :Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar.
(6)
ii
ABSTRACT
Eko Siswanto. Registration number 5111511003. Application of cooperative Learning Model Team Assisted Individualization (TAI) to Increase Activity and Learning Outcomes At The Statics Science and Voltage of Student Class X State Vocational High School 2 Kisaran Program The Architecture Engineering Expertise. Skripsi. Faculty of Technique - State University of Medan 2016.
This research represent the Research of Class Action aim to apply the study model which can improve the activity and the result of study subjects Science Statics and stress on basic competencies Applying scalar , vector , unit system , and Newton's laws and vectors for Presentation force , torque and coupling of Student Class X Program The Architecture Engineering Expertise of State Vocational High School 2 Kisaran in the teaching year 2015/2016 amounting to 35 students. Action procedure is created into two cycles which is each cycle consisted of twice meeting. Each cycle consisted by the planning step planning, acting, observing and reflecting.
File research taken away from the test of result learning student, sheet of observation and spread sheet student. Result of test-drive from research instrument 30 questions. At cycle I there are 25 valid question, test the difficulty level there are 4 easy question, 16 medium question and 5 difficult question, the distinguishing energy test got 5 ugly question, 8 question enough, 11 good question,and 1 very good question, the reliability test got 0,88 (very high). At cycle II from 30 questions obtained 25 valid question, the test difficulty level there are 1 easy question, 15 medium question and 9 difficult question, the distinguishing energy test got 10 ugly question, 11 enough question and 4 good problem, the reliability test got 0,87 (very high). Research told to succeed measured by pursuant to mean of cumulative activity and the result of learning student get the minimum value 75 and complete by classical if all class 100% the students are complete.
Result of research show activity learn student at cycle I equal to 71,61 with percentage pass 28,57 % mounting at cycle II with tired class average 82,25 with percentage pass 100 %. Result of test t show the significant improvement to learning activity that is obtained t (11,24)> t table (2,054) with significant level 5 %. Hereinafter result of learning student, at cycle I Mean result of learning student at tired cycle I 75,66 with percentage pass 65,71 % mounting at cycle II become 86,86 with percentage 100 %. Result of test t show the significant improvement to result learning that is obtained t( 6,80) > t table ( 2.054) with significant level 5 %. Pursuant to inferential research the result that with the application of cooperative Learning Model Team Assisted Individualization (TAI) can improve the activity and result of learning student at Statics science and Voltage of Student Class X Program The Architecture Engineering Expertise State Vocational High School 2 Kisaran in the teaching year 2015/2016.
Keyword: Cooperative Learning Model Team Assisted Individualization (TAI), Student Activity and Result of Learning.
(7)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan dan hikmat sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul :
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kisaran” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Teknik.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun tutur bahasanya. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini.
Dalam proses penyusunan Skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan dan informasi. Dalam kesempatan ini peneliti tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Drs. Parlaungan Hutagaol, M.Pd, selaku dosen pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan waktu, nasehat, bimbingan serta masukan dan saran yang sangat berharga dalam penyusunan Skripsi ini.
2. Ibu Rosneli, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 3. Drs. Asri Lubis, ST, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan.
4. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.
(8)
iv
5. Drs. Nono Sebayang ST., M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
6. Drs. Sempurna Perangin-angin M.Pd, selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing Peneliti selama mengikuti Perkuliahan di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
7. Drs. Ronal Butar-butar, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan saran untuk perbaikan pada Skripsi ini.
8. Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan saran untuk perbaikan pada Skripsi ini.
9. Bapak/Ibu Dosen dan staf tata usaha beserta jajarannya di lingkungan Universitas Negeri Medan, khususnya di Fakultas Teknik.
10. Pihak SMK Negeri 2 Kisaran khususnya Kepala Sekolah Bapak Harun Arsid M.Si, Drs. Ponidi Selaku PKS I bidang kurikulum, Ibu Dra. Sondang Sibagariang selaku Ketua Jurusan TGB sekaligus guru mitra yang telah membantu untuk mengadakan obeservasi dan penelitian.
11. Teristimewa kepada kedua orang tua terbaik, Ayahanda Armin Krisdianto dan Ibunda Dewi Asnah yang telah membesarkan, membina, mendidik, memberikando’a,dukungan dan semangat kepada peneliti sampai saat ini. 12. Teruntuk adik-adikku Dede Prasetyo, Tri Nindia Utami dan Aditya yang telah
memberikando’a,dukungan dan semangat kepada peneliti sampai saat ini. 13. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan khususnya stambuk
2011 yang telah memberi dukungan dan motivasi.
14. Senior-senior PTB yang telah memberikan bantuan, masukan dan saran.
(9)
iv
15. Abang Tengku muhammad teguh, Zoel avarel, Rian Handoko serta keluarga besar Anggi Barbel Gym yang telah banyak memberikan motivasi dan doanya.
16. Khususnya Mas Zek and Friends yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, bantuan, dukungannya serta doa dan nasehatnya.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti memohon maaf atas keterbatasan yang ada. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju keberhasilan di dalam dunia pendidikan. Akhir kata peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
Medan, Januari 2016 Peneliti,
Eko Siswanto NIM. 5111511003
(10)
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PERUMUSAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kerangka Teoritis... 13
1. Hakikat Aktivitas Belajar... 13
2. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Statika dan Tegangan ... 17
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif... 21
a. Model Pembelajaran Kooperatif tipe team Assisted Individualization (TAI) ... 22
(11)
iv
b. Karakteristik Model PembelajaranTeam Assisted
Individualization (TAI)... 24
c. Kelebihan Model Pembelajaran TAI ... 25
d. Kelemahan Model Pembelajaran TAI ... 26
e. Langkah-langkah Model Pembelajaran TAI... 26
B. Penelitian yang Relevan ... 28
C. Kerangka Berpikir ... 31
D. Hipotesis Tindakan... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35
C. Partisipan Penelitian... 36
D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 36
E. Desain Penelitian ... 38
F. Prosedur Penelitian... 39
G. Teknik Pengumpulan Data... 46
1. Tes... 46
2. Obeservasi... 48
H. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 50
1. Validitas Tes ... 51
2. Uji Reliabilitas Tes ... 52
3. Uji Tingkat Kesukaran Tes ... 53
(12)
iv
4. Uji Daya Pembeda Tes ... 54
I. Teknik Analisis Data ... 56
J. Indikator Keberhasilan ... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Siklus I ... 61
1. Tahap Perencanaan... 61
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 62
3. Tahap Pengamatan ... 65
4. Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang... 68
B. Siklus II ... 70
1. Tahap Perencanaan ... 70
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 71
3. Tahap Pengamatan... 74
4. Tahap Refleksi... 77
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78
1. Analisa Peningkatan Aktivitas Belajar ... 79
2. Analisa Peningkatan Hasil Belajar ... 80
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83
B. Implikasi ... 85
C. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN...
(13)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar Mata Diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 2
Kisaran ... 5 Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan Dalam Model Pembelajran TAI ... 26 Tabel 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 42 Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Materi Besaran Skalar, Vektor, Sistem satuan dan
Hukum Newton (siklus I) ... 47 Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Materi Besaran Vektor Untuk Mempresentasikan Gaya,
Momen dan Kopel (siklus II) ... 47 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tes ... 48 Tabel 3.5 Format Observasi Aktivitas Siswa Saat KBM ... 48 Tabel 3.6 Kisi-kisi Tes Materi Besaran Skalar, Vektor, Sistem satuan dan
Hukum Newton Setelah Uji Coba (siklus I) ... 56 Tabel 3.7 Kisi-kisi Tes Materi Besaran Vektor Untuk Mempresentasikan Gaya,
Momen dan Kopel Setelah uji Coba (siklus II) ... 56 Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Tes... 59 Tabel 4.1 Rincian Waktu Pelaksanaan penelitian ... 61
(14)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 38
Gambar 4.1 Histogram Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... 67
Gambar 4.2 Histogram Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 70
Gambar 4.3 Histogram Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus II... 79
Gambar 4.4 Histogram Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II... 82
Gambar 4.5 Histogram Nilai Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 87
(15)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ... 91
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 93
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 101
4. Naskah Pembelajaran Siklus I ... 109
5. Naskah Pembelajaran Siklus II ... 124
6. Tes Hasil Belajar Siklus I... 135
7. Tes Hasil Belajar Siklus II ... 140
8. Kunci Jawaban Siklus I... 147
9. Kunci Jawaban Siklus II ... 148
10. Lembar Jawaban Siklus I ... 149
11. Lembar Jawaban Siklus II... 150
12. Lembar Kerja Siswa (Siklus I)... 151
13. Lembar Kerja Siswa (Siklus II) ... 153
14. Perhitungan Uji Validitas Tes, Reliabilitas Tes, Indeks Kesukaran Tes dan Daya Pembeda ... 161
15. Tabel Uji Validitas Siklus I... 170
16. Tabel Uji Validitas Siklus II ... 171
17. Tabel Uji Reliabilitas Siklus I... 172
18. Tabel Uji Reliabilitas Siklus II... 173
19. Tabel Indeks Kesukaran Tes Siklus I... 174
20. Tabel Indeks Kesukaran Tes Siklus II ... 175
21. Tabel Daya Pembeda Siklus I ... 176
(16)
xii
22. Tabel Daya Pembeda Siklus II... 177
23. Lembar Obeservasi Aktivitas Siswa Pert.1 Siklus I ... 178
24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pert. 2 Siklus I ... 179
25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pert. 1 Siklus II ... 180
26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pert. 2 Siklus II ... 181
27. Tabel Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 182
28. Tabel Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 183
29. Tabel Perolehan NilaiPostestHasil Belajar Siswa Siklus I ... 184
30. Tabel Perolehan NilaiPostestHasil Belajar Siswa Siklus II... 185
31. Uji t Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa ... 186
32. Uji Normalitas Data Penelitian ... 191
33. Uji Homogenitas Data Penelitian... 199
34. Tabel Nilai-Nilai r... 204
35. Tabel Nilai Distribusi t... 205
36. Tabel Nilai Kritis L Uji Lilliefors ... 206
37. Tabel Nilai Persentil Distribusi F... 207
38. Tabel Distribusi Normal Kumulatif Z... 212
(17)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaanya. Pendidikan juga diartikan sebagai hasil, dimana pendidikan itu merupakan wahana untuk membawa peserta didik mencapai tingkat perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya. Pendidikan sebagai proses dan sebagai hasil dalam pelaksanaannya sangat memerlukan adanya pengkajian yang mendalam dan komprehensif agar proses untuk mencapai hasil yang dicapai dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai manusia mulia.
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam UUD No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
(18)
2
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dibidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. SMK bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan profesional untuk memasuki lapangan kerja sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi.
Hal ini sesuai dengan Spektrum Sekolah Menengah Kejuruan (2008), SMK memiliki tujuan untuk : (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, (3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri, maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, (4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya.
(19)
3
Berdasarkan tujuan Sekolah Menengah Kejuruaan di atas, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memiliki karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi dan mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, UNESCO telah mengemukakan empat pilar pembelajaran yang terdiri dari learning to know/learning to learn (belajar yang tidak hanya berotientasi pada produk atau hasil, tetapi harus berorientasi kepada proses), learning to do (belajar untuk berbuat), learning to be (belajar untuk bekerja sama). Keempat pilar tersebut perlu dikembangkan di lembaga formal termasuk di SMK dalam upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu.
Keempat pilar tersebut memang sangat berpengaruh dalam pendidikan khususnya SMK. Terlebih pada pilar learning to do (belajar untuk berbuat). Karena pada pilar learning to do, belajar bukan hanya mendengar dan melihat dengan tujuan pencapaian pengetahuan, tetapi juga belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam era persaingan global.
Untuk dapat mewujudkan learningto dotersebut di dalam kelas, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah guru seharusnya lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan pelajaran sehingga dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas dan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan penyajian pembelajaran yang bervariasi siswa akan lebih tertarik dan tidak cepat merasa bosan pada proses belajar mengajar.
(20)
4
Tidak jarang siswa menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan yang melelahkan bukan sebagai proses untuk memperdalam ilmu. Untuk itu guru sebaiknya berupaya membangkitkan pastrisipasi siswa agar siswa lebih bisa aktif dan kreatif dalam belajar di dalam kelas.
Pada kenyataannya di lapangan, masih banyak guru yang kurang kreatif dan bervariasi dalam menyampaikan materi pada proses belajar mengajar. Peneliti juga menemukan kenyataan di lapangan bahwa guru masih melakukan pendekatan Teacher Centre Learning (TCL) dimana guru hanya menggunakan metode ceramah saja dalam proses belajar mengajar sedangkan siswa hanya mendengar dan memperhatikan penjelasan guru tanpa terlibat aktif dalam proses belajar sehingga pembelajaran hanya bersifat satu arah yang hanya didominasi oleh guru.
Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran setelah dilakukan observasi pada tanggal 16 Mei 2015 yang belum sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimum sebagaimana yang ditetapkan sekolah untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator mata pelajaran yaitu nilai (skor) lebih besar atau sama dengan (≥)
kriteria ideal ketuntasan sebesar≥ 75.
Berikut daftar nilai peserta didik berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari guru mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan kelas X Program keahlian Teknik Gambar Bangunan T.P. 2014/2015 pada kompetensi dasar
(21)
5
menerapkan besaran vektor untuk mempresentasekan gaya, momen dan kopel dapat dilihat persentase yang diperoleh peserta didik adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar Mata Diklat Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran
(sumber :Guru Mata Diklat Ilmu Statika dan Tegangan)
Melihat daftar hasil belajar di atas dapat dijelaskan bahwa, persentase hasil belajar siswa belum semuanya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥75. Pada tahun 2014/2015, terdapat 23,52% (8 orang) tidak kompeten, 35,29% (12 orang) cukup kompeten, 26,48% (9 orang) kompeten, dan 14,71% (5 orang) sangat kompeten. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Mata Diklat Ilmu Statika dan Tegangan masih tergolong rendah dan perlu adanya peningkatan hasil belajar.
Informasi lain yang diperoleh peneliti pada saat melakukan observasi dilapangan adalah aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari sedikitnya siswa yang merespon pembelajaran, sebagian dari mereka masih terlihat pasif. Pasifnya siswa dalam proses belajar dapat mengakibatkan kurang terlatihnya skill dalam berbicara, bekerja sama, mengemukakan pendapat, dan bahkan dapat mengakibatkan kurangnya ilmu pengetahuan yang dapat di transfer oleh siswa sendiri serta
Tahun
Pelajaran Nilai
Jumlah
Siswa Persentasi Keterangan
2014 / 2015
< 75 8 23,52 % Kurang Kompeten 75–79 12 35,29% Cukup Kompeten 80–89 9 26,48% Kompeten 90–100 5 14,71% Sangat Kompeten
(22)
6
menimbulkan kejenuhan dalam belajar yang akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar yang belum optimal disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:54), Ada dua faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal. 1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri, terbagi menjadi tiga yaitu faktor jasmani (mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (mencakup inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan 2) faktor eksternal adalah faktor yang diluar diri siswa, terbagi menjadi tiga, yaitu faktor keluarga (mencakup cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan) faktor sekolah (mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pengajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode atau model mengajar dan tugas rumah) faktor masyarakat (mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, tempat bergaul dan kehidupan masyarakat.
Dari sekian banyaknya faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa, metode atau model mengajar guru menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat diperlukan langkah-langkah yang sistematis untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Hal yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar siswa dapat berfikir keritis, logis, dan dapat
(23)
7
memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Dalam pembelajaran dikenal berbagai model pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif merupakan metode mengajar yang memanfaatkan kelompok-kelompok kecil menjadi wadah bagi para siswa untuk memperoleh informasi baru. Sebagian guru berfikir bahwa mereka sudah menerapkan cooperative learning tiap kali menyuruh siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Akan tetapi kebanyakan guru belum memperhatikan adanya aktivitas kelas yang terstruktur sehingga peran setiap anggota kelompok belum terlihat.
Dari uraian di atas, peneliti menganalisis terhadap permasalahan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran, diperlukan adanya suatu inovasi terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas, sebagai alternatif pemecahan masalah di kelas tersebut. Peneliti merencanakan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization(TAI).
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E.Slavin dalam karyanya Cooperative Learning: Teori, Riset,dan Praktik. Slavin (2005:187) memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran dibalik individualisasi pembelajaran adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari
(24)
8
pelajaran tersebut, dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode tersebut. Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu.
Model pembelajaran tipe ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar model pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dengan memperhatikan pentingnya model pembelajaran yang digunakan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kisaran”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu :
(25)
9
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan masih rendah.
2. Pendekatan yang dilakukan oleh guru cenderung pendekatan TCL dimana proses belajar mengajar di kelas lebih didominasi oleh guru sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung satu arah.
3. Hasil belajar Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X Program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran masih rendah.
4. Guru belum menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization pada mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Kisaran
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, serta mempertimbangkan keterbatasan waktu dan dana serta luasnya cakupan masalah, maka masalah yang diteliti dibatasi hanya pada :
1. Penelitian dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatife tipeTeam Assisted Individualization(TAI).
2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016.
3. Kompetensi dasar yang diteliti adalah menerapkan besaran vektor, sistem satuan, dan hukum newton dan menerapkan besaran vektor untuk mempresentasekan gaya, momen dan kopel.
(26)
10
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan setelah dibatasi masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization(TAI) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Banguna SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Banguna SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan utama dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Banguna SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization(TAI).
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar
(27)
11
Banguna SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization(TAI).
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teori untuk memperkaya wawasan dalam pemilihan model pembelajaran untuk mendalami pengetahuan dan pengalaman sebagai pendidik atau pengajar khususnya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
1. Meningkatkan pengetahuan guru mengenai penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TAI dalam mengajar.
2. Memberikan pandangan baru tentang pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ilmu statika dan tegangan.
3. Memberikan motivasi guru agar semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran
b. Bagi siswa
1. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ilmu statika dan tegangan.
2. Memberikan pengalaman belajar yang baru kepada siswa dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
(28)
12
3. Membentuk sikap tanggung jawab, kerjasama, aktif, dan keratif antara siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.
c. Bagi sekolah
Memberikan pemikiran baru kepada sekolah dalam mengembangkan pembelajaran yang menarik, kreatif dan mudah dipahami oleh siswa. d. Bagi peneliti
1. Melatih dan menambah pengalaman bagi mahasiswa dalam pembuatan karya ilmiah.
2. Sebagai masukan bagi mahasiswa calon guru untuk menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.
(29)
83
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Persentase aktivitas belajar siswa setelah dilaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI mengalami peningkatan. Hali ini dapat dibuktikan bahwa pada siklus I terdapat 25 siswa dalam kategori kurang aktif dengan persentase 71,43 % dan 9 siswa pada kategori cukup aktif dengan persentase 25,71 % dan 1 siswa dalam kategori aktif dengan persentase 2,86 % sedangkan pada siklus II diketahui bahwa tidak ada siswa dalam kategori kurang aktif dan 8 siswa pada kategori cukup aktif dengan persentase 25,86 % dan 23 siswa dalam kategori aktif dengan persentase 65,71 % sedangkan dalam kategori sangat aktif terdapat 4 siswa dengan persentase 11,43 %. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 71,61 dengan persentase lulus 28,57 % meningkat pada siklus II dengan rerata kelas mencapai 82,25 dengan persentase lulus 100 %. Hasil Uji t menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas belajar yakni diperoleh t hitung (11,24) > t tabel (2.054) dengan taraf signifikan 5 %. Oleh karena itu, penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas belajar
(30)
84
siswa pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran. 2. Persentase hasil belajar siswa setelah dilaksanakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI mengalami peningkatan. Hali ini dapat dibuktikan bahwa pada siklus I terdapat 12 siswa dalam kategori kurang kompeten dengan persentase 34,29 % dan 9 siswa pada kategori cukup kompeten dengan persentase 25,71 % dan 14 siswa dalam kategori kompeten dengan persentase 40 %, sedangkan pada siklus II diketahui bahwa tidak ada siswa dalam kategori kurang kompeten, 2 siswa pada kategori cukup kompeten dengan persentase 5,71 % dan 21 siswa dalam kategori kompeten dengan persentase 60 % sedangkan dalam kategori sangat kompeten terdapat 12 siswa dengan persentase 39,29%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 75,66 dengan persentase lulus 65,71 % meningkat pada siklus II menjadi 86,86 dengan persentase 100 %. Hasil Uji t menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar yakni diperoleh t hitung (6,80) > t tabel (2.054) dengan taraf signifikan 5 %. Oleh karena itu, penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran.
(31)
85
B. Implikasi
Model pembelajaran kooperatif tipeTeam Assisted Individualization(TAI) merupakan model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Pembelajaran ini dibagi ke dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal, guru mata pelajaran memberikan salam dan memeriksa kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa tentang pentingnya materi pelajaran dan membangkitkan pengetahuan awal siswa, menjelaskan langkah langkah model Pembelajaran Kooperatif TAI di kelas dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
Pada tahap inti yaitu penerapan model pembelajaran Kooperatif TAI diawali dengan guru menjelaskan materi serta mengembangkan pemikiran siswa agar dapat menggali kemampuan individu dirinya dalam memecahkan suatu masalah. Guru membimbing dan mengkondisikan siswa untuk mengamati, menyelidiki, menganalisis topik yang dipelajari sehingga mereka menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilannya berdasarkan kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang harus dikerjakan dan mendorong sikap keingintahuan siswa melalui kegiatan bertanya.
(32)
86
Setelah semua siswa memperhatikan materi pelajaran yang telah diberikan kemudian guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok Heterogen setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian kelompok belajar ini disesuaikan dengan jumlah siswa yang memiliki kemampuan dan daya tangkap yang berbeda, setiap kelompok ada siswa yang memiliki kemampuan Tinggi, Sedang, dan Rendah. Data kemampuan siswa tersebut didapatkan melalui hasil Pretest yang terlebih dahulu dilaksanakan sebagai tes penempatan. Setelah kelompok dibagi, guru memberikan soal LKS kepada masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal tersebut secara individu terlebih dahulu apabila menemukan kesulitan maka diskusikan pada teman sekelompoknya. Pada saat siswa mengerjakan soal yang diberikan guru, guru dan peneliti mengamati terus menerus aktivitas yang dilakukan siswa.
Kemudian guru mengarahkan dan memberikan kesempatan kepada kelompok untuk saling mengkoreksi hasil pekerjaan anggota kelompoknya dan mencari penyelasaiaan yang benar dan guru memberikan bantuan kepada siswa yang memerlukannya, kemudian guru mempersilahkan kepada kelompok yang terbaik untuk mempresentasikan hasil dari diskusinya. Guru dan peneliti memantau aktivitas yang dilakukan siswa.
Setelah selesai mempresentasikan hasil diskusi, guru dan siswa mengadakan refleksi (umpan balik) dalam bentuk tanya jawab mengenai kesulitan yang dihadapi siswa dan memberikan pemecahannya, mengaitkan pembelajaran kedalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses refleksi siswa mengevaluasi pengatahuan atau pengalaman lama dengan pengetahuan yang
(33)
87
baru. Kemudian guru melakukan penilaian terhadap hasil jawaban dan presentasi siswa dan memberikan penghargaan berupa penguatan kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi.
Pada tahap penutup, guru dan siswa menyimpulkan pelajaran yang telah berlangsung. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya dan menugaskan siswa untuk mencari informasi dan bahan materi yang akan dipelajari selanjutnya.. dengan demikian Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat mengajak dan membawa siswa akan lebih aktif, bersemangat dalam menggali kemampuan individu, menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki, bertanya, berdiskusi, menganalisis dan mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dalam mengikuti proses pembelajaran karena Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ini berpusat pada siswa (student centered).
C. Saran
Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepala SMK Negeri 2 Kisaran
Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi sekolah, maka diharapkan mendukung pelaksanaan secara berkesinambungan sebagai referensi yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran lain.
2. Bagi Guru
Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI sebagai suatu alternatif dalam mata
(34)
88
pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru diharapkan mampu menjadi fasilitator yang terus-menerus membimbing siswa dalam membangun sendiri pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan materi pembelajaran.
3. Bagi Siswa
Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah diharapkan siswa dapat menggali kemampuan individu yang dimiliki dan mengembangkan rasa kepercayaan diri. Dengan demikian siswa diharapkan memiliki keaktifan belajar yang tinggi di dalam menerima suatu materi pelajaran dengan konsep pembelajaran Kooperatif Tipe TAI, hal ini akan berdampak positif bagi hasil belajar siswa itu sendiri.
(35)
89
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2009.Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfa Beta
Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2011).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Rev.ed). Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2009).Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. (2009).Pembelajaran Kooperatif.Yogyakarta : Pustaka Belajar
Isnaini, Muhammad. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe
Team Asisted Individualization (TAI) untuk menigkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar membaca dan mengidentifikasi komponen Elektronika siswa kelas X Teknik Audio Vidio SMK Swasta Bandung Kab. Deli
serdang Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi Fakultas Teknik UNIMED. Medan
Panjaitan, Thoga. (2013). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team
Accelerated Instruction (TAI) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ilmu statika dan tegangan pada kelas X Bidang Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK N 2 Siatas Barita T.A 2013/2014”. Skripsi
Fakultas Teknik UNIMED. Medan
Purba, R.Perhitungan Statika Bangunan. Bandung: Angkasa.
Purwanto. 2008.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi 2. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. 2009.Konsep Dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman, A.M. (2011).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Slameto. (2003).Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta
(36)
90
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Bandung: Nusa Media
Sudjana, Nana. (2005).Metode Statistika. Bandung: Taksito
. (2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Rnd. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. (2009). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Perpustakaan Nasional.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). 2003 Manajemen Pendidikan : PT. Rineka Cipta.
(1)
B. Implikasi
Model pembelajaran kooperatif tipeTeam Assisted Individualization(TAI) merupakan model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Pembelajaran ini dibagi ke dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal, guru mata pelajaran memberikan salam dan memeriksa kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa tentang pentingnya materi pelajaran dan membangkitkan pengetahuan awal siswa, menjelaskan langkah langkah model Pembelajaran Kooperatif TAI di kelas dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
Pada tahap inti yaitu penerapan model pembelajaran Kooperatif TAI diawali dengan guru menjelaskan materi serta mengembangkan pemikiran siswa agar dapat menggali kemampuan individu dirinya dalam memecahkan suatu masalah. Guru membimbing dan mengkondisikan siswa untuk mengamati, menyelidiki, menganalisis topik yang dipelajari sehingga mereka menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilannya berdasarkan kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang harus dikerjakan dan mendorong sikap keingintahuan siswa melalui kegiatan bertanya.
(2)
86
Setelah semua siswa memperhatikan materi pelajaran yang telah diberikan kemudian guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok Heterogen setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian kelompok belajar ini disesuaikan dengan jumlah siswa yang memiliki kemampuan dan daya tangkap yang berbeda, setiap kelompok ada siswa yang memiliki kemampuan Tinggi, Sedang, dan Rendah. Data kemampuan siswa tersebut didapatkan melalui hasil Pretest yang terlebih dahulu dilaksanakan sebagai tes penempatan. Setelah kelompok dibagi, guru memberikan soal LKS kepada masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal tersebut secara individu terlebih dahulu apabila menemukan kesulitan maka diskusikan pada teman sekelompoknya. Pada saat siswa mengerjakan soal yang diberikan guru, guru dan peneliti mengamati terus menerus aktivitas yang dilakukan siswa.
Kemudian guru mengarahkan dan memberikan kesempatan kepada kelompok untuk saling mengkoreksi hasil pekerjaan anggota kelompoknya dan mencari penyelasaiaan yang benar dan guru memberikan bantuan kepada siswa yang memerlukannya, kemudian guru mempersilahkan kepada kelompok yang terbaik untuk mempresentasikan hasil dari diskusinya. Guru dan peneliti memantau aktivitas yang dilakukan siswa.
Setelah selesai mempresentasikan hasil diskusi, guru dan siswa mengadakan refleksi (umpan balik) dalam bentuk tanya jawab mengenai kesulitan yang dihadapi siswa dan memberikan pemecahannya, mengaitkan pembelajaran kedalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses refleksi siswa mengevaluasi pengatahuan atau pengalaman lama dengan pengetahuan yang
(3)
baru. Kemudian guru melakukan penilaian terhadap hasil jawaban dan presentasi siswa dan memberikan penghargaan berupa penguatan kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi.
Pada tahap penutup, guru dan siswa menyimpulkan pelajaran yang telah berlangsung. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya dan menugaskan siswa untuk mencari informasi dan bahan materi yang akan dipelajari selanjutnya.. dengan demikian Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat mengajak dan membawa siswa akan lebih aktif, bersemangat dalam menggali kemampuan individu, menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki, bertanya, berdiskusi, menganalisis dan mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dalam mengikuti proses pembelajaran karena Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ini berpusat pada siswa (student centered).
C. Saran
Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepala SMK Negeri 2 Kisaran
Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi sekolah, maka diharapkan mendukung pelaksanaan secara berkesinambungan sebagai referensi yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran lain.
2. Bagi Guru
Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI sebagai suatu alternatif dalam mata
(4)
88
pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru diharapkan mampu menjadi fasilitator yang terus-menerus membimbing siswa dalam membangun sendiri pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan materi pembelajaran.
3. Bagi Siswa
Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah diharapkan siswa dapat menggali kemampuan individu yang dimiliki dan mengembangkan rasa kepercayaan diri. Dengan demikian siswa diharapkan memiliki keaktifan belajar yang tinggi di dalam menerima suatu materi pelajaran dengan konsep pembelajaran Kooperatif Tipe TAI, hal ini akan berdampak positif bagi hasil belajar siswa itu sendiri.
(5)
89 Jakarta: Rineka Cipta.
. (2011).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Rev.ed). Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2009).Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. (2009).Pembelajaran Kooperatif.Yogyakarta : Pustaka Belajar
Isnaini, Muhammad. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe
Team Asisted Individualization (TAI) untuk menigkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar membaca dan mengidentifikasi komponen Elektronika siswa kelas X Teknik Audio Vidio SMK Swasta Bandung Kab. Deli
serdang Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi Fakultas Teknik UNIMED. Medan
Panjaitan, Thoga. (2013). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team
Accelerated Instruction (TAI) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ilmu statika dan tegangan pada kelas X Bidang Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK N 2 Siatas Barita T.A 2013/2014”. Skripsi Fakultas Teknik UNIMED. Medan
Purba, R.Perhitungan Statika Bangunan. Bandung: Angkasa.
Purwanto. 2008.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi 2. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. 2009.Konsep Dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman, A.M. (2011).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Slameto. (2003).Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta
(6)
90
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Bandung: Nusa Media
Sudjana, Nana. (2005).Metode Statistika. Bandung: Taksito
. (2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Rnd. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. (2009). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Perpustakaan Nasional.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). 2003 Manajemen Pendidikan : PT. Rineka Cipta.